KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
A. Latar Belakang
Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada
Tahun 1980-an, sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang
hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test).
C. Landasan Psikologis
Asesmen alternatif tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat memberi informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran. Asesmen alternatif tidak hanya menilai
produk belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan produk
tersebut.
Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran
psikologi kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam
pelaksanaan asesmen alternatif adalah sebagai berikut.
1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
2. Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
4. Experiential Learning Theory dari C. Rogers (1969)
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
KEGIATAN BELAJAR 2
BENTUK ASESMEN KINERJA
A. Tugas (Task)
Sesuai dengan namanya yaitu asesmen kinerja, asesmen jenis ini meminta anak
untuk melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerjanya sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh guru. Informasi tentang keberhasilan siswa dalam unjuk kerja dapat
diperoleh dari berbagai jenis tagihan, misalnya :
1. Computer adaptive testing
2. Tes pilihan ganda yang diperluas
3. Tes uraian terbuka (open ended questions)
4. Tugas individu
5. Tugas kelompok
6. Proyek
7. Interview
8. Pengamatan
KEGIATAN BELAJAR 3
ASESMEN PORTOFOLIO
A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu
ke waktu.
Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah untuk mencapai salah satu
dari tiga tujuan berikut: (1) menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa, (2)
menunjukkan kemampuan siswa secara langsung, dan (3) menilai secara keseluruhan
pencapaian belajar siswa.
B. Perencanaan Portofolio
Shaklee et.al (1977) memberikan delapan pedoman yang harus anda perhatikan pada
saat merencanakan portofolio :
1. Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil
belajar yang dapat diamati
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti
portofolio dan melengkapi penilaian
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara lansgung (stakeholders)
dengan portofolio siswa
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
yang dikumpulkan
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan
C. Pelaksanaan Portofolio
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas
guru kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah :
1. Mendorong dan memotivasi siswa
2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portofolio siswa
E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3. Hasil penilaian selanjutkan digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus
atau berkesinambungan
KEGIATAN BELAJAR 4
PENILAIAN RANAH AFEKTIF
A. Konsep Dasar
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund and Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5)
characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi
characterization. Kemudian karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap,
minat konsep diri dan nilai.
Setelah melaksanakan pengukuran atau asesmen, anda akan memperoleh data atau
informasi hasil belajar siswa yang berupa data kuantitatif ataupun data kualitatif (hasil unjuk
kerja) yang mana nantinya akan dikumpulan dan diolah menjadi informasi hasil belajar siswa.
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH HASIL BELAJAR
A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
1. Memeriksa Hasil Tes Objektif
Salah satu keungulan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat cepat
dan tepat serta mempunyai ketepatan hasil yang tinggi. Cara pemeriksaan yang
paling banyak dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan
pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak
terlalu banyak. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan membuat master
kunci jawaban pada lembar jawaban kosong.
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Seperti yang telah dipelajari pada Modul 2 bahwa pemberian skor atau scoring
merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian mengingat jawaban
dari siswa sangat beragam yang mana bisa membuat guru mengalami berbagai
reaksi.
3. Mengolah Data Hasil Tes
Untuk itu skor mentah yang didapat oleh para siswa perlu diolah agar mudah
dipahami oleh murid atau orang tua murid mengingat skor mentah belum menjadi nilai
seutuhnya bagi murid, maka perlu diolah kembali. Cara yang paling mudah dan paling
umum digunakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut
dalam bentuk persentase.
B. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari tugas-
tugas yang telah dikerjakan siswa dikumpulkan dari tugas-tugas yang telah dikerjakan
siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan,
pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dan lain sebagainya. Satu hal yang
tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama
menghasilkan karya tersebut.
Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan
pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal
dengan rubrik.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI
A. Pengorganisasian Informasi Hasil Belajar Siswa
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor
mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata
dengan baik maka anda akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang
jelas tentang hasil belajar siswa tersebut. Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa
agar mudah dipahami, misalnya diurutkan mulai data terbesar sampai dengan data
terkecil.