Anda di halaman 1dari 64

Fakultas Kedokteran Gigi

Unit Radiologi Kedokteran Gigi


Tahun 2018

Annisa Maisaroh
Analisis Fractal Densitas Tulang Trabekula Pada Radiografi Periapikal
Pasien Periodontitis Kronis di RSGM USU Medan.
xi + 38 halaman.
Periodontitis kronis merupakan penyakit yang menyebabkan terjadinya
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar yang progresif. Periodontitis
didiagnosis berdasarkan hasil dari pemeriksaan klinis dan radiografi, namun saat ini
standar penilaian diagnosis penyakit periodontal secara radiografi kedokteran gigi
belum diperhitungkan sebagai analisis kuantitatif. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui rata-rata densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis dan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan densitas tulang trabekula pada pasien
periodontitis kronis secara kuantitatif dengan menggunakan software ImageJ. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan cross-sectional. Metode pengambilan sampel
adalah purposive sampling yang menggunakan data primer berupa 30 gambar
radiografi periapikal pada pasien periodontitis kronis di RSGM USU Medan. Uji
analisis data ini menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian ini adalah rata-rata nilai
dimensi fractal pada kelompok periodontitis kronis ringan adalah 1,206 ± 0,044, pada
periodontitis kronis sedang adalah 1,092 ± 0,087, dan pada periodontitis kronis berat
adalah 1,046 ± 0,073. Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata nilai dimensi fractal tulang
trabekula pasien periodontitis kronis laki-laki adalah 1,148 ± 0,061 dan pada
perempuan adalah 1,124 ± 0,092. Hubungan antara penurunan tulang alveolar dan
usia terhadap nilai dimensi fractal bernilai korelasi masing-masing -0,605 dan -0,187.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan densitas tulang trabekula
pada pasien periodontitis kronis, dimana periodontitis kronis berat memiliki rata-rata
nilai dimensi fractal yang paling rendah.
Daftar rujukan: 32 (2001-2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS FRACTAL DENSITAS TULANG TRABEKULA
PADA RADIOGRAFI PERIAPIKAL PASIEN
PERIODONTITIS KRONIS DI
RSGM USU MEDAN

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Gigi

ANNISA MAISAROH

NIM : 140600169

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan


di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 30 Agustus 2018

Pembimbing Tanda Tangan

Lidya Irani Nainggolan,drg, Sp.RKG


NIP. 19750225 200502 2005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji


pada 30 Agustus 2018

TIM PENGUJI

KETUA : Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp.RKG

ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K)


2. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
di Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
Ayahanda Darwin Chaniago dan Ibunda tersayang Asni Maria Tanjung atas segala
kasih sayang serta dukungan baik secara moril maupun materil yang tidak akan
terbalas oleh penulis sampai kapanpun. Serta terimakasih kepada saudara tersayang
Resal Al-Adri, Nur Khairi Al-Mashir, dan Dessy Fitri.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) selaku dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku Plt. Ketua Departemen
Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, petunjuk, dan dorongan kepada penulis.
2. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, saran, bantuan, motivasi, bimbingan
dan dukungan yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
3. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG, Dewi Kartika, drg, dan Maria Novita H.
Sitanggang, drg selaku staf di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang
telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp. BM selaku penasihat akademik yang
telah memberikan nasihat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
5. Pegawai Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara ( Kak Rani, Kak Tetty, Bang Ari) yang telah memberi
saran, masukan, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama
menjalani masa pendidikan.
7. Seluruh sahabat yang memberikan motivasi dan perhatian kepada penulis
sepanjang penyusunan skripsi ini terkhusus kepada Aditha, Nabilah, Ashavathany,
Gian, Rianda, Hazni, dan Gita. Serta sahabat sinceSHS (Rekiko, Tia, Ulya, Nilla,
Ade, Riska), Keluarga besar K-Mus FKG USU, sqUAD DTC 2018 (Rizki, Rizky,
Atun, Faisal, Wulan, Muni, dkk), Aspuri Squad (Meli, Ela, Tiwi, Dina, Ellen, Bertha,
Maslan,dan Dewi), Kelompok Liqo, Kelompok Mentoring 2015 dan 2016, dan
seluruh teman-teman seperjuangan skripsi radiologi dental, serta teman-teman
angkatan 2014 yang selalu memberikan semangat dan menguatkan dalam doa.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
serta sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 30 Agustus 2018

Annisa Maisaroh
NIM: 140600169

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI.................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5


2.1 Tulang Trabekula .............................................................................. 5
2.1.1 Definisi........................................................................................... 5
2.1.2 Gambaran Radiografi..................................................................... 5
2.2 Periodontitis Kronis .......................................................................... 8
2.2.1 Definisi........................................................................................... 8
2.2.2 Etiologi........................................................................................... 10
2.2.3 Faktor Risiko.................................................................................. 12
2.2.4 Klasifikasi ...................................................................................... 12
2.3 Radiografi Periapikal ........................................................................ 14
2.3.1 Definisi........................................................................................... 14
2.3.2 Indikasi Radiografi Periapikal ....................................................... 14

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 Software ImageJ................................................................................ 15
2.5 Analisis Fractal ................................................................................ 16
2.5.1 Dimensi Fractal Pada Tulang Trabekula....................................... 16
2.6 Kerangka Teori ................................................................................. 18
2.7 Kerangka Konsep.............................................................................. 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 23
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 23
3.3.1 Populasi ......................................................................................... 23
3.3.2 Sampel ........................................................................................... 23
3.3.3 Besar Sampel ................................................................................. 24
3.4 Variabel dan Definisi Operasional .................................................... 25
3.4.1 Variabel ......................................................................................... 25
3.4.2 Definisi Operasional ..................................................................... 25
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 26
3.5.1 Alat................................................................................................. 26
3.5.2 Bahan ............................................................................................. 26
3.6 Prosedur Penelitian ........................................................................... 26
3.7 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 31
3.7.1 Pengolahan Data ............................................................................ 31
3.7.2 Analisis Data .................................................................................. 31
3.8 Etika Penelitian ................................................................................. 31

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 28


4.1 Distribusi Pasien Periodontitis Kronis Berdasarkan Tingkat
Keparahan ........................................................................................ 28
4.2 Rerata Nilai Dimensi Fractal Pada Pasien Periodontitis Kronis ...... 29
4.3 Rerata Nilai Dimensi Fractal Pada Pasien Periodontitis Kronis
Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................................. 29
4.4 Hubungan Antara Penurunan Tulang Alveolar dan Nilai Dimensi
Fractal Pasien Periodontitis Kronis......................................................30
4.5 Hubungan Antara Usia dan Nilai Dimensi Fractal Pasien
Periodontitis Kronis ......................................................................... 30

BAB 5 PEMBAHASAN ..................................................................................... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 35


6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 35

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6.2 Saran.......................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................36

LAMPIRAN

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi pasien periodontitis kronis berdasarkan tingkat keparahan


pada sisi mesial dan distal ....................................................................... 28
2 Rerata nilai dimensi fractal trabekula pasien periodontitis kronis.......... 29
3. Rerata nilai dimensi fractal pada pasien periodontitis berdasarkan
jenis kelamin ........................................................................................... 29

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pola trabekula pada mandibula…………………………………………. 5


2. Teknik paralel pada molar mandibula ..................................................... 10
3. Teknik bisecting pada molar mandibula ................................................. 12
4. Radiografi periapikal periodontitis ringan .............................................. 13
5. Radiografi periapikal periodontitis sedang ............................................. 14
6. Radiografi periapikal periodontitis berat................................................. 14
7. Tampilan software ImageJ ...................................................................... 15
8. Nilai dimensi fractal pada tiga kelompok periodontal ............................ 17
9. Pengolahan gambar digital (dokumentasi pribadi).................................. 24
10. Kemiringan garis (plot) yang didapatkan dari fungsi fractal box counting 25
11. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan gambar (dokumen-
tasi pribadi).............................................................................................. 26
12. Grafik sebaran data antara usia dan nilai dimensi fractal ....................... 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner penelitian
2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden (Informed Consent)
3. Lembar Pernyataan Persetujuan Subjek Penelitian
4. Surat Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance)
5. Hasil Olah Data
6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
7. Rincian Anggaran Penelitian
8. Curriculum Vitae

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Periodontitis kronis merupakan penyakit infeksi multifaktorial yang diawali
dengan adanya kolonisasi bakteri, disregulasi respon kekebalan, dan respon inflamasi
yang mengaktivasi osteoklas, sehingga terjadi kerusakan ligamen periodontal dan
tulang alveolar yang progresif.1,2 Sampai saat ini, periodontitis kronis merupakan
penyakit yang di derita jutaan manusia di seluruh dunia.2
Berdasarkan survey yang dilakukan National Institute of Dental Research
(NIDR) di Indonesia, periodontitis menduduki urutan kedua utama yang masih
merupakan masalah di masyarakat dengan persentase sebesar 70%. Prevalensi
nasional masalah gigi dan mulut pada tahun 2013 sebesar 25,9% mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2007 (23,2%).3
Periodontitis didiagnosis berdasarkan banyaknya informasi yang diperoleh
dari pemeriksaan klinis dan radiografi. Sayangnya, saat ini standar penggunaan
radiografi dental tidak termasuk analisis kuantitatif. Pengukuran radiografi (misalnya
jarak dari puncak alveolar sampai batas sementum-enamel (CEJ), sudut kerusakan
intraboni dan lamina dura) tidak selamanya digunakan dalam diagnosis periodontal.4
Penelitian Mau et al, menyimpulkan bahwa pasien periodontitis berisiko
tinggi mengalami osteoporosis/penurunan kepadatan tulang. 1 Salah satu kriteria
diagnostik bagi orang yang beresiko tinggi mengalami penurunan kepadatan tulang
(osteoporosis) ialah pemeriksaan bone mineral density (BMD).2,5 Menurut WHO,
Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) merupakan metode pemeriksaan BMD
yang dijadikan standar baku emas. Namun, kekurangan dari metode ini menurut
D’Elia et al ,ialah perbedaan antara korteks dan trabekula tidak dapat ditunjukkan
melalui hasil DEXA. Sehingga, diperlukan metode yang dapat mencerminkan
mikroarsitektur tulang sebagai indikator kualitas tulang.5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

Radiografi dental merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering


digunakan untuk penegakan diagnosa dan penentuan rencana perawatan. 4,5,6 Salah
satu teknik radiografi dental yang sering digunakan adalah radiografi periapikal, yang
dapat mencitrakan empat hingga lima gigi beserta daerah apikalnya pada satu film
rontgen intraoral. Tulang trabekula dapat divisualisasikan dalam radiografi periapikal.
Pada tingkat mikrostruktur, pola tulang trabekula rahang dapat dihubungkan dengan
kondisi tulang pada bagian kerangka yang lain di dalam tubuh. Pemeriksaan dengan
radiografi periapikal relatif tidak mahal dan ketersediaan perangkatnya relatif lebih
luas dibandingkan dengan alat DEXA.5,6
Gambaran perubahan densitas trabekula sebagai indikator terjadinya
penurunan kepadatan tulang, dapat terlihat dengan melakukan image processing pada
radiograf periapikal yang di digitalisasi dengan menggunakan filter pada software
ImageJ.7 Metode analisis fractal adalah salah satu metode berbasis pola yang telah
banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Penggunaannya telah dimanfaatkan
untuk menganalisis otak, kanker, data radiografik tekstur tulang trabekula, serta
kanker payudara.8 Analisis fractal biasanya ditunjukkan pada gambar digital dan bisa
menghasilkan nilai unik untuk sebuah gambar, yaitu dimensi fractal. Ada banyak
pendekatan untuk memperkirakan dimensi fractal, namun metode penghitungan
kotak (box counting) paling banyak digunakan dan cocok untuk analisis citra biner.4,9
Tonguc et al, mendapatkan hasil dari penelitiannya bahwa densitas mineral
tulang mandibula pada subjek dengan periodontitis (0,95 g/cm 2) jauh lebih rendah
daripada subjek yang sehat (1,12g/cm2).10 Penelitian Lafzi et al, mendapatkan bahwa
penurunan densitas tulang lebih sering ditemukan pada penderita periodontitis kronis
daripada penderita gingivitis dan lebih rendah secara signifikan dibandingkan pada
individu yang sehat.11 Updike et al, membuktikan adanya perbedaan yang signifikan
antara pasien yang sehat dan pasien periodontitis dengan melakukan analisis fractal
melalui metode penghitungan kotak.4
Sener et al, dalam penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara individu sehat dan pasien periodontitis kronis berat yang dilihat dari
rerata nilai dimensi fractal (FD) yang diperoleh.12 Sementara Khajavi et al, juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

melakukan penelitian terhadap individu sehat dengan pasien periodontitis kronis


sedang dengan hasil perbedaan yang signifikan pula.13
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui adanya hubungan antara penyakit periodontal dan nilai dimensi fractal
tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis menggunakan radiografi periapikal
di RSGM USU, dikarenakan belum adanya penelitian mengenai hal tersebut di Kota
Medan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah rata-rata densitas tulang pada pasien periodontitis kronis
berdasarkan tingkat keparahannya dilihat dari hasil analisis fractal radiografi
periapikal menggunakan software ImageJ.
2. Apakah ada perbedaan densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis
kronis berdasarkan tingkat keparahannya dilihat dari hasil analisis fractal radiografi
periapikal menggunakan software ImageJ.

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka beberapa tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui rata-rata densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis
kronis berdasarkan tingkat keparahannya.
2. Untuk mengetahui perbedaan densitas tulang trabekula pada pasien
periodontitis kronis berdasarkan tingkat keparahannya.

1.4 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

1.4.1 Manfaat Teoritis


1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan untuk
data di dinas kesehatan sebagai informasi ilmiah tentang nilai rata-rata densitas tulang
trabekula pasien periodontitis kronis agar dapat mencegah keparahan penurunan
tulang yang dapat mengakibatkan mobiliti gigi.
2. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang nilai dimensi fractal
tulang trabekula di sekitar jaringan periodontitis.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Untuk memperlihatkan pentingnya gambaran radiografis dalam
mengevaluasi perubahan kualitas dan kuantitas yang digunakan untuk melihat
densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis.
2. Sebagai acuan bagi dokter gigi untuk mengetahui kuantitas densitas tulang
pada kasus periodontitis kronis agar dapat menentukan perawatan lebih lanjut apakah
dibutuhkan tindakan pencangkokan tulang dengan bone graft atau tidak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tulang Trabekula

2.1.1 Definisi
Tulang trabekula disebut juga tulang cancellous atau spongiosa. Tulang
trabekula merupakan bagian tulang yang nampak seperti karang (spongy) dan
ditemukan didekat ujung semua tulang panjang, serta di regio tengah tulang vertebral
dan terletak di antara cortical plates di kedua rahang.14

2.1.2 Gambaran Radiografi


Pola radiografi trabekula berasal dari dua sumber anatomis. Pertama adalah
tulang cancellous itu sendiri. Yang kedua adalah permukaan endosteal tulang kortikal
luar di mana tulang cancellous menyatu dengan tulang kortikal. Pada permukaan ini
plat trabekula relatif lebih tebal dan memberikan kontribusi yang signifikan ke
gambar radiografi. Pola trabekula menunjukkan variasi dalam pasien dan antar pasien
yang cukup besar, merupakan hal yang normal dan bukan manifestasi penyakit.14

A B

Gambar 1. Pola trabekula pada mandibula (A) daerah posterior


(B) daerah anterior14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Pada mandibula posterior, trabekula periradikular dan ruang sumsumnya


sebanding dengan mandibula anterior, tetapi biasanya sedikit lebih besar. Sementara
pada mandibula anterior, trabekula lebih tebal dibandingkan maksila anterior dan
menghasilkan pola kasar dengan pelat trabekula yang berorientasi lebih horizontal
(Gambar 1).14
Untuk mengevaluasi pola trabekula di area tertentu, praktisi harus memeriksa
distribusi, ukuran, dan kepadatan trabekula serta membandingkannya di kedua
rahang, terutama ke daerah yang sama di sisi yang berlawanan. Hal ini sering
menunjukkan bahwa daerah yang diharapkan secara khusus merupakan ciri khas tiap
individu.14

2.2 Periodontitis Kronis

2.2.1 Definisi
Periodontitis kronis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan
penghancuran progresif ligamentum periodontal dan tulang alveolar, dengan
pembentukan poket, resesi, atau keduanya.13,15
Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa atau
periodontitis kronis dewasa, adalah bentuk yang paling umum periodontitis. Hal ini
umumnya dianggap sebagai perkembangan yang perlahan pada penyakit. Namun,
dengan adanya faktor sistemik atau lingkungan yang dapat memodifikasi respon host
terhadap akumulasi plak, seperti diabetes, merokok, atau stres, perkembangan
penyakit mungkin menjadi lebih agresif. Meski periodontitis kronis paling sering
diamati pada orang dewasa, hal itu bisa terjadi pada anak-anak dan remaja dalam
menanggapi akumulasi plak dan kalkulus yang menahun.16

2.2.2 Etiologi
Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak sehingga penyakit
periodontal sering juga disebut penyakit plak. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat erat
pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Diperkirakan bahwa 1 mm 3 plak gigi
dengan berat 1 mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme. Mikroorganisme lain,
seperti mikroplasma yeast dan protozoa, bisa juga ditemukan pada plak yang sudah
matang. Umumnya mikroorganisme yang mendominasi adalah bakteri gram-positif
tetapi kemudian dijumpai banyak bakteri anaerob gram-negatif seperti
Porphyromonas gingivalis dan Bacteriodes forsythus. Kadang-kadang bisa dijumpai
spirochetes, walaupun perannya sebagai penyebab periodontitis belum jelas
terbukti.2,17

2.2.3 Faktor Risiko


Selain plak gigi sebagai penyebab utama penyakit periodontal, ada beberapa
faktor yang menjadi faktor resiko penyakit periodontal. Faktor ini bisa berada di
dalam mulut atau lebih sebagai faktor sistemik terhadap host. Secara umum faktor
resiko penyakit periodontal adalah oral hygiene yang buruk, penyakit sistemik, umur,
jenis kelamin, taraf pendidikan dan penghasilan.17
1. Oral Hygiene
Beberapa ahli menyatakan bahwa penyakit periodontal dihubungkan dengan
kondisi oral hygiene yang buruk. Loe et al, melaporkan bahwa pada individu yang
mempunyai gingiva sehat akan segera mengalami gingivitis bila tidak melakukan
pembersihan rongga mulut selama 2-3 minggu. Sebaliknya, bila dilakukan
pemeliharaan kebersihan mulut maka keradangan akan hilang dalam waktu 1 minggu.
Semua penelitian yang dilakukan menunjukkan pentingnya melakukan kontrol plak
bila tidak ingin terjadi kerusakan pada jaringan periodontal.17
2. Umur
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal
akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Penyakit periodontal lebih
banyak dijumpai pada orang tua daripada kelompok yang muda, walaupun keadaan
ini lebih sering dikaitkan sebagai akibat kerusakan jaringan yang kumulatif selama
hidup (proses aging).17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

3. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin masih diragukan, ada yang mengatakan bahwa kondisi
periodontal wanita lebih baik daripada pria dan sebaliknya.17
4. Penyakit sistemik
Penyakit periodontal juga berhubungan dengan diabetes melitus (DM) dan
penyakit sistemik lainnya. Insiden DM dilaporkan cukup tinggi di beberapa negara
yang artinya berdampak negatif bagi kesehatan rongga mulut. Penderita DM lebih
rentan terhadap infeksi terutama pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Bila
dilakukan skeling pada penderita diabetes tanpa tindakan profilaksis dapat
menyebabkan timbulnya abses periodontal. Respon jaringan terhadap bakteri,
ransangan kimia serta fisik dapat diperberat oleh keadaan sistemik. Untuk
metabolisme jaringan dibutuhkan material-material seperti hormon, vitamin, nutrisi
dan oksigen.Bila keseimbangan material ini terganggu dapat mengakibatkan
gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan tersebut dapat berupa kurangnya
materi yang dibutuhkan oleh sel-sel penyembuhan, sehingga iritasi lokal yang
seharusnya dapat ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi ringan saja, dengan
adanya gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat atau menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal.17

2.2.4 Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keparahannya, periodontitis kronis dibagi menjadi 3,
yaitu periodontitis berat, sedang, dan ringan.18,19 Tingkat keparahan ini berhubungan
dengan waktu, dimana seiring dengan peningkatan usia maka kehilangan perlekatan
dan kehilangan tulang akan semakin meningkat pula. Tingkat keparahan digambarkan
dengan kehilangan perlekatan yang mencapai 5 mm atau lebih pada periodontitis
berat, 3-4 mm pada periodontitis sedang, dan 1-2 mm pada periodontitis ringan.18
Sedangkan menurut Centers for Disease Control/Academy of Periodontology
(CDC/AAP), Periodontitis berat didefinisikan dengan adanya 2 atau lebih sisi
interproksimal dengan ≥ 6 mm AL (Attachment Loss) tidak pada gigi yang sama dan
1 atau lebih sisi interproksimal dengan ≥ 5 mm PD (Probing Depth). Periodontitis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

sedang didefinisikan dengan 2 atau lebih sisi interproksimal dengan ≥ 4 mm AL


(tidak pada gigi yang sama) atau 2 atau lebih sisi interproksimal dengan PD ≥ 5 mm,
juga tidak pada gigi yang sama. Periodontitis ringan didefinisikan dengan ≥ 2 sisi
interproksimal dengan ≥ 3 mm AL dan ≥ 2 sisi interproksimal dengan ≥ 4 mm PD
(tidak pada gigi yang sama) atau 1 sisi dengan ≥ 5 mm.19

2.3 Radiografi Periapikal

2.3.1 Definisi
Radiografi periapikal adalah komponen penunjang diagnostik yang
menghasilkan gambar radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya. 15
Radiografi periapikal menggunakan film yang berukuran 3x4 cm. Setiap film
biasanya menunjukkan 2-4 gigi. Pada radiografi periapikal, terdapat dua teknik
proyeksi yang biasa dapat digunakan, yaitu teknik paralleling dan teknik
bisecting.14,15

2.3.2 Indikasi Radiografi Periapikal


Indikasi utama dalam menggunakan radiografi periapikal, yaitu:
1. Deteksi infeksi apikal atau peradangan.
2. Penilaian status periodontal.
3. Apabila terjadi trauma pada gigi dan tulang alveolar.
4. Penilaian terhadap keberadaan dan posisi gigi yang tidak erupsi.
5. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi.
6. Selama perawatan endodontik.
7. Penilaian pra-operasi dan pasca operasi apikal.
8. Mengevaluasi kista apikal dan lesi di dalam tulang alveolar.
9. Mengevaluasi pasca operasi implan.20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

2.3.3 Jenis Radiografi Periapikal

2.3.3.1 Teknik Periapikal Paralel


Prinsip pemotretan teknik paralel, yaitu:
1. Film diletakkan pada film holder dan ditempatkan dalam mulut, pada
posisi paralel terhadap sumbu panjang gigi yang diperiksa.
2. Tube head (cone) diarahkan tegak lurus terhadap gigi dan film.
3. Dengan menggunakan film holder yang memiliki pemegang film dan
penentu arah tube head, teknik ini dapat diulang dengan posisi dan kondisi yang sama
pada waktu yang berbeda (reproducible).20
Prinsip pengambilan radiografi periapikal paralel, yaitu:
1. Untuk pemeriksaan gigi insisivus dan kaninus rahang atas dan bawah
gunakan film holder khusus untuk regio anterior, dengan film ditempatkan secara
vertikal. Sedangkan untuk gigi premolar dan molar gunakan film holder khusus untuk
regio posterior, film ditempatkan secara horizontal. Harus diperhatikan sisi film yang
berwarna putih dan tonjol identifikasi menghadap ke arah datangnya sinar-x.
2. Kepala pasien bersandar pada kursi, bidang oklusal horizontal sejajar
dengan lantai.15

B C

Gambar 2. Teknik paralel pada molar mandibula (A) Posisi pasien


(b) Diagram posisi (c) Posisi film14,20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

Kelebihan dari teknik periapikal paralel, yaitu:


1. Tanpa distorsi.
2. Gambar yang di hasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya.
3. Mudah dipelajari dan digunakan.
4. Mempunyai validitas yang tinggi.
Kekurangan dari teknik periapikal paralel,
yaitu:
1. Penggunaan film holder dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
pasien, terutama regio posterior, karena dapat menyebabkan rasa ingin muntah.
2. Film holder sulit penggunaannya bagi operator yang tidak berpengalaman.
3. Kondisi anatomis dalam rongga mulut sering menyulitkan teknik ini,
misalnya: palatum yang datar dan dangkal.21

2.3.3.2 Teknik Periapikal Bisecting


Prinsip teknik pengambilan foto bisecting, yaitu:
a. Sudut yang dibentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film
dibagi dua sama besar yang disebut garis bagi.
b. Tabung sinar-x diarahkan tegak lurus pada garis bagi ini, dengan titik pusat
sinar-x diarahkan ke daerah apikal gigi.
c. Dengan menggunakan prinsip segitiga sama sisi, panjang gigi sebenarnya
dapat terproyeksi sama besarnya pada film.
d. Penentuan sudut vertikal tabung sinar-x adalah sudut yang dibentuk dengan
menarik garis lurus titik sinar-x terhadap bidang oklusal.
e. Penentuan sudut horizontal tabung sinar-x ditentukan oleh bentuk lengkung
rahang dan posisi gigi. Dalam bidang horizontal, titik pusat sinar-x diarahkan melalui
titik kontak interproksimal untuk menghindari tumpang tindih satu gigi dengan gigi
sebelahnya.
f. Film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi yang diperiksa tanpa
menyebabkan film tertekuk.
Prinsip penentuan posisi dalam pengambilan foto bisecting, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

a. Film diletakkan sedemikian rupa sehingga gigi yang diperiksa ada di


pertengahan film untuk gigi rahang atas dan rahang bawah.
b. Film harus dilebihkan kurang lebih 2 mm diatas permukaan oklusal/insisal
untuk memastikan seluruh gigi tercakup didalam film. Perlu diperhatikan juga sisi
yang menghadap tabung sinar-x adalah sisi yang menghadap gigi dengan tonjol
orientasi menghadap ke arah mahkota gigi.
c. Pasien diminta untuk menahan film dengan perlahan tanpa tekanan, dengan
ibu jari atau telunjuk (menahan film dengan tekanan yang berlebihan dapat
menyebabkan film menjadi distorsi pada gambar yang dihasilkan).
d. Tabung sinar-x diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang
tepat.

e. Lakukan penyinaran dengan kondisi yang telah ditentukan.20

Gambar 3. Teknik bisecting pada molar mandibula (A) Ibu jari sebagai
pemegang film (B) Menggunakan film holder (C) Posisi film,
gigi dan x-ray14,20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

2.3.4 Gambaran Periodontitis Kronis pada Radiografi Periapikal


Periodontitis ringan (Mild periodontitis) ditunjukkan sebagai area erosi lokal
dari puncak tulang alveolar. Di daerah anterior, ini terlihat seperti penumpulan
puncak alveolar. Di daerah posterior mungkin ada kehilangan pada sudut tajam antara
lamina dura dan puncak alveolar, dengan hilangnya margin kortikal dan tampak
membulat dengan batas diffuse yang tidak beraturan.18

Gambar 4. Radiografi yang menunjukkan


kehilangan tulang horizontal dini
atau ringan (panah) pada
periodontitis kronis yang
mempengaruhi gigi posterior19

Periodontitis sedang (Moderate periodontitis) terjadi ketika penghancuran


tulang alveolar melampaui perubahan awal pada puncak alveolar dan dapat
menyebabkan berbagai cacat.Ini dapat dilihat pada radiografi sebagai erosi horizontal
secara umum atau sebagai cacat vertikal yang terlokalisir. Sering kali kehilangan
tulang secara keseluruhan tidak terlihat pada radiografi, namun secara klinis mobilitas
gigi dapat dilihat. Periodontitis yang parah adalah dimana ada kehilangan tulang yang
luas dengan mobilitas berlebihan dan bahkan terlepas pada gigi yang masih tersedia
di dalam rahang. Ini mungkin disertai dengan kehilangan tulang horizontal yang luas
atau cacat/kerusakan tulang yang luas.18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Periodontitis berat (Severe periodontitis) adalah dimana terdapat kerusakan


tulang yang luas dengan mobilitas berlebihan dan hanyutnya gigi yang masih ada
didalam tulang rahang. Ini mungkin disertai dengan kehilangan tulang horizontal
yang meluas atau cacat tulang yang luas.18

Gambar 5. Radiograf periapikal menunjuk-


kan kerusakan tulang vertikal
pada periodontitis kronis sedang
(panah)18

Gambar 6. Radiograf periapikal menunjuk-


kan derajat kerusakan tulang
periodontitis sedang dan berat
(panah) pada molar mandibula18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

2.4 Software ImageJ


ImageJ adalah program pengolahan dan analisis citra Java domain publik
yang terinspirasi oleh NIH Image untuk Macintosh. Ini berjalan, baik sebagai aplikasi
online atau sebagai aplikasi yang dapat di unduh pada komputer apapun dengan
mesin virtual Java 1.5 atau yang terbaru.22 Software ini bisa menampilkan, mengedit,
menganalisis, mengolah, menyimpan dan mencetak gambar 8-bit, 16-bit dan 32-bit.
Dan juga bisa membaca banyak format gambar termasuk TIFF, GIF, JPEG, BMP,
DICOM, FITS dan 'raw'.23,24 Pembacaan file gambar bisa dilakukan bersamaan
dengan pengoperasian aplikasi lainnya.24

Gambar 7. Tampilan Software ImageJ25

ImageJ dirancang dengan arsitektur terbuka yang menyediakan kemampuan


diperpanjang melalui plugin Java. Custom akuisisi, analisis dan pengolahan plugin
dapat dikembangkan dengan menggunakan ImageJ's built in editor dan compiler
Java. Plugin yang ditulis pengguna memungkinkan untuk menyelesaikan hampir
semua gambar pengolahan atau analisis masalah.24,25
Sebagai perangkat lunak open source domain publik, pengguna ImageJ
memiliki empat kebebasan penting yang didefinisikan oleh Richard Stallman pada
tahun 1986:
1. Kebebasan untuk menjalankan program, untuk tujuan apa pun;
2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program bekerja, dan
mengubahnya untuk membuatnya melakukan apa yang Anda inginkan;
3. Kebebasan untuk mendistribusikan ulang salinan data sehingga Anda dapat
membantu rekan Anda;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

4. Kebebasan untuk memperbaiki program yang dapat dipublikasikan sehingga


seluruh masyarakat mendapatkan manfaatnya.26

2.5 Analisis Fractal


Analisis fractal, sebuah metode kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi
struktur kompleks dengan memeriksa komponen dasar, telah digunakan untuk
menganalisis citra biologis selama beberapa tahun terakhir. Tujuan dari beberapa
penerapan ini menilai perubahan tulang, untuk mengukur kerapuhan tulang dan untuk
menunjukkan peningkatan risiko patah tulang atau osteoporosis.4
Analisis fractal didasarkan pada perhitungan matematika fractal untuk
menggambarkan bentuk kompleks dan pola struktural. Inti dari konsep fractal adalah
adanya proses penyusunan ulang komponen-komponen yang identik yang memiliki
“kesamaan diri” (self-similarity) dalam jumlah besar.28
Analisis fractal dilihat dari nilai Dimensi Fractal suatu citra dengan metode
ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

D(s) = log (N(s))


log (s)

Dengan N(s) menyatakan banyaknya kotak berukuran s yang berisi informasi


(pixel) objek dan D(s) adalah Dimensi Fractal objek dengan kotak berukuran s.4
Sebuah kotak dari berbagai ukuran persegi, s, ditempatkan di atas ROI, dan
jumlah kotak, N (s), mengandung trabekula dihitung dengan masing-masing
perubahan ukuran kotak. Dimensi fractal, D, dihitung dengan membuat plot
Richardson N vs.s dan pemecahannya untuk kemiringan regresi linier, sesuai rumus:
log (N) =) D.log (s). Algoritma ini diulang untuk grid kotak dengan sisi-panjang 2, 3,
4, 6, 8, 12 dan 16 pixel, ditentukan oleh rekomendasi Kaye.Ukuran grid harus turun
antara 2 sampai 30% dari proyeksi trabekula maksimal. Kami memperkirakan ukuran
trabekula yang relevan menjadi sekitar 0,1-2 mm. Dengan kata lain, batas bawah dari
batang pengikat harus dekat dengan besarnya fitur terkecil pada ROI dan batas atas
tidak harus melewati fitur terbesar ROI.4,9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

2.5.1 Dimensi Fractal Pada Tulang Trabekula


Tosoni et al, menggunakan analisis fractal untuk mempelajari osteoporosis
yang dihubungkan dengan perubahan densitas tulang pada radiografi panoramik.
Penelitian ini memiliki sensitivitas yang tinggi, tapi spesifisitasnya lebih rendah, yang
menjelaskan kekurangan signifikansi statistik dalam hasil penelitian mereka. 4
Pada tahun 2006, Jolley et al menunjukkan bahwa radiograf periapikal bisa
memberikan metode yang andal untuk menentukan dimensi fractal untuk dianalisis
perubahan densitas tulang alveolar di berbagai penyakit tulang.Updike et al,
mendapatkan hasil rata-rata dimensi fractal untuk kelompok kontrol (1,74 ± 0,083),
periodontitis sedang (1,66 ± 0,104) dan periodontitis berat (1,64 ± 0,095) diukur di
daerah anterior mandibula.4

Gambar 8. Grafik dari nilai dimensi fractal pada tiga


kelompok periodontal di daerah anterior
mandibula4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

2.6 Kerangka Teori

Periodontitis Kronis

Mild periodontitis Moderate Periodontitis Severe Periodontitis

Tulang Trabekula

Radiografi periapikal

Software ImageJ

Analisis fractal

Nilai dimensi fractal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

2.7 Kerangka Konsep

Periodontitis kronis ringan


(Mild periodontitis)

Periodontitis kronis sedang Densitas tulang trabekula


(Moderate periodontitis)

Periodontitis kronis berat


(Severe periodontitis)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional,
bertujuan untuk melihat densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian


Pengambilan foto periapikal dilakukan di Unit Radiologi Kedokteran Gigi
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) USU.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien periodontitis yang berkunjung ke
RSGM USU.

3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien periodontitis yang berobat ke Klinik
Periodonsia RSGM USU yang memenuhi kriteria inklusi. Cara pengumpulan sampel
dilakukan secara purposive sampling.

3.3.2.1 Kriteria Inklusi


1. Pasien periodontitis kronis yang berusia 30-60 tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

2. Pasien belum pernah mendapatkan perawatan bedah periodontal minimal


sejak 6 bulan yang lalu.
3. Pasien yang menyetujui informed consent.

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi


1. Pasien dengan gigi yang tersisa sekurang-kurangnya 20 gigi.
2. Pasien yang pernah mendapat perawatan saluran akar disertai lesi periapikal
pada gigi rahang bawah yang dinginkan.

3.3.3 Besar Sampel


Rumus besar sampel:
(Z1−𝛼+Z1−𝛽) 2
n = 2σ2 [ µ0−µ1
]

n = 0.018[(1,96+1,28) 2
0,08 ]
n =29,52 ≈ 30 orang

Keterangan :

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

= Standart Deviasi (0,095)

Z1-α = Derajat kepercayaan tipe I 5% (1,96)

Z1-β = Derajat kepercayaan tipe II 10%

(1,28)

µ0-µ1 = Selisih mean, merupakan hak peneliti (8%)

Jadi, besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 30
orang dengan periodontitis kronis yang kemudian dilakukan pengambilan radiografi
periapikal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas: Tulang trabekula pasien periodontitis kronis.
b. Variabel Terikat: Nilai dimensi fractal densitas tulang trabekula.

3.4.2 Definisi Operasional


Definisi Cara Hasil Skala
No Variabel
Operasional Pengukuran Pengukuran Ukur
1. Tulang Gambaran Menarik 1-2 mm: Nominal
trabekula radiografi garis pada ringan
pasien periapikal pada film 3-4 mm:
periodontitis daerah mesial atau periapikal sedang
kronis distal gigi dimana yang di 5 mm/
tulang alveolar digitalisasi lebih: berat
mengalami dari batas
penurunan yang sementum
diukur dari krista enamel
alveolar sampai krista
alveolar
2. Nilai dimensi Nilai yang Metode box Skala Interval
fractal densitas didapatkan dari counting geometri
tulang hasil analisis fractal pada
trabekula terhadap tulang software
trabekula pada film ImageJ
periapikal pasien
periodontitis kronis

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pesawat radiografi intraoral merk Planmeca
b. Apron
c. Laptop dengan sistem operasi Windows 8.1
d. Viewer box

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

e. Kamera digital 24.2 MP


f. Software ImageJ versi 1.46r
g. Alat tulis

3.5.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Film intraoral
b. Bahan prosesing film (larutan developer dan fixer)
c. Lembar pencatatan.

3.6 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian ini yaitu:
a. Pasien dengan diagnosis periodontitis dilihat dari Rekam Medis.
b. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada subjek penelitian.
c. Pemilihan sampel berdasarkan pengisian kuesioner yang sesuai dengan
kriteria inklusi.
d. Peneliti memberikan informed consent kepada subjek penelitian, setelah
subjek penelitian setuju, maka dilakukan pengambilan foto ronsen
periapikal di Unit Radiologi Kedokteran Gigi RSGM USU.
e. Mengumpulkan hasil foto ronsen periapikal dari sampel.
f. Mengunduh perangkat lunak ImageJ versi 1.46r.
g. Melakukan pengambilan gambar dari film periapikal yang diletakkan
diatas viewer box menggunakan kamera digital untuk mendapatkan gambar
yang di digitalisasi dan kemudian memindahkan gambar tersebut ke dalam
laptop.
h. Gambar yang telah di digitalisasi dikonversi kedalam bentuk 8-bit dengan
format TIFF menggunakan software ImageJ dengan ukuran gambar
periapikal 3x4 cm.
i. Melakukan image processing untuk penghitungan nilai dimensi fractal
menggunakan software ImageJ 1.46r dengan cara:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

 Tekan File, lalu Open untuk membuka gambar yang ingin di


analisis.
 Tarik garis horizontal menggunakan fitur Straight tool, kemudian
tekan Analyze lalu Set Scale untuk membuat satuan gambar dalam
milimeter.
 Tarik garis dari batas sementum enamel ke krista alveolar
menggunakan fitur Straight tool, untuk mengetahui penurunan
tulang alveolar. (Gambar 9a)
 Lakukan penentuan ROI dengan fitur Rectangular Tool, kemudian
dipotong dengan menekan Image lalu Crop, kemudian Save as
untuk menyimpan ROI yang telah ditentukan. (Gambar 9b)

a b

Gambar 9. Pengolahan gambar digital (a) Penentuan penurunan


tulang alveolar (b) Penentuan ROI (panah kuning)
(dokumentasi pribadi)

 ROI yang telah dipotong digandakan dengan menekan Image lalu


Duplicate dan gambar duplikatnya diburamkan dengan filter
Gaussian (ukuran sigma = 3) dengan menekan Process lalu tekan
Filters dan klik Gaussian Blur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25
 Tekan Process, lalu pilih Substract Background dan ditambahkan
128 pada setiap lokasi pixel.
 Tekan Process, lalu pilih Math, dan klik Add maka gambar yang
dihasilkan dikonversi menjadi biner (binary image) dengan ambang
batas pada nilai abu-abu 128.
 Tekan Process, lalu Binary, klik Make Binary untuk mengubah
gambar menjadi gambar biner.
 Tekan Process, lalu Binary, klik Erode.
 Tekan Process, lalu Binary, klik Dilate.
 Tekan Process, lalu Binary, dan klik Skeletonize.
 Tekan Analyze, lalu Tools, dan klik Fractal Box Counting dengan
lebar kotak persegi adalah 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 32 dan 64 pixel. Pada
gambar biner skeletal struktur rangka menunjukkan pola tulang,
sedangkan struktur nonskeletal mewakili sumsum tulang.
Kemudian akan muncul nilai dari plot yang terbentuk. (Gambar 10)

G
a
m
b
a
r

1
0
.

Gambar 10. Kemiringan garis (plot) yang didapatkan dari fungsi


fractal box counting

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

A B C D E F G

Gambar 11. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan gambar


pada software ImageJ. (A) Filter Gaussian blur, (B) Subtract
Background, (C) Add grey level, (D) Make Binary, (E) Erode,
(F) Dilate, (G) Skeletonized (dokumentasi pribadi)

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan program komputer berupa SPSS dan
selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional.

3.7.2 Analisis Data


Data statistik yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah distribusi
frekuensi, nilai mean, standar deviasi dari densitas tulang trabekula pasien
periodontitis kronis. Namun, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas
data dengan menggunakan Uji Shapiro Wilk (untuk data <50 sampel). Data yang
normal kemudian dilakukan uji ANOVA dengan menggunakan Confidence Interval
(CI) sebesar 95 % dan signifikansi statistik diperoleh jika nilai p < 0,05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

3.8 Etika Penelitian


Mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik
Penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun
nasional. Persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan.
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Health Researh Ethical Committee
dengan nomor: 224/TGL/KEPK FK USU-RSUP HAM/2018.
Sampel yang setuju untuk dijadikan sebagai sampel penelitian diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan diberikan penjelasan
mengenai manfaat dan risiko dari penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang pasien periodontis kronis yang
sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan foto
ronsen periapikal untuk mendapatkan gambar yang akan diukur nilai dimensi fractal
pada densitas tulang trabekula di sekitar daerah yang mengalami periodontitis kronis.
Pengukuran dilakukan secara komputerisasi menggunakan software ImageJ versi
1.46r.

4.1 Distribusi Pasien Periodontitis Kronis Berdasarkan Tingkat


Keparahan
Hasil penelitian ini diperoleh pasien periodontitis kronis pada sisi mesial
dengan tingkat keparahan ringan sejumlah 4 orang (13%), sedang sejumlah 13 orang
(43,3%), dan berat 13 orang (43,3%). Pada sisi distal dengan tingkat keparahan
ringan sejumlah 5 orang (16,7%), sedang sejumlah 12 orang (40%), dan berat
sejumlah 13 orang (43,4%).

Tabel 1. Distribusi pasien periodonititis kronis berdasarkan tingkat keparahan pada


sisi mesial dan distal

Tingkat Jumlah
Keparahan Mesial Persentase Distal Persentase
Ringan 4 13,3 5 16,7
Sedang 13 43,3 12 40,0
Berat 13 43,3 13 43,3
Total 30 100 30 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

4.2 Rerata Nilai Dimensi Fractal pada Pasien Periodontitis Kronis


Berdasarkan tabel 2 diperoleh rata-rata nilai dimensi fractal trabekula
periodontitis kronis pada tingkat keparahan ringan adalah 1,206 ± 0,044. Pada
periodontitis kronis sedang rata-rata nilai dimensi fractal adalah 1,092 ± 0,087.
Sementara pada periodontitis kronis berat rata-rata nilai dimensi fractal adalah 1,046
± 0,073.

Tabel 2. Rerata nilai dimensi fractal trabekula pasien periodontitis kronis

Nilai Dimensi Fractal (D) Mean SD


Ringan 1,206 0,044

Sedang 1,092 0,087

Berat 1,046 0,073

4.3 Rerata Nilai Dimensi Fractal pada Pasien Periodontitis Berdasarkan


Jenis Kelamin
Hasil penelitian ini diperoleh rata-rata nilai dimensi fractal pada pasien
dengan jenis kelamin laki-laki adalah 1,148 ± 0,061, sementara pada pasien
perempuan adalah 1,124 ± 0,092. Kemudian dilakukan uji signifikansi menggunakan
independent t-test dan diperoleh nilai p=0,450 (p>0,05), maka tidak terdapat
perbedaan nilai dimensi fractal yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 3. Rerata nilai dimensi fractal pada pasien periodontitis kronis berdasarkan
jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Mean SD p-value
Laki-laki 11 1.148 0.061
0.450
Perempuan 19 1.124 0.092

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

4.4 Hubungan Penurunan Tulang Alveolar Dengan Nilai Dimensi


Fractal
Diketahui nilai korelasi Pearson antara penurunan tulang alveolar dan nilai
dimensi fractal adalah -0,605 (bernilai negatif). Dengan kata lain, penurunan tulang
alveolar yang semakin tinggi, cenderung nilai dimensi fractal-nya semakin kecil.
Nilai korelasi <0,3, menandakan hubungan yang terjadi antara penurunan tulang
alveolar dan nilai dimensi fractal bersifat lemah.

4.5 Hubungan Antara Usia dan Nilai Dimensi Fractal Pasien


Periodontitis Kronis
Didapatkan nilai korelasi Pearson antara usia dan nilai dimensi fractal adalah
-0,187 (bernilai negatif). Dengan kata lain, usia yang semakin tinggi, cenderung nilai
dimensi fractal-nya semakin kecil. Nilai korelasi <0,3, menandakan hubungan yang
terjadi antara usia dan nilai dimensi fractal bersifat lemah.

Gambar 12. Grafik sebaran data antara usia dan nilai dimensi
fractal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 30 orang pasien periodontitis


yang berusia 30-60 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan foto ronsen
periapikal untuk mendapatkan gambar yang akan dihitung menggunakan software
ImageJ, dengan menghitung nilai dimensi fractal pada densitas tulang trabekula di
sekitar daerah yang mengalami periodontitis kronis.
Periodontitis kronis disebutkan sebagai faktor risiko penurunan kepadatan
(densitas) tulang. Banyak penelitian yang melaporkan adanya hubungan antara
periodontitis kronis dengan penurunan densitas tulang, namun bagaimana
mekanismenya masih belum diketahui secara pasti.2 Pemeriksaan jaringan periodontal
secara menyeluruh dapat menggunakan pemeriksaan klinis dan radiografis, dimana
kedua hasil yang diperoleh dapat dikaitkan. Seorang klinisi yang baik harus dapat
menginterpretasikan gambaran radiografis jaringan sehat, misalnya jarak antara
puncak tulang dan CEJ yaitu sebesar 2-3 mm. 32 Deteksi dini penurunan tulang
diperlukan untuk mencegah perkembangan penyakit, dengan radiografi serial yang
dievaluasi untuk mendeteksi perubahan densitas tulang menggunakan analisis fractal
dapat secara efektif mencirikan kompleksitas struktur trabekula tulang alveolar.13
Beberapa penelitian ditemukan dalam literatur yang telah berurusan dengan
perubahan tulang alveolar karena periodontitis menggunakan analisis fractal.
Menurut hasil ini, dapat dibedakan antara tulang sehat dan tulang yang dipengaruhi
oleh periodontitis kronis.13 Radiografi konvensional digunakan dalam penelitian ini.
Setelah memindai radiografi ini, mereka dikonversi ke format digital (digitalisasi).
Dengan demikian, pencitraan digital digunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan nilai dimensi fractal yang paling tinggi adalah
1,206 pada pasien periodontitis kronis ringan, sedangkan yang paling rendah adalah
1,046 pada pasien periodontitis kronis berat. Hasil penelitian ini sejalan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

penelitian yang dilakukan oleh Updike et al, dimana pada penelitian ini menggunakan
radiografi digital dengan hasil periodontitis kronis berat memiliki nilai dimensi
fractal yang paling rendah (1,64 ± 0,095) diantara pasien periodontitis kronis sedang
(1,66 ± 0,104) dan pasien dengan jaringan periodontal yang sehat (1,74 ± 0,083).4
Selain itu, penentuan region of interest (ROI) juga dapat menghasilkan
perbedaan nilai dimensi fractal. Updike et al, memilih ROI dibawah apikal gigi,
dimana memuat area terluas dari tulang trabekula yang tidak terganggu. 4 Sener et al,
menentukan ROI (50x100 pixel) yang dipilih dari dua lokasi berbeda pada tulang
interdental posterior mandibula.12 Amer et al, memilih ROI (100x100 pixel) pada
tulang trabekula yang bebas dari gigi atau superimposisi, tanpa area yang lebih
spesifik.9 Kavitha et al, menetapkan ROI (128x256 pixel) ditempatkan di dalam
tulang interdental dan dibatasi oleh akar yang berdekatan, lalu dibuat sejauh mungkin
dari puncak tulang alveolar.30 Khajavi et al, menentukan ROI (50x100 pixel) pada
tulang interproksimal di antara kedua akar gigi molar. 13 Namun, dalam beberapa
penelitian dikatakan bahwa ROI belum memiliki hubungan yang jelas dalam
pengaruhnya untuk nilai dimensi fractal.12,13
Hasil penelitian (tabel 3) menunjukkan nilai rata-rata dimensi fractal
berdasarkan jenis kelamin, dimana pada laki-laki adalah 1,148 ± 0,061 dan pada
pasien perempuan adalah 1,124 ± 0,092. Kemudian, dilakukan uji signifikansi
menggunakan independent t-test diperoleh nilai p=0,450 (p>0,05), yang berarti tidak
terdapat perbedaan nilai dimensi fractal yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Updike et al, dimana tidak terdapat
hubungan yang signifkan antara jenis kelamin dan nilai dimensi fractal (p=0,51).4
Amer et al, dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pada nilai dimensi fractal jika dikaitkan dengan jenis kelamin.9
Hubungan usia dan nilai dimensi fractal juga menunjukkan hubungan yang
lemah dalam menilai densitas tulang . Sebuah grafik dibentuk untuk membandingkan
usia efek pada dimensi fractal menunjukkan rendahnya korelasi, karena hanya 6,64%
dari varians dalam dimensi fractal yang dimaknai oleh usia (r2 = 0,0664).4 Devlin
dan Horner menyebutkan bahwa densitas mandibula perempuan menurun seiring

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

pertambahan usia. Pluskiewicz et al., mengevaluasi densitas mandibula dari


perempuan dan laki-laki menggunakan DEXA dan melaporkan bahwa densitas
mandibula perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Dan didapatkan korelasi
negatif antara usia dan densitas mandibula. Ini terjadi karena usia merupakan faktor
risiko umum untuk kehilangan perlekatan periodontal dan penurunan densitas
tulang.10,17
Analisis fractal, metode kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi
struktur kompleks dengan memeriksa komponen dasar yang telah digunakan untuk
menilai perubahan dalam tulang, mengukur kerapuhan tulang, dan menunjukkan
peningkatan risiko untuk fraktur atau osteoporosis. Di bidang kedokteran gigi, para
peneliti telah mendeteksi tanda-tanda osteoporosis melalui gambar gigi. 4 Dalam
analisis fractal dapat dilihat nilai dimensi fractal yang diukur dengan gambar
radiografi periapikal dengan resolusi yang tinggi, sehingga menggambarkan struktur
tulang yang lebih jelas. Radiografi periapikal dapat memberikan metode yang dapat
diandalkan untuk menentukan dimensi fractal, yang dapat berguna dalam
menganalisis perubahan densitas tulang alveolar di berbagai gangguan tulang. 31
Proses penyembuhan kerusakan tulang alveolar merupakan proses yang terstruktur
dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kontaminasi bakteri, karakteristik
kerusakan periodontal, prosedur operasi, dan faktor umum yang berpotensi
merangsang penyembuhan seperti usia, genetik, kebiasaan merokok, dan penyakit
diabetes mellitus.32
Tujuan utama perawatan penyakit periodontal adalah regenerasi jaringan
periodontal yang hilang akibat periodontitis. Selama beberapa dekade terdapat
berbagai macam bahan yang digunakan dalam terapi, salah satunya adalah
penggunaan bahan cangkok (bone graft) dengan tujuan merangsang regenerasi
jaringan periodontal terutama pada poket infraboni. Pemeriksaan densitas tulang
trabekula berperan penting dalam menentukan perawatan selanjutnya.32
Ada beberapa penelitian yang secara kuantitatif menganalisis pola tulang
trabekula pada radiografi dengan kondisi periodontal yang berbeda. Shrout et al,
menggunakan metode kaliper pada analisis fractal untuk membandingkan perbedaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

pola trabekula antara pasien dengan periodontal yang sehat dan periodontitis sedang.
Ada banyak pendekatan untuk menghitung nilai dimensi fractal, seperti metode
dilatasi pixel, metode massradius dan metode penghitungan kotak. 4 Tetapi, metode
penghitungan kotak (box counting) yang paling banyak digunakan dan sesuai untuk
analisis gambar biner.4,9 Dalam analisis fractal, algoritma penghitungan kotak
digunakan untuk mengukur pola trabekula dengan menghitung tulang trabekula dan
permukaan sumsum tulang; nilai penghitungan kotak yang lebih tinggi menunjukkan
struktur yang lebih kompleks.9
Dalam penelitian ini, metode penghitungan kotak analisis fractal mampu
mendeteksi perbedaan dalam arsitektur tulang trabekula secara kuantitatif pada pasien
periodontitis kronis. Metode penghitungan kotak analisis fractal dapat digunakan
sebagai bantuan untuk diagnosis klinis penyakit periodontal. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa analisis fractal yang dihitung menggunakan gambar digital
dapat berhasil digunakan untuk diferensiasi tulang alveolar yang sehat dan tulang
dengan periodontitis sedang. Ini adalah studi pertama yang melaporkan kecukupan
analisis fractal untuk membedakan periodontitis sedang dari tulang alveolar yang
sehat.4,12
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan
hubungan langsung antara nilai dimensi fractal dan status periodontal. Analisis
fractal juga cocok untuk mendeteksi tahap utama periodontitis. 12 Menurut hasil
penelitian, metode ini dapat mengklasifikasi perubahan awal struktur trabekula pada
periodontitis kronis sebelum resorpsi tulang, terutama pada periodontitis kronis yang
sedang dan berat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai dimensi fractal pada kelompok periodontitis kronis ringan
adalah 1,206 ± 0,044, periodontitis kronis sedang rata-rata nilai dimensi fractal
adalah 1,092 ± 0,087, dan pada periodontitis kronis berat rata-rata nilai dimensi
fractal adalah 1,046 ± 0,073.
2. Berdasarkan hasil dari uji statistik parametrik denga ANOVA, terdapat
perbedaan yang signifikan pada densitas tulang trabekula pasien periodontitis kronis.
Dimana densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis berat memiliki
nilai dimensi fractal yang paling rendah.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pada kelompok dengan
jumlah sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang lebih representatif.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan


menggunakan radiografi periapikal digital.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

DAFTAR PUSTAKA

1. Mau LP, Kuan YC, Tsai YWC, Lin JJ, Huynh-Ba G, Weng PW et al. Patients
with chronic periodontitis present increaed risk for osteoporosis: a population-
based cohort study in taiwan. J Periodont Res 2017: 1-2.
2. Arina YMD. Is there association between the chronic periodontitis and the
low bone mineral density. Proccedings Book FORKINAS VI FKG UNEJ.
Jember, 2016: 158-69
3. Hidayati E, Tarmali A, Siswanti Y. Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi dan
Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Periodontitis (Studi Kasus). Ungaran.
2015: 1-3
4. Updike SX, Nowzari H. Fractal analysis of dental radiographs to detect
periodontitis-induced trabecular changes. J Periodont Res 2008; 43: 658-64
5. Lestari S, Utari EL. Metode pengenalan pola trabekula mandibular pada
radiograf periapikal digital untuk deteksi dini risiko osteoporosis. Jurnal
Teknosains 2013; 3(1): 67-9
6. Lestari S, Widyaningrum R. Hubungan fraksi area trabekula anterior
mandibula dengan kepadatan tulang lumbar spine untuk deteksi dini
osteoporosis. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 2017; 3(1): 43-50
7. Sumantri DDS, Firman RN, Azhari A. Analisis radiograf periapikal
menggunakan software imagejpada abses periapikal setelah perawatan
endodontik. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 2017; 3(1): 29-34
8. Nurhasanah, Sampurno J. Penentuan densitas citra x-ray tulang tangan dengan
metode fractal berbasis analisis fourier. Prosiding Semirata 2015 bidang
MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura. Pontianak, 2015: 311-8
9. Amer ME, Heo MS, Brooks SL, Benavides E. Anatomical variations of
trabecular bone structure in intraoral radiographs using fractal and particles
count analyses. Imaging Sci Dent 2012; 42: 5-12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

10. Tonguc MO, Buyukkaplan US, Fentoglu O, Gumus BA, Cerci SS, Kirzioglu
FY. Comparison of bone mineral density in the jaws of patients with and
without chronic periodontitis. Dentomaxillofac Radiol 2012; 41: 509-14
11. Lafzi A, Amid R, Kadkhodazadeh M, Ahrari F. Is there any association
between systemic bone mineral density and clinical manifestations of
periodontal disease. J Periodontol Implant Dent 2012; 4(2): 49-55
12. Sener E, Cinarcik S, Baksi BG. Use of fractal analysis for the discrimination
of trabecular changes between individuals with healthy gingiva or moderate
periodontitis. J Periodont 2015; 1-10
13. Khajavi MA, Saljoghinezhad M, Sargolazaii N. Feasibility of fractal analysis
for detecting primary bone changes in chronic periodontitis. Int J Contemp
Dent Med Rev 2017: 1-4
14. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology principles and interpretation. Ed 6 th.
Canada: Elsevier, 2014:109-12,155-6.
15. Cotti E, Dessi C, Piras A, Mercuro G. Can a chronic dental infection be
considered a cause of cardiovascular disease? A review of the literature, Int J
Cardiol (2010): 1-2
16. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology 11thed. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2012: 160-2.
17. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan
pemeliharaan. Medan. USU Press, 2012. 29-30.
18. Karjodkar FR. Textbook of dental and maxillofacial radiology. 2 nd ed. New
Delhi. Jaypee Brothers Medical Publisher 2009: 423-8.
19. Eke PI, Dye B.A, Wei L, Evans GOT, Genco R.J. Prevalence of periodontitis
in adults in the united states: 2009 and 2010. J Dent Res 2012;91(10):914-920
20. Whaites E, Drage N. Radiography and radiology for dental care professionals.
2nd ed. London: Churchill Livingstone, 2009. 90-106
21. Boel T. Dental radiografi prinsip & teknik. Medan: USU Press, 2015.18-23.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

22. Licks R, Licks V, Ourique F, Bittencourt HR, Fontanella V. Development of a


prediction tool for low bone mass based on clinical data and periapical
radiography. Dentomaxillofac Radiol 2010; 39, 224-30.
23. Zeytinoğlu M, İlhan B, Dündar N, Boyacioğlu H. Fractal analysis for the
assessment of trabecular peri-implant alveolar bone using panoramic
radiographs. Clin Oral Invest 2014.
24. Rasband W, Ferreira T. ImageJ: User Guide 2012:1-2
25. Huh KH, Baik JS, Yi WJ, Heo MS, Lee SS, Choi SC et al. Fractal analysis of
mandibular trabecular bone: optimal tile size for the tile counting method.
Imaging Sci Dent 2011; 41: 71-8
26. Geraets et al. Selecting regios of interest on intraoral radiographs for the
prediction of bone mineral density. Dentomaxillofac Radiol 2008; 37:375-9
27. Sampurno J, Faryuni ID. Metode Analisis Fractal. Ed 1. Yogyakarta:
DEEPUBLISH. 2016: 1-5, 14-5.
28. Kavadella A, Karayiannis A. Detectability of experimental peri-implant
cancellous bone lesions using conventional and direct digital radiography.
Australian Dental Journal 2006;51:2.
29. Kavitha M, Khan M, Vijayalakshmi KR. Fractal dimension analysis in digital
periapical radiographs: A diagnostic indicator of osteoporosis in post-
menopausal women. J Indian Acad Oral Med Radiol 2017;29:84-9.
30. Bollen, AM, Taguchi A, Hujoel PP, Hollender LG. Fractal Dimension on
Dental Radiographs. Dentomaxillofacial Radiology 2001;30:270-5.
31. Jolley L, Majumdar S, Kapila S. Technical factors in fractal analysis of
periapical radiographs. Dentomaxillofac Radiol 2006;35:393–7.
32. Hardhani PR, Lastianny SP, Herawati D. Pengaruh penambahan platelet rich
plasma pada bovine porous bone mineral terhadap penyembuhan jaringan
periodontal pada terapi poket infraboni. J Ked Gi 2014; 5(4): 342-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


UNIT RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS FRACTAL DENSITAS TULANG TRABEKULA


PADA RADIOGRAFI PERIAPIKAL PASIEN
PERIODONTITIS KRONIS DI
RSGM USU MEDAN

No. Responden :
Nama Pemeriksa : ……………
Tanggal Pemeriksa : ……………

A. Nama : ………………………….
B. Umur.............................................................tahun
C. Alamat : ………………………….
D. Pekerjaan : ………………………….

E. Isilah pertanyaan dibawah ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun!
Pilih jawaban dengan melingkari jawaban yang tepat menurut Anda!

1. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan


perawatan gigi dan mulut?
a. Ya, yaitu perawatan berupa bedah jaringan pendukung gigi, perawatan saluran
akar gigi, dan lainnya*
b. Tidak

2. Jika Ya, kapan waktu terakhir kali Bapak/Ibu melakukan perawatan gigi dan mulut
tersebut?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. 6 bulan lalu
b. Lainnya, sebutkan…
3. Apakah Bapak/Ibu memiliki riwayat penyakit sistemik (penyakit gula, penyakit
tulang, penyakit darah tinggi, dsb)?
a. Ya
b. Tidak

Nb(*): Coret yang tidak perlu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2

INFORMED CONSENT
(LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN)

Selamat pagi Bapak/Ibu yang terhormat.


Perkenalkan, nama saya Annisa Maisaroh. Saya adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi USU dan saat ini saya sedang menjalani penelitian di Unit Radiologi
Kedokteran Gigi RSGM USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul:
“Analisis Fractal Densitas Tulang Trabekula Pada Radiografi Periapikal
Pasien Periodontitis Kronis di RSGM USU
Medan”
Pada kesempatan ini, saya ingin agar Bapak/ Ibu mengetahui dan memahami
tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan,
diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, kami
berharap Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian dan kami
percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi Bapak/ Ibu.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil foto radiograf (ronsen) pada
tulang rahang bawah bapak/ibu. Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui
perbedaan kepadatan tulang rahang pada pasien dengan penyakit jaringan pendukung
gigi yang dialami bertahun-tahun dari tingkat keparahan yang berbeda-beda. Selain
itu juga untuk mengetahui kondisi/kualitas tulang rahang Bapak/Ibu terutama dalam
perawatan gigi dan mulut dan sebagai masukan untuk lebih memperhatikan dan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

Bapak/Ibu, radiografi periapikal (ronsen gigi) sangat berguna untuk


mendiagnosis keadaan yang mencakup 2-3 gigi pada satu bagian rahang. Selain
penting untuk penegakan diagnosa, rencana perawatan, dan evaluasi hasil perawatan,
radiografi periapikal juga dapat digunakan untuk menilai kondisi gigi itu sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penelitian ini dilakukan oleh saya sendiri. Saya akan memberikan lembar
kuesioner untuk diisi oleh Bapak/Ibu yang berisi beberapa pertanyaan sehubungan
dengan data pribadi dan riwayat kesehatan. Apabila Bapak/Ibu sesuai dengan
kriteria dari penelitian saya, maka tahap selanjutnya adalah pengambilan foto ronsen
periapikal yang merupakan teknik pengambilan ronsen foto intraoral (film diletakkan
di dalam mulut). Pengambilan foto ronsen ini hanya membutuhkan waktu kira-kira 10
menit. Penelitian ini akan dilakukan pada 30 orang yang mengalami penyakit jaringan
pendukung gigi dengan rentang usia 30-60 tahun. Pengambilan foto dilakukan di Unit
Radiologi Kedokteran Gigi RSGM USU, lalu hasilnya berupa film hitam putih.

Pada penelitian tidak ada efek samping pada prosedur ini karena
menggunakan radiasi yang sangat kecil yaitu 0,001-0,008 mSv. Sebelum dilakukan
foto, bapak/ibu juga akan dipasangkan baju pelindung terlebih dahulu sebagai
proteksi selama pengambilan foto berlangsung. Adapun kemungkinan terjadi efek
samping yang menunjukkan tanda awal radiasi yang berlebih misalnya akan terlihat
kulit kemerah-merahan, mulut kering (Xerostomia), dan mual-mual. Tetapi dari
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, ini belum pernah terjadi. Pada
penelitian ini, identitas dan data dari Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiannya. Pada
penelitian ini Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya (gratis) dan mendapatkan bingkisan
(susu dan sikat gigi).
Jika Bapak/Ibu bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek
penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan lalu
dikembalikan kepada pihak peneliti . Perlu diketahui bahwa surat kesediaan ini tidak
mengikat Bapak/Ibu dan Bapak/Ibu dapat mengundurkan diri dari penelitian ini
kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Apabila terdapat keluhan yang diduga
berhubungan dengan pemeriksaan ini, dapat menghubungi saya:
Annisa Maisaroh
Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat No. 10
No.HP 085263397711
saya akan bertanggungjawab atas biaya perawatan Bapak/Ibu ke dokter.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Demikian penjelasan mengenai penelitian ini, mudah-mudahan keterangan
saya ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, April 2018

Annisa Maisaroh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca dan mendengar semua keterangan tentang keuntungan,


risiko dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul :
“ANALISIS FRACTAL DENSITAS TULANG TRABEKULA PADA
RADIOGRAFI PERIAPIKAL PASIEN PERIODONTITIS KRONIS
DI RSGM USU MEDAN”

maka saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : ……………………………………………………………….
Umur : ……………………………………………………………….
Alamat: ……………………………………………………………….
No. Telp/HP : ………………………………………………………………

dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam


penelitian tersebut diatas. Apabila saya ingin mengundurkan diri, kepada saya tidak
dituntut apapun.

Medan,............................2018

Saksi, Yang menyetujui,


Subjek penelitian

(…………………………….) (….........................................)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5

HASIL OLAH DATA

Peridontitis Mesial
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 4 13.3 13.3 13.3
Sedang 13 43.3 43.3 56.7
Distal 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Periodontitis Distal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 5 16.7 16.7 16.7
Sedang 12 40.0 40.0 56.7
Distal 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
Nilai Dimensi Ringan 9 1.2062 .04375 .01458 1.1726 1.2398 1.11 1.25
Fractal Sedang 25 1.0916 .08648 .01730 1.0559 1.1273 .95 1.25
Berat 26 1.0455 .07274 .01427 1.0161 1.0749 .91 1.20
Total 60 1.0888 .09206 .01188 1.0651 1.1126 .91 1.25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANOVA
Nilai Dimensi Fractal

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups .173 2 .086 15.066 .000
Within Groups .327 57 .006
Total .500 59

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of

Variances t-test for Equality of Means


95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig.
(2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Nilai Dimensi Equal 3.424 .069 - 58 .000 -.09101 .02182 - -
Fractal variances 4.172 .13468 .04734
assumed
Equal - - -
55.482 .000 -.09101 .01994
variances not 4.565 .13096 .05106
assumed

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Nilai Dimensi Fraktal Laki-Laki 11 1.1481 .06053 .01825
Perempuan 19 1.1243 .09199 .02110

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Nilai Equal 2.219 .148 .766 28 .450 .02383 .03112 -.03992 .08758
Dimensi variances
Fraktal assumed
Equal
variances not .854 27.403 .400 .02383 .02790 -.03338 .08103
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Correlations
Penurunan Nilai Dimensi
Tulang Alveolar Fractal
Penurunan Tulang Alveolar Pearson Correlation 1 -.605**
Sig. (2-tailed) .000

N 60 60
**
Nilai Dimensi Fractal Pearson Correlation -.605 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Nilai Dimensi
Usia Fractal
Usia Pearson Correlation 1 -.187
Sig. (2-tailed) .152
N 60 60
Nilai Dimensi Fractal Pearson Correlation -.187 1

Sig. (2-tailed) .152

N 60 60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Waktu Penelitian
Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
No. Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2017 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Revisi Proposal

4. Pengurusan Surat Izin

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan dan Analisis Data

7. Penyusunan Laporan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Waktu Penelitian
Maret April Mei Juni Juli Agustus
No. Kegiatan
2018 2018 2018 2018 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Revisi Proposal

4. Pengurusan Surat Izin

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan dan Analisis Data

7. Penyusunan Laporan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7

RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

Analisis Fractal Densitas Tulang Trabekula Pada Radiografi Periapikal


Pasien Periodontitis Kronis di RSGM USU
Medan

Besar biaya yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sebesar dua juta
enam ratus ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut:

Biaya pengambilan foto periapikal 30 sampel : Rp 450.000,00


Biaya alat tulis, kertas, dan tinta printer : Rp 400.000,00
Biaya penggandaan proposal : Rp 150.000,00
Biaya souvenir 30 sampel : Rp 750.000,00
Biaya transportasi : Rp 250,000,00
Biaya lain-lain : Rp 500.000,00 +
Jumlah Rp 2.600.000,00

Biaya penelitian ditanggung sendiri oleh peneliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 8

DATA PERSONALIA PENELITI

DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Annisa Maisaroh
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Batam / 26 Mei 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat No.10 Medan
Telepon / HP 082267748257
Email : annisa.maisaroh5@gmail.com

PENDIDIKAN
2001 - 2007 : SDN 005 Lubuk Baja Batam
2007 - 2010 : SMPN 6 Batam
2010 - 2013 : SMA Negeri 3 Batam
2014 - Sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai