i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P07525017162
Menyetujui
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : P07525017162
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul: Gambaran pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dan tingkat keparahan penyakit gigi dan mulut di
Desa Jambur Indonesia Kecamatan Siempat Nempuh Hilir Kabupaten Dairi.
Karya tulis ilmiah ini disusun dan dibuat sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III di Poltekes Kemenkes Medan untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan Gigi.
Dalam kesempatan ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran serta masukan yang sangat berpengaruh dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Plt. drg. Adriana Hamsar, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Medan.
2. Ibu drg. Kirana P.Sihombing M, Biomed selaku Dosen Pembimbing yang
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya dalam memberikan
bimbingan arahan serta motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
3. Ibu Manta Rosma, S.Pd, M.Si selaku Dosen Ketua Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran serta arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu drg. Herlinawati, M.Kes selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
kritik dan saran serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Dosen dan Staf pegawai Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kemenkes
Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan di Jurusan Keperawatan Gigi.
6. Bapak Beres Silaban, selaku Kepala Desa Jambur Indonesia serta seluruh
serta seluruh masyarakat yang telah berpartisipasi dan memberikan waktu
penulis untuk melakukan penelitian di desa tersebut.
ii
7. Suami tercinta, Beres Silaban, yang telahmemberikan motivasi serta
senantiasa memberikan dorongan moral danjuga kepada anak-anak
tercinta Yosafat Silaban, Marsena Silaban, Weni Silaban, dam Kevin
Silaban, yang telah memberikan dukungan semangat dan doa dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman mahasiswa RPL Jurusan Keperawatan Gigi Angkatan
pertama (I) tahun 2018 yang telah memberikan dukungan semangat dan
motivasi serta saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya dalam kesempatan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segala penulisan
maupun bahasanya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir
kata atas segala bantuan dan dukungan semua pihak penulis mengucapkan
terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 3
C.1. Tujuan Umum............................................................... 3
C.2. Tujuan Khusus ............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
A. Pengetahuan......................................................................... 4
A.1 Definisi Pengetahuan..................................................... 4
A.2 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan...................... 5
A.3 Pengetahuan Pencegahan Penyakit gigi dan mulut....... 6
B. Karies Gigi............................................................................ 6
B.1 Definisi Karies Gigi........................................................ 9
B.2 Klasifikasi Karies gigi...................................................... 12
C. Gingivitis............................................................................... 13
D. Kerangka Konsep................................................................. 13
E. Definisi Operasional.............................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 14
A. Jenis dan Desain Penelitian.................................................. 14
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 14
C. Populasi dan Sampel............................................................ 14
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data...................................... 14
D.1. Pemeriksaan Karies Gigi.............................................. 14
D.2. Pengukuran Pengetahuan............................................ 15
v
vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
3. Informed Consent
4. Format Pemeriksaan
5. Master Tabel
8. Jadwal Penelitian
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gigi dan mulut masih banyak diderita masyarakat Indonesia
yang hampir mencapai 90 % dan bersifat progresif jika tidak dilakukan
perawatan atau diobati. Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan pada
masyarakat adalah karies gigi (Tulongow dkk., 2013). Di Indonesia terjadi
peningkatan prevalensi terjadinya karies gigi pada penduduk Indonesia
dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4 % (2007) menjadi 53,2 % (2013)
atau kurang lebih di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa yang menderita karies
gigi (Riskesdas, 2013).
Prevalensi penyakit gigi di Sumatera Utara masih perlu mendapat
perhatian besar, sebab indeks pengalaman karies gigi Decayed, Missing, Filled-
Teeth (DMF-T) di Sumatera Utara termasuk kategori sedang yaitu mencapai
3,43 yang berarti bahwa penduduk Sumatera Utara memiliki karies rerata empat
gigi per orang (Sariningrum, 2012). Penyebab karies gigi adalah adanya
interaksi dari berbagai faktor, diantaranya adalah faktor pengetahuan dalam
memelihara kebersihan gigi dan mulut, faktor diet, atau kebiasaan makan dan
faktor ketahanan dan kekuatan gigi. (Notoatmodjo dkk. 2012).
Selain itu prevalensi dan keparahan penyakit Gigi dan mulut juga
dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan
atau penghasilan. Faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah kasus ini
belum diketahui, namun kemungkinan besar adalah disebabkan karena
kurangnya pengetahuan untuk melakukan pencegahan dan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Pengetahuan memegang peranan
penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Tingkat pengetahuan tentang
kesehatan dapat memberikan pengertian tentang sebab, cara penanggulangan,
pemeliharaan serta usaha dalam pencegahan penyakit, sehingga akan
menimbulkan kemauan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya (Astoeti,
et al.,2003).
Beberapa upaya-upaya perlu dilakukan untuk menurunkan tingginya
prevalensi penyakit gigi dan mulut ini, yaitu : kuratif, rehabilitatif, promotif dan
1
2
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan tingkat keparahan penyakit gigi
dan mulut di masyarakat di Desa Jambur Indonesia Kecamatan Siempat
Nempuh Hilir Kabupaten Dairi.
C.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat di Desa Jambur Indonesia Kecamatan Siempat Nempuh
Hilir Kabupaten Dairi tentang karies gigi.
2. Untuk mengetahui tingkat keparahan karies gigi masyarakat di Desa
Jambur Indonesia Kecamatan Siempat Nempuh Hilir Kabupaten
Dairi.
3. Untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit gingivitis masyarakat
di Desa Jambur Indonesia Kecamatan Siempat Nempuh Hilir
Kabupaten Dairi.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmiah bagi dunia
ilmu pengetahuan keperawatan gigi untuk pengembangan penelitian-
penelitian lebih lanjut.
2. Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi masyarakat terkait
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut agar dapat terhindar dari penyakit
karies gigi.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penelitian dan
prosesnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan dapat terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraa dapat terjadi
melalui pancaindra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
1) Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari
atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang telah diketahui, dan dapat menginterprestasi
materi tersebut secara benar. Seseorang yang sudah paham terhadap obyek
atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesi)
5
- Mengurangi makanan yang manis dan lengket seperti kue-kue, permen, dan
coklat.
- Batasi jumlah makan menjadi 3 kali sehari dengan menekan keinginan untuk
makan diantara jam-jam makan.
- Menambah masukan dari makanan seperti daging, ikan yang kaya akan
protein dan fosfat karena dapat menambah sifat basa dari saliva.
Menyikat Gigi
Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran
plak secara mekanis, yang bertujuan mencegah terjadinya pembentukan plak,
membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein, merangsang jaringan
gingiva, dan melapisi permukaan gigi dengan fluor. Beberapa sarjana
mengatakan bahwa gigi sebaiknya dibersihkan dua kali, tetapi ternyata hal ini
sukar diikuti karena kurang praktis bila berada di kantor, sekolah dan
sebagainya. Banyak para ahli berpendapat bahwa menyikat gigi dua kali sehari
sudah cukup, yaitu sesudah makan dan sebelum tidur. Menyikat gigi dua kali
sehari cukup baik pada jaringan periodontium yang sehat, tetapi pada jaringan
periodontium yang tidak sehat dianjurkan menyikat gigi tiga kali sehari. American
Dental Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan
bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal dua kali sehari yaitu
setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam dengan lama menyikat gigi 2-3
menit. Suatu penelitian membuktikan bahwa menyikat gigi segera sesudah
makan atau paling lambat 10 menit sesudah makan, besar manfaatnya untuk
mencegah timbulnya karies gigi dan mencegah penyakit jaringan periodontal
(Julitanti dkk, 2002).
Bermacam bentuk sikat gigi dikenal dipasaran. Lurus, cembung dan
cekung sehingga dapat mencapai daerah-daerah tertentu pada lengkung rahang.
Pada umumya dianjurkan memakai sikat gigi yang bulunya lurus dan sama
panjang, tangkai yang lurus, karena dapat bekerja cukup baik pada semua
bagian mulut. Bulu sikat gigi yang baik adalah tidak keras dan tidak terlalu lunak,
ujung bulu sikat membulat / tumpul. Bulu sikat yang terlalu keras akan melukai
gingiva dan mengabrasi lapisan gigi, yang terlalu lunak efektivitas pembersihan
kurang baik. Ujung bulu sikat gigi bermacam-macam, berbentuk bulat, runcing
dan datar. Ujung bulu sikat yang baik adalah membulat karena dapat
mengurangi iritasi terhadap lapisan gigi dan jaringan gingiva.
8
tidak mempunyai karies gigi. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat memegang
peranan penting dalam terjadinya karies.
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula di antara jam
makan dan pada saat makan berhubungan dengan peningkatan karies yang
besar. Faktor makanan yang dihubungkan dengan terjadinya karies adalah
jumlah konsentrasi dan bentuk fisik (cair, tepung, padat) dari karbohidrat,
lamanya retensi dimulut, frekuensi snacks serta lamanya interval waktu makan.
Anak yang berisiko karies tinggi sering mengkonsumsi makanan manis yang
berpotensi karies seperti, permen, coklat, cookies, cake, chewing gum, dan
minuman beverages termasuk minuman berkarbonasi dan snacks lain yang
tinggi kandungan sukrosanya diantara jam makan.
Host
Terjadinya karies gigi dibutuhkan host (tuan rumah) yang rentan. Lapisan
keras gigi terdiri dari email (lapisan yang paling luar ) dan dentin, dan karies
dimulai dari lapisan luar, oleh karena itu email sangat menentukan proses
terjadinya karies. Bentuk gigi dengan pit dan fisur yang dalam lebih mudah
terserang karies, posisi gigi yang berjejal dan susunan gigi yang tidak teratur
lebih sukar dibersihkan. Posisi gigi yang tidak teratur disebabkan oleh kebiasaan
buruk, yaitu menghisap ibu jari, ukuran rahang yang tidak sesuai dengan
besarnya gigi yang tumbuh, gigi desidui yang terlambat tanggalnya atau tanggal
sebelum waktunya. Cenderung meningkatkan penyakit karies dan periodontal.
Gigi desidui lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap, disebabkan email
nya mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah
mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis
kristal-kristal gigi desidui tidak sepadat gigi tetap. Mungkin alasan ini menjadi
salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.
Dalam keadaan normal, gigi selalu dibasahi oleh saliva. Karena
kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung kepada lingkungannya,
maka peran saliva sangat besar sekali. Beberapa peneliti telah mengajukan data-
data yang menunjukkan bahwa kecepatan aliran saliva merupakan hal penting
dalam etiologi karies. Aliran saliva yang lebih sedikit rata-rata menyebabkan lebih
banyak karies dibandingkan orang dengan aliran saliva yang lebih banyak rata-
rata. Menurut Rigolet pasien dengan sekresi saliva yang sedikit atau tidak ada
12
C. Gingivitis
Penyebab gingiva berdarah adalah kebersihan gigi yang kurang baik,
sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan gingiva. Mikroorganisme pada
plak menghasilkan racun yang merangsang terbentuknya gingivitis. Gingivitis
dapat juga terjadi karena kekurangan vitamin C. Gingiva akan tampak merah,
bengkak, mudah berdarah bila ditekan sedikit, sedangkan warna gingiva yang
normal adalah merah jambu (coral pink). Jika plak tidak dihilangkan, plak akan
mengeras dan akhirnya membentuk kalkulus. Bila kalkulus tidak dihilangkan
akan menyebabkan gigi akan menjadi goyang dan lepas dengan sendirinya.
Kalkulus hanya dapat dihilangkan oleh dokter gigi atau perawat gigi dengan alat
khusus.
D. Kerangka konsep
Karies gigi
Pengetahuan
kesehatan gigi dan
mulut
Gingivitis
E. Definisi Operasional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sekunder karies
- M (Missing) : Jumlah gigi tetap yang telah / harus dicabut karena karies
15
Maka :
Maka :
Kategori 1 = 0 - 10 : Pengetahuan kurang
12
KATEGORI :
- 0,1-1,0 : gingivitis ringan,
- 1,1-2,0 : gingivitis sedang
3,1-4,0 : gingivitis berat/parah
Data yang terkumpul lalu diolah. Hasil pengolahan dan analisis data yang
akan diproses dengan bantuan komputer bergantung pada kualitas data.
Proses pengolahan data harus melalui tahap-tahap berikut:
1. Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukanpenyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing
adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner tersebut.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Data Entry
Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
17
A. Hasil
Penelitian ini telah dilakukan pada 30 orang. Pengambilan data sampel
dilakukan selama 1 minggu dimana pengumpulan data diperoleh dari kuesioner,
dan pemeriksaan klinis di dalam rongga mulut subjek.
Data demografi subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin
dan usia. Berdasarkan jenis kelamin, persentase anak laki-laki bejumlah 43,3%
dan perempuan berjumlah 56,7%. Berdasarkan kriteria umur, jumlah
subjekpaling banyak berusia antara 30-50 tahun berjumlah 73,3%, dan hanya
26,7% yang berjumlah 26,7%. Menurut kriteria pendidikan, paling banyak
berpendidikan SMP sebesar 50%. Hal ini dapat dilihat seperti tertuang dalam
tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Data Distribusi Frekuensi karakteristik subjek
Karakteristik n %
Jenis kelamin
Laki-laki 13 43,3
Perempuan 17 56,7
Umur
30-50 22 73,3
>50 8 26,7
Pendidikan
SD 4 13,3
SMP 15 50
SMA 11 36,7
Total 30 100
Tabel 4.2
Data Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Karies Gigi dan Gingivitis Subjek
Variabel n (30) %
Pengetahuan
Kurang (0-10) 25 83,3
Cukup (11-21) 2 6,7
Baik (22-32) 3 10
Karies gigi
Sangat Rendah (0,0-1,1) 0 0
Rendah (1,2-2,6) 0 0
Sedang (2,7-4,4) 4 13,3
Tinggi (4,5-6,5) 6 20
Sangat tinggi (>6,6) 20 66,7
Gingivitis
Ringan (0,1-1,0) 30 100
Sedang (1,1-2,0) 0 0
Berat (2,1-3,0) 0 0
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden di Desa Jambur
Indonesia Kecamatan Siempat Nempuh Hilir Kabupaten. Berdasarkan hasil
kuesioner penelitian ini diketahui pengetahuan responden paling banyak adalah
kriteria kurang sebesar 83,3%. Pengetahuan responden berpengaruh terhadap
perilaku responden dalam memelihara kebersihan gigi seseorang. Tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat berpengaruh terhadap
perilaku subyek dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan
mulut dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut seseorang. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan seseorang diasumsikan semakin baik tingkat
pemahamannya mengenai informasi kesehatan gigi dan mulut yang
diperolehnya. Subjek dengan pendidikan rendah umumnya kurang termotivasi
untuk meningkatkan status kesehatannya dan memiliki kesadaran yang rendah
untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya (Sariningrum et al., 2009).
Kesehatan rongga mulut memegang peranan penting sebagai komponen
hidup sehat. Jika oral higiene tidak dipelihara dengan baik, akan menimbulkan
penyakit di rongga mulut, yaitu karies gigi dan gingivitis. Kerusakan gigi atau
karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan
sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang diragikan (Kidd dan Bechal, 2002). Berdasarkan hasil penelitian
ini diperoleh jumlah responden yang mengalami karies gigi paling banyak kriteria
sangat tinggi (66,7%). Karies gigi dapat disebabkan karena mengkonsumsi
makan yang kariogenik. Menurut Andayanisari et al., (2016) Salah satu makanan
yang dapat menyebabkan karies gigi yaitu makanan yang banyak mengandung
gula atau sukrosa. Sukrosa mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap
pertumbuhan mikroorganisme dan dimetabolisme dengan cepat untuk
menghasilkan zat-zat asam. Makanan yang menempel pada permukaan gigi jika
dibiarkan akan menghasilkan zat asam lebih banyak, sehingga mempertinggi
risiko terkena karies gigi.
Tindakan pencegahan pada karies lebih menekankan pada pengurangan
konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. Nasehat diet
yang dianjurkan adalah memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang
berserat dan berair karena bersifat membersihkan dan merangsang sekresi
21
saliva. Mengurangi makanan yang manis dan lengket serta menjalankan waktu
makan tiga kali secara teratur untuk menghindari makanan kecil dalam
keseharian.
Selain faktor makanan terdapat faktor luar sebagai faktor predisposisi dan
penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan terjadinya karies gigi
antara lain usia, jenis kelamin, letak geografis, tingkat pendidikan, tingkat
ekonomi serta sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut seperti kebiasaan menyikat gigi (Dewanti, 2012). Menurut karakteristik
responden penelitian ini, kebanyakan responden berpendidikan SMP (50%),
sebanyak 13,3% berpendidikan SD , dan 36,7% berpendidikan SMA.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil jumlah responden yang
mengalami gingivitis seluruhnya termasuk kriteria ringan (100%). Penyebab
gingiva berdarah atau gingivitis adalah kebersihan gigi yang kurang baik,
sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan gingiva. Jika plak tidak
dihilangkan, plak akan mengeras dan akhirnya membentuk kalkulus. Bila
kalkulus tidak dihilangkan akan menyebabkan gigi akan menjadi goyang dan
lepas dengan sendirinya.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sebanyak 83,3% masyarakat di Desa Jambur Indonesia Kecamatan
Siempat Nempuh Hilir Kabupaten Dairi memiliki Tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut kriteria kurang.
2. Sebanyak 66,7% masyarakat di Desa Jambur Indonesia Kecamatan
Siempat Nempuh Hilir Kabupaten Dairi memiliki karies gigi status sangat
tinggi.
3. Seluruhnya (100%) masyarakat di Desa Jambur Indonesia Kecamatan
Siempat Nempuh Hilir Kabupaten Dairi mengalami gingivitis ringan.
B. Saran
1. Agar dilakukan penyuluhan tentang manfaat pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut oleh pihak puskesmas secara berkelanjutan kepada
masyarakat di Desa Jambur Indonesia Kecamatan Siempat Nempuh
Hilir Kabupaten Dairisehingga pengetahuan masyarakat meningkat.
2. Agar pemerintah mendorongmasyarakat di Desa Jambur Indonesia
Kecamatan Siempat Nempuh Hilir Kabupaten Dairi untuk
memeriksakan masalah gigi dan mulutnya secara rutin baik ke
praktek dokter gigi atau ke puskesmas sehingga angka kejadian
karies gigi menjadi menurun.
23
DAFTAR PUSTAKA
Julitanti, Elica H, Susanti T, Sri A, 2002. Pendidikan kesehatan gigi, EGC Jakarta
Made A. Dkk., 2010. Hubungan pola makan dan kebiasaan menyikat gigi dengan
kesehatan gigi dan mulut (karies) di Indonesia, Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan Surabaya.
Notoatmodjo IT, Suratri MAL, 2012. Menyikat gigi, konsumsi buah dan sayur,
aktivitas fisik, diabetes mellitus dengan jaringan periodontal gigi di
Indonesia. Pusat penelitian dan pengembangan sumber daya dan
pelayanan kesehatan RI.
Sinaga ED., 2008. Efek penyuluhan dan pelatihan dalam penurunan indeks plak
pada murid-murid kelas IV dan V di dua SDN, e-repository USU.
Sondang P. Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan. Medan:
USU Press, 2008:2-7
a. Identitas Pribadi
Nama : Tiurma Dame Sihombing
Tempat, Tanggal Lahir : Pardomuan, 19 September 2018
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 5 dari 8 Bersaudara
Alamat : Desa Jambur Indonesia Kec. Siempat nempuh
hilir kab. Dairi
Nama Orang Tua
Ayah : Pardomuan Sihombing (+)
Ibu : Lidia Sitorus (+)
b. Riwayat pendidikan
1. 1981 – 1987 : SD Negeri Pardomuan
2. 2087 – 1990 : SMP Ampera PArdomuan
3. 1990 – 1993 : SPRG DEPKES RI Medan
4. 2017 - 2018 : D-III Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
26
MASTER TABEL
Gambaran Pengtahuan Kesehatan gigi dan mulut dan tingkat keparahan penakit gigi dan mulut di desa Jambur Indonesa,
Kecamatan Siempat nempuh hilir kabupaten Dairi
Sabtu,
Konsultasi
4 13-01- Bab I
Lanjutan
2018
Jumat,
- Konsultasi
5 02-02- Bab II
Bab I
2018
Sabtu, - Konsultasi
6 17-02- Bab II Bab II dan ACC Bab II dan III
2018 III
Jumat,
Konsultasi
7 16-03- Bab III
penelitian
2018
Ujian
Sabtu,
Proposal
8 19-05- -
KaryaTulis
2018
Ilmiah
Jumat Konsultasi
Bab
9 22-06- Perbaikan
I, II, III
2018 proposal KTI
Selasa,
Konsultasi
10 03-07- Bab IV, V ACC KTI dan abstrak
KTI
2018
Rabu,
Ujian seminar
11 04-07-
KTI
2018
Kamis,
12 05-07- Revisi KTI Periksa kelengkapan dokumen
2018
Mengetahui,
Jadwal Penelitian
Uraian Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
2. Persiapan
proposal
3. Persiapan Izin
Lokasi
4. Pengumpulan
Data
5. Pengolahan
Data
6. Analisa Data
7. Mengajukan
Hasil
Penelitian
8. Seminar Hasil
Penelitian
9. Penggandaan
Laporan
Penelitian
FORMAT PEMERIKSAAN
FORMULIR INFORMED CONSENT
( )