Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mandiri disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Evaluasi Pembelajaran di SD
PDGK 4301
Tutor Pengampu : Dra. Katiah, M.Pd.
RESUME MODUL 6

Disusun oleh :
TINNIE TJANDRA - 857422467

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ)
BANDUNG
POKJAR KOTA BANDUNG
TAHUN 2019
MODUL 6
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

Kegiatan Belajar 1: Prinsip-prinsip Pemberian Penilaian

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan adalah kurikulum berbasis


kompetensi. Untuk itu guru harus mempersiapkan proses pembelajaran dengan
mengembangkan acuan sistem pembelajaran. Produk persiapan pembelajaran
yang dimiliki guru sekurang-kurangnya adalah berupa :

1. Matriks kompetensi belajar (learning competency matrik) yang menjamin


pengalaman belajar yang terarah dan
2. Program penilaian otentik berkelanjutan (Continus authentic assesment)
3. Sistem penilaian yang digunakan dalam KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) adalah penilaian kelas otentik (authentic assesmen) atau
disebutkan sebagai penilaian kelas.

Penilaian kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang


perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa
tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan
dicapai.

A. Tujuan Penilaian Kelas

Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut :

1. Penelusuran (keeping track) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk


meneluri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana
2. Pengecekan (checking-up) yaitu bahwa penilaian kelemahan-kelemahan
yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran
3. Pencarian (Finding – out) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk mencari
dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran
4. Penyimpulan (summing-up) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk
menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum.

B. Fungsi Penilaian Kelas


1. Fungsi motivasi, berarti bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru di
kelas harus dapat
2. mendorong motivasi siswa untuk belajar
3. Fungsi belajar tuntas yaitu penilaian kelas harus diarahkan untuk
memantau ketuntasan belajar siswa
4. Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran berarti bahwa disamping
untuk memantau kemampuan siswa, penilaian kelas juga digunakan untuk
melihat seberapa jauh proses belajar-mengajar telah berhasil.
5. Fungsi umpan balik yaitu bahwa hasil penilaian harus dianalisis oleh guru
sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru.

C. Prinsip Penilaian Kelas


1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran
2. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh
karena itu penilaian mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian
harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan tingkat
ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektifitas proses
pembelajaran.
3. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
4. Penilaian harus dapat mengarahkan siswa untuk memahami keterkaitan
kemampuan yang diperoleh dari proses pembelajaran dengan masalah
yang dihadapi dalam masyarakat.
5. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
6. Teknik penilaian yang dapat digunakan meliputi tes tertulis, performance
test, penilaian produk, penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri,
penilaian sikap, dan protofolio.
7. Penilaian harus bersifat holistic
8. Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran baik
kognitif, afektif, maupun sensori-motorik
9. Penilaian kelas mengacu kepada kemapuan (Comptency Referenced)
10. Dalam melakukuan penilaian harus sejalan dengan pelajaran yang telah
diterima oleh siswa. Materi penugasan merupakan butir-butir yang harus
dicapai oleh siswa.
11. Berkelanjutan (Continuous)
12. Penilaian merupakan proses yang berkelanjutan dalam satu semester/ satu
tahun.
13. Didaktis
14. Penilaian diharapkan bersifat mendidik, dapat memacu siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi.
15. Menggali informasi
16. Penilaian hendaknya dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru
untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Soal dan tugas sangat
dianjurkan dalam bentuk uraian dan pemecahan masalah.
17. Melihat yang benar dan yang salah
18. Dalam melakuklan penilaian hendaknya melakukan analisis terhadap hasil
penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan
yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus hal-hal yang positif
yang diberikan siswa.

D. Prosedur / Metode Penilaian

Agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan efektif guru harus menggunakan
berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakterisitk pengalaman belajar yang dialami siswa.

Metode-metode tersebut meliputi :

1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan mapun uraian
Tes tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi
tertentu. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu
merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

a. Soal dengan memilih jawaban : pilihan ganda; dua pilihan (benar-salah,


ya-tidak); menjodohkan
b. Soal dengan mensuplai-jawaban, isian atau melengkapi; jawaban singkat
atau pendek ; soal uraian.

2. Tes praktek (peformance test)

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan


mengamati kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan sesuatu Cara penilaian
ini lebih otentik daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya lebih mencerminkan
kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin banyak kesempatan guru
mengamati unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian kemampuan siswa.

Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan
siswa dalam penyajian lisan (keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi,
berdiskusi, dan sebagainya), pemecahan masalah dalam suatu kelompok,
partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, kemampuan siswa menari,
kemampuan siswa memainkan alat musik, kemampuan siswa dalam cabang-
cabang olah raga, kemampuan siswa menggunakan peralatan laboratorium,
kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya.

3. Penilaian produk

Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membu-


at produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(gambar, lukisan, pahatan), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan
logam. Cara ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga dari proses
pembuatannya, contoh: kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil
baik, bercita rasa enak, dan penampilan menarik.

4. Penilaian proyek

Penilaian melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan


yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok untuk periode tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Proyek seringkali melibatkan
pencarian data primer dan sekunder, mengevaluasi secara kritis hasil penyelidikan,
dan kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu, proyek sangat bermanfaat bila
digunakan untuk menilai keterampilan menyelidiki secara umum untuk segala
bidang pembelajaran.

Di samping itu proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan


pengetahuan siswa dalam bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa
mengaplikasikan pengetahuan itu dalam penyelidikan tertentu, dan mengetahui
kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.

5. Peta perkembangan

6. Evaluasi diri siswa

7. Penilaian afektif

8. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan


pada berbagai informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa
dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan siswa tersebut dapat berupa
karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswanya, hasil
tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait
dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Kegiatan Belajar 2: Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan

A. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di Jenjang Pendidikan Dasar dan


Menengah

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63


menyebutkan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik


2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
3. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Dari rincian penilain pendidikan tersebut, terdapat beberapa bentuk penilaian yang
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:

1. Ulangan harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan tengah semester
4. Ulangan akhir semester
5. Ulangan kenaikan kelas
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku / sikap dan psikomotorik.
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karkateristik materi yang dinilai
8. Ujian sekolah
9. Ujian nasional
10. Bentuk penilaian lain seperti penilaian diri, kuisioner, penilaian proyek,
dan portofolio.

Berdasarkan pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan


oleh BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan), ditetapkan:

1. Ketuntasan Belajar

Pelaksanaan ketuntasan belajar diwujudkan dengan adanya ketentuan


Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk setiap mata pelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas adalah:

a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program


pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang
diikuti.

3. Kriteria Kelulusan

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran


b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
mata pelajaran ESTETIKA, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
d. Lulus Ujian Nasional

Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi :

a. Alat penilaian

1. Aspek kognitif, berupa tes objektif, tes uraian dan tes berbentuk soal
terbuka.
2. Aspek Psikomotorik, berupa tes tertulis , tes simulasi, dan tes contoh
kerja (work sample)
3. Aspek Afektif, non test penilaian sikap dan penilaian diri, baik berbentuk
kuisioner, pegamatan, maupun laporan diri.

b. Penyekoran

1. Skor Tes Objektif

- Tanpa menyertakan faktor koreksi


𝐵
Skor = xK
𝑁

Keterangan: B = jumlah jawaban benar

N = jumlah seluruh butir soal

K = skor maksimum skala penilaian

- Menyertakan faktor koreksi

𝑆
Skor = [(B-𝑃)/N] x K

Keterangan: B = jumlah jawaban benar

S = jumlah jawaban salah

P = banyaknya pilihan jawaban setiap butir soal

N= jumlah seluruh butir soal

K = skor maksimum skala penilaian

2. Skor Tes Uraian

Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam


pedoman penyekoran skor diberikan berdasarkan kecocokan jawaban
terhadap “kata kunci”.

Contoh tabel penyekoran tes uraian:

No. Rambu-rambu Jawaban Skor


1. (1) 3
Cara hidup, tidak lagi mencerminkan gaya hidup
(2)
masyarakat setempat.
(3)
Makanan, masyarakat menggemari makanan cepat
saji
3. Skor Aspek Afektif

Pemberian skor didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala tertentu.

Contoh: jawaban siswa A tentang mapel Matematika

Membosankan (1) 2 3 4 5 Menyenangkan

Tidak Bermanfaat 1 (2) 3 4 5 Bermanfaat

Tidak Menarik 1 (2) 3 4 5 Menarik

Tidak Perlu dipelajari 1 2 (3) 4 5 Perlu dipelajari

Tidak Menantang 1 (2) 3 4 5 Menantang______

Skor siswa A = 1 + 2 + 2 + 3 + 2 = 10

Kriteria penilaian dapat ditetapkan:

Rentang Skor Kriteria


5–9 Tidak baik (sangat rendah)
10 – 15 Kurang baik (rendah)
16 – 20 Baik (sedang)
21 – 25 Sangat baik (tinggi)
Dari skor yang diperoleh siswa A = 10 maka dapat disimpulkkan sikap siswa A
terhadap mapel Matematika adalah kurang baik (rendah)

4. Skor Aspek Psikomotorik

𝑃𝑥𝑇
Skor = 𝑀𝑥𝑇 𝑥𝐾

P = skor setiap aspek penilaian/ butir soal

M= skor maksimum setiap aspek penilaian / butir soal

T = Bobot setiap aspek penilaian / butir soal

K = Maksimmum rentang skor total


Contoh:

Pedoman penyekoran

Skor Skor
Aspek Penilaian Bobot Jumlah
Maksimum Siswa
Kemenarikan 3 2 2 4
Ejaan/ Tanda 5 3 4 12
Baca
2 1 2 2
Perwajahan
Skor total 18
Selanjutnya skor total siswa dibandingkan dengan skor maksimum
penilaian.
18
(3 x 2) + (5 x 3) + (2 x 1) = 23. Maka nilai siswa adalah: 23 𝑥100 = 78,26

B. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Perguruan Tinggi

Penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga yang


bersangkutan sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989; PP No. 60
Tahun 1999, dan SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun 2000. SK Mendiknas
mengenai Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.

Pasal 12 :

1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian


secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan
pengamatan oleh dosen;
2. Ujian dapat dilaksanakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir
semester, ujian akhir akhir program study, ujian skripsi, ujian tesis, dan
ujian disertasi;
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B, C, D, dan E yang masing-
masing bernilai 4,3,2,1, dan 0.
Pasal 14:

1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah


SKS yang disyaratkan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum;
2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan berpedoman pada kisaran
beban studi bagi masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam
pasal 5, pasal 6, pasal 8;
3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
masing-masing perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk
program sarjana dan program diploma, dan sama atau lebih tinggi dari
2,75 untuk program magister.

Pasal 15:

1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat


memuaskan, dan dengan pujian, yang dinyatakan pada transkrip
akademik;
2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan
diploma adalah:
a. IPK 2,00 – 2,75: memuaskan;
b. IPK 2,76 – 3,50: sangat memuaskan;
c. IPK 3,51 – 4,00: dengan pujian.
2. Predikat kelulusan untuk program magister;
a. IPK 2,75 – 3,40: memuaskan;
b. IPK 3, 41 – 3,70: sangat memuaskan;
c. IPK 3,71 – 4,00: dengan pujian.
3. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan memperhatikan
masa studi maksimum, yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1
tahun untuk program sarjana dan 0,5 tahun untuk program magister;
4. Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi
yang bersangkutan.
Pasal 16:

1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh


dan berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik
pendidikan yang bersangkutan;
2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat
dikembangkan sistem penghargaan mahasiswa dan lulusan yang
memperoleh prestasi tinggi.

Perguruan tinggi menanggapi Pasal 12 ayat (1) dengan memperhatikan pasal


5 ayat (1) yang menyatakan bahwa beban studi program S1 ada pada rentangan
144 sampai dengan 160 SKS. Dalam hal ini perguruan tinggi (Fakultas, Jurusan,
Program Studi) dapat menentukan jumlah SKS yang harus ditempuh program
sarjana.

Contoh penilaian di Universitas Terbuka:

a. Ujian Akhir Semester (UAS) minimal 40%


b. Tugas Mandiri (TM) 15%
c. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Online 15 %
d. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tatap Muka Rancangan Khusus
(TTMRK) 30%
e. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tertulis (Tutis) 15%
f. Praktikum (termasuk bimbingan) 30%
g. Praktek 30%
h. Tugas Mata Kuliah 15% atau 30%

Contoh penilaian di salah satu Universitas di Jakarta:

1. Kehadiran 10%
2. Tugas-tugas 20%
3. Ujian Tengah Semester 30%
2. Ujuan Akhir 40%
Kegiatan Belajar 3: Pemanfaatan Hasil Tes untuk Meningkatkan Proses
Pembelajaran

Sebelum anda mengajar di depan kelas, satuan pembelajaran dan rencana


pembelajaran harus sudah anda persiapkan terlebih dahulu. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran adalah dengan
melakukan tes, antara lain:

A. Memanfaatkan Hasil Pre Test – Post Test

Pre Test merupakan Jenis test yang di lakukan sebelum pelajaran inti di mulai,
sedangkan Post Tes adalah penilaian yang dilakukan setelah pelajaran selesai.

Teknik pre-test dan post-test memiliki manfaat baik bagi guru, siswa, maupun
program itu sendiri.

1. Manfaat Bagi Guru


 Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa
 Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi
milik siswa
 Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang telah
diberikan
2. Manfaat Bagi Siswa
 Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program yang menyeluruh
 Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa
 Usaha perbaikan
 Sebagai diagnosis
3. Manfaat Bagi Program
 Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat
dalam arti sesuai dengan keakapan anak
 Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan
 Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil
yang akan di capai

 Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

B. Memanfaatkan Hasil Test Formatif

Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu (Arikunto, 2002:36).
Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat dipandang sebagai tes
diagnostic pada akhir pelajaran

C. Manfaat Hasil Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan


kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk
memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan
kelemahan yang dimiliki siswa.

1. Fungsi Tes Diagnostik?

Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:

a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,


b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai
masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi
2. Karakateristik Tes Diagnostik

Tes diagnostik memiliki karakteristik:

a. dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format


dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,
b. dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau
kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit)
siswa,
c. menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau
jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap.
Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected
response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan
mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir
jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau
masalahnya, dan
d. disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan
(penyakit) yang teridentifikasi.
b. Pemanfaatan Hasil Penilaian Non Tes
c. Teknik non tes yang di gunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap,
dan portofolio.

Penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi
peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran, dan pembinaan
sikap siswa. Portofolio merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja
siswa yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio dapat
memberikan informasi yang menyeluruh mengenai:

a. perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa tentang konsep, topic


dan isu pada kurun waktu tertentu.
b. hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus.
c. dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu.
d. refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

Manfaat bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai:

a. umpan balik penguasaan dan kemampuan


b. pendorong peningkatan pembelajaran
c. memahami tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu

Manfaat bagi guru penilaian portofolio berguna untuk:

a. umpan balik penguasaan siswa


b. kemampuan yang belum di kuasai siswa
c. gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
d. strategi pembelajaran dan penilaian siswa
e. pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan atau program studi
f. kecenderungan perilaku belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai