Anda di halaman 1dari 37

Diskusi Topik

INFEKSI MENULAR
SEKSUAL

Anisa Faradiba Ratrin


I4061202001
Pembimbing:
dr. Herni, Sp.KK
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL
Merupakan infeksi yang penularanya melalui hub seksual, tidak
hanya terbatas scara genito-genitalia tetapi orogenital dan
anogenital

Penularan tidak hanya melalui hub seksual tetapi kontak langsung


dengan alat tercemar atau Transplasenta, Inpartu (Proses
Kelahiran)
1. INFEKSI GENITAL NON-
SPESIFIK
Peradangan di uretra, rectum atau serviks yang di sebabkan Infeksi
non- Spesifik
Gejala Klinis
Lesi berupa nodus eritematosa, multipel, tak nyeri, bentuk kubah,
lama pecah. Lokasi di tempat yang banyak keringat (sering
bersama dengan miliaria).

Diagnosis Banding
Furunkulosis

Tata Laksana
a. Antibiotik sistemik & topikal,
b. Ingat faktor predisposisi (daya tahan tubuh menurun
dan banyak keringat)
1. INFEKSI GENITAL NON-
SPESIFIK
Peradangan di uretra, rectum atau serviks yang di sebabkan Infeksi
non- Spesifik
Etiologi
Chlamydia trachomatis (50%), U. urealyticum, M. hominis, T. vaginalis, HSV, G. vaginalis,
alergi & bakteri
Laki-Laki Wanita (Umumnya asimtomatik)
• Duh tubuh vagina
Timbul 1-3 minggu setelah kontak • Disuria ringan
seksual • Sering kencing
▪ Disuria ringan (Nyeri saat BAK) • Nyeri di daerah pelvis
▪ Rasa tidak enak di uretra • Ditemukan tanda servisitis (mukosa
hiperemis, edema, folikel” yg mudah
▪ Sering kencing
berdarah, duh tubuh serviks mukopurulen)
▪ Duh tubuh seropurulen
Diagnosis Tata Laksana
1. Non Medikamentosa
1. Pewarnaan Gram 1. Periksa dan lakukan pengobatan
2. Pemeriksaan sitologi pada pasangan tetap
langsung dan biakan 2. Anjurkan abstinesia/ penggunaan
kondom
Giemsa, papaniculous
3. Pemeriksaan deteksi 3. Kunjungan ulang hari ke-7
antigen klamidia 4. Lakukan konseling
Direct fluorescent 5. PITC terhadap infeksi HIV
antibody (DFA), ELISA
4. Mendeteksi asam 6. Indikasikan pemeriksaan skrining
nukleat 2.IMS
Medikamentosa
lainnya
Hibridisasi DNA probe, Linin pertama :
Amplifikasi asam
nukleat 1. Doksisiklin : 2 x 100 mg/ hr selama 7 hr
2. Azitromisin 1 gr dosis tunggal
3. Eritromisin 4x500 mg/hr selama 1 minggu, atau
4. Eritromisin 4 x 250 mg/hr selama 2 minggu
2. Gonore
Infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
Insiden tinggi diantara IMS lainya

Laki-laki Wanita
• Masa inkubasi umumnya 2-5 hari
• Polakisuria (Sering BAK) • Umumnya Asimtomatik
• Gatal dan Panas • Umumnya mengenai serviks
• Disuria Servisitis
• Duh tubuh mukopurulen (Kental • Keputihan, disuria, nyeri panggul
kuning kehijauan) , terkadang • Duh tubuh mukopurulen, kadang
disertai darah disertai darah
• Nyeri waktu ereksi • Mengandung banyak gonokokus
• Orificium uretra eksternum mengalir ke luar Uretra, duktus
kemerahan dan edema parauretra, kelenjar bartholin, rektum,
sampai daerah indung telur
Tatalaksana
1. Non Medikamentosa
1. Periksa dan lakukan pengobatan
Diagnosis pada pasangan tetap
2. Anjurkan abstinesia/ penggunaan
1. Sediaan langsung → kondom
gonokokus gram negative
3. Kunjungan ulang hari ke 3 dan ke-7
2. Kultur → chocolate agar,
Thayer martin 4. Lakukan konseling
3. Tes identifikasi persumtif 5. PITC terhadap infeksi HIV
dan konfirmasi (definitif)
6. Indikasikan pemeriksaan skrining
4. Tes Beta Laktamase 2.IMS
Medikamentosa
lainnya
5. Tes Thomson
1. Sefiksim : 400 mg dosis tunggal (linin pertama)
(efektifitas dan sensitifitas paling baik: 95%)
2. Levofloksasin: 500 mg dosisi tunggal
3. Tiamfenikol : 3,5 gr, dosis tunggal PO
(tidak dianjurkan pemakaian pada ibu hamil)
3. Trikomoniasis
✓Infeksi saluran urogenital bawah yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis melalui kontak seksual.
✓Trikomoniasis pada saluran urogenital dapat menyebabkan
vaginisiti dan sistitis.
✓Penularan: Kontak seksual, dapat juga melalui pakaian dan
handuk basah

Strawberry appearance Keputihan : berbusa


wrna hijau
WANITA
Laki-laki  Umumnya asimtomatik (50%)
Gejala lebih ringan dari wanita  Kasus Akut: Sekret vagina
• Sekret uretra mukoid atau
seropurulen
mukopurulen  mukopurulen, warna
• Disuria kuning, kehijauan,
• Sering BAK (Poliuria) malodor, berbusa
• Gatal pada Uretra  strawberry appearance
• Urin keruh pd pagi hari
 Perdarahan pasca coitud
dan intramenstrual
 Dinding vagina merah
dan sembab
 disparenuia
● Non Medikamentosa
DIAGNOSIS
❑Periksa dan lakukan pengobatan pada
●Pemeriksaan lab sederhana: pasangan tetap
ditemukan trikomonas ❑Anjurkan abstinesia/ penggunaan kondom
● Pewarnaan Giemsa sampai infeksi dinyatakan sembuh
● Akridin oranye, ❑Kunju ulang hari ke 3
dan ke7
● Leishman ❑Lakukan konseling
● Pewarnaan Gram ❑PITC terhadap infeksi HIV
● Papaniculou ❑Indikasikan screening IMS lainnya

Medikamentosa
❑Metronidazol : 2x500 mg/ hr selama 7 hari, dosis tunggal 2 gr
❑Nimorazol : dosis tunggal 2 gr
❑Tinidazol : dosis tunggal 2 gr
❑Omidazil : dosis tunggal 1,5 gr
4. Vaginosis Bakterial

● Bertambah banyaknya anggota komensal dalam vagina Yaitu


( Gardnerella vaginalis, Provotells, Mobiluncus Spp.) serta
berkurangnya organisme laktobasilus
Usia reprodktif,aktif seksual
Klinis :
 Umumnya asimtomatik (50%)
 Duh vagina abnormal , berbau amis
 Berwarna abu-abu, homogen, viskositas rendah atau normal
 Melekat di dinding vagina, seringkali terlihat di labia dan fourchette
 PH sekret antara 4,5-5,5
 Jarang : gatal, disuria, dispareunia
kriteria Amsel berdasarkan 3 dari 4 temuan berikut:
1. Duh tubuh vagina berwarna putih keabu- abuan, homogen, melekat pada vulva
dan vagina
2. Terdapat clue cells pada vagina duh (>20% total epitel vagina yang tampak
pada pemeriksaan sediaan basah dengan NaCI fisiologis dan penggunaan 100
kali)
3. Timbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10% (tes
amin positif)
4. pH duh vagina dari 4,5 2.
Tatalaksana

●Metronidazol : 2 x 500 mg/ hr selama 7 hari,

● Metronidazol 2 gr dosis tunggal

● Klindamisin 2 x 300 mg/hr selama 7 hari

● Tinidazol 2x500 mg / hr selama 5 hari

● Ampisilin atau amoksisilin 4x500 mg/ hr selama 5 hari


5. SIFILIS

Penyakit Infeksi yg disebabkan oleh Troponema


Pallidum, sangat kronik dan bersifat sistemik
- Raja singa

Berbentuk spiral teratur, terdiri atas 8-24 lekukan,

bergerak berupa rotasi dan maju seperti gerakan

pembuka botol

1. Dini
Kongenital
2. Lanjut ▪ I
Sifilis ▪ II
Klinis
Akuisata ▪ III

Epidemiologik • Dini menular


• Lanjut tak menular
Klinis Sifilis primer ( stadium 1)
● Papul lentikular, permukaan segera menjadi erosi
● Ulkus : bulat, soliter, dasar jar. Granulasi merah & bersih, dinding tak bergaung
● Khas : ulkus indolen , teraba indurasi → ulkus durum
● 1 minggu setelah aspek primer : pembesaran KGB regional di inguinalis medialis
→ solitar, indolen, tdk lunak, lentikular, tdk supuratif, tdk trdpt periadenitis.

Gajala Klinis Sifilis sekunder (Stadium II)


●Timbul 6-8 minggu setelah stad 1
● Anoreksia, BB turun, malese, nyeri kepala, demam, atralgia
●Kelainan kulit menyerupai penyakit lain → the great imitator
● Tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata, lokasi : telapak tangan dan kaki
●Selain pada kulit, kelainan pada mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, saraf

S II dini : bersifat generalisata, simetrik & cpt hilang


S II lanjut : bersifat setempat, simetrik & bertahan lama
Bentuk Lesi

▪ Roseola → makular berbintik-bintik, warna merah tembaga,


Lesi
Roseola
bentuk bulat atau lonjong
▪ Papul → bentuk bulat, berskuama di pinggir ( kolerat) &
disebut papulo-skuama
▪ Psoriasisformis, leukoderma koli, korona venerik, kondiloma
lata Lesi Papul Kondiloma Lata

▪ Pustul → jarang, mula papul, menjadi vesikel dan akhirnya


pustul
▪ Bentuk lain → sifilis impetigo, ektima sifilitikum, rupia
sifilitika,
Stadium II pada Mulut Stadium II pada Wajah
sifilis ostraceae
Gajala Klinis Stadium III
1. Muncul 3-10 tahun setelah Stadium I
Gajala Klinis Stadium II 2. Khas : guma → infiltrat sirkumskrip,
kronis, biasanya melunak dan dekstruktif.
Sifilis Laten Dini Dapat mengenai kulit, mukosa dan tulang
 Tidak ada gejala namun infeksi masih ada &
3. Biasanya solitar, multipel, atau asimetrik
aktif
Sifilis Laten Lanjut
4. Nodus → lebih superficial,
1. Biasanya tidak menular
kecil, banyak, cenderung
2. Lama masa laten beberapa tahun,
bahkan sampai seumur hidup bergerombol, dan tersebar (diseminata),

3. Periksa apakah ada sikatriks atau warna merah


tidak yang menunjukkan bekas Stadium II kecoklatan
Sifilis Kongenital
Sifilis Kongenital Dini Lanjut
(Prekoks)

1. Menular ● Tidak menular


2. Bula bergerombol, simetris di ● Umur 7-15 tahun
telapak tangan & kaki, dan tempat lain ● Guma menyerang menyerang
3. Bayi tampak sakit tulang selaput lender,
4. Usia bbrp mgg → papulo- ● KHAS  pada Mata dan
skuamosa, simetris dan generalisata Hidung
5. Papul dapat mengalami erosi pd
tempat lembab → kondiloma lata

Guma di hidung
Diagnosis
TATALAKSANA
1. Pemeriksaan T. pallidum 1. Antibiotik secara IM :

2. Tes serologik

(VDRL, WR dan TPHA)

3. Pemeriksaan cairan serebrospinal-


 Mencari neurosifilis

4. Pemeriksaan dg sinar tembus


Mencari sifilis Kv
2. Antibiotik Lain :

1. Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari

2. Eritromisin 4 x 500 mg/hari

3. Dosisiklin 2x 100 mg/hari

4. Stadium I dan II : 15 hari

5. Laten : 30 hari

6. Sefaleksin 4x 50 mg/hr selama 15 hari

7. Seftriakson 2 gr dosis tunggal IM atau IV 15


hari

8.Azitromisin 500 mg dosis tunggal selama 10


hari
6.Ulkus
Mole Diagnosis
●Temuan H. Ducreyi pada kultur
atau PCR merupakaan diagnosis
definitive
Tatalaksana

1.Siprofloksasin 2x500 mg / hari,


selama 3 hari
2.Eritromisin 4x500 mg/ hari
Ulkus Multiple, dengan tepi polisiklik, selama 7 hari
dinding nya bergaung
3Azitromisin 1 gr dosis tunggal
atau
4.Seftriakson 250 injeksi intra
muskular
Herpes Simplex
Infeksi Primer
➢Gejala sistemik : demam, malese, anoreksia, pembengkakakn
KGB
➢ Vesikel berkelompok, eritematosa, menjadi keruh, pecah menjadi
krusta
➢ Kadang timbul ulserasi dan sembuh tanpa sikatriks

Vesikel berkelompok
di atas kulit eritematosa pada
penis

Fase laten
Tidak ditemukan gejala kliniS

• Sering
ditemukan gejala • Vesikel • Rasa panas
prodromal lokal
Infeksi
Rekurens
• Dapat timbul
• Gatal dan pada tempat yg
nyeri sama atau
tempat lain
Diagnosis
Diagnosis

 Ditemukan di vesikel dan dapat dibiakan


 Pada keadaan tidak ada lesi Pemeriksaan antibodi VHS
 Percobaan Tzank dengan pewarnaan giemsa  sel datia berinti
banyak dan badan inklusi intranukear

TATALAKSANA
Topikal  salap / krim idoksuridin, asklovir,
Oral  Asiklovir 5 x 200 mg/hr selama 5 hari

Untuk Pencegahan rekurens


 Pemberian preparat lupidon H (untuk VHS tipe I) dan lupidon G
(khusus VHS tipe II)
 Pemeberian levamisol dan isoprinosin atau asiklovir
➢ Lesi berbentuk pailomatosis, dgn permukaan verukosa,
disebabkan oleh Human papillomavirus tipe 6 & tipe 11

➢ Berada di daerah kelamin. Terdapat di daerah lipatan


yang lembab.

➢ Penularan: 98% penularan melalui hubungan seksual,

sisanya ditularkan melalui barang (fomites) yang


tercepar HPV
 Kondiloma akuminatum seringkali keluhan (-),
tetapi dpt disertai rasa gatal.
●Jk infeksi sekunderrasa nyeri, bau kurang enak,
dan mudah berdarah.
Klinis ●lesi seperti kembang kol, berwarna seperti daging
atau sama dengan mukosa.
●Lesi timbul sebagai papul atau plak verukosa
atau keratotik, soliter atau multipel.
●Lesi berbentuk kubah dengan permukaan yang
rata dapat ditemukan di tempat yang kering
●Seringkali berkelompok dengan warna serperti
mukosa sampai merah jambu atau merah-
kecokelatan.
Diagnosis TATALAKSANA
 Tes asam asetat 5% selama 1. Kemoterapi (Tinktura podofili
3-5 menit 25%,
 Hasil tes yg positif disebut 2. Asam triklorasetat 80-90%, 5-
sebagaii positif acetowhite fluorourasil)
 Warna putih terjadi karena 3. Bedah listrik
ekspresi sitokeratin pada sel 4. Bedah beku (N2, N2O cair)
suprabasal yg terinfeksi HPV 5. Bedah scalpel
6. Bedah laser karbondioksida
Interferon
7. imunoterapi
➢ Infeksi menular seksual sistemik yang disebabkan
Chlamydia trachomatis serovar L1, L2, dan L3. Disebut
juga limfopatia venerium.

➢ Bentuk yang tersering ialah sindrom inginal, berupa


limfadenitis dan periadenitis Infeksi klamidia trakomatis pada serviks
Bentuk dini :
▪ Bentuk tidak khas dan tidak nyeri
▪ Berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus
▪ Umumnya soliter dan cepat hilang
▪ Pria  lokasi di genitalia eksterna
▪ Wanita lokasi di vagina bagian dalam dan serviks
Bentuk lanjut :
KLINIS Sindrom inguinal : yang terserang → kelenjar getah
bening inguinal medial
▪ Terlihat 5 tanda radang → dolor, rubor, tumor, kalor,
fungsio lesa
▪ Kemudian terjadi perlunakan yang tidak serentak, yg
mengakibatkan konsistensinya menjadi bermacam-macam
▪ 2-3 kelompok kelenjar yg berdekatan dan memanjang
seperti sosis

Sindrom
genital :
 Jika sindrom inguinal tidak diobati maka terjadi fibrosis
kepada kelenjar inguinal medial, sehingga aliran getah
1. Pemeriksaan dengan
NAAT Untuk chlanydia
tracomatis
2. Tes ikatan
komplemenTes
serologis chlanydia
tracomatis

Diagnosis TATALAKSANA
 Doksisiklin 2x100 mg,
selama 21 hari (p.o)
 Erytromicin base 4 x
500 mg , selama 21 hari
 Azitromisin 1x500 ,
selama 3 minggu (p.o)
10. Granuloma inguinale

 Penyakit yang mengenai daerah


genitalia, perianal, dan inguinal
Calymmatobacterium granulomatis
atau disebut Klebsiella
granulomatis.

 Klinis berupa ulkus granulomatosa


progresif ,tidak nyeri
➢ Masa inkubasi 2 minggu – 3 bulan
➢ Diawali nodus subkutan tunggal atau multiple, Mengalami erosi
➢ Menimbulkan ulkus berbatas tegas, Tanpa rasa nyeri
➢ Pada ulkus lama berupa jaringan granulasi
➢ Warna merah daging, Mudah berdarah
➢ Cairan seropurulent, Berbau busuk , Sedikit atau tidak ada
Gejala Klinis purulent
Terdapat empat varian klinis:
1. Ulsero granulomatosa atau nodular: jaringan granulasi merah dan
hipertropik yang mudah berdarah
2. Hipertropik: lesi-lesi eksofitik menyerupai veruka (verruciformis)
dalam jumlah banyak
3. Nekrotik: ulkus dalam dengan destruksi jaringan yang luas
4. Sklerotik: terutama fibrosis, kadang-kadang disertai dengan
striktura uretra
 Pada apusan jaringan atau biopsi
menunjukkan gambaran badan donovan yg khas

Penunjang TATALAKSANA
 Lama pengobatan 3 mgg-3 bulan- sembuh, jk
bersamaan dengan HIV maka terapi lebih
panjang
●  Doksisiklin 2x100 mg/ hr
● Erytromicin base 4 x 500 mg/hr
● Azitromisin 1 gram , setiap minggu
11. Human Immunodeficiency Virus ( HIV)
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

➢ Sindrom kehilangan kekebalan tubuh  sekumpulan gejala penyakit yang


mengenai seluruh organ tubuh sesudah sistem kekebalan dirusak oleh
Human immunodeficiency virus (HIV)

➢ Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena


berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang
bersifat oportunistik.
GEJALA KLINIS

Tingkat Klinis I
• Asimtomatik
• Limfadenopati generalisata persisten (LGP).
• Tanpa gejala sama sekali
Tingkat Klinis II (dini)
 Penurunan BB < 10%
 Kelainan mulut dan kulit yg ringan → dermatitis seboroik,
prurigo, onikomikosis, ulkus pd mulut berulang, kelitis angularis
 Herpes zoster timbul 5 thn terakhir
 Infeksi saluran napas atas berulang, mis: sinusitis
Tingkat Klinis III (Menengah)

 Penurunan BB > 10%


 Diare kronik tanpa sebab
 Demam tanpa sebab, hilang , terus menerus
 Kandidosis mulut
 Hairy leukoplakia
 TB paru setahun terakhir
 Infeksi bakteri berat , seperti pneumonia

Tingkat Klinis IV
 Sarkoma kaposi laki-laki < 60 thn
 Limfoma (non-Hodgkin)
 Karsinoma sel skuamosa pd mulut dan anus
Diagnosis
 Pemeriksaan anti HIV
 Dilakukan dgn 3 jenis ELISA yg berbeda
 Bila hasil negatif tetapi klinis diduga menderita AIDS perlu
pemeriksaan lanjut
 Metode Western blot

TATALAKSANA
Obat yg digunakan ialah kombinasi 3 obat antiretroviral :
 Zidovudin : 500 – 600 mg sehari pre os
 Lamivudin : 150 mg sehari pre os
 Nevirapin : 200 mg sehari selama 14 hari, kemudian 2x200 mg
sehari
Thanks

Anda mungkin juga menyukai