SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
JEEVITHA DEWI SELLADURAI
NIM: 130600170
Pembimbing I:
NURDIANA, drg., Sp.PM
Pembimbing II:
AIDA FADHILLA DARWIS, drg., MDSc
TIM PENGUJI
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusuan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala keikhlasan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga tersayang Ibu Anbarasi Ramasamy
serta kerabat yang telah memberi dukungan, perhatian, doa, kasih sayang dan semangat
kepada penulis.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM selaku ketua Departemen Ilmu Penyakit
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera.
3. Nurdiana, drg., Sp.PM dan Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
4. Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si dan Indri Lubis, drg selaku dosen
penguji skripsi, atas kesediannya memberikan waktu dan saran kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Zulfi Amalia Bachtiar, drg selaku penasehat akademik yang selama ini
telah banyak memberikan nasehat kepada penulis selama menjalani pendidikan di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis selama
menjalani masa pendidikan.
…...…………………….
(Jeevitha Dewi Selladurai)
NIM: 130600170
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iv
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1 Hairy tongue…………………………………………………………… 10
2 Thrush……………………....................................................................... 11
3 Oral lichen planus.................................................................................... 12
4 Oral hairy leukoplakia…………………………………………………. 13
5 Coated tongue........................................................................................... 13
Lampiran
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Berapakah prevalensi hairy tongue pada mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang memiliki kebiasaan merokok?
2. Apakah ada hubungan antara jenis rokok yang dihisap dengan hairy tongue
pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?
3. Apakah ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan
hairy tongue pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?
4. Apakah ada hubungan antara skor OHIS perokok dengan hairy tongue pada
mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?
2.1 Rokok
Rokok merupakan sejenis produk tembakau yang paling umum diproduksi.
Rokok adalah gulungan bahan tembakau yang dibalut kertas atau bahan non-tembakau
berbentuk silinder.18,19 Sebatang rokok berdiameter 5-8 mm dan mempunyai ukuran
panjang total 70-100 mm, dengan panjang filter 15-25 mm.19 Bahan baku rokok
sebagian besar adalah tembakau (Nicotiana tobacum).18,19
3. Penyakit kardiovaskular
2.3.2 Etiologi
Hairy tongue merupakan kondisi idiopatik atau tidak diketahui
penyebabnya.10,11 Faktor predisposisi yang dapat dihubungkan dengan timbulnya hairy
tongue yaitu infeksi candida albicans, oral hygiene yang buruk, penggunaan antibiotik
spektrum luas seperti eritromisin atau penggunaan obat antipsikotik olanzapine, terapi
radiasi pada kepala dan leher, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, peminum
kopi dan teh, diet lunak dan lain lain.10-12
2.3.3 Patogenesis
Hairy tongue terjadi karena kurangnya stimulus mekanis dan pembersihan pada
lidah. Lapisan permukaan keratin dari papila lidah akan terus mengalami deskuamasi
melalui gesekan lidah dengan makanan, permukaan kasar langit-langit mulut, dan gigi
anterior atas. Setelah deskuamasi, papila lidah digantikan oleh sel epitel baru.
Kurangnya gerakan lidah menganggu proses deskuamasi papila filiformis, dimana
papila akan memanjang dan mengakibatkan penampilan berbulu pada permukaan
dorsal lidah.12,33
2.3.5 Diagnosis
Diagnosis hairy tongue berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis.
Anamnesis diketahui adanya rasa penebalan pada lidah, keluhan ketidaknyamanan,
mual, dan bau mulut serta diketahui faktor predisposisi seperti merokok, mengonsumsi
alkohol, penggunaan antibiotik spektrum luas dan lain-lain. Gambaran klinis
menunjukkan papila filiformis yang memanjang lebih dari 3 mm pada permukaan
dorsal lidah yang tidak dapat dikerok.10-12
4. Coated Tongue
Coated tongue atau lidah berselaput merupakan penampilan klinis pada dorsum
lidah yang tampak seperti tertutup oleh suatu lapisan berwarna putih atau warna lain
yang merupakan tumpukan debris, sisa-sisa makanan, dan mikroorganisme. Coated
tongue dapat dikerok serta tidak mengalami pemanjangan papila filiformis. Hal ini
merupakan ciri atau karakteristik yang membedakan kelainan ini dengan hairy
tongue.41,42
2.3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hairy tongue meliputi eliminasi faktor predisposisi seperti
kebiasaan merokok, mengunyah tembakau, oral hygiene yang buruk, dan lain-lain.10-12
Edukasi kepada pasien tentang hairy tongue, penyebab kelainan tersebut serta
etiopatogenesisnya merupakan cara terbaik dalam pencegahan dan terapi.10,12 Jika
pasien memiliki kebersihan mulut yang sangat buruk maka dianjurkan untuk
membersihkan plak dan kalkulus. Pasien juga dianjurkan untuk menggunakan tongue
scraper (pembersih lidah) dan menggosok permukaan dorsal lidah sesering mungkin
sehingga mencegah akumulasi partikel makanan dan bakteri di dorsum lidah.10-12,35
Perawatan yang dapat dilakukan berupa aplikasi topikal dari larutan 0,1% tretinoin tiap
hari.11 Obat antijamur seperti nistatin juga dapat diberikan untuk mengobati
kandidiasis.12,37 Infeksi candida albicans merupakan salah satu faktor predisposisi
hairy tongue sehingga obat antijamur dapat digunakan untuk mencegah hairy
tongue.10,12
Kebiasaan Merokok
Penyakit Smoker’s
Kardiovaskular melanosis
Kebiasaan Merokok
Jenis rokok
Jumlah rokok yang Hairy tongue
dihisap per hari
Skor OHIS perokok
Dimana:
n = Jumlah sampel minimal.
Zα = Deviasi normal α untuk α = 0,05 → Zα = 1,96
Zβ = Standar deviasi β normal. Standar deviasi untuk derajat kepercayaan 90%
adalah 1,282
Po = Perkiraan proporsi populasi standar. Proporsi populasi yang digunakan 16,7
% atau 0,167
Pa = Perkiraan proporsi populasi yang ingin diteliti, yaitu 4,7% karena
pengurangan nilai Po dan Pa diharapkan memiliki hasil 12%.
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 72 orang. Subjek akan diambil
dari empat jurusan di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dimana masing-
masing jurusan diambil sebanyak 18 orang secara purposive sampling.
.41,42
HASIL PENELITIAN
Total 72 100
Tabel 2 menunjukkan persentase jumlah batang rokok yang dihisap per hari.
Berdasarkan penelitian ini, terlihat bahwa jumlah batang rokok yang paling banyak
dihisap yaitu 1-10 batang rokok per hari sebanyak 39 orang (54,2%) diikuti dengan
jumlah 11-20 batang rokok per hari sebanyak 26 orang (36,1%) dan lebih dari 20
batang rokok per hari sebanyak 7 orang (9,7%).
Total 72 100
Ya 5 6,9
Tidak 67 93,1
Total 72 100
Baik 9 12,5
Sedang 36 50,0
Buruk 27 37,5
Total 72 100
Hairy tongue
Nilai p
Jenis Rokok Ada Tidak Ada
n % n % 0,028
Rokok Putih 0 0 34 47,222
Tabel 6 menunjukkan hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari
terhadap terjadinya hairy tongue dengan uji statistik Chi-Square menunjukkan nilai p
= 0,044. Hasil ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang
dihisap per hari terhadap terjadinya hairy tongue.
Tabel 6. Hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan hairy tongue
Hairy tongue
Nilai p
Jumlah Rokok Ada Tidak Ada
n % n % 0,044
1-10 batang 1 1,39 38 52,78
Hairy Tongue
Nilai p
Skor OHIS Ada Tidak Ada
n % n % 0,011
Baik 0 0 9 12,50
Sedang 0 0 36 50,00
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Hairy tongue dapat memberikan dampak berupa halitosis dan masalah estetis
sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Hairy tongue dapat dicegah
dengan menghindari faktor-faktor predisposisi seperti kebiasaan merokok dan faktor-
faktor lain yang dapat menyebabkan kelainan lidah ini. Oleh karena itu, perokok harus
disarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok.
Penanggulangan kebiasaan merokok yang semakin meluas di kalangan
masyarakat, perlu dilakukan melalui media massa maupun penyuluhan secara langsung
oleh dokter gigi dan tenaga medis. Peran orang tua dalam mengawasi anak-anak juga
penting agar dapat menghindari kebiasaan merokok sejak remaja.
Penelitian ini terbatas hanya meneliti tentang hubungan jenis rokok, jumlah
rokok yang dihisap per hari serta skor OHIS perokok terhadap hairy tongue. Oleh
karena itu, pada penelitian lebih lanjut disarankan agar meneliti variabel lain seperti
1. Kusuma AR. Pengaruh merokok terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut. J
Maj Ilmiah Sultan Agung 2011; 49(124): 12-9.
2. Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.
http://kamusbahasaindonesia.org/ (September 24.2017).
3. World Health Organization Tobacco. http://www.who.int/fctc/en/index.html
(Februari 14.2017).
4. Vietnam Steering Committee on Smoking and Health (VINACOSH) and
Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). The Asean tobacco control
report. www.seatca.org (Desember 14.2016).
5. Centers for Disease Control and Prevention. Health effects of cigarette smoking.
https://www.cdc.gov/ (Januari 17.2017).
6. Trandafir V, Trandafir D, Gogalniceanu D, Popescu E, Vicol C, Burlui V. Tobacco
induced oral mucosal modifications. J International Med Dent 2010; 1: 84-91.
7. Winarni W, Melina A. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kesehatan
rongga oral pada masyarakat Bentangan Wonosari Klaten. J Ilmu Kes Kosala
2016; 4(1): 97-102.
8. Fowles J, Bates M, Noiton D. The chemical constituents in cigarettes and cigarette
smoke: Priorities for harm reduction. New Zealand: Epidemiology and
Toxicology Group, 2000: 8-14.
9. Anderson G, Vala EK, Curvall M. The influence of cigarette consumption and
smoking machine yield of tar and nicotine uptake and oral mucosal lesions in
smokers. J Oral Pathol Med 1997; 26: 117-23.
10. Jontell M, Holmstrup P. Red and white lesions of the oral mucosa. In: Greenberg
MS, Glick M, Ship JA. eds. Burket’s oral medicine, 11th ed., Hamilton: BC Decker
Inc., 2008: 84-106.
11. Vañó-Galván S, Jaén P. Black hairy tongue. Cleveland Clin Journal Med. 2008;
75(12): 847-8.
Selamat pagi,
Saya Jeevitha Dewi Selladurai, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan
dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap
Hairy Tongue pada Mahasiswa Fakultas Teknik USU”. Saya mengikutsertakan
Saudara dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
merokok dengan hairy tongue (lidah berambut). Hairy tongue merupakan kelainan
pada lidah yang mempunyai gambaran klinis berupa pemanjangan papila (rambut pada
lidah) yang tidak dapat dihapus dan dapat diakibatkan oleh kebiasaan merokok.
Penyakit ini akan memberi dampak berupa bau mulut dan mengganggu kehidupan
sosial penderitanya. Manfaat umum penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
Saudara mengenai dampak merokok terhadap rongga mulut sehingga dapat
menyebabkan hairy tongue dan manfaat khususnya adalah untuk Saudara agar dapat
menyadari efek rokok yang sangat merugikan bagi kesehatan rongga mulut supaya
Saudara dapat mengurangi kebiasaan merokok. Sebanyak 72 orang mahasiswa laki-
laki yang merokok akan mengikuti penelitian ini. Saya akan menggunakan waktu
saudara selama 15 menit. Pertama akan dilakukan pengisian rekam medis penelitian
dengan menanyakan kepada Saudara beberapa pertanyaan untuk mengetahui kebiasaan
merokok. Setelah itu saya akan melakukan pemeriksaan mulut menggunakan kaca
mulut, sonde dan tongue scraper untuk melihat kelainan hairy tongue di dalam rongga
mulut serta memeriksa kebersihan mulut. Pada saat proses nantinya tidak ada risiko
jangka panjang yang terjadi karena hanya wawancara dan pengerokan lidah yang
mungkin dapat menimbulkan respon muntah dan ketidaknyamanan. Partisipasi
Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak ada paksaan. Saudara dapat
mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung dan
tidak diberikan sanksi Pada penelitian ini, identitas Saudara akan disamarkan. Hanya
dokter gigi peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang dapat melihat data
tersebut. Kerahasiaan data Saudara akan dijamin sepenuhnya. Sebagai imbalan saya
akan memberikan pembersih lidah kepada Saudara yang dapat digunakan untuk
menggosok permukaan lidah sehingga mencegah penumpukan sisa makanan dan
bakteri di lidah. Jika selama menjalankan penelitian ini akan terjadi keluhan pada
Saudara silakan menghubungi saya Jeevitha Dewi Selladurai di nomor telepon
087867242023 dengan alamat Jln. Gang Sehat No. 20. Demikian informasi ini saya
Peneliti,
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia
berpatisipasi dalam penelitian yang berjudul HUBUNGAN KEBIASAAN
MEROKOK TERHADAP HAIRY TONGUE PADA MAHASISWA FAKULTAS
TEKNIK USU.
Medan, 2017
Tanda tangan
Saksi, Peserta Penelitian,
(…………………………….) (..……………………………)
KUESIONER
Nomor:
Tanggal pemeriksaan:
Rokok putih
Rokok kretek
1 – 10 batang
11 – 20 batang
> 20 batang
Tidak ada
LEMBAR PEMERIKSAAN
Pemeriksaan klinis
Skor Kriteria
Skor Kriteria
HAIRY TONGUE
Subjek 1 Subjek 2
Subjek 3 Subjek 4
Subjek 5
jenis rokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rokok putih 34 47.2 47.2 47.2
rokok kretek 38 52.8 52.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
jumlah rokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-10 batang 39 54.2 54.2 54.2
11-20 batang 26 36.1 36.1 90.3
>20 batang 7 9.7 9.7 100.0
Total 72 100.0 100.0
hairy tongue
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 5 6.9 6.9 6.9
tidak 67 93.1 93.1 100.0
Total 72 100.0 100.0
OHIS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 9 12.5 12.5 12.5
sedang 36 50.0 50.0 62.5
buruk 27 37.5 37.5 100.0
Total 72 100.0 100.0
hairy tongue
ya tidak Total
jenis rokok rokok putih Count 0 34 34
Expected Count 2.4 31.6 34.0
% within jenis rokok .0% 100.0% 100.0%
rokok kretek Count 5 33 38
Expected Count 2.6 35.4 38.0
% within jenis rokok 13.2% 86.8% 100.0%
Total Count 5 67 72
Expected Count 5.0 67.0 72.0
% within jenis rokok 6.9% 93.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.808a 1 .028
Continuity Correctionb 2.987 1 .084
Likelihood Ratio 6.724 1 .010
Fisher's Exact Test .056 .036
Linear-by-Linear Association 4.741 1 .029
N of Valid Cases 72
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.36.
b. Computed only for a 2x2 table
Tetap menggunakan uji chi-square merujuk dari Sastroasmoro dan Ismael (2014:343) yang
menyatakan:
“Ketika jumlah subyek totak > 40, bisa tetap menggunakan uji chi-square, tanpa melihat nilai
expected, yaitu nilai yang dihitung bila hipotesis 0 benar”
hairy tongue
ya tidak Total
jumlah rokok 1-10 batang Count 1 38 39
% within jumlah rokok 2.6% 97.4% 100.0%
11-20 batang Count 2 24 26
% within jumlah rokok 7.7% 92.3% 100.0%
>20 batang Count 2 5 7
% within jumlah rokok 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 5 67 72
% within jumlah rokok 6.9% 93.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.247a 2 .044
Likelihood Ratio 4.538 2 .103
Linear-by-Linear Association 4.986 1 .026
N of Valid Cases 72
OHIS
Besar biaya untuk melakukan penelitian ini adalah sebesar Rp 1.460.000,- dengan
rincian berikut:
1. Bahan Habis Pakai (ATK)
Rp. 1.460.000,-