Anda di halaman 1dari 20

KEGIATAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU BERBASIS

MERDEKA BELAJAR

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik Taerpadu


MI/SD

Dosen Pengampu:

Maftucha, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 9 PGMI 6B

1. Latifatun Nafa (NIM 126205202094)


2. Ninda Ayu Aisha Dewi (NIM 126205202091)
3. Ardhana Sevia Anggraini (NIM 126205202130)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MEI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta taufik dan
hidayahNya, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kegiatan
Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Merdeka Belajar”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan terang benderang ini yaitu Agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Maftucha M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Tematik Terpadu
yang sangat tulus dan ikhlas memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada kami.
2. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pemyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk penyempurna makalah ini.

Tulungagung, 7 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan ....................................................................... 3
B. Unsur-unsur Kegiatan Inti....................................................................................... 6
C. Unsur-unsur Kegiatan Penutup .............................................................................. 8
D. Menyusun kegiatan pembelajaran tematik terpadu ................................................. 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan SD harus memperhatikan karakteristik
peserta didik yang menghayati pengalaman belajar sebagai satu kesatuan yang utuh.
Pengemasan pembelajaran dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual, baik didalam maupun antar mata pelajaran akan memberi
peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna. Pengalaman
belajar dalam kurikulum sebelumnya, yang cenderung disipliner, sarat beban materi
kognitif, over lapping antar materi yang sama di mata pelajaran berbeda, kesemuanya
merupakan alasan pembelajaran tematik penting diterapkan di SD.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran tematik berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas
bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.
Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami
masalah yang kompleks dilingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh, sehingga
peserta didik memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan
menggunakan informasi yang ada disekitarnya secara lebih bermakna.
Perkembangan industri 4.0 menjadikan ilmu pengetahuan mengalami transformasi
yang pesat di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Digitalisasi pendidikan
merupakan potensi pembelajaran secara optimal dapat dilakukan melalui kurikulum.
Seiring berjalannya waktu pendidikan pun semakin berkembang dan beberapa kali telah
mengalami perubahan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia menggunakan kurikulum
2013, peserta didik dilatih untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar disajikan
dalam bentuk pendekatan tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan?
2. Bagaimana Unsur-unsur Kegiatan Inti?
3. Bagaimana Unsur-unsur Kegiatan Penutup?
4. Bagaimana Menyusun kegiatan pembelajaran tematik terpadu?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan?
2. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kegiatan Inti?
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kegiatan Penutup?
4. Untuk mengetahui Penyusunan kegiatan pembelajaran tematik terpadu?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Kegiatan Pendahuluan


Kegiatan awal atau pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan kegiatan
awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan
pembelajaran tematik. Fungsinya untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang
efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karma waktu yang
tersedia relatif singkat. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, diharapkan guru dapat
menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga dalam kegiatan inti
pembelajaran tematik peserta didik sudah siap mengikuti pembelajaran dengan baik.
Kegiatan pendahuluan ini terdiri atas beberapa langkah berikut ini :
1. Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif.
2. Membangkitkan dan menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan kesiapan
belajar peserta didik (readiness), antara lain mengecek atau memeriksa kehadiran
peserta didik (presence, attendance).
3. Membangkitkan motivasi, semangat dan minat peserta didik untuk siap menerima
pelajaran. \Menciptakan suasana belajar yang demokratis.
4. Melaksanakan apersepsi (apperception) dengan cara mengajukan pertanyaan tentang
materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dalam memberikan komentar
terhadap jawaban peserta didik dilanjutkan dengan mengulas materi pembelajaran
yang akan dibahas.
5. Melaksanakan evaluasi awal (pre test) yang dapat dilakukan dengan cara lisan
maupun tertulis pada beberapa peserta didik yang dianggap mewakili seluruh peserta
didik, bias juga evaluasi awal ini dalam prosesnya dipadukan dengan kegiatan
apresiasi.
6. Memberikan acuan topik yang akan dibahas.1

Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-
langkah belajar peserta didik,sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.

1
Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, 2019. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
(SD/MI), UIN Mataram: Mataram, hal. 75-77

3
Tujuan khusus membuka pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Timbulnya perhatian dan motivasi peserta didik untuk menghadapi tugas-tugas


pembelajaran yang akan dikerjakan
2. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan
3. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang
mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran
4. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya
5. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau
konsep-konsep yang trcantum dalam suatu peristiwa
6. Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran
itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar.

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:


1. Menarik perhatian peserta didik,
2. Menimbulkan motivasi,
3. Memberi acuan melalui berbagai usaha, dan
4. Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.

Prinsip-Prinsip Membuka Pelajaran terdiri dari :


1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan
penggunaan keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan
meerapkan komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat
tepat bagi peserta didik dalam mengondisikan kesiapan dan ketertarikan peserta didik
untuk mengikuti pelajaran.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu
(berkesinambungan). Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan
tidak terjadi garis pemisah.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti
tidak terputus-putus atau lancer. Kelancaran (fluency) dalam susunan gagasan, ide,

4
atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep
pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan
dipelajari.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengkomunikasikan
Gagasan antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru dan hasil
ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik.

Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran adalah


sebagai berikut :
1. Singkat, padat dan jelas
2. Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
4. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
5. Mengikat perhatian anak
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi dua kategori yaitu: kategori
yang berpengaruh pada proses asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang
berpengaruh pada motivasi peserta didik dalam belajar .
Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
1. Membangkitkan Perhatian /minat peserta didik
a. Variasi gaya mengajar guru
b. Penggunaan alat bantu mengajar
c. Variasi dalam pola interaksi
2. Menimbulkan motivasi
a. Bersemangat dan antusias
b. Menimbulkan rasa ingin tahu
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
d. Memperhatikan dan menfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian peserta didik
3. Memberi acuan atau struktur
a. Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
b. Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
c. Mengajukan pertanyaan pengarahan
4. Menunjukkan kaitan antara materi yang akan diberikan dengan kehidupan sehari-hari
a. Mencari batu loncatan
b. Mengusahakan kesinambungan

5
c. Membandingkan atau mempertentangkan antara pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru.2

B. Unsur-unsur Kegiatan Inti


Kegiatan inti merupakan proses untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologi peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.3
Pada kurikulum 2013, kegiatan inti lebih menuntut guru untuk membawa siswa
berfikir melalui pendekatan saintifik yaitu dengan mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring. Mengamati memberikan kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan
membaca. Menanya memberikan kesempatan siswa untuk membangkitkan rasa ingin
tahu, minat, dan perhatian terhadap proses pembelajaran. Menalar memberikan
kesempatan siswa untuk berfikir logis atas fakta yang ada. Mencoba memberikan
kesempatan siswa untuk membayangkan dan membuktikan demi pengembangan tujuan
belajar yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Membentuk jejaring memberikan
kesempatan siswa untuk mengemukakan ide menggunakan kata-kata lisan, grafik, tabel,
diagram, dan presentasi informasi lainnya.
Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran
tematik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan inti pada awal pembelajaran :
Guru menyampaikan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik beserta garis-garis besar materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik mengetahui semenjak awal kemampuan-
kemampuan apa saja yang akan diperolehnya setelah proses pembelajaran berakhir.
Cara yang cukup praktis untuk memberitahukan tujuan atau kompetensi tersebut
kepada peserta didik bias dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau kedua-
duanya. Guru menulikian tujuan/ kompetensi tersebut dipapan tulis dilanjutkan

2
Fitri Siti Sundari, dkk. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Pakuan: Bogor. Hal. 26-29
3
Sukayati dan Sri Wulandari, 2009. Pembelajaran Tematik di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika: Yogyakarta. Hal. 32

6
dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya kmpetensi tersebut dikuasai oleh
peserta didik.
2. Menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam mempelajari tema/topik atau materi pembelajaran yang telah ditentukan.
Kegiatan belajar hendaknya lebih berorientasi atau mengutamakan aktivitas peserta
didik yang berkadar tinggi. Guru hanya sebagai fasiliator yang memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk mencari
dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya, sehingga prinsip-prinsip belajar
sesuai dengan ‘konstruktifvisme’ hendaknya dilaksanakan dalam pembelajaran
tematik.4
Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan dalam pembelajaran secara
sistematis sebagai berikut:
a. Menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam mempelajari tema/topik atau materi pembelajaran yang telah
ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih berorientasi atau mengutamakan
aktivitas peserta didik yang berkadar tinggi. Guru hanya sebagai fasiliator yang
memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik
diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya, sehingga
prinsip-prinsip belajar sesuai dengan ‘konstruktifvisme’ hendaknya dilaksanakan
dalam pembelajaran tematik.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan
belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-
topik maupun kemampuan tersebut. Contoh, jika dalam pembelajaran yang
digunakan cenderung diskusi, maka guru harus menyampaikan bagaimana teknik/
prosedur diskusi tersebut. Atau jika yang digunakan cenderung eksperimen, maka
guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen, atau jika belajar
cenderung belajar kelompok maka guru membentuk kelompok dan harus
menyampaikan teknik/prosedur belajar kelompok tersebut begitu pula dengan

4
Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
(SD/MI), hal. 77-78

7
strategi-strategi yang lainnya. Jika siswa sudah dianggap memahami teknik
tersebut, maka guru tidak pelu lagi menjelaskan teknik tersebut.
c. Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran.
Prosedur kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Pembahasan atau penyampaian materi pelajaran harus
mengutamakan aktivitas siswa, sehingga dalam prosesnya guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena melalui kegiatan ini akan
terjadi suatu proses perubahan tingkah laku, dari tidak memahami menjadi
memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mampu menjadi
mampu dan dari tidak terampil menjadi terampil.5

C. Unsur-unsur Kegiatan Penutup


Kegiatan akhir atau penutup dalam pembelajaran tematik tidak hanya diartikan
sebagai kegiatan untuk proses pembelajaran, tetapi juga sebagai hasil belajar peserta didik
dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut ini harus dilakukan berdasarkan pada
proses dan hasil belajar. Guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu yang tersedia
untuk kegiatan akhir pembelajaran tematik yang cukup singkat ini seefisien mungkin.6
Kegiatan akhir/penutup ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Guru dengan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah diajarkan.
2. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan yang
harus dikerjakan peserta didik dirumah, membaca materi pembelajaran tertentu,
memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
3. Menggemukkan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
4. Memberikan evaluasi-evaluasi lisan atau tertulis lalu mengkaji hasil evaluasi akhir
tersebut.
5. Menutup kegiatan pembelajaran.7

Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi meninjau kembali penguasaan


inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan
mengevaluasi. Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah
5
Toto Ruhimat, 2012. Prosedur Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. Hal. 7-8
6
Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar (SD/MI),
hal. 79
7
Lukmanul Hakim, 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung, CV Wacana Prima ,hal. 203-205

8
mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup
pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses interaksi edukasi.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental
peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta
didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan
ditempuh. Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran guru dapat menyimpulkan materi
pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat keberhasilan guna
dalam proses belajar mengajar
Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
1. Merangkum/membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas
2. Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang
bersangkutan
3. Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga
merupakan suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru
dipelajari
4. Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari
kembali dirumah.

Cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menutup pelajaran antara lain
1. Review ( melihat / meninjau kembali )
2. Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah diajarkan itu telah dikuasai
oleh peserta didik atau belum. 8

Prosedur kegiatan yang perlu ditempuh, setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan


dan kegiatan inti dalam pembelajaran, serta setelah menyimpulkan pelajaran, maka
langkah selanjutnya yang harus dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan penilaian akhir
Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru
meliputi penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses seperti yang telah

8
Fitri Siti Sundari, dkk. Keterampilan Dasar Mengajar. Hal. 29-30

9
dijelasklan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih
menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar yang
diperoleh siswa. Dua jenis penilaian tersebut sangat penting dalam pembelajaran.
2. Mengkaji hasil penilaian akhir
Setelah melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji hasil belajar
tersebut agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Apabila penilaian dilaksanakan
secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam
menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan
hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut
yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.
3. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab
kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut
pembelajaran secara prinsip ada hubungannya dengan kegiatan perseorangan yang
telah dibahas dalam uraian kegiatan belajar sebelumnya. Tindak lanjut pembelajaran
esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, coba Anda
ingat kembali tentang kegiatan belajar perseorangan yang berkenaan dengan
pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remidial).
4. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus
mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau
kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu
dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang
dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan harapan siswa tersebut akan mempelajari
terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah. Untuk mendukung kegiatan
tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang
perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran. Terutama untuk mengerjakan tugas-tugas,
latihan, dan kegiatan aplikasi lainnya atau dalam memperoleh informasi melalui
media maupun sumber balajar lainnya.
5. Menutup kegiatan pembelajaran
Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal
dan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus

10
menutup pelajaran. Apabila jam pelajarannya yang paling akhir, maka harus
dibiasakan siswa menutup dengan berdoa.9

D. Menyusun Kegiatan Pembelajaran Tematik Terpadu


Skenario atau langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di RPP dituliskan guru
dalam tabel dengan menerapkan pembagian dari tahapan atau unsur pengintegrasian
pendekatan terpadu yang diterapkan. Pendekatan terpadu yang diterapkan dalam
pembelajaran memiliki makna yang hampir sama dengan pendekatan saintifik (5M),
hanya saja ditambahkan dengan kekhasan dari sekolah tersebut yaitu dari segi unsur
keislamannya. Dalam RPP yang disusun guru, tidak dituliskan secara tersurat mengenai
pembagian kegiatan pendahuluan, inti, maupun penutupnya. Namun, dituliskan secara
tersirat ke dalam pembagian unsur pengintegrasian pendekatan TERPADU (Telaah,
Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, Aplikasikan, Duniawi, dan Ukhrawi) yang juga
sudah memuat tiga tahapan kegiatan pembelajaran tersebut. Kekhasannya terletak pada
unsur duniawi dan ukhrowi. Duniawi berkaitan dengan kemampuan peserta didik
mengaitkan pengetahuan dan pengalaman belajarnya ke dalam kehidupannya di dunia.
Sedangkan ukhrowi berkaitan dengan kemampuan peserta didik mengaitkan nilai atau
pesan pembelajaran yang didapatnya ke dalam hubungannya mengenai kehidupan di
akhirat kelak.10
Tujuan dari adanya penerapan kedua unsur tersebut ke dalam pembelajaran adalah
agar pembelajaran yang terjadi menjadi bermakna bagi peserta didik, agar ia menerapkan
ataupun mengaplikasikan apa yang ia pahami dan dapatkan dari pembelajaran ke dalam
kesehariannya serta mampu mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Kelebihan dari
pembelajaran tematik. Di antaranya sesuai dengan fase perkembangan peserta didik,
pemilihan kegiatan berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik, kegiatan belajar dan
hasil belajar lebih bermakna, latihan keterampilan berpikir terhadap masalah dalam dunia
nyata, kegiatan pembelajaran pragmatis berdasarkan pengalaman sehari-hari, dirancang
bersama oleh guru dan peserta didik sehingga meningkatkan kerjasama antar seluruh
pihak yang terkait serta lebih menyenangkan. Langkah-langkah pembelajaran yang
disusun guru dapat dibagi menjadi tiga tahapan berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan

9
Toto Ruhimat,(2012). Prosedur Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung, Hal. 25-28.
10
Rifky. (2020). Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 2(1), 85–92.

11
Menurut hasil wawancara dengan guru dan observasi pada pembelajaran yang
dilakukan peserta didik, didapatkan keterangan bahwa dalam kegiatan pendahuluan,
memuat tentang kegiatan pengkondisian peserta didik seperti salam, berdoa,
menanyakan kabar, absensi, apersepsi, dan kegiatan yang motivatif. Hal-hal yang
diperhatikan guru dalam menyusun kegiatan pendahuluan yang mampu
menumbuhkan motivasi belajar yaitu mengenai kondisi peserta didik yang memiliki
berbagai perbedaan karakter dan kemampuan. Guru selalu memberikan stimulus
terhadap keaktifan dan semangat peserta didik di awal pembelajaran dengan
mengajaknya berinteraksi membahas hal-hal ataupun kejadian yang tengah mereka
alami sebelum masuk ke kelas (melakukan pendekatan yang bersahabat). Misalnya
guru menanyai tentang suatu peristiwa tertentu yang sedang terjadi dan dialami pada
kehidupan keseharian peserta didik. Anwar menyatakan model tematik terintegrasi
yang diterapkan menenkankan pada kehidupan sehari-hari, peristiwa alam, sosial, seni
dan budaya, merupakan penerapan dari kurikulum 2013 yang disederhanakan dari
kurikulum sebelumnya.11 Kemampuan peserta didik dalam menggunakan nalar,
bertanya, melakukan pengamatan, mengasosiasi data yang diperolehnya, dan
mengkomunikasikan pemahamannya saat pembelajaran berlangsung merupakan fokus
yang akan ditingkatkan pada penerapan kurikulum 2013. Jadi, dalam kegiatan
pendahuluan sebisa mungkin guru melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang aktif
dan interaktif. Apersepsi sangatlah ditekankan dalam kegiatan pendahuluan. Guru
juga mengaitkan pembelajaran dengan materi pembelajaran sebelumnya agar
pembentukan pemahaman oleh peserta didik menjadi lebih bermakna.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dengan melakukan sedikit penyampaian materi pelajaran di awal, kemudian
dikembalikan kepada peserta didik untuk dibahas bersama-sama guna menstimulus
keaktifan dan partisipasinya dalam pembelajaran. Guru mengenalkan berbagai
pengetahuan dan pengalaman terlebih dahulu, baru kemudian peserta didik melakukan
aktivitas mengetahui, memahami, dan menerapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat
dari Suprapti dkk, bahwa mengajar merupakan suatu proses yang memiliki tujuan
untuk memberi pengajaran kepada peserta didik agar mampu terlibat secara aktif

11
Handayani, S. L., & Amirullah, G. (2019). Meningkatkan Pemahaman Guru Sekolah Dasar Melalui Pelatihan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi, 4C, PPK dan HOTS. Jurnal SOLMA: Solusi
Masyarakat, 8(1), 14–23.

12
melalui berubahnya peran dari guru yang mulanya sebagai informator menjadi
sebagai pengelola belajar. Sehingga tidak hanya diartikan sebagai suatu kegiatan yang
hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga menuntut terjadinya pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui adanya keterubahan ke arah yang jauh lebih baik
dan positif dari tingkah laku yang ditunjukkan peserta didik.12
Pengaplikasian 5M telah diintegrasikan guru dalam sintak pendekatan terpadu
yang diterapkan dalam penyusunan langkah pembelajaran, tetapi tidak dituliskan
secara tersurat. Guru juga sudah menerapkan model-model pembelajaran yang sudah
berfokus pada partipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran seperti, discovery
learning, project based learning, inquiry, dan model pembelajaran terbaru yang
digunakan adalah ADLX (Active Deep Learner eXperience). Metode pembelajaran
yang digunakan guru tidak hanya ceramah konvensional saja, sebab ketika
menggunakan ceramah, peserta didik akan merasa bosan dan menjadi tidak fokus ke
dalam pembelajaran. Metode ceramah hanya diterapkan di awal ketika menyampaikan
materi kepada peserta didik, penggunaannya tidak dilakukan di seluruh jam
pembelajaran dan guru berupaya untuk meminimalisirnya serta memberikan variasi-
variasi yang mampu membuat peserta didik nyaman dan tertarik yang pada akhirnya
akan membuatnya selalu berantusias mengikuti pembelajaran.
Proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center
Learning) merupakan hal yang ditekankan dalam proses pembelajaran yang berbentuk
HOTS. Maka dari itu, pengintegrasian unsur HOTS sudah diterapkan guru dalam
langkah pembelajaran, tetapi tidak banyak dan biasanya termuat dalam kegiatan
peserta didik untuk menanya dan memberikan jawaban terkait pertanyaan yang
disuguhkan, serta dimaksimalkan di dalam penyusunan instrumen penilaian.13
Sebagai sebuah profesi, guru memiliki tuntutan tugas untuk meningkatkan
profesionalismenya sesuai dengan arus perkembangan ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Maka dari itu, penggunaan TIK/ICT dalam pembelajaran tematik kelas
rendah sudah harus mulai dikenalkan guru kepada peserta didik. Untuk penggunaan
ICT/TIK dalam pembelajaran misalnya dalam penggunaan powerpoint, video, dan
audio (lagu) dalam membantu menyampaikan materi pelajaran. Unsur kolaborasi
12
Suprapti, E., Sujinah, Wikanta, W., & Suher. (2017). Penguatan Kemampuan Guru Dalam Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Tematik Berbasis Student Center Learning (SCL) di SDN Patemon IX Surabaya.
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 74–80.
13
Luthfiyah, N., Suwarjo, Pargito, & Darsono. (2019). The Development of Thematic Lesson Plan Based on
Character to Improve Social Behavior of Fifth Grade Students in Elementary School. Journal of Education and
Practice, 10(23), 63–67.

13
peserta didik dengan guru sudah terdapat dalam kegiatan berkelompok, di mana guru
ikut terlibat dalam mengarahkan ketika dalam kegiatan percobaan ataupun misalnya
dalam metode bermain peran, guru juga ikut memerankan suatu tokoh setara dengan
peserta didik. Melalui kolaborasi tersebut, diharapkan peserta didik akan merasa
tertarik dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, penyampaian kesimpulan dan kebermanfaatan materi
pembelajaran diintegrasikan dalam tahap duniawi dan ukhrawi, di mana
pemahaman atau pengetahuan yang didapat oleh peserta didik akan dikaitkan
dengan kehidupannya di dunia sehari-hari dan bagaimana suatu nilai atau pesan
dapat dipetik dari pembelajaran yang telah dilaksanakan agar mampu
mendekatkan diri peserta didik dengan Allah SWT. Penyampaian inti dari
pembelajaran yang dilaksanakan kepada peserta didik yaitu dengan merangkum
dan menyimpulkan keseluruhan materi yang dipelajari, kemudian guru melakukan
refleksi dan memberikan penilaian. Guru memberikan stimulus atau memancing
peserta didik untuk bersama-sama melakukan review materi, memberikan
kesimpulan, dan mampu memahami manfaat yang dapat diambil dari apa yang
sudah dipelajari oleh peserta didik dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.14

14
Satria, T. G., & Hajani, T. J. (2020). Development of Thematic Skill Learning Based on the 21th Century
Skill Model for Fourth Graders. Journal of Teaching and Learning in Elementary Education (JTLEE), 3(1), 47–
57.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Unsur-unsur kegiatan pendahuluan terdiri atas beberapa langkah berikut ini :
Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif., Membangkitkan dan
menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik
(readiness), antara lain mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik (presence,
attendance), Membangkitkan motivasi, semangat dan minat peserta didik untuk siap
menerima pelajaran. \Menciptakan suasana belajar yang demokratis, Melaksanakan
apersepsi (apperception) dengan cara mengajukan pertanyaan tentang materi
pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dalam memberikan komentar
terhadap jawaban peserta didik dilanjutkan dengan mengulas materi pembelajaran
yang akan dibahas, Melaksanakan evaluasi awal (pre test) yang dapat dilakukan
dengan cara lisan maupun tertulis pada beberapa peserta didik yang dianggap
mewakili seluruh peserta didik, bias juga evaluasi awal ini dalam prosesnya
dipadukan dengan kegiatan apresiasi, Memberikan acuan topik yang akan dibahas.
2. Unsur-unsur kegiatan inti merupakan proses untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3. Unsur-unsur kegiatan akhir atau penutup dalam pembelajaran tematik tidak hanya
diartikan sebagai kegiatan untuk proses pembelajaran, tetapi juga sebagai hasil belajar
peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut ini harus dilakukan
berdasarkan pada proses dan hasil belajar. Guru perlu mengatur dan memanfaatkan
waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir pembelajaran tematik yang cukup singkat
ini seefisien mungkin.
4. Penyusunan kegiatan pembelajaran tematik terpadu terdapat di RPP dituliskan guru
dalam tabel dengan menerapkan pembagian dari tahapan atau unsur pengintegrasian
pendekatan terpadu yang diterapkan.

15
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya serta pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sulhan, dan Ahmad Khalakul Khairi, 2019. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar (SD/MI), UIN Mataram: Mataram
Fitri Siti Sundari, dkk. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Pakuan: Bogor
Handayani, S. L., & Amirullah, G. (2019). Meningkatkan Pemahaman Guru Sekolah Dasar
Melalui Pelatihan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Literasi, 4C, PPK dan HOTS. Jurnal SOLMA: Solusi Masyarakat, 8(1)
Lukmanul Hakim, 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung, CV Wacana Prima
Luthfiyah, N., Suwarjo, Pargito, & Darsono. (2019). The Development of Thematic Lesson
Plan Based on Character to Improve Social Behavior of Fifth Grade Students in
Elementary School. Journal of Education and Practice, 10(23)
Rifky. (2020). Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1)
Satria, T. G., & Hajani, T. J. (2020). Development of Thematic Skill Learning Based on the
21th Century Skill Model for Fourth Graders. Journal of Teaching and Learning in
Elementary Education (JTLEE), 3(1)
Sukayati dan Sri Wulandari, 2009. Pembelajaran Tematik di SD. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika:
Yogyakarta.
Suprapti, E., Sujinah, Wikanta, W., & Suher. (2017). Penguatan Kemampuan Guru Dalam
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik Berbasis Student Center Learning
(SCL) di SDN Patemon IX Surabaya. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1)
Toto Ruhimat. 2012. Prosedur Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung

17

Anda mungkin juga menyukai