Anda di halaman 1dari 14

MODUL 6

PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Pembelajaran IPA di SD

Tutor: Eliza Andayani, S.Pd., M.P.fis.

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

Samlani 857149741

Sari Swiastuti 857144251

Sujiyah 857151794

UPBJJ JAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat dan nikmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk menyelesaikan tugas kuliah yang telah ditetapkan pada mata kuliah Pembelajaran
IPA di SD.

Makalah ini akan membahas tentang “Pembelajaran IPA Terintegrasi”. Pembelajaran


sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat dianggap sebagai suatu pendekatan
pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk
memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak didik. Pembelajaran
terpadu ini dikatakan lebih bermakna karena anak didik akan memahami konsep-konsep
melalui pembentukan konsep itu sendiri dan pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep-konsep lain yang sudah mereka pahami. Dapatlah dikatakan bahwa
pembelajaran terpadu dapat berlangsung secara kondusif pada diri anak didik apabila
pembelajaran bertitik tolak pada sebuah tema atau topik yang dekat dengan kehidupan nyata
di sekitar anak didik. Sebuah tema dapat ditetapkan guru berdasarkan beberapa pertimbangan
atau karakteristik dari materi mata pelajaran yang akan dikembangkan guru bersama anak
didik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Terbuka. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Tangerang Selatan, 5 November 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................1


DAFTAR ISI ...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................3
C. Tujuan .........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
MODUL 3: METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
Kegiatan Belajar 1
2.1 PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI
A. Pembelajaran Sains Terintegrasi ........................................................................4

Kegiatan Belajar 2
2.2 MERANCANG PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI
A. Mengapa Perlu Inter dan Intradisiplin Ilmu dalam Pembelajaran? ..................7
B. Bagaimana Menyiapkan Pembelajaran Secara Inter dan
Intradisiplin di SD ……………………………………………………………7
C. Contoh Pembelajaran IPA SD Kelas III Secara Interdisiplin Ilmu …………...8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berdasarkan tujuan yang tercantum dalam kurikulum IPA SD disebutkan bahwa


pengajaran IPA SD mempunyai tujuan antara lain agar siswa memahami konsep konsep
IPA, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, mampu menggunakan teknologi sederhana
dan sebagainya, memberikan inspirasi kepada kita bahwa pengajaran IPA di SD tidak
hanya menanamkan konsep-konsep IPA tetapi juga hendaknya melibatkan siswa SD baik
secara fisik maupun mental dalam mendapatkan atau dalam membangun konsep.
Cara tersebut disebut dengan pembelajaran IPA Terintegrasi yang dapat digunakan
oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru memilih pembelajaran
yang terintegrasi mengajar sangatlah penting. Bertujuan agar membangun rasa ingin tahu
peserta didik dan menambah kepercayaan dirinya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terintegrasi?
2. Apa saja tujuan dan prinsip pembelajaran terintegrasi?
3. Apa saja kelebihan dan keterbatasan pembelajaran terintegrasi?
4. Bagaimana cara menganalisis materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain?
5. Bagaimana cara mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk menjelaskan pengertian pembelajaran terintegrasi;

2. Untuk menjelaskan tujuan dan prinsip pembelajaran terintegrasi;


3. Untuk menjelaskan kelebihan dan keterbatasan pembelajaran terintegrasi;

4. Untuk menganalisis materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain;

5. Untuk mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi.

BAB II PEMBAHASAN
KEGIATAN BELAJAR 1
2.1 PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI
A. Pembelajaran Sains Terintegrasi
Pembelajaran sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat dianggap sebagai suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk
memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak didik. Pembelajaran terpadu
ini dikatakan lebih bermakna karena anak didik akan memahami konsep-konsep melalui
pembentukan konsep itu sendiri dan pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep-konsep lain yang sudah mereka pahami. Dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran terpadu
dapat berlangsung secara kondusif pada diri anak didik apabila pembelajaran bertitik tolak pada
sebuah tema atau topik yang dekat dengan kehidupan nyata di sekitar anak didik. Sebuah tema
dapat ditetapkan guru berdasarkan beberapa pertimbangan atau karakteristik dari materi mata
pelajaran yang akan dikembangkan guru bersama anak didik.
Di samping itu, pembelajaran terpadu lebih menekankan kepada keterlibatan anak didik di
dalam proses pembelajaran, menempatkannya pada kedudukan sentral dan secara aktif terlibat
dalam proses, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak didik.
Apa yang dikemukakan di atas sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh Miller (1992: 10)
bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata rantai dari holistic education,
memungkinkan anak didik untuk memahami sebuah fenomena dari beberapa aspek, karena
langsung dan aktif terlibat dalam proses, pengalaman anak didik menjadi lebih bermakna dan
selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap lingkungan. Mc Donald (1994:9) menyatakan
bahwa pembelajaran terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam hal
keterampilan proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif.
Di samping itu, Peter (1995: 636) mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu
tidak hanya diperoleh anak didik saja tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan,
yaitu dapat meningkatkan keterampilan merancang dan mengorganisasi pembelajaran dan
membina semangat kerja sama antara sesama rekan seprofesi.
Dengan demikian pembelajaran terpadu merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan anak, di mana kemampuan dan pengetahuan anak didik menjadi lebih
berkembang dan lebih bermakna.
Robert Fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah kelas
yang terdiri dari anak didik dan guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta perhatian
dan memberikan kemampuan berpikir secara interdisiplin.

1. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


Sebagai suatu proses pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagaimana yang
dikemukakan oleh Tim Pengembang PGSD (1997: 7) yaitu:
a. bersifat holistik;
b. berpusat pada anak didik; 4

c. memberikan pengalaman langsung kepada anak didik;


d. pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas;
e. menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam sebuah
pembelajaran;
f. hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut dengan minat dan
kebutuhannya.
2. Model-model Pembelajaran Terpadu
Robert Fogarty dalam bukunya yang berjudul How to Integrate the Curricula, menyatakan
bahwa pembelajaran terpadu dibedakan ke dalam tiga kelompok berdasarkan pada sifat
keterpaduannya, yaitu:
a. model dalam satu disiplin ilmu (within single discipline), meliputi model fragmented
connected dan nested;
b. model antar disiplin ilmu (across several discipline), meliputi model sequenced, shared,
webbed, threaded dan integrated;
c. model lintas lingkup pembelajar (whithin and across learners) yang mencakup immersed dan
networked.
Antar kelompok model dalam kelompok secara hierarki membentuk suatu spektrum sifat
keterpaduan. Kata spektrum di atas memberikan gambaran bahwa antar kelompok model dan
juga antar model masing-masing mengandung sifat berurutan, artinya model-model tersebut
secara berurutan mengandung pertambahan sifat keterpaduan. Semakin tinggi sifat keterpaduan
itu terlibat semakin komplekslah model itu. Setup model memiliki karakteristik dan kelebihan.
3. Kelebihan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan antara lain:
a. pengalaman dan kegiatan belajar anak-anak selalu relevan dengan tingkat perkembangan
anak;
b. kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak;
c. seluruh kegiatan lebih bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama;
d. menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak.
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan
materi yang akan diintegrasikan, yaitu intrakurikulum dan interdisiplin ilmu. Pembelajaran
terpadu intradisiplin ilmu mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep yang terdapat dalam
satu rumpun bidang studi misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi walaupun pada
kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak ada pemisahan yang jelas antar ketiga bidang
ilmu tersebut. Dalam arti tidak ada batas batas yang jelas antara ketiga bidang ilmu tersebut.
Sedangkan pembelajaran terpadu interdisiplin ilmu mengintegrasikan topik atau konsep dalam
berbagai disiplin ilmu.
Sebagai contoh pembelajaran terpadu intrakurikulum, kita simak kembali pokok bahasan
sifat-sifat air dan udara, serta pembuatan alat-alat sederhana dengan menggunakan sifat-sifat
air. Air dalam hal ini kita jadikan sebagai topik inti. Air dapat kita jumpai di manapun di muka
bumi ini. Air laut, air sungai, air sumur, air ledeng (air PAM), air danau, semuanya adalah zat
yang sama dengan rumus kimia H,O. Air dapat berwujud cair, padat, dan gas. Air memiliki
banyak kegunaan dalam kehidupan sehari hari.5 Air dapat melarutkan bermacam-macam zat,
karena sifat ini maka air dikatakan sebagai pelarut universal. Ada beberapa tahap yang
diperlukan dalam pembelajaran secara intradisiplin ilmu dengan menggunakan topik air, yaitu:
Pertama: Dalam pembelajaran di kelas perlu diungkap tentang air serta sifat sifatnya. Bagi
siswa SD, air bukan merupakan sesuatu yang asing bagi mereka. Tiap hari harus minum
beberapa gelas air untuk menghilangkan dahaga mereka, di samping itu untuk menjaga agar
metabolisme tubuhnya dapat berjalan dengan baik. Sebagai guru, Anda dapat meminta siswa
untuk memberikan contoh manfaat air bagi mereka sehari-hari. Kemudian Anda dapat
menanyakan kepada mereka sifat-sifat air. Selama pembelajaran berlangsung diperlukan
keterlibatan siswa secara aktif dalam menemukan konsep. Sebagai contoh air memiliki sifat
menyerupai wadah yang ditempatinya. Bila ditaruh dalam ember akan berbentuk ember, bila
ditaruh dalam gelas akan menyerupai
gelas, bila ditaruh dalam teko akan menyerupai teko. Konsep yang lain bahwa permukaan
air dalam wadah-wadah tadi adalah sama. Pembelajaran ini dapat dibantu dengan menggunakan
alat-alat bantu sederhana seperti ember, teko, gelas minum, dan sebagainya. Pertanyaan-
pertanyaan yang akan Anda ajukan sebaiknya disiapkan terlebih dahulu.
Kedua: Kemudian Anda dapat berpindah pada topik wujud air (Fisika/Kimia). Dengan
mengajukan beberapa pertanyaan seperti: Apakah yang akan terjadi apabila es dibiarkan pada
udara terbuka? Apakah yang akan terjadi bila air dipanaskan? Pertanyaan-pertanyaan lain dapat
Anda ajukan tergantung kreativitas Anda, demikian juga dengan alat peraganya.
Ketiga: Kemudian Anda berpindah pada topik manfaat air. Dengan mengajukan pertanyaan
seperti: Pernahkah Anda naik perahu ataukah naik kapal laut? Sebagian siswa akan menjawab
"ya" dan sebagian lagi akan menjawab "tidak", hal ini bukan masalah, pertanyaan dapat Anda
lanjutkan: Apakah manfaat air bagi kehidupan kita? Pernahkah Anda melihat kincir air? Apakah
manfaat kincir air? Berilah contoh pemanfaatan air! Contoh-contoh lain dapat diungkap dengan
memancing kreativitas siswa untuk menceritakan pengalaman siswa sehari-hari di rumah atau
dari bahan bacaan atau dari TV dan sebagainya.
Keempat: Selanjutnya Anda dapat mengkaitkan topik air dengan pertumbuhan organisme
dalam Biologi. Kita menyadari bahwa banyak sekali kegunaan air di alam ini. Manusia, hewan,
tumbuhan memerlukan air baik untuk keperluan metabolisme tubuh, maupun untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya Ada beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan:
Dapatkah kita hidup tanpa air? Apa yang terjadi bila tanaman kekurangan air? Selain untuk
pertumbuhan sebutkan kegunaan air bagi kehidupan?
Dengan pelajaran kimia, secara sederhana dapat disebutkan bahan-bahan kimia apa saja
sebagai penyusun air. Air tersusun atas 2 atom hidrogen (H) dan satu atom oksigen (O), dengan
rumus kimia H,O. Air dapat melarutkan bermacam-macam zat seperti gula, garam, tanah, dan
sebagainya, sehingga air disebut sebagai pelarut universal. Aktivitas yang dapat dilakukan siswa
adalah melarutkan tiap-tiap zat dalam air. Apakah ada perbedaan antara zat yang satu dengan
zat yang lainnya dalam kaitannya dengan kemungkinan zat tersebut larut dalam air.
Untuk pembelajaran interdisiplin ilmu. Sebagai topik inti dapat digunakan air sebagai topik
utama. Langkah-langkah yang telah ditempuh di atas kemudian dikembangkan lagi dengan
mengaplikasikan air dengan bidang ekonomi, misalnya pada saat ini ada kecenderungan orang
membeli aqua untuk mengatasi rasa dahaga, dan6 aqua dapat dibeli di mana-mana. Di kota-kota
besar, air bersih sangat sulit di dapat, apalagi pada saat musim kemarau. Di beberapa daerah
tertentu seperti di daerah Tanjung Priok Jakarta, orang harus mengeluarkan sejumlah uang untuk
keperluan minum, mandi, cuci, dan sebagainya. Dalam hal ini air dikatakan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, sedangkan di beberapa tempat air bersih dan segar begitu mudahnya
diperoleh tanpa harus mengeluarkan sejumlah uang.
Kemudian dapat pula Anda mengkaitkan dengan konsep dalam bidang matematika.
Misalnya menghitung berapa banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan air dari
perusahaan air minum (PAM) dalam waktu sebulan bila pemakaian air dalam satu hari
diketahui, abodemen dan harga per kubik air diketahui. Dalam hal ini pun integrasi dengan
matematika dapat pula dilaksanakan. Dari segi ekonomi, misalnya membandingkan sisi efisiensi
dan biaya yang harus ditanggung pelanggan yang menggunakan air secara sembarangan dengan
yang menggunakan air secukupnya saja.
Integrasi dengan ilmu sosial, apakah dampak dari terpasangnya PAM terhadap perubahan
kehidupan sosial dan budaya. Adakah dampak yang timbul sebagai efek sampingan dari
masuknya PAM di perkotaan maupun di pedesaan. Hal yang perlu ditanamkan pada anak SD
bahwa air perlu dilestarikan, beberapa tahun terakhir ini banyak diberitakan bahwa terjadi
kenaikan suhu global atau kenaikan suhu bumi. Bahwa penghijauan merupakan suatu hal yang
harus dilaksanakan untuk mempertahankan agar air bersih yang ada di muka bumi tidak cepat
habis. Di samping itu juga perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan pencemar seperti oli, minyak
tidak dapat larut dalam air, sehingga bila dibiarkan akan dapat merusak struktur air.

KEGIATAN BELAJAR 2
2.2 MERANCANG PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI
A. Mengapa perlu inter dan intradisiplin ilmu dalam pembelajaran?
Ada beberapa argument yang dapat dijadikan alasan perlunya inter danintradisiplin
ilmu, diantaranya :
1. Pemahaman peserta didik terhadap topik lebih bermakna, karena topik kegiatan
yang disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia
anak.
2. Pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran
tidak berkotak-kotak oleh pemilahan mata pelajaran.
3. Menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik
bosan. Bila penyajiannya terpadu ( terkorelasi ) pengulangan itu dapat berupa
penguatan atau kelanjutan materi.
4. Memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa
topik berbagai mata pelajaran.
5. Pembelajaran akan lebih menarik dan menantang.
B. Bagaimana menyiapkan pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu
di SD Ada beberapa Langkah alternatif yang dapat kita gunakan,
yaitu:
1. Tentukan salah satu bahasan dari GBPP yang dapat dikaitkan dengan bahasan
dari mata pelajaran lain.
7 dalam cawu yang sama dari setiap mata
2. Cari pokok bahasan/subpokok bahasan
pelajaran yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Bagi materi yang tidak
bisa dilintaskan jangan dipaksakan, harus diberikan pada jam mata pelajaran yang
bersangkutan.
3. Buatlah pemetaan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah menentukan
kegiatan belajar mengajar.

C. Contoh pembelajaran IPA di SD secara interdisiplin ilmu

Topik : Udara bersih dan udara tercemar

Bahasa
Indonesia
- Membaca cerita kemudian Menyusun
/menjawab
pertanyaan
- Bermain
tebak-tebakan
- Menceritakan
pengalaman
yang menarik
-
Mengamati
lingkungan

Kerajinan
Tangan dan Kesenian Udara bersih
dan udara
- Gambar tercema
imajinatif
- Notasi
tangga nada

Ilmu
Penegtahuan
Alam
- Udara bersih dan udara
tercermar
mempengaruhi
Kesehatan
- Udara bersih bagi Kesehatan
- Udara tercemar
berbahaya bagi
kesehatan

8
1. Tujuan
Untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan dasar tentang:
- Tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar
- Perbedaan udara bersih dan udara tercemar
- Usaha-usaha mencegah pencemaran udara
- Pengaruh udara bersih dan udara tercemar terhadap Kesehatan
2. Alat, bahan, dan sumber bahan
a. Alat dan bahan
- Lingkungan
- Minyak wangi
- Minyak lampu
- Sapu tangan/kain perca
- Gambar-gambar tentang lingkungan
- Bambu
- Kertas dan sebagainya
b. Sumber bahan
- GBPP
- Buku paket
- Buku pedoman
- Buku sumber lain
3. Kegiatan belajar mengajar
- Kegiatan tanya jawab secara klasikal
Contoh pertanyaan:
1). Untuk ap akita bernafas?
2). Apa yang kita hirup saat bernafas?
3). Udara yang bagaimana yang baik untuk bernafas?
4). Apakah udara di sekitar kita bersih? Mengapa?
5). Mengapa bernafas melalui hidung lebih baik daripada melalui mulut?

Menguji kemampuan hidung mencium bau tertentu


Dua lembar kain perca letaknya agak berjauhan salah satu ditetesi minyak wangi
dan satunya di tetesi minyak lampu.
- Bagaimana bau masing-masing kain perca?
- Bau apa yang menyegarkan?
- Bau apa yang paling kuat? Selidikilah!

9
Tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar
Pengamatan langsung untuk mendaftar tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar,
secara kelompok.
Hasil pengamatan di tulis dalam daftar
Contoh daftar:

Tanda-tanda udara bersih Tanda-tanda udara tercemar


• Tidak berbau • Berbau busuk
• •
• •

4. Menggambar tempat-tempat yang berudara bersih dan udara tercemar, secara kelompok.
- Kemudian menceritakan gambar yang dibuatnya dan dijilid menjadi buku
cerita bergambar
5. Bermain peragaan
Alat permainan
- Kartu bertuliskan penyebab udara bersih dan udara tercemar
- Nomor untuk undian
- Karton tebal atau triplek

Cara bermain

1. Pemain mengambil nomor pada kantong nomor dengan mata terpejam


2. Pemain memperagakan apa yang tertulis pada kartu sesuai nomor yang dipegangnya.
3. Pemain yang tidak mampu memperagakan diberi hukuman, misalnya menyanyi.
Pada kesempatan ini guru juga mengajarkan dan mempratekkan notasi tinggi nada.

6. Diskusi kelompok tentang mengapa udara di kota-kota tercemar


Hasilnya dipajang di papan tulis untuk didiskusikan secara klasikal. Hasil diskusi
dicatat oleh masing-masing anak.
7. Membuat kliping
Setiap anak dianjurkan untuk mencari berita tentang lingkungan dari majalah atau
surat kabar yang tidak terpakai lagi kemudian tempelkan pada karton dan
dijadikan buku zig-zag.
8. Bermain tebakan
a. Alat permainan
- Kelompok anak laki-laki menuliskan perbuatan yang mencemarkan
udara pada potongan-potongan kertas

10
- Kelompok anak perempuan menuliskan usaha-usaha mencegah pencemaran
udara.
- Karton yang ditempelkan di papan
tulis. b. Cara bermain
- Anak laki-laki menempelkan salah satu potongan kertasnya. Anak
perempuan menempelkan pasangannya di sebelah kanannya.
- Anak perempuan menempelkan kertasnya dan anak laki-laki
menempelkan pasangannya di sebelah kiri.
- Demikian seterusnya hingga selesai.
9. Pengaruh udara bersih dan udara tercemar terhadap
Kesehatan a. Tanya jawab secara klasikal
b. Menuis cerita tentang pengaruh udara bersih terhadap Kesehatan.
Tindak Lanjut
Program tindak lanjut perlu disiapkan:
- Agar tidak ada waktu untuk kegiatan belajar mengajar yang terbuang.
- Membantu anak lamban dan memperkaya pengetahuan anak yang pintar.
- Membuat konsep

Contoh :

- Membuat karangan
- Mengadakan lomba mengarang
- Melakukan permainan

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan dalam pembelajaran IPA SD dewasa ini mengalami pergeseran dari


pembelajaran berpusat pada guru kearah pembelajaran berpusat pada siswa. Dalam hal ini siswa
diberikan kebebasan berkreativitas dalam pembelajaran sesuai dengan arahan dari guru.
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu intrakurikulum dan ekstrakurikulum.
Pembelajaran terpadu intrakurikulum mengintegrasikan topik-topik yang terdapat dalam satu
rumpun bidang studi misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi walaupun pada
kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak ada pemisah yang jelas dalam arti tidak
ada batas-batas yang jelas antara ketiga bidang tersebut. Sedangkan pembelajaran terpadu
ekstra kurikulum mengintegrasikan tolik atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu.
Pembelajaran terpadu merupakan: 1). Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema
tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain,
baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya. 2).
Suatu pendekatan pembelajaran yang enghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan
dunia nyata. 3). Suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan.
4). Merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan siswa akan belajar dengan lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sapriati, A. (2022). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai