Anda di halaman 1dari 5

Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 8(2), November 2019 35

Research Article
Formularium Tata Laksana Preventif dan Promotif di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Formulary of Preventive and Promotive Management in Dental and Oral Hospital Universitas Muhammadiyah
Yogayakarta
Novitasari R. Astuti1,*, Pipiet O. Kusumastiwi1, Iwan Dewanto1, Adike D. Salecha2, Karlina Agustiyana2
1
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Indonesia.
2
Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Indonesia.

Received date: August 11st, 2019; reviewed date: August 20th, 2019; revised date: September 26th, 2019 ; accepted date: October 21st, 2019
DOI : 10.18196/di.8205

Abstrak

Tahun 2018, 57,6% penduduk Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Fakta ini menunjukkan
perlunya upaya preventif dan promotif untuk menurunkan angka tersebut. Penelitian ini bertujuan membuat
formularium tata laksana preventif dan promotif di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (RSGM UMY), menilai komunikasi terapeutik mahasiswa profesi, dan mengetahui efektivitas
formularium tata laksana preventif dan promotif. Jenis penelitian ini adalah mixed method, jenis quasi
eksperimental dengan rancangan pre-test post-test with control group dengan 140 responden yang dipilih dengan
metode consecutive. Pengukuran skor plak dengan metode Loe dan Silness. Analisis data menggunakan paired
sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya standar formularium edukasi tata laksana preventif dan
promotif, keterampilan komunikasi mahasiswa profesi terhadap pasien adalah baik (74%), serta terdapat
perbedaan indeks plak dengan nilai signifikansi 0,000. Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya standar
formularium edukasi tata laksana preventif dan promotif, keterampilan komunikasi mahasiswa profesi Dokter
Gigi terhadap pasien di RSGM UMY adalah baik dan terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah
diberikan formularium edukasi tata laksana preventif dan promotif pada pasien perawatan scaling.
Kata Kunci: Formularium tata laksana preventif dan promotif; Indeks plak; Komunikasi terapeutik

Abstract

In 2018, 57.6% of the Indonesia’s population has oral and dental health problems. This fact showed the urgency
for preventive and promotive efforts to reduce the percentage. This research aims to formulate preventive and
promotive management procedures at the Dental and Oral Hospital of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(RSGM UMY), to assess the therapeutic communication of professional students, and to find out the effectiveness
of preventive and promotive governance formularies. This research is a mixed-method, a quasi-experimental
design with a pre-test and post-test with control group design. 140 respondents were selected by a consecutive
method. Measurement of plaque scores was conducted using the Loe and Silness method. Data were analyzed by
using paired sample t-test. The results showed that there was the formation of preventive and promotive
management education formulary standards, communication skills of professional students to patients was good
(74%), and there were differences in the plaque with a significance value of 0,000. It can be concluded that there
was a standard formulary of preventive and promotive management education, the communication skills of
Dentistry profession students to patients at RSGM UMY were good, and there were differences in the plaque index
before and after the formulary of education on preventive and promotive management in scaling treatment
patients.

Keywords: Preventive and promotive governance formulary; Plaque index; Therapeutic communication

* Corresponding author, e-mail: ovi_umy@yahoo.com


36 Novitasari Ratna Astuti, Pipiet Okti Kusumastiwi, Iwan Dewanto, Adike Dica Salecha, Karlina Agustiyana | Formularium Tata
Laksana Preventif dan Promotif di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil evaluasi yang


Penyakit gigi dan mulut masih telah dilakukan, tidak terdapat penurunan
banyak dikeluhkan oleh masyarakat indeks plak yang signifikan antara
Indonesia, tidak terkecuali karies dan kunjungan pertama dan kedua. Salah satu
penyakit periodontal.1 Besarnya angka faktor yang dapat menyebabkan hal
karies gigi dan penyakit periodontal di tersebut adalah beragamnya penyampaian
Indonesia yang cenderung meningkat KIE oleh mahasiswa profesi dan belum ada
mencerminkan persepsi dan perilaku standar KIE setelah perawatan scaling
masyarakat tentang kebersihan dan dalam bentuk formularium tata laksana
kesehatan gigi dan mulut masih kurang.2 preventif dan promotif, oleh sebab itu
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) penting dilakukan penyusunan
Kementrian Kesehatan RI tahun 2018 formularium tata laksana preventif dan
melaporkan bahwa penduduk Indonesia promotif di RSGM UMY.
yang memiliki masalah kesehatan gigi dan Penelitian ini bertujuan membuat
mulut rerata 57,6%.3 Fakta ini formularium tata laksana preventif dan
menunjukkan untuk menurunkan angka promotif di RSGM UMY, menilai
tersebut diperlukan upaya promotif dan komunikasi terapeutik mahasiswa profesi,
preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan dan mengetahui efektivitas formularium
rehabilitatif yang sesuai dengan paradigma tata laksana preventif dan promotif (indeks
sehat serta menjaga kebersihan gigi dan plak sebelum dan sesudah perawatan
mulut sebagai perilaku pemeliharaan dari scaling).
masing-masing individu. Perilaku
kebersihan mulut tambahan seperti flossing MATERIAL DAN METODE
dan menyikat interdental sangat Jenis penelitian ini adalah penelitian
direkomendasi meskipun bukti mixed method, penelitian kuantitatif dan
keefektifannya kurang.4 Kebersihan gigi kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan
dan mulut adalah kunci untuk mencegah sebelum intervensi yaitu pengumpulan data
dan menjaga kesehatan periodontal, awal mengenai jalannya komunikasi
termasuk mencegah karies gigi.5 terapeutik mahasiswa profesi dan pasien di
Pemeliharaan kesehatan gigi dan RSGM UMY, penyusunan formularium
mulut tersebut sangat erat kaitannya dengan tata laksana preventif dan promotif RSGM
kontrol plak atau menghilangkan plak UMY dengan panel expert saat dan setelah
secara teratur karena plak gigi merupakan intervensi. Panel expert saat intervensi
salah satu faktor yang dominan dalam berlangsung dilakukan untuk menilai
perkembangan penyakit periodontal dan jalannya implementasi formularium tata
karies.1,6 Data pasien pembersihan karang laksana preventif dan promotif di RSGM
gigi (scaling) di RSGM UMY menjadi UMY. Sedangkan panel expert setelah
salah satu indikator keberhasilan perawatan intervensi dilakukan untuk melakukan
scaling yakni penurunan indeks plak pada evaluasi jalannya implementasi
kunjungan mahasiswa profesi pada tahun formularium tata laksana preventif dan
2017 terdapat 4062 orang, dengan rata-rata promotif di RSGM UMY.
setiap bulan terdapat 339 orang. Salah satu Penelitian kuantitatif dilakukan
tahapan dari perawatan scaling adalah untuk membandingkan penurunan plak gigi
pemberian Komunikasi Informasi dan pasien scaling di RSGM UMY sebelum dan
Edukasi (KIE) dalam upaya preventif dan sesudah intervensi serta menilai
promotif oleh mahasiswa profesi. Sebagai komunikasi terapeutik mahasiswa profesi
dokter gigi selain memberikan perawatan dengan pasien. Penelitian kuantitatif yang
pada individu pasien, juga harus mampu dilakukan menggunakan rancangan
untuk fokus memberikan promosi eksperimental semu (quasi eksperimental)
kesehatan.7 dengan pre-test post-test with control group
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 8(2), November 2019 37

design. Penelitian ini dilaksanakan di mahasiswa profesi program pendidikan


RSGM UMY. Dokter gigi UMY menunjukkan hasil
Populasi pasien scaling di RSGM sebagian besar responden mempunyai
UMY dan subjek penelitian kuantitatif keterampilan komunikasi yang baik (74%).
dengan kriteria inklusi yaitu umur 18 - 55 Berdasarkan pengumpulan data
tahun, mendapatkan perawatan scaling, yang dilakukan dengan beberapa expert
scaling dilakukan oleh mahasiswa profesi melalui Focus Group Discussion (FGD)
RSGM UMY. Kriteria eksklusi yaitu pasien dan wawancara dengan beberapa
tidak dapat hadir pada kunjungan ke-2, perwakilan mahasiswa profesi kedokteran
pasien tidak bersedia untuk menjadi subjek gigi UMY dari setiap angkatan serta
penelitian, pasien merupakan keluarga referensi jurnal dan textbook maka dapat
mahasiswa profesi. ditetapkan suatu prosedur komunikasi
Subjek penelitian sebanyak 105 teraputik antara mahasiswa dan pasien
mahasiswa profesi Dokter Gigi UMY dan dalam bentuk formularium tata laksana
140 pasien scaling yang dipilih melalui preventif dan promotif khususnya pasien
metode consecutive dikelompokkan scaling di RSGM UMY.
menjadi 2 kelompok, yaitu 70 kelompok Bentuk formularium edukasi pasca
kontrol dan 70 intervensi. Masing masing perawatan scaling pasien yang telah
kelompok diperiksa plak gigi pasien pada dimodifikasi peneliti adalah sebagai
kunjungan I dan II dan dibandingkan. berikut: 1) Menyikat gigi minimal 2x sehari
Rancangan ini untuk mengetahui apakah pagi setelah sarapan dan malam sebelum
implementasi formularium tata laksana tidur. 2) Memilih sikat gigi dengan kepala
preventif promotif dapat menurunkan sikat yang tidak terlalu kecil agar mudah
indeks plak pasien scaling RSGM UMY diaplikasikan di rongga mulut (untuk
dan untuk menilai komunikasi terapeutik dewasa dengan panjang 2,5 cm dan untuk
mahasiswa profesi dengan pasien. anak-anak 1,5 cm). 3) Pegangan sikat
Pengukuran skor plak dengan metode Loe fleksibel/mudah digenggam. 4) Bulu sikat
dan Silness menggunakan kuesioner yang lembut. 5) Menggunakan pasta gigi
komunikasi terapeutik, form Indeks plak yang mengandung fluoride. 6) Ukuran
(Loe and Sillnes). pasta gigi sebesar biji jagung. 7) Mengganti
Masing – masing kelompok sikat gigi setiap 3 - 4 bulan sekali atau
dilakukan pemeriksaan indeks plak gigi segera diganti jika sudah mulai rusak. 8)
pasien pada kunjungan I dan II dan pada Mengurangi konsumsi makanan dan
kelompok intervensi diberikan minuman manis. 9) Mengurangi kebiasaan
formularium edukasi tata laksana preventif merokok dan jika memungkinkan berhenti
dan promotif setelah perawatan scaling merokok. 10) Kontrol 1 minggu setelah
dilakukan dalam rentang waktu 15-30 hari. perawatan pembersihan karang gigi. 11)
Waktu 15-30 hari tersebut tidak terlalu Periksa kesehatan gigi dan mulut setiap
dekat dan tidak terlalu jauh sehingga dapat minimal 6 bulan sekali ke dokter gigi.9
dilihat perbedaan antara skor pada Berdasarkan analisa data dengan
pengukuran pertama dan pengukuran menggunakan uji paired sample t-test
kedua.8 Analisis data menggunakan paired didapatkan hasil nilai signifikansi 0,000 (p
sample t-test. < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
HASIL perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah
Karakteristik responden diberikan formularium edukasi tata laksana
mahasiswa profesi dokter gigi yang diteliti preventif dan promotif di RSGM UMY.
yaitu mayoritas berusia 23 tahun (46,7%) Adapun rata - rata plak indeks mengalami
dan mayoritas berjenis kelamin perempuan penurunan sebelum 31,32 dan sesudah
(76,2%). Keterampilan komunikasi 18,89.
38 Novitasari Ratna Astuti, Pipiet Okti Kusumastiwi, Iwan Dewanto, Adike Dica Salecha, Karlina Agustiyana | Formularium Tata
Laksana Preventif dan Promotif di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pelatihan merupakan salah satu


PEMBAHASAN aspek yang dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil uji paired sample kemampuan konseling dan komunikasi
t-test didapatkan hasil nilai signifikansi yang lebih baik.14 dan pengalaman
0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa mengikuti pelatihan komunikasi terapuetik
terdapat perbedaan indeks plak sebelum memiliki hubungan yang cukup signifikan
dan sesudah perawatan scaling dengan terhadap pelaksanaan komunikasi
pemberian formularium edukasi tata terapeutik dengan pasien.15 Penurunan
laksana preventif dan promotif pada pasien indeks plak gigi disebabkan karena peneliti
di RSGM UMY. memberikan pendidikan kesehatan gigi dan
Keberhasilan formularium edukasi mulut khususnya tentang cara menggosok
tata laksana preventif dan promotif dalam gigi yang benar.16 Diantara 5 model
menurunkan indeks plak meningkat kognitif untuk memprediksi menyikat gigi,
menjadi lebih baik dalam penelitian ini flossing dan berkumur, teori perilaku yang
didukung oleh beberapa hal yaitu direncanakan dan model pendekatan proses
responden yang kooperatif saat dilakukan tindakan kesehatan adalah prediktor terbaik
pemeriksaan dan memperhatikan dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut
seksama informasi yang diberikan serta individu.17 Pada penelitian ini, pemberian
keterampilan komunikasi terapuetik yang formularium edukasi tata laksana preventif
jelas dan benar dari mahasiswa profesi saat dan promotif khususnya perawatan scalling
menyampaikan edukasi tata laksana pada pasien merupakan salah satu bentuk
preventif dan promotif pasca perawatan pendidikan kesehatan.
scalling pada kunjungan pertama. Sebanyak
60-70% diagnosa dan rencana perawatan KESIMPULAN
medis adalah berdasarkan informasi dari Kesimpulan penelitian
hasil anamnesis.10 Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya standar
menunjukkan bahwa keterampilan formularium edukasi tata laksana preventif
komunikasi mahasiswa profesi Dokter Gigi dan promotif, keterampilan komunikasi
UMY dengan pasien di RSGM sebanyak mahasiswa profesi Dokter Gigi terhadap
74% berada dalam kategori baik. pasien di RSGM UMY adalah baik dan
Keberhasilan komunikasi terdapat pengaruh yang signifikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni formularium edukasi tata laksana preventif
kurangnya pengetahuan dan kemampuan dan promotif terhadap indeks plak pasien
tenaga medis dalam menerapkan perawatan scaling.
11
komunikasi. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti, salah satu DAFTAR PUSTAKA
faktor yang mempengaruhi adalah adanya 1. Thomson, W. M., Sheiham, A., &
pendidikan dan pelatihan skills lab Spencer, A. J. Sociobehavioral aspects
komunikasi yang diterapkan di pendidikan
of periodontal disease. Periodontol.
profesi Dokter Gigi UMY selama jenjang
pendidikan S1. Kurangnya keterampilan 2000. 2012; 60(1), 54-63.
komunikasi terapeutik dapat disebabkan 2. Valm, A. M. (2019). The structure of
oleh kurangnya pengalaman seorang tenaga dental plaque microbial communities
medis.12 Evaluasi tentang efek komunikasi in the transition from health to dental
dokter gigi dengan pasien mempunyai caries and periodontal disease.
korelasi yang signifikan dan menunjukkan J. Mol. Biol. 2019; 431(16): 2957-
bahwa komunikasi antar professional di
2969.
bidang kedokteran gigi mempengaruhi
kepuasan pasien.13 3. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Hasil Utama RISKESDAS
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 8(2), November 2019 39

2018. Jakarta: Badan Penelitian dan terhadap Kemampuan Komunikasi


Pengembangan Kesehatan; 2018; 93- Perawata dalam Melaksanakan Asuhan
96. Keperawatan di Rumah Sakit Elisabeth
4. Sambunjak, D., Nickerson, J. W., Purwokerto. Jurnal Keperawatan
Poklepovic, T., Johnson, T. M., Imai, Soedirman. 2006; 1(2), 53-60.
P., Tugwell, P., & Worthington, H. V. 12. Taviyanda, D. Perbedaan Persepsi
Flossing for the management of Pasien terhadap Komunikasi
periodontal diseases and dental caries Terapeutik antara Perawat Pegawai
in adults. Cochrane Database Syst. Tetap dengan Perawat Pegawai
Rev. 2011; 12: CD008829. Kontrak di Ruang Dewasa Kelas III
5. Kumar, S., Tadakamadla, J., & RS. Baptis Kediri. Jurnal Penelitian
Johnson, N. W. Effect of toothbrushing STIKES Kediri. 2010; 3(2), 72-77.
frequency on incidence and increment 13. Hamasaki, T., Kato, H., Kumagai, T.,
of dental caries: a systematic review & Hagihara, A. Association between
and meta-analysis. J. Dent. Res. 2016; dentist – dental hygienist
95(11: 1230-1236. communication and dental treatment
6. Mitchell, L., Mitchell, D. A., & outcomes. J. Health Commun. 2017;
McCaul, L. Kedokteran Gigi Klinik. 32(3), 288-297.
Edisi, 5. Terj. Jakarta: EGC. 2014; 14. Kounenou, K., Aikaterini, K., &
186-209. Georgia, K. Nurses’ communication
7. Gallagher, J., & Field, J. C. The skills: Exploring their relationship with
Graduating European Dentist— demographic variables and job
Domain IV: Dentistry in Society. Eur. satisfaction in a Greek sample.
J. Dent. Educ. 2017; 21(Suppl. 1): 25- Procedia. Soc. Behav. Sci. 2011; 30:
27. 2230-2234.
8. Harris, R., Vernazza, C., Laverty, L., 15. Soelarso, H., Soebekti, R. H., & Mufid,
Lowers, V., Brown, S., Burnside, G., ... A. Peran komunikasi interpersonal
& Steele, J. Presenting information on dalam pelayanan kesehatan gigi (The
dental risk: PREFER study protocol for role of interpersonal communication
a randomised controlled trial involving integrated with medical dental care).
patients receiving a dental check-up. Dental Journal (Majalah Kedokteran
Contemp. Clin. Trials Commun. 2018; Gigi). 2005; 38(3): 124-129.
11: 1-9. 16. Pantow, C. B., Warouw, S. M., &
9. Nasfiannoor, M. Pendekatan Statistika Gunawan, P. N. Pengaruh Penyuluhan
Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Cara Menyikat Gigi Terhadap Indeks
Plak Gigi pada Siswa SD Inpres
Salemba Humanika. 2009.
Lapangan. e-GiGi. 2014; 2(2): 1-6.
10. Rezaei, F., & Askari, H. A. Checking 17. Dumitrescu, A. L., Dogaru, B. C.,
the relationship between physicians’ Duta, C., & Manolescu, B. N. (2014).
communication skills and outpatients’ Testing five social-cognitive models to
satisfaction in the clinics of Isfahan Al- explain predictors of personal oral
Zahra (S) Hospital in 2011. J. Edu. health behaviours and intention to
Health Promot. 2014; 3: 105. improve them. Oral Health Prev. Dent.
2014; 12(4): 345-355.
11. Diana, R. S., & Ekowati, W. Hubungan
Pengetahuan Komunikasi Terapeutik

Anda mungkin juga menyukai