Anda di halaman 1dari 57

INFEKSI MENULAR

SEKSUAL
Dwika Hermia Putri
Infeksi Menular Seksual
Infekasi Menular Seksual / Sexually
Transmitted Infection

Penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan


seksual. IMS mempunyai ciri-ciri:
- Penularan infeksi tidak selalu harus melalui hubungan
kelamin
- Infeksi dapat terjadi pada orang-orang yang belum pernah
melakukan hubungan kelamin atau orang-orang yang
tidak promiskus
- Sebagian penderita adalah akibat korban keadaan di luar
sudah berusaha sepenuhnya untuk tidak mendapat
penyakit, tetapi kenyataan masih juga terjangkit
1. Infeksi Genital Nonspesifik

Infeksi Genital Nonspesifik (I.G.N.S) : infeksi menular


seksual berupa peradangan di uretra, rektum, atau serviks
yang disebabkan oleh kuman nonspesifik
Uretritis Nonspesifik (U.N.S) : peradangan hanya pada
uretra yang disebabkan oleh kuman nonspesifik
Infeksi Genital Nongonokokus (I.G.N.G.) : peradangan di
uretra, rektum, dan serviks yang disebabkan bukan oleh
kuman gonokok
Uretritis Nongonokok (U.N.G.) : peradangan di uretra
yang disebabkan oleh kuman lain selain gonokok
Etiologi:
-Chlamudia trachomatis
-Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma
hominis
-Gardnerella vaginalis
-Alergi
-Bakteri
1. Infeksi Genital Nonspesifik (lanjutan...)

Pria Wanita

Gejala timbul 1-3 Lebih sering terjadi di


minggu setelah kontak serviks
seksual Umumnya tidak
Disuria ringan menunjukkan gejala
Perasaan tidak enak di Sebagian kecil dengan
uretra keluhan keluarnya duh
Sering kencing tubuh vagina, disuria
Keluar duh tubuh ringan , sering kencing,
seropurulen nyeri di daerah pelvis,
dan disparenia
Pada pemerikasaan
serviks tanda-tanda
servisitis yang disertai
folikel-folikel kecil yang
mudah berdarah
Tatalaksana

Tetrasiklin HCl : 4x5 mg sehari selama 1 minggu,


atau 4x250 mg sehari selama 2 minggu
Doksisiklin : 2 x 100 mg sehari selama 7 hari
Eritromisin : 4x500 mg sehari selama 1 minggu,
atau 4x250 mg sehari selama 2 minggu (wanita
hamil, usia < 12 tahun, tidak tahan tetrasiklin)
Azitromisin : 1 gram dosis tunggal
Spiramisin : 4x500 mg sehari selama seminggu
Ofloksasin : 2x200 mg sehari selama 10 hari
2. GONORE

DEFINISI :
Semua penyakit yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoeae

GEJALA KLINIS DAN


KOMPLIKASI

PRIA
Infeksi Komplikasi :
pertama : Lokal Asendens :
-Tysonitis - prostatitis
Uretritis -Parauretritis - vesikulitis
-Littritis - vas
deferentitis/funkulitis
-Cowperitis - epididimitis
- trigonitis
GEJALA KLINIS DAN
KOMPLIKASI

Wanita
Infeksi Komplikasi :
pertama : Lokal Asendens :
- Bartholinitis - Salpingitis
Uretritis - Parauretritis - PID (Pelvic inflammatory
Servisitis Diseases)

Komplikasi
diseminata pada
pria dan wanita
-Artritis
-Miokarditis
-Endokarditis
-Perikarditis
-Meningitis
-Dermatitis
Diagnosis
Sediaan langsung ; pewarnaan gram gonokokus
gram negatif intraselular dan ekstraseluler
Kultur
Media transpor : media struart dan media
transgrow
Media pertumbuhan : Mc Leods chocolate
agar, media Thayer Martin, dan Modified
Thayer Martin agar
Tes definitif ; tes oksidasi dan tes fermentasi
Tes beta-laktamase
Tes thomson
Tatalaksana

1. Penisilin ; penisilin G prokain akua : 4,8 juta unit + 1 gr probenesid


2. Ampisilin dan amoksisilin
Ampisilin ; 3,5 gr + 1 gr probenesid
Amoksisilin ; 3 gr + 1 gr probenesid
3. Sefalosporin
ceftriaxon 250 mg i.m
cefoperazone 0,50-1,00 gr i.m
cefixim 400 mg p.o dosis tunggal
4. Spektinomisin ; 2 gr i.m
5. Kanamisin ; 2 gr i.m
6. Tiamfenikol ; 3,5 gr p.o
7. Kuinolon ;
ofloksasin 400 mg
ciprofloxacin 250-500 mg
norfloxacin 800 mg p.o
levofloxacin 2500 mg p.o dosis tunggal
3. Herpes Simplex
Definisi
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II
yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok di
atas kulit yang sembab dan eritematosa pada
daerah dekat mukokutan
Sinonim : fever blister, cold sore, herpes febrilis,
herpes labialis, herpes progenitalis (genitalis)
Etiologi
VHS tipe I dan II
Gejala Klinis
Infeksi Primer :
-Berlangsung kra-kira 3 minggu, lebih lama dan lebih berat
-Gejala sistemik ; demam, malaise, anoreksia, pembesaran KGB
regional
-Vesikel berkelompok diatas kulit yang sembab dan
eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi
seropurulen, dapat menjadi krusta, mengalami ulserasi
dangkal.
Infeksi Laten :
-Tidak ditemukan gejala klinis
-VHS ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion
dorsalis

Infeksi Rekurens :
-Gejala klinis lebih ringan daripada infeksi primer
-Berlangsung 7-10 hari
-Gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel ; rasa panas,
gatal, dan nyeri
Pemeriksaan Penunjang

Antibodi VHS
Percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa
sel datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear
Diagnosis Banding
Impetigo vesikobulosa
Ulkus durum
Ulkus mole, ulkus mikstum
Tatalaksana

Salap/krim idoksuridin (stoxil,


viruguent, viruguent-P)
Asiklovir topikal dan per oral (5x200
mg sehari selama 5 hari)
4. Trikomoniasis
Definisi :
Infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita maupun
pria, dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui
hubungan seksual

Patogenesis :
T. Vaginalis menginvasi epitel dan subepitel pada dinding
saluran urogenital peradangan
Gejala Klinis
Wanita

Sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-


kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak
(maladorus), dan berbusa
Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab
Strawberry appearance
Dispareuria
Perdarahan pascaciotus
Perdarahan intermenstrual

Pria

Bentuk akut: disuria, poliuria, sekret uretra


mukoid atau mukopurulen
Bentuk kronik : gatal pada uretra, disuria, urin
keruh pada pagi hari
Strawberry
appearance
Diagnosis
Pewarnaan Giemsa
Akridin oranye
Leishman
Gram dan papanicolau
Tatalaksana
Topikal
Bahan cairan berupa irigasi, mis.
Hidrogen peroksida 1-2% dan
larutan asam laktat 4%
Bahan berupa supositoria, bubuk Pada waktu pengobatan perlu
yang bersifat trikomoniasidal beberapa anjuran pada
Jel dan krim yang berisi zat penderita:
trikomoniasidal - Pemeriksaan dan
pengobatan terhadap
Sistemik pasangan seksual untuk
Metronidazole : dosis tunggal mencegah jangan terjadi
2 gr atau 3x500 mg/hari infeksi pingpong
selama 7 hari - Jangan melakukan
Nimorazole : dosis tanggal 2 gr hubungan seksual selama
Tinidazole : dosis tunggal 2 pengobatan dan sebelum
gr dinyatakan sembuh
Omidazole : dosis tunggal 1,5 - Hindari pemakaian barang-
gr barang yang mudah
menimbulkan transmisi
5. Vaginosis Bakterial
Infeksi yang disebabkan oleh Gardnerella
vaginalis
Gardnerella vaginalis : batang gram negatif ,
tidak mempunyai kapsul, bersifat anaerob
fakultatif

GEJALA KLINISduh tubuh dari vagina yang ringan atau sedang


- Adanya
dan berbau tidak enak (amis). Bau lebih menusuk
setelah senggama dan mengakibatkan darah menstruasi
berbau abnormal
- Duh tubuh vagina bertambah, warna bu-abu homogen,
viskositas rendah atau normal, berbau dan jarang
berbusa
- Duh tubuh melekat pada dinding vagina dan terlihat
sebagai lapisan tipis atau kilauan yang difus, pH sekret
vagina berkisar anatara 4,5-5,5
- Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa
terbakar)
- Kemerahan dan edema pada vulva
- Eritema pada vagina dan vulva atau petekie pada
Diagnosis
Duh tubuh vagina berwarna abu-abu, homogen dan
berbau
Pada sedian basah sekret vagina terlihat leukosit
sedikit atau tidak ada, sel epitel banyak, dan
adanya kokobasil kecil-kecil yang berkelompok.
Patognomonik sel epitel vagina yang granular
diliputi oleh kokobasil sehingga batas sel tidak jela
(clue cells)
Bau amin setelah diteteskan 1 tetes larutan KOH 10
% pada sekret vagina (Tes Sniff/ tes amin)
pH vagina 4,5-5,5
Pemeriksaan kromatografi perbandingan
suksinat dan laktat meninggi sedangkan asam
lemak utama yang dibentuk adalah asam asetat
Pemeriksaan biakan : agar Casman dan Protease
peptone starch agar koloni sebesar 0,5-2 mm,
licin, opak dengan tepi yang jelas dikelilingi zona
hemolitikbeta
Tes biokimia : reaksi oksidase, indol, dan urea
Kriteria Diagnosis
GARDNER
BLACKWELL AMSEL
dan DUKES WHO (1981)
(1982) (1983)
(1980)
Duh tubuh Ditemukan Duh tubuh Ditemukan
vagina clue cells vagina 3 dari 4
berwarna pH > 4,5 berbau gejala
abu-abu, Tes amin amis pH
homogen, (+) Ditemukan vagina
berbau Adanya G. clue cells l> 4,5
pH 5-5,5 vaginalis tanpa T. Duh
Tidak vaginalis vagina
ditemukan Tes amin homoge
T. (+) dan n, putih
vaginalis pH vagina dan
tinggi melekat
memperku Tes amin
at (+)
diagnosis Adanya
Tatalaksana
Topikal :
- Krim sulfonamid tripel sebagai acid cream base dengan
pH 3,9 dipakai setiap hari selama 7 hari
- Supositoria vaginal berisi tatrasiklin dan supositoria
yodium povodin
- Buffered acid gel

Sistemik :
- Metronidazole 2x500 mg setiap hari selama 7 hari atau
tinidazole 2x500 mg setiap hari selama 5 hari
- Ampisilin atau amoksisilin 4x500 mg p.o selama 5 hari
- Eritromisin
- Klindamisin 2x300 mg p.o selama 7 hari
6. SIFILIS

Definisi
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik
Dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat
menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten
dan dapat ditularkan dari ibu ke janin

Sinonim
Lues venerea, raja singa
Klasifikasi

Sifilis kongenital
Dini (sebelum dua tahun)
Lanjut (sesudah dua tahun)
stigmata
Sifilis akuisita, dibagi menurut dua cara;
Secara klinis
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Secara epidemiologik
Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi) SI, SII, stadium
rekuren, stadium laten dini
Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak infeksi) stadium
laten lanjut, SIII
Bentuk lain ; sifilis kardiovaskular dan neurosifilis
Gejala Klinis
Sifilis Akuista
A. Sifilis dini
1.Sifilis primer (SI)
Papul lentikular yang permukaannya segera menjadi erosiulkus
(bulat, soliter dasarnya jaringan granulasi berwarna merah dan
bersih, diatasnya hanya tampak serum. Khas: ulkus indolen dan
teraba indurasi (ulkus durum) afek primer
1 minggu setelah afek primer pembesaran KGB regional di
inguinalis medial ; soliter, indolen, tidak lunak, lentikuler, tidak
supuratif, tidak terdapat periadenitis
2.Sifilis sekunder (SII)
. Timbul setelah 6-8 minggu sejak SI. Disertai gejala konstitusi
(anoreksia, BB turun, malese, nyeri kepala, demam yang tidak
tinggi, artralgia)
. The great imitator kelainan kulit menyerupai berbagai penyakit
kulit
. Kelainan kulit tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata,
pada SII dini dapat terjadi di telapak kaki dan tangan
Gejala Klinis
Sifilis Akuista
Bentuk lesi :
- roseola; eritema makular, nernintik-nintik atau bercah, warna
merah tembaga, bentuk bulat atau lonjong
- Papul; bulat, skuama di pinggir (koleret/ papuloskuama),
psorisiformis, leukoderma sifilitikum, korona venerik, kondiloma
lata
- Pustul; papul segera menjadi vesikel kemudian membentuk pustul
sering disertai demam intermiten (sifilis variseliformis)
- Bentul lain; sifilis impetiginosa, ektima sifilitikum, rupia sifilitika,
sifilis ostrasea
3. Sifilis laten dini ; tidak ada gejala klinis dan kelainan, tetapi infeksi
masig ada dan aktif , tes serologik darah (+),
Gejala Klinis
Sifilis Akuista
B. Sifilis Lanjut
1. Sifilis laten lanjut
Biasanya tidak menular, lama masa laten beberapa tahun
hingga bertahun-tahun bahkan dapat seumur hidup.kadang-
kadang terdapat pula banyak kulit hipotrofi lentikular pada
badan bekas papul-papul SII
2. Sifilis tersier (SIII)
Kelainan yang khas; guma infiltrat sirkumskrip, kronis,
biasanya melunak, dan destruktif
Nodus; mula-mula di kutan, kemudian ke epidermis,
pertumbuhan lambat, meninggalkan sikatriks yang hipotrofi
Gejala Klinis
Sifilis Kongenital

Terjadi pada bayi jika ibunya terkena sifilis, terutama sifilis dini
sebab banyak T.pallidum beredar dalam darah, treponema masuk
secara hematogen ke janin melalui plasenta yang sudah dapat
terjadi pada saat masa kehamilan 10 minggu.
Sifilis kongenital dini
Bula begerombol, simetris pada telapak tangan dan kaki. Papulo-
skuamosasimetris dan generalisata. Kuku dapat terlepas (onikia
sifilitika). Plaques muqueuses pada selaput lendir mulut dan
tenggorok syphilitic snuffles. Hepar dan lien membesar
Sifilis kongenital lanjut
Terjadi antara umur tujuh sampai lima belas tahun. Guma
menyerang kulit, tulang, selaput lendir, alat dalam. Khas guma
pada hidung dan mulut.
Gejala Klinis
Sifilis Kongenital
Stigmata
Stigmata pada lesi dini;
Fasies; saddle nose, bulldog jaw
Gigi; gigi hutchinson, milbery molar
Regades terdapat pada sudut mulut terbentuk dari papul-
papul yang berkonfluensi
Jaringan parut koroid
Kuku; onikia
Stigmata pada lesi lanjut
Kornea; keratitis intersisial
Sikatriks gumatosa
Tulang; osteoporosis gumatosa
Atrofi optikus
Trias hutchinson; keratitis intersisial, gigi hutchinson,
ketulian nervus VIII
Pembantu Diagnosis

Pemeriksaan T.pallidum
Tes Serologik Sifilis
Tes nontreponemal; tes fiksasi komplemen, tes
flokulasi
Tes treponemal; tes imobilisasi, tes fiksasi
komplemen, tes imunofluoresen, tes hemoglutisasi
Pemeriksaan Lain
Sinar Rontgen ; melihat kelainan klinis pada tulang
Tes koloidal emas ; tidak khas
Pemeriksaan jumlah sel dan protein total pada
likuor serebrospinal
Histopatologi
Imunologi
Diagnosis Banding

SI SII SIII

Herpes Erupsi obat Tuberkulosis


simpleks alergik kutis gumosa
Ulkus piogenik Morbili frambusia dan
Skabies Ptiriasis rosea mikosis
Balanitis Psoriasis profunda
Limfogranulo Dermatitis Mikosis;
ma venereum seboroik sporotrikosis
Karsinoma sel Kondiloma dan
skuamosa akuminata aktinomikosis
Penyakit Alopesia
Behcet areata
Ulkus mole
Tatalaksana

Penisilin;
Penisiln G prokain dalam akua
Penisilin G prokain dalam minyak
Penisilin G benzatin
Antibiotik lain ;
tetrasiklin 4x500 mg/hari
Eritromisin 4x500 mg/hari
Doksisiklin 2x100 mg/hari
Lama pengobatan 15 hari bagi Si dan SII, 30 hari bagi stadium laten
Golongan sefalosporin ; sefaleksin 4x500mg sehari selama 15
hari, seftriakson setiap hari 2 gr dosis tunggal i.m/i.v selama 15
hari
Azitromisin SI dan SII, 500 mg sehari dosis tunggal, lama
pengobatan 10 hari
7. LIMFOGRANULOMA VENERIUM

Definisi :
Limfogranuloma venerium (LGV ) penyakit venerik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, afek primer
biasanya cepat hilang, bentuk yang tersering ialah sindrom
inguinal berupa limfadenitis dan periadenitis beberaba
kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima tanda
radang akut dan disertai gejala konstitusi, kemudian
mengalami perlunakan yang tak serentak

Sinonim : limfopatia venerium, penyakit NICOLAS-FAVRE


Patogenesis dan Gejala Klinis
- Masa tunas 1-4 minggu
- Gejala konstitusi timbul sebelum penyakit mulai dan
menetap selama sindrom inguinal ; malese, nyeri kepala,
artralgia, anoreksia, nausea, dan demam
- Gambaran klinis :
- Bentuk dini: afek primer serta sindrom inguinal. Waktu
terjadinya afek primer hingga sindrom inguinal 3-6
minggu
- Bentuk lanjut: sindrom genital, anorektal, dan uretal.
Waktu terjadinya bentuk dini hingga bentuk lanjut satu
Afektahun
Primerhingga beberapa tahun
Tak khas dan tak nyeri
Dapat berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul,
dan ulkus
Umumnya soliter dan cepat hilang
Pada pria : afek primer berlokasi di genetalia
eksterna terutama di sulkus koronarius dapat pula
di uretra
Pada wanita : afek primer pada vagina bagian
dalam dan serviks
Sindrom Inguinal
menyerang kelenjar getah bening inguinal medial
Terdapat tanda radang akut (dolor, rubor, tumor, kalor, dan fungsio lesa)
periadenitis perlekatan dengan jaringan sekitar
Terjadi perlunakan yang tidak serentak mengakibatkan konsistensi bermacam-
macam (keras, kenyal dan lunak/abses)
Stigma of groove 2/3 kelenjar berdekatan dan memanjang di bagian
proksimal dan distal ligamentum Pouparti dan dipisahkan lekuk (sulkus)
Pada stadium lanjut terjadi enjalaran ke KGB di fossa iliaka (bubo
bertingkat/etage bubonen, dapat pula ke kgb di fosa femoralis, kadang
terdapat limfangitis sebagai tali yang keras dan bubonuli

Sindrom Genital
Jika sindrom inguinal tidak diobati maka terjadi fibrosis kelenjar inguinal
medial aliran KGB terbendung edem dan elefantiasis (dapat terbentuk fistel-
fistel dan ulkus-ulkus)
Pada pria elefentiasis di penis dan skrotum, wanita di labia dan klitoris
(estiomen)
Jika meluas terbentuk elefantiasis genito-anorektalis (sindrom Jersild)
Sindrom Anorektal
Limfadenitis dan periadenitis
Mengalami perlunakan dan membentuk abses abses pecah darah dan pus
keluar waktu defekasi fistel ulkus sikatriks striktura rekti
Obstipasi, tinja kecil-kecil disertai perdarahan waktu defekasi

Sindrom Uretral
Terjadi jika timbul infiltrat di uretra posterior abses pecah fistel
Akibatnya terjadi striktur hingga orifisium uretra eksternum berubah bentuk
seperti mulut ikan (fish mouth urethra) dan penis melekung seperti pedang turki

Kelainan Lain
Pada kulit dapat timbul eksantema ; eritema nodosum dan eritema multiformis
Fotosensitivitas
Konjungtivitis biasanya unilateral disertai edema dan ulkus-ulkus pada
palpebra (Sindrom okuloglandular PARINAUD)
Pembesaran KGB regional dan demam
Pada fundus pelebaran pembuluh darah yang berliku-liku dan edema
peripapilar
SSP meningoensefalitis
Hepatosplenomegali, Peritonitis, uretritis
Pembantu Diagnosis :
Darah tepi : leukosit normal, LED
meninggi
Hiperproteinemia ; peninggian globulin,
albumin normal atau menurun
IgA meninggi dan tetap meninggi selama
penyakit masih aktif
Tes Frei : terdapat infiltrat berdiameter
0,5 cc atau lebih
Tes Ikatan Komplemen : titer 1/6
sedang sakit, titer lebih rendah pernah
sakit
Diagnosis Banding:
Skrofuloderma
Limfadenitis piogenik
Limfadenitis karena ulkus
mole
Limfoma malignum
Hernia inguinalis
TATALAKSANA

Kotrimoksazole : 400 mg sulfametoksazole dan 80 mg


trimetoprim 2x2 tab sehari diberikan hingga sembuh
Sulfa 3x1 gr sehari
Tetrasiklin 3x500 mg sehari
Kloramfenikol dan eritromisin : 3x500 mg
Topikal: kompres terbuka jika abses telah memecah
misalnya dengan lar. Pemanganas kalikus 1/5.000
Insisi aspirasi
Bentuk lanjut : tindakan pembedahan dan
kortikosteroid
Mitraseksual juga diobati
8. ULKUS MOLE

Definisi
Penyakit infeksi pada alat kelami yang akut, setempat
disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus
ducrey) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus
nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi dan sering
disertai pernanahan KBG regional
Sinonim
Soft chancre, chancroid, soft sore
Gejala Klinis :
Lesi multiple, jarang soliter, biasanya pada daerah genital,
jarang pada daerah ekstragenital
Mula-mula bentuk papulvesiko-pustulpecah menjadi ulkus
Ulkus : kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat indurasi,
bentuk cawan, pinggir tidak rata, sering bergaung dan
dikelilingi halo yang eritematosa

Jenis-jenis bentuk kllinis :


o Ulkus mole folikularis Komplikasi :
o Dwarf chancroid - Mixed chancre
o Transient chancroid (chancre mou - Abses kelenjar
valant) inguinal
o Papular chancroid (ulkus mole - Fimosis dan
elevatum) parafimosis
o Giant chancroid - Fistula uretra
o Phagedenic chancroid - Infeksi campuran
o Tipe serpiginosa
Penyokong diagnosa: Diagnosis Banding :
o Pemeriksaan sediaan hapus
- Herpes genitalis
o Biakan kuman
- Sifilis stadium I
o Imunofluoresens
- Limfogranuloma
o Biopsi
venerium
o Tes kulit ito-Reenstierna
- Granuloma inguinale
o autoinokulasi

TATALAKSANA
Sistemik
Sulfonamid; dosis awal 2-4 gr dilanjutka 1 gr tiap 4 jam sampai sembuh
sempurna (10-14 hari)
Streptomisin ; 1 gr setiap hari selama 7-14 hari
Penisilin
Tetrasiklin dan oksitetrasiklin ; 4x500 mg/ hari selama 10-20 hari
Kanamisin l 2x500 mg i.m selama 6- 14 hari
Eritromisin 4x500 mg sehari selama seminggu
Kuinolon ; ofloksasin dosis tunggal 400 mg
Lokal
Jangan diberikan antiseptik, lesi dini yang kecil dapat sembuh setelah diberi
NaCl fisiologik
9. GRANULOMA INGUINALE
Definisi
Proses granulomatosa yang biasanya mengenai
daerah anogenital dan inguinal, bersifat kronik
progresif penularan secara autoinokulasi, mengenai
genital dan kulit sekitarnya kadang-kadang sistem
limfatik
Sinonim
Ulcerating granuloma of pudenda, sclerosing
granuloma, granulomatosis, granulo venerum,
granuloma Donovani, donovanosis
Etiologi
Donovania granulomatis / Calymatobacterium
granulomatis
Tipe gambaran kllinis :
o Tipe nodular; timbul nodus berwarna merah, lunak akhirnya
timbul ulkus dengan granulasi
o Tipe ulsero-vegetatif; ulkus-ulkus yang besar, makin melebar,
berasal dari tipe nodular
o Tipe hipertrofik; timbul reaksi proliferatif dan membentuk massa
vegetatif yang besar
o Tipe sikatrisial; timbul sikatriks pada tempat jaringan granulasi,
terlihat pulau-pulau jaringan granulasi di antara sikatriks

Komplikasi :
- Edema genital dan fibrosis, deformitas genital,
stenosis uretra, vagina dan lubang anus
- Hiperplasia pseudoepiteliomatosa
- Keganasan ; karsinoma sel basal ataupun
karsinoma sel skuamosa
- Lesi metastatik dapat mengenai tulang, sendi dan
alat-alat dalam
Diagnosis: Diagnosis Banding:
1. Riwayat penyakit o Lesi permulaan dapat
2. Gambaran klinis menyerupai sifilis dini
3. Hapusan jaringan (tissue o Massa ulkus menyerupai
smears) epiteliomatosa
4. Biakan o Limvogranuloma venereum
5. Biopsi o Ulkus mole, tuberkulosis kulit,
6. Tes serum amubiasis kulit, filariasis dan
7. Inokulasi karsinoma sel skuamosa
8. Tes kulit
TATALAKSANA
Sistemik
Sulfonamid dan penisilin
Ampisilin 4x500 mg /haris selama min. 2 minggu
Streptomisin i.m 1 gr/hari selama 20 hari atau 2x1 gr/hari selama 10 hari atau
4x1 gr/hari selama 5 hari
Tetrasiklin 4x500 mg/hari selama 10-20 hari
Kloramfenikol i.m 4 gr sekali suntik, tiap 2-3 hari 1x, dan dosis total 12-16 gr
Eritromisin 4x500 mg/hari selama 2-3 minggu
Gentamisin i.m 1 mg/kgBB 3x/hari, jumlah total 2,4 gr
Linkomisin 4x500 mg selama 14 hari
Kotrimoksazol 2x2 tab/hari selama 2 minggu atau lebih
10. HUMA IMMUNODEFICIENCY VIRUS
(HIV) DAN ACQUIRED IMMUNE
DEFICIENCY SYNDROME (AIDS)

Definisi
AIDS atau Sindrom kehilangan kekebalan tubuh adalah
sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh
manusia sesudah sistem kekebalan dirusak oleh virus
HIV
Etiologi

HIV adalah reovirus yang disebut Lymphadenopathy


Associated Virus atau Human T-cell Leukimia Virus
(HTL-III yang juga disebut Human T-cell Lymphotropic
Virus (retovirus)
Patogenesis

Cara penularan terutama melalui darah, cairan


tubuh dan hubungan seksual
HIV menginfeksi sistem imun terutama sel CD4
destruksi sel
HIV laten dalam sel imun dan dapat aktif kembali
menimbulkan infeksi
Produksi virus kematian sel dan limfosit yang
tidak terinfeksi, defisiensi imun dan AIDS
Bila CD4 < 100/l infeksi oportunistik dan
keganasan meningkat
Gejala Klinis dan Kriteria Diagnosis
Tingkat klinis 1 Tingkat Klinis 2 Tingkat Klinis III
(asimptomatik/limf (dini) (menengah)
adenopati Penurunan berat Penurunan berat
generalisata badan < 10% badan > 10%
persisten (LGP) Kelainan mulut Diare kronik > 1
Tanpa gejala sama dan kulit yang bulan tanpa
sekali ringan (dermatitis diketahui sebab
LGP
seboroik, prurigo, Demam yang
Pada tingkat ini
onikomikosis, tidak diketahui
penderita belum
mengalami kelainan ulkus pada mulut sebabnya selama
dan dapat yang berulang > 1 bulan, hilang
melakukan akivitas dan keilitis timbul maupun
normal angularis terus menerus
Herpes zoster Kandidosis mulut
yang timbul 5 Bercak putih
tahun terakhir berambut dimulut
Infeksi saluran (hairy
nafas bagian atas leukoplakia)
berulang, mis. Tuberkulosis paru
sinusitis setahun terakhir
Infeksi bakterial
berat, misalnya
pneumoni
Pembantu Diagnosis

Pemeriksaan anti-HIV; baru reaktif setelah 12


minggu sejak infeksi, bila hasilnya non-reaktif
tetapi klinis diduga menderita AIDS perlu
pemeriksaan lebih lanjut dengan metode Western
blot
Tatalaksana
Semua infeksi opportunistik pada penderita AIDS
diobati terutama bila dimulai sedini mungkin
Kombinasi 3 obat antiretroviral:
Zidovudin (AZT)
Dosis : 500-600 mg sehari
Lamivudin (3TC)
Dosis : 150 mg sehari
Nevirapin
Dosis : 200 mg sehari selama 14 hari,
kemudian 2x200 mg sehari
Pencegahan

1. Kontak seksual harus dihindari dengan orang yang


diketahui menderita AIDS dan orang yang sering
menggunakan obat bius secara intravena
2. Mitra seksual multiple atau hubungan seksual dengan
orang yang mempunyai banyak teman kencan
seksual
3. Cara hubungan seksual yang dapat merusak selaput
lendir rektal, dapat memperbesar kemungkinan
mendapat AIDS
4. Melarang penggunaan jarum suntik bersama
5. Semua orang yang tergolong berisiko tinggi AIDS
seharusnya tidak menjadi donor
6. Para dokter harus ketat mengenai indikasi medis
transfusi darah autolog yang dianjurkan untuk dipakai
Prognosis

Sepuluh tahun setelah infeksi HIV 50% penderita


mengalami AIDS
Bila tidak diatasi dengan segera prognosis AIDS
buruk
Pemberian ARV sedini mungkin ternyata
perjalanan penyakit bisa memanjang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai