Annisa Maisaroh
Analisis Fractal Densitas Tulang Trabekula Pada Radiografi Periapikal
Pasien Periodontitis Kronis di RSGM USU Medan.
xi + 38 halaman.
Periodontitis kronis merupakan penyakit yang menyebabkan terjadinya
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar yang progresif. Periodontitis
didiagnosis berdasarkan hasil dari pemeriksaan klinis dan radiografi, namun saat ini
standar penilaian diagnosis penyakit periodontal secara radiografi kedokteran gigi
belum diperhitungkan sebagai analisis kuantitatif. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui rata-rata densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis dan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan densitas tulang trabekula pada pasien
periodontitis kronis secara kuantitatif dengan menggunakan software ImageJ. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan cross-sectional. Metode pengambilan sampel
adalah purposive sampling yang menggunakan data primer berupa 30 gambar
radiografi periapikal pada pasien periodontitis kronis di RSGM USU Medan. Uji
analisis data ini menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian ini adalah rata-rata nilai
dimensi fractal pada kelompok periodontitis kronis ringan adalah 1,206 ± 0,044, pada
periodontitis kronis sedang adalah 1,092 ± 0,087, dan pada periodontitis kronis berat
adalah 1,046 ± 0,073. Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata nilai dimensi fractal tulang
trabekula pasien periodontitis kronis laki-laki adalah 1,148 ± 0,061 dan pada
perempuan adalah 1,124 ± 0,092. Hubungan antara penurunan tulang alveolar dan
usia terhadap nilai dimensi fractal bernilai korelasi masing-masing -0,605 dan -0,187.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan densitas tulang trabekula
pada pasien periodontitis kronis, dimana periodontitis kronis berat memiliki rata-rata
nilai dimensi fractal yang paling rendah.
Daftar rujukan: 32 (2001-2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Gigi
ANNISA MAISAROH
NIM : 140600169
UNIVERSITAS SUMATERA
TIM PENGUJI
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
di Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
Ayahanda Darwin Chaniago dan Ibunda tersayang Asni Maria Tanjung atas segala
kasih sayang serta dukungan baik secara moril maupun materil yang tidak akan
terbalas oleh penulis sampai kapanpun. Serta terimakasih kepada saudara tersayang
Resal Al-Adri, Nur Khairi Al-Mashir, dan Dessy Fitri.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) selaku dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku Plt. Ketua Departemen
Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, petunjuk, dan dorongan kepada penulis.
2. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, saran, bantuan, motivasi, bimbingan
dan dukungan yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
3. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG, Dewi Kartika, drg, dan Maria Novita H.
Sitanggang, drg selaku staf di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang
telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
iv
Annisa Maisaroh
NIM: 140600169
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................
vi
vii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................36
LAMPIRAN
viii
Tabel Halaman
ix
Gambar Halaman
Lampiran
1. Kuesioner penelitian
2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden (Informed Consent)
3. Lembar Pernyataan Persetujuan Subjek Penelitian
4. Surat Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance)
5. Hasil Olah Data
6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
7. Rincian Anggaran Penelitian
8. Curriculum Vitae
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Tulang trabekula disebut juga tulang cancellous atau spongiosa. Tulang
trabekula merupakan bagian tulang yang nampak seperti karang (spongy) dan
ditemukan didekat ujung semua tulang panjang, serta di regio tengah tulang vertebral
dan terletak di antara cortical plates di kedua rahang.14
A B
2.2.1 Definisi
Periodontitis kronis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan
penghancuran progresif ligamentum periodontal dan tulang alveolar, dengan
pembentukan poket, resesi, atau keduanya.13,15
Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa atau
periodontitis kronis dewasa, adalah bentuk yang paling umum periodontitis. Hal ini
umumnya dianggap sebagai perkembangan yang perlahan pada penyakit. Namun,
dengan adanya faktor sistemik atau lingkungan yang dapat memodifikasi respon host
terhadap akumulasi plak, seperti diabetes, merokok, atau stres, perkembangan
penyakit mungkin menjadi lebih agresif. Meski periodontitis kronis paling sering
diamati pada orang dewasa, hal itu bisa terjadi pada anak-anak dan remaja dalam
menanggapi akumulasi plak dan kalkulus yang menahun.16
2.2.2 Etiologi
Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak sehingga penyakit
periodontal sering juga disebut penyakit plak. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak
yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat erat
pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Diperkirakan bahwa 1 mm 3 plak gigi
dengan berat 1 mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme. Mikroorganisme lain,
seperti mikroplasma yeast dan protozoa, bisa juga ditemukan pada plak yang sudah
matang. Umumnya mikroorganisme yang mendominasi adalah bakteri gram-positif
tetapi kemudian dijumpai banyak bakteri anaerob gram-negatif seperti
Porphyromonas gingivalis dan Bacteriodes forsythus. Kadang-kadang bisa dijumpai
spirochetes, walaupun perannya sebagai penyebab periodontitis belum jelas
terbukti.2,17
3. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin masih diragukan, ada yang mengatakan bahwa kondisi
periodontal wanita lebih baik daripada pria dan sebaliknya.17
4. Penyakit sistemik
Penyakit periodontal juga berhubungan dengan diabetes melitus (DM) dan
penyakit sistemik lainnya. Insiden DM dilaporkan cukup tinggi di beberapa negara
yang artinya berdampak negatif bagi kesehatan rongga mulut. Penderita DM lebih
rentan terhadap infeksi terutama pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Bila
dilakukan skeling pada penderita diabetes tanpa tindakan profilaksis dapat
menyebabkan timbulnya abses periodontal. Respon jaringan terhadap bakteri,
ransangan kimia serta fisik dapat diperberat oleh keadaan sistemik. Untuk
metabolisme jaringan dibutuhkan material-material seperti hormon, vitamin, nutrisi
dan oksigen.Bila keseimbangan material ini terganggu dapat mengakibatkan
gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan tersebut dapat berupa kurangnya
materi yang dibutuhkan oleh sel-sel penyembuhan, sehingga iritasi lokal yang
seharusnya dapat ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi ringan saja, dengan
adanya gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat atau menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal.17
2.2.4 Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keparahannya, periodontitis kronis dibagi menjadi 3,
yaitu periodontitis berat, sedang, dan ringan.18,19 Tingkat keparahan ini berhubungan
dengan waktu, dimana seiring dengan peningkatan usia maka kehilangan perlekatan
dan kehilangan tulang akan semakin meningkat pula. Tingkat keparahan digambarkan
dengan kehilangan perlekatan yang mencapai 5 mm atau lebih pada periodontitis
berat, 3-4 mm pada periodontitis sedang, dan 1-2 mm pada periodontitis ringan.18
Sedangkan menurut Centers for Disease Control/Academy of Periodontology
(CDC/AAP), Periodontitis berat didefinisikan dengan adanya 2 atau lebih sisi
interproksimal dengan ≥ 6 mm AL (Attachment Loss) tidak pada gigi yang sama dan
1 atau lebih sisi interproksimal dengan ≥ 5 mm PD (Probing Depth). Periodontitis
2.3.1 Definisi
Radiografi periapikal adalah komponen penunjang diagnostik yang
menghasilkan gambar radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya. 15
Radiografi periapikal menggunakan film yang berukuran 3x4 cm. Setiap film
biasanya menunjukkan 2-4 gigi. Pada radiografi periapikal, terdapat dua teknik
proyeksi yang biasa dapat digunakan, yaitu teknik paralleling dan teknik
bisecting.14,15
B C
Gambar 3. Teknik bisecting pada molar mandibula (A) Ibu jari sebagai
pemegang film (B) Menggunakan film holder (C) Posisi film,
gigi dan x-ray14,20
Periodontitis Kronis
Tulang Trabekula
Radiografi periapikal
Software ImageJ
Analisis fractal
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien periodontitis yang berkunjung ke
RSGM USU.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien periodontitis yang berobat ke Klinik
Periodonsia RSGM USU yang memenuhi kriteria inklusi. Cara pengumpulan sampel
dilakukan secara purposive sampling.
n = 0.018[(1,96+1,28) 2
0,08 ]
n =29,52 ≈ 30 orang
Keterangan :
(1,28)
Jadi, besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 30
orang dengan periodontitis kronis yang kemudian dilakukan pengambilan radiografi
periapikal.
3.5.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pesawat radiografi intraoral merk Planmeca
b. Apron
c. Laptop dengan sistem operasi Windows 8.1
d. Viewer box
3.5.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Film intraoral
b. Bahan prosesing film (larutan developer dan fixer)
c. Lembar pencatatan.
a b
G
a
m
b
a
r
1
0
.
A B C D E F G
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang pasien periodontis kronis yang
sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan foto
ronsen periapikal untuk mendapatkan gambar yang akan diukur nilai dimensi fractal
pada densitas tulang trabekula di sekitar daerah yang mengalami periodontitis kronis.
Pengukuran dilakukan secara komputerisasi menggunakan software ImageJ versi
1.46r.
Tingkat Jumlah
Keparahan Mesial Persentase Distal Persentase
Ringan 4 13,3 5 16,7
Sedang 13 43,3 12 40,0
Berat 13 43,3 13 43,3
Total 30 100 30 100
Tabel 3. Rerata nilai dimensi fractal pada pasien periodontitis kronis berdasarkan
jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Mean SD p-value
Laki-laki 11 1.148 0.061
0.450
Perempuan 19 1.124 0.092
Gambar 12. Grafik sebaran data antara usia dan nilai dimensi
fractal
BAB 5
PEMBAHASAN
penelitian yang dilakukan oleh Updike et al, dimana pada penelitian ini menggunakan
radiografi digital dengan hasil periodontitis kronis berat memiliki nilai dimensi
fractal yang paling rendah (1,64 ± 0,095) diantara pasien periodontitis kronis sedang
(1,66 ± 0,104) dan pasien dengan jaringan periodontal yang sehat (1,74 ± 0,083).4
Selain itu, penentuan region of interest (ROI) juga dapat menghasilkan
perbedaan nilai dimensi fractal. Updike et al, memilih ROI dibawah apikal gigi,
dimana memuat area terluas dari tulang trabekula yang tidak terganggu. 4 Sener et al,
menentukan ROI (50x100 pixel) yang dipilih dari dua lokasi berbeda pada tulang
interdental posterior mandibula.12 Amer et al, memilih ROI (100x100 pixel) pada
tulang trabekula yang bebas dari gigi atau superimposisi, tanpa area yang lebih
spesifik.9 Kavitha et al, menetapkan ROI (128x256 pixel) ditempatkan di dalam
tulang interdental dan dibatasi oleh akar yang berdekatan, lalu dibuat sejauh mungkin
dari puncak tulang alveolar.30 Khajavi et al, menentukan ROI (50x100 pixel) pada
tulang interproksimal di antara kedua akar gigi molar. 13 Namun, dalam beberapa
penelitian dikatakan bahwa ROI belum memiliki hubungan yang jelas dalam
pengaruhnya untuk nilai dimensi fractal.12,13
Hasil penelitian (tabel 3) menunjukkan nilai rata-rata dimensi fractal
berdasarkan jenis kelamin, dimana pada laki-laki adalah 1,148 ± 0,061 dan pada
pasien perempuan adalah 1,124 ± 0,092. Kemudian, dilakukan uji signifikansi
menggunakan independent t-test diperoleh nilai p=0,450 (p>0,05), yang berarti tidak
terdapat perbedaan nilai dimensi fractal yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Updike et al, dimana tidak terdapat
hubungan yang signifkan antara jenis kelamin dan nilai dimensi fractal (p=0,51).4
Amer et al, dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pada nilai dimensi fractal jika dikaitkan dengan jenis kelamin.9
Hubungan usia dan nilai dimensi fractal juga menunjukkan hubungan yang
lemah dalam menilai densitas tulang . Sebuah grafik dibentuk untuk membandingkan
usia efek pada dimensi fractal menunjukkan rendahnya korelasi, karena hanya 6,64%
dari varians dalam dimensi fractal yang dimaknai oleh usia (r2 = 0,0664).4 Devlin
dan Horner menyebutkan bahwa densitas mandibula perempuan menurun seiring
pola trabekula antara pasien dengan periodontal yang sehat dan periodontitis sedang.
Ada banyak pendekatan untuk menghitung nilai dimensi fractal, seperti metode
dilatasi pixel, metode massradius dan metode penghitungan kotak. 4 Tetapi, metode
penghitungan kotak (box counting) yang paling banyak digunakan dan sesuai untuk
analisis gambar biner.4,9 Dalam analisis fractal, algoritma penghitungan kotak
digunakan untuk mengukur pola trabekula dengan menghitung tulang trabekula dan
permukaan sumsum tulang; nilai penghitungan kotak yang lebih tinggi menunjukkan
struktur yang lebih kompleks.9
Dalam penelitian ini, metode penghitungan kotak analisis fractal mampu
mendeteksi perbedaan dalam arsitektur tulang trabekula secara kuantitatif pada pasien
periodontitis kronis. Metode penghitungan kotak analisis fractal dapat digunakan
sebagai bantuan untuk diagnosis klinis penyakit periodontal. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa analisis fractal yang dihitung menggunakan gambar digital
dapat berhasil digunakan untuk diferensiasi tulang alveolar yang sehat dan tulang
dengan periodontitis sedang. Ini adalah studi pertama yang melaporkan kecukupan
analisis fractal untuk membedakan periodontitis sedang dari tulang alveolar yang
sehat.4,12
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan
hubungan langsung antara nilai dimensi fractal dan status periodontal. Analisis
fractal juga cocok untuk mendeteksi tahap utama periodontitis. 12 Menurut hasil
penelitian, metode ini dapat mengklasifikasi perubahan awal struktur trabekula pada
periodontitis kronis sebelum resorpsi tulang, terutama pada periodontitis kronis yang
sedang dan berat.
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai dimensi fractal pada kelompok periodontitis kronis ringan
adalah 1,206 ± 0,044, periodontitis kronis sedang rata-rata nilai dimensi fractal
adalah 1,092 ± 0,087, dan pada periodontitis kronis berat rata-rata nilai dimensi
fractal adalah 1,046 ± 0,073.
2. Berdasarkan hasil dari uji statistik parametrik denga ANOVA, terdapat
perbedaan yang signifikan pada densitas tulang trabekula pasien periodontitis kronis.
Dimana densitas tulang trabekula pada pasien periodontitis kronis berat memiliki
nilai dimensi fractal yang paling rendah.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pada kelompok dengan
jumlah sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang lebih representatif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mau LP, Kuan YC, Tsai YWC, Lin JJ, Huynh-Ba G, Weng PW et al. Patients
with chronic periodontitis present increaed risk for osteoporosis: a population-
based cohort study in taiwan. J Periodont Res 2017: 1-2.
2. Arina YMD. Is there association between the chronic periodontitis and the
low bone mineral density. Proccedings Book FORKINAS VI FKG UNEJ.
Jember, 2016: 158-69
3. Hidayati E, Tarmali A, Siswanti Y. Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi dan
Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Periodontitis (Studi Kasus). Ungaran.
2015: 1-3
4. Updike SX, Nowzari H. Fractal analysis of dental radiographs to detect
periodontitis-induced trabecular changes. J Periodont Res 2008; 43: 658-64
5. Lestari S, Utari EL. Metode pengenalan pola trabekula mandibular pada
radiograf periapikal digital untuk deteksi dini risiko osteoporosis. Jurnal
Teknosains 2013; 3(1): 67-9
6. Lestari S, Widyaningrum R. Hubungan fraksi area trabekula anterior
mandibula dengan kepadatan tulang lumbar spine untuk deteksi dini
osteoporosis. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 2017; 3(1): 43-50
7. Sumantri DDS, Firman RN, Azhari A. Analisis radiograf periapikal
menggunakan software imagejpada abses periapikal setelah perawatan
endodontik. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 2017; 3(1): 29-34
8. Nurhasanah, Sampurno J. Penentuan densitas citra x-ray tulang tangan dengan
metode fractal berbasis analisis fourier. Prosiding Semirata 2015 bidang
MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura. Pontianak, 2015: 311-8
9. Amer ME, Heo MS, Brooks SL, Benavides E. Anatomical variations of
trabecular bone structure in intraoral radiographs using fractal and particles
count analyses. Imaging Sci Dent 2012; 42: 5-12
10. Tonguc MO, Buyukkaplan US, Fentoglu O, Gumus BA, Cerci SS, Kirzioglu
FY. Comparison of bone mineral density in the jaws of patients with and
without chronic periodontitis. Dentomaxillofac Radiol 2012; 41: 509-14
11. Lafzi A, Amid R, Kadkhodazadeh M, Ahrari F. Is there any association
between systemic bone mineral density and clinical manifestations of
periodontal disease. J Periodontol Implant Dent 2012; 4(2): 49-55
12. Sener E, Cinarcik S, Baksi BG. Use of fractal analysis for the discrimination
of trabecular changes between individuals with healthy gingiva or moderate
periodontitis. J Periodont 2015; 1-10
13. Khajavi MA, Saljoghinezhad M, Sargolazaii N. Feasibility of fractal analysis
for detecting primary bone changes in chronic periodontitis. Int J Contemp
Dent Med Rev 2017: 1-4
14. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology principles and interpretation. Ed 6 th.
Canada: Elsevier, 2014:109-12,155-6.
15. Cotti E, Dessi C, Piras A, Mercuro G. Can a chronic dental infection be
considered a cause of cardiovascular disease? A review of the literature, Int J
Cardiol (2010): 1-2
16. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology 11thed. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2012: 160-2.
17. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan
pemeliharaan. Medan. USU Press, 2012. 29-30.
18. Karjodkar FR. Textbook of dental and maxillofacial radiology. 2 nd ed. New
Delhi. Jaypee Brothers Medical Publisher 2009: 423-8.
19. Eke PI, Dye B.A, Wei L, Evans GOT, Genco R.J. Prevalence of periodontitis
in adults in the united states: 2009 and 2010. J Dent Res 2012;91(10):914-920
20. Whaites E, Drage N. Radiography and radiology for dental care professionals.
2nd ed. London: Churchill Livingstone, 2009. 90-106
21. Boel T. Dental radiografi prinsip & teknik. Medan: USU Press, 2015.18-23.
No. Responden :
Nama Pemeriksa : ……………
Tanggal Pemeriksa : ……………
A. Nama : ………………………….
B. Umur.............................................................tahun
C. Alamat : ………………………….
D. Pekerjaan : ………………………….
E. Isilah pertanyaan dibawah ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun!
Pilih jawaban dengan melingkari jawaban yang tepat menurut Anda!
2. Jika Ya, kapan waktu terakhir kali Bapak/Ibu melakukan perawatan gigi dan mulut
tersebut?
INFORMED CONSENT
(LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil foto radiograf (ronsen) pada
tulang rahang bawah bapak/ibu. Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui
perbedaan kepadatan tulang rahang pada pasien dengan penyakit jaringan pendukung
gigi yang dialami bertahun-tahun dari tingkat keparahan yang berbeda-beda. Selain
itu juga untuk mengetahui kondisi/kualitas tulang rahang Bapak/Ibu terutama dalam
perawatan gigi dan mulut dan sebagai masukan untuk lebih memperhatikan dan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
Pada penelitian tidak ada efek samping pada prosedur ini karena
menggunakan radiasi yang sangat kecil yaitu 0,001-0,008 mSv. Sebelum dilakukan
foto, bapak/ibu juga akan dipasangkan baju pelindung terlebih dahulu sebagai
proteksi selama pengambilan foto berlangsung. Adapun kemungkinan terjadi efek
samping yang menunjukkan tanda awal radiasi yang berlebih misalnya akan terlihat
kulit kemerah-merahan, mulut kering (Xerostomia), dan mual-mual. Tetapi dari
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, ini belum pernah terjadi. Pada
penelitian ini, identitas dan data dari Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiannya. Pada
penelitian ini Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya (gratis) dan mendapatkan bingkisan
(susu dan sikat gigi).
Jika Bapak/Ibu bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek
penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan lalu
dikembalikan kepada pihak peneliti . Perlu diketahui bahwa surat kesediaan ini tidak
mengikat Bapak/Ibu dan Bapak/Ibu dapat mengundurkan diri dari penelitian ini
kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Apabila terdapat keluhan yang diduga
berhubungan dengan pemeriksaan ini, dapat menghubungi saya:
Annisa Maisaroh
Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat No. 10
No.HP 085263397711
saya akan bertanggungjawab atas biaya perawatan Bapak/Ibu ke dokter.
Annisa Maisaroh
LEMBAR PERSETUJUAN
Medan,............................2018
(…………………………….) (….........................................)
Peridontitis Mesial
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 4 13.3 13.3 13.3
Sedang 13 43.3 43.3 56.7
Distal 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Periodontitis Distal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 5 16.7 16.7 16.7
Sedang 12 40.0 40.0 56.7
Distal 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
Nilai Dimensi Ringan 9 1.2062 .04375 .01458 1.1726 1.2398 1.11 1.25
Fractal Sedang 25 1.0916 .08648 .01730 1.0559 1.1273 .95 1.25
Berat 26 1.0455 .07274 .01427 1.0161 1.0749 .91 1.20
Total 60 1.0888 .09206 .01188 1.0651 1.1126 .91 1.25
Group Statistics
N 60 60
**
Nilai Dimensi Fractal Pearson Correlation -.605 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Nilai Dimensi
Usia Fractal
Usia Pearson Correlation 1 -.187
Sig. (2-tailed) .152
N 60 60
Nilai Dimensi Fractal Pearson Correlation -.187 1
N 60 60
Waktu Penelitian
Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
No. Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2017 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
2. Seminar Proposal
3. Revisi Proposal
5. Pengumpulan Data
7. Penyusunan Laporan
2. Seminar Proposal
3. Revisi Proposal
5. Pengumpulan Data
7. Penyusunan Laporan
Besar biaya yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sebesar dua juta
enam ratus ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut:
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Annisa Maisaroh
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Batam / 26 Mei 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat No.10 Medan
Telepon / HP 082267748257
Email : annisa.maisaroh5@gmail.com
PENDIDIKAN
2001 - 2007 : SDN 005 Lubuk Baja Batam
2007 - 2010 : SMPN 6 Batam
2010 - 2013 : SMA Negeri 3 Batam
2014 - Sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara