Anda di halaman 1dari 21

PEMBELAJARAN TEMATIK IPA SD

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pembelajaran IPA SD kelas awal
Dosen pengampu: An-Nisa Apriani, S.Pd.,

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Melita Rahmawati (201300198)
2. Ngaqidaturrohmi Muna Soraya (201300228)
3. Ulfarida Nuramalia (201300200)
4. Zahrotun Nuriyatul Imamah (201300231)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembelajaran Tematik IPA SD ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran IPA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pembelajaran Tematik IPA SD bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini,
yang telah memberikan tugas sehingga dapat menambah wawasan sesuai bidang studi yang kami
tekuni.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat membangun bagi kami untuk kedepannya. Penulis,

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..……………………………………………………………………....…………….3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….......……4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ………………………………….……………………………………5
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................6


A. Pengertian pembelajaran tematik .....................................................................................6
B. Strategi Pembelajaran Tematik ……………………………………………..………….7
C. Model-Model Pembelajaran Tematik …………………………………………………10
D. Ciri Khas, Manfaat, Tujuan, Dan Peran Pembelajaran Tematik ……………………...13
E. Implikasi Pembelajaran Tematik Sd/Mi ………………………………………………15
F. kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Tematik ………………………...…..16
G. Landasasan Pembelajaran Tematik …………………………………………………...17
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................19
A. Kesimpulan ……………...…………………………………………………………….19
B. Saran …………………………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...…………………………20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam
pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi
pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar, kreatifitas pengajar
dan metode pembelajaran yang digunakan sesuai berdasarkan konteksnya. Pembelajar yang
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi
tersebut, juga dengan metode yang relevan akan membawa pada keberhasilan pencapaian
target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa
melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai,
ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar.
Mengingat pentingnya relevansi suatu metode dalam kegiatan belajar mengajar, dan demi
menjaga keberlangsungan interaksi antara pengajar dan peserta didik, dalam makalah ini
penulis mencoba untuk menguraikan metode tematik dalam mengajar agar bisa diaplikasikan
dalam praktisnya sesuai dengan konteks, sehingga setidaknya kita bisa mengetahui metode
tematik dalam pembelajaran, dan kita bisa menentukan mana tema belajar yang signifikan
untuk suatu metode tematik yang berorientasi pada karakteristik peserta didik itu sendiri, agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara interaktif dan optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pembelajaran tematik?
2. Bagaimana Strategi Pembelajaran Tematik?
3. Bagaimana Model-Model Pembelajaran Tematik?
4. Bagaimana Ciri Khas, Manfaat, Tujuan, Dan Peran Pembelajaran Tematik?
5. Bagaimana Implikasi Pembelajaran Tematik Sd/Mi?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Tematik?
7. Bagaiman Landasasan Pembelajaran Tematik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran tematik.
2. Untuk Mengetahui pengertian pembelajaran tematik
3. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Tematik
4. Untuk Mengetahui Model-Model Pembelajaran Tematik
5. Untuk Mengetahui Ciri Khas, Manfaat, Tujuan, Dan Peran Pembelajaran Tematik
6. Untuk Mengetahui Implikasi Pembelajaran Tematik Sd/Mi
7. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Tematik
8. Untuk Mengetahui Landasasan Pembelajaran Tematik
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK


Pembelajaran adalah kegiatan seorang anak untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan. Tematik adalah konsep umum yang dapat mengumpulkan beberapa bagian
dalam satu hal. Pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan belajar dengan
tidak memisahkan mata pelajaran, tetapi menggunakan tema untuk menyatukannya.
Sedangkan pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran yang memadukan antara berbagai
mata pelajaran dengan menggunakan tema tertentu. Kemudian menurut Poerwadarminta
berpendapatbahwa pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema
dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna pada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya:
1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
2. Siswa mampu memahami pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar anatar mata pelajaran dalam tema yang sama
3. Pemahaman terhadap mteri pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Kompensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain
dengan pengelaman pribadi siswa
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas
6. Siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengmbangkan suatu kemamapuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari mata pelajaran lain
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat di persiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan, waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pementapan, pengeyaan.

Pembelajaran tematik merupakan penggabungan ataupun perpaduan dari beberapa


mata pelajaran dalam lingkup di Madraasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar meliputi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Matematika (MM), Bahasa Indonesia (BI), Seni Budaya dan
Keterampilan dan Prakarya (SBdP), dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(PJOK). Perpaduan mata pelajaran tersebut disebut sebagai pembelajaran tematik.
Tema berfungsi sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran, dengan memadukan
beberapa mata pelajaran sekaligus (antar mata pelajaran) untuk pembelajaran di SD/MI.
Sedangkan tujuan pembelajaran tematik ialah memberikan kemudahan bagi peserta didik
dalam memahami danmendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar. Maka dari itu pembelajaran tematik mengacu kepada
kurikulim 2013 berisikan suatu tema, subtema, dan pembelajaran. Dalam satu tema terdiri
atas 3 atau 4 subtema, setiap subtema terdiri atas 6 pembelajaran.
Penerapan pembelajaran tematik dapat memberikan keterhubungan antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya dalam rangka memperbaiki dan
meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Penyajian materi yang tidak didasarkan
keterkaitan antara konsep akan mengakibatkan pemahaman yang sukar, parsial, dan tidak
mendasar. Penerapan pembelajaran tematik dapat membantu peserta didik dalam
membangun kebermaknaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan lebih kuat.
Hubungan antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya bagi peserta didik
merupakan hal yang penting dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh peserta didik
akan lebih bermakna, lebih mudah diingat, dan lebih mudah dipahami, diolah serta
digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya.
Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), untuk KTSP pembelajaran tematik hanya pada kelas I sampai III saja, sedangkan
kelas IV sampai VI tetap berdiri sendiri. Setiap tahun dalam pembelajaran tematik di
Kurikulum 2013 memiliki 8 atau 9 tema setiap kelas, dalam persemester memiliki 4 atau 5
tema. Maka dalam 1 tahun terdapat 8 atau 9 tema, baik itu kelas I, II, III, IV, V, VI. Setiap
tema didalamnya memiliki 3 atau 4 subtema, dan setiap subtema didalamnya berisikan 6
pembelajaran. Maka dalam 1 tahun harus menuntaskan 8 atau 9 tema, setiap persemester
(ganjil/genap) harus menuntaskan 4 atau 5 tema, dalam sebulan harus menuntaskan 1 tema,
dalam seminggu harus menuntaskan 1 subtema, dan dalam perhari harus menuntaskan 1
pembelajaran.

B. STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK


1. Klasifikasi Strategi Pembelajaran Tematik
Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara
konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran
dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator dan kegiatan ini
tertuang dalam kegiatan pembukaan,inti, dan penutup Dick and Carey (1985)
mengemukakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen umum
dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
bersama bahan-bahan tertentu untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta
didik Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret
yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan
sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator dan kegiatan ini
tertuang dalam kegiatan pembukaan inti dan penutup mengemukakan bahwa suatu
strategi pembelajaran menjelaskan komponen umum dari suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan
tertentu untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik.
Komponen set bahan dan prosedur yang akan digunakan dalam pembelajaran,
Dick dan Carey (1995) menyebutkan lima komponen utama yaitu kegiatan pra-
pembelajaran, penyajian informasi, partisipasi mahasiswa, tes dan tindakan lanjut.
Adapun Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan 9 urutan kegiatan pembelajaran yaitu
memberikan motivasi atau menarik perhatian, menjelaskan tujuan pembelajaran
kepada mahasiswa, mengingatkan kompetensi prasyarat, memberi stimulus yang
berhubungan dengan masalah, topik, dan konsep, memberi petunjuk cara
mempelajari, menimbulkan penampilan mahasiswa, memberi umpan balik, menilai
penampilan mahasiswa dan memberi kesimpulan. Senada dengan pendapat di atas,
Suciati dan Irawan (1993:45) mengajukan 9 peristiwa pembelajaran untuk membantu
proses belajar dalam peserta didik sebagai berikut :
1) Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa dengan mengemukakan
sesuatu yang baru aneh kontradiksi atau kompleks
2) menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami apa yang
diharapkan dari dirinya
3) mengingat kembali konsep atau prinsip atau informasi yang sebelumnya telah
dipelajari untuk dapat mempelajari materi baru dengan baik
4) menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan contoh penekanan untuk
menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting baik secara verbal maupun
nonverbal
5) memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan yang memimpin proses atau
berpikir siswa
6) memperoleh untuk kerja siswa terhadap apa yang telah dipelajari
7) memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas
8) mengukur atau mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian tes atau
melakukan suatu tugas
9) memperkuat retensi dengan berkali-kali berlatih menggunakan prinsip yang
dipelajari dalam konteks yang berbeda dan transfer belajar dengan
meningkatkan perbedaan antara situasi waktu belajar dan situasi transfer.

Pendapat lain juga berkaitan dengan strategi pembelajaran dikemukakan


oleh Turney. Turney (1981) mengklasifikasi 8 keterampilan dasar mengajar yang
dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. ke-8
keterampilan dasar mengajar tersebut adalah keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas dan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dari pandangan beberapa ahli seperti yang dikemukakan di atas, tampaknya
mereka sepakat bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan
pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara sistematis, sehingga isi
pelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien di dalamnya
terkandung empat pengertian sebagai berikut:
1) Urutan kegiatan pembelajaran yaitu urutan kegiatan pengajar dalam
menyampaikan isi pelajaran kepada siswa
2) Metode pembelajaran yaitu cara mengajar mengorganisasikan materi
pelajaran dan siswa agar terjadi proses pembelajaran secara efektif dan
efisien
3) Media pembelajaran yaitu peralatan dan bahwa bahan pembelajaran yang
digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
4) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap
langkah dalam kegiatan pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara


mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa, peralatan, dan bahan, serta waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.

2. Pemilihan Strategi Pembelajaran Tematik


Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa strategi pembelajaran
merupakan perpaduan berbagai kegiatan, melibatkan penggunaan media dan
pengaturan tahapan dan waktu untuk setiap langkah. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran perlu dilakukan pemilihan dan disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.Pemilihan strategi pembelajaran paling tidak
didasarkan pada dua argumentasi. Pertama, strategi yang disusun didukung dengan
teori-teori psikologi dan teori pembelajaran. Kedua, strategi yang disusun
menunjukkan efektivitas dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran seperti
yang telah ditetapkan.
Argumentasi ini diperlukan karena di dalam pembelajaran dipahami
bahwa: “tidak semua materi cocok untuk semua metode, tidak semua materi cocok
untuk semua media, tidak semua pelajaran memerlukan seluruh urutan kegiatan
pembelajaran, urutan kegiatan pembelajaran tergantung pada karakteristik siswa dan
jenis perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran.” Dengan demikian, dalam
menentukan strategi pembelajaran diperlukan pemilihan dan sedapat mungkin
disusun berdasarkan alasan-alasan yang bersifat rasional.
3. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah
kegiatan pembukaan lebih kurang 5 - 10% waktu pelajaran yang disediakan, kegiatan
inti lebih kurang 80% dari waktu pelajaran yang di sediakan, Sedangkan kegiatan
penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10 sampai 15% dari waktu
pelajaran yang disediakan. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik yang akan
dijelaskan pada dasarnya terbagi atas tiga tahap utama kegiatan pembelajaran yaitu:
a) Kegiatan pendahuluan atau awal atau pembukaan
Kegiatan ini terutama dilakukan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dimaksudkan untuk
mempersiapkan siswa agar secara mental siap mempelajari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap baru. sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan
untuk pemanasan. Pada tahap ini, dapat dilakukan penggalian anak tentang tema
yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah
berdoa sebelum belajar, bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.
b) Kegiatan inti atau penyajian
Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan baca, tulis, dan hitung. penyajian bahan
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang
bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan.
kegiatan pengajar dalam penyajian bahan diharapkan memberikan contoh
benda untuk kegiatan yang relevan dan terdapat dalam kehidupan siswa. Contoh
yang relevan dapat berbentuk uraian lisan, tulisan, media audio visual, poster,
benda nyata, dan sebagainya.
Uraian dan contoh ini merupakan tanda-tanda dan kondisi belajar dan yang
merangsang siswa untuk memberikan respons terhadap isi pelajaran yang
sedang dipelajarinya. Di samping kegiatan seperti yang disebut diatas, juga di
perlakukan latihan. latihan yang dilakukan oleh siswa diikuti dengan bimbingan
dan koreksi atas kesalahan yang dibuatnya serta petunjuk cara memperbaiki nya
dari pengajar. Latihan ini diulang sepenuhnya sampai siswa dapat
menyelesaikannya dengan benar tanpa bantuan dari pengajar.
c) Kegiatan Penutup atau akhir dan tindak lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh
kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan atau
mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, membaca ayat-ayat
al-Quran, mendongeng membaca cerita/kisah-kisah teladan dari buku,
pantonim, pesan-pesan moral, dan musik/apresiasi musik.
C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
Pada dasarnya pembelajaran yang ingin dicapai secara sukses karena adanya penerapan
suatu model pembelajaran. karena seorang guru diyakini tidak akan bisa menyampaikan suatu
materi pelajaran tanpa adanya penerapan model pembelajaran yang ampuh. Menurut Joyce
dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana ataupun pola
yang digunakan untuk membangun kurikulum, untuk merancang bahan pembelajaran yang
diperlukan, serta untuk memadukan pengajaran di dalam kelas atau dalam situasi
pembelajaran lain (Nafi’ah, 2018, h.17). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran
agar konsep yang disajikan dapat dipahami oleh peserta didikSehingga dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan suatu
pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dipahami oleh peserta didik.
Cara yang ditempuh guru dan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran
tematik SD dilihat dari sudut proses pembelajaran. Kemudian model pembelajaran juga
sebagai bingkai yang digunakan guru sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran dan
merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar
kelas. Maka dari itu, guru harus memahami betul pelaksanaan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. karena dengan menguasai model pembelajaran, guru
akan merasakan adanya kemudahan dalam pentransferan ilmu berupa sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat.Adapun
berbagai model-model pembelajaran yang sangat populer dalam kurikulum 2013 sehingga
mampu diterapkan pada pembelajaran tematik SD dengan tujuan menuntun peserta didik bisa
berpikir tingkat tinggi/HOTS, sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)
Discovery learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang bermakna
dalam pembelajaran (Mulyasa, 2014, h.134). Adapun menurut Saefuddin (2014, h. 56),
model pembelajaran DL adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta
didik tidak disajikan dalam bentuk finalnya tetapi melalui proses menemukan. peserta
didik diharapkan mengorganisasi sendiri pengalaman belajarnya/ kemudian Borthick
dan Jones (Saputro, dkk, 2015) menyatakan bahwa dalam diri peserta didik belajar
untuk mengenali suatu masalah , karakteristik dari solusi, mencari informasi yang
relevan, membangun strategi untuk mencari solusi, dan melaksanakan strategi yang
dipilih.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Levin (Basariah dan Marzuki, 2017) menguraikan bahwa PBL merupakan model
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menerapkan pemikiran kritis,
kemampuan memecahkan masalah, dan pengetahuan konten untuk masalah dunia nyata
dan isu-isu. adapun menurut Ngalimun (2013, h. 163) PBL merupakan alternatif model
pembelajaran yang tepat dimana dalam pembelajaran berbasis masalah kondisi yang
harus tetap dijaga yaitu suasana kondusif, terbuka, demokratis, dan menyenangkan agar
peserta didik dapat berpikir optimal. menurut Barrows, PBL adalah kurikulum dan
proses. sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL merupakan cara
yang dilakukan oleh guru untuk mengajak peserta didik dalam menelusuri suatu
permasalahan yang diperoleh dari dunia nyata ataupun dunia maya berdasarkan materi
yang sedang dibahas dan mencari solusinya dari informasi yang relevan secara
berkelompok dengan berdiskusi melalui berpikir tingkat tinggi.

3. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)


Model pembelajaran IBL merupakan salah satu model yang dapat mendorong
peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran (Shoimin, 2014, h.85). Adapun menurut
Gunawan, dkk. (2016) model pembelajaran IBL merupakan kegiatan pembelajaran
berbasis penyelidikan dimana peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan
yang dihadapi. selain itu, menurut Trowbridge & Bybee (Widiyanti, dkk., 2013)
pembelajaran IBL merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik , kelompok-kelompok peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan atau
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan melalui suatu prosedur yang telah
direncanakan secara jelas.
sehingga dapat disimpulkan bahwa model merupakan cara yang dapat digunakan
guru untuk merangsang rasa ingin tahu peserta didik dalam menjelajahi sumber sampai
ke akar-akar yang dapat dijadikan menambah wawasan sebagai jawaban dari suatu
masalah dengan mengajak peserta didik terjun langsung ke lokasi model ini menuntut
siswa untuk berpikir tingkat tinggi maka dari itu model ini sangat cocok diterapkan
dalam pembelajaran tematik di SD

4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Menurut Kosasih (Nurfitriyanti, 2016) PjBL adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuannya. adapun menurut Trianto (2014,
h. 42), PjBL adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang di kompleks. selain
itu, Daryanto (2009, h.407) juga berpendapat bahwa PjBL merupakan cara belajar yang
memberikan kebebasan berpikir pada peserta didik yang berkaitan dengan isi atau
bahan pengajaran dan tujuan yang direncanakan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PjBL merupakan cara
yang digunakan guru dalam menuntun peserta didik untuk melahirkan karya dari hasil
pemahaman materi pelajaran khususnya tematik di SD dan mengeksplorasinya
sehingga menjadi karya yang monumental. Desain Pengembangan Pembelajaran
Tematik: Bagi anak Usia Dini. (2016). (n.p.): Prenada Media. Pembelajaran Tematik
SD/MI. (2020). (n.p.): Prenada Media.
5. Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Menurut Slavin (2005:200), Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) adalah sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran
membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar.
Menurut Sutarno, dkk (2010:1), pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah suatu model
pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh
kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.
Sehingga dapat di simpulkan, Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition disingkat CIRC adalah salah satu model pembelajaran kooperatif
terpadu membaca dan menulis, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis,
memahami kosakata dan seni berbahasa.

6. Mind Mapping
Caroline Edward (2009; 64), menjelaskan Mind Mapping adalah metode yang
sangat efektif serta efisien untuk menyimpan dan mengeluarkan kembali data atau
informasi dari atau ke otak. Sistem ini bekerja sesuai cara kerja alami otak manusia,
sehingga potensi dan kapasitas otak pada manusia dapat optimal. Sehingga dapat
disimpulkan, Mind Mapping adalah salah satu metode belajar yang dirancang dengan
cara memetakan informasi dalam bentuk grafis. Mind mapping dapat dipetakan
menggunakan garis percabangan, gambar, maupun kata kunci yang saling berkaitan
dengan konsep atau ide utamanya.

7. Quantum Learning
Menurut Poter dan Hernacki, Quantum Learning adalah seperangkat metode atau
falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan
segala usia. Quantum Learning pertama kali diterapkan di tempat pelatihan metode
Quantum Learning atau Supercamp. Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov,
seorang pendidik yang berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang
disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Pada prinsipnya bahwa sugesti
dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan sikap detail apa pun
memberikan sugesti positif ataupun negatif (De Porter dan Hernacki, 2000:14).

D. CIRI KHAS, MANFAAT, TUJUAN, DAN PERAN PEMBELAJARAN TEMATIK


a. Ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak.
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil
belajar dapat bertahan lebih lama.
4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat fragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

b. Manfaat pembelajaran tematik antara lain :


1) Dengan menggabungkan kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran
akan terjadi penghematan, karna tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan.
2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi
pembelajaran lebih berperan sebagai saran atau alat, bukan tujuan akhir.
3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai
proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasan konsep semakin
baik dan meningkat

c. Peran Pembelajarn Tematik


BPSDMPK dan PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan
bahwa tujuan pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama
3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran-pelajaran
yang lain.
6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan
bahkan lebih dan atau pengayaan.
8) Budi pekerti dan moral peseta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi
d. Peran pembelajaran tematik antara lain :
1) Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu.
2) Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. Peserta
didik lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi
yang nyata.
4) Kompetensi berbahasa bisa lebih dikembangkan dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta didik.
5) Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas

E. IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK SD/MI


Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh. Implikasi pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Implikasi bagi guru
Beberapa implikasi dalam penerapan Pembelajaran tematik antara lain:
a) Pembelajaran tematik merupakan pendekatan yang harus digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran di SD/MI. Oleh karena itu, guru perlu mempelajarinya
terlebih dahulu sehingga memperoleh pemahaman baik secara konseptual
maupun praktikal.
b) Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
2) Implikasi bagi siswa
a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil
ataupun klasikal.
b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi misalnya
melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan
masalah
3) Implikasi terhadap buku ajar
a) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan
buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran.
b) Dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat
bahan ajar yang terintegrasi
4) Implikasi terhadap Pengaturan tempat belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik, perlu dilakukan pengaturan
ruang kelas agar terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM). Pengaturan ruang kelas tersebut meliputi pengaturan meja, kursi, lemari,
perabotan kelas, alat, media, atau sumber belajar lainnya yang ada di kelas, diatur
dengan fleksibel atau mudah diubah-ubah disesuaikan dengan tuntutan strategi
pembelajaran yang akan digunakan.
5) Implikasi terhadap Pemilihan bentuk kegiatan
Agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan tidak menjenuhkan, maka
perlu dilakukan variasi pembelajaran yang berkaitan dengan gaya mengajar guru
(teaching style), penggunaan alat dan media pembelajaran, dan pola interaksi
pembelajaran, guru perlu juga menggunakan berbagai bentuk kegiatan misalnya
percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
6) Implikasi terhadap Pemberian respon/penguatan
Pemberian penguatan perlu dilakukan untuk memberikan respons terhadap
perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif agar perilaku tersebut dapat
berulang kembali atau meningkat. Pemberi an penguatan ini dapat dilakukan dalam
bentuk verbal dan non-verbal. Penguatan verbal berupa kata-kata atau kalimat pujian,
dukungan, pengakuan, atau dorongan. Bentuk penguatan non-verbal ditunjukkan
dengan cara-cara seperti: raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan
(gestural reinforcement), gerak mendekati siswa (proximity reinforcement), sentuhan
(contact reinforcement), kegiatan yang menyenangkan, simbol atau tanda (token
reinforcement), dan penguatan dengan benda/barang.
7) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara
individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK


a. Menurut Kusnandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu
sebagai berikut:
1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan siswa
2) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevandengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan pesrta didik.
3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4) Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan persoalan yangdihadapi.
5) Menumbuhkan keterampilan social melalui kerja sama.
6) Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan oranglain.
7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yangdihadapi
dalam lingkungan peserta didik.
b. kekurangan-kekurangan yang ditimbulkan, yaitu:
1) Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas,kreatifitas
tinggi,keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yangtinggi, dan berani
untuk mengemas dan mengembangkan materi.
2) Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajarsiswa
yang baik dalam aspek intelegensi.Hal tersebut karena model pembelajaran tematik
menekankan pada pengembangan kemampuan analitik(memjiwai), kemampuan
asosiatif (menghubung-hubungkan) dan kemampuaneksploratif dan elaboratif
(menemukan dan menggali).
3) Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak
dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yangdiperlukan.
4) Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek,
indikator, dan prosedur) yang terpadu.
5) Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran
dalam proses pembelajarannya

E. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK


1) Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sanagat dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat
yaitu:
 Progresivisme
Aliran Progresifisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang
alamiah ( natural), dan memperhatikan pengelaman siswa.
 Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut akiran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia konstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, penomena, pengelaman dan
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja dari seorang guru
kepada anak, tetapi harus di interpretasikan sendiri oleh msing- masing siswa.
Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin
tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
 Humanisme.
Aliran Humanisme melihat siswa dari segi keunikan/khasannya, potensinya
dan motivasi yang dimilikinya.Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki ke-
khasan.

2) Landasan psikologi
Landasan psikologis dalam pembelajaran terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi/ materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada
siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembanagn
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajan tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus
mempelajarinya. Melaui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku
siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.

3) Landasan Yuridis
Lndasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini.
Lndasan yuridis tersebut adalah: (1) UU NO.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memeperoleh pendidikan dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya
( pasal 9) ; (2) UU NO. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Melalui
pembelajaran tematik, peserta didik sekolah dasar menjadikan peserta didik sebagai pusat
pembelajaran. Pembelajaran tematik menekankan kegiatan peserta didik sebagai bagian
penting untuk mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman baru. Melalui pengalaman
langsung, peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang lebih bermanfaat dalam
pengembangan rasa ingin tahu, sekaligus menjadi bagian dari keterampilan dikehidupannya
sehari-hari. Maka dari itu belajar dengan cara mengeksplorasi menjadi bagian terpenting untuk
kehidupan sehari-hari dan sebagai salah satu ciri khas pembelajaran tematik.
Dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematikdimaksudkan agar pembelajaran lebih
bermakna dan utuh. Pembelajaran Tematik inimemiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan perhatian, aktivitas belajar,dan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajarinya, karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, pemisahanmata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajarandalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran
dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa, Pembelajarn tematik agar
berhasil dengan baik dilakukan dengan menempuh tahapan perencanaan, penerapan,dan
evaluasi.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Maulana Arafat dan Azizan, Nashran, Pembelajaran Tematik SD/ MI: Implementasi
Kurikulum 2013 Berbasis HOTS, Yogyakarta: Samudra Biru, 2019
Retnowidya Ningrum, “Model Pembelajaran Tematik Di MI/SD” diakses pada tanggal 07
september 2019.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran Ppkn Di MI/SD Kelas Rendah, (Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari 2019)
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/1962020719
87031-ASEP_HERRY_HERNAWAN/Karya_Ilmiah/MODEL_PEMBELAJARAN_TEMATIK-
Seminar_Kuningan.p
https://www.academia.edu/5934267/MAKALAH_MODEL_PEMBELAJARAN_TEMATIK

Anda mungkin juga menyukai