Anda di halaman 1dari 41

3.

• Laki-laki 30 tahu, luka pada kelamin.


• Awalnya luka tunggal muncul kira-kira 3 hari yll, terus membesar dan
nyeri. Pasien adalah pelaut dan berhubungan dengan PSK 5 hari sebelum
mulai sakit.
• Di temukan ulkus tunggal, tepi lunak menggaung, tak teratur, dasar kotor.
• Pemeriksaan gram: bakteri batang gram negatif tersusun berderet sepeti rel
kereta.

• Apakah terapi?
a. Azithromycin 1 g dosis tunggal
b. Benzatin penicilin G 2,4 juta unit
c. Ciprofloksasin 500 mg dosis tunggal
d. Acyclovir 5 x 200 mg
e. Amoksisilin 3 x 500 mg
SKDI -. Sistem Integumen
Penyakit : Alat Kelamin Pria
No. - (Ulkus Molle)
Tingkat Kemampuan -
Dx : Ulkus Molle adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang
akut, setempat disebabkan oleh Haemophillus ducreyi.
Ulkus: kecil, lunak, tidak ada indurasi, bergaung, kotor (tertutup
jaringan nekrotik dan granulasi)
PATOGENESIS :
• Masa inkubasi : 1-3 hari
• Port d’entrée merah  papul  pustula  pecah  ulkus
• Ulkus :
Multiple
Tidak teratur
Dinding bergaung
Indurasi +
Nyeri (dolen)
Kotor
• Ulkus berbentuk kecil, lunak pada perabaan, tidak
terdapat indurasi, berbentuk cawan, pinggir tidak rata,
sering bergaung dan dikeliingi halo yang eritematosa.
• Ulkus sering tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus
berupa jaringan granulasi yang mudah berdarah, dan
pada perabaan terasa nyeri.
• Tempat predileksi pada laki-laki ialah permukaan
mukosa preputium, sulkus koronarius, frenulum penis,
dan batang penis. Dapat juga timbul lesi di dalam
urethra, skrotum, perineum, atau anus. Pada wanita
ialah labia, klitoris, fourchette, vestibuli, anus, dan
serviks.
Ulkus mole
Tatalaksana ulkus mole
•Obat sistemik
–Azitromycin 1 gr, oral, single dose.
–Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi IM.
–Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari.
–Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari.
–Amoksisilin + asam klavulanat 3x125 mg selama 7 hari.
–Streptomisin 1 gr sehari selama 10 hari.
–Kotrimoksasol 2x2 tablet selama 7 hari.

•Topikal: Kompres dengan larutan normal salin (NaCl


0,9%) 2 kali sehari selama 15 menit.
Diagnosis banding
5
• Laki-laki 35 tahun  pembesaran pada kaki kiri dan
semakin mengganggu sejak 3 minggu yll.
• Gejala muncul 1 bulan yll setelah os pergi berkemah.
• Pemeriksaan mikroskopik  mikrofilaria >30
• Apa obat yang tepat?
a. Prazikuantel
b. Mebendazole
c. Dietilcarbamazine
d. Albendazole
e. Pirantel pamoat
SKDI 12: Sistem Integumen
Penyakit : Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit
Np. 29 (Filariasis)
Tingkat Kemampuan 4A
Definisi
• Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah
penyakit menular menahun yang disebabkan
oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk
Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres
Etiologi
• Filariasis disebabkan oleh cacing filarial pada manusia,
yaitu
(1)W.bancrofti;
(2)B.malayi;
(3)B.timori;
(4)Loa loa;
(5) Onchocerca volvulus;
(6) Acanthocheilonema perstants;
(7) Mansonella azzardi.
Yang terpenting ada tiga spesies, yaitu
W.bancrofti,B.malayi,dan B timori."
Gejala klinis
• Gejala biasanya tampak setelah 3 bulan
infeksi,tapi umumnya masa tunasnya antara 8-12
bulan. Pada fase akut terjadi gejala radang saluran
getah bening, sedang pada fase kronis terjadi
obstruksi. Fase akut ditandai dengan demam atau
serangkaian serangan demam selama beberapa
minggu. Demam biasanya tidak terlalu tinggi
meskipunkadang - kadang tinggi sampai 40,6°C,
disertai menggigil dan berkeringat, nyeri
kepala,mual,muntah,dan nyeri otot. Jika yang
terkena saluran getah bening abdominal yang
terkena terjadi gejala "acute abdomen".
Rantai penularan
Penatalaksanaan
• Filariasis Pengobatan Obat utama yang digunakan adalah
dietilkarbamazin sitrat (DEC). DEC bersifat membunuh mikrofilaria dan
juga cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC
merupakan satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah.
• Untuk filariasis bancrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6 mg/kg berat
badan per hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang
dianjurkan adalah 5 mg/kgberat badan per hari selam 10 hari. Efek samping
dari DEC ini adalah demam, mengigil, artralgia, sakit kepala, mual, hingga
muntah. Pada pengobatan filariasis brugia, efek samping yang ditimbulkan
lebih berat. Sehingga untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah,
tetapi waktu pengobatan dilakukan dalam waktu yang lebih lama.
• Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik
semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas
terhadap nematode dan ektoparasit. Obat inihanya membunuhmikrofilaria.
Efek samping yang ditimbulkan lebih ringan dibandingDEC.23
9
• Perempuan 25 tahun  keputihan berwarna kekuningan
disertai gatal sejak 1 bulan yll. Pasien mengaku mempunyai
kebiasaan menggunakan pakai tebal dan ketat.
• PF: sekret vagina putih kekuningan, inspekulo dinding
vagina eritem, terdapat pseudomembran dan cottage cheese.

• Apakah terapi medikamentosa yang tepat?


a. Metronidazol 2x500mg/hari selama 7 hari
b. Metronidazol 2g dosis tunggal
c. Flukonazol 150mg dosis tunggal
d. Azitromisin 1g dosis tunggal
e. Doksisiklin 2x100 mg/hari selama 7 hari
SKDI 12 : Sistem Integumen
Penyakit : Infeksi Jamur
No. - (Kandidiosis Vulvo Vaginalis)
Tingkat Kemampuan -
Candidiasis vulvovaginitis
• Merupakan radang pada vagina yang disebakan akibat
infeksi oleh jamur golongan candida. Bentuk keradangan
pada vagina lain yang sering ditemukan adalah pada
penyakit trichomoniasis, bacterial vaginosis.
Sekiranya 75% wanita di dunia ini pernah mengalami satu
kali serangan candidiasis, dan 50% diantaranya mengalami
rekurensi, dan sebagian juga mengalami rekurensi yang
berulang. Berdasarkan studi yang dilakukan pada Amerika
Serikat dan 5 negara eropa, pada survey terhadap 6000
perempuan usia >16 tahun, didapati prevalensi
vulvovaginitis candidiasis sebesar 29-49%
Etiologi

a. Candida albicans, pada 80-90% kasus


b. Spesies kandida yang lain : C.krusei, C.glabrata, C.tropicalis, dan lainnya
menempati 10-20% kasus

• Tranmisi
Karena candida merupakan flora normal, transmisi dari orang ke orang kurang
berperan dalam menimbulkan penyakit. Hal yang merupakan faktor predisposisi
untuk candidiasis vulvovaginitis adalah :
a. Kondisi diabetes mellitus
b. Immunosuppresi
c. Penggunaan antibiotik
d. Hamil
e. Penggunaan kateter
Tanda dan gejala
a. Wanita :
Pruritus vulva
• Sekret berwarna putih (Cottage cheese appearance)
berbau seperti susu yang busuk
• Dysuria
• Dyspareunia

b. Pria :
Radang
• Gatal
• Kemerahan
Diagnosis
• ​a. Preparat KOH 10% ditemukan pseudohifa,
blastospora
b. Kultur pada medium untuk jamur SDA (Saboraoud
Dextrose Agar) dan BHI (Brain Heart Infusion) agar
c. Identifikasi Germ tube (Germ tube akan terbentuk
setelah beberapa jam inkubasi di dalam serum)

*Nb :
Pseudohifa terbentuk pada suhu ruangan (20 derajat
celsius), germtube terbentuk pada suhu tubuh (37
derajat cesius)
Tatalaksana
a. Clotrimazole 1% cream, atau suppositoria intravagina
(tablet dimasukan intravagina) 5gram, 7-14 hari
b. Miconazole cream / suppositoria intravagina (100mg 1x/hr
slama 7 hari)
c. Nystatin
d. Fluconazole 150mg dosisi tunggal
e. Terapi untuk candidiasis rekuren :
•Clotrimazole, 100mg suppositoria intravagina 1x seminggu
•Fluconazole , 150mg per oral 1x seminggu
*Fluconazole termasuk obat kategori C untuk kehamilan,
sehingga penggunaannya harus hati-hati
Sumber :
A Owen MK. Clenney TL. Management of Vaginitis. Am Fam Physician. 2004 Dec 1;70(11):2125-2132
b. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing
25
• Prmpuan, 27 thn, ke IGD krna Pingsan, stlah
makan di kantin. PF, TD : tdak terukur, badan ada
urtikaria.
• Penatalaksanaan?
a. Amniodaron
b. Sulfas Atrofin
c. Adrenalin
d. Dopamin
e. Efedrin
SKDI 12 : Sistem Integumen
Penyakit : Penyakit Kulit Alergi
No. - (Syok Anafilaktik)
Tingkat Kemampuan -
Anafilaksis merupakan reaksi
alergi sistemik yang berat,
dapat menyebabkan kematian,
terjadi secara tiba-tiba
sesudah terpapar oleh alergen
atau pencetus lainnya
What is anaphylaxis?
Anaphylaxis is a severe, life-threatening, generalized or systemic hypersensitivity
reaction

Anaphylaxis

Allergic anaphylaxis Non-allergic anaphylaxis

IgE-mediated anaphylaxis Non-IgE-mediated allergic anaphylaxis

Johansson SGO, et al. Allergy 2001;56:813-824


Mechanisms underlying human
anaphylaxis

Human anaphylaxis

Immunologic Non-Immunologic
Idiopathic

IgE, FcεRI Other Physical Other


foods, venoms, blood products, exercise, cold drugs
latex, drugs immune aggregates,
drugs

Simon FER. J Allergy Clin Immunol 2006;117:367-77


Gejala anafilaksis

Mulut : gatal, bengkak pada bibir dan atau lidah


Tenggorokan : gatal, tercekik, hoarseness
Kulit : gatal, kemerahan, bengkak
Sal cerna : muntah, diare, cramps
Paru : sesak nafas, batuk, wheezing
Jantung : nadi halus, pusing, TD turun
Saraf : sakit kepala, penglihatan kabur,
penurunan kesadaran, gelisah
Frequency of occurrence of signs &
symptoms of anaphylaxis
Signs & symptoms
Cutaneous 90%
Urticaria & angiodema 85-90%
Flushing 45-55%
Pruritus without rash 2-5%
Respiratory 40-60%
Dyspnea, wheeze 45-50%
Upper airway angioedema 50-60%
Rhinitis 15-20%
Dizziness, syncope, hypotension 30-35%
Abdominal
Nausea, vomiting, diarrhea, cramping pain 25-30%
Miscellaneous
Headache 5-8%
Substernal pain 4-6%
Seizure 1-2%

* On the basis of a compilation of 1865 patients reported in references 1 through 14


+ Percentages are approximations
Grading of anaphylactic reactions according to severity of clinical symptoms
Symptoms
Grade Dermal Abdominal Respiratory Cardiovascular
I Pruritus
Flush
Urticaria
Angiodema
II Pruritus Nausea Rhinorrhoea Tachycardia (> 20 bpm)
Flush Cramping Hoarseness Blood pressure change (>
Urticaria Dyspnoea 20 mmHg systolic)
Angiodema (not Arrhytmia
mandatory)
III Pruritus Vomiting Laryngeal oedema Shock
Flush Defecation Bronchospasm
Urticaria Diarroea Cyanosis
Angiodema (not
mandatory)
IV Pruritus Vomiting Respiratory arrest Cardiac arrest
Flush Defecation
Urticaria Diarrhoea
Angiodema (not
mandatory)
Bpm = beats perminute
Ring J, Brockow K & Behrendt. History and classification of anaphylaxis. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:12
Derajat berat reaksi hipersensitivitas yang
luas
Derajat Gambaran klinik
Ringan (hanya kulit dan jaringan Eritema luas,edema periorbita,atau
submukosa)* angioedema
Sedang (keterlibatan Sesak, stridor, mengi, mual, muntah,
pernapasan, pusing, presinkop diaforesis, rasa
kardiovaskuler,atau tertekan di dada atau tenggorok atau
gastrointestinal sakit perut
Berat (hipoksia,hipotensi,atau Sianosis, atau SpO2 < 92% pada tiap
defisit neurologik) tingkat, hipotensi (tek sistolik < 90 mm
Hg pd dewasa), bingung kolaps, hilang
kesadaran atau inkontinens

* Reaksi ringan dapat dibagi lagi, disertai atau tidak ada angiodema
Penyebab anafilaksis ( termasuk reaksi anafilaktoid )

Obat Exercise
Makanan Echinococcal cyst
Zat tambahan pada obat/makanan Summation anaphylaxis
Alat bantu pekerjaan(e.g. Underlying disease
latex)
Complement factor 1-inactivator
Racun binatang deficiency
Aeroallergens Systemic mastocytosis
Seminal fluid Idiopathic (?)
Contact urticariogens
Physical agents (cold, heat,
ultraviolet radiation)

Ring J, Brockow K & Behrendt. History and classification of anaphylaxis. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:12
Penatalaksanaan anafilaksis
1. Hentikan pencetus, nilai beratnya dan berikan terapi yang sesuai

Minta bantuan

Adrenalin i.m 0.01mg/kg boleh sampai 0.5mg

Pasang infus

Berbaring rata/ tinggikan posisi kaki bila bias

Berikan oksigen aliran tinggi,alat bantu napas/ventilasi bila diperlukan

BILA HIPOTENSI

Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa) utk infus NaCl fisiologis.
NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg diberikan secepatnya bila perlu dengan
tekanan
Penatalaksanaan anafilaksis
2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:
Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit
ATAU
Ulang adrenalin i.m setiap 3-5 menit

Pertimbangkan hal-hal berikut


 Hipotensi
o Ulangi infuse NaCl fisiologis 10-20 ml/kg dapat mencapai 50 ml/kg dalam 30 menit.
o i.v. atropine 0.02 mg/kg bila bradikardi berat dosis minimum 0.1 mg
o i.v vasopresor untuk mengatasi vasodilatasi. Pada henti jantung adrenalin dapat
ditingkatkan menjadi 3-5 mg setiap 2-3 menit mungkin efektif.
o i.v. glucagons pada pasien yang memakai obat penyekat beta. Dosis orang dewasa
1-5 mg diikuti 5-15 ug/mnt
 Bronkospasme
o Inhalasi salbutamol secara kontinyu
o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone 1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari
 Obstruksi saluran napas bagian atas
o Adrenalin inhalasi (5 mg atau 5 ml sediaan adrenalin 1;1000) mungkin membantu.
o Persiapkan tindakan bedah.
Penatalaksanaan anafilaksis

3 . Lama observasi dan tindak lanjut


1 Observasi paling tidak 4 jam setelah semua gejala dan tanda menghilang.
 Bila memungkinkan periksa kadar triptase serum saat datang, 1 jam
setelahnya, dan sebelum dipulangkan.
 Pada kasus yang berat pasien dirawat semalam, terutama pasien yang
mempunyai riwayat reaksi yang berat atau asma yang tidak terkontrol dan
pasien yang datang pada malam hari.
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan penjelasan mengenai alergen
tersangka dan upaya penghindarannya
Setelah dipulangkan pasien dirujuk ke ahli alergi terutama pada kasus yang
sedang – berat, dan yang ringan karena alergi makanan yang disertai asma.
3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan pelatihan sebagian pasien di
berikan EpiPen yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap pakai
Pharmacology of epinephrine

Epinephrine

1-adrenergic 2-adrenergic
1-receptor 2-receptor
receptor receptor

 vasoconstriction  insulin release  inotropy  bronchodilation


 peripheral vascular resistance  neropinephrine release  chronotropy  vasodilation
 mucosal edema  glycogenolysis
 mucosal edema

Estelle FER. J Allergy Clin Immunol 2004;113:837-44


Absorption of epinephrine is faster after
intramuscular injection than after
subcutaneous injection

Intramuscular
epinephrine 8  2 minutes
(Epipen®)

Subcutaneous 34  14 (5-120) minutes


epinephrine p < 0.05

5 10 15 20 25 30 35

Time to Cmax after infection (minutes)

Estelle FER. J Allergy Clin Immunol 2004;113:837-44


Daftar Pustaka
• Purwadianto A., Sampurna B. 2000. Kedaruratan
Medik Edisi Revisi. Jakarta: Bina Aksara. Pp: 47-9;
56-7
• Rengganis I., Sundaru H., Sukmana N., Mahdi D.
2007. Renjatan Anafilaktik. Dalam:Sudoyo, Aru W.
Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K,
Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 190-2
79
• Laki-laki 40 th, sopir bus. Keluhan keluar cairan dari penis
sejak 2 hari. Diketahui 10 hari lalu mengalai kencing nanah
dan sudah sebuh setelah diberikan obat suntikan. Status
lokalis : tapak OUE eritem dan terdapat discharge mukoid.
Swab urethrae dan pengecatan gram didapat lekosit PMN
>10 dan tidak ditemukan DGNI maupun mikroorganisme
lainnya. Terapi paling tepat?
a. Cefrtiaxon 100 Vg I. M
b. Cefixiem 100 mg dosis tunggal
c. Doksisiklin 1x100 mg/oral selama 7 hari
d. Doksisiklin 100 mg dosis tunggal
e. Azithromycin 1 gr/oral dosis tunggal

SKDI 12. Sistem Integumen (Farmakologi)


Penyakit : Infeksi
No. 9 (Uretritis Non Gonore)
Tingkat Kemampuan -
UNG
Etiologi :
1. Bakteri: paling sering menyebabkan UNG
adalah Chlamydiatrachomatis tapi juga dapat
disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma hominis dan Mycoplasma
genitalium.
2. Virus : Herpes simplex
3. Parasit : Trichomonasvaginalis
4. Alergi Daili, SF. Infeksi Genital Nonspesifik. Dalam:
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,eds. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI;
2010 p. 366-8
Tanda dan gejala
• Keluarnya sekret uretra merupakan keluhan yang sering
dijumpai, berupa lendir yang jernih sampai keruh. Keluhan
yang paling umumialah waktu pagi hari atau morning drops,
tetapi bisa juga berupa bercak di celana dalam.
• Pada pemeriksaan klinis muara uretra tampak tanda
peradangan berupaedema dan eritem, dapat ringan sampai
berat.
• Sekret umumnya serosa, seromukous, mukous, dan kadang
bercampur dengan pus.

Daili, SF. Infeksi Genital Nonspesifik. Dalam:


Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,eds. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI;
2010 p. 366-8
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Laboratorim :
1. Pewarnaan Gram adalah salah satu pemeriksaan yang lebih cepat
untuk mengevaluasi uretritis dan mengetahui ada tidaknya infeksi
gonokokus.Dianggap positif UNG bila terdapat lebih dari 4 leukosit dengan
pembesaran1000 kali.
2. Sedimen urin: kriteria diagnosis uretritis bila terdapat sekret uretra danterdapat 20
leukosit PMN atau lebih dua lapangan pandang dengan pembesaran 400x dari
pemeriksaan sedimen 10-15 ml urine tampung pertama yang dikeluarkan sebelum
4 jam atau lebih.
3. Pada pemeriksaan mikroskopik sekret serviks dengan pewarnaan gramdidapatkan
>30 lekosit per lapangan pandang dengan pembesaran 1000 kali.
4. Pemeriksaan spesimen dari endouretral dengan dijumpainya sel lebihdari 4/LP
(400x) dilakukan dengan pewarnaan gram.
5. Pemeriksaan sediaan basah untuk menentukan Trichomonas vaginalis.
Terapi
Regimen yang direkomendasikan:
• Azitromisin 1 gr per oral dosis tunggal, atau
• doksisiklin 100 mg per oral 2 kali sehari selama 7
hari.
Regimen alternatif:
• Eritromisin 500 mg diberikan dua kali sehari selama
14 hari, atau
• ofloksasin 200 mg diberikan dua kali sehari atau 400
mg diberi sekali sehariselama 7 hari

Anda mungkin juga menyukai