Anda di halaman 1dari 4

1.

Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun asesmen kinerja siswa agar dapat menilai
kualitas kinerja siswa, baik proses maupun produk?
Jawaban :
Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun asesmen adalah:
1. mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut.
Ada lima pertanyaan pokok yang dapat membantu guru dalam merumuskan tugas, yaitu:
a. Keterampilan atau atribut kognitif apakah yang harus dikuasai siswa?
b. Keterampilan atau atribut afektif apakah yang harus dikuasai siswa?
c. Keterampilan metakognitif apakah yang harus dikembangkan siswa? Yang dimaksud dengan
metakognitif adalah kemampuan siswa untuk melakukan analisis dan refleksi terhadap
pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya.
d. Tipe masalah yang seperti apa yang harus dipecahkan siswa?
e. Konsep atau prinsip apa yang harus dapat diterapkan oleh siswa?

2. merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuannya dalam


berpikir dan keterampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasan yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

a. Apakah tugas yang diberikan kepada siswa sudah sesuai dengan kinerja yang akan diukur?
b. Apakah tugas yang diberikan sudah meminta siswa untuk berpikir kritis dan menggunakan
keterampilannya?
c. Apakah tugas tersebut layak diberikan pada pembelajaran itu?
d. Apakah asesmen dilakukan dengan menggunakan tugas yang sesuai dengan realitas
kehidupan siswa?
e. Dapatkah tugas tersebut digunakan untuk menilai beberapa kinerja sekaligus sehingga
asesmen menjadi efektif"?
f. Apakah tugas yang diberikan adil?
g. Apakah tugas yang diberikan sudah bebas dari bias?
h. Apakah tugas tersebut dapat dipertanggungjawabkan?
i. Apakah tugas tersebut dapat diselesaikan siswa?
j. Apakah tugas tersebut sudah didefinisikan dengan jelas?

3. menetapkan kriteria keberhasilan. Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru
selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan
untuk menilai kinerja siswa. Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya cukup rinci sehingga
dapat menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar guru dapat
memberikan penilaian yang objektif.

2. Rubrik adalah pedoman pemberian skor yang digunakan untuk menilai mutu kinerja atau
hasil kinerja siswa. Berkaitan dengan konsep tersebut, bagaimana langkah-langkah dalam
pengembangan rubrik?
Jawaban :
Secara lebih rinci Chicago Public School (CPS) menjelaskan beberapa langkah dalam
pengembangan rubrik yaitu :
1. Guru bersama teman sejawat menentukan dimensi kinerja yang akan dinilai. Pedoman yang
digunakan adalah GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran).
2. Cocokkan dimensi kinerja tersebut dengan kinerja siswa secara riil di lapangan untuk melihat
kesesuaiannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada suatu dimensi yang
mendapat penekanan berlebih dari dimensi yang lain dan untuk mengidentifikasi adanya
kemungkinan dimensi kinerja yang belum tercantum.
3. Revisilah dimensi-dimensi kinerja tersebut sehingga menjadi lebih tepat.
4. Setelah itu definisikanlah setiap dimensi kinerja tersebut. Pendefinisian ini merupakan
langkah yang kritis karena jika terjadi kesalahan dalam membuat definisi maka penilaian
terhadap kinerja tersebut menjadi tidak tepat.
5. Menentukan skala dari dimensi kinerja yang akan dinilai Setiap kategori skala harus
didefinisikan secara jelas dan diberi contoh kinerja yang ditunjukkan pada setiap kategori.
6. Sebelum rubrik ini digunakan, lakukan penilaian terhadap rubrik tersebut.
7. Lakukan uji coba untuk mengetahui apakah rubrik tersebut dapat digunakan atau tidak.
8. Jika rubrik sudah dianggap baik, lakukan sosialisasi dengan melibatkan pihak yang terkait.
Langkah ini dimaksudkan agar semua pihak yang terkait sepakat dengan asesmen ini.

3.Fortofolio merupakan hasil karya siswa, contohnya sebagai pengembangan level berikutnya
dan untuk mempromosikan pengembangan berikutnya. Buatlah tahapan-tahapan dalam
perencanaan penilaian portofolio dan jelaskan keuntungan penilaian dengan portofolio
tersebut!
Jawaban :
Delapan pedoman yang harus perhatikan pada saat merencanakan penilaian portofolio:
1. Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio. Ini merupakan langkah awal yang harus Anda lakukan.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil belajar yang
dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut harus tepat untuk umur, kelas, dan materi siswa
yang akan dinilai.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan
melengkapi penilaian.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders) dengan
portofolio siswa. Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa itu
sendiri, teman sekelas, orang lain yang mengetahui persis kemampuan siswa, dan orang tua
siswa.
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan keputusan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan.
Keuntungan Penilaian Berbasis Portofolio :
1. Bukti dari Kinerja Siswa Menjadi Lebih Jelas dan Lengkap
Penilaian berbasis portofolio bisa dijadikan sebagai bukti dari kinerja siswa yang selama ini
mereka capai. Pada tahap ini, portofolio berperan sebagai bukti nyata dari pencapaian yang
dimiliki siswa, di mana bukti tersebut bisa ditunjukkan secara jelas dan bisa disimpan dengan
aman. Bukti atau portofolio siswa akan sangat berguna saat siswa menempuh pendidikan yang
lebih tinggi lagi.

2. Bisa Digunakan sebagai Catatan Jangka Panjang


Selain itu, penilaian berbasis portofolio bisa digunakan sebagai catatan jangka panjang. Arti dari
catatan jangka panjang yaitu di mana portofolio tersebut bisa digunakan dan bermanfaat kapan
saja.

3. Dipergunakan dalam Memberi Gambaran atau Pandangan tentang Kemampuan Siswa


Hal lain yang dapat dimanfaatkan dari penilaian berbasis portofolio yaitu bisa digunakan dalam
memberi gambaran atau pandangan tentang kemampuan siswa. Bisa dikatakan penilaian
berbasis portofolio ini bermanfaat sebagai peninjau masa depan siswa.

4. Sebagai Nilai Tambahan untuk Siswa dalam Menunjukkan Keunggulannya


Beberapa sekolah, universitas dan ruang lingkup pekerjaan lebih mengutamakan seseorang
atau lulusan yang memiliki prestasi atau skill lebih di dalam dirinya. Dengan memuat penilaian
berbasis portofolio siswa sudah melengkapi salah satu syarat alasan mereka bisa diterima di
sekolah, universitas atau ruang lingkup pekerjaan.

5. Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar


Karena penilaian berbasis portofolio sangat bermanfaat bagi masa depan seorang siswa, maka
tidak bisa dipungkiri bahwa semangat mereka untuk mendapatkan hasil terbaik semakin
meningkat. Salah satu ciri-cirinya yaitu semakin aktifnya siswa dalam proses belajar di kelas.

6. Sebagai Bentuk Pengakuan atas Prestasi Siswa


Penilaian berbasis portofolio juga bisa dijadikan sebagai bentuk dari pengakuan atas prestasi
yang telah siswa raih. Dengan begitu motivasi mereka dalam meraih prestasi akan semakin
meningkat.

7. Sebagai Media atau Bahan yang Relatif dalam Memantau Perkembangan Kemampuan dan
Potensi Siswa di Sekolah
Hal terakhir yang bisa dirasakan oleh guru dan orang tua karena adanya penilaian berbasis
portofolio yaitu Anda sekaligus orang tua bisa memantau perkembangan kemampuan dan
potensi yang dimiliki siswa di sekolah. Misalnya dalam hal prestasi, nilai akademik, atau
keterampilannya.
4. Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah
afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri yang memerlukan kejujuran observer
(yang diobservasi). Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai pernyataan tersebut?
Kemudian jelaskan tahapan pengembangan instrument penilaian afektif!
Jawaban :
Saya setuju dengan pernyataan tersebut, karena pertama, perilaku melibatkan perasaan dan
emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk
ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan
dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari
senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding
yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang
menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai
positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-
sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu
pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan. Bila kecemasan merupakan
karakteristik afektif yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target. Peserta didik mungkin
bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa
merupakan target dari kecemasan. Kadang-kadang target ini diketahui oleh seseorang namun
kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali peserta didik merasa cemas bila menghadapi tes di
kelas. Peserta didik tersebut cenderung sadar bahwa target kecemasannya adalah tes.

Ada sepuluh tahapan pengembangan instrumen penilaian afektif, yaitu:


(1) menentukan spesifikasi instrumen,
(2) menulis instrumen,
(3) menentukan skala instrumen,
(4) menentukan sistem penskoran,
(5) menelaah instrumen,
(6) merakit instrumen,
(7) melakukan uji coba,
(8) menganalisis instrumen,
(9) melaksanakan pengukuran, dan
(10) menafsirkan hasil pengukuran

Anda mungkin juga menyukai