Anda di halaman 1dari 74

PROFIL PENDERITA LIMFADENOPATI SERVIKALIS YANG

DILAKUKAN TINDAKAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS DI

INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2009

TESIS

SUTOYO ELIANDY
NIM 077108001

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK


DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


PROFIL PENDERITA LIMFADENOPATI SERVIKALIS YANG

DILAKUKAN TINDAKAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS DI

INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2009

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Patologi Anatomi

Dalam Program Magister Kedokteran Klinik

Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

SUTOYO ELIANDY
NIM 07718001

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

2010

Universitas Sumatera Utara


LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Tesis : Profil Penderita Limfadenopati Servikalis yang

Dilakukan Tindakan Biopsi Aspirasi Jarum Halus di

Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2009

Nama Mahasiswa : Sutoyo Eliandy

Nomor Induk Mahasiswa : 077108001

Program : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Patologi Anatomi

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr.H.Delyuzar, Sp.PA(K) Dr. Hj. T. Kemala Intan, MPd


NIP. 19630219 199003 1 001 NIP. 19620424 199003 2 002

Ketua Program Studi Ketua TKP- PPDS

Patologi Anatomi FK USU Fakultas Kedokteran USU

Dr. H. Joko S. Lukito, Sp.PA Dr. H. Zainuddin Amir, Sp.P (K)


NIP. 19460308 197802 1 001 NIP. 19540620 198011 1 001
Tanggal lulus: 25 Maret 2010

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Judul Penelitian : Profil Penderita Limfadenopati Servikalis yang

Dilakukan Tindakan Biopsi Aspirasi Jarum Halus di

Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2009

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam rujukan.

Yang Menyatakan,
Peneliti

Dr.Sutoyo Eliandy
NIM.077108001

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji pada

Tanggal : 25 Maret 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Penguji I : Dr. H. Joko S.Lukito, Sp.PA

Penguji II : Dr. Betty, Sp.PA

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatNya, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Profil Penderita

Limfadenopati Servikalis yang Dilakukan Tindakan Biopsi Aspirasi Jarum

Halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

”.

Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan Penulis

dalam rangka memenuhi persyaratan untuk meraih gelar Magister Patologi

Anatomi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah Penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Sumatera Utara,

Prof.Dr.Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K) dan seluruh jajarannya yang

telah memberikan kesempatan pada Penulis untuk mengikuti pendidikan di

program Magister Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran USU.

Dekan Fakultas Kedokteran USU, Prof. Dr. Gontar A.Siregar, Sp.PD

(KGEH), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis untuk

mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik di

Fakultas Kedokteran USU.

Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya

Penulis sampaikan kepada Dr.H. Delyuzar, Sp.PA (K) sebagai Pembimbing I; Dr.

Hj. T. Kemala Intan, M.Pd sebagai Pembimbing II) yang dengan penuh perhatian

Universitas Sumatera Utara


dan kesabaran telah mengorbankan waktu untuk memberikan dorongan,

bimbingan, bantuan serta saran-saran yang bermanfaat kepada Penulis mulai dari

persiapan penelitian sampai pada penyelesaikan tesis ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Sumondang Pardede,

Sp.PA sebagai kepala Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan

yang telah mengizinkan Penulis untuk mengambil sampel data pada laboratorium

Patologi Anatomi yang beliau dipimpin.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. H. Soekimin, Sp.PA

selaku Ketua Departemen Patologi Anatomi FK USU atas segala bimbingan

masukan dan dorongan selama Penulis menjalankan pendidikan Magister

Kedokteran Klinik pada Departemen payologi Anatomi FK USU.

Terima kasih kepada Dr. H. Joko S. Lukito, Sp.PA sebagai Ketua Program

Studi Patologi Anatomi FK USU sekaligus penguji tesis juga kepada Dr. Betty,

Sp.PA yang telah bersedia untuk menguji tesis penelitian saya ini. Tidak lupa saya

mengucapkan terima kasih kepada Dr. Lidya Imelda Laksmi, Sp.PA dan Dr. Jessy

Chrestella, Sp.PA sebagai staf pengajar di Departemen Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan

tesis ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. H. M. Nadjib D.

Lubis, Sp.PA (K); Prof. Dr. Gani W. Tambunan, Sp.PA (K); Dr. Hj. Wan

Naemah, Sp.PA; Dr. Jamaluddin Pane, Sp.PA; Dr. Stephen Udjung, Sp.PA; Dr.

Freddy Tambunan, Sp.PA; Dr. Sufida, Sp.PA; Dr. Suryani Eka Mustika, Sp.PA

Universitas Sumatera Utara


dan Dr. Fitriani Lumongga, Sp.PA yang telah memberikan bantuan dan motivasi

kepada Penulis sehingga selesainya tesis ini

Persembahan terima kasih tulus, rasa hormat dan sembah sujud kepada

ayahanda H. Ponimin dan ibunda tercinta Sudjiem (almh) dan seluruh keluarga

besar Penulis yang telah membesarkan dengan susah payah dengan penuh kasih

sayang dan dengan jasa mereka inilah Penulis dapat menjalani pendidikan

Magister Kedokteran Klinik ini.

Kepada istriku tercinta Dr. Desfrina Kasuma, ananda tersayang Sigit

Aldeto Eliandy, tiada kata yang setara untuk mengutarakan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya atas cinta, kasih sayang, pengertian,

pengorbanan, kesabaran dan dorongan serta doa yang diberikan kepada Penulis.

Akhirnya Penulis menyadari bahwa isi hasil penelitian ini masih perlu

mendapat koreksi dan masukan untuk kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis

berharap adanya kritik serta saran untuk penyempurnaan tulisan ini. Semoga

penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, 22 Maret 2010

Penulis

Sutoyo Eliandy
NIM 077108001

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Persetujuan ……………………………………........... ii


.........
Lembaran Pernyataan .................................................................... iii .
..........
Ucapan Terima Kasih ..................................................................... ... v

Daftar Isi ……………………………..…....................................... ..........


...viii
Daftar Gambar ……………………………………......………… xi
..….
Daftar Tabel …………………………………………...………… xii
….…..
Daftar Singkatan …………………………...........……………… xiii
…..
Abstrak …………………………………………………..……… xiv
…….
Abstrack .........................................................................................…..xv

Bab 1. Pendahuluan ….…………………………………………... ….....


…1
1.1. Latar Belakang ……….…………………..…............. 1
.........
1.2. Perumusan Masalah …..……………….…….......… ... 2 …

1.3. Tujuan penelitian ……………………………..…...... …...2


1.3.1. Tujuan Umum ……………………………… ..........
... 2
1.3.2. Tujuan Khusus ……………………………… 3
…..…..
1.4. Manfaat Penelitian ………………………...........…
.... 3
Bab 2. Tinjauan Pustaka …..…………………….…………….....
3 4
2.1. Kelenjar Getah Bening Normal …………………..…
4
……..
2.1.1. Anatomi dan Fisiologi …………………………… . 4

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Fungsi Kelenjar Getah Bening ……………… ………. 7
.
2.2. Epidemiologi....................................................................... 15
….
2.3. Etiologi................................................................................15
…….
2.4. Diagnosis.............................................................................
.……. 17

2.4.1. Anamnesis.................................................................21
….
2.4.2. Pemeriksaan Fisik …………………………… …… 22

2.5. Pengobatan ……..…………………………...…..… …… 22



Bab 3. Bahan dan Metoda …………………...…………….…… 22
………
3.1. Rancangan Penelitian ...………….………...…….… . 22
3.2.
Tempat dan waktu penelitian ………….………….…………. 22
.
3.3.
Subjek penelitian.................................................................22
…….....
3.3.1. Populasi ……………………………………… 23
……..
3.3.2. Sampel ……………………………………… … 23

3.4. Jumlah Sampel ……………………….………..…… …….. 23



3.5.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi...............................................23
….
3.5.1. Kriteria Inklusi ………………………………. ….... 24

3.5.2. Kriteria Eksklusi …………………………….. ……. 24



3.6.
Kerangka Operasional.........................................................24
……….
3.7.
Definisi Operasional …….……………. ..……….… 24
….…..
3.8. Analisa Data ………………………...…………..… … 25

3.9. Cara Kerja........................................................................... 25


...........
...
3.10. Pengolahan Data ………………………..………… 26

Universitas Sumatera Utara


Bab 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan …………………… ……28

4.1. Hasil penelitian.................................................................30
….
4.1.1. Karakteristik penderita ……………………… …… 34

….36
4.1.2. Diagnosis Penderita.....................................................
…..
4.1.3. Karakteristik Penderita Limfadenitis TB dan
…....
Limfadenitis TB Yang Disertai Infeksi HIV/AID 36 .

Pembahasan................................................................................37

Bab 5. Kesimpulan dan Saran …………………………….……. S 38


..

5.1. Kesimpulan ……………………………………….… …… 39



5.2. Saran.....................................................................................40
…...
Daftar Rujukan ………………………………………………… 41

Lampiran:

1. Daftar Penderita

2. Surat Izin Pengambilan Data

3. Surat Persetujuan Komite Etik

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi KGB di Daerah Leher dan Kepala ………………..…. 4

Gambar 2. Skema Kelenjar Getah Bening (KGB) ………………….…… 5

Gambar 3. Limfadenitis Granulomatosa ………………………………… 12

Gambar 4. Gambaran Sitologi Limfoma Hodgkin ………………….…… 13

Gambar 5. Gambaran Sitologi Metastasis Keratinizing SCC …………… 14

Gambar 6. Gray-Scale sonogram metastasis pada KGB ………………… 20

Gambar 7. Skema kerangka operasional penelitian ……………………… 23

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyebab Infeksi pada Limfadenopati servikalis...................................... 12

Tabel 4.1. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis kelamin......................................26

Tabel 4.2. Distribusi Penderita Berdasarkan Umur …………………..…..…. 27

Tabel 4.3. Diagnosis Biopsi Aspirasi Jarum Halus Limfadenopati

Servikalis...................................................................................................28

Tabel 4.4. Distribusi Diagnosis Berdasarkan Jenis Kelamin....................................29

Tabel 4.5. Distribusi Penderita Limfadenitis TB Berdasarkan Usia.........................


. 30
.
Tabel 4.6. Perbandingan Jumlah Penderita Limfadenitis TB dengan .

Penderita Limfadenitis TB yang Disertai Infeksi HIV/AIDS................31

Tabel 4.7. Distribusi Diagnosis Limfadenitis TB yang Disertai Infeksi

HIV/AIDS Berdasarkan Umur.................................................................32

Tabel 4.8. Distribusi Diagnosis Limfadenitis TB dan Limfadenitis TB

Yang Disertai Infeksi HIV/AIDS ………………………………. 33

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

KGB : Kelenjar Getah Bening

TB : Tuberkulosis

SIBAJAH : Biopsi Aspirasi Jarum Halus

HIV : Human Immuno-Deficiency Virus

AIDS : Aquired Immuno-Deficiency Syndrome

ODHA : Orang Dengan HIV/AIDS

RSV : Respiratory Syncytial Virus

CMV : Cyto Megalo Virus

EBV : Ebstein Barr Virus

FNAB : Fine Needle Aspiration Biopsy

USG : Ultra Sono Grafi

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Limfadenopati merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering

menimbulkan keresahan orang tua ataupun pasien itu sendiri. Apakah itu

merupakan tanda dari keganasan, atau suatu keadaan yang normal. Untuk itu

diperlukan suatu profil Limfadenopati untuk membantu menegakkan diagnosis

agar diketahui cara penanganannya dengan baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data statistik tentang profil

penderita Limfadenopati servikalis di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam

Malik Medan tahun 2009.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan memaparkan data penderita

Limfadenopati servikalis yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di

Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari

sampai dengan Desember 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita terbanyak dengan jenis

kelamin laki-laki (48,38%) pada kelompok umur 31-40 tahun (26,61%).

Diagnosis hasil biopsi terbanyak adalah Metastasis karsinoma (41,44%%).

Kata-kata Kunci: Profil, Limfadenopati Servikalis, Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Limfadenopathy is a society health problem that often evoke parents

disquiet or patient itself. What is that sign of malignancy or a normal

situation. So it is required a limfadenopathy's profile to help diagnosis and

treatment as well as.

The purpose of this research is to get data about cervical limfadenopathy

patient’s profile at Anatomy Pathology Installation of Haji Adam Malik

Hospital on 2009 in Medan.

This research was designed a descriptive research, explaining cervical

limfadenopathy’s data that done by fine needle aspiration biopsy at Anatomy

Pathology Installation of Adam Malik Hospital on January 2009 until

December 2009.

The result of this research shows that majority patient are male

(48,38%), on age group 31-40 years (26,61%). The majority diagnosis of

biopsy are metastasis carsinoma (41,44%).

Key words: profile, cervical limfadenopathy, fine needle aspiration biopsy.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Limfadenopati merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering

menimbulkan keresahan orang tua ataupun pasien itu sendiri. Apakah itu

merupakan tanda dari keganasan, atau suatu keadaan yang normal. Untuk itu

diperlukan suatu profil Limfadenopati untuk membantu menegakkan diagnosis

agar diketahui cara penanganannya dengan baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data statistik tentang profil

penderita Limfadenopati servikalis di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam

Malik Medan tahun 2009.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan memaparkan data penderita

Limfadenopati servikalis yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di

Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari

sampai dengan Desember 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita terbanyak dengan jenis

kelamin laki-laki (48,38%) pada kelompok umur 31-40 tahun (26,61%).

Diagnosis hasil biopsi terbanyak adalah Metastasis karsinoma (41,44%%).

Kata-kata Kunci: Profil, Limfadenopati Servikalis, Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Limfadenopathy is a society health problem that often evoke parents

disquiet or patient itself. What is that sign of malignancy or a normal

situation. So it is required a limfadenopathy's profile to help diagnosis and

treatment as well as.

The purpose of this research is to get data about cervical limfadenopathy

patient’s profile at Anatomy Pathology Installation of Haji Adam Malik

Hospital on 2009 in Medan.

This research was designed a descriptive research, explaining cervical

limfadenopathy’s data that done by fine needle aspiration biopsy at Anatomy

Pathology Installation of Adam Malik Hospital on January 2009 until

December 2009.

The result of this research shows that majority patient are male

(48,38%), on age group 31-40 years (26,61%). The majority diagnosis of

biopsy are metastasis carsinoma (41,44%).

Key words: profile, cervical limfadenopathy, fine needle aspiration biopsy.

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelenjar getah bening (KGB) terdapat di beberapa tempat dalam tubuh

kita. Sering timbul benjolan-benjolan di daerah tempat KGB berada dan sering

pula hal itu menimbulkan kecemasan baik pada pasien, ataupun orang tua pasien.

Apakah pembesaran ini merupakan hal yang normal, penyakit yang berbahaya

ataukah merupakan suatu gejala dari keganasan. Untuk itu perlu dikenali

kemungkinan-kemungkinan penyebab dari pembesaran KGB tersebut dan

dikenali pula gambaran klinisnya sehingga mengetahui tatalaksana yang akan

dilakukan. 1

Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita.

Tubuh kita memiliki kurang lebih 600 KGB, namun hanya di daerah

submandibula, aksila atau inguinal yang normal teraba pada orang sehat. Sekitar

55% pembesaran KGB terjadi pada daerah kepala dan leher. 1,2

Limfadenopati merujuk pada KGB yang abnormal, baik ukuran,

konsistensi dan jumlahnya. Ada beberapa klasifikasi limfadenopati, tetapi yang

sederhana dan yang biasa digunakan klinisi adalah limfadenopati generalisata dan

limfadenopati lokalisata. Limfadenopati generalisata jika KGB membesar pada

dua atau lebih daerah yang tidak berdekatan, sedangkan limfadenopati lokalisata

apabila pembesaran KGB hanya pada satu daerah saja. 1-3

Universitas Sumatera Utara


Membedakan keduanya merupakan hal yang penting untuk mengetahui

diagnosis penyakit yang mendasarinya. Pada penderita limfadenopati yang tidak

diketahui penyebabnya, 3 dari 4 penderita limfadenopati adalah lokalisata dan 1

dari 4 penderita merupakan limfadenopati generalisata. 1-3

Tindakan biopsi aspirasi jarum halus pada KGB merupakan teknik yang

sudah lama dilakukan dan masih baik digunakan untuk mendiagnosis kelainan

limfadenopati servikalis. Tindakan ini sebaiknya dilakukan hanya terbatas pada

limfadenopati permukaan (superficial) saja atau bila dilakukan yang lebih dalam

(deep), harus dipandu dengan teknik radiologi seperti Ultrasonografi (USG). 4,5

Indikasi klinis yang penting dari biopsi aspirasi jarum halus pada

limfadenopati adalah untuk mengetahui apakah lesi tersebut disebabkan infeksi,

metastasis atau suatu keganasan primer. Biopsi aspirasi jarum halus mudah

dilakukan pada sebagian penderita. Meskipunpun demikian tindakan ini tidak

boleh dilakukan pada penderita dengan gangguan koagulasi yang parah. 4,5

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dimana peranan biopsi

aspirasi jarum halus memiliki peranan yang besar dalam membantu menegakkan

diagnosis, maka dibutuhkan data statistik mengenai karakteristik dari penderita

limfadenopati servikalis yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus.

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui profil penderita limfadenopati servikalis yang dilakukan

tindakan biopsi asirasi jarun halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam

Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk memperoleh gambaran hasil biopsi aspirasi jarum halus dari

penderita limfadenopati servikalis di Instalasi Patologi Anatomi RSUP

H. Adam Malik Medan.

2. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan informasi atau data ilmiah tentang profil penderita

yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi

Anatomi RSUP H. Adam Malik, sehingga data ini dapat dipergunakan

untuk membantu dalam menegakkan diagnosis serta terapi pada

penderita limfadenopati servikalis.

2. Data yang diperoleh juga dapat digunakan sebagai data awal untuk

penelitian selanjutnya, khususnya penelitian limfadenitis tuberkulosis

dan kaitannya dengan penderita HIV/AIDS.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelenjar Getah Bening Normal

2.1.1. Anatomi dan Fisiologi

Pembesaran KGB dapat dibedakan menjadi pembesaran KGB lokal

(limfadenopati lokalisata) dan pembesaran KGB umum (limfadenopati

generalisata). Limfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB

hanya pada satu daerah saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila

pembesaran KGB pada dua atau lebih daerah yang berjauhan dan simetris. Ada

sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi terdapatnya KGB

pada daerah kepala dan leher adalah sebagai berikut: 1,2,6

Gambar 1. Lokasi kelenjar getah bening


(KGB) di daerah kepala dan leher. 6

Universitas Sumatera Utara


Secara anatomi aliran getah bening aferen masuk ke dalam KGB melalui

simpai (kapsul) dan membawa cairan getah bening dari jaringan sekitarnya dan

aliran getah bening eferen keluar dari KGB melalui hilus. Cairan getah bening

masuk kedalam kelenjar melalui lobang-lobang di simpai. Di dalam kelenjar,

cairan getah bening mengalir dibawah simpai di dalam ruangan yang disebut sinus

perifer yang dilapisi oleh sel endotel. 4,6-12

Jaringan ikat trabekula terentang melalui sinus-sinus yang menghubung-

kan simpai dengan kerangka retikuler dari bagian dalam kelenjar dan merupakan

alur untuk pembuluh darah dan syaraf. 4,6-12

Dari bagian pinggir cairan getah bening menyusup kedalam sinus

penetrating yang juga dilapisi sel endotel. Pada waktu cairan getah bening di

dalam sinus penetrating melalui hilus, sinus ini menempati ruangan yang lebih

luas dan disebut sinus meduleri. Dari hilus cairan ini selanjutnya menuju aliran

getah bening eferen. 4,6-12

Gambar 2. Skema kelenjar getah bening (KGB). 13

Universitas Sumatera Utara


Pada dasarnya limfosit mempunyai dua bentuk, yang berasal dari sel T

(thymus) dan sel B (bursa) atau sumsum tulang. Fungsi dari limfosit B dan sel-sel

turunanya seperti sel plasma, imunoglobulin, yang berhubungan dengan humoral

immunity, sedangkan T limfosit berperan terutama pada cell-mediated immunity.


4,6-12,14

Terdapat tiga daerah pada KGB yang berbeda: korteks, medula,

parakorteks, ketiganya berlokasinya antara kapsul dan hilus. Korteks dan medula

merupakan daerah yang mengandung sel B, sedangkan daerah parakorteks

mengandung sel T. 4,6-12

Dalam korteks banyak mengandung nodul limfatik (folikel), pada masa

postnatal, biasanya berisi germinal center. Akibatnya terjadi stimulasi antigen, sel

B didalam germinal centers berubah menjadi sel yang besar, inti bulat dan anak

inti menonjol. Yang sebelumnya dikenal sebagai sel retikulum, sel-selnya besar

yang ditunjukan oleh Lukes dan Collins (1974) sebagai sel noncleaved besar, dan

sel noncleaved kecil. Sel noncleaved yang besar berperan pada limphopoiesis atau

berubah menjadi immunoblas, diluar germinal center, dan berkembang didalam

sel plasma. 4,6

2.1.2. Fungsi Kelenjar Getah Bening

Fungsi utama KGB adalah sebagai penyaring (filtrasi) dari berbagai

mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau

metabolisme. 7-11

Universitas Sumatera Utara


2.2. Epidemiologi

Insiden limfadenopati belum diketahui dengan pasti. Sekitar 38% sampai

45% pada anak normal memiliki KGB daerah servikal yang teraba. Limfadenopati

adalah salah satu masalah klinis pada anak-anak. Pada umumnya limfadenopati

pada anak dapat hilang dengan sendirinya apabila disebabkan infeksi virus. 1,15

Studi yang dilakukan di Amerika Serikat, pada umumnya infeksi virus

ataupun bakteri merupakan penyebab utama limfadenopati. Infeksi mononukeosis

dan cytomegalovirus (CMV) merupakan etiologi yang penting, tetapi kebanyakan

disebabkan infeksi saluran pernafasan bagian atas. Limfadenitis lokalisata lebih

banyak disebabkan infeksi Staphilococcus dan Streptococcus beta-hemoliticus. 16

Dari studi yang dilakukan di Belanda, ditemukan 2.556 kasus

limadenopati yang tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 10% kasus diantaranya

dirujuk ke subspesialis, 3,2% kasus membutuhkan biopsi dan 1.1% merupakan

suatu keganasan. Penderita limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko

keganasan sekitar 4% dibandingkan dengan penderita limfadenopati usia <40

tahun yang memiliki risiko keganasan hanya sekitar 0,4%. 1-3,15,16

2.3. Etiologi
Penyebab yang paling sering limfadenopati adalah:

 Infeksi

- Infeksi virus

Universitas Sumatera Utara


Infeksi yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian

atas seperti Rinovirus, Parainfluenza Virus, influenza Virus,

Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus, Adenovirus ataupun

Retrovirus.

Virus lainnya Ebstein Barr Virus (EBV), Cytomegalo Virus (CMV),

Rubela, Rubeola, Varicella-Zooster Virus, Herpes Simpleks Virus,

Coxsackievirus, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV). 1,2,16,17

Infeksi HIV sering menyebabkan limfadenopati serivikalis yang

merupakan salah satu gejala umum infeksi primer HIV. Infeksi primer

atau akut adalah penyakit yang dialami oleh sebagian orang pada

beberapa hari atau minggu setelah tertular HIV. Gejala lain termasuk

demam dan sakit kepala, dan sering kali penyakit ini dianggap

penyakit flu (influenza like illness). 3

Segera setelah seseorang terinfeksi HIV, kebanyakan virus keluar dari

darah. Sebagian melarikan diri ke sistem limfatik untuk bersembunyi

dan menggandakan diri dalam sel di KGB, diperkirakan hanya sekitar

2% virus HIV ada dalam darah. Sisanya ada pada sistem limfatik,

termasuk limpa, lapisan usus dan otak. 3

Pada penderita HIV positif, aspirat KGB dapat mengandung

immunoblas yang sangat banyak. Pada beberapa kasus juga tampak

Universitas Sumatera Utara


sel-sel imatur yang banyak. Pada fase deplesi, pada aspirat sedikit

dijumpai sel folikel, immunoblas dan tingible body macrophage, tetapi

banyak dijumpai sel-sel plasma. 4

Limfadenopati generalisata yang persisten (persistent generalized

lymphadenopathy/PGL) adalah limfadenopati pada lebih dari dua

tempat KGB yang berjauhan, simetris dan bertahan lama. PGL adalah

gejala khusus infeksi HIV yang timbul pada lebih dari 50% Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan PGL ini sering disebabkan oleh

infeksi HIV-nya itu sendiri. 3

PGL biasanya dialami waktu tahap infeksi HIV tanpa gejala, dengan

jumlah CD4 di atas 500, dan sering hilang bila kadar CD4 menurun

hingga kadar CD4 200. Kurang lebih 30% orang dengan PGL juga

mengalami splenomegali. 3

Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sebagai berikut:

 Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening

 Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1 cm

dalam setiap kelompok

 Berlangsung lebih dari satu bulan

 Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya

Universitas Sumatera Utara


Pembengkakan kelenjar getah bening bersifat tidak sakit, simetris dan

kebanyakan terdapat di leher bagian belakang dan depan, di bawah

rahang bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak termasuk di

inguinal. Biasanya kulit pada kelenjar yang bengkak karena PGL

akibat HIV tidak berwarna merah. Kelenjar yang bengkak kadang kala

sulit dilihat, dan lebih mudah ditemukan dengan cara menyentuhnya.

Biasanya kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong sampai

sebesar buah anggur. 3

- Infeksi bakteri

Peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus

beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri

anaerob bila berhubungan dengan caries dentis dan penyakit gusi,

radang apendiks atau abses tubo-ovarian. 3,4,6

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1. Penyebab Infeksi pada Limfadenopati Servikalis
Bacteria Viruses
Gram-positive cocci DNA enveloped viruses
—Staphylococcus aureus —Cytomegalovirus
—Streptococcus pyogenes (group A) —Epstein-Barr virus
—Streptococcus agalactiae (group B) —Herpes simplex virus types 1 and 2
—Anaerobic organisms —Human herpesvirus 6
Peptococcus sp —Varicella-zoster virus
Peptostreptococcus sp DNA nonenveloped viruses
Gram-positive rods —Adenovirus
—Bacillus anthracis RNA enveloped viruses
—Corynebacterium diphtheriae —Human immunodeficiency virus
Gram-negative rods —Influenza virus
—Bartonella henselae —Measles virus
—Calymmatobacterium granulomatis —Mumps virus
—Haemophilus influenzae —Parainfluenza virus
—Serratia marcescens —Respiratory syncytial virus
—Associated with the enteric tract —Rubella virus
Acinetobacter sp RNA nonenveloped viruses
Escherichia coli —Coxsackieviruses
Proteus sp —Rhinoviruses
Pseudomonas aeruginosa Fungi
Salmonella typhi Aspergillus fumigatus
Shigella sp Candida sp
—Associated with zoonoses Cryptococcus neoformans
Brucella sp Dermatophytes
Francisella tularensis Histoplasma capsulatum
Yersinia pestis Paracoccidioides brasiliensis
Yersinia enterocolitica Sporothrix schenckii
Yersinia pseudotuberculosis Protozoa
—Anaerobic Leishmania sp
Bacteroides sp Toxoplasma gondii
Mycobacteria and Actinomycetes Trypanosoma brucei gambiense
Actinomyces israelii Trypanosoma brucei rhodesiense
Mycobacterium tuberculosis Spirochetes
Mycobacterium avium-intracellulare Leptospira interrogans
Mycobacterium scrofulaceum Treponema pallidum
Nocardia asteroides Rickettsiae
Rickettsia tsutsugamushi

Pada awal infeksi, aspirat mengandung campuran neutrofil dan

limfosit. Kemudian mengandung bahan pirulen dari neutrofil dan massa

debris. Limfadenitis bakterial akut biasanya menyebabkan KGB

Universitas Sumatera Utara


berwarna merah, panas dan nyeri tekan. Biasanya penderita demam dan

terjadi leukositosis neutrofil pada pemeriksaan darah tepi. 3-,6,18-22

Pada infeksi oleh Mikobakterium tuberkulosis, aspirat tampak

karakteristik sel epiteloid dengan latar belakang limfosit dan sel plasma.

Sel epiteloid berupa sel bentuk poligonal yang lonjong dengan

sitoplasma yang pucat, batas sel yang tidak jelas, kadang seperti koma

atau inti yang berbentuk seperti bumerang yang pucat, berlekuk dengan

kromatin halus. 3-,6,18-22

Gambar 3. Limfadenitis granulomatosa. Tampak sel epiteloid


pada aspirat penderita limfadenitis tuberkulosis. 4

 Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan

limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Diagnosis defenitif

suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu

diagnosis subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum

halus masih merupakan kontroversi. Aspirat Limfoma non-Hodgkin

Universitas Sumatera Utara


berupa populasi sel yang monoton dengan ukuran sel yang hampir

sama. Biasanya tersebar dan tidak berkelompok. 1,2,4

Diagnostik sitologi Limfoma Hodgkin umumnya dibuat dengan

ditemukannya tanda klasik yaitu sel Reed Sternberg dengan latar

belakang limfosit, sel plasma, eosinofil dan histiosit. Sel Reed

Sternberg adalah sel yang besar dengan dua inti atau multinucleated

dengan sitoplasma yang banyak dan pucat. 4

Gambar 4. Limfoma Hodgkin. Tampak sel Reed Sternberg


klasik dengan atar belakang limfosit dan eosinofil. 4

Metastasis karsinoma merupakan penyebab yang lebih umum

dari limfadenopati dibandingkan dengan limfoma, khususnya pada

penderita usia lebih dari 50 tahun. Dengan teknik biopsi aspirasi

jarum halus lebih mudah mendiagnosis suatu metastasis karsinoma

daripada limfoma. 2,4

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5. Metastasis keratinizing squomous cell carcinoma.
Tampak sel-sel yang mengalami keratinisasi pada aspirat dari
penderita karsinoma laring. 4

 Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati

adalah penyakit Kawasaki, penyakit Kimura, penyakit Kikuchi,

penyakit Kolagen, penyakit Cat-scratch, penyakit Castleman,

Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan Sisestemic lupus erithematosus

(SLE). 1-3,15-17

 Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata.

Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti

fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol,

atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine,

penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac). 1-3,15-17

 Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di

daerah leher, seperti setelah imunisasi DPT, polio atau tifoid. 1-3,15-17

Universitas Sumatera Utara


Meskipun demikian, masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan

hanya dari pembesaran KGB saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang

menyertai pembesaran KGB tersebut. 1

2.4. Diagnosis

Diagnosis limfadenopati memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. 1,2

2.4.1. Anamnesis

Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala-gejala penyerta,

riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan. 1,2,15,16

Lokasi

Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya

disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh

penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila

berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium,

Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus. 1,2,15,16

Gejala penyerta

Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi

saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat

badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang

Universitas Sumatera Utara


tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan

oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness), ditambah adanya

riwayat pemakaian obat-obatan atau produk darah. 1,2,15,16

Riwayat penyakit

Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil

sebelumnya, mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada

wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi

Staphilococcus; dan adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada

infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan kepada

Citomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV. 1,2,15,16

Riwayat pemakaian obat

Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian

obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol,

atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin,

pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac. Pembesaran karena obat

umumnya seluruh tubuh (limfadenopati generalisata). 1,2,15,16

Riwayat pekerjaan

Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang

dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberkulosis

Universitas Sumatera Utara


turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati. Riwayat perjalanan atau

pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di Afrika dapat mengakibatkan

penyakit Tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena

Tularemia. 1,2,15,16

2.4.2. Pemeriksaan fisik

Secara umum malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan

kepada penyakit kronik seperti tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem

kekebalan tubuh. 1,2,15,16

Karakteristik dari KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. KGB

harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri

tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat

digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal. 1,2,15,16

 Ukuran: normal bila diameter 0,5 cm dan lipat paha >1,5 cm dikatakan

abnormal.

 Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.

 Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti

karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses

infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.

Universitas Sumatera Utara


 Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak

bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis atau

keganasan.

Pembesaran KGB leher bagian posterior biasanya terdapat pada infeksi

rubela dan mononukleosis. Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang

memiliki risiko keganasan lebih besar daripada pembesaran KGB bagian anterior.
1,2,15,16

Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering

disebabkan oleh infeksi virus. Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen

umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB generalisata. 1,2,15,16

Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, umumnya bilateral lunak dan

dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada

penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan.

Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi

bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati

disebabkan keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak

dapat digerakkan oleh karena terikat dengan jaringan di bawahnya. 1,2,15,16

Pada infeksi oleh mikobakterium, pembesaran kelenjar berjalan

berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, walaupun dapat mendadak, KGB

menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah dan

terbentuk jembatan-jembatan kulit di atasnya. 1,2,15,16

Universitas Sumatera Utara


Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-

bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus.

Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan

bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck)

mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan

pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi Epstein Barr Virus (EBV). 1,2,15,16

Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada

campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang

dengan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati

dan limpa mengarahkan kepada leukemia. Demam panjang yang tidak berespon

dengan obat demam, kemerahan pada mata, peradangan pada tenggorok,

strawberry tongue, perubahan pada tangan dan kaki (bengkak, kemerahan pada

telapak tangan dan kaki) dan limfadenopati satu sisi (unilateral) mengarahkan

kepada penyakit Kawasaki. 1,2,15,16

2.4.2. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi (USG)

USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis

limfadenopati servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk,

echogenicity, gambaran mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya

kalsifikasi. 15,23

Universitas Sumatera Utara


USG dapat dikombinasi dengan biopsi aspirasi jarum halus untuk

mendiagnosis limfadenopati dengan hasil yang lebih memuaskan, dengan nilai

sensitivitas 98% dan spesivisitas 95%. 15,23

Gambar 6. Gray-scale sonogram metastasis pada KGB. Tampak


adanya hypoechoic, round, tanpa echogenic hilus (tanda panah). Adanya
nekrosis koagulasi (tanda kepala panah). 23

CT Scan

CT scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5

mm atau lebih. Satu studi yang dilakukan untuk mendeteksi limfadenopati

supraklavikula pada penderita nonsmall cell lung cancer menunjukkan tidak ada

perbedaan sensitivitas yang signifikan dengan pemeriksaan menggunakan USG

atau CT scan. 15,23

Universitas Sumatera Utara


2.4. Pengobatan

Pengobatan limfadenopati KGB leher didasarkan kepada penyebabnya.

Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak

membutuhkan pengobatan apapun selain observasi. 1

Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi

untuk dilaksanakan biopsi KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda

dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan. KGB yang menetap atau

bertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat mengindikasikan

diagnosis yang belum tepat. 1

Antibiotik perlu diberikan apabila terjadi limfadenitis supuratif yang biasa

disebabkan oleh Staphyilococcus. aureus dan Streptococcus pyogenes (group A).

Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan organisme ini akan memberikan

respon positif dalam 72 jam. Kegagalan terapi menuntut untuk dipertimbangkan

kembali diagnosis dan penanganannya. 17

Pembedahan mungkin diperlukan bila dijumpai adanya abses dan evaluasi

dengan menggunakan USG diperlukan untuk menangani pasien ini. 17

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

BAHAN DAN METODA

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian bersifat deskriptif.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik

Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Maret 2010 meliputi studi

kepustakaan, pengumpulan data dan penulisan laporan penelitian.

3.3. Subjek Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data penderita yang dilakukan

tindakan biopsi aspirasi jarum halus RSUP H. Adam Malik Medan.

3.3.2. Sampel

Semua data penderita limfadenopati servikalis yang di lakukan tindakan

biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik

Medan selama tahun 2009.

Universitas Sumatera Utara


3.4. Jumlah Sampel

Semua data penderita limfadenopati servikalis yang di lakukan tindakan

biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik

Medan selama tahun 2009.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi:

Semua data (rekam medik) penderita limfadenopati servikalis yang

dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi

RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009.

3.5.2. Kriteria Eksklusi:

Data (rekam medik) yang tidak lengkap.

3.6. Kerangka Operasional

Penderita
Limfadenopati
Proses
Keganasan primer
Inflamasi
FNAB
Gambar 7. Skema kerangka operasional penelitian.

Limfadenitis TB Karakteristik Penderita Metastasis Ca

Universitas Sumatera Utara


3.7. Definisi Operasional

1. Kelenjar getah bening adalah suatu jaringan yang berperan p dalam


enti
mengatur mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di

seluruh tubuh sepanjang jalur limfatik.

2. Biopsi aspirasi jarum halus adalah suatu teknik pengambilan sediaan

pada benjolan yang teraba pada saat melakukan palpasi, dengan

menggunakan alat pistolet dan spuit 3 cc.

3. Limfadenopati servikalis adalah pembesaran kelenjar getah bening

pada daerah leher lebih dengan diameter nodul lebih dari 1 cm.

3.8. Analisa Data

Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan selanjutnya

disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

3.9. Cara Kerja

Dilakukan penelitian retrospektif dengan cara mengambil data (rekam

medik) penderita limfadenopati yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum

halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik tahun 2009. Data

diolah dalam bentuk statistik dan dideskripsikan.

Universitas Sumatera Utara


3.10. Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan

langkah-langkah berikut :

 Editing: untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian

antara kriteria yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian.

 Coding: untuk mengkuatifikasi data kualitatif atau membedakan aneka

karakter. Pemberian kode ini sangat diperlukan terutama dalam

rangka pengolahan data, baik secara manual maupun dengan

menggunakan komputer.

 Cleaning: pemeriksaan data yang sudah dimasukkan ke dalam

program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pada

pemasukan data.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Diperoleh sampel penelitian sebanyak 432 sampel yaitu data (rekam

medik) penderita limfadenopati yang telah dilakukan tindakan biopsi aspirasi

jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan selama

tahun 2009. Profil penderita tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel di

bawah ini:

4.1.1 Karakteristik Penderita

Berdasarkan jenis kelamin, perbandingan jenis kelamin penderita laki-laki

dengan perempuan hampir berimbang, yaitu: laki-laki sebanyak 209 orang

(48,38%) dan perempuan sebanyak 223 orang (51,62%). Karakteristik penderita

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE

1 Laki-laki 209 48,38

2 Perempuan 223 51,62

JUMLAH TOTAL 432 100,00

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan umur penderita dijumpai gambaran sebagai berikut:

kelompok usia 0-10 tahun ditemukan sebanyak 23 orang (5,32%), usia 11-20

tahun 57 ditemukan sebanyak orang (13,19%), usia 21-30 tahun ditemukan

sebanyak 78 orang 18,05%), usia 31-40 tahun ditemukan sebanyak 102 orang

(23,61%), usia 41-50 tahun ditemukan sebanyak 88 orang (20,37%), usia 51-60

tahun ditemukan sebanyak 46 orang (10,65%), usia 61-70 tahun ditemukan

sebanyak 26 orang (6,02%) dan usia 71-80 tahun ditemukan sebanyak 12 orang

(2,78%).

Tabel 4.2. Distribusi Penderita Bersasarkan Umur

NO USIA (TAHUN) JUMLAH PERSENTASE

1 0 - 10 23 5,32

2 11 - 20 57 13,19

3 21 - 30 78 18,05

4 31 - 40 102 23,61

5 41 - 50 88 20,37

6 51 - 60 46 10,65

7 61 - 70 26 6,02

8 71 - 80 12 2,78

JUMLAH TOTAL 432 100,00

Universitas Sumatera Utara


4.1.2.

Diagnosis Penderita

Dari biopsi aspirasi jarum halus yang dilakukan pada penderita dijumpai 6

jenis diagnosis, yaitu: Limfadenitis tuberkulosis ditemukan sebanyak 147 orang

(34,03%), Metastasis karsinoma sebanyak 179 orang (41,44%), Radang kronik

non-spesifik sebanyak 76 orang (17,59%), Limfoma Non-Hodgkin sebanyak 29

orang (6,71%), Reaktif hiperplasia sebanyak 1 orang (0,23%) dan tidak ditemukan

Limfoma Hodgkin (0%) sebagai penyebab limfadenopati.

Tabel 4.3. Diagnosis Biopsi Aspirasi Jarum Halus Limfadenopati Servikalis

NO DIAGNOSIS JUMLAH PERSENTASE

1 Limfadenitis tuberkulosis 147 34,03

2 Metastasis karsinoma 179 41,44

3 Radang kronik non-spesifik 76 17,59

4 Limfoma Hodgkin 0 0

5 Limfoma Non-Hodgkin 6,71


29
6 Reaktif hiperplasia 0,23
1
JUMLAH TOTAL 100,00
432

Universitas Sumatera Utara


Apabila diagnosis penderita tersebut didistribusikan berdasarkan jenis kelamin,

maka akan dijumpai gambaran seperti yang tercantum dalam tabel 4.4 di bawah

ini.

Tabel 4.4. Distribusi Diagnosis Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN
NO DIAGNOSIS JUMLAH
Laki-laki (%) Perempuan (%)

147
1 Limfadenitis tuberkulosis 79 53,74 68 46,26
179
2 Metastasis karsinoma 105 58,66 74 41,34
3 Radang kronik non-spesifik 34,21 65,79 76
26 50
4 Limfoma Hodgkin 0 0 0
0 0
5 Limfoma Non-Hodgkin 44,83 55,17
13 16 29
6 Reaktif hiperplasia 0 100
0 1 1
JUMLAH TOTAL
223 209 432

Dari penelitian ini didapat penderita Limfadenitis tuberkulosis yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 79 orang (53,74%), sedangkan yang berjenis

kelamin perempuan didapat sebanyak 68 orang (46,26%). Jumlah penderita

Metastasis karsinoma dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 105 orang

(58,66%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 74 orang

(41,34%). Penderita Radang kronik non-spesifik berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 26 orang (34,21%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan

Universitas Sumatera Utara


sebanyak 50 orang (65,79%). Penderita yang didiagnosis dengan Limfoma Non-

Hodgkin sebanyak 29 orang (6,71%) dengan perincian jenis kelamin laki-laki 13

orang (44,83%) dan yang berjenis kelamin perempuan ditemukan 16 orang

(55,17%). Hanya 1 orang saja yang didiagnosis dengan Reaktif hiperplasia

(0,23%) dengan jenis kelamin perempuan (100%). Dan tidak ditemukan penderita

dengan diagnosis Limfoma Hodgkin (0%).

4.1.3. Karakteristik Penderita Limfadenitis Tb Dan Limfadenitis TB

Yang Disertai Infeksi HIV/AIDS

Tabel 4.5. Distribusi Penderita Limfadenitis TB Berdasarkan Usia

NO USIA (TAHUN) JUMLAH PERSENTASE

1 0 - 10 3 2,54
2 11 - 20 13 11,02
3 21 - 30 43,23
51
4 31 - 40 28,81
34
5 41 - 50 9,32
11
6 51 - 60 3,39
4
7 61 - 70 2 1,69

8 71 - 80 0 0

JUMLAH TOTAL 118 100,00

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan kelompok umur, Penderita limfadenitis tuberkulosis dapat

dikelompokkan dalam delapan kelompok umur, seperti yang dapat dilihat pada

tabel 4.5.

Dalam penelitian ini dijumpai usia 0-10 tahun sebanyak 3 orang (2,54%),

usia 11-20 tahun sebanyak 13 orang (11,02%), usia 21-30 tahun sebanyak 51

orang (43,23%), usia 31-40 tahun sebanyak 34 orang (28,81%), usia 41-50 tahun

sebanyak 11 orang (9,32%), usia 51-60 tahun sebanyak 4 orang(3,39%), usia 61-

70 tahun sebanyak 2 orang (1,69%), dan tidak dijumpai penderita limfadenitis

tuberkulosis pada kelompok usia71-80 tahun (0%).

Perbandingan penderita Limfadenitis tuberkulosis dengan penderita

Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel

4.6.

Tabel 4.6. Perbandingan Jumlah Penderita Limfadenitis TB dengan


Penderita Limfadenitis TB Yang Disertai Infeksi HIV/AIDS

NO DIAGNOSIS JUMLAH PERSENTASE

1 Limfadenitis tuberkulosis 118 80,27

2 Limfadenitis tuberkulosis + HIV/AIDS 29 19,73

JUMLAH TOTAL 147 100,00

Ditemukan sebanyak 29 orang penderita Limfadenitis tuberkulosis yang

disertai infeksi HIV/AIDS (19,73%) dari seluruh penderita limfadenitis

Universitas Sumatera Utara


tuberkulosis atau 6,71% dari seluruh penderita Limfadenopati servikalis yang

dilakukan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H.

Adam Malik Medan. Sedangkan yang menderita Limfadenitis tuberkulosis tanpa

disertai infeksi HIV/AIDS sebanyak 118 orang (80,27%) dari seluruh penderita

limfadenitis tuberkulosis.

Tabel 4.7. Distribusi Diagnosis Limfadenitis TB Yang Disertai Infeksi


HIV/AIDS Berdasarkan Umur

NO USIA (TAHUN) JUMLAH PERSENTASE

1 0 - 10 1 3,45
2 11 - 20 0 0
3 21 - 30 55,17
16
4 31 - 40 31,03
9
5 41 - 50 6,70
2
6 51 - 60 0
0
7 61 - 70 1 3,45

8 71 - 80 0 0

JUMLAH TOTAL 29 100,00

Berdasarkan kelompok umur penderita Limfadenitis tuberkulosis yang

disertai infeksi HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 7. Ditemukan 1 orang penderita

Universitas Sumatera Utara


Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS pada kelompok usia 0-

10 tahun dan usia 61-70 tahun (3,45%), usia 21-30 tahun ditemukan sebanyak 16

orang (55,17%), usia 31-40 tahun ditemukan sebanyak 9 orang (31,03%), usia 41-

50 tahun ditemukan sebanyak 2 orang (6,70%), dan tidak ditemukan penderita

dengan kelompok usia 11-20 tahun, 51-60 tahun dan usia 71-80 tahun (0%).

Penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS

ataupun tanpa infeksi HIV/AIDS dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin,

seperti yang terlihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8. Distribusi Diagnosis Limfadenitis TB dan Limfadenitis TB yang


Disertai HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN
NO DIGNOSIS JUMLAH
Laki-laki (%) Perempuan (%)
1 Limfadenitis tuberkulosis 78 66,10 40 33,90 118

2 Limfadenitis TB + HIV/AIDS 25 86,21 4 13,79 29

JUMLAH TOTAL 103 44 147

Jumlah penderita Limfadenitis tuberkulosis yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 78 orang (66,10%) atau 53,06% dari seluruh penderita Limfadenitis

tuberkulosis, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang

(33,90%) atau 27,21% dari seluruh penderita Limfadenitis tuberkulosis.

Universitas Sumatera Utara


Jumlah penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (86,21%) atau 17,01% dari seluruh

penderita Limfadenitis tuberkulosis, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 4 orang 13,79% atau 2,72% dari seluruh penderita Limfadenitis

tuberkulosis.

4.2. Pembahasan

Penderita limfadenopati servikalis yang dilakukan biopsi aspirasi jarum

halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik terbanyak pada

kelompok umur 31-40 tahun yaitu ditemukan sebanyak 102 orang (23,61%). Bila

kelompok umur penderita ini dikaitkan dengan penyebab limfadenopati dalam

penelitian ini yang terbanyak adalah Metastasis karsinoma, maka hal ini tidak

sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa penderita limfadenopati usia

>40 tahun memiliki risiko keganasan lebih tinggi yaitu 4% dibandingkan dengan

penderita limfadenopati usia <40 tahun yang memiliki risiko keganasan hanya

sekitar 0,4%. 1-3


Oleh karena penyebab Limfadenopati yang terbanyak adalah

Metastasis karsinoma, maka mestinya usia terbanyak adalah diatas 40 tahun.

Dari penelitian ini didapati penyebab dari limfadenopati servikalis yang

terbanyak adalah Metastasis karsinoma, yaitu sebanyak 179 orang (41,44%).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat yang menyebutkan

bahwa penyebab terbanyak limfadenopati adalah infeksi.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan penelitian di Belanda hanya menemukan 1,1% keganasan

sebagai etiologi limfadenopati. 1,3


Hal ini mungkin disebabkan sudah baiknya

deteksi dini kanker di Negara maju sehingga penderita kanker yang datang

berobat belum dalam stadium lanjut yang sudah bermetastasis ke kelenjar getah

bening servikalis.

Penyebab terbanyak kedua dari limfedenopati servikalis adalah

Limfadenitis tubekulosis yaitu sebanyak 147 orang (34,03%), dimana dijumpai

kelompok usia terbanyak adalah usia 21-30 tahun yaitu 63 orang (42,86%),

dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak 78 orang (66,10%) dan

perempuan sebanyak 40 orang (33,90%). Hasil ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan di India dimana insiden limfadenitis tuberkulosis

terbanyak pada usia 11-20 tahun. Dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah

1:1,3. 19,24

Pada penelitian ini tidak dijumpai diagnosis Limfoma Hodgkin, hal ini

mungkin disebabkan kurang akuratnya teknik biopsi aspirasi jarum halus untuk

mendiagnosis suatu limfoma. Literatur juga menyebutkan diagnosis defenitif

suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu diagnosis

subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum halus masih

merupakan kontroversi. 1,2,4

Ditemukan sebanyak 29 orang penderita limfadenitis tuberkulosis yang

disertai HIV/AIDS (19,73%).

Universitas Sumatera Utara


Literatur hanya menyebutkan bahwa penderita HIV/AIDS memiliki resiko

10 kali untuk mendapatkan infeksi M. tuberculosis. 19,24 Tidak ditemukan literatur

atau penelitian sebelumnya yang menyebutkan persentase penderita HIV/AIDS

yang menderita limfadenitis tuberkulosis sehingga tidak ada data pembanding

dengan hasil penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Profil penderita limfadenopati servikalis yang dilakukan tindakan biops

aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan

adalah sebagai berikut:

 Karakteristik penderita:

- Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 209 orang

(48,38%)

- Kelompok umur terbanyak adalah usia 31- 40 tahun yaitu sebanyak 102

orang (23,61%)

 Diagnosis penderita

- Diagnosis penderita terbanyak adalah Metastasis karsinoma yaitu

sebanyak 179 orang (41,44%) sebagai etiologi Limfadenopati

- Ditemukan sebanyak 29 orang penderita Limfadenitis tuberkulosis yang

disertai infesksi HIV/AIDS (19,73%) dari 147 orang penderita limfadenitis

tuberkulosis atau 6,71% dari seluruh penderita Limfadenopati.

Universitas Sumatera Utara


5.2. Saran

Dalam penelitian ini profil penderita hanya berupa jenis kelamin dan umur

saja. Dibutuhkan informasi lainnya seperti pekerjaan, alamat, suku, pendidikan

maupun sosioekonomi yang sebaiknya tercantum dalam rekam medik penderita.

Diharapkan klinisi memberikan informasi yang lebih banyak agar dapat

memperlihatkan profil penderita yang lebih lengkap yang dapat membantu

menegakkan diagnosis penderita.

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut agar diperoleh data statistik yang lebih

lengkap yang dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis dan sebagai

data awal untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR RUJUKAN

1. Kelenjar Getah Bening. 2008 [cited 2010 Jan 23]. Available from:
http://www.kliniksehat.com
2. Ferrer R. Lymphadenopathy: Differential Evaluation. Available from:
http://www.aafp.org/
3. Limfadenopati. 2008 [cited Feb 12]. Available from:
http://www.spiritia.or.id
4. Koss LG, Melamed MR. Granulomatous lymphadenitis. In: Koss’
Diagnostic Cytology and Its Histopathologic Bases. Philadelphia,
Lippincott Williams & Wilkins, 2006(5):1193-97
5. Frable. Thin-Needle Aspiration Biopsy: Major Problem in Pathology.
Lymph Node, (14):74-75, 106-11
6. Superficial cervical lymph nodes. (2007 Feb 12]. Available from:
http://en.wikipedia.org
7. Chandrasoma P, Taylor CR. The Lymphoid System: Structure and
Function; Infection and Proliferation. In: Concise Pathology, Singapore,
McGraw-Hill, 2001(3):433-43
8. Cousar JB, Casey TT, Macon WR, McCurley TL, Swerdlow SH. Lymph
Nodes. In: Mills SE, et al. Sternberg’s Diagnostic Surgical pathology.
Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins, 2004(4):788-90
9. Aster JC. White Blood Cell and Lymph Nodes. In: Kumar V, Abbas AK,
Fausto N, Mitchell RN. Robbins and Cotaran Pathologic Basis of Disease.
Philadelphia; Elsevier Saunders, 2005(7):661-702
10. Aster JC. Haemophoetic and Lymphoid system. In: Kumar V, Abbas AK,
Fausto N, Mitchell RN. Robbins basic pathology. Philadelphia: Saunders
Elsevier, 2007(8):421-41
11. Mitchell RN, Kumar V, Abbas K, Fausto N. Sel Darah Putih, Limfonodi,
Limfa, dan Timus. Robbin & Cotran Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.
Jakarta: EGC, 2009(7):386-428
12. Stevens A, Lowe J. Lymphoid and hemopoietic tissues, Pathology,
London, Mosby Harcourt Publisher Limited, 2000(2):305-27
13. Ying MTC, Ahuja AT. Ultrasonography of cervical lymph nodes.
Available from: www.droid.cuhk.edu.hk/lymph_nodes.htm
14. Warren JS, Bennett DP, Pomerantz RJ. Immunopathology In: Rubin E,
Strayer DS. Farber. Rubin’s Pathology: Clinicopathologyc Fondation of
Medicine. Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins, 1999(5):100-10
15. Cervical (neck) lymph node enlargment. 2009 [cited 2010 Feb 12].
Available from: http://www.doctorslounge.com/
16. Kanwar VS. Lymphadenopathy. 2009 [cited 2010 Jan 23]. Available from:
http://www.emedicine.medscape.com/

Universitas Sumatera Utara


17. Peters TR, Edwards KM. Cervical Lymphadenopathy and Adenitis. 2008
[cited 2010 Mar 2]. Available from:
http://www.ohsu.edu/ohsuedu/academic/som/pediatrics/clerkships/upload/
cervical-lymph-and-adenitis.pdf
18. Wakely PE. Aspiration and Touch Preparation of Lymp No des.
Atkinson BF. Atlas of Diagnostic Cytopathology. USA; Elsevier Sa In:
2004(2):411-25
19. Harnoko K, Nawas A. Limfadenitis tuberkulosis servikalis. Perhimp un
Dokter Paru Indonesia. Dalam: Jurnal Respirologi Indonesia. Ja an
Balai Penerbit FK UI, 2005(25):192-97
20. Orell SR, Sterett FG, Whitaker D. Granulomatous lymphadenitis. In: Fine
Needle Aspiration Cytolology. USA; Elsevier Saunders, 2005(4):93-95
21. Kocjan G. Fine Needle Aspiration Cytology: Diagnostic Principles and
Dilemas. London: Springer; 2006:1-5, 91-95
22. Moriaty AT. Lymph Node. In: Renshaw A. Aspiration Cytology: A
Pattern Recognition Approach, Philadelphia, 2005:477-533
23. Ahuja AT, Ying M. Sonographic Evaluation of Cervical Lymph Nodes.
Available from:
http://www.ajronline.org/cgi/content/full/184/5/1691
24. Juwono O. Tuberkulosis dan human immune deficiency virus (HIV).
Dalam: Isa M, Sofyani A, Juwono O, Budiyarti LY eds. Tuberkulosis
Tinjauan Multidisipliner. Samarinda: Pusat Studi Tuberkulosis FK
Universitas Lambung mangkurat/RSUD Ulin:242-47
25. Sastroasmoro. S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto, 2008(3).

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

DAFTAR PENDERITA LIMFADENOPATI SERVIKALIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN


BIOPSI ASPIRASI DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2009

NO NAMA UMUR JENIS KELAMIN DIAGNOSA KETERANGAN


(TAHUN)
1. Jamila Ginting 28 Perempuan Limfadenitis TB
2. Rosliana 64 Perempuan Metastasis Ca
3. Josep Sibayang 46 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
4. Elvis S. 40 Perempuan Metastasis Ca
5. Sanusi Siringgo‐ringgo 40 Laki‐laki Limfadenitis TB
6. Eka Putri 27 Perempuan Metastasis Ca
7. Manudar 30 Laki‐laki Metastasis Ca
8. Rosiana 51 Perempuan Limfadenitis TB
9. Hairul Harahap 42 Laki‐laki Limfadenitis TB
10. Asri 18 Laki‐laki Limfadenitis TB
11. Marinda Ginting 36 Perempuan Radang kronik non
spesifik
12. Daud Tambunan 37 Laki‐laki Limfadenitis TB
13. Syahdan 13 Lai‐laki Limfadenitis TB
14. Darianto 28 Laki‐laki Limfadenitis TB
15. Esmita 23 Perempuan Limfadenitis TB
16. Depri 26 Laki‐laki Limfadenitis TB
17. Lusi Maya 35 Perempuan Limfadenitis TB
18. Nuriati 35 Perempuan Limfadenitis TB
19. Flora Br. Sianturi 75 Perempuan Lymphoblastic lymfoma
20. Janiel 13 Laki‐laki Limfadenitis TB
21. Merida 33 Perempuan Limfadenitis TB
22. Sagini 63 Perempuan Metastasis Ca
23. Irwan syahputra 26 Laki‐laki Limfadenitis TB SIDA
24. Rosmawati 41 Perempuan Metastasis Ca
25. Famahato Gea 45 Laki‐laki Metastasis Ca
26. Misbaini 60 Laki‐laki Metastasis Ca
27. Ramlah Br. Manik 53 Perempuan Metastasis Ca
28. Bombongan 40 Laki‐laki Limfadenitis TB
29. Tau Chai Fang 27 Perempuan Radang kronik non
spesifik
30. Syahril 49 Laki‐laki Metastasis Ca
31. Abnan Tahir 27 Laki‐laki Limfadenitis TB SIDA
32. Irwan MT Pane 38 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV STD IV
33. Emma 26 Perempuan Radang kronik non
spesifik
34. Wariyah 54 Perempuan Limfadenitis TB
35. Agus Tambunan 16 Laki‐laki Metastasis Ca
36. Sarfina Wahdini 20 Perempuan Limfadenitis TB
37. Yahya 45 Laki‐laki Meastasis Ca
38. Elfrida 22 Perempuan Limfadenitis TB
39. Tina 54 Perempuan Metastasis Ca
40. Jeremiah Keliat 2 Laki‐laki Limfadenitis TB
41. Menang 65 Perempuan Limfadenitis TB

Universitas Sumatera Utara


42. Rudi Girsang 31 Laki‐laki Limfadenitis TB
43. Winod Kamas 26 Laki‐laki Limfadenitis TB SIDA
44. Suryanto 60 Laki‐laki Metastasis Ca
45. Arihta Purba 7 Perempuan Limfadenitis TB
46. Yogi Pratama 5 Laki‐laki Limfadenitis TB
47. Ridwan Surbakti 41 Laki‐laki Metastasis Ca
48. Jerico Ht Galung 1 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
49. Mariana Br. 73 Perempuan Limfadenitis TB
50. Sembiring 64 Laki‐laki Metastasis Ca
51. Suan Sahala 27 Perempuan Radang kronik non
spesifik
52. Rida Br. Samosir 5 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
53. Jepanig Gorga 30 Laki‐laki Limfadenitis TB SIDA
54. Roy Anji 46 Perempuan Metastasis Ca
55. Pinta Pinem 50 Perempuan Metastasis Ca
56. Lamsiah saragih 56 Laki‐laki Metastasis Ca
57. Paidin 43 Laki‐laki Limfadenitis TB
58. Muhammad 33 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV STD IV
59. Jufrendy 7 Perempuan Limfadenitis TB
60. Ester Angdina 56 Laki‐laki Metastasis Ca
Saragih
61. Salomo 25 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV STD IV
62. Andy Zulfan 27 Laki‐laki Metastasis Ca
63. Suparman 75 Perempuan Metastasis Ca
64. Tore Bangun 54 Laki‐laki Metastasis Ca
65. Ament Siahaan 11 Perempuan Limfadenitis TB
66. Siska Naibalno 40 Laki‐laki Metastasis Ca
67. Abdul Jawat 40 Perempuan Radang kronik non
spesifik
68. Mamerta Sitanggang 35 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
69. Yejaya 36 Perempuan Metastasis Ca
70. Mariana 50 Laki‐laki Metastasis Ca
71. Budi Irawan 60 Perempuan Metastasis Ca
72. Samirah 48 Laki‐laki Metastasis Ca
73. Apentius Sinurat 36 Laki‐laki Metastasis Ca
74. Hermando 57 Perempuan Metastasis Ca
75. Trida S. 17 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
76. Danung 14 Perempuan Limfadenitis TB
77. Rasmina 9 Perempuan Limfadenitis TB
78. Manda Sari 1 Laki‐laki Limfadenitis TB
79. Rafli T. 24 Perempuan Limfadenitis TB
80. Elperida 48 Perempuan Radang kronik non
spesifik
81. Deliana 12 Perempuan Radang kronik non
spesifik
82. Khairi 29 Laki‐laki Metastasis Ca
83. Thahta Iman Ginting 24 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV
84. Robi Sembiring 39 Laki‐laki Limfadenitis TB
85. Fredy TB 15 Laki‐laki Limfadenitis TB
86. Narwan Hadid 40 Laki‐laki Metastasis Ca
87. Ramlah 35 Perempuan Metastasis Ca
Universitas Sumatera Utara
88. Saunma Ritonga 14 Laki‐laki Immunoblastic non
hodgki
89. Jery 33 Perempuan Limfadenitis TB

Universitas Sumatera Utara


90. Aida Fitri 70 Perempuan Non hodgki lymphoma
91. Wartina 65 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV STD IV
92. Jainar Manurung 22 Laki‐laki Limfadenitis TB
93. Farten Petrus 6 Laki‐laki Limfadenitis TB
94. Rio Purba 26 Laki‐laki Limfadenitis TB
95. Pindo Lubis 25 Laki‐laki Limfadenitis TB
96. Willianto 47 Perempuan Radang kronik non
spesifik
97. Dian Sabrina 14 Laki‐laki Limfadenitis TB
98. Rainheld Butar‐butar 54 Laki‐laki Metastasis Ca
99. Hidayat 48 Perempuan Radang ronik non spesifik
100. Rosida Purba 55 Laki‐laki Metastasis Ca
101. Amirudin 67 Laki‐laki Metastasis Ca
102. Syio Wijaya 22 Laki‐laki Metastasis Ca
103. Andri 45 Perempuan Metastasis Ca
104. Sri Rahayu 18 Perempuan Limfadenitis TB
105. Eni Amina 20 Perempuan Radang kronik non
spesifik
106. Maulidatul 27 Laki‐laki Limfadenitis TB
107. Monang Pasaribu 37 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
108. Monang Lumban 54 Perempuan Metastasis Ca
109. Toruan 40 Laki‐laki Limfadenitis TB
110. Siti Roma 54 Laki‐laki Metastasis Ca
111. Suprayetno 62 Laki‐laki Metastasis Ca
112. Halomoan Ginting 30 Perempuan Radang kronik non
spesifik
113. Paimaon L. Toruan 31 Perempuan Metastasis Ca
114. Nuraini 7 Perempuan Limfadenitis TB
115. Tioroana 34 Laki‐laki Limfadenitis TB
116. Katyla Ayu 46 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
117. Zulkarnaen 74 Laki‐laki Metastasis Ca
118. Batu Tarigan 55 Perempuan Metastasis Ca
119. Subadiran 53 Laki‐laki Metastasis Ca
120. Tiarlan 36 Perempuan Limfadenitis TB HIV STD IV
121. Surya Darma 50 Laki‐laki Metastasis Ca
122. Tioneri 51 Perempuan Non Hodgki lymphoma
123. Beluh Barus 42 Perempuan Radang kronik non
spesifik
124. Suanta M 41 Perempuan Limfadenitis TB
125. Rianto 18 Perempuan Radang kronik non
spesifik
126. Marhenita 26 Laki‐laki Limfadenitis TB
127. Ummi 17 Perempuan Limfadenitis TB
128. Irawan 52 Laki‐laki Metastasis Ca
129. Yusniar 73 Laki‐laki Metastasis Ca
130 Ishak 80 Perempuan Radang kronik non
spesifik
131. Hotmala S. 19 Laki‐laki Limfadenitis TB
132. Unsal Simamora 55 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
133. Dedi Prayogo 16 Perempuan Metastasis Ca
134. Demanhuri 29 Perempuan Limfadenitis TB
135. Detri ferdiansya 59 Laki‐laki Metastasis Ca
Universitas Sumatera Utara
136. Bertaliana 16 Laki‐laki Limfadenitis TB
137. Emmanuel 19 Laki‐laki Limfadenitis TB

Universitas Sumatera Utara


138. Jumaidi 31 Perempuan Reactive Hiperplasia
139. Dian Nova 40 Perempuan Non Hodgkin limfoma
140. Ervina 69 Laki‐laki Metastasis Ca
141. Jamiah 70 Laki‐laki Metastasis Ca
142. Mulyadi 52 Perempuan Metastasis Ca
143. ETB Tanbunan 42 Perempuan Metastasis Ca
144. Serbayani 16 Perempuan Limfadenitis TB
145. Tetty Maimunnah 53 Laki‐laki Metastasis Ca
146. Jumiati Mahdalena 13 Perempuan Limfadenitis TB
147. Sahat 46 Laki‐laki Limfadenitis TB
148. Suci Wulandari 68 Laki‐laki Metastasis Ca
149. Dingin Br. Tarigan 18 Perempuan Limfadenitis TB
150. Sahat Huta Uruk 40 Laki‐laki Metastasis Ca
151. Edminda Y 32 Perempuan Metastasis Ca
152. Kliwon 21 Laki‐laki Metastasis Ca
153. Ratna Ida 12 Laki‐laki Limfadenitis TB
154. Suprapto 23 Perempuan Radang kronik non
spesifik
155. Roni 49 Laki‐laki Metastasis Ca
156. Gita 37 Perempuan Metastasis Ca
157. Aman Gultom 35 Laki‐laki Radang kronik non
spesifik
158. Nur Alimna Nst. 58 Perempuan Limfadenitis TB
159. Ridwan 25 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV STD III
160. Kartini 38 Perempuan Metastasis Ca
161. Hitler Tua Nadeak 58 Perempuan Radang kronik non
spesifik
162. Morahalem 48 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
163. Nuraini 39 Perempuan Radang kronik non
spesifik
164. M. Sholeh 33 Perempuan Radang kronik non
spesifik
165. Zubaidah 31 Laki‐laki Limfadenitis TB
166. Nurlela 63 Perempuan Metastasis Ca
167. Hizbullah 31 Laki‐laki Metastasis Ca
168. Warinten 29 Perempuan Limfadenitis TB
169. Budimansya 54 Laki‐laki Metastasis Ca
170. Mariani 51 Perempuan Radang kronik non
spesifik
171. Pordin Purba 43 Perempuan Radang kronik non
spesifik
172. Musinem 31 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
173. Sukini 68 Laki‐laki Metastasis Ca
174. Gunawan 47 Perempuan Radang kronik non
spesifik
175. Topsir Lbs 39 Perempuan Radang kronik non
spesifik
176. Suriati 26 Perempuan Limfadenitis TB SIDA
177. Ecih 66 Laki‐laki Metastasis Ca
178. Nuraidah 43 Laki‐laki Metastasis Ca
179. M. Nasir 31 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV
180. Karmin 18 Perempuan Radang kronik non
spesifik
181. M. Ridwan 37 Perempuan Radang kronik non
spesifik
Universitas Sumatera Utara
182. Ella 28 Perempuan Radang kronik non
spesifik
183. Nurhasannah 31 Perempuan Metastasis Ca
184. Eva 42 Laki‐laki Metastasis Ca
185. Elias 53 Perempuan Radang kronik non
spesifik

Universitas Sumatera Utara


186. M. Yusuf 68 Perempuan Limfadenitis TB
187. Kasiem 49 Perempuan Metastasis Ca
188. Asmah 54 Perempuan Non Hodgkin
189. Suhati 71 Laki‐laki limfoma Metastasis
190. Juriah 29 Perempuan Ca
191. Dame Oloan 39 Perempuan Radang kronik non
192. Nurmala Sijabat 46 Perempuan spesifik Radang kronik
193. Silfi 12 Perempuan non spesifik Non
194. Suhani 15 Perempuan Hodgkin limfoma
195. Mona 40 Laki‐laki Radang kronik non
196. Rifka Ardianti 41 Perempuan spesifik Limfadenitis TB
197. Fahrial 32 Perempuan Metastasis Ca
198. Sri Rahayu 39 Perempuan Limfadenitis TB
199. Khodijah 20 Perempuan Radang kronik non
200. Samsiah 55 Perempuan spesifik Metastasis Ca
201. Elvi Dahnur 14 Laki‐laki Radang kronik non
202. Bitner 36 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
203. Hatabean 46 Perempuan Radang kronik non
204. Ibrahim 18 Laki‐laki spesifik Limfadenitis TB
205. Rismon 29 Perempuan Metastasis Ca
206. Dameriah 36 Laki‐laki Radang kronik non
207. Wawan 62 Laki‐laki spesifik Limfadenitis TB
208. Saidah 20 Perempuan Limfadenitis TB
209. Alpen S 34 Perempuan Metastasis Ca
210. Hasan Basri 40 Perempuan Limfadenitis TB
211. Desi Yanti 20 Perempuan Limfadenitis TB
212. Surya Lila 39 Perempuan Radang kronik non
213. Pariyah 45 Perempuan spesifik Limfadenitis TB
214. Nova 36 Laki‐laki Radang kronik non
215. Nurbaydah 46 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
216. Sukhzaini 23 Perempuan Metastasis Ca
217. Dalin 46 Laki‐laki Non Hodgkin
218. Pulung 66 Perempuan limfoma
219. Antonius 35 Perempuan Limfadenitis TB
220. Rauli P 30 Laki‐laki Metastasis Ca
221. Amin Ahad 30 Perempuan Metastasis Ca
222. Tukinah 20 Perempuan Metastasis Ca
223. Tioroloin 27 Laki‐laki Radang kronik non
224. Hendra 16 Perempuan spesifik Metastasis Ca
225. Mide Br. Nandaek 26 Perempuan Limfadenitis TB
226. Karina 16 Perempuan Limfadenitis TB
227. Deni S. 29 Perempuan Radang kronik non HIV
228. Nurlaili 36 Perempuan spesifik Radang kronik HIV
229. Jamilah 28 Laki‐laki non spesifik Metastasis
230. Reza Fahmi 17 Perempuan Ca Limfadenitis TB
231. Satimawati 53 Laki‐laki Limfadenitis TB
232. Elly 57 Laki‐laki Laki‐ Radang kronik non
233. M. Fadli 34 laki spesifik Limfadenitis TB
Daniati Metastasis Ca
Halifah Metastasis Ca
Limfadenitis TB

Universitas Sumatera Utara


234. Ibrahim 30 Laki‐laki Radang kronik non
235. Nduru 26 Laki‐laki s pesifik Radang kronik
236. Lukman 19 Laki‐laki non spesifik Metastasis
237. Tirdan 57 Laki‐laki Ca
238. Permana 36 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma HIV
239. Purnama 16 Perempuan Limfadenitis TB
240. Sibrani Deston 46 Perempuan Radang kronik non
241. Marlen 53 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
242. Munawir 74 Perempuan Metastasis
243. Julia 33 Laki‐laki Ca
244. Tirdan Permana 42 Laki‐laki Metastasis
245. Kartono 57 Laki‐laki Ca
246. Asnah 50 Laki‐laki Metastasis
247. Ridwan Sitepu 39 Perempuan Ca
248. M. Ramlan 30 Laki‐laki Metastasis
249. Ramlan 39 Perempuan Ca
250. Kalimudin 52 Perempuan Non Hodgkin
251. Samsiah 32 Laki‐laki limfoma Metastasis HIV
252. Zulkarnain 7 Laki‐laki Ca HIV
253. Resta Tumbuhan 48 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
254. Ramlah 43 Laki‐laki Limfadenitis TB
255. Darwis 45 Laki‐laki Radang kronik non
256. Rio Silaban 27 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
257. Samsul Lubis 29 Perempuan Limfadenitis TB
258. Saut 49 Perempuan Limfadenitis TB
259. Sihotang 8 Perempuan Metastasis Ca
260. Suhardi 47 Laki‐laki Metastasis Ca
261. Togi Marsaulina ‐ Laki‐laki Radang kronik non
262. Satimawati 46 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
263. Minar Gultom 10 Laki‐laki Metastasis Ca
264. Mutiara 23 Perempuan Metastasis Ca
265. Suparman 50 Laki‐laki Limfadenitis TB
266. Erwan 29 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
267. Ginonggom 23 Laki‐laki Radang kronik non
268. Putra Simanjuntak 57 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
269. Herlina 20 Perempuan Metastasis Ca
270. M. Yusuf 22 Perempuan Metastasis Ca
271. Adi Prayetno 29 Perempuan Metastasis Ca
272. Baharudin 43 Laki‐laki Limfadenitis TB
273. Pontas Pardede 53 Laki‐laki Radang kronik non
274. Hotriris 38 Perempuan spesifik Metastasis Ca
275. Roisah 58 Laki‐laki Radang kronik non
276. Satimawati 38 Perempuan spesifik Limfadenitis TB
277. Suyatno 48 Perempuan Metastasis Ca
278. M. Yusuf 50 Perempuan Non Hodgkin limfoma
279. Hotmida 30 Laki‐laki Metastasis Ca
280. Selamat 35 Perempuan Limfadenitis TB
281. Fatimah 37 Perempuan Metastasis Ca
Nurjani Metastasis Ca
Siti Hawa Limfadenitis TB
Sugianto Non Hodgkin limfoma
Metastasis Ca
Metastasis Ca
Universitas Sumatera Utara
Radang kronik non
spesifik

Universitas Sumatera Utara


282. Lina 45 Laki‐laki Metastasis Ca
283. Tanta Manarata 43 Laki‐laki Radang kronik non
284. Fahamato Gea 58 Laki‐laki spesifik Non Hodgkin
285. Suwandi 61 Laki‐laki limfoma Metastasis Ca
286. Silu 31 Laki‐laki Radang kronik non
287. Dengkoh 43 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
288. Syahrial 45 Perempuan Metastasis Ca
289. Suwandi 24 Perempuan Limfadenitis TB HIV
290. Sartinem 58 Laki‐laki Limfadenitis TB
291. Dina Khairina 24 Perempuan Limfadenitis TB
292. Misrah 38 Perempuan Metastasis Ca
293. Suminarti 46 Perempuan Metastasis Ca
294. Banamuli 45 Perempuan Metastasis Ca
295. Supriati 48 Laki‐laki Metastasis Ca
296. Rasmian 38 Perempuan Non Hodgkin limfoma
297. Abd. Halim 50 Perempuan Non Hodgkin limfoma
298. Sumisdar 59 Perempuan Metastasis Ca
299. Siti Hawa 36 Laki‐laki Metastasis Ca
300. Nahriannur 32 Laki‐laki Metastasis Ca
301. Herwansyah 44 Laki‐laki Metastasis Ca
302. Joni Simangungsong 10 Perempuan Limfadenitis TB
303. Effendi 39 Laki‐laki Non Hodgkin
304. Rikan 62 Perempuan limfoma Metastasis
305. Mandiangin 52 Perempuan Ca
306. Syakuni 52 Perempuan Radang kronik non
307. Murni 23 Laki‐laki spesifik Radang kronik
308. Ida 42 Laki‐laki non spesifik Radang
309. Harianto ‐ Perempuan kronik non spesifik
310. Ramli 14 Perempuan Metastasis Ca
311. Purnama 63 Perempuan Limfadenitis TB
312. Umisni 59 Perempuan Metastasis Ca
313. Niken 54 Perempuan Radang kronik non
314. Rosmaniar 55 Perempuan spesifik Non Hodgkin
315. Nurhayati 14 Perempuan limfoma Metastasis Ca
316. Mariyam 23 Laki‐laki Radang kronik non
317. Mawar 17 Perempuan spesifik Limfadenitis TB
318. Petrus Pasaribu 24 Laki‐laki Radang kronik non
319. Ella Sitepu 25 Laki‐laki spesifik Limfadenitis TB SIDA
320. M. Jon Matuli 38 Laki‐laki Metastasis Ca SIDA
321. Rinto P. 19 Laki‐laki Limfadenitis TB
322. Darwis Siagian 58 Perempuan Limfadenitis TB
323. Rahmat Fitrah 52 Perempuan Limfadenitis TB
324. Amoy 26 Perempuan Metastasis Ca
325. Sukarni 33 Perempuan Metastasis Ca
326. Siti Sarifah 51 Laki‐laki Limfadenitis TB
327. Rina Melati S. 38 Perempuan Metastasis Ca
328. Nursofyan 49 Perempuan Non Hodgkin
329. Lia Rizky 22 Perempuan limfoma
Limfadenitis TB
Metastasis Ca
Metastasis Ca

Universitas Sumatera Utara


330. Megawati 54 Laki‐laki Metastasis Ca
331. Kasiani 45 Laki‐laki Metastasis Ca
332. Haris S. 50 Laki‐laki Metastasis Ca
333. Sunardi 53 Laki‐laki Metastasis Ca
334. Rosma 20 Perempuan Limfadenitis TB HIV
335. Sutarso 60 Laki‐laki Metastasis Ca
336. Nova Ulina ‐ Laki‐laki Metastasis Ca
337. Lorensius S. 41 Laki‐laki Radang kronik non
338. Enco Sunarya 62 Laki‐laki spesifik Non Hodgkin
339. Elinudin 33 Perempuan limfoma Radang kronik
340. Lovin Br. Sitanggang 44 Perempuan non spesifik Metastasis
341. Usmawati 20 Perempuan Ca
342. Rumia S. 35 Laki‐laki Metastasis Ca
343. Ernawati 32 Laki‐laki Metastasis Ca
344. Anto Budi 34 Laki‐laki Limfadenitis TB SIDA
345. Meinardi 29 Perempuan Limfadenitis TB
346. Romtuah 73 Laki‐laki Limfadenitis TB
347. Fitri 10 Perempuan Metastasis Ca
348. Jumono 14 Perempuan Non Hodgkin limfoma
349. Gustriani 31 Laki‐laki Limfadenitis TB
350. Mayang Sari 10 Laki‐laki Limfadenitis TB
351. Ius Ginting 30 Perempuan Radang kronik non
352. M. Azhari 29 Laki‐laki spesifik Radang kronik
353. Eka Putri 26 Laki‐laki non spesifik Metastasis
354. Sujarno 37 Laki‐laki Ca Limfadenitis TB
355. Iswandi 27 Perempuan Metastasis Ca
356. Tenaaro 43 Perempuan Metastasis Ca
357. Devi mustika 44 Perempuan Metastasis Ca
358. Rosmawati 42 Laki‐laki Metastasis Ca
359. Niwanawati 30 Laki‐laki Limfadenitis TB
360. Effendi 28 Perempuan Limfadenitis TB
361. m. Ridwan 40 Perempuan Radang kronik non
362. Faridawati ‐ Perempuan spesifik Metastasis Ca
363. Elijah 52 Perempuan Metastasis Ca
364. Supianti 61 Perempuan Metastasis Ca
365. Samina Saragih 41 Perempuan Limfadenitis TB
366. Rohani 45 Laki‐laki Metastasis Ca
367. Asmarani 45 Laki‐laki Limfadenitis TB
368. Sofian 44 Laki‐laki Metastasis Ca
369. Sada Arih 19 Laki‐laki Metastasis Ca
370. Jondri Manurung 27 Perempuan Metastasis Ca
371. Deston 39 Laki‐laki Radang kronik non
372. Dewi Sashita 49 Perempuan spesifik Limfadenitis TB
373. Ronitua Sihite 62 Perempuan Non Hodgkin
374. Nur Sarah 66 Perempuan limfoma Metastasis
375. Timsa Situmorang 20 Laki‐laki Ca Metastasis Ca
376. Muliyah 25 Laki‐laki Laki‐ Limfadenitis TB SIDA
377. Juni 45 laki Metastasis Ca
Metastasis Ca

Universitas Sumatera Utara


378. Tumpal 17 Laki‐laki Limfadenitis TB
379. Kosman 46 Perempuan Metastasis Ca
380. Zulfan 26 Laki‐laki Limfadenitis TB
381. Tina Ginting 80 Perempuan Non Hodgkin limfoma
382. Jarno 21 Perempuan Radang kronik non
383. Klemantina 60 Laki‐laki spesifik Metastasis Ca
384. Deni Indah 45 Perempuan Metastasis Ca
385. M. Husen 17 Perempuan Metastasis Ca
386. Buyani S. 29 Perempuan Limfadenitis TB
387. Dina 12 Laki‐laki Metastasis Ca
388. Marian 70 Laki‐laki Metastasis Ca
389. Isa Yadi 70 Laki‐laki Metastasis Ca
390. Poniman 76 Laki‐laki Metastasis Ca
391. Bliher 46 Perempuan Radang kronik non
392. Sikin 40 Perempuan spesifik Metastasis Ca
393. Irawati 24 Laki‐laki Metastasis Ca
394. Dahlia 54 Laki‐laki Radang kronik non
395. Khalik 48 Perempuan spesifik Metastasis Ca
396. Rezeki 37 Laki‐laki Limfadenitis TB
397. Barus 34 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV
398. Resmin 4 Perempuan Limfadenitis TB HIV
399. Beny 51 Laki‐laki Metastasis Ca
400. Sugiadi 53 Perempuan Metastasis
401. Nura Sustin 55 Laki‐laki Ca
402. Mhd. Thaher 45 Laki‐laki Metastasis
403. Kamsiah 55 Laki‐laki Ca
404. Selamet 45 Perempuan Metastasis
405. Amzah 57 Laki‐laki Ca
406. Selamet 31 Perempuan Metastasis
407. Aisyah 39 Perempuan Ca
408. Antonius 29 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
409. Naeri Tarigan 32 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
410. Faridah 25 Perempuan Limfadenitis TB
411. Median 34 Perempuan Limfadenitis TB
412. Abdullah 19 Perempuan Metastasis Ca
413. Reniati 48 Perempuan Metastasis Ca
414. Cinta Sembiring 43 Laki‐laki Limfadenitis TB
415. Febi Novianti 36 Laki‐laki Non Hodgkin limfoma
416. Nurjani 50 Laki‐laki Limfadenitis TB
417. Suwandi 34 Perempuan Limfadenitis TB HIV
418. Alfen 29 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV
419. Rojali 26 Perempuan Limfadenitis TB
420. Surya Ila 23 Laki‐laki Limfadenitis TB HIV
421. Dedi Mawan 31 Laki‐laki Limfadenitis TB
422. Deni Sasmita 32 Laki‐laki Limfadenitis TB
423. Petrus 34 Laki‐laki Limfadenitis TB
424. Pasaribu Bento 42 Laki‐laki Laki‐ Limfadenitis TB HIV
425. Meinardi 42 laki Metastasis Ca
Romtuah Rdang Kronik non
spesifik Limfadenitis TB
Limfadenitis TB
Radang kronik no spesifik

Universitas Sumatera Utara


426. Efendi 27 Laki‐laki Limfadenitis
427. Dewi 29 Perempuan TB HIV
428. Sashita 32 Laki‐laki Limfadenitis
429. Erwan 27 Laki‐laki TB
430. Wasio 69 Laki‐laki Limfadenitis
431. Sarena 45 Perempuan TB Metastasis
432. Saut Paulia 54 Laki‐laki Ca
Ramli G. Radang kronik non
spesifik Metastasis Ca
Metastasis Ca

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai