Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAMADHANI NIKMAH SIAGIAN

NIM : 856061242

RINGKASAN MODUL 3
PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

1. KEGIATAN BELAJAR I : KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

A. Latar Belakang
Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun
1980-an, sebagai akibat adanya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes
tertulis (paper and pencil test). Tes tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana.

B. Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar
dan perkembangan belajar siswa.

C. Landasan Psikologis
Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan asesmen
alternatif, diantaranya:
1. Teori belajar Bruner (1966)
2. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
3. Generatif learning model dari Osborne dan wittrock (1983)
4. Experiential learning theory dari E. Rogers (1969)
5. Multiple intelligent theory dari Howard Gardner (1983)

D. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


1. Keunggulan Asesmen Alternatif antara lain :
 Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan keterampilan yang tidak
dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
 Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap.
 Meningkatkan motivasi siswa.
 Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.
 Member kesempatan kepada siswa untuk selfe valuation.
 Membantu guru untuk menilai efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan
 Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
2. Kelemahan Asesmen Alternatif
 Membutuhkan banyak waktu.
 Adanya unsure subjektivitas dalam penskoran.
 Ketetapan penskoran rendah.
 Tidak tepat untuk kelas besar.

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : Bentuk Asesmen Kinerja


A. Tugas (Task)
Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan antara lain :
computer adaptive testing,tes pilihan ganda yang diperluas, tes uraian terbuka, tugas
individu, tugas kelompok proyek, interview, pengamatan..
B. Kriteria Penilaian (rubric)
Secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara
lain:
a. Kualitas pengerjaan tugas,
b. Kreativitas dalam mengerjakan tugas, dan
c. Produk tugas.

3. KEGIATAN BELAJAR 3 : ASESMEN PORTOFOLIO


A. Pengertian dan tujuan portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu
kewaktu.
Menurut John Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah untuk mencapai salah satu
dari tiga tujuan, yaitu :
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa.
2. Menujukkan kemampuan siswa secara langsung.
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian belajar siswa.
B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee Et. Al (1977) ada 8 pedoman saat merencanakan portofilio
1. Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan sebagai asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria ke dalam rumusan.
3. Menggunakan kriteria untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti portofolio dan melengkapi penilaian.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa.
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpul.
6. Menetukan cara yang digunakan untuk mengambil keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan.
7. Menentukan system untuk membahas hasil portofolio pelaporan informasi dan keputusan
asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasarkan umur, kelas, isi agar kita dapat
membandingkan.
C. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio tugas guru adalah :
1. Mendorong dan memotivasi siswa.
2. Memonitor pelaksanaan tugas.
3. Memberikan umpan balik.
4. Memamerkan hasil portofolio siswa.
D. Pengumpulan Portofolio
Dilakukan guru setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali guru dan siswa selalu
meriview karya siswa kemudian siswa memperbaiki.
E. Tahap Penilaian
 Penilaian disepakati bersama guru dengan siswa pada awal pembelajaran.
 Penilaian disepakati diterangkan secara konsisten.
 Hasil penilaian digunakan sebagai penentu tujuan pembelajaran berikutnya.
 Penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

4. KEGIATAN BELAJAR 4 : PENILAIAN RANAH AFEKTIF


A. Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh
kondisi afektif siswa.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
B. Beberapa cara penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Angket atau kuesioner
4. Teknik proyektif
5. Pengukuran terselubung, yaitu orang yang kita amati dia tidak tahu
C. Langkah-langkah pengembangan instrumen afektif
Pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi kensepsional dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrument
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrument
9. Mengadministrasikan instrument

Anda mungkin juga menyukai