SKRIPSI
Oleh :
MARINA NOFALIA
NIM : 070600024
Departemen Pedodonsia
Tahun 2011
Marina Nofalia
vii + 29 Halaman
Salah satu upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah perlu
diadakan penyuluhan kesehatan gigi secara dini pada anak. Usia sekolah merupakan
masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas
dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya
manusia.
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Tujuannya adalah untuk merubah perilaku dari
aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang tidak sehat ke arah perilaku yang sehat.
dengan tingkatan umur anak. Materi yang diberikan berupa kontrol diet, oral hygiene
yaitu menyikat gigi dan dental flossing. Selain itu juga diberikan materi tentang
penggunaan fluor dan fisur silen, serta kunjungan berkala ke dokter gigi.
dan metode wawancara, dilengkapi dengan alat peraga sehingga sasaran lebih mudah
ANGGOTA :
2. T. Hermina M, drg
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang telah
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Rasa terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada ayahanda
Reflian dan ibunda Hasmaizar yang selalu mendorong, baik moril maupun materil
serta doanya kepada penulis, juga kepada kakak dan adik tercinta Friska Amelia dan
pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
2. Yati Roesnawi, drg selaku Ketua Departemen dan seluruh staf pengajar di
Sumatera Utara.
3. Taqwa D., drg., SpKGA dan Essie Octiara,drg., SpKGA sebagai dosen penguji
yang telah banyak memberikan masukan dan mengarahkan penulis hingga skripsi
Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Rendric Setiawan,
kak Poetri, Lini, Desy, Dewi, kak Riona, Bunga, Yogi, Fauzan, Defi, adinda Kiki,
Meylinda, Nabila, Dadi, Kepsu, ni Tari, dan teman-teman angkatan 2007 yang telah
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
pengetahuan.
Penulis
Marina Nofalia
NIM. 070600024
Halaman
BAB 5 KESIMPULAN.............................................................................. 25
Gambar Halaman
B. Aplikasi bahan silen pada pit dan fisur yang dalam .......................... 17
Departemen Pedodonsia
Tahun 2011
Marina Nofalia
vii + 29 Halaman
Salah satu upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah perlu
diadakan penyuluhan kesehatan gigi secara dini pada anak. Usia sekolah merupakan
masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas
dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya
manusia.
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Tujuannya adalah untuk merubah perilaku dari
aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang tidak sehat ke arah perilaku yang sehat.
dengan tingkatan umur anak. Materi yang diberikan berupa kontrol diet, oral hygiene
yaitu menyikat gigi dan dental flossing. Selain itu juga diberikan materi tentang
penggunaan fluor dan fisur silen, serta kunjungan berkala ke dokter gigi.
dan metode wawancara, dilengkapi dengan alat peraga sehingga sasaran lebih mudah
PENDAHULUAN
Masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai adalah
karies gigi dan penyakit periodontal. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
menjadi perhatian yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan yang salah
satunya disebabkan oleh rentannya anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi.
Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya
manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan
gigi dan mulut. Kondisi itu akan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan, proses
tumbuh kembang bahkan masa depan anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi. Rasa
sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera makan mereka. Dampak lainnya,
kemampuan belajar mereka akan turun sehingga akan berpengaruh pada prestasi
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah
perlu diadakan penyuluhan kesehatan gigi secara dini pada anak, karena penyuluhan
lama.4,6
tindakan yang tidak sehat ke arah perilaku yang sehat sehingga tercapainya suatu
pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan
Penyuluhan kesehatan gigi pada setiap anak berbeda, hal ini disesuaikan
penting karena jika pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran maka
dengan aplikasi fluor pada gigi dan fisur silen, atau berkumur dengan larutan
fluor.1,3,8
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada murid sekolah dasar serta dapat menjadi
program penyuluhan harus diperhatikan bahwa perencanaan yang dibuat harus sesuai
sesuai dengan situasi setempat, dan sesuai dengan program yang ditunjang dan
2.1 Pengertian
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan
dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau
dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
menekankan pada suatu objek tertentu dan hasil yang diharapkan adalah suatu
usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat tertarik dan berminat
membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Hakekatnya
dan menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu,
dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan
2.2 Tujuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan dibagi
sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan
tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan
sehari-harinya.7,11
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Upaya promotif yang dilaksanakan
UKGS adalah tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut murid-murid yang
optimal, sedangkan tujuan penyuluhan dalam program UKGS agar murid mempunyai
kemampuan dan kebiasaan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya secara
benar baik dalam pengetahuan, sikap, maupun tindakan (Herijulianti dkk, 2002).3
MATERI PENYULUHAN
Materi yang diberikan menurut Astoeti (2006) pada waktu penyuluhan harus
sesuai dengan sasaran, dan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan kelas, yaitu: murid
a. Murid kelas 1-2 berumur 6-7 tahun. Pola berpikirnya masih dipengaruhi
fantasi menjadi kenyataan, materi penyuluhan yang diberikan adalah bentuk gigi dan
emosional pada beberapa anak, tetapi pada usia ini anak peka terhadap pujian.
Penerangan yang diberikan harus mudah dimengerti, misalnya anak menyikat gigi
bukan untuk kesehatan giginya melainkan berdasarkan pengalaman yaitu mulut akan
b. Murid kelas 3-4 berumur 8-10 tahun. Anak mempunyai masa berpikir
diberikan: anatomi gigi, proses terjadinya plak, proses karies, dan cara menyikat gigi.
c. Murid kelas 5-6 berumur 11-12 tahun. Anak memiliki masa berpikir kritis
dan nyata, materi penyuluhan yang diberikan adalah penggunaan fluor, penyakit gigi,
perawatan gigi berlubang dan penyakit gusi. Anak dalam golongan umur ini
memerlukan pengalaman yang nyata untuk dapat menghubungkan apa yang telah
mereka pelajari dengan apa yang mereka lihat, dan dengan makin berkembangnya
menyangkut sebab akibat, sehingga bahan pelajaran yang diberikan dapat lebih
yang tinggi merupakan motivasi dalam membina kebiasaan pemeliharaan gigi yang
Diet yang baik untuk kesehatan umum, juga baik untuk kesehatan gigi.
konsumsi dan pengendalian frekuensi gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan
mulut:15,16
kalori, dengan menjaga agar kalori yang berasal dari karbohihdrat tidak lebih dari
50% jumlah kalori yang dibutuhkan per hari, tetapi tidak kurang dari 30%.
dapat segera bersih dari rongga mulut, misalnya sayur-sayuran hijau atau kuning
merupakan karbohidrat yang baik dengan derajat retensi yang rendah sehingga
buahan kering boleh dikonsumsi apabila setelah itu segera dilakukan kumur-kumur
e. Peninggian masukan dari makanan seperti daging, susu, ikan yang kaya
akan protein dan fosfat (akan menambah sifat basa dari saliva).
Xylitol dan sorbitol merupakan bahan pengganti gula yang sering digunakan,
berasal dari bahan alami serta mempunyai kalori yang sama dengan glukosa dan
sukrosa. Xylitol dan sorbitol dapat dijumpai dalam bentuk tablet, pastiles, permen
karet, minuman ringan, farmasi dan lain-lain. Xylitol dan sorbitol mempunyai efek
menstimulasi daya alir saliva dan menurunkan kolonisasi dari S. mutans. Menurut
penelitian, xylitol lebih efektif karena xylitol tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri
dibandingkan jenis makanan yang lunak, sehingga tidak mudah terbentuk karies.
b. Jenis makanan yang manis dan asin, makanan manis terutama jenis
karbohidrat lebih disukai bakteri karena memudahkan bakteri dalam mulut untuk
c. Jenis makanan cair dan melekat, makanan cair dapat lebih menghambat
pembentukan plak dan karies gigi daripada jenis makanan yang melekat.
d. Jenis makanan berupa zat tepung dan serat tumbuhan. Jenis makanan dari
zat tepung sangat memudahkan pembentukan plak dan karies, sebaliknya serat
karies.
kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada
terutama gigi serta jaringan sekitarnya. Menyikat gigi dapat mencegah tertimbunnya
sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi dan permukaan gigi di mana penimbunan sisa-
sisa makanan ini dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan
Menyikat gigi dua kali sehari cukup baik pada jaringan periodonsium yang
sehat, tetapi pada jaringan periodonsium yang tidak sehat dianjurkan menyikat gigi
tiga kali sehari. Waktu terbaik untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan
sebelum tidur. Menyikat gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan
dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi
membersihkan gigi dan mulut secara alami. Ketika bangun pagi, gigi masih relatif
lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun demikian ada juga yang
menyikat dimulai dari bagian distal gigi paling belakang rahang atas dan kemudian
Pemakaian sikat gigi pada umumnya dianjurkan yang serabut lurus dan sama
panjang, tangkai yang lurus, dimana akan bekerja cukup baik pada semua bagian
mulut. Kepala sikat gigi harus kecil, sebagai patokan panjang kepala sikat gigi harus
Sikat gigi yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu ukuran permukaan
bulu sikatnya adalah panjang 1 - 1 ¼ inci (2,5 – 3,0 cm) dan lebar 5/16 – 3/8 inci (8,0
– 9,5 mm). Bulu sikatnya tersusun dari 2-4 baris rumpun dan 5-12 rumpun per baris
digenggam, bulu sikat halus tetapi kuat. Bagian ujung kepala sikat menyempit agar
Beberapa metode penyikatan gigi yang telah dikenal antara lain metode Bass,
pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, rotasi, dan vibrasi. Walaupun
demikian, metode apapun yang digunakan, tujuan utama menyikat gigi adalah
menyingkirkan plak dari permukaan gigi dan sulkus gingiva, dengan kerusakan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi adalah teknik
penyikatan gigi harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu, dapat membersihkan
semua permukaan gigi dan gusi secara efisien terutama daerah interdental.
Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau
abrasi gigi.16
Kesehatan Gigi yaitu menyikat gigi dengan gerakan pendek-pendek dimana sikat
ditempatkan dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dengan ujung serat
sikat pada tepi gusi sehingga saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat.
Sikat digerakkan dengan getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih
sepuluh kali tiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. Menyikat permukaan gigi
yang menghadap pipi dan bibir, tangkai dipegang dalam kedudukan horizontal dan
sejajar lengkung gigi. Untuk permukaan lidah dan langit-langit gigi belakang agak
tetapi ada kalanya daerah interdental sering tidak dapat dicapai oleh sikat gigi. Untuk
dapat membersihkan daerah interdental perlu alat lain yaitu dental floss. Penggunaan
dental floss dapat mengurangi terjadinya karies dan pencegahan penyakit gusi. Akan
tetapi, flossing sulit dilakukan dan memerlukan latihan yang lama sebelum
menguasai. 2,4,16
pada gigi anterior terlebih dahulu, kemudian diperluas ke gigi posterior. Penting bagi
dokter gigi atau ahli kesehatan untuk mengawasi prosedur ini secara berkala, karena
teknik flossing yang salah dapat mengakibatkan lebih banyak kerusakan dari pada
A B
Gambar 2. Dental floss dililitkan pada jari tengah (A), dan diregangkan
(B).22
mencapai batas gusi, lekuk menjadi seperti huruf C berlawanan dengan permukaan
gigi. Gerakkan secara perlahan ke atas, bawah, depan, dan belakang untuk
f. Lakukan langkah yang sama pada gigi yang lain. Coba untuk bersihkan
gigi bagian depan terlebih dahulu sebelum pindah ke gigi bagian belakang.
A B
Gambar 3. Dental floss dilekuk seperti huruf C saat mencapai dasar gusi (A),
dipindahkan ke gigi yang berdekatan (B), dikeluarkan dengan gerakan
menyerupai gergaji (C).22
Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor
dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur mengandung
fluor, pemberian tablet fluor. Bisa juga diberikan di tempat praktek dokter berupa
larutan/gel yang diaplikasikan pada gigi, yang disebut topikal fluoridasi. Keuntungan
fluor pada gigi adalah 40-50% mengurangi karies pada masa gigi susu, 50-60%
mengurangi karies pada masa gigi permanen, 75% mengurangi prevalensi pencabutan
gigi molar pertama, dan 95% menurunkan prevalensi karies pada daerah
interproksimal gigi.2,15,23
cukup tinggi sehingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies
gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah,
contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup
mengandung fluorida. Karena itu makanan fluorida harus diberikan dengan hati-hati.
Apabila pemakaian fluorida tidak terkontrol maka tidak akan mencapai sasaran dan
Fluoridasi air minum merupakan cara yang paling efektif untuk menurunkan
masalah karies dan memungkinkan untuk terciptanya perlindungan yang sangat lama.
Jika air minum tidak ditambah fluor, anak-anak dapat diberi fluor melalui tablet
program kesehatan gigi masyarakat terutama usaha kesehatan gigi sekolah karena
mempunyai beberapa keuntungan yaitu waktu yang diperlukan sedikit, caranya mudah
diperlukan tidak banyak, dan perawatan yang teratur dapat dilaksanakan dengan tidak
sekali. Pada kunjungan rutin anak ke klinik gigi dilakukan pengaplikasian fluor topikal.
Pemakaian fluor dalam bentuk larutan merupakan salah satu tindakan perlindungan
khusus yang sangat baik. Fluoridasi topikal berarti aplikasi langsung fluor terhadap gigi
oleh dokter gigi, hal ini akan menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam karies
Fisur merupakan bentuk anatomi normal dari gigi. Fisur berbentuk seperti
parit-parit kecil yang terdapat pada permukaan kunyah gigi posterior. Bentuk fisur
yang cukup dalam dapat menyebabkan plak menempel di daerah tersebut sehingga
sulit dibersihkan dengan sikat gigi. Silen adalah bahan resin yang diaplikasikan pada
permukaan enamel gigi sehingga menutup pit dan fisur dari kemungkinan terjadinya
karies. Bakteri mudah terjebak di fisur gigi sehingga perlu dilakukan fisur silen oleh
dokter gigi untuk gigi geraham pada anak dan dewasa muda.2,25-27
Cara kerja fisur silen adalah setelah profilaksis awal yang menyeluruh pada
gigi-geligi yang akan dirawat diisolasi dan dikeringkan. Fisur diberi kondisioner atau
dietsa ringan dengan larutan asam fosfor. Setelah dicuci lagi dan dikeringkan
permukaannya, bahan silen diaplikasikan pada pit dan fisur sampai seluruhnya
tertutup.2,4
Gambar 4. Pit dan fisur yang dalam (A), aplikasi bahan silen
pada pit dan fisur yang dalam (B). 25,26
Kunjungan ke dokter gigi di Indonesia saat ini belum merupakan sesuatu yang
rutin dilakukan terutama pada anak, walaupun program pencegahan yang dilakukan
Sedikitnya 6 bulan sekali anak harus dibawa ke dokter gigi untuk memeriksakan
kesehatan mulut dan giginya, sehingga gigi-gigi yang mulai rusak dapat segera
(AAPD) dan American Dental Association (ADA), seorang anak harus mulai
melakukan kunjungan ke dokter gigi setelah gigi sulung pertamanya erupsi dan tidak
boleh lebih dari usia 12 bulan. Rekomendasi ini ditujukan untuk mendeteksi dan
mengontrol berbagai patologi gigi, terutama karies gigi yang merupakan penyakit
mulut yang paling banyak jumlahnya pada anak dan dapat terjadi segera setelah gigi
erupsi. Selain itu, rekomendasi ini juga didasarkan pada penetapan dasar pendidikan
preventif dan perawatan gigi pada anak untuk mendapatkan kesehatan mulut yang
METODE PENYULUHAN
tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Menurut Prof. Dr. Sutrisno Hadi,
metode adalah cara yang utama mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu. Robert L Wendel, menyatakan bahwa metode adalah
baik secara langsung atau tidak langsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
harus mempersiapkan diri dengan mempelajari materi dengan sistematika yang baik,
Penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: sikap dan penampilan yang
meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara keras dan jelas,
diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca dan menulis, penyuluh dapat
adalah sasaran bersifat pasif, hanya sedikit penyuluh yang dapat menjadi pembicara
yang baik, bahan ceramah sering tidak sesuai karena bahan ceramah yang diberikan
adalah apa yang diingat dan bukan apa yang harus diketahui oleh sasaran, tidak
semua sasaran mempunyai daya tangkap yang sama, ceramah dalam waktu yang lama
suatu proses dan prosedur suatu kegiatan dilaksanakan. Demonstrasi merupakan suatu
proses. Penyajian disertai dengan menggunakan alat peraga dan tanya jawab.7,31
kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan prosedur yang benar, misalnya
bahan apa yang dipergunakan, bentuk dan tipenya, dan bagaimana cara
dilaksanakan setiap orang. Meningkatkan minat orang untuk belajar, dan mencoba
proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih berkesan secara
mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih baik dan
karena persepsi yang jelas diperoleh dari hasil pengamatan, benda-benda yang
digunakan nyata sehingga keinginan untuk mengetahui lebih dalam dan rinci dapat
dikembangkan, peragaan dapat diulang dan dicoba oleh peserta Metode Kerugian
metode demonstrasi adalah tidak efektif apabila alat atau benda yang diperagakan
termasuk alat berat atau tidak dapat diamati dengan jelas karena agak rumit, atau
untuk mempraktikkannya, apabila bendanya kecil hanya dapat dilihat secara nyata
oleh beberapa orang yang berdekatan dengan pembicara, dan kurang cocok untuk
demonstrasi sangat baik diberikan pada murid kelas 1 dan kelas 2. Karena mereka
dapat melihat dan mengulang kembali tentang pengajaran yang diberikan sehingga
menentukan alat peraga atau alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi yang
dianggap menarik dan cocok, mengecek kembali secara keseluruhan persiapan serta
tempat sehingga peserta dapat melihat dan meraba atau mencoba sendiri, meletakkan
tujuan mengetahui apakah yang disampaikan telah dimengerti oleh peserta dan
mengetahui bahwa cara demonstrasi adalah cara yang baik dan benar untuk
dengan jalan mengadakan tanya jawab dan pengarahan ke arah tujuan. Ciri khas
wawancara adalah ada pihak yang bertanya (pewawancara), ada pihak yang ditanya
dan memperngaruhi tingkah laku seseorang dengan cara tertentu. Metode wawancara
dapat diberikan pada murid kelas 3-4 dan kelas 5-6. 7,24,31
Beberapa sikap yang harus dimiliki oleh interviewer pada saat melakukan
wawancara adalah harus mempunyai sikap terbuka, jujur, dan dapat dipercaya, sopan
dikemukakan oleh responden, mau memahami individu yang ditanya dan dapat
lingkungan responden, dan bersifat mendidik serta mempunyai tanggung jawab yang
tinggi.7,31,32
masalah sampai tuntas, dan mengatasi masalah yang bersifat pribadi atau rahasia.
Kelemahan metode wawancara adalah sasaran relatif kecil, perlu waktu dan tenaga
yang relatif banyak, dan perlu keahlian khusus dalam human relationship.7,31
merupakan masukan atau hal yang penting, memberikan waktu yang cukup untuk
Sedapat mungkin tidak melihat catatan, jika perlu buat pokok-pokok yang ditanyakan
pada kertas kecil, mencatat jawaban yang dianggap perlu, tidak berbicara terlalu
cepat dan diselingi dengan humor yang segar agar responden tidak jenuh,
kasih.
penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikn lebih jelas, dan sasaran
penyuluhan dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat pula. Alat peraga
disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang
digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
Secara garis besar hanya ada tiga macam alat peraga, yaitu:3,32
indera mata. Alat ini ada dua bentuk, yaitu alat yang diproyeksikan (slide, film, dan
b. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk
cassette.
KESIMPULAN
terjadinya penyakit. Karena itu penyuluhan harus dilakukan sejak dini terutama pada
untuk merubah perilaku dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang tidak sehat
Materi penyuluhan kesehatan gigi yang diberikan antara lain kontrol diet serta
oral hygiene yang meliputi cara menyikat gigi dan dental flossing. Selain itu juga
diberikan materi berupa pencegahan penyakit gigi yaitu dengan aplikasi fluor pada
hasil penyuluhan yang optimal. Metode yang digunakan adalah metode ceramah,
Utara, 2009.
2. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press,
2008: 1-3,70-88.
3. Lusiana Y. Efektivitas penyuluhan yang dilakukan oleh perawat gigi dan guru
4. Tambun LE. 2002. Penyuluhan kesehatan gigi pada anak. USU e-Repository.
com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=467&Itemid=1>. (8
Desember 2010)
2011)
(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Kota Binjai tahun 2006. Tesis. Medan:
and-health/epidemiology-public-health/202003-pengertian-penyuluhan-keseh
10. Damanik S, Sinaga ED. Efek penyuluhan dan pelatihan dalam penurunan
2011)
<http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/kebijakan-departeme
15. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dent J,
17. Decker RT, Lover CV. Sugar and dental caries. Am J Clin Nutr 2003: 78(4):
8815-925.
19. Daliemunthe SH. Terapi periodontal. Medan: USU Press, 2006, 130-1.
22. Dental Style and Helath. Langkah-langkah menggunakan dental floss. <http://
pernak-pernikgigi.blogspot.com/2010/02/langkah-langkah-menggunakan-dent
23. Herdiyati Y, Sasmita IS. Penggunaan fluor dalam kedokteran gigi. <http://blo
gs.unpad.ac.id/yettynonong/files/2010/12/Penggunaan-Fluor-dalam-Kedokter
24. Chuan TX. 2010. Perbandingan efektifitas metode pengajaran cara menyikat
gigi terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 6-11 tahun di sekolah
sehat.blogspot.com/2008/09/fissure-sealant-untuk-mencegah-lubang.html>. (2
7 April 2011)
<http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&cat
id=95%3Akecamatan&id=3576%3Apentingnya-fissure-sealants-untuk-anak-
30. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini. <http://
resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/Pengenalan%2
0dan%20Perawatan%20Kesehatan%20Gigi%20Anak%20Sejak%20Dini.pdf>
. (8 April 2011)
google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=8&ved=OCEMQFjH&url=http%3A
%2F%2Fbos.fkip.uns.ac.id%2Fmateri%2F118.98.214.237%2FMateri%2520f
armasi%2Fbuku%2520ikm%25203%2Fbab%2520ii.doc&ei=pmWqTcnMKY
jyvwOB6LGCg&usg=AFQjCNGx58OoQa6cNi5WHXjsjo8H-V6o6w>. (14
April 2011)
32. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta,
2007:62-5.