2017
Nora, Vivian
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1710
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN DISKREPANSI UKURAN GIGI BERBAGAI
KELOMPOK MALOKLUSI PADA SUKU TIONGHOA
DI SMA METHODIST LUBUK PAKAM
SKRIPSI
Oleh:
Vivian Nora
NIM: 130600151
Dosen Pembimbing :
Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort
NIP : 198403012009122003
TIM PENGUJI
Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesakan skripsi dengan judul “Gambaran
Diskrepansi Ukuran Gigi Berbagai Kelompok Maloklusi Pada Suku Tionghoa Di
SMA Methodist Lubuk Pakam” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda
Steven Moris Tjoea dan Ibunda Minah atas segala kasih sayang, doa dan dukungan
serta bantuan baik berupa moral ataupun materi kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG.(K)., sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)., sebagai Ketua Departemen Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai koordinator skripsi di Departemen
Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
4. Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort sebagai pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesikan dengan baik.
5. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort dan Erliera, drg., Sp.Ort sebagai penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia FKG Universitas
Sumatera Utara atas bantuan dan motivasinya.
7. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA sebagai dosen pembimbing akademik atas
motivasi dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
iv
Universitas Sumatera Utara
8. Teman-teman penulis, Vincent Gomulia, Anita, Carryn, Cynthia, Fitra, Novie,
Melvin,Vivian T, Wilson, Dheina, Melani, Puteri Syafura, Hera, Tri Rizki, Tasya,
Liza, Agnese, Mega, Hani, Diah, Gendis serta seluruh teman-teman angkatan 2013,
senior, dan junior yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuannya dalam
segala hal.
9. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia yang telah
memberi semangat dan masukan-masukan kepada penulis serta kepada siswa-siswi
SMA Methodist Lubuk Pakam yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
berpartisipasi dalam penelitian penulis.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.
Vivian Nora
NIM : 130600151
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
vi
LAMPIRAN
vii
Gambar Halaman
3. Oklusi normal............................................................................................. 11
viii
Tabel Halaman
3. Rerata, standar deviasi, dan rentang rasio anterior dan keseluruhan suku
Tionghoa .................................................................................................. 31
ix
3. Lembar Kuisioner
4. Hasil Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi Pada Model Studi Suku Tionghoa
5. Hasil Uji Normalitas Rata-Rata Anterior dan Rata-Rata Keseluruhan Analisis Bolton
6. Uji-T Pada Rasio Anterior dan Rasio Keseluruhan Analisis Bolton pada Kelompok
Maloklusi Klas I Angle, Klas II Angle, dan Klas III Angle suku Tionghoa Dengan Ras
Kaukasoid (Bolton)
7. Hasil Uji-T Inter-Operator Pengukuran Rerata Medio-Distal Gigi Rahang Atas dan
Rahang Bawah.
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dari hasil penelitiannya, rasio anterior yang ideal adalah 77,2% dengan SD ±1,65
dengan pengukuran jumlah 6 gigi anterior. Rasio keseluruhan yang ideal adalah 91,3%
dengan SD ± 1,91 pengukuran dari batas molar pertama permanen kanan dan kiri.
Rasio Bolton telah banyak digunakan untuk kebutuhan pengurangan lebar mesiodistal
gigi dengan pengasahan (slicing) interproksimal pada ruang dan ukuran gigi yang
berlebih dan penambahan ukuran gigi dengan cara konservatif dan prostetik untuk
penambahan ukuran dan ruang gigi.19-23
2.1.1 Rasio Gigi Geligi Anterior
Lebar mesio-distal enam gigi anterior pada kedua rahang diukur dan kemudian
dijumlahkan. Pengukuran dimulai dari kaninus kiri hingga kaninus kanan, sehingga
gigi yang diukur adalah gigi 13 sampai dengan gigi 23 pada rahang atas dan gigi 33
sampai dengan gigi 43 pada rahang bawah. Jumlah lebar mesio-distal gigi anterior
pada rahang bawah dibandingkan dengan jumlah lebar mesio-distal gigi anterior pada
gigi rahang atas. Angka yang dihasilkan merupakan persentase hubungan lebar mesio
distal gigi rahang bawah dengan lebar mesio-distal pada rahang atas, yang disebut
dengan rasio anterior. Rasio anterior dapat dirumuskan dengan :20-22
Menurut penelitian Bolton, jumlah lebar mesio-distal enam gigi anterior rahang
bawah dibandingkan dengan enam gigi anterior rahang atas akan menghasilkan rasio
anterior sebesar 77,2% dengan SD ± 1,65.20-22
Jika rasio anterior lebih besar dari 77,2%, maka diskrepansi terjadi karena lebar
gigi anterior rahang bawah berlebihan. Tabel 1 menunjukkan ukuran ideal daripada
gigi anterior pada rahang atas dan rahang bawah. Kelebihan lebar gigi anterior pada
rahang bawah dapat ditentukan dengan rumus dan tabel.20-22
Sebaliknya, bila rasio anterior lebih kecil dari 77,2%, maka diskrepansi yang
terjadi disebabkan oleh lebar gigi anterior rahang atas yang berlebihan. Kelebihan
gigi anterior pada rahang atas dapat ditentukan dengan rumus atau tabel.20-22
Tabel 1. Ukuran gigi ideal pada rahang atas dan rahang bawah berdasarkan rasio
anterior Bolton.24
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bolton, rasio keseluruhan pada ras
Kaukasoid yang didapatkan adalah 91,3% dengan SD ± 1,91.24-26
Jika rasio keseluruhan lebih dari 91,3%, maka diskrepansi terjadi karena lebar
gigi rahang bawah berlebihan. Tabel 2 menunjukkan ideal daripada lebar gigi pada
rahang atas dan rahang bawah. Kelebihan lebar gigi pada rahang bawah dapat
ditentukan dengan rumus atau tabel.24-26
Sebaliknya, bila rasio keseluruhan lebih kecil dari 91,3%, maka diskrepansi
yang terjadi disebabkan oleh lebar gigi rahang atas yang berlebihan. Kelebihan gigi
pada rahang atas dapat ditentukan dengan rumus atau tabel.24-26
Tabel 2 . Ukuran gigi ideal pada rahang atas dan rahang bawah berdasarkan rasio
keseluruhan Bolton.24
2.2 Maloklusi
Menurut Angle, maloklusi didefinisikan sebagai suatu penyimpangan oklusi
normal. Menurut Proffit pada tahun 1986, maloklusi dapat disertai dengan adanya
ketidakharmonisan susunan gigi antar rahang seperti rotasi, tipping, infra-oklusi
maupun supraoklusi, dan ketidakharmonisan relasi antar rahang terhadap oklusi
normal.1 Oklusi normal menurut Angle didefinisikan sebagai tonjol mesiobukal
molar pertama rahang atas berkontak dengan groove bukal molar pertama rahang
bawah dan gigi tersusun secara rapi pada lengkung rahang. Maloklusi telah menjadi
suatu permasalahan besar pada negara maju dengan suatu prevalensi yang tinggi dan
menjadi suatu perhatian dalam bidang pelayanan kesehatan. 27
2.2.1 Klasifikasi Maloklusi Menurut Angle
Oklusi normal merupakan hal yang sering dijumpai dalam suatu populasi,
sedangkan oklusi ideal itu jarang ataupun hal langka yang ditemukan. Oklusi normal
mencakup variasi dalam posisi dan hubungan gigi sedikit berbeda dari oklusi ideal.
Angle menggambarkan bahwa oklusi normal merupakan suatu dataran yang ditempati
oleh sederetan gigi yang terususun dalam suatu lengkung rahang bawah yang
harmonis. Oklusi normal memiliki rotasi yang sangat kecil, berjejal, dan atau jarak
antar gigi. Menurut Angle, untuk oklusi normal adalah hubungan anteroposterior
antara molar satu permanen bawah (Gambar 3).28,29
(d) (e)
Gambar 3. (a) pandangan lateral kiri dari oklusi normal, (b) pandangan frontal dari
oklusi normal, (c) pandang lateral kanan darioklusi normal, (d) tampak
rahang atas, (e) tampak rahang bawah. 29
Konsep Angle pada oklusi normal pada dasarnya merupakan gambaran dari
oklusi ideal. Orang dengan oklusi ideal harus memiliki 32 gigi permanen dan
memiliki hubungan yang sangat bagus pada ketiga bidang, ujung cusp mesiobukal
dari molar satu permanen atas terletak dengan tepat pada groove bukal dari molar satu
permanen rahang bawah, dan ujung dari mahkota kaninus atas terletak dengan tepat
pada embrasur antara kaninus dan premolar satu bawah. Panjangnya insisivus sentral
atas menutupi 20% dari permukaan labial insisivus sentral bawah dalam bidang
vertikal (overbite). Jarak di sepanjang bidang anteroposterior antara permukaan labial
dari insisivus sentral bawah adalah sekitar 1-2 mm. Gigi memiliki sudut yang normal
dalam bidang mesiodistal, memiliki inklinasi yang normal dalam bidang bukolingual
dan tersusun tanpa adanya ruang, rotasi, dan crowded di sepanjang puncak prosesus
alveolar (Gambar 4).28,29
(a) (b)
Gambar 4. (a) Pandangan frontal dari oklusi ideal, (b) pandangan lateral dari oklusi
ideal.29
subdivisi adalah defisiensi pada mandibular karena terjadi pengurangan pada tinggi
ramus dan panjang mandibular pada sisi Klas II. Alavi dkk., menyatakan bahwa
faktor utama yang berkonstribusi untuk terjadinya hubungan asimetri ini adalah
komponen dentoalveolar.32,33
Kranium pada ras Mongoloid umumnya berbentuk panjang tetapi kadang dapat
berbentuk bulat atau oval. Kranium ras Mongoloid ukuran rata-rata antara ras
Kaukasoid dan ras Negroid. Bentuk wajah ras Mongoloid lebih rata karena adanya
proyeksi yang ekstrim terhadap tulang zygomatik, dan tidak hanya tulang zygomatik
protusi kedepan tetapi proyeksi ke bagian inferior dibawah batas inferior dari maksila.
Bentuk hidung ras Mongoloid tidak terlalu kecil juga tidak terlalu besar, memiliki
profil nasal yang konkaf dan tulang nasal yang kecil. Ras Mongoloid memiliki bentuk
insisivus yang khas yaitu shovel-shaped pada insisivus atau disebut seperti bentuk
kapak.36
Variabel Terkendali
- Suku
- Umur
MALOKLUSI
ANALISIS
HOWES RAS
KAUKASOID
ANALISIS
BOLTON
NEGROID
DLL MONGOLOID
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
( )
{ }
keterangan :
n = besar sampel
Zα = derajat batas atas; untuk α = 0,05 Zα = 1,96
Zβ = derajat batas bawah; untuk β = 0,010 Zβ = 1,282
σ = standar deviasi prakiraan perbedaan = 0,518
d = selisih rerata yang bermakna = 0,22
sehingga :
( )
{ }
3.7.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian :
1. Alginate merek Hygedent
2. Dental stone merek Moldeno
3. Model cetakan gigi RA dan RB
Gambar 11. (a) Alginate, (b) Dental stone, (c) Model studi RA dan RB
8. Setelah alginate mengeras, sendok cetak dikeluarkan dari mulut subjek, dan
cetakan dibersihkan di bawah air mengalir.
9. Pencetakan rahang atas dilakukan dengan cara yang sama dengan subjek
diinstruksikan untuk membuka mulut.
10. Pengisian dental stone pada cetakan rahang atas dan rahang bawah. Setelah
dental stone mengeras, pisahkan dental stone dari cetakan dibawah air mengalir.
Setelah model gigi selesai diperoleh, maka akan dilakukan pengukuran lebar
mesiodistal gigi dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengukuran lebar mesiodistal gigi dilakukan pada rahang atas dan rahang
bawah dengan batas gigi molar pertama permanen dengan metode Mullen41.
(Gambar 12).
4. Pengukuran studi model gigi hanya dilakukan pada 5 pasang model gigi (10
rahang) dalam satu hari untuk menghindari kelelahan mata peneliti sewaktu membaca
skala yang terdapat pada kaliper sehingga data yang didapatkan lebih akurat.
5. Uji inter-operator dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Hasil
pengukuran yang dilakukan pada penelitian saat ini dibandingkan dengan hasil
pengukuran yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. Jika hasil yang didapatkan
tidak berbeda secara bermakna, maka hasil penelitian dianggap valid. Jika hasil
didapatkan berbeda secara bermakna, maka ditelusuri kesalahan dalam pengukuran.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Tabel 3. Rerata dan Standar Deviasi Rasio Anterior dan Rasio Keseluruhan Berbagai
Kelompok Maloklusi Pada Suku Tionghoa
Nilai Rerata
Maloklusi Rasio (%) n SD
Hasil pengukuran rasio anterior pada Klas I Angle diperoleh dengan nilai rerata
sebesar 77,93% dengan standar deviasi ± 3,26. Hasil perhitungan rasio keseluruhan
pada Klas I Angle diperoleh dengan nilai rerata sebesar 91,56% dengan standar
deviasi ± 2,68. Hasil perhitungan rasio anterior pada Klas II Angle diperoleh dengan
nilai rerata sebesar 77,29% dengan standar deviasi ± 3,6. Hasil perhitungan rasio
keseluruhan pada Klas II Angle diperoleh dengan nilai rerata sebesar 89,58% dengan
standar deviasi ± 2,55. Hasil perhitungan rasio anterior pada Klas III Angle diperoleh
dengan nilai rerata sebesar 79,01% dengan standar deviasi ± 2,86. Hasil perhitungan
rasio keseluruhan pada Klas III Angle diperoleh dengan nilai rerata sebesar 91,84%
dengan standar deviasi ± 2,06.
Nilai rerata rasio anterior analisis Bolton Suku Tionghoa pada Klas I Angle
diperoleh sebesar 77,93% atau lebih besar 0,73% dari rerata rasio anterior analisis
Bolton pada ras Kaukasoid yang ditetapkan 77,20%. Nilai rerata rasio anterior
analisis Bolton Suku Tionghoa pada Klas II Angle diperoleh sebesar 77,29% atau
lebih besar 0,09% dari rerata rasio anterior analisis Bolton pada ras Kaukasoid yang
ditetapkan 77,20%. Nilai rerata rasio anterior analisis Bolton suku Tionghoa pada
Klas III Angle diperoleh sebesar 79,01% atau lebih besar 1,81% dari rerata rasio
anterior analisis Bolton pada ras Kaukasoid yang ditetapkan 77,20%.
Nilai rerata rasio anterior suku Tionghoa diuji secara statistik terhadap rerata
rasio anterior Bolton, untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada
tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji-T Rerata Rasio Anterior Analisis Bolton Berbagai Kelompok
Maloklusi Pada Suku Tionghoa dengan Rasio Anterior Bolton
Pengujian kemaknaan perbedaan nilai rerata rasio anterior analisis Bolton pada
suku Tionghoa dengan ras Kaukasoid pada penelitian Bolton secara statistik
menggunakan metode uji-T dengan derajat kepercayaan sebesar 95%. Pada tabel 4,
diketahui bahwa hasil analisis pada Klas I Angle berupa nilai p>0,005 yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai rerata rasio anterior
Klas I Angle analisis Bolton pada suku Tionghoa dengan ras Kaukasoid pada
penelitian Bolton. Hasil analisis pada Klas II Angle berupa p>0,005 yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai rerata rasio anterior
Klas II Angle analisis Bolton pada suku Tionghoa dengan ras Kaukasoid pada
penelitian Bolton. Hasil analisis pada Klas III Angle berupa p<0,005 yang
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai rerata rasio anterior Klas
III Angle analisis Bolton pada suku Tionghoa dengan ras Kaukasoid pada penelitian
Bolton.
Nilai rerata rasio keseluruhan analisis Bolton Suku Tionghoa pada Klas I Angle
diperoleh sebesar 91,56% atau lebih besar 0,26% dari rerata rasio keseluruhan
analisis Bolton pada ras Kaukasoid yang ditetapkan 91,30%. Nilai rerata rasio
keseluruhan analisis Bolton Suku Tionghoa pada Klas II Angle diperoleh sebesar
89,58% atau lebih kecil 1,72 % dari rerata rasio keseluruhan analisis Bolton pada ras
Kaukasoid yang ditetapkan 91,30%. Nilai rerata rasio keseluruhan analisis Bolton
suku Tionghoa pada Klas III Angle diperoleh sebesar 91,84% atau lebih besar 0,54%
dari rerata rasio keseluruhan analisis Bolton pada ras Kaukasoid yang ditetapkan
91,30%.
Nilai rerata rasio keseluruhan suku Tionghoa diuji secara statistik terhadap
rerata rasio keseluruhan Bolton, untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang
signifikan pada tabel 5.
pada penelitian Bolton. Hasil analisis pada Klas III Angle berupa p>0,005 yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai rerata rasio
keseluruhan Klas III Angle analisis Bolton pada suku Tionghoa dengan ras
Kaukasoid pada penelitian Bolton.
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rasio anterior
dan rasio keseluruhan analisis Bolton pada suku Tionghoa terhadap rasio Bolton, hal
ini dapat dijadikan penunjang dalam mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan
ortodonti pada pasien suku Tionghoa. Hasil pengujian statistik yang menggunakan
uji-T menunjukkan bahwa rasio anterior pada kelompok maloklusi Klas I Angle dan
Klas II Angle tidak berbeda secara bermakna, sedangkan pada kelompok maloklusi
Klas III Angle berbeda secara bermakna dengan ras Kaukasoid yang ditetapkan oleh
Bolton dengan hasil analisis yang menunjukkan nilai p<0,05. Hasil pengujian statistik
yang menggunakan uji-T menunjukkan bahwa rasio keseluruhan pada kelompok
maloklusi Klas I Angle dan Klas III Angle tidak berbeda secara bermakna, sedangkan
pada kelompok maloklusi Klas II Angle menunjukkan berbeda secara bermakna
dengan ras Kaukasoid yang ditetapkan oleh Bolton dengan hasil analisis yang
menunjukkan nilai p<0,0524.
Tabel 3 menunjukkan rerata dan standar deviasi rasio anterior dan rasio
keseluruhan suku Tionghoa, pada kelompok maloklusi Klas I Angle dengan rerata
rasio anterior sebesar 77,93%, dan rerata rasio keseluruhan sebesar 91,56%. Pada
kelompok maloklusi Klas II Angle dengan rerata rasio anterior sebesar 77,29%, dan
rerata rasio keseluruhan sebesar 89,58%. Pada kelompok maloklusi Klas III Angle
dengan rerata rasio anterior sebesar 79,01%, dan rerata rasio keseluruhan sebesar
91,84%. Pada tabel ini menunjukkan bahwa rerata rasio anterior dan rasio
keseluruhan analisis Bolton pada suku Tionghoa yang tertinggi adalah pada
kelompok maloklusi Klas III Angle, sedangkan yang terendah adalah pada kelompok
maloklusi Klas II Angle. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lopatiene dan Dumbravaite terhadap 181 model studi (59 pria dan 122 wanita)
sebelum perawatan ortodonti yang dipilih secara acak dari 1195 pasien Kaunas
University of Medical Clinic of Orthodontic dengan pasien yang berusia 12-16 tahun,
menujukkan bahwa rasio anterior dan rasio keseluruhan analisis Bolton yang tertinggi
adalah pada kelompok maloklusi Klas III Angle dan terendah adalah pada kelompok
maloklusi Klas II Angle.8
Standar deviasi rasio anterior analisis Bolton suku Tionghoa pada kelompok
maloklusi Klas I Angle, Klas II Angle, dan Klas III Angle adalah 3,26, 3,6, dan 2,86,
lebih besar dibandigkan standar deviasi rasio anterior analisis Bolton pada ras
Kaukasoid yang hanya sebesar 1,62. Standar deviasi rasio keseluruhan analisis Bolton
suku Tionghoa pada kelompok maloklusi Klas I Angle, Klas II Angle, dan Klas III
Angle adalah 2,68, 2,55, dan 2,06, lebih besar dibandingkan standar deviasi rasio
keseluruhan analisis Bolton pada ras Kaukasoid yang hanya sebesar 1,91. Standar
deviasi yang lebih besar pada rasio keseluruhan dan rasio anterior suku Tionghoa
menunjukkan sampel pada suku Tionghoa lebih variatif dibandingkan sampel
Kaukasoid dari analisis Bolton. Pernyataan ini sesuai dengan penelititan yang
dilakukan oleh Usyal dkk., terhadap 150 sampel oklusi normal dan 560 sampel
dengan 4 kelompok maloklusi (Klas I, Klas II divisi 1, Klas II divisi 2, Klas III) yang
menunjukkan standar deviasi pada rasio anterior dan rasio keseluruhan yang lebih
besar dibandingkan standar deviasi analisis Bolton pada ras Kaukasoid. Hal ini
dikarenakan data yang diperoleh dari populasi tersebut lebih variatif. 23
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan menggunakan uji-
T pada nilai rerata rasio anterior analisis Bolton pada sampel kelompok maloklusi
Klas I Angle, Klas II Angle, dan Klas III Angle yang didapat sebesar 77,93%,
77,29%, dan 79,01% dibandingkan dengan nilai rerata rasio anterior Bolton pada ras
Kaukasoid yang didapat sebesar 77,20% dinyatakan berbeda secara bermakna pada
kelompok maloklusi Klas III Angle, sedangkan pada Klas I Angle dan Klas II Angle
tidak terdapat perbedaan secara bermakna. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Barbara dkk., terhadap 600 model studi (262 pria, 338 wanita)
yang dipilih secara acak dari 3088 pasien yang berusia 12-25 tahun, menunjukkan
bahwa rasio anterior analisis Bolton pada Klas III Angle menunjukkan perbedaan
secara bermakna.4
Penelitian yang dilakukan oleh Nie dan Lin di Beijing, China, menyatakan
bahwa pada Klas II Angle tendensi mempunyai ukuran gigi yang berlebih pada
maksila, sedangkan Klas III Angle tendensi mempunyai ukuran gigi yang berlebih
pada mandibula, sehingga diindikasikan untuk dilakukan pengasahan interproksimal
atau ekstraksi pada gigi maksila Klas II Angle dan gigi mandibula Klas III Angle. 46
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Nilai rerata rasio anterior analisis Bolton suku Tionghoa pada kelompok
maloklusi Klas I Angle, Klas II Angle, dan Klas III Angle yaitu 77,93%, 77,29%, dan
79,01%. Nilai rerata rasio keseluruhan analisis Bolton suku Tionghoa pada kelompok
maloklusi Klas I Angle, Klas II Angle, dan Klas III Angle yaitu 91,56%, 89,58%, dan
91,84%.
2. Hasil uji-T rerata rasio anterior terdapat perbedaan yang signifikan pada Klas
III Angle dengan p<0,05 (nilai p sebesar 0,009), sedangkan pada Klas I Angle dan
Klas II Angle tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji-T rerata rasio
keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan pada Klas II Angle dengan p<0,05
(nilai p sebesar 0,017), sedangkan pada Klas I Angle dan Klas II Angle tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.
3. Analisis Bolton tidak dapat diterapkan pada rasio keseluruhan kelompok
maloklusi Klas II Angle dan rasio anterior kelompok maloklusi Klas III Angle, tetapi
dapat diterapkan untuk kelompok maloklusi Klas I Angle pada suku Tionghoa.
6.2 Saran
Saran yang disampaikan pada penelitian ini adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel oklusi normal pada
suku Tionghoa.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih mewakili
berbagai macam pembagian pada suku Tionghoa agar diperoleh tingkat validitas yang
lebih tinggi.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang rasio anterior dan rasio
keseluruhan analisis Bolton pada suku lainnya di Indonesia, mengingat Indonesia
terdiri dari bermacam-macam suku.
DAFTAR PUSTAKA
13. Proffit WR, Fields HW. Contemporary orthodontics. Toronto: Mosby, Inc.,
2000:1-4.
14. Andrews LF. Six keys to normal occlusion. Am J Orthod 1972; 62(3):671-90.
15. Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color atlas of dental medicine (Orthodontic-
Diagnosis). New York: Thiemmi Medical Publisher,Inc.,1993
16. Endo T, Uchikura K, Ishida K et al. Threshold for clinically significant tooth-size
discrepancy. Angle Orthod 2009; 79(4): 740-6.
17. Rahman ANAA, Othman SA. Comparison of tooth discrepancy of three main
ethnics in Malaysia with Bolton’s ratio. Sains Malaysiana. 2012; 41(2): 271-5.
18. Al-Khateeb SN, Alhaija ESJA. Tooth size discrepancies and arch parameters
among different malocclusions in a Jordanian sample. Angle Orthod. 2006; 76(3):
459-465.
19. Han C et al. The application of Bolton’s ratio in orthodontic treatment planning
for Chinese patients. The Open Anthropology J. 2010; 3: 65-70.
20. Endo T, Abe R, Kuroki H, Oka K, Shimooka S. Tooth size discrepancies among
different malocclusions in a Japanese orthodontic population. Angle Orthod. 2008;
78(6): 994-9.
21. Gaidyte A, Latkauskiene D, Baubiniene D, Leskauskas V. Analysis of tooth size
discrepancy (Bolton Index) among patients of orthodontic clinic at Kaunas
Medical University. Stomatologija. 2003; 5(1): 27-30.
22. Santoro M, Ayoub ME, Pardi VA, Cangialosi TJ. Mesiodistal crown dimensions
and tooth size discrepancy of the permanent dentition of Dominican Americans.
Angle Orthod. 2000; 70(4): 303-7.
23. Usyal T, Sari Z, Basciftci FA, Memili B. Intermaxillary tooth size discrepancy
and malocclusion: is there a relation?. Angle Orthod. 2005;75(2): 208-213.
24. Bolton WA. Disharmony in tooth size and its relation to the analysis and
treatment of malocclusion. Angle Orthod. 1958; 28(3): 265-92.
25. Singh G. Textbook of Orthodontic 2st edition. New Delhi: Jaypee Brothers (Medi)
Publishing House, 2007: 88-90.
26. Rahardjo P. Diagnosis ortodonti. Surabaya: Airlangga University Press, 2008: 1-4,
58-9.
27. Bhalajhi SI. Orthodontics the art and science. New Delhi: Arya (Medi) Publishing
House, 2003: 75-86, 183-4.
28. Bishara SE. Textbook of orthodontics. Pennsylvania : WB Saunders Company,
2001: 98-110.
29. Staley RN, Reske NT. Essentials of orthodontics diagnosis and treatment.
Chicester: Wiley-BlackWell, 2011: 3-18.
30. Cobourne MT, Fleming PS, Dibiase AT, Ahmad S. Clinical cases in orthodontics.
Chicester: Wiley-Blackwell, 2012: 13, 77, 129, 191, 219.
31. Proffit WR. Contemporary orthodontics. 4th Edition. Missouri: Mosby Elsevier,
2007: 4-5.
32. Cassidy SE, Jackson SR, Turpin DL, Ramsay DS, Charles S, Huang GJ.
Classification and treatment of class II subdivision malocclusion. Am J Orthod
Dentofacial Orthop. 2014; 145(4): 443-51.
33. Alavi DG, BeGole EA, Schneider BJ. Facial and dental arch asymmetries in class
II subdivision malocclusion. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 1998; 93(1): 38-46.
34. Arun K, Roychoudhury, Nei M. The Emergence and Dispersal of Mongoloids. J
Indian Anthrop. 1997; 32:1-20.
35. Koesoemahardja HD, Nasution FH, Trenggono BS. Antropologi untuk mahasiswa
kedokteran gigi.Jakarta: Universitas Trisakti, 2005:41-9.
36. Blumenfeld J. Racial Identification in the Skull and Teeth. The University of
Western Ontario Journal of Anthropology. 2000; 8(1): 20-33.
37. Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. Banyaknya desa/kelurahan, luas
wilayah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan.
bappeda.deliserdangkab.go.id. 12 Juni 2017.
38. Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. Banyaknya desa, kecamatan,
nama ibukota kecamatan dan jarak ibukota kecamatan ke Lubuk Pakam.
bappeda.deliserdangkab.go.id. 12 Juni 2017.
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
SUMATERA UTARA
________________________________________________________________________________
GAMBARAN DISKREPANSI UKURAN GIGI BERBAGAI KELOMPOK MALOKLUSI
PADA SUKU TIONGHOA DI SMA METHODIST LUBUK PAKAM
No.Kartu :
Pemeriksa :
A.IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Kelas :
Suku : 1. Ayah : Tionghoa (Ya/ Tidak)
2. Ibu : Tionghoa (Ya/ Tidak)
3. Kakek dari ayah : Tionghoa (Ya/ Tidak)
4. Nenek dari ayah : Tionghoa (Ya/ Tidak)
Selamat pagi Saudara/i sekalian, perkenalkan saya Vivian Nora,mahasiswa yang sedang
menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan ingin
melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran diskrepansi ukuran gigi diantara
berbagai kelompok maloklusi pada suku Tionghoa di SMA Methodist Lubuk Pakam dan
membedakannya berdasarkan usia dan suku. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk
mengetahui mengenai diskrepansi ukuran gigi pada suku Tionghoa di kecamatan Lubuk Pakam
sehingga dapat membantu dalam penegakan diagnosa dan rencana perawatan dalam bidang
ortodonti,masukan ilmiah bagi ilmu ortodonti serta sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan
pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut telah memenuhi kriteria yang
diinginkan. Setelah itu akan dilakukan pencetakan pada rahang atas dan rahang bawah.
Jika Saudara/i bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir
harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat ketersediaan
Sebagai subjek peneliti, Saudara/i berkewajiban mengikuti petunjuk seperti yang tertulis
di atas. Subjek peneliti tidak akan dibebankan oleh biaya apapun. Bila Saudara/i merasa belum
jelas, Saudara/i dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti (CP:082214309558). Semua identitas
subjek penelitian akan dirahasiakan dan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan
Demikian informasi ini saya sampaikan. Semoga keterangan yang telah saya berikan
cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas ketersediaan Saudara/i untuk berpartisipasi
Medan,
Vivian Nora
CP : 082214309558
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Alamat :
Umur :
No.Hp :
Menyatakan bersedia untuk ikut turut serta dalam penelitian yang berjudul
PADA SUKU TIONGHOA DI SMA METHODIST LUBUK PAKAM dan tidak akan
Dengan demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan sehat/sadar diri dan tanpa
Medan,
Pembuat pernyataan
(...............................)
1. Pengukuran Lebar Mesio-distal Gigi pada Rahang Atas Kelompok Maloklusi Klas I
Kiri Kanan
No Nama
M1 P2 P1 C I2 I1 M1 P2 P1 C I2 I1
1 Sherla Ervina 10.33 7 7.17 7.23 6.84 8.68 10.28 6.59 7.01 7.57 7.49 8.5
2 Caroline 10.36 6.8 7.26 7.68 7.15 9.14 9.86 7.01 7.49 7.5 7.27 9.03
3 Vera Alvilia S 10.16 6.9 7.89 6.91 6.28 7.8 10.53 6.32 7.8 6.87 6 7.96
4 Felencia Janic 11.02 6.6 7.44 7.82 7.16 9.34 10.99 6.85 6.77 7.89 7.88 8.41
5 Sherlina Sanjaya P 10.81 7.46 7.43 8.01 8.3 8.86 10.25 6.26 7.2 7.66 8.2 8.76
6 Sirfhanny 9.83 6.79 7.73 8.28 7.88 9.23 10.32 6.46 7.59 8.05 8.2 8.91
7 Felicia Wijaya 10.55 6.34 7.12 7.37 6.55 8.18 10.87 6.4 6.8 7.88 6.86 8.46
8 Sylvia 8.55 6.04 6.29 7.32 6.33 8.52 8.85 6.57 7.47 7.54 6.02 8.1
9 Felix Tandani 10.26 6.43 7.05 8.39 7.31 8.18 10.31 6.7 7.44 8.36 6.56 8.49
10 Vivian Chen 10.59 6.85 7.66 8.58 7.87 8.87 11.53 7.24 7.39 8.99 7.63 8.98
11 Erick Cantona 10.76 6.25 7.23 8.43 7 9.64 10.49 6.63 7.27 7.51 7.2 9.18
12 Gavin Evando 10.79 6.32 6.88 8.35 6.68 8.83 10.45 6.77 7.26 8.06 5.76 8.14
13 Niken 9.93 6.16 7.01 7.74 6.71 7.94 9.72 6.32 6.86 7.57 6.39 8.41
14 Evelyn Tovano 9.22 6.02 6.65 6.99 6.73 8.01 9.12 6.27 6.13 7.12 6.47 7.97
15 Angelly Pratiwi 9.64 6.1 6.21 7.62 7.16 7.46 9.47 6.07 6.55 7.71 7.25 7.97
16 Amelia 10.3 6.1 6.8 7.5 7.2 8.32 10.32 6.1 6.73 7.57 7.29 8.54
17 Calvin Leo 10.55 6.52 7.46 8.2 6.89 8.1 10.98 6.45 7.1 8.25 6.99 8.36
18 Jacky 11.44 7.1 8.01 8.15 8.08 8.96 11.37 7.12 7.92 8.74 8.16 8.68
19 Anasthasia Cristy 10 6.36 6.62 6.99 6.37 7.37 10.27 6.32 6.99 7.47 6.26 7.6
20 Doreen 10.19 6.59 6.77 7.17 6.94 8.26 9.77 6.48 6.53 7.63 7.05 8.7
21 Selly 10.56 6.82 6.98 7.7 7.14 8.51 10.74 6.8 6.92 7.8 7.12 8.56
22 Ricko Tcokachy 10.73 6.1 6.73 7.48 6.42 7.63 10.62 6.4 6.65 7.47 6.76 7.66
23 Stivani 10.28 6.5 6.72 7.77 6.31 8.37 10.14 6.24 6.37 8.09 6.63 8.56
RERATA 10.3 6.53 7.09 7.73 7.01 8.44 10.32 6.54 7.05 7.8 7.02 8.43
Kiri Kanan
No Nama
M1 P2 P1 C I2 I1 M1 P2 P1 C I2 I1
1 Sherla Ervina 10.55 7.34 6.91 6.79 5.87 5.56 10.77 7.18 7.14 6.88 5.91 5.7
2 Caroline 10.26 7.43 7.33 6.89 5.97 5.23 10.98 7.74 7.27 6.97 6.18 5.23
3 Vera Alvilia S 9.74 7.25 6.9 7.35 5.41 4.9 9.95 7.2 6.2 5.89 5.44 4.9
4 Felencia Janic 10.47 7.44 7.43 6.96 6.28 5.44 10.59 7.41 7.4 7.15 6.42 5.44
5 Sherlina Sanjaya P 11.41 7.21 7.61 6.62 5.16 5.47 11.27 7.99 7.5 6.89 5.8 5.47
6 Sirfhanny 11.5 7.32 7.62 7.17 6.03 5.64 11.33 7.63 7.49 7.38 7.24 5.64
7 Felicia Wijaya 11.23 7.22 7.12 6.68 6.07 5.3 11.4 7.2 7.06 6.98 6.35 5.3
8 Sylvia 10.61 7.25 6.64 7.12 6.04 5.48 10.01 7.22 7.1 6.83 6.19 5.48
9 Felix Tandani 11.03 7.07 7.62 7.53 5.86 5.47 10.86 7.35 7.17 7.15 5.97 5.47
10 Vivian Chen 11.44 7.23 7.17 7.71 6.54 5.5 11.08 7.3 7.3 7.29 6.95 5.5
11 Erick Cantona 10.8 7.28 7.41 7.44 6.71 6 10.54 6.34 7.25 7.24 6.53 6
12 Gavin Evando 11.66 7.38 7.17 7.67 6.24 5.48 11.39 7.17 7.99 7.26 6.03 5.48
13 Niken 9.95 7.2 6.86 6.87 5.13 5.4 9.65 6.64 6.65 6.25 5.44 5.4
14 Evelyn Tovano 10.46 6.09 6.66 5.86 5.64 5.02 9.97 7.37 7 5.96 5.57 5.02
15 Angelly Pratiwi 9.7 7.5 7.08 6.86 5.17 5 9.64 7.2 6.9 6.45 5.56 5
16 Amelia 10.7 7.56 7.19 6.16 6.01 5.45 10.64 7.19 7.2 6.17 6.1 5.45
17 Calvin Leo 10.75 7.4 7.36 7.12 6.4 5.88 10.88 7.7 7.36 7.19 6.19 5.88
18 Jacky 11.41 7.65 8.47 7.86 6.29 5.5 11.34 7.43 8.18 6.98 5.94 5.5
19 Anasthasia Cristy 10.25 6.87 6.86 6.03 5.08 4.67 10.17 6.55 6.48 6.42 5.29 4.67
20 Doreen 11.24 7.35 6.95 6.74 5.98 5.28 10.75 7.18 7.65 6.05 5.7 5.28
21 Selly 10.51 6.96 6.81 6.8 5.2 5.14 10.13 6.8 6.94 6.76 5.21 5.14
22 Rico Tcokachy 10.72 7.26 7.5 6.22 5.5 5.14 10.28 6.95 6.85 5.85 5.52 5.14
23 Stivani 10.07 6.72 6.82 6.49 5.44 5.31 10.3 6.8 6.91 6.73 5.77 5.31
RERATA 10.72 7.22 7.19 6.91 5.83 5.4 10.61 7.23 7.17 6.73 5.97 5.13
Kiri Kanan
No Nama
M1 P2 P1 C I2 I1 M1 P2 P1 C I2 I1
1 Hariz 9.45 7.34 7.33 7.9 7.7 9.27 10.33 6.93 7.62 8.04 7.81 9.05
2 Yusrin Ramli 11.32 6.09 7.06 8.24 6.84 8.73 11.94 6.02 7.14 8 7.09 8.18
3 Kelvin 12 7.52 8.16 8.42 7.69 8.8 11.35 7.17 7.95 7.73 7.13 8.89
4 Kenny Rimba 10.11 6.34 6.93 8.08 6.59 8.62 9.81 6.17 7.45 7.89 6.54 8.74
5 Vina Fransisca 10 6.46 6.6 6.81 6.42 8.35 10.07 6.7 6.81 6.82 6.67 8.58
6 Marsa 10.88 6.45 7.12 7.8 7.85 8.89 10.62 6.29 7.42 8.24 7.79 8.87
7 Leonardo 10.17 5.85 6.3 7.99 7.64 8.89 9.82 6.3 6.31 8.38 7.7 8.87
8 Rebecca 10.6 5.9 6.5 7.73 7.01 8.38 10.9 6.48 6.73 8.19 6.96 8.14
9 Via 10 5.83 6.44 7.97 6.32 8.99 10.23 5.83 6.2 8.05 6.64 8.56
10 Jessica Laura 10.76 6.43 7.14 7.6 6.96 8.5 10.81 6.83 6.35 7.12 7.05 8.37
11 Cindy 11.06 6.81 7.77 7.71 7.09 9 10.85 6.76 7.67 8.31 7.72 9.31
12 Nicolas 10.6 6.2 7.88 7.45 6.64 8.52 10.24 6.2 6.75 7.97 7.09 8.3
13 Kelvin Tofani 10.9 7.2 7.27 7.93 7.24 8.7 10.8 7.2 7.26 7.79 7.82 8.87
14 Ivy 9.91 5.91 6.28 7.41 5.99 7.6 9.43 6.2 6.44 6.91 6.25 7.56
15 Aristo 9.97 6.28 6.3 7.64 6.97 8.24 9.83 6.17 6.18 7.8 6.8 8.2
16 Angeline 10.52 6.96 7.22 7.94 7.2 8.12 10.45 6.94 7.2 8 7.15 8.1
RERATA 10.52 6.47 7.02 7.79 7.01 8.6 10.47 6.51 6.97 7.83 7.14 8.53
4. Pengukuran Lebar Mesio-distal Gigi pada Rahang Bawah Kelompok Maloklusi Klas II
Kiri Kanan
No Nama
M1 P2 P1 C I2 I1 M1 P2 P1 C I2 I1
1 Hariz 10.2 7.6 7.38 6.92 5.83 5.22 10.23 7.84 7.57 6.72 5.46 5.22
2 Yusrin Ramli 11.71 7.3 8.29 7.62 5.8 5.25 11.52 7.3 7.21 7.65 5.84 5.25
3 Kelvin 11.6 7.31 8.41 7.48 6.45 6.61 11.71 7.3 7.2 7.55 6.62 6.61
4 Kenny Rimba 9.92 6.83 7.16 7.2 6 5.32 10.04 6.82 6.7 6.76 5.79 5.32
5 Vina Fransisca 10.56 6.85 7.01 6.69 6.14 5.29 10.38 6.49 6.5 6.66 6.13 5.29
6 Marsa 10.74 7.41 6.9 6.39 6.5 5.87 10.46 7.29 7.12 6.76 6.41 5.87
7 Leonardo 10.44 7.01 7.42 7.52 6.54 5.71 10.49 6.71 6.52 6.46 6.1 5.71
5. Pengukuran Lebar Mesio-distal Gigi pada Rahang Atas Kelompok Maloklusi Klas III
Kiri Kanan
No Nama
M1 P2 P1 C I2 I1 M1 P2 P1 C I2 I1
1 Sintya Anita 9.22 7.2 7.22 6.98 6.24 8.37 9.29 6.32 7.06 7.59 6.20 8.10
2 Shelvien Tjuanela 10.34 6.87 7.25 7.61 7.27 8.79 10.39 6.68 7.30 7.68 7.28 8.96
3 Novia Alexia 9.38 6.08 6.3 7.88 6.32 7.8 9.63 6.18 6.57 7.54 6.32 7.50
4 Dicky Yanmar 9.99 6.28 7.03 7.27 6.01 8.45 10.74 6.01 7.14 7.40 6.45 8.42
5 Irfan 11.08 6.17 6.25 7.52 6.89 8.98 11.08 6.86 6.94 8.00 7.59 9.14
6 Calvin Leo 11.05 6.99 7.08 8.8 8.19 9.62 11.05 7.33 7.09 8.89 8.39 9.35
7 Fernando Yose 10.82 6.98 7.36 8.36 5.31 7.89 10.82 6.9 6.90 8.28 5.39 8.31
8 Abet 10.61 6.24 6.67 7.18 6.59 8.83 10.35 6.63 7.12 7.39 6.68 8.82
9 Lukas Y Tanaka 10.89 7.06 7.28 7.47 7.11 8.64 10.21 6.93 7.86 7.91 7.48 8.79
10 Cindy 9.89 6.71 7.47 8.28 6.68 8.62 10.28 7.27 8.42 8.54 6.06 7.81
11 Virbert Willy 9.61 6.4 6.77 7.5 5.55 7.91 10.54 6.3 6.20 7.65 6.60 7.76
12 Ricky 10.37 6.45 6.58 7.94 7.43 8.09 10.15 6.4 6.19 7.89 7.40 8.53
13 Ricko 11.24 6.43 7.04 7.32 7.23 8.19 10.12 6.02 7.06 8.05 7.46 8.00
14 Handi 9.51 7.33 7.75 8.95 7.57 9.88 11.33 7.19 7.44 8.83 7.97 9.44
15 Alvionita Tandiani 10 6.09 6.55 7.37 6.26 8.19 9.63 6.18 6.66 6.69 8.17 8.54
16 Pingkan Anggrayni 9.43 5.97 6.82 7.65 6.85 8.04 9.97 6.28 7.15 7.86 6.84 7.97
17 Silvia Tanjaya 10.74 6.8 7.13 7.54 7.41 8.24 9.76 6.48 6.95 7.84 6.97 8.81
18 Alda 10.36 6.78 7.67 7.56 6.62 8.53 10.01 6.45 6.58 8.27 6.62 8.02
6. Pengukuran Lebar Mesio-distal Gigi pada Rahang Bawah Kelompok Maloklusi Klas III
Kiri Kanan
No Nama
M1 P2 P1 C I2 I1 M1 P2 P1 C I2 I1
1 Sintya Anita 10.08 6.85 7.29 6.22 5.85 5.36 9.82 7.02 6.84 6.54 5.39 5.36
2 Shelvien Tjuanela 10.61 6.9 7.35 6.38 6.76 5.66 10.48 7.3 7.65 6.87 6.33 5.66
3 Novia Alexia 9.82 6.87 7.04 6.41 5.88 5.08 9.98 6.81 6.35 6.3 5.58 5.08
4 Dicky Yanmar 10.45 6.79 7 5.87 6.03 5.35 10.65 6.98 7.03 6.47 5.75 5.35
5 Irfan 10.92 6.51 7.15 6.84 6.51 5.84 11.09 7.71 7.02 6.44 6.22 5.84
6 Calvin Leo 10.93 7.83 8.44 7.24 6.84 6.21 10.84 7.61 7.98 6.91 6.49 6.21
7 Fernando Yose 11.08 7.12 7.15 7.16 5.73 5.2 11.24 6.98 7.44 6.95 6.24 5.2
8 Abet 9.52 7.48 7.42 6.25 5.73 6.32 10 6.67 7 5.87 5.46 6.32
9 Lukas Y Tanaka 11.13 7.49 7.97 7.36 6.03 5.26 11.15 7.33 6.91 7.37 6.01 5.26
10 Cindy 10.64 7.45 7.28 7.29 6.54 5.69 10.77 7.25 8.12 7.19 6.11 5.69
11 Virbert Willy 11.45 6.74 6.63 6.85 5.68 5.18 10.92 6.3 6.42 6.85 5.76 5.18
12 Ricky 10.11 6.74 7.04 6.85 5.76 5.49 10.76 7 7.4 6.72 5.85 5.49
13 Ricko 10.13 6.8 7.1 6.86 5.74 5.5 10.8 6.9 7.5 6.74 5.6 5.5
14 Handi 11.33 7.69 7.29 7.89 6.61 5.78 11.22 7.6 7.94 7.11 6.5 5.78
15 Alvionita Tandiani 10.13 6.13 6.6 6.37 5.18 5 10.01 6.45 6.81 6.23 5.28 5
16 Pingkan Anggrayni 10.42 7.69 7.87 7.23 6.25 5.51 10.3 7.28 7.58 6.95 6.04 5.51
17 Silvia Tanjaya 10.78 7.5 7.65 6.99 5.99 5.14 10.64 6.83 7.26 6.84 5.58 5.14
18 Alda 10.54 7.18 6.6 6.63 6.1 5.71 10.54 7.3 7.4 6.94 6.07 5.71
19 Vanessa Rusli 11.08 7.05 7.45 6.96 5.74 5.32 10.85 7 7.41 6.6 6.34 5.32
20 Dewi 11.04 7.33 7.35 6.77 6.5 5.41 10.56 7.2 7.41 6.46 6.46 5.41
21 Silfia 10.11 7.3 7.32 6.61 5.33 5.11 10.2 7.1 7.2 6.6 5.4 5.11
RERATA 10.59 7.12 7.29 6.81 6.04 5.48 10.61 7.08 7.27 6.71 5.93 5.48
Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Anterior dan Rata-Rata Keseluruhan Analisis Bolton
Berdasarkan hasil uji normalitas, seluruh nilai p > 0,05, maka data berdistribusi normal.
Uji-T Pada Rasio Anterior dan Rasio Keseluruhan Analisis Bolton Pada Kelompok
Maloklusi Klas I Angle, Klas II Angle dan Klas III Angle Suku Tionghoa
Dengan Ras Kaukasoid (Bolton)
One-Sample Statistics
One-Sample Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
1. Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi pada Rahang Atas Kelompok Maloklusi Klas I
Group Statistics
Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor I 12 7.8433 1.28894 .37209
II 12 8.1550 1.30993 .37814
2. Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi pada Rahang Bawah Kelompok Maloklusi Klas I
Group Statistics
Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor I 12 7.1692 1.78262 .51460
II 12 7.6758 1.78971 .51664
3. Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi pada Rahang Atas Kelompok Maloklusi Klas II
Group Statistics
Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor I 12 7.8950 1.38494 .39980
II 12 8.2160 1.39346 .40226
4. Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi pada Rahang Bawah Kelompok Maloklusi Klas II
Group Statistics
Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor I 12 7.0775 1.69156 .48831
II 12 7.3911 1.68235 .48565
5. Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi pada Rahang Atas Kelompok Maloklusi Klas III
Group Statistics
Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor I 12 7.8458 1.31515 .37965
II 12 8.3243 1.31386 .37928
6. Pengukuran Lebar Mesio-Distal Gigi pada Rahang Bawah Kelompok Maloklusi Klas III
Group Statistics
Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor I 12 7.2058 1.71207 .49423
II 12 7.5173 1.71680 .49560
Rerata
Maloklusi (Angle) n Uji-T
Operator 1 Operator 2
Klas I RA 7,84 8,16 0,783
23
Klas I RB 7,17 7,68 0,356
Klas II RA 7,90 8,22 0,643
16
Klas II RB 7,08 7,39 0,612
Klas III RA 7,85 8,32 0,346
21
Klas III RB 7,21 7,52 0,714