SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi
TIM PENGUJI
KETUA : Darmayanti Siregar, drg., M.KM
ANGGOTA : Prof. Monang Panjaitan, drg., MS
: Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT telah menjadi
penolong dan pelindung atas segalah hal yang telah penulis lakukan untuk
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Dan Kebiasaan Menyirih Pada
Remaja Suku Karo Usia 17-25 Tahun Di Kecamatan Merdeka Kota Berastagi”
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya teristimewa
kepada orangtua tercinta, yaitu Ibunda Hj Noer Chairiana Br Kaban S.E dan
Ayahanda H. Neilman Ginting SH, Mkn serta Adik – adik penulis Nabila Aldriana
dan Nayla Amirah yang selalu ada untuk mendukung dan mendoakan penulis dalam
mengerjakan skripsi ini sehingga semakin termotivasi dalam pengerjaannya.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, pengarahan, motivasi, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sedalamnya kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan
mempermudah peneliti dalam menjalankan penelitian ini.
2. Darmayanti Siregar, drg., M.KM., Plt. Ketua Departemen Ilmu Kedokteran
Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
UniversitasSumatera Utara sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan
saran dan ide yang bermanfaat kepada penulis
3. Prof Sondang Pintauli, drg,. Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, saran, dukungan, dan motivasi
untuk membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
4 Prof Monang Panjaitan drg., MS. selaku dosen Penguji yang telah banyak
memberikan saran dan ide yang bermanfaat kepada penulis.
iv
Medan, 2020
Penulis,
Nelly Novianti
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................
ABSTRAK ..........................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
vi
LAMPIRAN
vii
Gambar Halaman
1. Komposisi Menyirih ................................................................................... 11
2. Daun Sirih ................................................................................................... 12
3. Pinang.......................................................................................................... 14
4. Gambir ........................................................................................................ 15
5. Kapur sirih .................................................................................................. 15
6. Tembakau ................................................................................................... 16
viii
Tabel Halaman
1. Karakteristik responden remaja di Kecamatan Merdeka
Kota Berastagi ................................................................................................. 30
ix
Lampiran
1. Surat persetujuan Komisi Etik
2. Surat Selesai Penelitian
3. Lembar Kuesioner
4. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
5. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian (Informed Consent)
6. Master data
7. Hasil Analisis Statistik
BAB 1
PENDAHULUAN
abnormal jaringan baru yang didiagnosis sebagai kanker rongga mulut. Selanjutnya
negara India memiliki insidensi kanker rongga mulut 3-7 kali lebih tinggi
dibandingkan negara maju yang mana kebiasaan menyirih diidentifikasi sebagai salah
satu faktor risiko utama penyebab kanker rongga mulut.9,10 Di India, lebih dari 50%
pasien, mengalami kanker rongga mulut akibat dari kebiasaan menyirih.11 Di
Indonesia, kebiasaan menyirih merupakan tradisi masyarakat dengan komposisi dasar
seperti daun sirih, pinang, kapur, gambir, dan tembakau yang biasanya komposisi
tersebut dibungkus dalam daun sirih yang kemudian dikunyah.1
Namun, dalam komposisi menyirih terdapat beberapa kandungan yang cukup
berdampak pada kesehatan rongga mulut. Ditinjau dari sisi kedokteran gigi,
kebiasaan menyirih dapat mengakibatkan penyakit periodontal karena adanya
kalkulus atau karang gigi akibat stagnasi saliva pengunyah sirih dan pinang karena
adanya kapur Ca(OH)2. Selain itu arecoline yang terkandung di dalam pinang dan
dicampur dengan kapur juga dapat menghasilkan radikal bebas sebagai pemicu
pertumbuhan sel yang karsinogenik yang mengakibatkan radikal bebas pada DNA di
aspek bukal mukosa penyirih.7 Dampak buruk yang lain yang dapat terjadi seperti
lidah terasa tebal, luka pada pinggiran mulut, rasa ketagihan, dan lesi yang dapat
terbentuk selain kanker seperti betel chewers’s mucosa, oral submucous fibrosis, lesi
likenoid, leukoplakia, dan penyakit penyirih.2,3,6
Menurut penelitian Hasibuan dkk, dari 98 subjek penelitian yang berasal dari
masyarakat Karo 35,7% tidak memperlihatkan adanya lesi di dalam rongga mulut dan
64,3% menunjukkan adanya lesi dalam rongga mulut.12 Aritonang dkk, dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa kebiasaan menyirih di tanah karo dengan lama
menyirih selama > 5 tahun berisiko mengalami status kesehatan periodontal yang
kurang baik dengan persentase sebesar 57,8%.13 Penelitian yang dilakukan Wowor
pada kelompok usia 17-27 tahun menggambarkan kebiasaan menyirih dimulai rata-
rata selama 6-10 tahun dengan persentase sebesar 50% dari sebahagian responden
disebabkan responden masih tergolong dalam kelompok usia remaja hingga dewasa
awal.2
3. Bagi peneliti
Memberi pengalaman dan menambah pengetahuan dalam melakukan
penelitian serta sebagai bahan masukan untuk penelitian yang akan datang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan
sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan yang
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.19 Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, dan
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
a. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya
mengingat atau mengingat kembali suatu objek atau rangsangan tertentu.
b. Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang
diketahui.
c. Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis adalah kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian ke dalam
suatu bentuk tertentu yang baru.
f. Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek tertentu
2.2 Perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Hal-hal yang
mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang
disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan
faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.19
Faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior
causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Menurut teori WHO tahun 1984, menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang berperilaku tertentu salah satunya adalah
1. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain
2. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.
3. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yaitu dalam bentuk
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek
(objek kesehatan).
4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang
pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang
lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat
manusia.19 Salah satu kebudayaan yang sangat kental pada masyarakat Sumatera
Utara adalah kebudayaan kebiasaan menyirih yang sangat terkenal pada suku Karo
yang merupakan salah satu etnis suku bangsa Indonesia yaitu rumpun batak yang
tinggal sebagian besar di dataran tinggi Karo.
melakukan kebiasaan ini hampir setiap hari, sementara orang lain mungkin
melakukannya hanya sesekali. Sebagian besar dari mereka melakukan kebiasaan ini
diawali hanya ingin mencoba-coba akibat terdorong dari faktor lingkungan, kebiasaan
keluarga, dan teman terdekat yang memiliki kebiasaan serupa. Kebiasaan ini
memiliki beberapa pengaruh yang menjadi daya tarik para penggunanya seperti rasa
kecanduan, dan sebagian besar dari mereka menganggap apabila tidak melakukan
dalam sehari mereka akan merasakan seperti rasa kegelisahan, adanya stres, seperti
orang melamun, bahkan sampai ada yang merasa matanya gelap. Semua itu terjadi
diakibatkan ajaran keluarga mereka yang sudah tertanam di fikiran para remaja
bahwa kebiasaan ini dapat mencegah berbagai penyakit mulut sehingga remaja
penyirih sangat sulit meninggalkan kebiasaan ini terlepas dari faktor pendorong yang
mendukung namun, kebiasaan ini sudah menjadi sebuah kebudayaan turun-temurun
di kalangan mereka.2
Gambar 3. Pinang23
Gambar 4. Gambir34
4. Kapur sirih ( calcium hydroxida)
Kapur termasuk dalam golongan basa kuat yang dapat menetralkan atau
menurunkan kandungan asam.35 Kapur ini dapat dijadikan kapur sirih dari hasil
olahan cangkang kerang yang dihancurkan kemudian dipanaskan dan didiamkan
beberapa hari. Kapur sirih ini sejak dulu oleh masyarakat digunakan untuk berbagai
pengobatan tradisional dan berbagai penyakit. Untuk pengobatan herbal kapur sirih
ini digunakan untuk mengobati penyakit encok, menghilangkan gatal, pada
tenggorokan atau mengeluarkan dahak, menyembuhkan sakit perut, dan kapur sirih
ini biasanya digunakan bersamaan dengan bahan lain untuk mengatasi gusi bengkak,
bisul, masalah haid, digigit serangga, penyakit kulit seperti panu, kurap dan kutil.36
Kapur sirih atau calcium hydroxida juga dipakai untuk menghilangkan
jerawat, menghilangkan bau badan dan memutihkan ketiak, memutihkan pangkal
paha dan memutihkan bulu. Penggunaan larutan dari kapur juga memiliki keuntungan
yaitu dalam perendaman bahan pangan karena kapur yang termasuk dalam elektrolit
kuat akan mudah larut dalam air.37
5. Tembakau (tobacco)
Tembakau merupakan jenis tanaman sejarah dan terlindungi. Tembakau juga
memiliki peranan penting sebagai bahan baku rokok dan kretek. Salah satu senyawa
tembakau yang terkenal adalah nikotin.37 Nikotin adalah senyawa kimia organik yang
termasuk dalam golongan alkaloid, senyawa ini dihasilkan secara alami pada berbagai
macam tumbuhan. Tembakau memiliki aroma dan cita rasa yang khas dan kondisi
daun tembakau juga menjadi salah satu nilai dalam penjualan.37
Tembakau yang bermutu tinggi ditandai dengan aroma yang harum, rasa isap
yang enteng, menyegarkan dan tidak memiliki ciri-ciri negatif seperti rasa pahit,
pedas, dan menggigit. Nikotin yang terdapat dalam tembakau dapat berdampak buruk
bagi manusia juga sangat beracun untuk serangga sehingga nikotin ini dapat
dimanfaatkan manusia sebagai bioinsektisida. Bahaya dari nikotin yang lain adalah
dapat merangsang pembentukan kanker dan karsinogenesis paru-paru karena variasi
genetik pada CYP2B6. Lebih dari 80% nikotin yang diserap mengalami metabolisme
di hati. Absorpsi nikotin dalam tubuh akan baik bila nikotin tidak terionkan dan
apabila terjadi pada pH basa. Metabolisme nikotin sebagian besar terjadi di hati dan
lebih sedikit di ginjal dan paru-paru38
Gambar 6. Tembakau23
safrole, hydroxychavicol, dan katekin. Pasien yang menderita penyakit kanker rongga
mulut dilakukan pengobatan utama yaitu operasi. Namun penggunaan radioterapi
dan kemoterapi dapat dilakukan pada persentase penyakit dini.46
2.4 Remaja
Remaja adalah masa ketika seseorang anak tumbuh ke tahap untuk menjadi
seseorang yang dewasa yang tidak dapat ditetapkan secara pasti.47 Batasan usia
remaja menurut Departemen kesehatan RI, masa remaja akhir dimulai pada umur 17
tahun sampai dengan umur 25 tahun. Kata „‟remaja‟‟ berasal dari bahasa Latin
adolescence yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang
memberikan definisi dari remaja seperti DeBrun mendefiniskan remaja sebagai
periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Papalia dan
Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.48
Remaja menurut WHO secara konseptual :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual (kriteria biologis)
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa. (kriteria sosial-psikologis)
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (kriteria sosial–ekonomi)
Berikut ciri-ciri dari remaja yaitu:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
Dalam periode remaja semua perkembangan dapat menimbulkan penyesuaian
mental serta perlunya untuk membentuk sikap, nilai dan minat yang baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Dalam tahap ini, remaja bukan lagi seseorang anak dan bukan juga seseorang
yang sudah dewasa. Remaja akan mampu diajari berperilaku sesuai dengan umurnya.
Dalam fase ini remaja dapat diberikan waktu jika ingin untuk mencoba gaya hidup
yang berbeda dan untuk menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai
bagi dirinya.
3. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok
masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun, mereka mulai
akan mendambakan identitas diri dan tidak ingin sama lagi dengan teman-temannya
dalam segala hal seperti sebelumnya. Status dilema mereka yang akan membuat
mereka mengalami krisis identitas atau masalah-masalah identitas ego pada remaja.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Dalam tahap remaja terkadang suka berbuat semaunya sendiri dan kadang
berperilaku merusak, dan kadang menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
5. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin mendekati usia kematangan, para remaja terkadang merasa gelisah
dan kadang mereka memberi kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Untuk
berpakaian, bertindak terkadang belum cukup. Oleh karena itu, remaja mulai
memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa seperti
merokok, minum-minuman keras dan kegiatan lainnya yang meresahkan. Mereka
menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai
dengan yang mereka harapkan.48
6. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa sejajar dengan
tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi
dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan
fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
7. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode perkembangan mempunyai masalah sendiri-sendiri, namun
masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-
laki maupun perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri
masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan
bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
8. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna
merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan
dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan
dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan
ciri dari masa awal remaja.48
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3.3 WaktuPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai Selesai.
3.3.2 Sampel
Dengan perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
rumus penelitian yaitu:
Keterangan :
n = Besar sampel
P = Proporsi penelitian yang digunakan 46% = 0,46{proporsi perilaku kebiasaan
menyirih pada remaja), Paulino et al., 2017}5
(1-P) = 1,0 - p
Z1-α/2 = Nilai Z derajat kemaknaan yang dikehendaki adalah 95%
d = Presisi ditetapkan sebesar10 %
Jumlah sampel minimal yang diambil peneliti adalah 96 sampel
Besar sampel minimum yang didapatkan melalui perhitungan rumus tersebut
adalah sebanyak 96 sampel. Peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel untuk
menghindari kekurangan sampel sehingga jumlah sampel yang akan dipakai untuk
penelitian ini adalah sebesar 106 sampel.
3.4.2Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
1. Remaja yang tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
2. Remaja yang melakukan kebiasaan menyuntil.
Definisi Cara/Alat
Variabel Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional Ukur
1. Kebiasaan Kebiasaan yang Kuesioner Distribusi Nominal
menyirih meliputi: frekuensi
1. Lama menyirih:
a. 1-5 tahun
b. 6-10 tahun
c. > 10 tahun
2. Waktu menyirih:
a. Setiap hari
b. Sewaktu
pesta/upacara
adat
c. Lain-lain
3. Bahan menyirih
a. Sirih
b. Pinang
c. Kapur
d. Tembakau
e. Gambir
4. Faktor pendorong
menyirih:
a. Anggota
keluarga juga
menyirih
b. Memberikan
energi
c. Teman-teman
menyirih
d.Menghilangkan
stres
e. Kecanduan
Definisi Cara/Alat
Variabel Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional Ukur
2. Pengetahuan Setiap jawaban yang Kuesioner Kategori Ordinal
benar diberi nilai pengetahuan:
(1) dan jawaban Baik, Bila
yang salah diberi jumlah skor ≥
nilai 0 dengan nilai 80% dari skor
maksimal 9 max (skor 7-9)
dan nilai minimal 0.
Sedang, bila
Pengetahuan jumlah skor 60-
responden tentang 79% dari skor
dampak kebiasaan max (skor 5-7)
menyirih meliputi:
1. Menyirih tidak Buruk, bila
baik untuk rongga jumlah skor
mulut <60% dan skor
2. Menyirih dapat max (skor<5)
menyebabkan
masalah pada gigi
3. Menyirih dapat
menyebabkan
Perubahan warna
pada gigi
4. Menyirih dapat
menyebabkan
kecanduan
5.Menyirih dapat
menyebabkan
masalah pada lidah
6. Kandungan
pinang dapat
menyebabkan
dampak langsung
pada tubuh
8. Menyirih tidak
memiliki manfaat
pada tubuh
9. Menyirih tidak
termasuk dalam
kebiasaan yang
baik
3. Perilaku Perilaku Kuesioner Membersihkan Nominal
pemeliharaan pemeliharaan rongga mulut
kesehatan rongga mulut setelah
yang dilakukan menyirih:
rongga mulut
setelah menyirih a.Ya, selalu
meliputi cara dan b. Kadang-
dan pemeriksaan kadang
kesehatan gigi ke c. Tidak
dokter gigi pernah
Cara
pemeliharaan
kesehatan
rongga mulut:
a.Berkumur-
kumur dengan
air
b. Menyikat
gigi
c. Memakai
obat kumur
Pemeriksaan
kesehatan gigi
ke dokter gigi:
a.Ya, pernah
melakukan kebiasaan menyirih. Disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Analisa data
dilakukan dengan membahas hasil penelitian sesuai dengan teori yang ada.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Tabel 5. Perilaku pemeliharaan kesehatan rongga mulut pada remaja suku Karo di
Kecamatan Merdeka Kota Berastagi yang memiliki kebiasaan menyirih
Perilaku pemeliharaan
n %
kesehatan rongga mulut
Membersihkan rongga mulut
setelah menyirih
Ya, selalu 36 34,0
Kadang-kadang 62 58,5
Tidak pernah 8 7,5
Tabel 6. Perilaku pemeriksaan ke dokter gigi pada remaja suku Karo di Kecamatan
Merdeka Kota Berastagi yang memiliki kebiasaan menyirih (n=106)
Perilaku pemeriksaan ke
n %
dokter gigi
Ya, selalu 32 30,2
Kadang-kadang 24 22,6
Tidak pernah 50 47,2
BAB 5
PEMBAHASAN
ini mungkin disebabkan kandungan yang terkandung dalam pinang dengan campuran
sirih sehingga kebiasaan mengunyah sirih dan pinang dapat menyebabkan stimulan
yang merangsang tubuh untuk ketagihan. Selain itu, mungkin responden sudah
mencoba untuk berhenti dari kebiasaan tersebut. Walaupun demikian, masih sulit
diterapkan karena daerah tersebut masih rutin melakukan kebiasaan ini sehingga
kebiasaan ini sangat sulit untuk dihindarkan40(Tabel 3).
Hasil penelitian menunjukkan hanya 8,5% responden yang mengetahui
bahwa kebiasaan menyirih dapat menyebabkan masalah pada lidah. Hasil dari
penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian Khan dkk. Yang menunjukkan bahwa
25,4% responden mengetahui bahwa kebiasaan menyirih dapat berdampak terhadap
lidah. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya tingkat kesadaran dan
pengetahuan responden bahwa kandungan dari penggunaan bahan campuran
menyirih seperti tembakau dan daun sirih dapat menyebabkan timbulnya penyakit
pada lidah.50 Hasil penelitian menunjukkan hanya 25,5% responden yang mengetahui
tentang dampak dari bahan menyirih bagi kesehatan dalam tubuh. Hal ini mungkin
disebabkan kurangnya tingkat kesadaran dan pengetahuan yang diberikan sejak usia
dini sehingga masyarakat tidak memperdulikan adanya zat-zat berbahaya dalam
bahan campuran menyirih51 (Tabel 3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 17,9% responden yang
mengetahui bahwa kebiasaan menyirih dapat berpotensi pada kanker rongga mulut.
Hal ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran responden. Hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khan dkk. bahwa,
75% responden menyatakan menyirih dapat menyebabkan kanker rongga mulut
karena prevalensi topografi produk sirih yang terlihat di daerah Asia selatan dan Asia
Tenggara50 (Tabel 3).
Hanya 8,5% responden yang mengetahui bahwa kebiasaan menyirih bukan
termasuk kedalam kebiasaan yang baik. Hasil penelitian ini lebih rendah dari
penelitian yang dilakukan oleh Khan dkk, bahwa 80,8% responden mengakui bahwa
kebiasaan tersebut bukanlah kebiasaan yang baik. Hal ini mungkin disebabkan karena
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kebiasaan menyirih pada remaja Kecamatan Merdeka Kota Berastagi
dilakukan sebagian besar oleh wanita. Responden melakukan kebiasaan menyirih
mulai 1-5 tahun dan kebiasaan menyirih ini umumnya dilakukan setiap hari. Faktor
kecanduan,teman-teman, dan anggota keluarga sangat berperan sebagai faktor
pendorong kebiasaan ini.
2. Bahan utama yang sering digunakan dalam menyirih yaitu sirih, kapur,
tembakau, gambir, dan kadang-kadang menggunakan pinang.
3. Pengetahuan responden di Kecamatan Merdeka Kota Berastagi dengan
kategori baik 80-100% meliputi tentang dampak kebiasaan menyirih pada kesehatan
rongga mulut, menyebabkan perubahan warna gigi dan kecanduan. Pengetahuan
responden yang kurang sebesar <60% adalah pengetahuan tentang dampak kebiasaan
menyirih terhadap timbulnya masalah pada gigi, lidah, potensi terhadap kanker
rongga mulut.
4. Perilaku pemeliharaan kesehatan rongga mulut pada remaja di Kecamatan
Merdeka Kota Berastagi hanya kadang-kadang saja dilakukan, dan sebagian
responden memilih dengan cara menyikat gigi. Responden umumnya tidak
melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi.
6.2 Saran
1. Diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk menyusun
program penyuluhan tentang kebiasaan menyirih dan dampaknya terhadap kesehatan
rongga mulut, sampai kepada potensi terjadinya kanker rongga mulut.
2. Menyelenggarakan program penyuluhan tentang edukasi menyikat gigi
secara teratur yang benar dan melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi.
3. Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat pada
puskesmas setempat.
DAFTAR PUSTAKA
23. Pattidar KA, Parwani R, Wanjari SP, Patidar A. Various terminologies associated
with areca nut and tobacco chewing: a review. J Oral and Maxillofacial pathology
2015; 19(1): 69-76.
24. Pramana KA, Darsono L, Slamet SE.Ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn) dalam
mempercepat penyembuhan luka. Global Med and Health Communication 2014;
2(2): 49-53.
25. RE, Sugiarto L. Studi fisiologis daun sirih „temurose‟ (The Physialogical Study
Of ‘Temurose’ Betel Leaves). J Sains Dasar 2013; 2(1): 7-12.
26. Suliantari, Jenie B.S.L. Suhartono MT. Aktivitas antibakteri ekstrak sirih hijau
(Piper Betle L) terhadap bakteri patogen pangan. J Teknol dan Industri Pangan
2008; 19(1): 1-6.
27. Utami L, Lazulva. Pemanfaatan limbah kulit buah pinang (Areca Chatecu L)
sebagai biosorben untuk mengolah logam berat Pb(II). Al-Kimia 2017; 5(2): 109-
118.
28. Selvi A, Kartini L, Stefany Aw. Hubungan kebiasaan mengonsumsi sirih pinang
dengan kejadian anemia pada masyarakat Desa Fatukanutu tahun 2015. Cendana
Medical J 2016; 6(1).
29. Yernisa, Sa‟id EG, Syamsur K. Aplikasi pewarna bubuk alami dari ekstrak biji
pinang (Areca Catechu L) pada pewarnaan sabun transparan. J Teknologi Industri
Pertanian 2013; 23(3): 190-8.
30. Dalinatola R, Fifendy M, Hidayat Y. Daya hambat ekstrak biji buah pinang
(Areca Catechu L) terhadap pertumbuhan bakteri. http://jjm.stkip-pgri-
sumbar.ac.id . (21 Desember 2018)
31. Javed F et al. Systemic conditions associated with areca nut usage: A literature
review.Scandinavian J Public Health 2010; 38: 838-844.
32. Aditya M, Ariyanti PR. Manfaat gambir (Uncaria Gambir Roxb) sebagai
antioksidan. Majority 2016; 5(3): 129-133.
33. Isnawati A et al. Karakteristik tiga jenis ekstrak gambir (Uncaria Gambir Roxb)
dari Sumatera Barat. Balai Penelitian Kesehatan 2012; 40(4): 201-7.
34. Samura JA. Pengaruh budaya makan sirih terhadap status kesehatan periodontal
pada masyarakat suku Karo di Desa Biru-biru Kabupaten Deli serdang. Tesis.
Medan: Ilmu kesehatan masyarakat FKM USU, 2009: 40-139
35. Indrawati R, Ratnawati GJ. Pengaruh perendaman larutan kapur sirih terhadap
kadar asam sianida pada biji karet. JLK 2017; 1(1): 58-66.
36. Aprilliani NF, Aniriani GW. Analisis uji mikrobiologi dan logam berat pada
scrub berbahan dasar kapur sirih. J Ilmiah Sains 2017; 17(2): 126-130
37. Taufik M, Wanto R, Athaillah,et al. Analisis nikotin dalam daun tembakau Deli
(Nicotiana Tabacum L).J STIKNA 2017; 1(2): 114-122.
38. Alegantina S. Penetapan kadar nikotin dan karakteristik ekstrak daun tembakau
(Nicotiana Tabacum L.). J Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
2017; 1(2): 113-9.
39. Avon SL. Oral mucosal lesions associated with use of quid.J Can Dent Assoc
2004; 70(4): 244-248.
40. Anand R, Dhingra C, Prasad S, Menon I. Betel nut chewing and its deleterious
effects on oral cavity. J Cancer Research and Therapeutics 2014; 10(3): 499-505.
41. Sharan RN, Mehrotra R, Choudhury Y, Asotra K. Association of betel nut with
carcinogenesis : revisit with a clinical perspective. Plos one 2012; 7(8): 1-16.
42. Parlatescu I, Gheorghe C, Coculescu E, Tovaru S. Oral leukoplakia: An update.
Maedica 2014; 9(1): 88-93.
43. Carrard VC, Waal IVD. A clinical diagnosis of oral leukoplakia; A guide for
dentist. Med Oral Patol Cir Bucal 2018; 23(1): 59-64.
44. Apriasari ML. Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi
angiontensin receptor blocker. J PDGI 2012; 61(3): 89-91.
45. Balabaskaran K. Treatement options for oral submucus fibrosis. IOSR-JDMS
2013; 10(5): 33-35.
46. Shah, Chaturvedi P, Vaishampayan S. Arecanut as an emerging etiology of oral
cancers in India.Indian J Med Paediatr Oncol 2012; 33(2): 71-8.
47. Sary YN. Perkembangan kognitif & emosi psikologi masa remaja awal.
JPENGMAS 2017; 1(1): 6-12.
48. Putro KZ. Memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja. J Aplikasi Ilmu-
Ilmu Agama 2017; 17(1): 25-32.
49. Reichart PA, Khongkhunthian P, Scheifele C, Lohsuwan P. Thai dental students
knowledge of betel quid chewing habit in Thailand European. J of dent education
2005; 3(3): 126-132.
50. Khan MS, Bawany FI, Shah SR, Hussain M, Arshad MH, Nisar N. Comparison
of knowledge, attitude and practices of betelnut users in two socio-economic
areas of Karachi. J Pak Med Assoc 2013; 63(10): 1319-1325.
51. Dere K, Choudhary P, Bhaskar V, Ganesh M, Ventaraghavan K, Shah S.
Prevalence and characteristics of chewing habit of areca nut, gutka and tobacco
among school children of rural areas in and around Gandhinagar District Gujarat.
J Adv Oral Res 2014; 5(2): 20-25.
52. Tanwir F, Altamash M, Gustafssun A. Influence of betel nut chewing, dental care
habits and attitudes on perceived oral health among adult Pakistanis. Oral health
prev dent 2008; 6(2): 89-94.
53. Wahengbam PP, Kishetrimyum N, Wahengbam BS, Nandkeoliar T, Lyngdoh D.
Assessment of oral health knowledge, attitude and self-care practice among
adolescents - a state wise cross- sectional study in Manipur, North Eastern India. J
Clin Diagnostic Res 2016; 10(6): zc65-zc70.
54. Pratt S. The challenge of betel nut consumption to economic development: A case
of Honiara Salomon islands. Asian Pac Dev J 2014; 21(2): 103-120.
3.Apa saja bahan yang saudara pakai saat menyirih ? ( jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Sirih
b. Pinang
c. Kapur
d. Tembakau
e. Gambir
f. Lain-lain,...........................
4. Apa yang mendorong saudara melakukan kebiasaan menyirih ?
a. Anggota keluarga juga menyirih
b. Memberikan energi
c. Teman-teman juga menyirih
d. Menghilangkan stres
e. Kecanduan
f. Lain-lain, Sebutkan...................
6. Apakah Saudara mengetahui bahwa salah satu kandungan dari pinang memiliki
dampak langsung pada tubuh?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
8. Menurut Saudara, apakah kebiasaan menyirih memiliki manfaat pada tubuh?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
9. Apakah menurut Saudara, kebiasaan menyirih termasuk dalam kebiasaan yang
baik?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
Total Skor Pengetahuan
Kategori Pengetahuan
Baik (7-9)
Sedang (5-7)
Buruk (<5)
a. Ya, Pernah
b. Tidak pernah
5. Efek apakah yang Saudara rasakan di rongga mulut akibat kebiasaan menyirih?
b. Kesulitan mengunyah
e. Lain-lain, sebutkan...................
No. Hp : 087769457205
Medan, 2019
Peneliti
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan
didapatkan pada penelitian yang berjudul:
Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini secara
sadardan tanpa paksaan.
Medan, 2019
Mahasiswa Peneliti, Responden Penelitian,
MASTER DATA
helmiyani 1 20 3 6 2 2 1 1 1 1 1 3 1 3
Lena 2 20 3 6 2 2 1 1 1 1 1 2 1 3
julesanci 1 22 2 6 2 2 1 1 1 1 2 1 1 3
Desi 2 23 3 4 3 2 3 1 1 2 3 1 3 3
nurhayati 2 22 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 1 3
maulida 2 17 1 5 2 2 3 1 1 2 3 1 2 3
wati kbn 2 23 2 7 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2
Renoy 1 22 3 5 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1
Sofia 2 19 2 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2
Novita 2 21 3 5 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1
suryati 2 20 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
putriyani 2 21 3 5 2 2 3 1 1 2 2 1 2 3
adikara 1 22 2 8 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
Saskia 2 23 2 7 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3
kemmi 1 21 3 6 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2
duwiva 2 20 2 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2
Rio 1 17 1 5 2 2 3 1 1 2 2 1 2 3
kartika 2 25 2 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Edo 1 25 3 5 2 2 2 1 1 3 2 1 2 3
Florida 2 22 3 5 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3
Nella 2 23 3 5 2 2 3 1 1 3 2 1 2 3
Irza 1 22 3 4 3 2 2 1 1 2 3 2 1 3
Enita 2 22 3 5 2 2 3 1 1 3 2 1 2 3
Agitta 2 21 2 6 2 2 1 1 1 3 2 1 2 3
Pita 2 20 2 5 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3
rosmiani 2 24 2 5 2 2 3 1 1 3 3 1 2 3
Andy 1 20 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
juliandri 1 24 3 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Ferli 1 21 2 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Rika 2 24 2 6 2 2 1 1 1 1 1 3 1 3
Ratna 2 20 3 4 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3
Lidia 2 21 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
Reza 1 20 2 5 2 2 3 1 1 3 2 1 2 3
Ilkam 1 24 3 4 3 2 3 1 1 2 1 3 1 3
Tasya 2 22 3 4 3 2 3 1 1 2 2 3 2 3
Silva 2 24 2 4 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3
Janrio 1 23 2 4 3 2 3 1 1 2 2 3 2 3
Henna 2 23 3 4 3 2 2 1 1 2 3 3 2 3
Chindi 2 22 3 6 2 2 1 1 1 2 1 3 2 3
Lilis 2 21 3 6 2 2 1 1 1 2 1 3 2 3
Oka 1 20 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Sio 1 24 3 4 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3
jenniwati 2 19 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Sima 2 21 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Inggrid 2 24 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 2
fertiana 2 23 3 5 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3
zefanya 2 19 2 5 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3
julianna 2 24 3 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Sanica 2 18 1 4 3 2 1 1 1 3 2 3 1 3
Bania 1 20 2 4 3 2 1 1 1 3 3 3 1 3
Sherly 2 22 3 4 3 2 1 1 1 2 3 3 1 3
Riandi 1 22 3 4 3 2 1 1 1 3 3 3 1 3
Deo 1 25 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
Yati 2 19 2 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Paisal 1 20 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 1 3
Andre 1 22 2 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
amanda 2 20 2 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
aldi P 1 17 1 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
Carlos 1 19 2 3 3 2 2 2 1 3 1 3 1 3
Kevin 1 20 2 3 3 2 3 3 1 3 1 3 1 3
Agung 1 21 3 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
Nadin 2 19 2 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
Sifrah 2 20 2 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
Anggi 2 25 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 1 3
Muthia 2 25 3 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
Aksa 1 24 2 5 2 2 1 1 1 2 1 3 1 3
Agilang 1 23 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
Bagus 1 22 3 4 3 2 1 1 1 3 3 3 1 2
menara 1 25 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Irwan 1 23 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
harland 1 17 1 2 3 2 3 2 1 3 2 3 1 3
Kikie 1 23 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 2
Aliyah 2 20 2 5 2 2 2 1 1 3 1 3 2 3
Gladys 2 19 2 6 2 2 2 1 1 3 2 1 2 1
Suban 1 20 2 4 3 2 1 1 1 3 3 3 1 3
pascalinus 1 19 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
nurbayati 2 24 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 2
Ika 2 23 3 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
rapi 1 19 3 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
Steven 1 22 33 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Ternate 1 19 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
michael 1 23 2 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Daniel 1 25 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 1 3
Jason 1 24 3 4 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3
Alberto 1 20 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
sri karina 2 23 3 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
yuspida 2 25 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3
Indah 2 24 2 5 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3
Maria 2 23 2 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Eva 2 22 2 6 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3
Ezra 2 23 2 4 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3
Brigita 2 21 2 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
Tere 2 23 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
christina 2 24 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
Sabet 2 22 2 4 3 2 2 1 1 2 3 3 2 3
Fanny 2 19 2 5 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3
Meta 2 21 3 4 3 2 2 1 1 3 2 3 2 3
Osika 2 23 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
Fasika 2 22 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
Topan 2 20 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
Bunga 2 25 3 4 3 2 2 1 1 2 3 3 2 3
Angel 2 25 2 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
Paula 2 24 3 4 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 4,7 4,7 4,7
Sedang 35 33,0 33,0 37,7
Buruk 66 62,3 62,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 106 100,0 100,0 100,0
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 31 29,2 29,2 29,2
Tidak 37 34,9 34,9 64,2
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 27 25,5 25,5 25,5
Tidak 36 34,0 34,0 59,4
Tidak Tahu 43 40,6 40,6 100,0
Total 106 100,0 100,0
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 105 99,1 99,1 99,1
Tidak 1 ,9 ,9 100,0
Total 106 100,0 100,0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 9 8,5 8,5 8,5
Tidak 20 18,9 18,9 27,4
Tidak Tahu 77 72,6 72,6 100,0
Total 106 100,0 100,0
P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 19 17,9 17,9 17,9
Tidak 7 6,6 6,6 24,5
Tidak Tahu 80 75,5 75,5 100,0
Total 106 100,0 100,0
P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 4 3,8 3,8 3,8
Tidak 9 8,5 8,5 12,3
Tidak Tahu 93 87,7 87,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Lama menyirih
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan membersihkan rm
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cara Membersihkan rm
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Candu Count 50 31 81
bahan_menyirih
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent