SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
VANITHA MUTHUSAMY
NIM: 130600231
Departemen Periodonsia
Tahun 2018
Vanitha Muthusamy
xii+ 32 halaman
Martina Amalia,drg.,Sp.Perio
NIP : 19850313 200912 2 007 ...........………………
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Plt KETUA DEPARTEMEN
Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, pengarahan dan saran-saran dari berbagai pihak. Penulis ingin
mengucapkan ribuan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda
Muthusamy dan Ibunda Indradevi yang sering memberi doa, dukungan, motivasi,
kasih sayang yang tiada putus-putusnya sehingga penulis dapat mengecap masa
pendidikan hingga selesai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera USU.
Dalam penulis skripsi ini, penulis juga telah banyak mendapat bimbingan,
motivasi, saran, dukungan dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyak kepada:
1. Dr.Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG. (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Pembantu Dekan I FKG USU
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
3. Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K), Martina Amalia,drg.,Sp.Perio selaku
dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam
memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Aida Fadhilah., drg., MDSc, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan semangat dan membimbing penulis selama menjalani pendidikan.
5. Seluruh staf pengajar, pegawai dan senior co-ass Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah
banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Ibu Maya Fitria, SKM, M. Kes. selaku ahli statistik kesehatan yang sudah
banyak memberi arahan dan bantuan kepada penulis dalam proses pengolahan data.
7. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si, selaku ahli Komisi Etik Penelitian Bidang
Kesehatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan masukan dan
arahan kepada peneliti dan telah memberikan persetujuan dari Komisi Etik untuk
melaksanakan penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia yaitu Tan, Melani,
Putri Falam, Dina, Anushkaa, Saipriya, Irwan, Pebby, Dhashini, Des Dwi, Cornelia
dan teman-teman lain yang telah memberikan banyak semangat dan bantuan dalam
pembuatan skripsi ini.
9. Sahabat terbaik penulis dan teman seperjuangan yaitu Savithira,
Dhashini,ThevaRaj, Puvan, Yuganya, Dheshny dan Cindy yang selalu ada untuk
membantu dan saling memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari kelemahan, keterbatasan ilmu yang penulis miliki
menjadikan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perlu perbaikan, saran, dan
kritik untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Akhirnya penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pikiran yang berguna
kepada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan penelitian
selanjutnya.
(Vanitha Muthusamy)
NIM. 130600231
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Penelitian……………………………………………… 2
1.3 Hipotesis………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………...... 3
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3.1 Populasi Penelitian……………………………………… 14
3.3.2 Sampel Penelitian……………………………………...... 14
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi…………………………………………... 15
3.4.2 Kriteria Eksklusi………………………………………… 15
3.5 Varibel Penelitian
3.5.1 Varibel Bebas…………………………………………..... 15
3.5.2 Varibel Tergantung……………………………………..... 15
3.5.3 Varibel Terkendali……………………………………….. 15
3.5.4 Varibel Tidak Terkendali……………………………….... 16
3.6 Definisi Operasional………………………………………… 16
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
3.7.1 Alat Penelitian………………………………………….... 17
3.7.2 Bahan Penelitian…………………………………………. 17
3.8 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data
3.8.1 Pengisian Kuesioner……………………………………... 17
3.8.2 Pengisian IPPD…………………………………………... 18
3.8.3 Proses Pengumpulan Saliva……………………………… 19
3.9 Skema Alur Penelitian………………………………………… 20
3.10 Pengolahan dan Analisis Data……………………………….. 20
BAB 5 PEMBAHASAN………………………………………………….. 26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 30
LAMPIRAN
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2 Pengisian Kuesioner………………………………………………… 17
3 Pengumpulan Saliva………………………………………………… 18
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
3. Informed Consent
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Produksi saliva normal adalah diantara 0,5 sampai 1,5 liter. Hiposalivasi
dijelaskan sebagai suatu kondisi dimana individu memproduksi saliva yang kurang
dari normal, sedangkan hipersalivasi adalah sebaliknya.13Hipersalivasi dan
hiposalivasi mungkin menjadi ancaman dalam kesehatan mulut.14
Laju aliran saliva merupakan proses yang secara terus menerus pada manusia
yang diregulasi oleh refleks yang sebagian besar dirangsang oleh pengecapan dan
pengunyahan. Pada saat istirahat atau tidak distimulasi, laju aliran saliva terbentuk
sekitar 0,5ml per menit.15 Pasien dengan gingivitis mempunyai laju aliran saliva yang
rendah dibandingkan dengan pasien tanpa gingivitis dan ini disebabkan oleh skor
plak yang tinggi, skor plak yang tinggi menyebabkan laju aliran saliva menurun.16
Takeuchi, dkk telah melakukan penelitian yang hanya memfokus pada
penurunan laju aliran saliva dengan faktor-faktor tertentu dan skor plak merupakan
salah satu dari komponen penelitian tersebut. Menurut penelitian tersebut, sampel
dengan skor plak yang tinggi mempunyai laju aliran saliva yang rendah.16 Menurut
Kardum dkk, efek skeling dalam perawatan periodontal adalah terjadi penurunan
prevalensi patogen yang terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal.17
Berdasarkan dari penelitian yang sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai efek skeling terhadap laju aliran saliva pasien
gingivitis diinduksi plak.
1.3 Tujuan
Untuk menganalisis efek skeling terhadap laju aliran saliva pada pasien
gingivitis diinduksi plak di RSGM FKG USU.
1.4 Hipotesis
Skeling dapat meningkatkan laju aliran saliva pada pasien gingivitis diinduksi
plak .
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
Faktor ini menjadi seperti perangkap plak yang meningkatkan retensi plak dan
menyebabkan pemeliharaan oral higiene sukar dan kurang efektif.7Malposisi gigi
dapat menjadi faktor predisiposisi bagi periodonsium terhadap akumulasi plak dan
inflamasi apabila higiene oral tidak dijaga dengan baik.21 Faktor iatrogenik yaitu
restorasi overhangingdan celah antara mahkota gigi dan gigi yang di preparasi
menjadi kondisi yang meningkatkan retensi plak dan wujudnya flora bakterial yang
bersifat patogenik.22Restorasi dengan ill-fitting margindan pesawat ortodontik
menyebabkan kerusakan pada jaringan gingiva yang berdekatan.21
terdiri dari reaksi vaskular dan selular. Reaksi-reaksi ini mempunyai tanda-tanda
klinis seperti kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya fungsi.2
2.5 Saliva
Saliva merupakan cairan kompleks yang mengandungi berbagai enzim,
antibodi, konstitusi antimikrobial, sitokin dan juga hormon, hal ini juga ditemukan
dalam darah.4 Saliva memainkan peranan yang sangat penting dan sulit dalam tubuh
manusia, saliva dibutuhkan untuk pengecapan makanan dan bukan itu , diperlukan
juga untuk melindungi mukosa mulut dari infeksi yang dapat terjadi akibat
mikroorganisma yang sentiasa berada dalam rongga mulut.15Saliva juga telah menjadi
sample tidak invasifsecara sistemik bagi diagnostik dalam diagnosis kesehatan dan
penelitian.28Analisis pada enzim dan sekresi saliva dan cairan krevikular dapat
membantu memahami patogenesis dan memperbaiki diagnosis awal dan prognosis
penyakit periodontal.11Terdapat berbagai penelitian yang pernah dilakukan tentang
disfungsi saliva dan hubungannya dengan sesuatu penyakit atau efek samping dari
obat-obatan.28
biomarker yang tedapat pada saliva.13Saliva juga merupakan cairan biologis yang
alami bagi mengukur mikrobial dan biomarker protein yang terdapat pada suatu
penyakit.31
Pengecapan makanan dipengaruhi oleh saliva melalui hormonnya yang
mempunyai reseptor pada taste receptor cells (TRCs). Fisiologi saliva secara
umumnya dihubungkan dengan proses metabolisma yaitu dengan aktivasi cognate
taste receptors. Setelah makanan dikonsumsi reseptor pengecapan ini akan
menghantar sinyal ke batang otak dan sistem saraf pusat melalui nervus gustatory.29
2.6 Hubungan antara Laju Aliran Saliva dan Gingivitis diinduksi Plak
Plak dental merupakan faktor etiologi yang paling utama pada insiasi dan
perkembangan inflamatori penyakit periodontal.32 Biofilm plak dental terdiri dari
bakteri. Peranan beberapa bakteri yang spesifik dalam pembentukan dan sifat
patogeniknya mencerminkan struktur dinding sel bakteri tersebut. Dinding sel bakteri
terbagi kepada dua jenis yaitu tipe Gram positif dan negatif. Karakteristik dari bakteri
Gram negatif yang khusus adalah mempunyai membran luar yang terdiri dari reseptor
protein dan lipopolisakarida yang merupakan endotoksin yang menghasilkan toksin
apabila integritas bakteri tersebut diganggu.6
Lipopolisakarida merupakan substansi yang bersifat destruktif yang dapat
memberi efek pejamu dengan mengaktivasikan respon pejamu.7 Respon bakteri Gram
negatif pada plak ini akan meningkatkan kadar prostaglandin pada kelenjar saliva, ini
akan menyebabkan terjadinya penghambatan pada sekresi saliva oleh kelenjar saliva
dan laju aliran saliva akan menurun. Selama biofilm berkembang dan berproliferasi,
komponen larut yang dihasilkan oleh bakteri patogenik penetrasi ke sulkus
epithelium. Komponen-komponen ini menstimulasi respon pejamu untuk
menghasilkan mediator kimiawi yang berhubungan dengan proses inflamasi.24
Takeuchi dkk telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa pada pasien
dengan skor plak yang tinggi, dimana laju aliran salivanya kurang.16
Plak
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Perlakuan: H0 X H1
Keterangan:
H0: Pengukuran laju aliran saliva sebelum perlakuan
H1: Pengukuran laju aliran saliva setelah perlakuan
X : Skeling
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah saliva dari pasien gingivitis diinduksi plak yang
menjalani perawatan di RSGM FKG USU dengan skor IPPD > 20 dan memenuhi
kriteria inklusi dan eskslusi. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive
sampling.
3.3.2.1 Besar Sampel
= 2{ + } 2( − )2
( − )2
Skor IPPD = Jumlah skor dari semua permukaan gigi yang diperiksa
Jumlah permukaan gigi yang diperiksa
Ethical Clearance
Skeling
Pengukuran laju aliran saliva dilakukan kembali apabila skor IPPD ≤ 5. Jika
skor IPPD tetap > 5, dilakukan skeling dan diperiksa 1 minggu kemudian.
Analisis data
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek skeling terhadap laju aliran
saliva pada pasien gingivitis diinduksiplak di instalasi Periodonsia FKG USU.
Subjek penelitian ini terdiri dari 24 orang pasien gingivitis diinduksi plak, terdiri dari
12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut.
Variabel n (%)
Jenis Kelamin
Laki laki 12 50
Perempuan 12 50
Kelompok Usia
12-16 1 4,2
17-25 21 91,6
26-35 1 4,2
36-45 1 4,2
Pekerjaan
Mahasiswa 14 58,3
Swasta 5 20,8
Pelajar 2 8,3
IRT 3 12,5
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa, jenis kelamin subjek penelitian adalah
50%laki-laki dan 50% perempuan. Kelompok usia yang terbesar adalah usia 17-25
tahun yaitu sebanyak 91,6 %, dan sebanyak 58,3% adalah mahasiswa
Variabel n (%)
Dari Tabel 2, terlihat bahwa 58,3% subjek menyikat gigi 2 kali sehari dan
waktu menyikat adalah pagi hari sebelum sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Durasi menyikat gigi sekitar 1-2 menit adalah yang terbesar yaitu 62,5 %. Subjek
tidak melakukan pemeriksaan gigi dengan teratur sebanyak 87,52% dan hanya 12,5 %
dari subjek melakukan pemeriksaan gigi secara teratur. Sebanyak 33,3% dari subjek
pernah berkunjung ke dokter < 3 bulan. Persentase terbesar subjek penelitian tidak
pernah melakukan perawatan skeling sebelumnya yaitu sebesar 50%.
4.3 Indeks Perdarahan Gingiva dan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah
Skeling
Tabel 3. Hasil uji normalitas pada skor indeks pendarahan papilla dimodifikasi (IPPD)
sebelum dan sesudah dilakukan skeling.
Rerata ± SD Nilai p
Sebelum skeling 0, 73 ± 0, 31 0,004
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui nilai p< 0,05 yang
menunjukkan data tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, digunakan uji Wilcoxon
untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor indeks
pendarahan papila (IPPD) sebelum dan setelah skeling.
Tabel 4. Skor indeks perdarahan papila dimodifikasi (IPPD) sebelum dan setelah
skeling dilakukan.
Rerata± SD Nilai p
Sebelum skeling 0,73 ± 0,31 0,000*
Dari Tabel 4 terlihat bahwa terjadi penurunan rerata skor IPPD yang
signifikan sesudah dilakukan skeling (p = 0,000)
Tabel 5. Hasil uji normalitas pada laju aliran saliva sebelum dan sesudah skeling
Rerata ± SD Nilai p
Sebelum skeling 0,29 ± 0,10 0,114
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 5, diketahui nilai p> 0,05 yang
menunjukkan data terdistribusi normal. Oleh karena itu, digunakan uji t berpasangan
(paired t test) untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara laju
aliran saliva sebelum dan setelah skeling.
Tabel 6.Hasil uji perbedaan laju aliran saliva sebelum dan setelah skeling
Rerata ± SD Nilai p
Sebelum skeling 0,29 ± 0,10 0,000*
BAB 5
PERBAHASAN
Pada hasil penelitian ini terlihat bahwa setelah dilakukan skeling, terjadi
peningkatan secara signifikan (p <0,005) pada laju aliran saliva yaitu sebelum skeling
rerata 0,29 ± 0,10 dan setelah skeling menjadi 0,53 ± 0,10. Hasil penelitian Takeuchi
dkk, di daerah Kyushu, Japan dengan jumlah subjek 1,377, terlihat adanya perbedaan
15,6% dalam penurunan laju aliran saliva padapasien dengan skor plak ≥ 1
dibandingkan dengan skor plak ≤ 1. Menurut penelitian ini, resiko terjadinya
penurunan laju aliran saliva meningkat dengan skor plak yang tinggi tetapi tidak ada
hubungan yang antara laju aliran saliva dan higiene oral.16
Pada penelitian Mbabali dkk, tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara
statistik pada laju aliran saliva pasien yang sehat dibandingkan dengan pasien
gingivitis atau periodontitis. Namun, perbedaan yang signifikan dapat dilihat di antara
pasien gingivitis (0,62 ± 0,28) dan periodontitis (0,68 ± 0,33).14
Penurunan laju aliran saliva terjadi pada pasien dengan skor plak yang tinggi,
hal ini karena akumulasi plak yang banyak dapat menyebabkan konsentrasi
lipopolisakarida tinggi. Lipopolisakarida akan meningkatkan kadar prostaglandin di
kelenjar-kelenjar saliva lalu menghambat sekresi saliva.16Eliminasi plak dan bakteri
supragingiva dan subgingiva dapat dilakukan dengan skeling.Skeling adalah efektif
dalam mengurangi inflamasi pada gingiva dan kedalaman poket. Skeling dapat
mengubah komposisi bakteri poket secara signifikan dan juga membantu
mengeliminasi bahan toksin seperti endotoksin lipopolisakarida yang berasal dari
bakteri ditemui pada infiltrat pada sementum.6
Pasien dengan periodontitis mempunyai laju aliran saliva yang tinggi
dibandingkan dengan pasien gingivitis dan hal ini karena periodontitis merupakan
penyakit yang bersifat sangat destruktif melibatkan inflamasi jaringan, kehilangan
jaringan ikat dan destruktif serat-serat kolagen dan tulang.6 Peningkatan eksudat
inflamatori (cairan krevikular) dan juga sebagian dari mekanisme kekebalan tubuh
sebagai sistem buffer untuk melindungi rongga mulut dengan menghambat kolonisasi
mikroorganisma yang bersifat patogenik. 12
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat tarik kesimpulan:
1. Nilai rata-rata laju aliran saliva pada pasien gingivitis diinduksi oleh plak
sebelum dilakukan skeling adalah 0, 29 ± 0, 10.
2. Nilai rata-rata laju aliran saliva pada pasien gingivitis diinduksi oleh plak
setelah skeling adalah 0, 53 ± 0, 10.
3. Skeling dapat meningkatkan laju aliran saliva secara signifikan (p = 0,000)
pada pasien gingivitis diinduksi plak.
6.2 Saran
1. Perlunya dilakukan penelitian laju aliran saliva lebih lanjut dengan
melibatkan jumlah sampel yang lebih banyak.
2. Perlunya dilakukan penelitian laju aliran saliva pada pasien dengan
periodontitis
DAFTAR PUSTAKA
12. Almeida PDV, Gregio AMT, Machado MAN, de Lima AAS, Azevoda LR.
Saliva Composition and Functions:A Comprehensive Review. J Contemp
Dent Pract 2008;9(3):72-80.
13. Navazesh N, Kumar SKS. Measuring salivary flow.JADA 2008;139:35S-40S
14. Mbabali M, Muli TK, Wagaiyu E. Salivary flow rate in adult Kenyansand its
relationship with chronic periodontitis. J.Dent.Oral Hyg 2016;8(7):37-42
15. Carpeneter GH. Annu Rev of Food Sci. 2013;4:267-276
16. Taukechi K, Furuta M, Takeshita T, Shibata Y, Shimazaki Y et al. Risk
factors for reduced salivary flow rate in Japanese population: Hindawi
Biomedic Research International. 2015:1-7
Available from:https://www.hindawi.com/journals/bmri/2015/381821/
17. Bathla S. Classification of Periodontal Disease. In Periodontics Revisited
, New Dehli: Jaypee Brothers;2011:41
18. Hinrichs JE, Novak MJ. Classification of disease and conditions affecting the
periodontium. In: Caranza FA eds. Caranza’s clinical periodontology. Edisi
ke-11. Missouri: Elsevier 2012: 34-36
19. Fiovellini JP, Kim DM, Uzel NG. Clinical features of gingivitis. In: Caranza
FA eds. Caranza’s clinical periodontology. Edisi ke-11. Missouri: Elsevier
2012: 76-81
20. P.D Marsh. Dental plaque as a microbial biofilm. Caries Res, 2004;38:204-
211
21. Martinez AB, Camara EC dll. Etiology of gingivitis. Madrid, Spain.
Complutense University 2011.
22. Wolf UA. Periodontology. George Thieme VKG 2006
23. Serio FG, Duncan TB. The pathogenesis and treatment of periodontal disease.
Ineedce
Available at:www.ineedce.com
24. Preshaw PM. Detection and diagnosis of periodontal conditions amenable to
prevention. From Prevention in Practice proceeding by the BMC Oral Health
2015, 15 (1):S5
25. Guvenlian JR. The relationship between oral health and systemic disease.
Inflamation .2006.
26. Ower P. The role of self-administered Plaque control in the management of
periodontal disease. Periodontology.2003;30:110-116
27. Zaugg B, Sharmann P, Roos M, Attin T and Schmiddin PR. Improving
Scalling and Root Planning Over The Past 40 years: A-Meta Analysis.
Dentistry 4:205
28. Humprey SP, Williamson R. A review of Saliva: Normal Composition, Flow
and Function. THE JOURNAL OF PROSTHETIC DENTISTRY
2001;85:162-169
29. Giannobile WV. Salivary diagnostic for periodontal disease. JADA
2012;143(10):6-11
30. Pandey AK. Physiology of Saliva: An Overview. Journal of Dentistry
Indonesia 2014;21 (1);32-38
31. Rajesh KS, Zareena, Hedge S, Arun Kumar MS. Assesment of salivary
calcium, phosphate, magnesium, pH and flow rate in healthy subjects,
periodontitis dan dental caries. Contemp Clin Dent 2015;6:461-465
32. Daliemunthe SH. Periodonsia. Edisi Revisi 2008:51
Kepada Yth :
Bapak/Ibu,
……………………..
Peneliti,
Vanitha Muthusamy
Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah
mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian
atas nama Vanitha Muthusamy yang berjudul “EFEK SKELING TERHADAP
LAJU ALIRAN SALIVA PADA PASIEN GINGIVITIS DIINDUKSI PLAK DI
INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU” dan menyatakan tidak keberatan
maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari pihak manapun.
Mahasiswa
Peneliti, Peserta,
(VanithaMuthusamy) ( )
INSTALASI PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUESIONER PENELITIAN
Efek Skeling Terhadap Laju Aliran Saliva Pada Pasien Gingivitis Diinduksi
Plak Di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU
A.IDENTITAS SAMPEL
Nama :
Nim :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No Telp/HP :
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Descriptives
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Las Sebelum Skeling .933 24 .114
Las Sesudah Skeling .948 24 .246
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Las Sebelum - .09994 .02040 -.28554 -.20113 - 23 .000
1 Skeling - Las .24333 11.928
Sesudah Skeling
Descriptives
Median .5640
Variance .098
Minimum .36
Maximum 1.36
Range 1.00
Median .0540
Variance .001
Minimum .02
Maximum .10
Range .08
Ranks
Total 24
b
Test Statistics