Disusun oleh:
KELOMPOK 6
Samlani 857149741
Sujiyah 857151794
UPBJJ JAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat dan nikmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk menyelesaikan tugas kuliah yang telah ditetapkan pada mata kuliah Pembelajaran
IPA di SD.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
MODUL 3: METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
Kegiatan Belajar 1
2.1 PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI
A. Pembelajaran Sains Terintegrasi ........................................................................4
Kegiatan Belajar 2
2.2 MERANCANG PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI
A. Mengapa Perlu Inter dan Intradisiplin Ilmu dalam Pembelajaran? ..................7
B. Bagaimana Menyiapkan Pembelajaran Secara Inter dan
Intradisiplin di SD ……………………………………………………………7
C. Contoh Pembelajaran IPA SD Kelas III Secara Interdisiplin Ilmu …………...8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terintegrasi?
2. Apa saja tujuan dan prinsip pembelajaran terintegrasi?
3. Apa saja kelebihan dan keterbatasan pembelajaran terintegrasi?
4. Bagaimana cara menganalisis materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain?
5. Bagaimana cara mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk menjelaskan pengertian pembelajaran terintegrasi;
4. Untuk menganalisis materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain;
BAB II PEMBAHASAN
KEGIATAN BELAJAR 1
2.1 PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI
A. Pembelajaran Sains Terintegrasi
Pembelajaran sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat dianggap sebagai suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk
memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak didik. Pembelajaran terpadu
ini dikatakan lebih bermakna karena anak didik akan memahami konsep-konsep melalui
pembentukan konsep itu sendiri dan pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep-konsep lain yang sudah mereka pahami. Dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran terpadu
dapat berlangsung secara kondusif pada diri anak didik apabila pembelajaran bertitik tolak pada
sebuah tema atau topik yang dekat dengan kehidupan nyata di sekitar anak didik. Sebuah tema
dapat ditetapkan guru berdasarkan beberapa pertimbangan atau karakteristik dari materi mata
pelajaran yang akan dikembangkan guru bersama anak didik.
Di samping itu, pembelajaran terpadu lebih menekankan kepada keterlibatan anak didik di
dalam proses pembelajaran, menempatkannya pada kedudukan sentral dan secara aktif terlibat
dalam proses, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak didik.
Apa yang dikemukakan di atas sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh Miller (1992: 10)
bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata rantai dari holistic education,
memungkinkan anak didik untuk memahami sebuah fenomena dari beberapa aspek, karena
langsung dan aktif terlibat dalam proses, pengalaman anak didik menjadi lebih bermakna dan
selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap lingkungan. Mc Donald (1994:9) menyatakan
bahwa pembelajaran terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam hal
keterampilan proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif.
Di samping itu, Peter (1995: 636) mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu
tidak hanya diperoleh anak didik saja tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan,
yaitu dapat meningkatkan keterampilan merancang dan mengorganisasi pembelajaran dan
membina semangat kerja sama antara sesama rekan seprofesi.
Dengan demikian pembelajaran terpadu merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan anak, di mana kemampuan dan pengetahuan anak didik menjadi lebih
berkembang dan lebih bermakna.
Robert Fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah kelas
yang terdiri dari anak didik dan guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta perhatian
dan memberikan kemampuan berpikir secara interdisiplin.
KEGIATAN BELAJAR 2
2.2 MERANCANG PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI
A. Mengapa perlu inter dan intradisiplin ilmu dalam pembelajaran?
Ada beberapa argument yang dapat dijadikan alasan perlunya inter danintradisiplin
ilmu, diantaranya :
1. Pemahaman peserta didik terhadap topik lebih bermakna, karena topik kegiatan
yang disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia
anak.
2. Pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran
tidak berkotak-kotak oleh pemilahan mata pelajaran.
3. Menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik
bosan. Bila penyajiannya terpadu ( terkorelasi ) pengulangan itu dapat berupa
penguatan atau kelanjutan materi.
4. Memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa
topik berbagai mata pelajaran.
5. Pembelajaran akan lebih menarik dan menantang.
B. Bagaimana menyiapkan pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu
di SD Ada beberapa Langkah alternatif yang dapat kita gunakan,
yaitu:
1. Tentukan salah satu bahasan dari GBPP yang dapat dikaitkan dengan bahasan
dari mata pelajaran lain.
7 dalam cawu yang sama dari setiap mata
2. Cari pokok bahasan/subpokok bahasan
pelajaran yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Bagi materi yang tidak
bisa dilintaskan jangan dipaksakan, harus diberikan pada jam mata pelajaran yang
bersangkutan.
3. Buatlah pemetaan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah menentukan
kegiatan belajar mengajar.
Bahasa
Indonesia
- Membaca cerita kemudian Menyusun
/menjawab
pertanyaan
- Bermain
tebak-tebakan
- Menceritakan
pengalaman
yang menarik
-
Mengamati
lingkungan
Kerajinan
Tangan dan Kesenian Udara bersih
dan udara
- Gambar tercema
imajinatif
- Notasi
tangga nada
Ilmu
Penegtahuan
Alam
- Udara bersih dan udara
tercermar
mempengaruhi
Kesehatan
- Udara bersih bagi Kesehatan
- Udara tercemar
berbahaya bagi
kesehatan
8
1. Tujuan
Untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan dasar tentang:
- Tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar
- Perbedaan udara bersih dan udara tercemar
- Usaha-usaha mencegah pencemaran udara
- Pengaruh udara bersih dan udara tercemar terhadap Kesehatan
2. Alat, bahan, dan sumber bahan
a. Alat dan bahan
- Lingkungan
- Minyak wangi
- Minyak lampu
- Sapu tangan/kain perca
- Gambar-gambar tentang lingkungan
- Bambu
- Kertas dan sebagainya
b. Sumber bahan
- GBPP
- Buku paket
- Buku pedoman
- Buku sumber lain
3. Kegiatan belajar mengajar
- Kegiatan tanya jawab secara klasikal
Contoh pertanyaan:
1). Untuk ap akita bernafas?
2). Apa yang kita hirup saat bernafas?
3). Udara yang bagaimana yang baik untuk bernafas?
4). Apakah udara di sekitar kita bersih? Mengapa?
5). Mengapa bernafas melalui hidung lebih baik daripada melalui mulut?
9
Tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar
Pengamatan langsung untuk mendaftar tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar,
secara kelompok.
Hasil pengamatan di tulis dalam daftar
Contoh daftar:
4. Menggambar tempat-tempat yang berudara bersih dan udara tercemar, secara kelompok.
- Kemudian menceritakan gambar yang dibuatnya dan dijilid menjadi buku
cerita bergambar
5. Bermain peragaan
Alat permainan
- Kartu bertuliskan penyebab udara bersih dan udara tercemar
- Nomor untuk undian
- Karton tebal atau triplek
Cara bermain
10
- Kelompok anak perempuan menuliskan usaha-usaha mencegah pencemaran
udara.
- Karton yang ditempelkan di papan
tulis. b. Cara bermain
- Anak laki-laki menempelkan salah satu potongan kertasnya. Anak
perempuan menempelkan pasangannya di sebelah kanannya.
- Anak perempuan menempelkan kertasnya dan anak laki-laki
menempelkan pasangannya di sebelah kiri.
- Demikian seterusnya hingga selesai.
9. Pengaruh udara bersih dan udara tercemar terhadap
Kesehatan a. Tanya jawab secara klasikal
b. Menuis cerita tentang pengaruh udara bersih terhadap Kesehatan.
Tindak Lanjut
Program tindak lanjut perlu disiapkan:
- Agar tidak ada waktu untuk kegiatan belajar mengajar yang terbuang.
- Membantu anak lamban dan memperkaya pengetahuan anak yang pintar.
- Membuat konsep
Contoh :
- Membuat karangan
- Mengadakan lomba mengarang
- Melakukan permainan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA