Anda di halaman 1dari 14

Ringkasan Evaluasi Pembelajaran di SD Modul 6

PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

Kegiatan Belajar 1

Prinsip-prinsip Pemberian Penilaian

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Untuk itu guru
harus mempersiapkan proses pembelajaran dengan mengembangkan acuan sistem pembelajaran.
Produk persiapan pembelajaran yang dimiliki guru sekurang-kurangnya adalah berupa :

1. Matriks kompetensi belajar (learning competency matrik) yang menjamin pengalaman belajar yang
terarah dan

2. Program penilaian otentik berkelanjutan (Continus authentic assesment)

Sistem penilaian yang digunakan dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah penilaian kelas
otentik (authentic assesmen) atau disebutkan sebagai penilaian kelas.

Penilaian kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu membuktikan, atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar
dikuasai dan dicapai.

A. Tujuan Penilaian Kelas

Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut :

1. Penelusuran (keeping track) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk meneluri agar proses
pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana

2. Pengecekan (checking-up) yaitu bahwa penilaian kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik
dalam proses pembelajaran

3. Pencarian (Finding out) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk mencari dan menemukan hal-hal
yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran

4. Penyimpulan (summing-up) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk menyimpulkan apakah anak didik
telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.

B. Fungsi Penilaian Kelas

1. Fungsi motivasi, berarti bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus dapat

mendorong motivasi siswa untuk belajar

2. Fungsi belajar tuntas yaitu penilaian kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa
3. Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran berarti bahwa disamping untuk memantau
kemampuan siswa, penilaian kelas juga digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar-mengajar
telah berhasil.

4. Fungsi umpan balik yaitu bahwa hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik
bagi siswa dan guru.

C. Prinsip Penilaian Kelas

1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran

Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh karena itu penilaian mencakup
penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan
menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektifitas proses
pembelajaran.

2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata

Penilaian harus dapat mengarahkan siswa untuk memahami keterkaitan kemampuan yang diperoleh dari
proses pembelajaran dengan masalah yang dihadapi dalam masyarakat.

3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria

Teknik penilaian yang dapat digunakan meliputi tes tertulis, performance test, penilaian produk,
penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri, penilaian sikap, dan protofolio.

4. Penilaian harus bersifat holistic

Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran baik kognitif, afektif, maupun sensori-
motorik

5. Penilaian kelas mengacu kepada kemapuan (Comptency Referenced)

Dalam melakukuan penilaian harus sejalan dengan pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Materi
penugasan merupakan butir-butir yang harus dicapai oleh siswa.

6. Berkelanjutan (Continuous)

Penilaian merupakan proses yang berkelanjutan dalam satu semester/ satu tahun.

7. Didaktis

Penilaian diharapkan bersifat mendidik, dapat memacu siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi.

8. Menggali informasi
Penilaian hendaknya dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan
dan umpan balik. Soal dan tugas sangat dianjurkan dalam bentuk uraian dan pemecahan masalah.

9. Melihat yang benar dan yang salah

Dalam melakuklan penilaian hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa
secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus hal-
hal yang positif yang diberikan siswa.

D. Prosedur / Metode Penilaian

Agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan efektif guru harus menggunakan berbagai metode dan
teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakterisitk pengalaman belajar
yang dialami siswa.

Metode-metode tersebut meliputi :

1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan mapun uraian

Tes tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi tertentu. Tes Tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam
bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Ada dua bentuk soal tes tertulis , yaitu:

1. Soal dengan memilih jawaban : pilihan ganda; dua pilihan (benar-salah, ya-tidak); menjodohkan

2. Soal dengan mensuplai-jawaban, isian atau melengkapi; jawaban singkat atau pendek ; soal uraian.

2. Tes praktek (peformance test)

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja siswa
dalam melakukan sesuatu Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya
lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin banyak kesempatan guru mengamati
unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian kemampuan siswa.

Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian lisan
(keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi, dan sebagainya), pemecahan masalah dalam
suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, kemampuan siswa menari, kemampuan
siswa memainkan alat musik, kemampuan siswa dalam cabang-cabang olah raga, kemampuan siswa
menggunakan peralatan laboratorium, kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya.

3. Penilaian produk

Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membu-at produk-produk teknologi
dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, pahatan), barang-barang terbuat
dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Cara ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga dari
proses pembuatannya, contoh: kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar,
menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan
penampilan menarik.

4. Penilaian proyek

Penilaian melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan siswa secara
individual atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Proyek seringkali
melibatkan pencarian data primer dan sekunder, mengevaluasi secara kritis hasil penyelidikan, dan
kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu, proyek sangat bermanfaat bila digunakan untuk menilai
keterampilan menyelidiki secara umum untuk segala bidang pembelajaran.

Di samping itu proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam
bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu dalam penyelidikan
tertentu, dan mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.

5. Peta perkembangan

6. Evaluasi diri siswa

7. Penilaian afektif

8. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada berbagai informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan
siswa tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswanya,
hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi
tertentu dalam satu mata pelajaran.

Kegiatan Belajar 2

Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan

A. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 menyebutkan bahwa penilaian
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan

3. Penilaian hasil belajarr oleh pemerintah


Dari rincian penilain pendidikan tersebut, terdapat beberapa bentuk penilaian yang digunakan

untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:

1. Ulangan harian

2. Tugas-tugas

3. Ulangan tengah semester

4. Ulangan akhir semester

5. Ulangan kenaikan kelas

6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku / sikap dan psikomotorik.

7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karkateristik materi yang dinilai

8. Ujian sekolah

9. Ujian nasional

10. Bentuk penilaian lain seperti penilaian diri, kuisioner, penilaian proyek, dan portofolio.

Berdasarkan pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan oleh

BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan), ditetapkan:

1. Ketuntasan Belajar

Pelaksanaan ketuntasan belajar diwujudkan dengan adanya ketentuan Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM) untuk setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

2. Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas adalah:

a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua
semester di kelas yang diikuti.

b. Tidak terdapat nilai dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)

c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.

3. Kriteria Kelulusan

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran


b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran ESTETIKA, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan;

c. Lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

d. Lulus Ujian Nasional

Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi :

a. Alat penilaian

Aspek kognitif, berupa tes objektif, tes uraian dan tes berbentuk soal terbuka.

Aspek Psikomotorik, berupa tes tertulis , tes simulasi, dan tes contoh kerja (work sample)

Aspek Afektif, non test penilaian sikap dan penilaian diri, baik berbentuk kuisioner, pegamatan, maupun
laporan diri.

b. Penyekoran

Skor Tes Objektif

- Tanpa menyertakan faktor koreksi

Skor =

Keterangan: B = jumlah jawaban benar

N = jumlah seluruh butir soal

K = skor maksimum skala penilaian

- Menyertakan faktor koreksi

Skor = (B-

Keterangan: B = jumlah jawaban benar

S = jumlah jawaban salah

P = banyaknya pilihan jawaban setiap butir soal

N= jumlah seluruh butir soal

K = skor maksimum skala penilaian

Skor Tes Uraian


Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam pedoman penyekoran skor diberikan
berdasarkan kecocokan jawaban terhadap kata kunci.

Contoh tabel penyekoran tes uraian:

No. Rambu-rambu Jawaban Skor

1. (1)

Cara hidup , tidak lagi mencerminkan gaya hidup

(2)

masyarakat setempat .

(3)

Makanan, masyarakat menggemari makanan cepat saji

Total skor

Skor Aspek Afektif

Pemberian skor didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala tertentu.

Contoh: jawaban siswa A tentang mapel Matematika

Membosankan (1) 2 3 4 5 Menyenangkan

Tidak Bermanfaat 1 (2) 3 4 5 Bermanfaat

Tidak Menarik 1 (2) 3 4 5 Menarik

Tidak Perlu dipelajari 1 2 (3) 4 5 Perlu dipelajari

Tidak Menantang 1 (2) 3 4

5 Menantang ______

Skor siswa A = 1 + 2 + 2 + 3 + 2 = 10

Kriteria penilaian dapat ditetapkan:

Rentang Skor

Kriteria

59
10 15

16 20

21 25

Tidak baik (sangat rendah)

Kurang baik (rendah)

Baik (sedang)

Sangat baik (tinggi)

Dari skor yang diperoleh siswa A = 10 maka dapat disimpulkkan sikap siswa A terhadap mapel
Matematika adalah kurang baik (rendah)

Skor Aspek Psikomotorik

Skor =

P = skor setiap aspek penilaian/ butir soal

M= skor maksimum setiap aspek penilaian / butir soal

T = Bobot setiap aspek penilaian / butir soal

K = Maksimmum rentang skor total

Contoh:

Pedoman penyekoran

Aspek Penilaian

Skor Maksimum Bobot Skor Siswa Jumlah

Kemenarikan

Ejaan/ Tanda Baca

Perwajahan

2
3

12

Skor total 18

Selanjutnya skor total siswa dibandingkan dengan skor maksimum penilaian.

(3 x 2) + (5 x 3) + (2 x 1) = 23. Maka nilai siswa adalah: = 78,26

B. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Perguruan Tinggi

Penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai UU Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 1989; PP No. 60 Tahun 1999, dan SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun
2000. SK Mendiknas mengenai Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.

Pasal 12 :

1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang dapat
berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen;

2. Ujian dapat dilaksanakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir akhir
program study, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi;

3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B, C, D, dan E yang masing-masing bernilai 4,3,2,1, dan 0.

Pasal 14:

1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah SKS yang disyaratkan dan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum;

2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dengan berpedoman pada kisaran beban studi bagi masing-masing program sebagaimana ditetapkan
dalam pasal 5, pasal 6, pasal 8;
3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh masing-masing perguruan
tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk program sarjana dan program diploma, dan sama atau lebih
tinggi dari 2,75 untuk program magister.

Pasal 15:

1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan pujian,
yang dinyatakan pada transkrip akademik;

2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah:

a. IPK 2,00 2,75: memuaskan;

b. IPK 2,76 3,50: sangat memuaskan;

c. IPK 3,51 4,00: dengan pujian.

3. Predikat kelulusan untuk program magister;

a. IPK 2,75 3,40: memuaskan;

b. IPK 3, 41 3,70: sangat memuaskan;

c. IPK 3,71 4,00: dengan pujian.

4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan memperhatikan masa studi maksimum,
yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk program sarjana dan 0,5 tahun untuk
program magister;

5. Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.

Pasal 16:

1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan
dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang bersangkutan;

2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem
penghargaan mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.

Perguruan tinggi menanggapi Pasal 12 ayat (1) dengan memperhatikan pasal 5 ayat (1) yang menyatakan
bahwa beban studi program S1 ada pada rentangan 144 sampai dengan 160 SKS. Dalam hal ini
perguruan tinggi (Fakultas, Jurusan, Program Studi) dapat menentukan jumlah SKS yang harus ditempuh
program sarjana.

Contoh penilaian di Universitas Terbuka:

a. Ujian Akhir Semester (UAS) minimal 40%


b. Tugas Mandiri (TM) 15%

c. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Online 15 %

d. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tatap Muka Rancangan Khusus (TTMRK) 30%

e. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tertulis (Tutis) 15%

f. Praktikum (termasuk bimbingan) 30%

g. Praktek 30%

h. Tugas Mata Kuliah 15% atau 30%

Contoh penilaian di salah satu Universitas di Jakarta:

1. Kehadiran 10%

2. Tugas-tugas 20%

3. Ujian Tengah Semester 30%

4. Ujuan Akhir 40%

Kegiatan Belajar 3

Pemanfaatan Hasil Tes untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran

Sebelum anda mengajar di depan kelas, satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran harus sudah
anda persiapkan terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas
proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes, antara lain:

A. Memanfaatkan Hasil Pre Test Post Test

Pre Test merupakan Jenis test yang di lakukan sebelum pelajaran inti di mulai, sedangkan Post Tes adalah
penilaian yang dilakukan setelah pelajaran selesai.

Teknik pre-test dan post-test memiliki manfaat baik bagi guru, siswa, maupun program itu sendiri.

1. Manfaat Bagi Guru

Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa

Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa

Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang telah diberikan

2. Manfaat Bagi Siswa

Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program yang
menyeluruh

Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa

Usaha perbaikan

Sebagai diagnosis

3. Manfaat Bagi Program

Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai

dengan keakapan anak

Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum

diperhitungkan

Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan di

capai

Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

B. Memanfaatkan Hasil Test Formatif

Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti suatu program tertentu (Arikunto, 2002:36). Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif
dapat dipandang sebagai tes diagnostic pada akhir pelajaran

C. Manfaat Hasil Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil
tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat
dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa.

Diagnostik?

Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:

(a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,

(b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang
telah teridentifikasi

istik Tes Diagnostik

Tes diagnostik memiliki karakteristik:


a) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus
didesain memiliki fungsi diagnostik,

b) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin
menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa,

c) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga
mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk
selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih
jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan
atau masalahnya, dan

d) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

D. Pemanfaatan Hasil Penilaian Non Tes

Teknik non tes yang di gunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap, dan portofolio.

Penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi peningkatan profesionalisme
guru, perbaikan proses pembelajaran, dan pembinaan sikap siswa. Portofolio merupakan rangkaian atau
kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio
dapat memberikan informasi yang menyeluruh mengenai:

1. perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa tentang konsep, topic dan isu pada kurun waktu
tertentu.

2. hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus.

3. dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu.

4.refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Manfaat bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai:

1. umpan balik penguasaan dan kemampuan

2. pendorong peningkatan pembelajaran

3. memahami tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu

Manfaat bagi guru penilaian portofolio berguna untuk:

1. umpan balik penguasaan siswa

2. kemampuan yang belum di kuasai siswa

3. gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar


4. strategi pembelajaran dan penilaian siswa

5. pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan atau program studi

6. kecenderungan perilaku belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai