Anda di halaman 1dari 27

Modul IV

Pendekatan dalam Pembelajaran IPS di SD


Dra. Femmy, M.Pd

Pendahuluan
Dalam modul ini, akan mempelajari karakteristik pendekatan dalam
pembelajaran IPS di SD. Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara
menyikapi sesuatu dengan bertolak dari asumsi tertentu. Pendekatan dalam
pembelajaran IPS dalam modul ini dimaksudkan sebagai cara pandang kita terhadap
proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan
iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru selain sebagai manajer kelas
dan fasilitator belajar, juga menjadi teladan aktor sosial. Dalam memilih pendekatan
perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, bahan/ materi
pelajaran, fasilitas (sarana dan prasarana), jumlah siswa, serta waktu dan biaya.
Dengan mempelajari modul ini Anda akan bertambah percaya diri melaksanakan
tugas sebagai guru IPS.
Indikator pada modul IV ini adalah Anda:
1. Mampu menyajikan metode-metode pembelajaran IPS SD dengan berbagai
pendekatan.
2. Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
3. Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah Anda mempelajari modul ini
ialah agar Anda dapat:
1. Merancang metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan kognitif
2. Menerapkan metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan kognitif

4.1
3. Merancang metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan sosial
4. Menerapkan metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan sosial
5. Merancang metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan personal
6. Menerapkan metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan personal
7. Merancang metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan modifikasi perilaku
8. Menerapkan metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan modifikasi
perilaku
9. Merancang metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan ekspositori
10. Menerapkan metode pembelajaran IPS SD dengan pendekatan ekspositori

4.2
Kegiatan Belajar I
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran
IPS di SD dengan Pendekatan Kognitif

Materi IPS menurut Wesley (1968) merupakan simplifikasi atau


penyederhanaan ilmu-ilmu sosial untuk tujuan pendidikan. Karakteristik
pembelajaran IPS di SD secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar
partisipasi sosial. Artinya pusat perhatian utama pembelajaran IPS adalah
pengembangan murid sebagai aktor sosial yang cerdas.
Pendekatan kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada
kecakapan intelektual (bagaimana cara individu memberi respons yang datang dari
lingkungan dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah,
membangun konsep, dan rencana pemecahan masalah dengan simbol-simbol verbal
dan nonverbal).
Contoh metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah
pendekatan inkuiri (Inquiry Approach) yang berorientasi pada proses penelitian dan
proses konseptualisasi. Pendekatan konseptualisasi memusatkan perhatian pada
proses pemahaman dan penggunaan faktor, konsep, generalisasi, dan teori. Proses
konseptualisasi diperlukan dalam proses penelitian pada saat melakukan deduksi,
mendefinisikan istilah, dan penarikan kesimpulan. Sebaliknya, proses penelitian
diperlukan dalam proses konseptualisasi terutama pada saat perumusan generalisasi
dan teori.
Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa perkembangan individu itu
bersifat indipenden (bebas). Oleh karena itu, dalam penerapannya lebih
menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.
Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual dan diakhiri
dengan penemuan jawaban atas masalah secara ilmiah melalui metode-metode

4.3
ilmiah. Guru memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka-teki kepada siswa
untuk dipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan
peristiwa-peristiwa yang membangkitkan siswa untuk terjadinya konfrontasi
intelektual.
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah berikut ini:
a. Menyajikan masalah. Guru menunjukkan situasi yang mengandung masalah
dan menentukan prosedur inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa.
Contohnya pada materi kelas 6 semester II
Kompetensi Dasar: Kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara
Indonesia dan Negara tetangga
Materi Pokok : Gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara tetangga
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan: Bagaimana gejala alam dan sosial
di Indonesia jika dibandingkan dengan Negara tetangganya?
b. Membuat hipotesis atau jawaban sementara
c. Pengumpulkan data dan verifikasi data. Siswa mengumpulkan informasi
tentang masalah yang diajukan untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi
serta menyelidiki peristiwa situasi masalah.
d. Mengumpulkan unsur baru. Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan
pengumpulan data (unsur baru) untuk memisahkan variabel yang mendukung dan
mengetes sebab akibat.
e. Merumuskan penjelasan. Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau
uraian secara mendetail, rapi, dan sistematis (menarik kesimpulan)
f. Menganalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini untuk mengetahui sejauh
mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila menemui beberapa
kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan
inkuiri adalah berikut ini:
a. Rencanakan waktu yang akan digunakan.
b. Siswa dapat melakukan secara kelompok.

4.4
c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai masalah sebanyak-banyaknya.

Tugas
1. Apakah sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi proses penelitian?
2. Apakah sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi proses konseptualisasi?

Evaluasi Formatif I
1. Materi IPS di SD menurut Wesley merupakan ….
a. Pengkhususan dari ilmu-ilmu sosial
b. Gabungan dari ilmu-ilmu sosial
c. Simplifikasi dari ilmu-ilmu sosial
d. Generalisasi dari ilmu-ilmu sosial
2. Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS pada dasarnya berorientasi pada ….
a. Hafalan konsep sosial
b. Penelitian dan konseptualisasi sosial
c. Pemahaman teori sosial
d. Konseptualisasi dan pemahaman sosial
3. Pengembangan kemampuan dan sikap rasional sebagai esensi tujuan
pembelajaran IPS bermuara pada pembentukan individu sebagai ….
a. Pekerja sosial yang tekun
b. Aktor sosial yang cerdas
c. Warga Negara yang baik
d. Sarjana ilmu sosial berpendidikan
4. Menurut metode latihan inkuiri, perkembangan individu bersifat ….
a. Terikat c. Bebas
b. Tergantung d. Netral
5. Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya ….
a. Multimetode ilmiah

4.5
b. Konfrontasi intelektual
c. Penarikan kesimpulan
d. Banyaknya alternatif
6. Inti dari prosedur inkuiri adalah ….
a. Masalah- hipotesis- kesimpulan- penerapan
b. Induksi- deduksi- kesimpulan- data
c. Data- masalah- kesimpulan- teori
d. Masalah- hipotesis- data- kesimpulan
7. Hipotesis merupakan ….
a. Angan-angan awal c. Jawaban sementara
b. Alternatif jawaban d. Jawaban final masalah
8. Kesimpulan yang sahih dari proses penelitian merupakan ….
a. Penafsiran data
b. Hasil uji hipotesis
c. Hasil pengubahan hipotesis
d. Informasi dari data
9. Mengumpulkan unsur baru dalam metode latihan inkuiri adalah untuk ….
a. Membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi
masalah.
b. Memisahkan variabel yang mendukung dan mengetes sebab akibat.
c. Menguraikan secara mendetail, rapi, dan sistematis kesimpulan
d. Mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila
menemui beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.
10. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan
inkuiri, kecuali ….
a. Rencanakan waktu yang akan digunakan.
b. Siswa dapat melakukan secara kelompok.
c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan penelitian
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai masalah

4.6
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran
IPS di SD dengan Pendekatan Sosial

Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan


memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial
diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan
menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu
dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus
menerus. Maka konsekuensi penggunaan metode pembelajaran IPS SD harus
membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat
dan antarpribadi.
Dalam menggunakan pendekatan sosial fungsi guru tidak sebagai pemberi
perintah atau instruksi, tetapi sebagai pembimbing dan motivator. Jadi, tugas guru
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan kedudukannya sebagai
siswa/pelajar yang sedang belajar.
b. Memberikan bantuan kepada siswa tentang cara-cara belajar.
c. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyusun rencana kegiatan.
d. Membantu merumuskan setiap istilah yang ada dalam hipotesis
e. Membantu siswa dalam memilih dan menyusun asumsi-asumsi yang akan
digunakan.
Ada beberapa metode pendekatan sosial, yakni:
a. Metode investigasi kelompok.
b. Metode inkuiri sosial.
c. Metode laboratori.
d. Metode yurisprudensial.

4.7
e. Metode bermain peran.
f. Metode simulasi sosial.
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial adalah
inkuiri sosial. Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa siswa sering menghadapi
masalah-masalah sosial, sementara fungsi sekolah adalah memecahkan masalah
sosial, memelihara dan menjaga nilai-nilai sosial.
Ada tiga ciri pokok metode inkuiri sosial, yaitu:
a. Adanya aspek-aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya
diskusi kelas.
b. Adanya penetapan hipotesis yang dapat digunakan sebagai arahan dalam
memecahkan masalah.
c. Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Tahap-tahap penerapan metode inkuiri sosial adalah:
a. Tahap Orientasi. Dalam tahap ini, siswa dengan bantuan guru diminta memilih
masalah sosial (yang relevan dengan kurikulum, betul-betul menarik, dan
memerlukan pemecahan secepatnya) yang akan dijadikan pokok bahasan.
Masalah dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa sosial dikelas atau disekolah
atau masyarakat sekitar sekolah. Kemudian, rumuskanlah masalah sosial yang
dipilih dan membatasi ruang lingkup permasalahannya.
b. Tahap Hipotesis. Fungsi perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha
menemukan pemecahan masalah. Hipotesis yang baik memerlukan kriteria:
1. Valid atau sahih, yaitu menguji apa yang seharusnya diuji.
2. Kompatibilitas, yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman
siswa atau guru yang pernah diperoleh.
3. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya agar dapat diadakan pembuktian.
c. Tahap Definisi. Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian
istilah pada hipotesis agar terdapat pengertian yang sama pada setiap siswa.

4.8
d. Tahap Eksplorasi. Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan
logika deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-
asumsinya.
e. Tahap Pembuktian. Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan
metode yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Misalnya, melalui wawancara,
angket dan observasi. Jika data telah terkumpul, kemudian diadakan analisis data
dan dihubungkan dengan hipotesis secara empirik untuk disimpulkan, apakah
hipotesis diterima atau ditolak.
f. Tahap Generalisasi. Pada tahap ini siswa dengan bantuan guru menyusun
pernyataan terbaik untuk pemecahan masalah. Generalisasi yang dihasilkan
hendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Contoh penerapan metode inkuiri sosial dapat dipilih topik kerja bakti di
daerah/ kota (RT/RW). Untuk itu ditentukan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Tahap orientasi.
Siswa dengan bimbingan guru menentukan masalah yang berkaitan dengan kerja
bakti di daerah kota (RT/RW).
Rumusan masalahnya adalah : faktor-faktor yang menjadi penghambat kerja bakti
di kota :
1. Penduduk kota kurang mengenal satu sama lain (dalam RW)
2. Mempunyai kesibukan yang berbeda
3. Gotong royong kurang baik
b. Tahap hipotesis
Siswa dengan bimbingan guru menyusun hipotesis sebagai berikut :
1. Sulitnya kerja bakti di kota (RT/RW) karena warga kurang kenal satu sama
lain
2. Sulitnya kerja bakti di kota (RT/RW) karena gotong royong kurang baik
3. Sulitnya kerja bakti di kota (RT/RW) karena warga mempunyai kesibukan
yang berbeda-beda

c. Tahap definisi
1. Warga di kota (dalam RT/RW) kadang-kadang kurang kenal antara satu
dengan yang lain sehingga ada rasa enggan untuk bersama- sama kerja bakti

4.9
2. Gotong royong di kota sudah sangat kurang (menipis). Padahal kerja bakti
memerlukan kerja gotong royong
3. Warga di kota (dalam RT/RW) mempunyai kesibukan yang berbeda-beda,
sehingga sulit untuk membuat kesepakatan kerja bakti dari seluruh anggota/
warga RT/RW
d. Tahap eksplorasi
Siswa mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsinya yang
mendasarinya. Apakah betul, sulitnya kerja bakti karena kurang kenal?
Masyarakat kota, rasa kekeluargaan kurang. Mereka cenderung bersifat
individualistis. Karena itu gotong royong kurang baik. Lebih – lebih didukung
adanya ksibukan dari masing – masing warga.
e. Tahap Pembuktian
Siswa dengan bimbingan guru melakukan pengumpulan data tentang mengapa
kerja bakti dikota (RT/RW) sulit dilakukan. Setelah data terkumpul diadakan
analisis dan dihubungkan dengan hipotesis. Data yang terkumpul mungkin
sebagian besar menjawab “Sibuk” atau “Tak Tahu Bahwa ada Kerja
Bakti”(Sibuk), atau data lain yang relevan dengan ketiga hipotesis maka hipotesis
dapat diterima.
f. Tahap Generalisasi
Setelah hipotesis terbukti (diterima) atau ditolak siswa atas bimbingan guru
menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas yaitu :
jika hipotesis diterima.
1. Kesibukan warga (RT/RW) menghambat dilaksanakannya kerja bakti didaerah
kota.
2. Menipisnya gotong royong, menghambat dilaksanakannya kerj bakti di daerah
kota.
Dalam menggunakan model inkuiri sosial sebagai metode mengajar, dapat
digunakan media slide suara, yaitu kesibukan warga kota yang beraneka ragam.
Selain itu situasi perumahan dikota yang mempunyai pemisah (tembok tinggi)
antara rumah satu dengan rumah yang lain. Hal itu mendukung kurangnya
hubungan antara warga di RT dan RW yang bersangkutan.

4.10
Tugas
1. Jelaskan tiga ciri utama inkuiri sosial dan tugas guru sebagai pembimbing!
2. Jelaskan tahap-tahap dalam merancang dan menerapkan metode inkuiri sosial!

Evaluasi Formatif II
1. Pendekatan sosial adalah pendekatan yang mengutamakan pengembangan ….
a. Proses-proses sosial yang demokratis
b. Pribadi yang mandiri
c. Kepribadian siswa
d. Kepribadian masyarakat
2. Berikut yang bukan termasuk pendekatan sosial adalah ….
a. Metode investigasi kelompok.
b. Metode inkuiri sosial.
c. Metode eksperimen.
d. Metode yurisprudensial.
3. Dalam menggunakan pendekatan sosial, fungsi guru adalah sebagai ….
a. Pemberi perintah c. Pemberi tugas
b. Instruktur d. Pembimbing
4. Berikut yang bukan tujuan metode inkuiri sosial adalah ….
a. Memecahkan masalah-masalah sosial
b. Memelihara nilai-nilai sosial
c. Menjaga nilai-nilai sosial
d. Menghilangkan nilai-nilai sosial
5. Ada tiga ciri pokok metode inkuiri sosial, kecuali ….
a. Adanya aspek-aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya
diskusi kelas
b. Adanya penetapan hipotesis yang dapat digunakan sebagai arahan dalam
memecahkan masalah.
c. Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis

4.11
d. Adanya perintah kepada siswa cara memilih materi pelajaran
6. Berikut yang bukan tahap dalam menerapkan model inkuiri sosial adalah ….
a. Penyusunan hipotesis c. Orientasi
b. Eksplorasi d. Evaluasi
7. Dalam tahap pembuktian, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode ….
a. Ceramah c. Tugas kelompok
b. Wawancara d. Diskusi
8. Tahap eksplorasi dalam menerapkan model inkuiri sosial adalah tahap ….
a. Pembahasan akhir
b. Pembahasan pengertian dalam hipotesis
c. Pengujian hipotesis
d. Penarikan kesimpulan
9. Hipotesis yang baik memerlukan kriteria sebagai berikut, kecuali ….
a. Menguji apa yang seharusnya diuji.
b. Mengungkapkan solusi permasalahan yang paling tepat
c. Adanya kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa atau guru
d. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
10. Pernyataan terbaik untuk menjawab hipotesis yang menyatakan bahwa “kerja
bakti penduduk di wilayah RT/ RW di kota kurang baik”, kecuali ….
a. Kesibukan penduduk kota (RT/ RW) menghambat kerja bakti yang diadakan
di daerah kota
b. Menipisnya gotong royong, menghambat dilaksanakannya kerja bakti di
daerah kota
c. Kuatnya rasa gotong royong penduduk kota adalah bukti masih adanya kerja
bakti yang dilakukan penduduk
d. Penduduk kota tidak bisa melestarikan kerja bakti yang merupakan
kepribadian bangsa Indonesia

4.12
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran
IPS di SD dengan Pendekatan Personal

Pendekatan personal adalah suatu pendekatan dalam mengajar yang


berorientasi kepada perkembangan diri individu dan pembentukan pribadi.
Pengajaran dengan menggunakan pendekatan personal bersifat menolong siswa
dalam mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungan.
Teori-teori yang menghasilkan model-model yang serumpun dengan
pendekatan personal adalah berikut ini:
a. Model pengajaran non direktif, oleh Varl Rogers.
b. Model latihan kesadaran, oleh Frits Pers dan William Schultz.
c. Model synaptic oleh William Gordon.
d. Model Sistem Konsepsional oleh David Hunt.
e. Model pertemuan Kelas oleh William Glasser.
Dalam kelima model tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah Model
Pertemuan Kelas dari Glasser.
Menurut Glasser ada dua asumsi yang mendasari model pertemuan kelas,
yaitu:
a. Manusia itu mempunyai kebutuhan dasar, yaitu cinta dan harga diri.
b. Kebutuhan itu berakar di dalam hubungan antarmanusia.
Masalah yang muncul pada setiap individu sebenarnya disebabkan individu
tersebut mengalami kegagalan di dalam memenuhi dua kebutuhan tersebut. Tanggung
jawab siswa di dalam Kelas merupakan perwujudan dari perasaan cinta, berfungsi
untuk membantu dan memelihara perkembangan kejiwaan siswa. Glasser
berpendapat bahwa kegagalan sekolah bukanlah dalam arti bidang akademik, tetapi di
dalam menciptakan hubungan yang hangat dan konstruktif untuk keberhasilan belajar.
Kegagalan biasanya akan menyebabkan siswa merasa terasing atau tersingkir yang

4.13
biasanya diikuti oleh reaksi marah, frustasi atau menarik diri dari kehidupan
lingkungannya.
a. Tipe pertemuan Pemecahan Masalah Sosial. Tipe pertemuan ini fokusnya terarah
kepada masalah-masalah perilaku dan sosial. Dalam pertemuan ini siswa
berupaya mengembangkan tanggung jawab untuk belajar dan berperilaku dengan
jalan memecahkan masalah mereka di kelas.
b. Tipe Pertemuan Terbuka. Pada pertemuan terbuka siswa diberi kebebasan untuk
berpikir dan bertanya tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan
mereka. Dalam pertemuan terbuka, sering kali siswa mempunyai inisiatif untuk
membicarakan topik yang berkaitan dengan pengalaman merekaa sendiri.
c. Tipe Pertemuan Terarah Terbuka. Pada pertemuan terarah terbuka, pada dasarnya
sama dengan pertemuan terbuka. Bedanya, pada pertemuan terarah permasalahan
yang akan dibicarakan sudah diarahkan kepada materi atau bahan yang sedang
dipelajari oleh siswa didalam kelas. Salah satu pendekatan personal yang dipilih
adalah model pertemuan kelas oleh William Glasser adalah tipe pertemuan terarah
terbuka.
Dalam pertemuan kelas, tahap-tahap yang harus dilalui sebagai berikut :
a. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan. Dalam hal ini diperlukan
iklim yang hangat, bersifat pribadi, menciptakan hubungan yang baik antara guru-
siswa dan siswa dengan siswa, dalam hal ini guru harus menolong setiap siswa
untuk berperan dan menyeleksi pendapat tanpa celaan dan penilaian.
b. Menyajikan masalah untuk diskusi
1. Mengajukan permasalahan
2. Siswa memberikan contoh-contoh
3. Siswa mendeskripsikan masalah
4. Siswa mengidentifikasi konsekuensi (mencari pemecahan) dan
5. Siswa mengidentifikasi norma-sosial.
c. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi. Dalam hal ini siswa dapat membuat
pertimbangan pribadi terhadap perilaku siswa, untuk itu siswa harus:

4.14
1. Mengidentifikasikan nilai yang terkandung di belakang masalah perilaku dan
norma.
2. Siswa membuat pertimbangan pribadi terhadap norma dan menyatakan
nilainya.
d. Mengidentifikasikan alternatif tindakan. Dalam hal ini siswa harus:
mendiskusikan alternatif khusus dan sepakat menaatinya.
e. Merumuskan kesepakatan. Dalam hal ini siswa merumuskan kesepakatan
bersama.
f. Perilaku tindak lanjut. Dalam hal ini, guru meminta kepada siswa untuk menilai
efektifitas perilaku baru dan mencari tindakan berikutnya (tindak lanjut).
Contoh penerapan pendekatan personal pada siswa Sekolah Dasar kelas IV
a. Kompetensi Dasar
Kemampuan menggambar peta lingkungan setempat
b. Materi Pokok
Peta dan komponennya
c. Hasil belajar
Menggambar peta kabupaten, kota, dan provinsi setempat
d. Materi Pelajaran/Uraian Materi
1. Menggambar peta sederhana propinsi setempat
2. Menggunakan propinsi setempat untuk membuat daftar kota, sungai, danau,
gunung, batas – batasnya dan simbol – simbolnya.
3. Memenemukan petunjuk keadaan alam di propinsi setempat (Pegunungan,
dataran, sungai, danau, bukit, selat, teluk, hewan, tumbuhan)
4. Menggunakan peta/atlas propinsi untuk menemukan daerah barang tambang,
daerah wisata serta manfaatnya.
Setelah guru memahami KD, MP dan uraian materi, maka guru melaksanakan
langkah – langkah sebagai berikut :
a. Menciptakan iklim yang mengundang ketertiban siswa untuk dapat membuat
kelas menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Kelompok pertama bertugas membuat peta propinsi setempat
2. Kelompok kedua bertugas membuat daftar kota, sungai, danau, gunung,
batasnya dengan propinsi tetangganya.

4.15
3. Kelompok ketiga bertugas menjelaskan keadaan alam propinsi setempat, yaitu
gunung, pegunungan, dataran, sungai, danau, bukti, selat, teluk, hewan,
tumbuhan.
4. Kelompok keempat bertugas mengamati daerah – daerah tambang dan
meletakkanya dalam peta. Selain itu membuat prospek daerah yang dapat
dijadikan objek wisata.
b. Guru memberikan pengarahan pada 4 kelompok tersebut. Tugas yang diberikan
supaya didiskusikan dalam kelompoknya. Setelah jelas mereka diminta
mengerjakan tugasnya masing – masing.
c. Siswa diminta memberikan penilaian terhadap kelompoknya masing – masing.
1. Kelompok pertama mengkaji apakah tugasnya sudah memenuhi persyaratan
2. Kelompok dua, tiga dan empat memberi penilaian terhadap keadaan alam,
hasil tambang dan objek wisata yang dimiliki oleh propinsinya.
d. Setelah memberi penilaian pada kelompoknya guru memberi pengarahan agar
seluruh kelompok (kelas) memilih keadaan alam, tambang dan objek wisata apa
yang dapat dipilih untuk dikembangkan di propinsinya.
e. Seluruh kelas mengambil kesepakatan bagaimana cara yang dapat ditempuh
untuk menindak lanjuti apa yang telah dipilih bersama pada propinsinya.
f. Tindakan selanjutnya adalah masing – masing kelompok penilaian efektifitas dari
yang telah dikerjakan untuk memperkuat tindakan berikutnya.

Tugas
Jelaskan tahap-tahap dalam model pertemuan kelas terarah terbuka menurut William
Glasser!

Evaluasi Formatif III


1. Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang berorientasi
kepada perkembangan ….
a. Diri individu dan pembentukan pribadi
b. Diri individu dan kelompok

4.16
c. Diri individu dan anggota kelasnya
d. Diri individu dan masyarakat
2. Penerapan pendekatan personal bersifat menolong siswa dalam
mengembangkan ….
a. Keterampilan
b. Kepribadian
c. Hubungan yang produktif dengan lingkungan
d. Hubungan dengan sekitar
3. Berikut model yang serumpun dengan pendekatan personal menurut William
Glasser, kecuali ….
a. Model pengajaran direktif c. Model sinektik
b. Model sistem konsepsional d. Model pertemuan kelas
4. Menurut William Glasser, kegagalan sekolah adalah kegagalan ….
a. Menciptakan hubungan antar kelompok
b. Sekolah menciptakan hubungan perseorangan
c. Menciptakan hubungan yang hangat dan konstruktif untu keberhasilan belajar
d. Siswa di bidang akademik
5. Dua kebutuhan dasar manusia adalah ….
a. Cinta dan harga diri c. Kerja dan rekreasi
b. Makan dan minum d. Fisik dan psikis
6. Berikut yang bukan tipe pertemuan kelas menurut William Glasser adalah ….
a. Pemecahan masalah sosial c. Terarah terbuka
b. Terbuka d. Terbatas
7. Jika permasalahan yang akan dibicarakan sudah diarahkan kepada materi atau
bahan yang sedang dipelajari oleh siswa didalam kelas, maka termasuk tipe
pertemuan….
a. Pemecahan masalah sosial c. Terarah terbuka
b. Terbuka d. Terbatas

4.17
8. Dalam membahas materi Sumpah Pemuda, tugas guru dalam menerapkan
metode pertemuan kelas adalah mendorong siswa ….
a. Berperan serta dalam berbicara mengenai Sumpah Pemuda tanpa celaan dan
penilaian
b. Berperan serta dalam mengajar Sumpah Pemuda
c. Menguasai materi Sumpah Pemuda
d. Menilai tokoh-tokoh Sumpah Pemuda
9. Dalam menyajikan masalah untuk diskusi dengan materi tokoh-tokoh
Pergerakan Nasional, tindakan yang dilakukan guru adalah ….
a. Menugaskan kelompok untuk menjelaskan tokoh-tokoh Pergerakan Nasional,
selanjutnya guru dan siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh tersebut
b. Menerangkan tokoh-tokoh Pergerakan Nasional
c. Meminta para siswa untuk membaca tokoh-tokoh Pergerakan Nasional
d. Meminta para siswa melihat foto-foto tokoh Pergerakan Nasional
10. Dalam merumuskan kesepakatan dari materi Pergerakan Nasional, yang
dilakukan siswa adalah ….
a. Merumuskan dan menyikapi sikap dan perilaku dari tokoh Pergerakan
Nasional serta menirunya
b. Menyikapi sikap dan perilaku dari tokoh Pergerakan Nasional dan
menolaknya
c. Menyikapi sikap dan perilaku dari tokoh Pergerakan Nasional dan
mengritiknya
d. Menyikapi sikap dan perilaku dari tokoh Pergerakan Nasional dan
menolaknya untuk dicontoh
Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran
IPS di SD yang berlandaskan

4.18
Pendekatan Modifikasi Perilaku

Salah satu ciri pendekatan adalah adanya kecenderungan memecah ugas


belajar menjadi sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Belajar dipandang bukan sebagai sesuatu yang menyeluruh, tetapi diuraikan ke dalam
langkah-langkah yang konkret dan dapat diamati. Jadi mengajar pada dasarnya adalah
mengusahakan terjadinya perubahan daalam perilaku siswa dan perubahan perilaku
tersebut haruslah dapat diamati secara jelas.
Pendekatan perilaku dapat dibedakan menjadi enam, sebagai berikut :
1. Pendekatan pengelolaan kontingensi menurut Skinner. Lebih menekankan
kepada penguasaan fakta, konsep dan skill yang dijadikan dasar perubahan
tingkah laku.
2. Pendekatan mawas diri menurut Skinner. Menekankan pada bentuk tingkah
laku sosial dan keterampilan mawas diri.
3. Pendekatan relaksasi menurut David C. Rimm dan John C. Masters.
Menekankan pada pembentukan pribadi yang dapat menanggulangi stress dan
kecemasan.pendekatan reduksi stress menurut David C. Rimm dan John C.
Masters. Lebih menekankan pada cara menghadapi kecemaan dalam situasi
sosial.
4. Pendekatan assertive training menurut J.Welpe, Arnold A. Lazarus dan A.
Salter. Pendekatan ini mempunyai tujuan yang bersifat langsung, spontanitas
ekspresif dalam merasakan perubahan sosial.\pendekatan Direct Training menurut
Robert Gagne, Karl. U. Smith dan Margaret Foltz Smith. Pendekatan ini lebih
menekankan kepada pembentukan pola-pola tingkah laku dan keterampilan.
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau
model mengajar pengendalian diri. Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri
melalui lima tahap, yakni sebagai berikut :

4.19
a. Tahap Pengendalian Prinsip Tingkah Laku. Pada tahap ini guru memperkenalkan
program dan prinsip pengendalian diri. Tahap ini bertujuan agar siswa memahami
kesulitan yang dihadapi dalam pengendalian diri, terutama yang terletak pada
fungsi lingkungan yang tidak permanen. Pada tahap ini guru membentuk siswa
agar dapat menunjukkan keinginan yang murni untuk berprestasi. Keinginan dan
motivasi harus dinilai dan ditonjolkan pada tahap ini. Untuk mencapai kondisi itu,
guru harus memberi petunjuk tingkah laku, seperti apa yang bermasalah.
b. Tahap Menetapkan Data Dasar. Data dasar dimaksudkan untuk mengetahui
dengan pasti perangsang yang terkendali, perilaku yang terbentuk dan respons
yang sesuai atau tidak sesuai.
c. Tahap Menyiapkan Program Realistis. Dalam tahap ini guru harus membantu
siswa dalam menyusun program secara realistis dan seimbang. Program yang
disusun harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang secara jelas.
Guru harus mendorong siswa untuk melaksanakan program yang telah
disusunnya.
d. Tahap Pelaksanaan Program. Pada tahap ini siswa melaksanakan program yang
telah direncanakan. Selama dalam jangka waktu pelaksanaan program, siswa
mengadakan pertemuan secara berkala dengan guru untuk menelaah kemajuan
dan mengubah program apabila diperlukan.
e. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut. Pada tahap ini guru mengadakan penilaian
terhadap tingkah laku siswa, apa sudah sesuai yang diprogramkan dan
menentukan tingkah laku sebagai tindak lanjut.

Tugas
1. Jelaskan enam rumpun pendekatan perilaku yang Anda ketahui!
2. Jelaskan secara singkat tahap-tahap model mawas diri dari Skinner!

Evaluasi Formatif IV
1. Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pada pendekatan modifikasi
perilaku adalah metode ….

4.20
a. Pengendalian diri c. Introspeksi pribadi
b. Pengekangan diri d. Melihat diri pribadi
2. Salah satu ciri pendekatan modifikasi perilaku adalah ….
a. Adanya kecenderungan memecah tugas guru menjadi sejumlah perilaku kecil
dan berurutan
b. Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku
c. Belajar adalah mengubah tingkah laku
d. Belajar adalah kegiatan bimbingan
3. Menurut pendekatan modifikasi perilaku, mengajar pada dasarnya adalah
mengusahakan ….
a. Agar siswa memiliki pengetahuan
b. Terjadinya perubahan dalam perilaku siswa
c. Agar ada peningkatan kecerdasan siswa
d. Adanya perubahan cara berpikir siswa
4. Pendekatan assertive training adalah pendekatan yang dikemukakan oleh ….
a. J. Walpe dan A. Salter c. Robert Gagne dan M.F. Smith
b. David C. Rimn dan John C. d. Skinner
Master
5. Pendekatan mawas diri dari Skinner melalui 5 tahap, kecuali ….
a. Menetapkan data dasar d. Pengenalan prinsip tingkah
b. Pelaksanaan program laku
c. Mencari alternatif
6. Pada tahap menyiapkan program yang realistis dari Skinner, tugas guru adalah …
a. Membantu siswa dalam menyusun program secara realistis dan seimbang
b. Mengajar dengan metode ceramah bervariasi
c. Mengajar dengan metode diskusi kelompok
d. Mengajar dengan metode tanya jawab
7. Pada tahap pengenalan prinsip tingkah laku, tugas guru adalah memperkenalkan
….

4.21
a. Program dan prinsip-prinsip pengendalian diri
b. Tujuan pengendalian diri
c. Tujuan pembelajaran
d. Tingkah laku manusia
8. Selama dalam jangka waktu tahap pelaksanaan program dari Skinner, siswa
mengadakan pertemuan secara berkala dengan guru untuk ….
a. Menelaah kemajuan dan mengubah program apabila diperlukan
b. Mendorong siswa untuk melaksanakan program
c. Mempunyai tujuan program yang jelas
d. Mempunyai program jangka pendek dan jangka panjang yang jelas
9. Pada tahap evaluasi dan tindak lanjut, tugas guru adalah mengadakan ….
a. Penilaian apa kebaikan dan kelemahan program yang dibuat dan menentukan
tindak lanjut
b. Penilaian terhadap perilaku siswa, apa sudah sesuai yang diprogramkan dan
menentukan tindak lanjut
c. Evaluasi apa manfaat dari program yang telah dipelajari dan menentukan
tindak lanjut
d. Tindakan tertentu sebagai tindak lanjut dari program yang dipilih
10. Mengajar pokok bahasan pendudukan Jepang di Indonesia, guru perlu
memberikan penilaian terhadap ….
a. Apa kebaikan dari penjajah Jepang
b. Apa akibat yang merugikan bagi Indonesia setelah dijajah Jepang
c. Barang-barang yang diekspor oleh Jepang ke Indonesia
d. Kemajuan penduduk Indonesia setelah dijajah Jepang
Kegiatan Belajar 5
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran
IPS di SD yang berlandaskan Pendekatan Ekspositori

4.22
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan
materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada siswa. Dalam hal ini,
guru memberi pesan materi yang telah siap sehingga siswa tidak perlu mencari,
menemukan dan memecahkan sendiri.
Pendekatan ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru (teacher
centered). Guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran, membimbing, dan
mengarahkan kegiatan kepada siswa serta mendukung dan memperkuat informasi
agar dipelajari siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan
ekspositori yang penting adalah menemukan informasi apa yang akan diberikan
kepada siswa. Selain itu, harapan-harapan apa yang harus diingat dan diserap oelah
siswa dari informasi yang diberikan oleh guru.
Dalam merancang penggunaan metode ceramah (sebagai contoh pendekatan
ekspositori) perlu terlebih dahulu diketahui sifat-sifatnya yang kurang baik, sebagai
berikut ini:
a. Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan
masalah sehingga daya serap siswa kurang tajam.
b. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap. Apalagi jika
menggunakan kata-kata asing.
c. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapannya untuk mengeluarkan pendapat.
d. Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang
e. Dapat menimbulkan kebosanan siswa dan verbalisme
Metode ceramah dapat digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini:
a. Bahan ceramah yang akan diberikan jumlahnya sangat banyak.
b. Banyak atau materi yang akan diberikan merupakan bahan baru.
c. Para siswa dapat memahami informasi melalui kata-kata.

4.23
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah adalah sebagai
berikut ini:
a. Melakukan kegiatan pendahuluan.
b. Menjelaskan kegiatan pembelajaran.
c. Mengemukakan pokok-pokok materi yang akan disajikan.
d. Memancing pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran yang
akan disampaikan.
Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ini. :
a. Perhatian siswa
b. Menjelaskan materi pelajaran
c. Kegiatan pembelajaran sedapat mungkin bervariasi
d. Umpan balik dari siswa untuk guru
e. Motivasi perlu selalu ditimbulkan

Tugas
3. Jelaskan enam rumpun pendekatan perilaku yang Anda ketahui!
4. Jelaskan secara singkat tahap-tahap model mawas diri dari Skinner!

Evaluasi Formatif V
1. Pendekatan berikut ini adalah pendekatan ekspositori, kecuali guru ….
a. Berperan sebagai penyampai materi pelajaran
b. Membimbing dan mengarahkan kegiatan kepada siswa
c. Mendukung dan memperkuat informasi agar dipelajari siswa
d. Memimpin diskusi kelompok untuk memecahkan masalah
2. Berikut yang bukan penekanan pendekatan ekspositori adalah ….
a. Terpusat pada guru
b. Komunikasi satu arah
c. Guru aktif siswa pasif
d. Siswa aktif, guru pasif

4.24
3. Salah satu bentuk metode mengajar yang berlandaskan pendekatan ekspositori
adalah metode ….
a. Tanya jawab c. Diskusi
b. Ceramah d. Pemecahan masalah
4. Agar dapat membuat siswa aktif, maka guru yang menggunakan pendekatan
ekspositori hendaknya ….
a. Memberi tugas diskusi kepada siswa
b. Membuat ringkasan bahan yang disajikan
c. Memberikan catatan untuk dicontoh
d. Membuat catatan penting di papan tulis
5. Kelemahan metode ceramah sebagai bentuk pendekatan ekspositori, kecuali ….
a. Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan
masalah sehingga daya serap siswa kurang tajam.
b. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap. Apalagi jika
menggunakan kata-kata asing.
c. Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya tinggi
d. Dapat menimbulkan kebosanan siswa dan verbalisme
6. Kebaikan metode ceramah sebagai bentuk pendekatan ekspositori, kecuali ….
a. Bahan ceramah yang akan diberikan jumlahnya sangat banyak.
b. Guru kurang jelas dalam mengajar
c. Banyak atau materi yang akan diberikan merupakan bahan baru.
d. Para siswa dapat memahami informasi melalui kata-kata.
7. Dalam melakukan kegiatan pendahuluan, berikut ini yang kurang sesuai adalah
….
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Mengemukakan pokok-pokok materi
c. Membuat ringkasan di papan tulis
d. Memberikan apersepsi terhadap siswa

4.25
8. Dalam menyajikan bahan pelajaran, faktor-faktor yang harus diperhatikan,
kecuali ….
a. Perhatian siswa
b. Kegiatan pembelajaran sedapat mungkin bervariasi
c. Umpan balik dari siswa untuk guru
d. Motivasi di awal saja
9. Metode ceramah dapat membuat siswa aktif jika guru ….
a. Mengajak siswa melengkapi peta
b. Menggunakan slide suara
c. Menggunakan peta symbol
d. Menggunakan media cetak
10. Berikut yang tidak perlu dilakukan oleh guru pada saat menutup pelajaran adalah
….
a. Menerangkan kembali materi pelajaran
b. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
d. Membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan

4.26
Metode Penyajian
Ceramah dan penugasan

Referensi
1. Cahyo, Agus N. 2012. Panduan Aplikasi Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta:
DIVA Press
2. Roestiyah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
3. Sardjiyo. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
4. Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
5. http://dianbeboh.blogspot.com/2011/12/pendekatan-dalam-pembelajaran-ips.html

4.27

Anda mungkin juga menyukai