MERDEKA BELAJAR
MAKALAH
Dosen Pengampu:
Maftucha, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 9 PGMI 6B
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta taufik dan
hidayahNya, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kegiatan
Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Merdeka Belajar”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan terang benderang ini yaitu Agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Maftucha M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Tematik Terpadu
yang sangat tulus dan ikhlas memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada kami.
2. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pemyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk penyempurna makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan ....................................................................... 3
B. Unsur-unsur Kegiatan Inti....................................................................................... 6
C. Unsur-unsur Kegiatan Penutup .............................................................................. 8
D. Menyusun kegiatan pembelajaran tematik terpadu ................................................. 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan SD harus memperhatikan karakteristik
peserta didik yang menghayati pengalaman belajar sebagai satu kesatuan yang utuh.
Pengemasan pembelajaran dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual, baik didalam maupun antar mata pelajaran akan memberi
peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna. Pengalaman
belajar dalam kurikulum sebelumnya, yang cenderung disipliner, sarat beban materi
kognitif, over lapping antar materi yang sama di mata pelajaran berbeda, kesemuanya
merupakan alasan pembelajaran tematik penting diterapkan di SD.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran tematik berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas
bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.
Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami
masalah yang kompleks dilingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh, sehingga
peserta didik memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan
menggunakan informasi yang ada disekitarnya secara lebih bermakna.
Perkembangan industri 4.0 menjadikan ilmu pengetahuan mengalami transformasi
yang pesat di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Digitalisasi pendidikan
merupakan potensi pembelajaran secara optimal dapat dilakukan melalui kurikulum.
Seiring berjalannya waktu pendidikan pun semakin berkembang dan beberapa kali telah
mengalami perubahan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia menggunakan kurikulum
2013, peserta didik dilatih untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar disajikan
dalam bentuk pendekatan tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan?
2. Bagaimana Unsur-unsur Kegiatan Inti?
3. Bagaimana Unsur-unsur Kegiatan Penutup?
4. Bagaimana Menyusun kegiatan pembelajaran tematik terpadu?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan?
2. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kegiatan Inti?
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kegiatan Penutup?
4. Untuk mengetahui Penyusunan kegiatan pembelajaran tematik terpadu?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-
langkah belajar peserta didik,sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.
1
Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, 2019. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
(SD/MI), UIN Mataram: Mataram, hal. 75-77
3
Tujuan khusus membuka pelajaran adalah sebagai berikut:
4
atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep
pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan
dipelajari.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengkomunikasikan
Gagasan antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru dan hasil
ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik.
5
c. Membandingkan atau mempertentangkan antara pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru.2
2
Fitri Siti Sundari, dkk. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Pakuan: Bogor. Hal. 26-29
3
Sukayati dan Sri Wulandari, 2009. Pembelajaran Tematik di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika: Yogyakarta. Hal. 32
6
dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya kmpetensi tersebut dikuasai oleh
peserta didik.
2. Menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam mempelajari tema/topik atau materi pembelajaran yang telah ditentukan.
Kegiatan belajar hendaknya lebih berorientasi atau mengutamakan aktivitas peserta
didik yang berkadar tinggi. Guru hanya sebagai fasiliator yang memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk mencari
dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya, sehingga prinsip-prinsip belajar
sesuai dengan ‘konstruktifvisme’ hendaknya dilaksanakan dalam pembelajaran
tematik.4
Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan dalam pembelajaran secara
sistematis sebagai berikut:
a. Menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam mempelajari tema/topik atau materi pembelajaran yang telah
ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih berorientasi atau mengutamakan
aktivitas peserta didik yang berkadar tinggi. Guru hanya sebagai fasiliator yang
memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik
diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya, sehingga
prinsip-prinsip belajar sesuai dengan ‘konstruktifvisme’ hendaknya dilaksanakan
dalam pembelajaran tematik.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan
belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-
topik maupun kemampuan tersebut. Contoh, jika dalam pembelajaran yang
digunakan cenderung diskusi, maka guru harus menyampaikan bagaimana teknik/
prosedur diskusi tersebut. Atau jika yang digunakan cenderung eksperimen, maka
guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen, atau jika belajar
cenderung belajar kelompok maka guru membentuk kelompok dan harus
menyampaikan teknik/prosedur belajar kelompok tersebut begitu pula dengan
4
Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
(SD/MI), hal. 77-78
7
strategi-strategi yang lainnya. Jika siswa sudah dianggap memahami teknik
tersebut, maka guru tidak pelu lagi menjelaskan teknik tersebut.
c. Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran.
Prosedur kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Pembahasan atau penyampaian materi pelajaran harus
mengutamakan aktivitas siswa, sehingga dalam prosesnya guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena melalui kegiatan ini akan
terjadi suatu proses perubahan tingkah laku, dari tidak memahami menjadi
memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mampu menjadi
mampu dan dari tidak terampil menjadi terampil.5
8
mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup
pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses interaksi edukasi.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental
peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta
didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan
ditempuh. Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran guru dapat menyimpulkan materi
pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat keberhasilan guna
dalam proses belajar mengajar
Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
1. Merangkum/membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas
2. Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang
bersangkutan
3. Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga
merupakan suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru
dipelajari
4. Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari
kembali dirumah.
Cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menutup pelajaran antara lain
1. Review ( melihat / meninjau kembali )
2. Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah diajarkan itu telah dikuasai
oleh peserta didik atau belum. 8
8
Fitri Siti Sundari, dkk. Keterampilan Dasar Mengajar. Hal. 29-30
9
dijelasklan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih
menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar yang
diperoleh siswa. Dua jenis penilaian tersebut sangat penting dalam pembelajaran.
2. Mengkaji hasil penilaian akhir
Setelah melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji hasil belajar
tersebut agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Apabila penilaian dilaksanakan
secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam
menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan
hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut
yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.
3. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab
kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut
pembelajaran secara prinsip ada hubungannya dengan kegiatan perseorangan yang
telah dibahas dalam uraian kegiatan belajar sebelumnya. Tindak lanjut pembelajaran
esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, coba Anda
ingat kembali tentang kegiatan belajar perseorangan yang berkenaan dengan
pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remidial).
4. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus
mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau
kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu
dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang
dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan harapan siswa tersebut akan mempelajari
terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah. Untuk mendukung kegiatan
tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang
perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran. Terutama untuk mengerjakan tugas-tugas,
latihan, dan kegiatan aplikasi lainnya atau dalam memperoleh informasi melalui
media maupun sumber balajar lainnya.
5. Menutup kegiatan pembelajaran
Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal
dan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus
10
menutup pelajaran. Apabila jam pelajarannya yang paling akhir, maka harus
dibiasakan siswa menutup dengan berdoa.9
9
Toto Ruhimat,(2012). Prosedur Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung, Hal. 25-28.
10
Rifky. (2020). Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 2(1), 85–92.
11
Menurut hasil wawancara dengan guru dan observasi pada pembelajaran yang
dilakukan peserta didik, didapatkan keterangan bahwa dalam kegiatan pendahuluan,
memuat tentang kegiatan pengkondisian peserta didik seperti salam, berdoa,
menanyakan kabar, absensi, apersepsi, dan kegiatan yang motivatif. Hal-hal yang
diperhatikan guru dalam menyusun kegiatan pendahuluan yang mampu
menumbuhkan motivasi belajar yaitu mengenai kondisi peserta didik yang memiliki
berbagai perbedaan karakter dan kemampuan. Guru selalu memberikan stimulus
terhadap keaktifan dan semangat peserta didik di awal pembelajaran dengan
mengajaknya berinteraksi membahas hal-hal ataupun kejadian yang tengah mereka
alami sebelum masuk ke kelas (melakukan pendekatan yang bersahabat). Misalnya
guru menanyai tentang suatu peristiwa tertentu yang sedang terjadi dan dialami pada
kehidupan keseharian peserta didik. Anwar menyatakan model tematik terintegrasi
yang diterapkan menenkankan pada kehidupan sehari-hari, peristiwa alam, sosial, seni
dan budaya, merupakan penerapan dari kurikulum 2013 yang disederhanakan dari
kurikulum sebelumnya.11 Kemampuan peserta didik dalam menggunakan nalar,
bertanya, melakukan pengamatan, mengasosiasi data yang diperolehnya, dan
mengkomunikasikan pemahamannya saat pembelajaran berlangsung merupakan fokus
yang akan ditingkatkan pada penerapan kurikulum 2013. Jadi, dalam kegiatan
pendahuluan sebisa mungkin guru melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang aktif
dan interaktif. Apersepsi sangatlah ditekankan dalam kegiatan pendahuluan. Guru
juga mengaitkan pembelajaran dengan materi pembelajaran sebelumnya agar
pembentukan pemahaman oleh peserta didik menjadi lebih bermakna.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dengan melakukan sedikit penyampaian materi pelajaran di awal, kemudian
dikembalikan kepada peserta didik untuk dibahas bersama-sama guna menstimulus
keaktifan dan partisipasinya dalam pembelajaran. Guru mengenalkan berbagai
pengetahuan dan pengalaman terlebih dahulu, baru kemudian peserta didik melakukan
aktivitas mengetahui, memahami, dan menerapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat
dari Suprapti dkk, bahwa mengajar merupakan suatu proses yang memiliki tujuan
untuk memberi pengajaran kepada peserta didik agar mampu terlibat secara aktif
11
Handayani, S. L., & Amirullah, G. (2019). Meningkatkan Pemahaman Guru Sekolah Dasar Melalui Pelatihan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi, 4C, PPK dan HOTS. Jurnal SOLMA: Solusi
Masyarakat, 8(1), 14–23.
12
melalui berubahnya peran dari guru yang mulanya sebagai informator menjadi
sebagai pengelola belajar. Sehingga tidak hanya diartikan sebagai suatu kegiatan yang
hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga menuntut terjadinya pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui adanya keterubahan ke arah yang jauh lebih baik
dan positif dari tingkah laku yang ditunjukkan peserta didik.12
Pengaplikasian 5M telah diintegrasikan guru dalam sintak pendekatan terpadu
yang diterapkan dalam penyusunan langkah pembelajaran, tetapi tidak dituliskan
secara tersurat. Guru juga sudah menerapkan model-model pembelajaran yang sudah
berfokus pada partipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran seperti, discovery
learning, project based learning, inquiry, dan model pembelajaran terbaru yang
digunakan adalah ADLX (Active Deep Learner eXperience). Metode pembelajaran
yang digunakan guru tidak hanya ceramah konvensional saja, sebab ketika
menggunakan ceramah, peserta didik akan merasa bosan dan menjadi tidak fokus ke
dalam pembelajaran. Metode ceramah hanya diterapkan di awal ketika menyampaikan
materi kepada peserta didik, penggunaannya tidak dilakukan di seluruh jam
pembelajaran dan guru berupaya untuk meminimalisirnya serta memberikan variasi-
variasi yang mampu membuat peserta didik nyaman dan tertarik yang pada akhirnya
akan membuatnya selalu berantusias mengikuti pembelajaran.
Proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center
Learning) merupakan hal yang ditekankan dalam proses pembelajaran yang berbentuk
HOTS. Maka dari itu, pengintegrasian unsur HOTS sudah diterapkan guru dalam
langkah pembelajaran, tetapi tidak banyak dan biasanya termuat dalam kegiatan
peserta didik untuk menanya dan memberikan jawaban terkait pertanyaan yang
disuguhkan, serta dimaksimalkan di dalam penyusunan instrumen penilaian.13
Sebagai sebuah profesi, guru memiliki tuntutan tugas untuk meningkatkan
profesionalismenya sesuai dengan arus perkembangan ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Maka dari itu, penggunaan TIK/ICT dalam pembelajaran tematik kelas
rendah sudah harus mulai dikenalkan guru kepada peserta didik. Untuk penggunaan
ICT/TIK dalam pembelajaran misalnya dalam penggunaan powerpoint, video, dan
audio (lagu) dalam membantu menyampaikan materi pelajaran. Unsur kolaborasi
12
Suprapti, E., Sujinah, Wikanta, W., & Suher. (2017). Penguatan Kemampuan Guru Dalam Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Tematik Berbasis Student Center Learning (SCL) di SDN Patemon IX Surabaya.
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 74–80.
13
Luthfiyah, N., Suwarjo, Pargito, & Darsono. (2019). The Development of Thematic Lesson Plan Based on
Character to Improve Social Behavior of Fifth Grade Students in Elementary School. Journal of Education and
Practice, 10(23), 63–67.
13
peserta didik dengan guru sudah terdapat dalam kegiatan berkelompok, di mana guru
ikut terlibat dalam mengarahkan ketika dalam kegiatan percobaan ataupun misalnya
dalam metode bermain peran, guru juga ikut memerankan suatu tokoh setara dengan
peserta didik. Melalui kolaborasi tersebut, diharapkan peserta didik akan merasa
tertarik dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, penyampaian kesimpulan dan kebermanfaatan materi
pembelajaran diintegrasikan dalam tahap duniawi dan ukhrawi, di mana
pemahaman atau pengetahuan yang didapat oleh peserta didik akan dikaitkan
dengan kehidupannya di dunia sehari-hari dan bagaimana suatu nilai atau pesan
dapat dipetik dari pembelajaran yang telah dilaksanakan agar mampu
mendekatkan diri peserta didik dengan Allah SWT. Penyampaian inti dari
pembelajaran yang dilaksanakan kepada peserta didik yaitu dengan merangkum
dan menyimpulkan keseluruhan materi yang dipelajari, kemudian guru melakukan
refleksi dan memberikan penilaian. Guru memberikan stimulus atau memancing
peserta didik untuk bersama-sama melakukan review materi, memberikan
kesimpulan, dan mampu memahami manfaat yang dapat diambil dari apa yang
sudah dipelajari oleh peserta didik dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.14
14
Satria, T. G., & Hajani, T. J. (2020). Development of Thematic Skill Learning Based on the 21th Century
Skill Model for Fourth Graders. Journal of Teaching and Learning in Elementary Education (JTLEE), 3(1), 47–
57.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Unsur-unsur kegiatan pendahuluan terdiri atas beberapa langkah berikut ini :
Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif., Membangkitkan dan
menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik
(readiness), antara lain mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik (presence,
attendance), Membangkitkan motivasi, semangat dan minat peserta didik untuk siap
menerima pelajaran. \Menciptakan suasana belajar yang demokratis, Melaksanakan
apersepsi (apperception) dengan cara mengajukan pertanyaan tentang materi
pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dalam memberikan komentar
terhadap jawaban peserta didik dilanjutkan dengan mengulas materi pembelajaran
yang akan dibahas, Melaksanakan evaluasi awal (pre test) yang dapat dilakukan
dengan cara lisan maupun tertulis pada beberapa peserta didik yang dianggap
mewakili seluruh peserta didik, bias juga evaluasi awal ini dalam prosesnya
dipadukan dengan kegiatan apresiasi, Memberikan acuan topik yang akan dibahas.
2. Unsur-unsur kegiatan inti merupakan proses untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3. Unsur-unsur kegiatan akhir atau penutup dalam pembelajaran tematik tidak hanya
diartikan sebagai kegiatan untuk proses pembelajaran, tetapi juga sebagai hasil belajar
peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut ini harus dilakukan
berdasarkan pada proses dan hasil belajar. Guru perlu mengatur dan memanfaatkan
waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir pembelajaran tematik yang cukup singkat
ini seefisien mungkin.
4. Penyusunan kegiatan pembelajaran tematik terpadu terdapat di RPP dituliskan guru
dalam tabel dengan menerapkan pembagian dari tahapan atau unsur pengintegrasian
pendekatan terpadu yang diterapkan.
15
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya serta pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, 2019. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar (SD/MI), UIN Mataram: Mataram
Fitri Siti Sundari, dkk. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Pakuan: Bogor
Handayani, S. L., & Amirullah, G. (2019). Meningkatkan Pemahaman Guru Sekolah Dasar
Melalui Pelatihan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Literasi, 4C, PPK dan HOTS. Jurnal SOLMA: Solusi Masyarakat, 8(1)
Lukmanul Hakim, 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung, CV Wacana Prima
Luthfiyah, N., Suwarjo, Pargito, & Darsono. (2019). The Development of Thematic Lesson
Plan Based on Character to Improve Social Behavior of Fifth Grade Students in
Elementary School. Journal of Education and Practice, 10(23)
Rifky. (2020). Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1)
Satria, T. G., & Hajani, T. J. (2020). Development of Thematic Skill Learning Based on the
21th Century Skill Model for Fourth Graders. Journal of Teaching and Learning in
Elementary Education (JTLEE), 3(1)
Sukayati dan Sri Wulandari, 2009. Pembelajaran Tematik di SD. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika:
Yogyakarta.
Suprapti, E., Sujinah, Wikanta, W., & Suher. (2017). Penguatan Kemampuan Guru Dalam
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik Berbasis Student Center Learning
(SCL) di SDN Patemon IX Surabaya. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1)
Toto Ruhimat. 2012. Prosedur Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung
17