Anda di halaman 1dari 51

DEPARTEMEN/KSM OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Infeksi
Menular
Seksual (IMS) Oleh:

I Kadek Prapta Adhi Wibawa 1902612042


Komang Alit Artha Wiguna 1902612048
Jourdan Wirasugianto 1902612052
PENDAHULUAN
• Infeksi menular seksual saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat
di seluruh dunia baik di negara maju industri maupun negara berkembang.

• Kejadian infeksi menular seksual di Indonesia yang paling banyak ditemukan


adalah sifilis dan gonore.

• IMS juga dapat menyebar melalui cara-cara non seksual seperti produk darah dan
transfer jaringan. Penyakit IMS juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama masa
kehamilan dan persalinan.
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, Infeksi menular seksual di bedakan menjadi empat kelompok
yaitu:

1 IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: 3 IMS yang disebabkan jamur, yaitu:
Gonore, Sifilis, dan Ulkus Mole Kandidiosis genitalis.

2 4 IMS yang disebabkan protozoa dan


IMS yang disebabkan virus, yaitu:
Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata, ektoparasit, yaitu: Trikomoniasis,
Infeksi HIV, dan AIDS, Hepatitis B, Pedikulosis Pubis, Skabies.
Moluskus Kontagiosum.
SIFILIS

 Penyakit kronis dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh


Treponema pallidum
 Great imitator
 Penularan melalui hubungan seksual, transmisi vertikal
SIFILIS

Stadium Sifilis:
• Stadium Primer
• Stadium Sekunder
• Sifilis Laten
• Stadium Tersier
GEJALA
KLINIS SIFILIS
1.Sifilis Primer
• Lesi awal berupa papul, masa inkubasi 3 minggu.
• Papul membesar dengan ukuran 0,5 -1,5 cm kemudian ulserasi (ulkus durum)
• Ulkus durum : bulat, diameter 1-2 cm , tidak nyeri, dasar ulkus bersih tidak
ada eksudat, teraba indurasi, soliter tetapi dapat juga multipel.
• Lokasi: pria sulkus koronarius, wanita: labia mayora/minora
• Bisa disertai pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial unilateral
atau bilateral.
GEJALA
KLINIS
SIFILIS
2. SIFILIS SEKUNDER
• Lesi sekunder yang terjadi merupakan manifestasi penyebaran
Treponema pallidumsecara hematogen dan limfogen
• Lesi pada kulit, mukosa, dan organ tubuh
Lesi Kulit
1. Roseola
2. Papul skuamosa, psoriasiform, kondiloma lata
3. Pustula
Mukosa
4. Angina sifilitika eritematosa, kondiloma lata
5. Plaque muqueuses
Rambut: alopesia areata/difusa
Kuku: onikia sifilitika
GEJALA
KLINIS
SIFILIS
3. SIFILIS LATEN
• Gejala klinis (-)
• Sifilis laten terbagi menjadi dini dan lanjut, dengan batasan waktu
kisaran satu tahun.
• Tes serologi (+)

4. STADIUM Tersier
terdiri dari tiga grup sindrom yang utama yaitu neurosifilis, sifilis
kardiovaskular, dan sifilis benigna lanjut.
SIFILIS

Manifestasi klinis sifilis yang tampak pada laki-laki (kiri) dan perempuan (kanan)
SIFILIS
SIFILIS

A. Pemeriksaan T.pallidum
Serum dr lesi diperiksa dg:
 Mikroskop lap.gelap
 Pewarnaan Burri
B. TSS (test serologi sifilis)
2 macam:
 Non treponemal (kardiolipin)
 Treponemal
SIFILIS
SIFILIS
TATALAKSANA
Pengobatan Sifilis Stadium 1 dan 2
• Rekomendasi : Benzatin benzilpenisilin, 2,4 juta IU injeksi IM (pemberian
dengan dua kali injeksi ditempat berbeda)
Terapi alternative : Prokain benzilpenisilin 1,2 juta IU injeksi IM selama 10 hari
• Alternatif terapi pada alergi penisilin :
1. Hamil : Eritromisin 4x500mg oral selama 14 hari
2. Tidak hamil : Dosisiklin 2x100 mg atau;
Tetrasiklin 4x 500 mg oral selama 14 hari
SIFILIS

TATALAKSANA
Late Laten Syphilis (Sifilis Stadium Lanjut)
Rekomendasi: Benzatin benzilpenisilin, 2,4 juta IU injeksi IM, sekali seminggu
selama 3 minggu berturut-turut.
Terapi alternatif : Prokain benzilpenisilin 1,2 juta IU injeksi IM (setiap hari selama 20
hari berturut-turut)
Alternatif terapi pada alergi penisilin :
1. Hamil : Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari)
2. Tidak hamil : Dosisiklin 2x100 mg oral atau; Tetrasiklin 4x500 mg selama 30 hari
SIFILIS
TATALAKSANA
Neurosyphilis
Terapi anjuran : Aquaous benzylpenicillin, 18-24 juta IU injeksi IV (pemberian
dengan 3-4 juta IU. Setiap 4 jam selama 14 hari)
Terapi alternatif : Prokain benzilpenisilin, 1,2-2,4 juta IU, injeksi IM setiap hari
dan Probenesid, 500 mg oral (4 kali sehari) selama 10- 14 hari) atau; Ceftriaxone
1-2 g IV setap hari selama 10-14 hari (apabila tidak ada penisilin)
Alternatif terapi pada alergi penisilin :
Dosisiklin, 200 mg oral (2 kali sehari) selama 30 hari, atau; Tetrasiklin, 500 mg
oral, (4 kali sehari selama 30 hari)
GONORE

• Disebabkan oleh Neissseria gonorrhoeae.


• Lesi pada uretra, serviks, rectum, tenggorokan dan bagian putih
mata (konjungtiva)
GONORE
Diagnosis ditegakan :
• anamnesis
• pemeriksaan klinis
• pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN
FISIK
1. Kel. Bartholin membengkak, sangat nyeri bila berjalan
2. KGB ingunal membesar, unilateral/ bilateral
3. Duh tubuh purulen/mukopurulen
4. Serviks merah, edema, erosi
5. O.u.e : edema, eritema, ektropion,
GONORE
PEMERIKSAAN
PENUNJANG GONORE

1. Pewarnaan Gram
diplokokus Gram negatif intra/ekstrasel

2. Kultur

3. Nucleic acid amplification tests (NAATs)

4. PCR
GONORE
Tatalaksana

1. Non-Farmakologi:

-KIE : Abstain berhubungan seksual, terapi pasangan, dan tuntaskan pengobatan

2. Farmakologi:
- Cephalosporin generasi ketiga : cefriaxone 500 mg IM + azitromycin 2 g single dose
oral. Atau antibiotik alternatif lain dapat digunakan ciprofloxacin, ofloxacin, enoxacin,
cefixime 400 mg oral, dan spectinomycin 2 g.
- Ibu hamil dan menyusui: Cefriaxone 500 mg IM dosis tunggal, atau dengan regimen
alternatif yang menggunakan spectinomycin 2 g IM sebagai dosis tunggal. Untuk ibu
hamil dan menyusui dilarang untuk menggunakan antibiotik fluoroquinolon dan
tetracycline
ULKUS MOLE

Disebabkan oleh : Haemophilus ducreyi


Gejala :
-Berupa luka menggaung
-Ulkus multipel, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi bergaung,
sekitar ulkus eritema dan edema, sangat nyeri.
-Kelenjar getah bening inguinal bilateral atau unilateral
membesar, nyeri, dengan eritema di atasnya, seringkali disertai
tanda-tanda fluktuasi, biasanya tidak disertai gejala sistemik
ULKUS MOLE

Pemeriksaan Penunjang :
• Gram staining: Batang Gram Negatif
• Pemeriksaan kultur dasar luka: Bakteri H.Ducreyi
• Tes serologi ELISA
ULKUS MOLE
TERAPI ULKUS MOLE

• Farmakologi
• Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 3 hari
• Eritromycin 4 x 500 mg selama 7 hari
• Azitromycin 1 gr/ KgBB dosis tunggal
• Rawat luka
TRIKOMONIASIS
VAGINALIS

• Merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh


parasit Trichomonas vaginalis
• Faktor Risiko :
1. Multiple seksual partner
2. Riwayat IMS
3. Berhubungan tanpa pelindung (kondom)
Tanda dan Gejala
50% asymptomatic

Pruritus, dysuria, dysparenuia

“Frothy” Grey, Yellow-Green discharge,


mallodorous smell

Vulvar Edema, Erythema

Cervical Petechiae - "strawberry cervix”

Abnormal or Post-Coital VB
Diagnosis

1. Anamnesis
- Tanda dan Gejala
- Faktor Risiko
2. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi: Vulva edema dan eritema, vaginal discharge warna putih-abu,
berbuih, berbau busuk.
- Inspekulo: Strawberry serviks
3. Pemeriksaan Penunjang:
- Preparat Kaca Basah: protozoit fusiformis uniseluler berflagel
- pH vagina: 5,0-7,0
- Kultur: Trikomonas
- Pap Tes: ditemukan tanpa sengaja.
- Nucleic Acid Amplification Test
TERAPI

• Non-Farmakologi:
1. Abstain dalam berhubungan
2. Edukasi pasangan untuk ikut terapi
3. Safety Sex
• Farmakologi
1. Metronidazole 2 gr PO dosis tunggal, atau
2. Tinidazole 2 gr dosis tunggal, atau
3. Metronidazole 500 mg tiap 12 jam PO selama 7 hari
Komplikasi

• Faktor risiko terhadap HIV


• Infertilitas pada perempuan
• Penyakit Radang Panggul
• Persalinan Prematur (jika hamil)
HERPES
GENITALIS
• Etiologi : Herpes Simpleks Virus tipe
2
• Faktor Risiko:
1. Imunodeficiency (HIV)
2. Unprotected Sex
3. Berciuman
4. Menggunakan satu alat bersama-
sama
5. Kontak antar kulit
Tanda dan Gejala

- Demam
- Nyeri Sendi
- Nyeri saat berkemih
- Limfadenopati pada lipat paha
- Muncul vesikel yang bergerombol dan dapat pecah menjadi
ulkus diatas makula eritema
- Nyeri di bagian lesi
Diagnosis
1. Anamnesis:
- Tanda dan Gejala
- Faktor Risiko
2. Pemeriksaan Fisik
- Limfadenopati pada lipat paha
- Vesikel multiple di mukosa anogenital (labia mayora, minora, klitoris,introitus vagina). Jika pecah,
akan terlihat ulkus.
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Virologi: pewarnaan Giemsa dari kerokan dasar vesikel: multinucleated giant cell, kultur sel, dan
PCR
- Serologi tes: anti-HSV
HERPES GENITALIS
TERAPI HERPES
GENITALIS

• Non-farmakologi
- Konseling pasangan
- Safety Sex
• Farmakologi
• Acyclovir 3 x 400 mg selama 7-10 hari; atau
• Valacyclovir 2x 1 gr selama 7-10 hari; atau
• Famciclovir 3 x 250 mg selama 7 -10 hari
Condyloma
Acuminata
• Kutil anogenital biasanya asimtomatik, tetapi tergantung pada
ukuran dan lokasi anatomi. Berhubungan dengan infeksi non-
oncologenic Human Papiloma Virus type 6 dan 11
• Faktor Risiko:
-Adanya infeksi HIV
-Co-infeksi bersama oncogenic HPV (tipe 16 dan 18)
Tanda dan Gejala

- Adanya kutil dengan bentuk papular, atau bertangkai


(seperti janggar ayam) di mukosa kelamin.
- Mungkin terdapat sensasi gatal atau nyeri
Diagnosis
1 Anamnesis
- Tanda dan Gejala
2. Pemeriksaan Fisik:
- Inspeksi
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Biopsi: Gambaran acanthosis
dengan overlying
hyperkeratosis
CONDYLOMA
ACUMINATA
TERAPI

• Jika tidak diobati, ada beberapa kemungkinan


yakni dapat sembuh spontan, tetap tidak berubah,
atau meningkat dalam hal ukuran atau jumlah
• Tujuan Pengobatan:
- Psikis
- Cosmetic
• Regimen Pengobatan
• Podofilotoksin: Gel atau larutan 0.5%
• Imequimod 3,75% atau 5 %
• Sinethecesin
• Pembedahan: Eksisi, Elektrocautter
• Tricholoroacetic acid (TCA)
Komplikasi

• Risiko infeksi HIV


• Risiko Ca Serviks
HIV & AIDS
Faktor Risiko
HIV & AIDS
HIV & AIDS
Penatalaksanaan HIV & AIDS
Chlamydia
Chlamydia
Manifestasi Klinis Chlamydia

 Sedikit keputihan yang jernih


 Rasa panas waktu kencing
 Nyeri pada perut bagian bawah dan
 Gatal atau iritasi dalam vagina

Komplikasi berupa:
• Perdarahan
• Nyeri saat berhubungan seks dan
• Penyakit Radang Panggul
Penatalaksanaan Chlamydia

Pada wanita yang tidak hamil


1. Azitomisin 1 gram per oral dalam dosis tunggal (keamanan pada
masa hamil atau menyusui tidak dijamin), atau
2. Doksisiklin 100 mg per oral 2 kali/hari selama 7 hari (di
kontraindikasikan selama kehamilan)

Untuk wanita hamil


3. Eritromisin 500 mg per oral 4 kali/hari selama 7 hari, atau
4. Amoksisilin 500 mg 3 kali/hari selama 7 hari.
Simpulan

• IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan salah satu penyakit yang


mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas
adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah
genital.
• Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya Sifilis,
Gonore, Infeksi HIV/AIDS, Herpes Genital, Kondiloma,
Trikomoniasis dan Candidiasis. penyakit IMS ini dapat
ditanggulangi dengan berbagai cara diantaranya dengan
pemberian antibiotik, antivirus, dan antijamur.
MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai