Anda di halaman 1dari 68

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN

MULUT DENGAN MENGGUNAKAN KUESIONER


GADGET BERBASIS ANDROID PADA
SISWA SMA BODHICITTA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

MARTYN
NIM: 140600164

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2018

Martyn
Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Menggunakan Kuesioner Gadget
Berbasis Android di SMA Bodhicitta
ix + 43 halaman
Gadget merupakan salah satu bentuk alat elektronik portable yang salah satu
sistem operasinya berbasis android. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur
skor dan tingkat pengetahuan siswa SMA Bodhicitta tentang gigi berlubang, penyakit
gusi dan cara menyikat gigi dengan menggunakan kuesioner gadget berbasis android.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Bodhicitta.
Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dengan kriteria inklusi yang
berjumlah 277 orang. Data pengetahuan diperoleh dari pengisian kuesioner gadget
berbasis android tentang gigi berlubang, penyakit gusi dan menyikat gigi oleh seluruh
siswa yang sebelumnya diminta untuk melakukan download dan install pada
gadgetnya masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan 57,8% siswa SMA
Bodhicitta memiliki pengetahuan baik, 28,9% pengetahuan sedang dan hanya 13,3%
pengetahuan buruk. Hal ini mungkin disebabkan sebagian (53,1%) siswa pernah
mencari informasi bahkan secara sengaja mencari informasi tentang kesehatan gigi
dan mulut melalui gadget (32,1%). Sebagai kesimpulan bahwa pengetahuan siswa
SMA Bodhichita tentang kesehatan gigi dan mulut sudah baik, namun demikian harus
ditingkatkan lagi pemanfaatan gadget untuk mencari informasi tentang kesehatan gigi
dan mulut di kalangan remaja.
Daftar Pustaka: 30 (2001-2015)

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan


di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 9 Juli 2018

Pembimbing

Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D


NIP : 19640712 198903 2 001

Universitas Sumatera Utara


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 9 Juli 2018

TIM PENGUJI

KETUA : Simson Damanik, drg., M.Kes

ANGGOTA : 1. Darmayanti Siregar, drg., M.KM

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan Karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, telah banyak mendapatkan
bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk ini
dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan
rasa terimakasih kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku pembimbing skripsi yang
telah memberikan dukungan, waktu, motivasi dan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
3. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes., selaku Ketua Depertemen Ilmu
Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak masukan untuk penulis
selama penulisan skripsi ini hingga selesai.
4. Simson Damanik, drg., M.Kes dan Darmayanti Siregar, drg., M.KM selaku
dosen penguji atas masukan dan bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat
berjalan dengan lancar hingga selesai.
5. Rini Octavia Nasution, drg., M.Kes, Sp.Perio selaku penasehat akademik,
yang telah banyak memberikan motivasi, nasihat dan arahan selama penulis
menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
6. Prof. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP(K) selaku Ketua Komisi Etik
penelitian bidang kesehatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin
kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

iv

Universitas Sumatera Utara


7. Ucapan terima kasih kepada Bapak Rudiyanto Tanwijaya selaku Kepala
Sekolah SMA Perguruan Buddhis Bodhicitta Kota Medan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
8. Rasa terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada keluarga
yang selalu memberikan dorongan, baik moril maupun material serta doa kepada
penulis.
9. Rasa terima kasih juga diucapkan kepada Marsean, Cindy Leony, Jesslyn
Okto Govanny, Eddo, Rendy, Irwanto yang selalu memberi motivasi dan dukungan
doa, bantuan, dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman di FKG 2014 yang
tidak dapat disebutkan satu per satu atas semangat dan dukungan yang diberikan
kepada penulis selama penelitian.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, perkembangan penelitian dan ilmu
pengetahuan.

Medan, Juli 2018


Penulis

Martyn
NIM: 140600164

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...........................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gadget ........................................................................................ 6
2.1.1 Jenis Gadget ............................................................................ 6
2.1.2 Dampak Positif........................................................................ 8
2.1.3 Dampak Negatif ...................................................................... 9
2.2 Informasi dan Teknologi ............................................................ 10
2.3 Remaja ....................................................................................... 11
2.3.1 Pembatasan Usia Remaja ........................................................ 12
2.3.2 Perkembangan pada Masa Remaja ......................................... 13
2.4 Kesehatan Gigi dan Mulut ......................................................... 13
2.4.1 Tujuan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut ........................... 14
2.4.2 Bahaya Mengabaikan Kesehatan Gigi dan Mulut .................. 14
2.4.3 Upaya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut ............................ 15
2.5 Dampak Tidak Merawat Gigi .................................................... 15
2.5.1 Gigi Berlubang ........................................................................ 15
2.5.1.1 Gejala Gigi Berlubang ......................................................... 16
2.5.1.2 Penyebab Gigi Berlubang .................................................... 16
2.5.1.3 Faktor Resiko Gigi Berlubang ............................................. 16
2.5.1.4 Pencegahan Gigi Berlubang ................................................. 18
2.5.2 Penyakit Gusi .......................................................................... 18

vi

Universitas Sumatera Utara


2.5.2.1 Gejala Penyakit Gusi............................................................ 18
2.5.2.2 Penyebab Penyakit Gusi ...................................................... 19
2.5.2.3 Pencegahan Penyakit Gusi ................................................... 20
2.6 Menyikat Gigi ............................................................................ 20
2.6.1 Teknik Menyikat Gigi ............................................................. 20
2.6.2 Frekuensi Menyikat Gigi ........................................................ 22
2.6.3 Cara Menyimpan Sikat Gigi ................................................... 22
2.7 Kuesioner Gadget Berbasis Android ......................................... 23
2.7.1 Tampilan Menu ....................................................................... 23
2.7.2 Kategori Tingkat Pengetahuan ................................................ 24
2.7.3 Analisis Kuesioner Gadget Berbasis Android ........................ 24
2.7.3.1 Kelebihan Kuesioner Gadget Berbasis Android .................. 24
2.7.3.2 Kekurangan Kuesioner Gadget Berbasis Android ............... 25
2.8 Kerangka Teori .......................................................................... 26
2.9 Kerangka Konsep ....................................................................... 27

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian........................................................................... 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 28
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................. 28
3.3.2 Sampel Penelitian.................................................................... 28
3.3.3 Kriteria Inklusi ........................................................................ 28
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............. 29
3.5 Metode Pengumpulan dan Pelaksanaan Penelitian .................... 29
3.5.1 Metode Pengumpulan ............................................................. 29
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 29
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 30
3.7 Etika Penelitian .......................................................................... 30

BAB 4 HASIL PENELITIAN


4.1 Karakteristik Responden ............................................................ 31
4.2 Latar Belakang Penggunaan Gadget .......................................... 31
4.3 Kategori Pengetahuan Responden SMA Bodhicitta .................. 32

BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................ 39
6.2 Saran .......................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41

LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Karakteristik responden SMA Bodhicitta .................................................. 31
2. Gambaran umum pengguna gadget ........................................................... 31
3. Persentase responden yang mencari informasi kesehatan gigi dan mulut . 32
4. Persentase responden pada manfaat menggunakan gadget........................ 32
5. Persentase pengetahuan responden tentang informasi gigi berlubang ....... 33
6. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi gigi berlubang ........... 33
7. Persentase pengetahuan responden tentang informasi penyakit gusi......... 34
8. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi penyakit gusi ............. 35
9. Persentase pengetahuan responden tentang informasi menyikat gigi ........ 35
10. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi menyikat gigi ............ 36
11. Karakteristik tingkat pengetahuan responden SMA Bodhicitta................. 36

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian
2. Lembar persetujuan subjek penelitian
3. Kuesioner penelitian
4. Ethical Clearence
5. Surat izin penelitian dari sekolah
6. Hasil uji statistik

ix

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia
adalah karies gigi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2013 dari Departemen Kesehatan, prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami
peningkatan karies gigi sebanyak 53,2% dibandingkan tahun 2007 yang berjumlah
43,4%. Masa anak-anak khususnya usia sekolah dasar, merupakan waktu paling
rentan terhadap kemungkinan terjadinya karies gigi, sehingga perlu diberikan
pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan cara pencegahannya.1
Apabila dilihat dari sisi ilmu pengetahuan, masih banyak dari masyarakat
yang belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga
mereka juga tidak mengetahui dampak dan efek yang timbul apabila mereka tidak
menjaga dan memelihara kebersihan gigi dan mulut. Pentingnya perawatan gigi dan
mulut dan menjaga kebersihannya karena mulut bukan sekedar pintu masuknya
makanan dan minuman saja, tetapi mulut juga bisa menjadi pintu masuknya
mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.2
Upaya untuk mengurangi angka kesakitan karies adalah melakukan promosi
kesehatan gigi dan mulut secara dini. Salah satu upaya promotif yaitu dengan
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan
mulut.3 Pada hakekatnya kegiatan dalam penyuluhan adalah suatu proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari pemberi kepada penerima pesan. Melalui proses
komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap oleh penerima pesan.4 Pengetahuan
yang diterima seseorang dalam proses belajar akan berkaitan erat dengan timbulnya
suatu sikap dan perilaku yang positif. Upaya peningkatan pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut diperlukan suatu media yang sesuai dengan target yang dituju.3
Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada sasaran atau orang yang dituju. Media yang bisa digunakan sebagai

Universitas Sumatera Utara


2

alternatif dalam penyampaian pesan adalah internet, karena teknologi internet sudah
dikenal dan dipakai oleh banyak orang. Hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya jumlah pengguna internet yang mengakses internet baik menggunakan
komputer pribadi maupun dengan memanfaatkan warung internet (warnet).4
Penyampaian pesan juga dapat dilakukan melalui gadget yang dipakai sebagai
alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi
manusia. Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin lebih maju dengan
munculnya gadget.5 Pengguna gadget yang saat ini mudah dijumpai yaitu pada
kalangan remaja. Biasanya mereka mendapatkan gadget dari orang tua mereka untuk
memudahkan berkomunikasi, namun biasanya gadget yang diberikan orang tua
digunakan untuk bermain sehingga kemungkinan memberikan dampak yang positif
dan negatif.7 Salah satu dampak positif dapat mempermudah anak untuk
berkomunikasi dan belajar, namun dampak negatif gadget dimanfaatkan untuk
bermain game sehingga anak lupa untuk belajar di rumah.5
Seiring berjalannya waktu dan teknologi, perkembangan internet di dunia pun
berkembang pesat. Informatika tidak hanya meramaikan di dunia game maupun
sosial media namun sudah berkembang di bidang kesehatan. Hal ini terlihat adanya
informasi tentang kesehatan yang dapat dilihat atau dicari informasinya dari teknologi
untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, menyimpan, menyajikan dan menyebarkan
informasi di bidang kesehatan. Sedangkan teknologi informasi yang dapat kita cari
dengan menggunakan gadget merupakan cabang teknologi yang mengembangkan
pengelolaan informasi dalam bentuk data numerik, teks, gambar, dan suara sehingga
mempermudah seseorang untuk memperoleh informasi tentang kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulut setiap individu.8
Perkembangan terknologi internet diiringi dengan perkembangan multimedia.
Kedua teknologi tersebut mampu memberikan kesan yang luas dalam bidang
komunikasi dan pendidikan, karena multimedia bisa mengintegrasikan teks, grafik,
animasi, audio, dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pengajaran dan
pembelajaran ke arah yang lebih dinamis dan efektif. Dengan kondisi tersebut, maka

Universitas Sumatera Utara


3

multimedia dapat dimanfaatkan sebagai media alternatif untuk penyuluhan kesehatan


gigi bagi masyarakat.4
Berdasarkan hasil penelitian Ani dkk diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh
permainan ular tangga modifikasi terhadap peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut pada anak yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan
rata-rata nilai sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan permainan ular tangga
modifikasi. Saat pre-test terdapat 5 orang anak yang mendapat nilai terendah yaitu
dengan nilai 35, setelah dilakukan intervensi mengalami peningkatan nilai dengan
rerata 54. Setelah dilakukan intervensi, responden telah mengetahui hal apa saja yang
berhubungan tentang kesehatan gigi dan mulut.3
Berdasarkan hasil literatur yang dilakukan oleh Hestieyonini bahwa
pemanfaatan multimedia sebagai media penyuluhan kesehatan gigi dapat dengan
mudah diterima karena penggunaan multimedia dapat memenuhi seseorang untuk
menyimpan 90% apa yang dia baca, dengar, lihat, sebut dan buat. Pemanfaatan
multimedia sebagai penyuluhan kesehatan gigi bisa berupa CD/DVD modul
multimedia, dan web multimedia. Keuntungan dengan pemakaian multimedia adalah
lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi.4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yohanes dkk diperoleh hasil tingkat
pengetahuan kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri 9 Manado sudah baik
yang mencapai hasil 95%. Dari seluruh siswa yang diteliti ditemukan sebanyak 74
siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang kebersihan gigi dan mulut dengan
hasil pemeriksaan OHI-S baik (46,25%). Sebanyak 4 siswa yang memiliki
pengetahuan sedang tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan
OHI-S baik (2,50%).9
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hosadurga dkk di India menggunakan
kuesioner berbasis web terhadap kesadaran, pengetahuan dan sikap pasien implant
gigi menunjukkan defisit yang parah di tingkat informasi mengenai implan gigi. Satu
sesi edukasi interaktif menggunakan alat bantu audio visual sangat efektif dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan sikap pasien. Penggunaan gadget

Universitas Sumatera Utara


4

elektronik seperti smartphone dalam pengetahuan, sikap dan studi praktik perlu
dinilai.10
Berdasarkan uraian tersebut, penulis membuat sebuah kuesioner gadget yang
merupakan bagian dari multimedia. Kuesioner gadget berbasis android yang di
dalamnya berisi kuis mengenai seputar kesehatan gigi dan mulut sehingga pengguna
bisa merasa tertarik untuk mencari informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut
melalui gadget. Dengan adanya kuesioner tersebut, penulis tertarik membahas skor
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut melalui penggunaan kuesioner gadget berbasis
android di SMA Bodhicitta yang diharapkan dapat meningkatkan keinginan dan
minat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
dengan menggunakan kuesioner gadget berbasis android pada siswa SMA
Bodhicitta.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengukur skor pengetahuan mengenai gigi berlubang, penyakit gusi
dan cara menyikat gigi melalui penggunaan kuesioner gadget berbasis android pada
siswa SMA Bodhicitta.
2. Untuk mengukur tingkat pengetahuan mengenai gigi berlubang, penyakit
gusi dan cara menyikat gigi melalui penggunaan kuesioner gadget berbasis android
pada siswa SMA Bodhicitta.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan: sebagai sarana untuk mengetahui
tingkat pengetahuan terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi serta
pencegahannya melalui media software pada gadget.

Universitas Sumatera Utara


5

2. Bagi pengguna gadget: mengetahui dan memanfaatkan gadget sebagai


media pembelajaran tentang kesehatan umumnya dan kesehatan gigi dan mulut
khususnya.
3. Bagi peneliti: merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka
menambah wawasan keilmuan peneliti.

Universitas Sumatera Utara


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gadget
Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya
perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Salah satu hal yang
membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur kekinian.
Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru
yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.11 Gadget menurut kamus berarti
perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Gadget merujuk pada suatu
peranti atau instrument kecil yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang
berguna.5
Pada dasarnya, gadget diciptakan untuk kemudahan konsumen dalam
menggunakan media komunikasi. Definisi komunikasi menurut Laswell adalah suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa,
dengan akibat atau apa yang dihasilkan. Gadget, dilihat melalui model komunikasi
Laswell, merupakan media dalam menyampaikan pesan antara komunikator dan
komunikan. Berdasarkan pengertian ini, gadget adalah media komunikasi yang
digunakan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya.5

2.1.1 Jenis Gadget


Gadget memiliki cakupan yang luas. Hampir setiap perangkat elektronik kecil
dengan kemampuan khusus dan menyajikan teknologi yang baru bisa disebut gadget.
Berikut ini beberapa nama sistem operasi yang paling populer digunakan oleh
perusahaan gadget:
1. Sistem Operasi Android
Sistem Operasi Android paling banyak dipakai oleh berbagai merk
smartphone, antara lain Samsung, Asus, Xiaomi, Lenovo, dan lain-lain. Di Indonesia
sendiri, Android lebih populer dibandingkan dengan sistem operasi lain. Android

Universitas Sumatera Utara


7

merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dikembangkan oleh Android Inc. dan
kemudian dibeli oleh Google Inc. pada tahun 2005. Logo Android adalah robot hijau
yang mempunyai arti bahwa smartphone dengan sistem operasi Android bisa
dimodifikasi performanya sesuai keinginan Anda. Versi Android diberi nama
makanan manis agar mudah diingat dan memberi kesan unik. Semakin tinggi versi
Android maka semakin bagus fitur-fitur dan perfomanya.11
2. Sistem Operasi iOS Apple
Sistem Operasi iOS Apple hanya dimiliki dan dikembangkan oleh Apple Inc.
Selain brand Apple, tidak ada lagi smartphone lain yang bisa menggunakan sistem
operasi ini. Pertama kali iOS Apple dikenalkan dengan nama iPhone OS yang
diluncurkan bersama dengan Apple iPhone pada bulan Juli 2007. Pada pertengahan
2010, barulah sistem operasi diganti dengan nama iOS Apple. Versi iOS dimulai dari
iOS 1.0 sampai iOS 10. iOS 10 yang menjadi versi terbaru iPhone, baru diaplikasikan
pada iPhone 7. Tetapi bagi Anda yang memiliki iPhone 5 dan 6 juga mempunyai
kesempatan merasakan kecanggihan terbaru iOS 10 dengan cara meng-upgrade
iPhone Anda.11
3. Sistem Operasi Blackberry
Sistem Operasi Blackberry dikembangkan oleh Research in Motion (RIM)
untuk mendukung perangkat Blackberry yang juga merupakan produk dari RIM.
Blackberry OS menggunakan bahasa pemrograman berbasis Java dan merupakan
sistem operasi yang pertama kali meluncurkan push email.11
4. Sistem Operasi Windows Phone
Sistem Operasi Windows Phone merupakan sistem operasi pengganti
Windows Mobile yang dikembangkan oleh perusahaan Microsoft. Tampilan antar
mukanya menggunakan bahasa design Modern Style UI. Pada tahun 2011, pihak
Microsoft dan Nokia mengumumkan kerjasama antarkeduanya. Kerjasama tersebut
menghasilkan peluncuran Nokia Lumia dengan sistem operasi Windows Phone.
Selain Nokia, perangkat yang menggunakan Windows Phone diantaranya Samsung
SCH-i600, Samsung Jack, HTC S710, Sony EXPERIA X1, Asus P30 dan LG.11

Universitas Sumatera Utara


8

5. Sistem Operasi Bada


Samsung Electronics yang berpusat di Korea, pada November 2009
meluncurkan sistem operasi bada yang hanya bisa digunakan pada ponsel Samsung
seri Wave. Bada merupakan bahasa Korea yang mempunyai arti samudera dalam.
Pemberian nama tersebut bertujuan untuk menunjukan kepada pesaing sistem operasi
yang sudah besar, bahwa Samsung Bada akan membawa perubahan besar pada
pangsa pasar di kemudian hari nanti.11
6. Sistem Operasi Symbian
Sistem Operasi Symbian adalah sistem operasi yang awalnya dikembangkan
oleh Symbian Ltd. dan kemudian dibeli sahamnya oleh Nokia. Sebelum maraknya
smartphone, Symbian merupakan sistem operasi yang paling laris dan merajai sistem
di berbagai perangkat. Selain nokia, perangkat lain yang menggunakannya antara lain
Ericsson, Panasonic, Samsung, Siemens dan Sony Ericsson. Symbian bersifat open
source yang melakukan operasi secara multithreading, multitasking dan pengamanan
terhadap memori. Symbian mengalami update terbaru menjadi Symbian Anna dan
Belle. Popularitas iOS Apple dan Android yang menawarkan berbagai fitur menarik,
membuat banyak perangkat mulai beralih dari Symbion. Akibat hal tersebut Symbion
kini mengalami penurunan pamor. Bahkan Nokia pun menggaet sistem operasi lain,
yaitu Windows Phone untuk mempertahankan pamornya.11

2.1.2 Dampak Positif


Dampak positif dari penggunaan gadget ini adalah antara lain :
a. Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial.6
b. Mempersingkat jarak dan waktu, di era perkembangan gadget yang canggih
yang didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini, hubungan jarak jauh
tidak lagi menjadi hal yang menjadi masalah dan menjadi halangan.6
c. Mempermudah para siswa mengkonsultasikan pelajaran dan tugas-tugas
yang belum siswa mengerti. Hal ini biasa dilakukan siswa dengan sms atau bbm
kepada guru mata pelajaran.6

Universitas Sumatera Utara


9

d. Mengetahui informasi-informasi tentang kegiatan-kegiatan yang di adakan


di sekolah, siswa akan membagi informasi tentang kegiatan, foto yang berkaitan
dengan kegiatan di sekolah kemudian membagikannya di grup atau juga bisa
langsung membagikan kepada orang-orang tertentu.6
e. Memudahkan seorang anak dalam mengasah kreativitas dan kecerdasan
anak. Adanya beragam aplikasi digital seperti mewarnai, belajar membaca, dan
menulis huruf tentunya memberikan dampak positif bagi perkembangan otak anak.
Mereka tidak memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk belajar membaca dan
menulis di buku atau kertas, cukup menggunakan tablet sebagai sarana belajar yang
tergolong lebih menyenangkan. Anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk belajar
karena aplikasi semacam ini biasanya dilengkapi dengan animasi yang menarik,
warna yang cerah, serta lagu-lagu yang ceria. Selain itu, kemampuan berimajinasi
anak juga semakin terasah karena permainan yang mereka gunakan bervariasi dan
memiliki jalan cerita yang beragam.6

2.1.3 Dampak Negatif


Dampak negatif dari penggunaan gadget ini adalah antara lain :
a. Gadget yang memiliki berbagai macam aplikasi akan membuat siswa lebih
mementingkan diri sendiri.6
b. Siswa yang telah menggunakan media sosial di gadget mereka, lebih
banyak menggunakan waktunya untuk berkomunikasi di media sosial dibandingkan
belajar.6
c. Anak-anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas. Mereka lebih memilih
duduk diam di depan gadget dan menikmati dunia yang ada di dalam gadget tersebut.
Hal ini tentunya berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan tubuh anak,
terutama otak dan psikologis anak.6
d. Terlalu lama menghabiskan waktu di depan gadget juga dapat membawa
pengaruh buruk bagi kemampuan sosialisasi anak. Mereka menjadi tidak tertarik
bermain bersama teman sebayanya karena lebih tertarik bermain dengan permainan
digitalnya.6

Universitas Sumatera Utara


10

e. Anak-anak juga dapat menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam dunia nyata.
Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut sudah terbiasa hidup dalam dunia digital.6

2.2 Informasi dan Teknologi


Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan
selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau
bermanfaat bagi pemakainya. Informasi memerlukan saluran untuk berpindah.
Saluran tersebut antara lain komputer PC (gadget) sebagai saluran komunikasi.12
Menurut Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada
masalah-masalah praktis. Sehingga dapat diartikan bahwa Teknologi Informasi (TI),
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information Technology (IT) adalah
istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.
Teknologi Informasi menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi
untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa
komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan
peranti genggam modern (misalnya gadget).13
Pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk
terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi
dan mulut dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, meningkatkan daya
tahan tubuh, dan memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut pada usia sekolah merupakan salah satu cara
dalam meningkatkan kesehatan pada usia dini.9 Pendidikan formal merupakan tempat
utama seorang anak meningkatkan pengetahuan, para guru serta teman-teman sebaya
adalah sumber informasi yang mudah diperoleh oleh anak, sehingga peran seorang
guru dan teman sangat besar.9
Ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan terjadinya
penyakit karies. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan
masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut agar dapat mengendalikan tingginya
karies pada anak dengan penyuluhan. Penyuluhan terhadap kesehatan gigi dan mulut

Universitas Sumatera Utara


11

tentunya memerlukan media penyuluhan. Menurut Assosiasi Teknologi dan


Komunikasi Pendidikan, media merupakan bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi.15
Untuk itu dalam menentukan media hendaknya menyesuaikan pada
karakteristik dari audience supaya apa yang disampaikan dapat diterima secara
efektif. Selain memberikan efektifitas dalam penyuluhan, juga memanfaatkan produk
dari perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Hal ini diharapkan
agar siswa tidak ketinggalan zaman dalam mengenal dan mengetahui penggunaan
suatu produk dari IPTEK.15
Di bidang kedokteran gigi, informasi dan teknologi dapat membantu dalam
melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut merupakan upaya untuk menyampaikan pesan mengenai kesehatan gigi kepada
masyarakat, kelompok, atau individu, dengan harapan dapat memperoleh
pengetahuan kesehatan gigi yang lebih baik. Perkembangan teknologi internet diiringi
dengan perkembangan multimedia, kedua teknologi tersebut mampu memberi kesan
yang besar dalam bidang komunikasi dan pendidikan. Multimedia dapat
mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video, oleh karena itu dapat
dimanfaatkan sebagai media alternatif untuk penyuluhan kesehatan gigi masyarakat.16

2.3 Remaja
Adolesen (remaja) merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang
tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda
seks sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial
dengan lingkungannya.17,18
WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual.
Dalam definisi tersebut dikemukakan juga kriteria yaitu biologis, psikologis dan
sosial ekonomi, sehingga definisi remaja adalah suatu masa dimana :

Universitas Sumatera Utara


12

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia mencapai kematangan


seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identitas fiksasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mudah.19

2.3.1 Pembatasan Usia Remaja


Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih
bersifat konseptual dan batasan usia 10-20 tahun. Menurut Bagiot, masa usia remaja
berkisar antara 15-21 tahun. Sedangkan Gunarsa menyebutkan bahwa batasan usia
remaja berkisar antara 12- 22 tahun.19
Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan
menetapkan remaja secara umum. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, adat, dan tingkatan sosial-ekonomi maupun pendidikan.
Walaupun demikian, sebagai pedoman umum untuk kita dapat menggunakan batasan
usia 11-24 tahun dan sebelum menikah untuk remaja Indonesia dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai muncul (kriteria fisik).
b. Di masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memerlukan mereka
sebagai anak-anak (kriteria sosial).
c. Pada usia tersebut mulai ada tanda - tanda penyempurnaan perkembangan
jiwa seperti tercapainya identitas diri, tercapainya puncak perkembangan kognitif
maupun moral (kriteria psikologik)
d. Batasan usia 24 tahun merupakan batasan maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batasan usia tersebut masih menggantungkan diri
pada orang tua, belum memberikan pendapat sendiri, sehingga mereka masih
digolongkan sebagai remaja.

Universitas Sumatera Utara


13

e. Dalam definisi diatas, status perkawinan sangat menentukan, karena


seseorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan
sebagai orang dewasa penuh.19,20

2.3.2 Perkembangan pada Masa Remaja


Menurut Gunarsa, tahap perkembangan masa remaja dibagi menjadi tiga
tahap antara lain:20
a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas yaitu lebih dekat dengan
teman sebaya, ingin bebas, dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir abstrak.
b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas yaitu mencari identitas
diri, timbulnya keinginan untuk kencan, mempunyai rasa cinta yang mendalam,
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, dan berkhayal tentang aktifitas seks.
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas yaitu mengungkapan
identitas diri, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani
dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, dan mampu berpikir abstrak.

2.4 Kesehatan Gigi dan Mulut


Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat
secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan
tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut
dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.21
Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian
integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan segera
sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Perihal
kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh lingkungan keluarga dan
masyarakat.15 Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian

Universitas Sumatera Utara


14

integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kesehatan tubuh secara urnum.21

2.4.1 Tujuan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut


Begitu pentingnya gigi bagi manusia sehingga gigi perlu dirawat dengan
benar. Berikut beberapa alasan pentingnya gigi dirawat, antara lain:23
a. Mencegah terganggunya proses pencernaan karena gigi merupakan salah
satu organ penting pencernaan. Gigi digunakan untuk mengunyah makanan sebelum
masuk ke saluran pencernaan. Jika gigi mengalami gangguan, akan terganggu pula
proses pencernaannya.
b. Mencegah terjadinya masalah pada gigi karena gigi yang masalah dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
c. Mencegah terjadinya infeksi karena gigi yang tidak terawat sehingga
terkena infeksi dapat menimbulkan penyakit yang lainnya, seperti : penyakit jantung
dan pembuluh darah antara lain : paru-paru, gula, stroke, dan kanker.
d. Mencegah terjadinya bau mulut karena sisa makan yang masih ada di gigi
menyebabkan aktivitas bakteri berlebihan sehingga mulut mengeluarkan bau yang
kurang sedap.
e. Menjaga keindahan dari diri seseorang karena gigi juga berfungsi sebagai
keindahan. Gigi adalah komponen lain dalam kecantikan selain kulit tubuh, kulit
wajah, mata, dan bibir. Oleh karena itu, setiap orang ingin punya senyum memikat
dengan gigi yang sehat.

2.4.2 Bahaya Mengabaikan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih
banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang
dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan
gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami
karies.15 Salah satu penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan
mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang kurang.9

Universitas Sumatera Utara


15

Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies, gingivitis, radang dan
stomatitis pada kelompok usia sekolah menjadi perhatian yang penting dalam
pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok
usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hal itu dilandasi oleh
kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan gigi dan
mulut.9
Kondisi gigi dan mulut yang tidak terjaga dengan baik dapat menyebabkan
masalah yang lain di sekitar mulut, di antaranya timbulnya gigi yang berlubang, sakit
gigi, karang gigi, plak gigi, peradangan pada gusi, sariawan, dan kelainan-kelainan
yang lain di sekitar gigi.15 Penyakit gigi tidak dapat diremehkan karena
mempengaruhi seluruh tubuh. Penyakit gigi bukan penyakit ringan pada gusi dan
gigi, melainkan penyakit dari tubuh yang terjadinya di mulut. Jika dibiarkan, dapat
berkontribusi terhadap penyakit lain yang lebih berbahaya sehingga mempengaruhi
kualitas hidup dan memperpendek usia harapan hidup.22

2.4.3 Upaya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut


Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya
meningkatkan kesehatan.9 Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dapat ditingkatkan dengan peran
serta masyarakat. Salah satu upaya untuk meminimalisasi angka kesakitan yang ada
adalah dengan preventif dengan cara promosi kesehatan. Penyuluhan merupakan
salah satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut melalui program
penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mayarakat
sehingga ikut berpartisipasi serta aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan.15

2.5 Dampak Tidak Merawat Gigi


2.5.1 Gigi Berlubang
Gigi berlubang adalah kerusakan permanen pada bagian permukaan keras
pada gigi yang berkembang menjadi pembukaan atau lubang kecil. Gigi berlubang
juga disebut dengan kerusakan gigi atau karies, disebabkan oleh kombinasi beberapa

Universitas Sumatera Utara


16

faktor, termasuk bakteri di dalam mulut, tidak membersihkan gigi dengan baik, sering
mengonsumsi makanan ringan dan minuman yang manis.24

2.5.1.1 Gejala Gigi Berlubang


Gejala dari gigi berlubang bervariasi tergantung dengan luas dan lokasinya.
Pada awal terjadinya lubang, umumnya tidak terjadi gejala. Namun seiring dengan
membesarnya lubang, maka kemungkinan dapat terjadi gejala seperti:25
a. Sakit gigi secara spontan atau nyeri yang terjadi tanpa sebab jelas.
b. Sensitivitas gigi
c. Nyeri ringan hingga tajam ketika makan atau minum yang manis, panas,
atau dingin
d. Terdapat lubang yang terlihat pada gigi
e. Terdapat warna coklat, hitam, atau putih pada permukaan gigi
f. Terasa nyeri ketika menggigit makanan

2.5.1.2 Penyebab Gigi Berlubang


Kebanyakan orang beranggapan penyakit ini merupakan penyakit yang
sepele, namun rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit ini cukup dapat
mengganggu aktivitas sehari – hari. Berikut ini penyebab gigi berlubang:26
a. Adanya bakteri
b. Faktor genetik atau keturunan
c. Timbulnya plak pada gigi
d. Sikat gigi yang salah
e. Mulut kering
f. Makanan manis
g. Cara menyikat gigi yang tidak benar

2.5.1.3 Faktor Resiko Gigi Berlubang


Setiap orang memiliki resiko mengalami gigi berlubang, namun beberapa
faktor berikut dapat meningkatkan terjadinya resiko gigi berlubang:25

Universitas Sumatera Utara


17

a. Lokasi gigi. Pengeroposan umumnya terjadi pada bagian belakang gigi.


Gigi pada bagian ini memiliki banyak alur, lubang dan celah, dan beberapa akar yang
dapat mengumpulkan beberapa partikel makanan. Hal ini menyebabkan gigi belakang
lebih kotor dan susah dibersihkan dari pada gigi bagian depan.
b. Makanan dan minuman tertentu. Makanan yang menempel pada gigi untuk
waktu yang lama seperti susu, es krim, madu, gula pasir, soda, buah kering, kue
kering, permen keras, dan keripik dapat menyebabkan pembusukan.
c. Sering ngemil atau konsumsi minuman manis. Terlalu sering mengonsumsi
minuman manis akan memberikan bakteri mulut lebih banyak makanan untuk
menghasilkan asam yang dapat merusak gigi.
d. Jadwal menyusui bayi. Memberi bayi susu, jus, atau cairan yang
mengandung gula lainnya ketika sebelum tidur dapat meningkatkan resiko terjadinya
gigi berlubang. Hal ini terjadi karena sisa gula pada mulut akan tetap tinggal ketika
tidur.
e. Pasta gigi tidak mengandung fluoride yang cukup. Fluoride dan mineral
alami dapat mencegah terjadinya gigi berlubang.
f. Faktor usia. Seiring dengan bertambahnya usia, gigi menjadi lebih rentan
pada kerusakan akar.
g. Mulut kering, disebabkan oleh kurangnya air liur yang membantu
mencegah kerusakan gigi dengan cara membuang makanan dan plak dari gigi. Zat
yang ditemukan pad air liur juga dapat membantu melawan asam yang dihasilkan
oleh bakteri.
h. Menggunakan terapi pengobatan tertentu. Beberapa kondisi medis seperti
radiasi ke kepala atau leher atau obat kemoterapi tertentu dapat meningkatkan resiko
terjadinya gigi berlubang.
i. Tambalan atau behel gigi yang digunakan sudah bertahun-tahun dapat
mengalami kerusakan atau menyimpan kotoran dan sulit untuk dihilangkan. Kondisi
ini memungkinkan untuk terjadinya pembusukan.
j. Sakit maag dapat menyebabkan asam lambung mengalir ke mulut sehingga
dapat menghilangkan enamel gigi dan menyebabkan kerusakan gigi. Kondisi ini

Universitas Sumatera Utara


18

menunjukkan lebih banyak bakteri yang menyerang dentin sehingga menyebabkan


kerusakan gigi.

2.5.1.4 Pencegahan Gigi Berlubang


Kebersihan mulut dan gigi yang baik dapat membantu untuk menghindari gigi
berlubang dan kerusakan gigi. Berikut adalah beberapa cara untuk membantu
mencegah gigi berlubang:25
a. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride setelah makan atau minum. Sikat
gigi minimal dua kali sehari dan setelah makan. Untuk membersihkan sela antara gigi
dapat menggunakan pembersih interdental atau floss
b. Gunakan cairan kumur antiseptic secara rutin setiap hari.
c. Hindari sering ngemil atau konsumsi minuman manis. Konsumsi minuman
selain air putih dapat membantu bakteri mulut membentuk asam yang dapat
menghancurkan enamel gigi.
d. Mengkonsunsumsi makanan yang menyehatkan gigi. Makanan seperti buah
dan sayuran segar dapat membantu meningkatkan air liur. Kopi tanpa pemanis, the,
dan permen karet bebas gula membantu membersihkan partikel makanan.
e. Berkonsultasilah dengan dokter gigi secara rutin minimal 6 bulan sekali.

2.5.2 Penyakit Gusi


2.5.2.1 Gejala Penyakit Gusi
Berikut ini beberapa gejala dari penyakit gusi:27
a. Gusi sering berdarah
Terjadinya pendarahan pada gusi yang terus – menerus dan tak sembuh –
sembuh adalah hal yang harus di waspadai. Gusi menjadi sangat sensitif dan apabila
kita menyentuhnya sedikit saja gusi langsung mengeluarkan darah. Selain sensitif,
fungsi gusi dalam menopang gigi akan menjadi kurang kuat, hal ini dapat
menyebabkan gigi copot atau tanggal.

Universitas Sumatera Utara


19

b. Gusi meradang
Gingivitis atau radang gusi yaitu terjadinya peradangan pada gusi yang di
tandai dengan gejala – gejala seperti perubahan warna gusi menjadi merah tua, gusi
membengkak, bau mulut yang sangat keras, mudah berdarah.
c. Benjolan atau bintik kasar pada gusi
Benjolan pada gusi bawah maupun gusi atas dapat dicurigai sebagai tumor,
sebaiknya jangan anda abaikan. Apalagi jika benjolan ini menimbulkan rasa tidak
nyaman, rasa sakit, atau bahkan tumbuh membesar. Segeralah periksakan ke dokter
apakah itu tumor jinak atau bisa jadi itu adalah tumor ganas yang merupakan
pertanda awal kanker.
d. Sariawan atau luka pada gusi
Luka pada gusi yang disebabkan oleh gesekan yang terjadi pada saat
menggosok gigi, luka pada saat mencongkel gigi dengan tusuk gigi, luka kerena
kecelakaan, dan lain – lain. Apabila tidak segera diobati maka akan menjadi luka
yang berkepanjangan, karena mengakibatkan masuknya bakteri ke dalam luka yang
lama – kelamaan dapat menjadi salah satu pemicu munculnya kanker.

2.5.2.2 Penyebab Penyakit Gusi


Penyebab penyakit gusi antara lain:27
a. Kurang menjaga kebersihan. Hal ini merupakan faktor yang paling besar
penyebab terjadinya penyakit pada gusi. Tidak paham bagaimana cara menyikat gigi
dengan benar, dan mengabaikan kebersihan rongga mulut, menyebabkan banyak sisa
– sisa makanan menumpuk yang menjadi pemicu timbulnya plak penyebab karang
gigi hitam.
b. Mengkonsumsi makanan yang manis – manis atau banyak mengandung
gula dan karbohidrat juga menjadi salah satu penyebab sakit gusi. Selain itu makanan
yang keras, yang dapat melukai gusi, makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin
juga tidak baik untuk dikonsumsi. Kebiasaan minum alkohol dapat merusak gusi,
gigi, dan organ tubuh yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara


20

c. Kebiasaan merokok, mengkonsumsi tembakau, obat – obatan, diet yang


salah, kurang olah raga dan inveksi HIV dapat menjadi pemicu munculnya sel – sel
kanker di dalam tubuh.

2.5.2.3 Pencegahan Penyakit Gusi


Pencegahan yang dilakukan untuk penyakit gusi:27
a. Mencegah lebih baik dari pada mengobati, maka dari itu mulailah lebih
serius menjaga kebersihan gigi dan rongga mulut, hindarilah kebiasaan – kebiasaan
buruk, dan hindari makanan – makanan yang menjadi penyebab munculnya penyakit
gusi di atas.
b. Jika sudah terdapat gejala atau tanda – tanda telah ada penyakit pada gusi,
segeralah mengunjungi dokter anda. Dokter dapat mendiagnosa, menyarankan,
merawat dan mengambil tindakan yang tepat sehingga penyakit pada gusi tidak
sampai tumbuh menjadi kanker yang lebih berbahaya.
c. Jika pada penyakit gusi telah muncul sel – sel kanker, maka pembedahan
adalah salah satu jalan keluar untuk menyembuhkannya.

2.6 Menyikat Gigi


Cara menyikat gigi mempengaruhi tingkat kebersihan gigi. Menyikat gigi
tidak perlu tekanan karena itu akan menyebabkan gigi abrasi dan rusak. Sikatlah
permukaan gigi secara menyeluruh. Setelah menyikat gigi, berkumurlah sampai
bersih agar kuman dan sisa makanan tidak tertinggal. Gerakan menyikat gigi tidak
hanya ke kiri dan kanan saja. Biasanya dimulai dari bagian distal gigi paling belakang
rahang atas dan kemudian permukaan oklusal dan insisalnya sampai seluruh
permukaan gigi di rahang sebelahnya tercakup. Hal yang sama dilakukan pada rahang
bawah.28

2.6.1 Teknik Menyikat Gigi


Teknik menyikat gigi haruslah disesuaikan dengan keadaan gigi geligi dan
kemampuan sikat gigi yang digunakan. Berikut adalah teknik-teknik menyikat gigi

Universitas Sumatera Utara


21

yang diperkenalkan beberapa ahli:29


a. Gerakan vertical. Arah gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam
keadaan rahang atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang
menghadap ke pipi (bukal/labial), sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap
lidah/langit-langit (lingual/palatal), gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam
keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan, yaitu bila menggosok gigi tidak
benar dapat menimbulkanresesi gingival/penurunan gusi sehingga akar gigi terlihat.
b. Gerakan horizontal. Arah gerakan menggosok gigi ke depan ke belakang
dari permukaan bukal dan lingual. Sikat gigi digerakkan maju-mundur 6-9 mm.
Gerakan menggosok pada bidang kunyah dikenal sebagai scrub brush. Gerakan ini
harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena dapat menyebabkan resesi gusi/abrasi
lapisan gigi dan kerusakan pada cemeto-enamel juction.
c. Gerakan roll teknik/modifikasi Stillman. Cara ini, gerakannya sederhana,
paling dianjurkan, efisien dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat
ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal/bidang kunyah,
ujung bulu sikat mengarah 45o ke apex/ujung akar, gerakan perlahan melalui
permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam
lengkungan.Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir
tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai lebih kurang 12 kali
sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan
membersihan sisa makanan di daerah interproksimal/antara gigi.
d. Gerakan Fones. Posisi gerakan ini hampir sama dengan teknik horizontal
tetapi gerakannya rotasi. Gerakan ini mengantisipasi kemungkinan merusak
gingiva.Gerakan ini dianjurkan untuk anak-anak saja.
e. Gerakan Leonard. Gerakan yang digunakan ke atas dan ke bawah pada
permukaan fasial gigi posterior untuk merangsang gingiva. Gerakan ini paling umum
dan disarankan.
f. Gerakan Charters. Teknik ini dikhususkan untuk daerah proksimal. Sikat
gigi diletakkan 90o terhadap aksis panjang gusi sehingga bulu sikat masuk di antara
gigi tetapi tidak menekan gusi. Lalu gerakkan sikat gigi secara rotasi perlahan-lahan

Universitas Sumatera Utara


22

dengan bulu sikat tetap menyentuh margin gigi. Metode ini dianjurkan untuk
penyikatan sementara pada daerah penyembuhan luka pasca perawatan bedah
periodontal untuk mendapatkan efek mamase gingiva.
g. Gerakan Bass. Gerakan ini ditujukan untuk menyingkirkan plak dan debris
dari dalam suklus. Teknik ini dianjurkan untuk penyikatan rutin bagi individual yang
tidak memiliki kelainan periodontal. Posisi sikat gigi diletakkan 45o terhadap apeks
gigi. Kemudian didorong perlahan-lahan ke dalam suklus. Gerakkan secara vibrasi
(maju-mundur pendek-pendek) sehingga sikat gigi bergetar membersihkan suklus.
h. Gerakan Rolling. Bulu sikat diletakkan sejajar dan berlawanan dengan
attached gingiva dan kepala sikal sejajar dataran oklusal. Lalu putar ke arah oklusal.
Teknik ini cocok untuk anak-anak, tetapi jangan menyikat terlalu dalam ke
vestibulum karena dapat menyebabkan tauma mucogingiva junction dan mukosa
alveolar.
i. Gerakan Smith-Bell. Bulu sikat diletakkan pada permukaan insisal atau
oklusal dan digerakkan menuju gusi. Gerakan ini meniru gerakan alami self-
cleansing.

2.6.2 Frekuensi Menyikat Gigi


Frekuensi menyikat gigi menurut American Dental Association (ADA)
minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat
gigi secara tidak teratur akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Plak yang tidak
disingkirkan secara sempurna, dapat menyebabkan bau mulut, karies, dan penyakit
periodontal.28

2.6.3 Cara Menyimpan Sikat Gigi


Cara menyimpan sikat gigi agar tetap sehat untuk digunakan:29
a. Perhatikan jarak menyimpan sikat gigi dengan WC, sebab WC mengandung
banyak bakteri. Apabila sikat gigi disimpan di dekat WC, bakteri dari WC dapat
menempel ke sikat gigi

Universitas Sumatera Utara


23

b. Bersihkan sikat gigi hingga benar-benar bersih, kemudian sikat gigi


dikebaskan agar kering dan pastikan sisa-sisa busa pasta gigi sudah tidak menempel
pada sikat gigi
c. Lakukan penyimpanan sikat gigi di tempat yang kering. Bakteri menyukai
tempat yang lembab
d. Lakukan penyimpanan sikat gigi dengan kepala sikat menghadap ke atas
e. Tidak dibolehkan menggunakan sikat gigi bergantian, termasuk dengan
saudara sekalipun
f. Tidak dibolehkan menyimpan sikat gigi berdekatan dengan sikat gigi orang
lain
g. Sebaiknya sikat gigi diganti setelah mengalami sakit gigi
h. Sebaiknya sikat gigi diganti secara rutin 3-4 bulan sekali

2.7 Kuesioner Gadget Berbasis Android


Kuesioner gadget berbasis android merupakan sebuah aplikasi yang
menyajikan beberapa pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut sehingga
pengguna bisa merasa tertarik untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut.
Kuesioner ini memiliki tiga menu utama diantaranya Start, Login Admin dan Quit
dengan tampilan yang menarik. Kuesioner ini dapat digunakan oleh masyarakat
dengan berbagai macam usia.

2.7.1 Tampilan Menu


Tampilan menu pada kuesioner gadget berbasis android meliputi :
a. Menu pertama yaitu Start, merupakan menu yang akan mengukur seberapa
jauh seseorang melakukan perawatan gigi sesuai prosedur yang tepat melalui
kuesioner. Tampilan menu ini akan menyajikan 15 pertanyaan multiple choice
mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Apabila seseorang mendapatkan
kesalahan maka orang tersebut tentu akan langsung mengetahui jawaban yang benar
sehingga dia dapat merubah kebiasaannya yang salah tersebut.

Universitas Sumatera Utara


24

b. Menu kedua yaitu Login Admin, menu ini berisi semua skor yang diisi oleh
pengguna pada menu Start. Pada menu ini nanti dapat dilihat skor masing-masing
kelompok yaitu gigi berlubang, penyakit gusi, menyikat gigi dan data identitas
responden serta latar belakang responden. Menu ini dikunci dengan password dan
hanya dapat diakses oleh admin sendiri.
c. Menu ketiga yaitu Quit, menu ini dapat membantu menutup kuesioner
berbasis android

2.7.2 Kategori Tingkat Pengetahuan


𝐼+𝐼𝐼+𝐼𝐼𝐼
Nilai akumulasi = 𝑥 100%
15

Dimana : I = pengetahuan tentang gigi berlubang sebanyak 5 soal


II = pengetahuan tentang penyakit gusi sebanyak 5 soal
III = pengetahuan tentang menyikat gigi sebanyak 5 soal

Pengelompokan tingkat pengetahuan menurut Arikunto :


a. Akumulasi nilai ≥80% dari nilai maksimal  tingkat pengetahuan baik
b. Akumulasi nilai 60-79% dari nilai maksimal  tingkat pengetahuan sedang
c. Akumulasi nilai <60% dari nilai maksimal  tingkat pengetahuan buruk

2.7.3 Analisis Kuesioner Gadget Berbasis Android


Kuesioner gadget berbasis android merupakan sebuah aplikasi yang
menyajikan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari aplikasi ini antara lain:

2.7.3.1 Kelebihan Kuesioner Gadget Berbasis Android


a. Sistem yang digunakan kuesioner gadget berbasis android tidak terlalu
rumit sehingga dapat dimengerti oleh berbagai kalangan usia.
b. Kuesioner gadget berbasis android di desain khusus dengan berbagai
tampilan unik dan dilengkapi dengan fitur animasi gigi.

Universitas Sumatera Utara


25

c. Kuesioner gadget berbasis android dapat digunakan tanpa menggunakan


jaringan koneksi internet.
d. Kuesioner gadget berbasis android memiliki tiga menu utama yang
masing-masing menunya memiliki kelebihan, diantaranya :
 Start, kelebihan dari menu ini yaitu dapat mengukur ketepatan seseorang dalam
melakukan perawatan gigi sesuai prosedur.
 Login Admin, kelebihan dari menu ini yaitu dapat melihat skor pada masing-
masing kelompok.
 Quit, kelebihan dari menu ini yaitu dapat membantu menutup kuesioner berbasis
android

2.7.3.2 Kekurangan Kuesioner Gadget Berbasis Android


a. Kuesioner gadget berbasis android ini masih tergolong sederhana sehingga
masih diperlukannya pembaruan secara berkala.
b. Kuesioner gadget berbasis android ini juga masih tergolong baru sehingga
masih diperlukan adanya rencana pemasaran yang matang sehingga kuesioner ini
dapat dikenal di kalangan masyarakat luas.

Universitas Sumatera Utara


26

2.8 Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA


Bodhicitta Medan

Menggunakan kuesioner gadget berbasis android

Informasi tentang kesehatan gigi dan mulut

Gigi berlubang Penyakit gusi :


- Gejala: sakit gigi secara spontan, - Gejala: gusi sering berdarah,
sensitivitas gigi, nyeri ringan hingga gusi meradang, benjolan
tajam, terdapat lubang yang terlihat pada atau bintik kasar pada gusi
gigi - Penyebab: kurang menjaga
- Penyebab: timbulnya plak pada gigi, cara kebersihan, konsumsi
menyikat gigi yang salah, kebersihan makanan yang manis,
mulut yang buruk kebiasaan merokok
- Faktor risiko: lokasi gigi, makanan dan - Pencegahan: menghindari
minuman tertentu, pasta gigi tidak kebiasaan buruk, jika
mengandung fluoride yang cukup terdapat gejala segera
- Pencegahan: sikat gigi dengan pasta gigi mengunjungi dokter
berfluoride, konsumsi makanan yang
menyehatkan gigi

Menyikat gigi
- Waktu menyikat gigi yang tepat : pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
- Bentuk kepala sikat gigi yang seharusnya digunakan: kepala sikat gigi kecil
dengan bulu sikat lembut
- Cara menyimpan sikat gigi: posisi kepala sikat gigi di bagian atas
- Pasta gigi yang baik: pasta gigi yang mengandung fluoride
- Banyak pasta gigi yang digunakan: sebesar biji kacang polong

Universitas Sumatera Utara


27

2.9 Kerangka Konsep

Informasi kesehatan gigi dan


mulut tentang:
- Gigi berlubang : gejala,
penyebab, faktor risiko,
Baik
pencegahan Skor pengetahuan

- Penyakit gusi : gejala, kesehatan gigi dan

penyebab, pencegahan mulut pada siswa- Sedang


- Menyikat gigi : waktu siswi SMA

menyikat gigi yang tepat, Bodhicitta Medan


Buruk
bentuk kepala sikat gigi,
cara menyimpan sikat
gigi, pasta gigi

Universitas Sumatera Utara


28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yang
mempelajari pemanfaatan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh
dari internet melalui gadget.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Perguruan Buddhis Bodhicitta yang terletak
di Jalan Selam, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai. Waktu
yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu ± 6 bulan.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh murid kelas X-XI pada SMA Perguruan
Buddhis Bodhicitta yang berusia 15-19 tahun dengan jumlah 288 murid.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian adalah seluruh murid kelas X-XI pada SMA Perguruan
Buddhis Bodhicitta dengan cara menggunakan kuesioner gadget berbasis android
yang diambil dari populasi remaja menggunakan total sampling dengan kriteria
inklusi. Jumlah sampel penelitian adalah 277 murid.

3.3.3 Kriteria Inklusi


Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah murid yang membawa gadget
berbasis Android dan bersedia menjadi responden.

Universitas Sumatera Utara


29

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel Skala
No Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Penelitian Ukur

Skor pemahaman
1. Jawaban benar diberi
murid mengenai gigi
Skor nilai 1
1. berlubang, penyakit Kuesioner Rasio
pengetahuan 2. Jawaban salah diberi
gusi dan menyikat
nilai 0
gigi

1. Baik jika
nilainya ≥80%
dari nilai maksimal
(benar ≥12)
Tingkat pemahaman
2. Sedang jika
murid mengenai gigi
Tingkat nilainya 60-79%
2. berlubang, penyakit Kuesioner Ordinal
pengetahuan dari nilai maksimal
gusi dan menyikat
(benar 9-11)
gigi
3. Buruk jika
nilainya <60%
dari nilai maksimal
(benar <9)

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian


3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan menyuruh seluruh murid men-download dan
menggunakan kuesioner gadget berbasis android untuk dijawab sesuai dengan yang
diketahui oleh masing-masing murid.

Universitas Sumatera Utara


30

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian


a. Peneliti masuk ke kelas dan menjelaskan tentang penelitian yang akan
dilakukan dan menanyakan kesediaan murid untuk mengikuti penelitian serta
memberikan lembar persetujuan atau informed consent.
b. Kemudian peneliti menginstruksikan untuk mengeluarkan gadget mereka
masing-masing.
c. Peneliti memberikan link kuesioner gadget berbasis android untuk di
download dan install pada gadget masing-masing murid.
d. Lalu semua murid disuruh untuk membuka kuesioner tersebut dan memulai
menu “Start” untuk menjawab kuis mengenai kesehatan gigi dan mulut.
e. Setelah siap menjawab kuis, nanti akan muncul sebuah tampilan untuk
masing-masing murid mengisi identitas diri pada aplikasi tersebut.
f. Sebelum peneliti meninggalkan ruangan, peneliti membagikan souvenir
untuk masing-masing murid karena sudah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data


Data diolah secara komputerisasi

3.7 Etika Penelitian


Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup:
a. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Penelitian ini melakukan pendekatan dan menggunakan kuesioner gadget
berbasis android kemudian menjelaskan lebih dahulu tujuan penelitian, tindakan yang
akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang
berkaitan dengan penelitian dan memberikan lembaran persetujuan kepada
responden.
b. Ethical Clearance
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada
komisi etik penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat nasional.

Universitas Sumatera Utara


31

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden


Penelitian ini dilakukan pada 277 orang responden di SMA Bodhicitta yang
terdiri dari kelas X sebanyak 60,3% dan kelas XI sebanyak 39,7%
Berdasarkan jenis kelamin persentase responden perempuan lebih banyak
yaitu sebanyak 53,1% sedangkan persentase responden laki-laki 46,9% (Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik responden SMA Bodhicitta (n = 277)


Karakteristik Responden n %
Kelas
X 167 60,3
XI 110 39,7
Jenis Kelamin
Laki-laki 130 46,9
Perempuan 147 53,1

4.2 Latar Belakang Penggunaan Gadget


Dari hasil penelitian seluruh responden menggunakan gadget (100%),
sebagian besar responden menghabiskan waktu untuk menggunakan gadget dalam
sehari sebanyak 50,2 % dalam waktu 1-8 jam sehari dan lama penggunaan gadget
sebesar 44,8% dalam jangka waktu > 4 tahun (Tabel 2).

Tabel 2 . Gambaran umum pengguna gadget (n = 277)


Gambaran Umum n %
Lama Menggunakan Gadget
< 1 tahun 84 30,3
2-4 tahun 69 24,9
> 4 tahun 124 44,8
Durasi Menggunakan Gadget Dalam Sehari
<1 Jam 87 31,4
1-8 Jam 139 50,2
>8 Jam 51 18,4

Universitas Sumatera Utara


32

Dari hasil penelitian seluruh responden, sebagian besar responden mau


mencari informasi tentang kesehatan gigi dan mulut yaitu sebanyak 53,1% yang
pernah mencari secara khusus melalui situs; 32,1% yang pernah mencari secara tidak
sengaja melalui google dan hanya 14,8% yang tidak pernah mencari informasi
tentang kesehatan gigi dan mulut (Tabel 3).

Tabel 3. Persentase responden yang mencari informasi kesehatan gigi dan mulut
(n = 277)
Mencari informasi kesehatan gigi
n %
dan mulut
Sengaja 147 53,1
- Pernah Tidak sengaja
89 32,1
(Melalui google)
- Tidak pernah 41 14,8

Dari hasil penelitian seluruh responden, hampir seluruh responden


mengatakan ada manfaat menggunakan gadget untuk mencari informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut dari internet yaitu sebanyak 95,3% sedangkan hanya 4,7%
menjawab tidak ada (Tabel 4).

Tabel 4. Persentase responden pada manfaat menggunakan gadget (n = 277)


Manfaat menggunakan gadget untuk
n %
kesehatan gigi dan mulut
Ada, karena banyak informasi dari internet 264 95,3
Tidak ada 13 4,7

4.3 Kategori Pengetahuan Responden SMA Bodhicitta


Diketahui pada informasi gigi berlubang, lebih banyak responden mengetahui
gejala gigi berlubang yaitu 86,6%; proses terjadinya gigi berlubang yaitu 80,5%; jenis
makanan yang tidak merusak gigi sebanyak 75,5% dan informasi penyebab gigi
berlubang sebanyak 74%. Hanya sedikit responden yang mengetahui fungsi fluor
yaitu 53,8% (Tabel 5).

Universitas Sumatera Utara


33

Tabel 5. Persentase pengetahuan responden tentang informasi gigi berlubang


(n = 277)
Gigi Berlubang n %
Yang tidak termasuk gejala gigi berlubang
a. Sakit 22 7,9
b. Ngilu 6 2,3
c. Bengkak 9 3,3
d. Pusing (jawaban benar) 240 86,6
Salah satu penyebab gigi berlubang
a. Banyak minum air 39 14,1
b. Adanya virus 16 5,8
c. Tidak ada plak pada gigi 17 6,1
d. Sikat gigi yang salah (jawaban benar) 205 74
Jenis makanan yang tidak mudah merusak gigi
a. Makanan yang manis 17 6,1
b. Makanan yang berserat (jawaban benar) 209 75,5
c. Makanan yang berzat tepung 36 13
d. Makanan bersifat lengket 15 5,4
Fluor dapat mencegah gigi berlubang
a. Gigi tahan terhadap serangan asam yang berasal dari 149 53,8
kuman plak (jawaban benar)
b. Gigi mudah terasa ngilu 37 13,3
c. Gigi tidak mudah patah 67 24,2
d. Makanan tidak mudah melekat pada gigi 24 8,7
Proses terjadinya lubang gigi dimulai dari
a. Lapisan email (jawaban benar) 223 80,5
b. Lapisan dentin 26 9,4
c. Lapisan dalam gigi 18 6,5
d. Akar gigi 10 3,6

Dari informasi mengenai gigi berlubang, dapat diketahui tingkat pengetahuan


responden tentang informasi gigi berlubang dengan total 277 responden yaitu 61,7%
pengetahuan baik; 21,3% pengetahuan sedang dan hanya 17% pengetahuan buruk
(Tabel 6).

Tabel 6. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi gigi berlubang


(n = 277)
Tingkat Pengetahuan n %
Baik (≥80% dari nilai maksimal / benar ≥4) 171 61,7
Sedang (60-79% dari nilai maksimal / benar 3-4) 59 21,3
Buruk (<60% dari nilai maksimal / benar <3) 47 17

Universitas Sumatera Utara


34

Diketahui pada informasi penyakit gusi, lebih banyak responden mengetahui


ciri-ciri gusi yang sehat yaitu 92,7% dan penyebab penurunan gusi yaitu 88,4% serta
gejala penyakit gusi yaitu 83,8%. Sedangkan sedikit responden yang mengetahui cara
membersihkan plak gigi yaitu 61,4% dan penyebab terjadinya gusi bengkak yaitu
56% (Tabel 7).

Tabel 7. Persentase pengetahuan responden tentang informasi penyakit gusi


(n = 277)
Penyakit Gusi n %
Ciri- ciri gusi yang sehat
a. Gusi terlihat membesar 6 2,2
b. Gusi berwarna merah terang 8 2,9
c. Gusi berwarna merah muda (jawaban benar) 257 92,7
d. Gusi yang mengerut 6 2,2
Yang bukan merupakan gejala penyakit gusi
a. Gusi mudah berdarah 17 6,1
b. Gusi berwarna merah muda (jawaban benar) 232 83,8
c. Gusi berwarna merah terang 17 6,1
d. Gusi membengkak 11 4
Penyebab terjadinya gusi bengkak
a. Penumpukan plak pada gigi (jawaban benar) 155 56
b. Pasta gigi yang salah 59 21,3
c. Terlalu banyak makan 24 8,6
d. Minum minuman dingin 39 14,1
Cara pembersihan plak
a. Kumur-kumur saja 43 15,5
b. Menyikat gigi (jawaban benar) 170 61,4
c. Dicongkel dengan tusuk gigi 22 7,9
d. Hilang dengan sendirinya 42 15,2
Penyebab penurunan gusi
a. Mengkonsumsi makanan yang keras 12 4,3
b. Tidak menggunakan obat kumur 7 2,6
c. Menggunakan benang gigi 16 4,7
d. Menyikat gigi terlalu keras (jawaban benar) 245 88,4

Dari informasi mengenai penyakit gusi, dapat diketahui tingkat pengetahuan


responden tentang informasi penyakit gusi dengan total 277 responden yaitu 66,1%
pengetahuan baik; 24,5% pengetahuan sedang dan hanya 9,4% pengetahuan buruk
(Tabel 8).

Universitas Sumatera Utara


35

Tabel 8. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi penyakit gusi


(n = 277)
Tingkat Pengetahuan n %
Baik (≥80% dari nilai maksimal / benar ≥4) 183 66,1
Sedang (60-79% dari nilai maksimal / benar 3-4) 68 24,5
Buruk (<60% dari nilai maksimal / benar <3) 26 9,4

Hampir semua responden mengetahui manfaat menggunakan benang gigi


yaitu 92,4%; waktu yang tepat untuk menyikat gigi yaitu 92,1%; bulu sikat yang baik
digunakan yaitu 87% dan bentuk kepala sikat gigi yang baik yaitu 77,9%. Hanya
sedikit responden yang mengetahui pasta gigi berfluoride yaitu 50,5% (Tabel 9).

Tabel 9. Persentase pengetahuan responden tentang informasi menyikat gigi


(n = 277)
Menyikat Gigi n %
Waktu menyikat gigi yang tepat
a. Pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur (jawaban 255 92,1
benar)
b. Setiap pagi sewaktu mandi 3 1
c. Setiap malam sebelum makan 1 0,4
d. Pagi dan malam setiap mandi 18 6,5
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung
a. Fluoride (jawaban benar) 140 50,5
b. Klorin 57 20,6
c. Bromida 39 14,1
d. Iodin 41 14,8
Yang bukan termasuk manfaat menggunakan benang gigi
a. Menghindari gusi berdarah 0 0
b. Mencegah gigi berlubang 17 6,1
c. Mencegah terbentuknya karang gigi 4 1,5
d. Membuat gigi menjadi putih (jawaban benar) 256 92,4
Bentuk kepala sikat gigi yang baik untuk menyikat gigi
a. Ujung besar 47 17
b. Ujung kecil (jawaban benar) 216 77,9
c. Ujung sangat kasar 1 0,4
d. Ujung kasar 13 4,7
Bulu sikat gigi yang baik digunakan
a. Lembut (jawaban benar) 241 87
b. Keras 10 3,6
c. Kasar 1 0,4
d. Besar 25 9

Universitas Sumatera Utara


36

Dari informasi mengenai menyikat gigi, dapat diketahui tingkat pengetahuan


responden tentang informasi menyikat gigi dengan total 277 responden yaitu 74,4%
pengetahuan baik; 18,1% pengetahuan sedang dan hanya 7,6% pengetahuan buruk
(Tabel 10).

Tabel 10. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi menyikat gigi


(n = 277)
Tingkat Pengetahuan n %
Baik (≥80% dari nilai maksimal / benar ≥4) 206 74,4
Sedang (60-79% dari nilai maksimal / benar 3-4) 50 18
Buruk (<60% dari nilai maksimal / benar <3) 21 7,6

Hasil penelitian yang diperoleh di SMA Bodhicitta menunjukkan bahwa dari


seluruh responden dengan total 277 orang terdapat 57,8% responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut; 28,9% responden memiliki
pengetahuan sedang tentang kesehatan gigi dan mulut dan hanya 13,4% responden
yang memliki pengetahuan buruk tentang kesehatan gigi dan mulut (Tabel 11).

Tabel 11. Karakteristik tingkat pengetahuan responden SMA Bodhicitta


(n = 277)
Tingkat Pengetahuan n %
Baik (≥80% dari nilai maksimal / benar ≥12) 160 57,8
Sedang (60-79% dari nilai maksimal / benar 9-11) 80 28,9
Buruk (<60% dari nilai maksimal / benar <9) 37 13,3

Universitas Sumatera Utara


37

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada SMA Bodhicitta menunjukkan seluruh responden


menggunakan gadget (100%). Hal ini menunjukkan bahwa gadget bukan barang
yang susah dimiliki oleh setiap orang di era sekarang ini. Lama penggunaan sebanyak
44,8% responden menggunakan gadget dalam jangka waktu > 4 tahun. Durasi
penggunaan gadget dalam sehari menunjukkan 40,2% menggunakan gadget 1-8 jam
dalam sehari (Tabel 2). Hal ini juga menunjukkan sebagian besar responden
menghabiskan waktu dalam sehari dengan menggunakan gadget.
Dari hasil penelitian seluruh responden, sebanyak 53,1% pernah mencari
secara khusus melalui situs; 32,1% pernah mencari secara tidak sengaja melalui
google dan hanya 14,8% yang tidak pernah mencari informasi tentang kesehatan gigi
dan mulut (Tabel 3). Hal ini menunjukkan banyak responden yang mau mencari
informasi tentang kesehatan gigi dan mulut melalui gadget yang digunakan. Di dalam
sekolah terdapat fasilitas Wi-Fi yang disediakan oleh pihak sekolah untuk
mempermudah mendapatkan informasi dari internet.
Hasil penelitian yang dilakukan pada seluruh responden di SMA Bodhicitta
sebanyak 95,3% mengatakan ada manfaat gadget untuk mencari informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan alasan di internet banyak informasi yang tersedia,
sedangkan 4,7% menjawab tidak ada (Tabel 4). Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan di SMA Negeri 9 Manado hanya 26,8% memanfaatkan untuk pengetahuan
sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk media sosial seperti Path, Instagram,
Facebook, Twitter, dan berbagai media sosial lainnya.30
Pada informasi gigi berlubang menunjukkan bahwa responden cukup baik
mengetahui tentang gejala gigi berlubang, proses terjadinya gigi berlubang, mengenai
jenis makanan yang tidak merusak gigi dan penyebab gigi berlubang. Sedangkan
pengetahuan tentang fungsi fluor masih kurang baik (Tabel 5). Hal ini menunjukkan
tingkat pengetahuan responden tentang informasi gigi berlubang yaitu 61,7%

Universitas Sumatera Utara


38

pengetahuan baik; 21,3% pengetahuan sedang dan hanya 17% pengetahuan buruk
(Tabel 6).
Pada informasi penyakit gusi menunjukkan bahwa responden cukup baik
mengetahui tentang ciri-ciri gusi yang sehat, penyebab penurunan gusi, gejala
penyakit gusi dan cara membersihkan plak gigi. Sedangkan pengetahuan tentang
penyebab terjadinya gusi bengkak masih kurang baik (Tabel 7). Hal ini menunjukkan
tingkat pengetahuan responden tentang informasi penyakit gusi yaitu 66,1%
pengetahuan baik; 24,5% pengetahuan sedang dan hanya 9,4% pengetahuan buruk
(Tabel 8).
Pada informasi menyikat gigi menunjukkan bahwa responden cukup baik
mengetahui tentang manfaat menggunakan benang gigi, waktu yang tepat untuk
menyikat gigi, bulu sikat yang baik digunakan dan mengenai bentuk kepala sikat gigi
yang baik. Sedangkan pengetahuan tentang pasta gigi yang mengandung fluoride
masih kurang baik (Tabel 9). Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan responden
tentang informasi menyikat gigi yaitu 74,4% pengetahuan baik; 18% pengetahuan
sedang dan hanya 7,6% pengetahuan buruk (Tabel 10).
Hasil penelitian yang dipereoleh di SMA Bodhicitta menunjukkan bahwa dari
seluruh responden dengan total 277 orang terdapat 57,8% responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut; 28,9% responden memiliki
pengetahuan sedang tentang kesehatan gigi dan mulut; dan hanya 13,3% responden
yang memliki pengetahuan buruk tentang kesehatan gigi dan mulut (Tabel 11). Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
responden SMA Bodhicitta tergolong baik.

Universitas Sumatera Utara


39

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Skor pengetahuan responden tentang informasi:
a. Gigi berlubang, lebih banyak responden mengetahui gejala gigi berlubang
(86,6%), proses terjadinya gigi berlubang (80,5%), jenis makanan yang tidak merusak
gigi (75,5%) dan informasi penyebab gigi berlubang (74%). Hanya sedikit responden
yang mengetahui fungsi fluor (53,8%).
b. Penyakit gusi, lebih banyak responden mengetahui ciri-ciri gusi yang sehat
(92,7%), penyebab penurunan gusi (88,4%) dan gejala penyakit gusi (83,8%).
Sedangkan sedikit responden yang mengetahui cara membersihkan plak gigi (61,4%)
dan penyebab terjadinya gusi bengkak (56%).
c. Menyikat gigi, hampir semua responden mengetahui manfaat menggunakan
benang gigi (92,4%), waktu yang tepat untuk menyikat gigi (92,1%), bulu sikat yang
baik digunakan (87%) dan bentuk kepala sikat gigi yang baik (77,9%). Hanya sedikit
responden yang mengetahui pasta gigi yang mengandung fluoride (50,5%).
2. Tingkat pengetahuan responden tentang informasi:
a. Gigi berlubang yaitu 61,7% pengetahuan baik; 21,3% pengetahuan sedang
dan hanya 17% pengetahuan buruk.
b. Penyakit gusi yaitu 66,1% pengetahuan baik; 24,5% pengetahuan sedang
dan hanya 9,4% pengetahuan buruk.
c. Menyikat gigi yaitu 74,4% pengetahuan baik; 18% pengetahuan sedang
dan hanya 7,6% pengetahuan buruk.
3. Secara keseluruhan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yaitu
57,8% pengetahuan baik, 28,9% pengetahuan sedang dan hanya 13,3% pengetahuan
buruk.

Universitas Sumatera Utara


40

6.2 Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Diharapkan siswa lebih memanfaatkan penggunaan gadget untuk mencari
informasi tentang kesehatan gigi dan mulut.
2. Orang tua agar lebih mengawasi penggunaan gadget pada anak untuk hal-
hal yang lebih bermanfaat seperti mencari informasi tentang kesehatan terutama
kesehatan gigi dan mulut.
3. Pihak sekolah dapat memberi motivasi kepada seluruh siswa untuk lebih
memanfaatkan penggunaan gadget dalam proses pembelajaran di sekolah.

Universitas Sumatera Utara


41

DAFTAR PUSTAKA

1. Lintang JC, Palandeng H, Leman MA. Hubungan tingkat pengetahuan


pemeliharaan kesehatan gigi dan tingkat keparahan karies siswa SDN
Tumaluntung Minahasa Utara. J e-Gigi 2015; 3(2): 567-72.
2. Hestieyonini H, Kiswaluyo, Ristya WEY, Meilawaty Z. Perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada santri pondok pesantren Al-Azhar Jember. J KG
Unej 2013; 10(1): 17-20.
3. Labibah A, Nurhapsari A, Mujayanto R. Pengaruh permainan ular tangga
modifikasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Medali J;
2(1): 1-4.
4. Hadnyanawati H. Pemanfaatan multimedia sebagai media penyuluhan kesehatan
gigi. Indonesian J of Dentistry 2007; 14(3): 177-180.
5. Pamungkas Jati TRE, Herawati FA. Segmentasi mahasiswa program studi ilmu
komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) dalam menggunakan
gadget. http://e-journal.uajy.ac.id/5742/1/jurnal.pdf (11 November 2017)
6. Harfiyanto D, Utomo CB, Budi T. Pola interaksi sosial siswa pengguna gadget di
SMAN 1 Semarang. J of Educational Social Studies 2015; 4(1): 1-5.
7. Ameliola S, Nugraha HD. Perkembangan media teknologi dan informasi terhadap
anak dalam era globalisasi. In: Prosiding the 5th International Conference on
Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization”, 362-71.
8. Sumantri D, Lestari Y, Arini M. Pengaruh perubahan tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut pada pelajar usia 7-8 tahun di 2 Sekolah Dasar
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi melalui permainan
edukasi kedokteran gigi. Andalas Dent J: 39-48.
9. Gede YI, Pandelaki K, Mariati NW. Hubungan pengetahuan kebersihan gigi dan
mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa SMA Negeri 9
Manado. J e-Gigi 2013; 1(2): 84-8.

Universitas Sumatera Utara


42

10. Hosadurga R, Tenneti S, Hedge S, Kashyap RS, Kumar A. Awareness,


knowledge, and attitude of patients toward dental implants: A web-based
questionnaire study. J of Dent Implants 2015; 5(2): 93-100.
11. Cloud Indonesia. Macam-macam sistem operasi (OS) pada handphone.
http://cloudindonesia.com/macam-macam-sistem-operasi-os-pada-handphone (1
Februari 2018)
12. Ananda ED. Pemanfaatan teknologi informasi. http://journal.unair.ac.id/download
-fullpapers-Jurnal%20Pemanfaatan%20TI.pdf (25 Februari 2017)
13. Ardoni. Teknologi informasi: kesiapan pustakawan memanfaatkannya. Jurnal
Studi Perpustakaan dan Informasi 2005; 1(2): 32-8.
14. Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melalui
perubahan perilaku anak. MIKGI 2009; 11(1): 15-8.
15. Nurhidayat O, Eram TP, Wahyono B. Perbandingan media power point dengan
flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Unnes J
Public Health 2012: 1(1): 31-5.
16. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC, 2009: 196-202.
17. Batubara JRL. Adolescent development (perkembangan remaja). Sari Pediatri
2010; 12(1): 21-9.
18. Maryatun, Purwaningsih W. Hubungan pengetahuan dan peran keluarga dengan
perilaku pada remaja anak jalanan di Kota Surakarta. Gaster 2012; 9(1): 22-9.
19. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan
pemeliharaan Ed.I. Medan: USU Press, 2008: 5-7,86-96.
20. Putra NFP. Peran komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam mencegah
perilaku di SMA Negeri 3 Samarinda kelas XII. e-Journal Ilmu Komunikasi 2013;
1(3): 35-53.
21. Malik I. Kesehatan gigi dan mulut. Dent and Mo Lith Health 2008; 1-17.
22. Larasati R. Hubungan kebersihan mulut dengan penyakit sistemik dan usia
harapan hidup. J Skala Husada 2012: 9(1): 97-104.
23. Pratiwi D. Gigi sehat dan cantik. Jakarta: Buku Kompas, 2009: 52-3.

Universitas Sumatera Utara


43

24. Ramayanti S, Purnakarya I. Peran makanan terhadap kejadian karies. J Kesehatan


Masyarakat 2013; 7(2): 89-93.
25. Viva Health. Apakah penyebab gigi berlubang. https://vivahealth.co.id/article/
detail/12285/apakah-penyebab-gigi-berlubang? (1 Maret 2018)
26. Dokter Digital. Gigi berlubang. http://www.dokterdigital.com/id/penyakit/268_
gigi-berlubang.html (1 Maret 2018)
27. Perry DA. Periodontology Dental Hygienist. Ed 3. China: Saunders Elseviers,
2001: 239-43.
28. Senjaya AA. Menyikat gigi tindakan utama untuk kesehatan gigi. J Skala Husada
2013; 10(2): 194-9.
29. Dewi O. Pemilihan Sikat Gigi Individual. dentika Dent J 2003; 8 (1): 54-60.
30. Manumpil B, Ismanto Y, Onibala F. Hubungan penggunaan gadget dengan
tingkat prestasi siswa di SMA Negeri 9 Manado. e-Kep 2015; 3 (2): 1-6.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi,
Perkenalkan, nama saya Martyn. Saya mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan adik-adik siswa
SMA Bodhicitta untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya tentang Tingkat
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan kuesioner gadget
berbasis android pada siswa SMA Bodhicitta. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengukur skor dan tingkat pengetahuan mengenai gigi berlubang, penyakit gusi dan
cara menyikat gigi melalui penggunaan kuesioner gadget berbasis android pada siswa
SMA Bodhicitta. Manfaat dari penelitian ini adalah bagi perkembangan ilmu
pengetahuan sebagai sarana untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap
pentingnya menjaga kesehatan gigi serta pencegahannya melalui media software pada
gadget, bagi pengguna gadget mengetahui dan memanfaatkan gadget sebagai media
pembelajaran tentang kesehatan umumnya dan kesehatan gigi dan mulut khususnya,
dan bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka menambah
wawasan keilmuan peneliti. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan meminta siswa-
siswa berkumpul di dalam kelas dan dibagikan lembar persetujuan, kemudian peneliti
akan memberikan pengarahan cara menjawab. Pengisian lembar persetujuan
dilakukan secara langsung oleh siswa. Setelah semua lembar persetujuan telah selesai
diisi oleh siswa, peneliti akan mengumpulkan lembar persetujuan tersebut. Kemudian
peneliti menginstruksikan untuk mengeluarkan gadget mereka masing-masing.
Peneliti memberikan link kuesioner gadget berbasis andorid untuk di download dan
install pada gadget masing-masing murid. Lalu semua murid disuruh untuk membuka
kuesioner pada gadget berbasis android dan memulai menu “Start” untuk menjawab
kuis mengenai kesehatan gigi dan mulut. Setelah siap menjawab kuis, nanti akan
muncul sebuah tampilan untuk masing-masing murid mengisi identitas diri pada
aplikasi tersebut. Kegiatan yang akan dilakukan tidak menimbulkan efek samping

Universitas Sumatera Utara


dan seluruh biaya penelitian menjadi beban peneliti. Untuk melakukan penelitian ini,
saya membutuhkan bantuan dari adik-adik untuk mengisi kuesioner ini. Saya
berharap kesediaan adik-adik sekalian untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian yang
kami lakukan ini.
Jika adik-adik bersedia menjadi subjek penelitian, lembar persetujuan
terlampir harap ditanda tangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat
kesediaan tersebut tidak mengikat dan adik-adik dapat mengundurkan diri dari
penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Demikian, mudah-
mudahan keterangan saya dapat dimengerti dan atas kesediaan adik-adik untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

______________________
(Martyn)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :

Menyatakan kesediaan untuk menjadi sampel dalam penelitian mengenai


Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan kuesioner
gadget berbasis android pada siswa SMA Bodhicitta dan tidak akan menyatakan
keberatan maupun tuntutan dikemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan pikiran sehat/ sadar dan
tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan, April 2018


Pembuat pernyataan

____________________
( )

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
A. Data Indetitas
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Kelas :
a. X b. XI c. XII

B. Gambaran Umum
1. Sudah berapa lama adik menggunakan gadget?
a. <1 tahun
b. 2-4 tahun
c. >4 tahun
2. Berapa jam dalam sehari adik menggunakan gadget?
a. <1 jam
b. 1-8 jam
c. >8 jam
3. Apakah adik pernah mencari informasi tentang kesehatan gigi dan mulut?
a. Pernah, secara sengaja
b. Pernah, secara tidak sengaja
c. Tidak pernah
4. Apakah ada manfaat menggunakan gadget untuk mencari informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut?
a. Ada, karena banyak informasi dari internet
b. Tidak ada

Universitas Sumatera Utara


C. Pengetahuan
I. Gigi Berlubang
1. Yang tidak termasuk gejala gigi berlubang adalah …
a. Sakit c. Bengkak
b. Ngilu d. Pusing
2. Salah satu penyebab gigi berlubang adalah …
a. Banyak minum air c. Tidak ada plak pada gigi
b. Adanya virus d. Sikat gigi yang salah
3. Jenis makanan yang tidak mudah merusak gigi adalah …
a. Makanan yang manis c. Makanan yang berzat tepung
b. Makanan yang berserat d. Makanan bersifat lengket
4. Fluor dapat mencegah gigi berlubang karena …
a. Gigi tahan terhadap serangan asam yang berasal dari kuman plak
b. Gigi mudah terasa ngilu
c. Gigi tidak mudah patah
d. Makanan tidak mudah melekat pada gigi
5. Proses terjadinya lubang gigi dimulai dari …
a. Lapisan email c. Lapisan dalam gigi
b. Lapisan dentin d. Akar gigi

II. Penyakit Gusi


1. Ciri – ciri gusi yang sehat adalah …
a. Gusi terlihat membesar c. Gusi berwarna merah muda
b. Gusi berwarna merah terang d. Gusi yang mengerut
2. Yang bukan merupakan gejala penyakit gusi adalah …
a. Gusi mudah berdarah c. Gusi berwarna merah terang
b. Gusi berwarna merah muda d. Gusi membengkak
3. Penyebab terjadinya gusi bengkak adalah …
a. Penumpukan plak pada gigi c. Terlalu banyak makan
b. Pasta gigi yang salah d. Minum minuman dingin

Universitas Sumatera Utara


4. Plak dapat dibersihkan dengan …
a. Kumur-kumur saja c. Dicongkel dengan tusuk gigi
b. Menyikat gigi d. Hilang dengan sendirinya
5. Penurunan gusi dapat terjadi karena …
a. Mengkonsumsi makanan yang keras c. Menggunakan benang gigi
b. Tidak menggunakan obat kumur d. Menyikat gigi terlalu keras

III. Menyikat Gigi


1. Waktu menyikat gigi yang tepat adalah …
e. Pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur
f. Setiap pagi sewaktu mandi
g. Setiap malam sebelum makan
h. Pagi dan malam setiap mandi
2. Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung …
a. Fluoride c. Bromida
b. Klorin d. Iodin
3. Yang bukan termasuk manfaat menggunakan benang gigi adalah …
a. Menghindari gusi berdarah c. Mencegah terbentuknya
karang gigi
b. Mencegah gigi berlubang d. Membuat gigi menjadi putih
4. Bentuk kepala sikat gigi yang baik untuk menyikat gigi adalah …
a. Ujung besar c. Ujung sangat kasar
b. Ujung kecil d. Ujung kasar
5. Bulu sikat gigi yang baik digunakan adalah …
a. Lembut c. Kasar
b. Keras d. Besar

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid X 167 60.3 60.3 60.3
XI 110 39.7 39.7 100.0
Total 277 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 130 46.9 46.9 46.9
Perempuan 147 53.1 53.1 100.0
Total 277 100.0 100.0

Lama Menggunakan Gadget


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 1 tahun 84 30.3 30.3 30.3
> 4 tahun 124 44.8 44.8 75.1
2-4 tahun 69 24.9 24.9 100.0
Total 277 100.0 100.0

Durasi Menggunakan Gadget Dalam Sehari


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 1 jam 87 31.4 31.4 31.4
> 8 jam 51 18.4 18.4 49.8
1 - 8 jam 139 50.2 50.2 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Mencari Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah secara sengaja 147 53.1 53.1 53.1
Pernah, secara tidak
89 32.1 32.1 85.2
sengaja
Tidak Pernah 41 14.8 14.8 100.0
Total 277 100.0 100.0

Manfaat Menggunakan Gadget


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada, karena banyak
264 95.3 95.3 95.3
informasi dari internet
Tidak ada 13 4.7 4.7 100.0
Total 277 100.0 100.0

Gigi Berlubang Soal1


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 22 7.9 7.9 7.9
B 6 2.2 2.2 10.1
C 9 3.3 3.3 13.4
D 240 86.6 86.6 100.0
Total 277 100.0 100.0

Gigi Berlubang Soal2


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 39 14.1 14.1 14.1
B 16 5.8 5.8 19.9
C 17 6.1 6.1 26.0
D 205 74.0 74.0 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Gigi Berlubang Soal3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 17 6.1 6.1 6.1
B 209 75.5 75.5 81.6
C 36 13.0 13.0 94.6
D 15 5.4 5.4 100.0
Total 277 100.0 100.0

Gigi Berlubang Soal4


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 149 53.8 53.8 53.8
B 37 13.3 13.3 67.1
C 67 24.2 24.2 91.3
D 24 8.7 8.7 100.0
Total 277 100.0 100.0

Gigi Berlubang Soal5


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 223 80.5 80.5 80.5
B 26 9.4 9.4 89.9
C 18 6.5 6.5 96.4
D 10 3.6 3.6 100.0
Total 277 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Gigi Berlubang


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 47 17.0 17.0 17.0
Sedang 59 21.3 21.3 38.3
Baik 171 61.7 61.7 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Penyakit Gusi Soal1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 6 2.2 2.2 2.2
B 8 2.9 2.9 5.1
C 257 92.7 92.7 97.8
D 6 2.2 2.2 100.0
Total 277 100.0 100.0

Penyakit Gusi Soal2


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 17 6.1 6.1 6.1
B 232 83.8 83.8 89.9
C 17 6.1 6.1 96.0
D 11 4.0 4.0 100.0
Total 277 100.0 100.0

Penyakit Gusi Soal3


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 155 56.0 56.0 56.0
B 59 21.3 21.3 77.3
C 24 8.6 8.6 85.9
D 39 14.1 14.1 100.0
Total 277 100.0 100.0

Penyakit Gusi Soal4


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 43 15.5 15.5 15.5
B 170 61.4 61.4 76.9
C 22 7.9 7.9 84.8
D 42 15.2 15.2 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Penyakit Gusi Soal5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid A 12 4.3 4.3 4.3

B 7 2.6 2.6 6.9

C 13 4.7 4.7 11.6

D 245 88.4 88.4 100.0

Total 277 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Penyakit Gusi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 26 9.4 9.4 9.4
Sedang 68 24.5 24.5 33.9
Baik 183 66.1 66.1 100.0
Total 277 100.0 100.0

Menyikat Gigi Soal1


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 255 92.1 92.1 92.1
B 3 1.0 1.0 93.1
C 1 .4 .4 93.5
D 18 6.5 6.5 100.0
Total 277 100.0 100.0

Menyikat Gigi Soal2


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 140 50.5 50.5 50.5
B 57 20.6 20.6 71.1
C 39 14.1 14.1 85.2
D 41 14.8 14.8 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Menyikat Gigi Soal3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid B 17 6.1 6.1 6.1
C 4 1.5 1.5 7.6
D 256 92.4 92.4 100.0
Total 277 100.0 100.0

Menyikat Gigi Soal4


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 47 17.0 17.0 17.0
B 216 77.9 77.9 94.9
C 1 .4 .4 95.3
D 13 4.7 4.7 100.0
Total 277 100.0 100.0

Menyikat Gigi Soal5


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 241 87.0 87.0 87.0
B 10 3.6 3.6 90.6
C 1 .4 .4 91.0
D 25 9.0 9.0 100.0
Total 277 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Menyikat Gigi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 21 7.6 7.6 7.6
Sedang 50 18 18 25.6
Baik 206 74.4 74.4 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 37 13.3 13.4 13.4
Sedang 80 28.9 28.9 42.2
Baik 160 57.8 57.8 100.0
Total 277 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai