Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RANGKUMAN MODUL 3

MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Nama : Agung Sugandi


NIM : 836390632
Semester :6

PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan


jawaban atas adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes
tertulis (paper and pencil test).
Dengan menggunakan asesmen alternatif, Anda akan mampu mengukur keseluruhan
hasil belajar siswa, tidak hanya ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
Asesmen alternatif juga mampu mengukur proses belajar.

KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
A. Latar Belakang
Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada
Tahun 1980-an, sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang
hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test).

B. Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Alternative assessment (asesmen alternatif) merupakan asesmen yang tidak hanya
tergantung pada tes tertulis. Pada dasarnya asesmen alternatif merupakan alternatif dari
asesmen tradisional (paper and pencil test). Jadi performance assessment, portofolio
assessment, authentic assessment, dan achievement assessment merupakan kelompok
assessment alternatif.

C. Landasan Psikologis
Asesmen alternatif tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat memberi informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran. Asesmen alternatif tidak hanya menilai
produk belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan produk
tersebut.
Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran
psikologi kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam
pelaksanaan asesmen alternatif adalah sebagai berikut.
1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
2. Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
4. Experiential Learning Theory dari C. Rogers (1969)
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)

D. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


1. Keunggulan asesmen alternatif
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan yang
tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan lengkap
c. Meningkatkan motivasi siswa
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
2. Kelemahan asesmen alternatif
a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran
c. Ketepatan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar

KEGIATAN BELAJAR 2
BENTUK ASESMEN KINERJA
A. Tugas (Task)
Sesuai dengan namanya yaitu asesmen kinerja, asesmen jenis ini meminta anak
untuk melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerjanya sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh guru. Informasi tentang keberhasilan siswa dalam unjuk kerja dapat
diperoleh dari berbagai jenis tagihan, misalnya :
1. Computer adaptive testing
2. Tes pilihan ganda yang diperluas
3. Tes uraian terbuka (open ended questions)
4. Tugas individu
5. Tugas kelompok
6. Proyek
7. Interview
8. Pengamatan

B. Kriteria Penilaian (Rubric)


Rubrik terdiri dari daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja,
aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai disertai dengan gradasi mutu untuk
setiap kriteria tersebut, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat
yang paling buruk.
Kemudian banyak pendapat dari para ahli untuk mengembangkan rubrik ini, di
antaranya menurut pendapat Donna Szpyrka dan Ellyn B Smith seperti dikutip oleh
Zainul A. (2001), Chicago Public School (CPS).
Berdasarkan kegunaannya, rubrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic
dan rubric analytic rubric.

KEGIATAN BELAJAR 3
ASESMEN PORTOFOLIO
A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu
ke waktu.
Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah untuk mencapai salah satu
dari tiga tujuan berikut: (1) menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa, (2)
menunjukkan kemampuan siswa secara langsung, dan (3) menilai secara keseluruhan
pencapaian belajar siswa.

B. Perencanaan Portofolio
Shaklee et.al (1977) memberikan delapan pedoman yang harus anda perhatikan pada
saat merencanakan portofolio :
1. Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil
belajar yang dapat diamati
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti
portofolio dan melengkapi penilaian
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara lansgung (stakeholders)
dengan portofolio siswa
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
yang dikumpulkan
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan

C. Pelaksanaan Portofolio
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas
guru kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah :
1. Mendorong dan memotivasi siswa
2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portofolio siswa

D. Pengumpulan Bukti Portofolio


Kumpulan karya siswa dapat dikatakan sebagai portofolio jika kumpulan karya
tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukan
pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Setiap bagian atau penggalan dari karya dalam portofolio dimaksudkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang khusus. Karya siswa harus dapat
menunjukkan perkembangan atau bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan tertentu.

E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3. Hasil penilaian selanjutkan digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus
atau berkesinambungan

KEGIATAN BELAJAR 4
PENILAIAN RANAH AFEKTIF
A. Konsep Dasar
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund and Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5)
characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi
characterization. Kemudian karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap,
minat konsep diri dan nilai.

B. Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif


1. Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah
laku siswa terhadap sesuatu, benda, orang, gambar, atau kejadian.
2. Wawancara, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. Angket atau kuisioner, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah
disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pernyataan ataupun pilihan bentuk
angka.
4. Teknik proyektil, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah
dikenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut
penafsirannya.
5. Pengukuran terselubung, merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku
seseorang dimana yang diamati tidak tahu bahwa ia sedang diamati.

C. Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Afektif


1. Merumuskan Tujuan Pengukuran Afektif
2. Mencari Definisi Konseptual dari Afektif yang Akan Diukur
3. Menentukan Definisi Operasional dari Setiap Afektif yang Akan Diukur
4. Menjabarkan Definisi Operasional menjadi Sejumlah Indikator
5. Menggunakan Indikator sebagai Acuan Menulis Pernyataan-pernyataan dalam
Instrumen
6. Meneliti Kembali Setiap Butir Pernyataan
7. Melakukan Uji Coba
8. Menyempurnakan Instrumen
9. Mengadministrasikan Instrumen
TUGAS RANGKUMAN MODUL 4
MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Nama : Agung Sugandi


NIM : 836390632
Semester :6

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

Setelah melaksanakan pengukuran atau asesmen, anda akan memperoleh data atau
informasi hasil belajar siswa yang berupa data kuantitatif ataupun data kualitatif (hasil unjuk
kerja) yang mana nantinya akan dikumpulan dan diolah menjadi informasi hasil belajar siswa.

KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH HASIL BELAJAR
A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
1. Memeriksa Hasil Tes Objektif
Salah satu keungulan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat cepat
dan tepat serta mempunyai ketepatan hasil yang tinggi. Cara pemeriksaan yang
paling banyak dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan
pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak
terlalu banyak. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan membuat master
kunci jawaban pada lembar jawaban kosong.
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Seperti yang telah dipelajari pada Modul 2 bahwa pemberian skor atau scoring
merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian mengingat jawaban
dari siswa sangat beragam yang mana bisa membuat guru mengalami berbagai
reaksi.
3. Mengolah Data Hasil Tes
Untuk itu skor mentah yang didapat oleh para siswa perlu diolah agar mudah
dipahami oleh murid atau orang tua murid mengingat skor mentah belum menjadi nilai
seutuhnya bagi murid, maka perlu diolah kembali. Cara yang paling mudah dan paling
umum digunakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut
dalam bentuk persentase.

B. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari tugas-
tugas yang telah dikerjakan siswa dikumpulkan dari tugas-tugas yang telah dikerjakan
siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan,
pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dan lain sebagainya. Satu hal yang
tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama
menghasilkan karya tersebut.
Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan
pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal
dengan rubrik.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI
A. Pengorganisasian Informasi Hasil Belajar Siswa
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor
mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata
dengan baik maka anda akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang
jelas tentang hasil belajar siswa tersebut. Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa
agar mudah dipahami, misalnya diurutkan mulai data terbesar sampai dengan data
terkecil.

B. Pendekatan dalam Penilaian


Ada 2 buah pendekatan yang sering digunakan untuk menginterpretasikan data hasil
pengukuran yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK).
1. Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Yang dimaksud dengan pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah
suatu pendekatan untuk menginterpretasikan hasil belajar siswa di mana hasil belajar
yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh
kelompoknya. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
2. Pendekatan Penialain Acuan Kriteria (PAK)
Jika dalam pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) keberhasilan setiap
anak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya maka tidak demikian
halnya dengan Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Dalam PAK keberhasilan setiap anak
tidak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan
setiap anak akan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Penilaian
Agar penilaian tepat sasaran maka pada saat anda melakukan penilaian, anda
perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian. Penilaian yang anda lakukan harus
a. Berorientasi pada pencapaian kompetensi
b. Valid
c. Mendidik
d. Terbuka
e. Adil dan objektif
f. Berkesinambungan
g. Menyeluruh
h. Bermakna
4. Penyajian Hasil Penilaian
Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk penilaian yang dapat
dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa yaitu :
a. Penilaian dengan menggunakan angka
b. Penilaian dengan menggunakan kategori
c. Penilaian dengan uraian atau narasi
d. Penilaian kombinasi
5. Proses Pemberian Nilai
Sesuai dengan prinsip penilaian yaitu menyeluruh maka pelaksanaan penilaian
harus anda lakukan pada semua aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor)
sesuai dengan tuntutan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum.
Sesuai dengan prinsip berkesinambungan maka skor-skor yang diperlukan
untuk memberikan nilai kepada siswa harus anda ambil dari berbagai kegiatan mulai
awal semester sampai dengan akhir semester yang menunjang ketercapaian
kompetensi siswa.
Dan sesuai dengan prinsip valid maka dalam penilaian anda harus dapat
mengukur apa yang seharusnya akan anda ukur. Gunakanlah alat ukur yang benar-
benar sahih atau tepat serta handal.

Anda mungkin juga menyukai