Anda di halaman 1dari 73

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

MENYIKAT GIGI PADA ANAK TUNAGRAHITA


DI SLB N 01 KOTA JAMBI

Penelitian

SKRIPSI

Oleh :

LARA MUTIARA
NIM : PO.71.25.1.18.0021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI TERAPI GIGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
MENYIKAT GIGI PADA ANAK TUNAGRAHITA
DI SLBN 01 KOTA JAMBI

Penelitian

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan

Oleh :

LARA MUTIARA
NIM : PO.71.25.1.18.0021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI TERAPI GIGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya

sendiri, dan semua sumber yang saya kutip secara langsung maupun tidak

langsung ataupun yang dirujuk adalah benar.

Nama : LARA MUTIARA

NIM : PO71251180021

Tanda Tangan :

Tanggal :

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan telah dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Skripsi Prodi Terapi Gigi Program Studi Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi.

Jambi, Mei 2022

Tim Pembimbing Proposal

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drg.Rina Kurnianti, M.Pd Rosmawati,S.SiT.MPH


NIP.196804022002122001 NIP. 196312211986032003

Mengetahui,
Ketua Prodi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Jambi

Hj.Rusmiati, S.SiT, M.Pd


NIP. 197302011992032001

iv
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini siap diuji dan dipertahankan di dalam sidang ujian akhir
skripsi Prodi Terapi Gigi Program Studi Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi pada :

Hari :
Tanggal :
Judul Skripsi : “Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Menyikat
Gigi Pada Anak Tunagrahita Di SLB N 01 Kota Jambi”

Tim Penguji Skripsi

Penguji I

Hj.Rusmiati, S.SiT, M.Pd


NIP. 197302011992032001

Penguji II Penguji III

Dr.Mira Sri Gumilar,M.Epid Drg.Retno Dwi Sari,M.Kes


NIP.198306042009122001 NIP.196111041939012001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Jambi

Junaidi, S.Pd, MDSc


NIP.196809061989031002

v
INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MENYIKAT GIGI


PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SLB N 01 KOTA JAMBI

Mutiara L1 . Kurnianti R2. Rosmawati3


1
Mahasiswa
2
Dosen pembimbing I
3
Dosen pembimbing II

Penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh bermacam


faktor yang meliputi pengetahuan, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia
pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Salah satu cara
menjaga kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menyikat gigi dengan baik
dan benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak SMP Tunagrahita di
SLB N 01 Kota Jambi.
Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional, sampel
yang digunakan adalah total sampling, sebanyak 33 murid. Cara
pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner yang akan diisi oleh murid
dan menggunakan teknik analisis data yaitu chi square.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan murid SLB N 01 Kota Jambi
mempunyai kriteria tinggi 39,4%, sedang 42,4% dan rendah 18,2%.
Berdasarkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, berkriteria baik
45,5%, sedang 24,2%, dan buruk 30,3%. Hasil uji statistik tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi
pada anak SMP Tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi.

Kata kunci : Pengetahuan , Perilaku, Menyikat Gigi

ABSTARCT

vi
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE WITH THE BRUSHING

BEHAVIOR IN CHILDREN MENTALLY DISABLED AT

SLB N 01 JAMBI CITY

Mutiara L1 . Kurnianti R2. Rosmawati3

1
Mahasiswa
2
Dosen pembimbing I
3
Dosen pembimbing II

The causes of dental and oral diseases are influenced by various factors

including knowledge, behavior and dental and oral health services. Dental and

oral diseases that many Indonesian people suffer from are generally related to

dental and oral hygiene. One way to keep your teeth and mouth clean is by

brushing your teeth properly and correctly . The purpose of this study was to

determine the relationship between knowledge and tooth brushing behavior in

children of Junior High School Tunagrahita at SLB N 01 Jambi City.

The design of this study used a cross sectional method, the sample used

was total sampling, as many as 33 students. How to collect data by distributing

questionnaires to be filled out by students and using data analysis techniques,

namely chi square.

The results of the study that the level of knowledge of SLB N 01 students

in Jambi City had high criteria of 39.4%, medium 42.4% and low 18.2%. Based

on the behavior of maintaining dental and oral health, the criteria are good 45.5%,

moderate 24.2%, and bad 30.3%. The results of statistical tests showed that there

was no significant relationship between the level of knowledge and the

vii
maintenance of dental and oral health for students of SMP Tunagrahita at SLB N

01 Jambi City.

Keywords : Knowledge, behavior, brushing teeth

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

viii
Sebagai civitas akademik Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana
Terapan Poltekkes Kemenkes Jambi , saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lara Mutiara


Nim : PO.7125.1.18.0021
Program Studi : Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Prodi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Jambi
Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exslusive Royalty-Free Right) atas
skripsi saya yang berjudul :
“ Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak
Tunagrahita Di SLB N 01 Kota Jambi “
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Prodi Terapi Gigi Program
Sarjana Terapani Poltekkes Kemenkes Jambi berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jambi

Pada Tanggal :

Yang menyatakan :

Lara Mutiara

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ix
Motto :

“ YOU CAN DO IT !!! “

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Rasa syukur atas rahmat Allah SWT tuhan


semesta alam. Solawat beriring salam
ditujukan untuk baginda rasulullah
sallallohhualaihi wassalam sebagai rahmatan
lilalamin.

Teruntuk kedua orang tuaku yaitu Bpk


Zaharudin dan Mama Samsimar yang telah
mengisi dunia saya dengan begitu banyak
kebahagiaan, terimakasih atas semua cinta
yang telah bapak dan mama berikan kepada
saya. Teruntuk kakak saya yang sangat saya
sayangi Reci Permata Sari A.Md.Keb yang
terus memberikan semangat dan motivasi
hingga sampai saya menyelesaikan skripsi
ini. Teruntuk abang saya Havis Ternada
yang telah memberikan transferan uang jajan
dan untuk kesempurnaan hadirnya abang.
Teruntuk Muhammad Hilal Madeli, S.H
teman yang telah rela hari-harinya diisi oleh
tawa dan amarah saya, yang selalu ada untuk
menemani saya, yang telah rela meluangkan
waktunya untuk mengantar dan menjemput
saya dan Teruntuk Dinda Rafi, Ikhwan,
Nadia, Riri dan Cika yang telah menemani
hari-hari saya di kampus, makan siang
bersama, mencari pasien bersama,
mengerjakan tugas bersama, healing
bersama, merayakan ulang tahun bersama
walaupun kita tidak sampai akhir saya
ucapkan terimakasih sebesar-besarnya ..

x
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Lara Mutiara

Tempat/tanggal lahir : Jambi, 11 September 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kota Jambi Jln.Beradat lrng.Madani III Rt.16

Perumahan Madani III no.165

Riwayat Pendidikan :

TK : TK Fatmawati

Sekolah Dasar : SDN 66 Kota Jambi

Sekolah Menengah Pertama : MTS Laboratorium Kota Jambi

Sekolah Menengah Atas : SMAN 5 Kota Jambi

xi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Tunagrahita Di SLB N 01 Kota Jambi”.

Tiada kata yang dapat diungkapkan untuk menyampaikan rasa terimakasih atas

bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan hasil

penelitian ini. Pada kesempatan yang baik ini izinkan penulis mengucapkan

terimakaih serta hormat kepada :

1. Bapak Junaidi, S.Pd, MDSc, selaku ketua Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes

Kemenkes Jambi.

2. Ibu Hj.Rusmiati, S.Si.T, M.Pd, selaku ketua Program Studi Terapi Gigi

Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Jambi.

3. Ibu drg.Rina Kurnianti, M.Pd selaku pembimbing utama dalam penulisan

proposal ini.

4. Ibu Rosmawati,S.SiT.MPH selaku pembimbing pendamping dalam proposal

ini.

5. Bapak dan ibu tenaga pendidik dan kependidikan Jurusan Kesehatan Gigi

Poltekkes Kemenkes Jambi.

6. Kedua orang tua dan saudaraku yang telah memberikan nasihat, doa, serta

dukungan moril maupun materil untuk penulis dalam menuntut ilmu,

sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat terselesaikan.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana

xii
Terapan Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi angkatan 2018

yang telah memberikan dukungan dan bantuan tenaganya dalam

penyelesaian proposal penelitian ini.

8. Last but not least, I Wanna Thank Me, I wanna thank me for believing in

me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for

having no days off, I wanna thank me for, for never quitting, I wanna thank

me for always being a giver and tryna give more than I recieve, I wanna

thank me for tryna do more right than wrong, I wanna thank me for just

being me at all times .

Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai

kekurangan. Penulis mengharapkan kritik maupun saran demi kesempurnaan dan

perbaikannya.

Jambi, Mei 2022

Penulis

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI........................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN..................................................................... v
INTISARI........................................................................................................ vi
ABSTARCT..................................................................................................... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR............ ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. x
RIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................... xi
KATA PENGANTAR.................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengetahuan............................................................................... 7
B. Perilaku....................................................................................... 8
C. Perilaku Menyikat Gigi.............................................................. 10
D. Teknik Menyikat Gigi................................................................ 11
E. Waktu Dan Lama Menyikat Gigi.............................................. 13
F. Syarat Sikat Gigi........................................................................ 14
G. Pasta Gigi................................................................................... 14
H. Tunagrahita................................................................................. 14
I. Kerangka Teori........................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep....................................................................... 21
B. Variabel Dan Definisi Operasional............................................ 21
C. Hipotesis..................................................................................... 22
D. Desain Penelitian........................................................................ 22
E. Tempat Dan Waktu Penelitian................................................... 22
F. Populasi Dan Sampel................................................................. 23
G. Instrumen Penelitian................................................................... 23
H. Tahap Penelitian......................................................................... 24

xiv
I. Hasil Uji Kuesioner.................................................................... 25
J. Pengumpulan Data..................................................................... 26
K. Pengolahan Data......................................................................... 27
L. Teknik Analisis data................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Karakteristik Responden............................... 29
B. Hasil Analisis Univariat.............................................................. 30
C. Hasil Analisis Bivariat................................................................. 32

BAB V PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian............................................................... 34
B. Tingkat Pengetahuan................................................................... 34
C. Tingkat Perilaku Menyikat gigi................................................... 36
D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Menyikat Gigi 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.................................................................................. 38
B. Saran............................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Variabel Dan Definisi Operasional..................................................... 21

Tabel 2 Kuesioner Tentang Pengetahuan Menyikat Gigi................................ 23

Tabel 3 Kuesioner Tentang Perilaku Menyikat gigi........................................ 23

Tabel 4 Hasil Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan................... 25

Tabel 5 Hasil Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku.......................... 26

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarka Kelas Pada Anak

Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi.................................................... 29

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Anak Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi.......................................... 29

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Anak

Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi.................................................... 30

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pada

Anak Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi........................................... 31

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Pada Anak

Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi.................................................... 31

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan

Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Tunagrahita SLB N 01

Kota Jambi.......................................................................................... 32

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomi (Kemenkes RI, 2020).

Di Indonesia kebersihan gigi dan mulut cenderung bermasalah, yaitu

57.6% penduduk Indonesia mengalami masalah dengan kesehatan gigi dan

mulut. Proporsi masalah kesehatan mulut pada provinsi Jambi yaitu gusi

bengkak atau keluar bisul 7,8% gusi mudah berdarah 6,2%. Perilaku

menyikat gigi setiap hari pada provinsi Jambi 96,4% dan waktu menyikat

gigi dengan benar masih rendah yaitu 1,0% dan untuk perilaku menyikat

gigi dengan benar 2,8% dengan presentase masyarakat yang mengalami

karies gigi sebesar 45,3%. Menurut World Health Organitation (WHO)

pada tahun 2020 yaitu meminimalkan dampak dari penyakit mulut dengan

menekankan dengan upaya promotif dan mengurangi dampak penyakit

sistemik (Kemenkes RI, 2018).

Anak tunagrahita memiliki kesehatan mulut dan oral hygiene yang

jelek dibandingkan dengan anak normal (Triyanto & Permatasari, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh (Istiqomah et al., 2016) didapatkan bahwa

sebesar 83,2% anak tunagrahita mengalami masalah karies gigi dan16,8%

1
2

bebas dari karies gigi (Dewi, dkk 2022).

Menurut data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2007, terdapat

8,3 juta jiwa anak dengan disabilitas dari total populasi anak di Indonesia

(82.840.600 jiwa anak), atau sekitar 10%. Berdasarkan Pendataan Program

Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, terdapat 130.572 anak penyandang

disabilitas dari keluarga miskin, yang salah satunya yaitu retardasi mental

(Tunagrahita) sebanyak 30.460 anak (Mujaddid, 2014)

Penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh bermacam

faktor yang meliputi pengetahuan, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut mengalami peningkatan pada beberapa

tahun terakhir, prevalensi karies atau lubang gigi pada anak tetap merupakan

masalah klinik yang signifikan. Penyakit gigi dan mulut yang banyak

diderita masyarakat Indonesia pada umumnya berkaitan dengan kebersihan

gigi dan mulut (Dewi cit Hasiru,dkk 2019).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya). Pada waktu menginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan sesorang diperoleh

melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata)

(Notoatmodjo, 2012).

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang

bersangkutan. Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap


3

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-

faktor yang mempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan, makanan,

minuman dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan (overt behavior). Menurut penelitian (Notoatmodjo

1990 cit Budiharto 2018) ternyata perilaku yang dilandasi pengetahuan akan

lebih langgeng dibandingkan yang tanpa dilandasi pengetahuan.

Menurut Atmaja (2018) dalam bukunya yang berjudul “ Pendidikan

dan bimbingan anak berkebutuhan khusus” tunagrahita adalah suatu kondisi

anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh

keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam komunikasi sosial. Anak

berkebutuhan khusus ini juga sering dikenal dengan istilah terbelakang

mental karena keterbatasan kecerdasannya. Akibatnya anak berkebutuhan

khusus tunagrahita ini sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa.

Tunagrahita mengacu pada intelektual umum yang secara signifikan

berada di bawah rata-rata. Para tunagrahita mengalami hambatan dalam

tingkah laku dan penyesuaian diri. Semua gangguan tersebut berlangsung

pada masa perkembangannya, tunagrahita memiliki 3 indikator yaitu,

keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata,

ketidakmampuan dalam berperilaku sosial atau adatif, hambatan perilaku

sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18

tahun (Gamida, 2016).

Kebersihan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting


4

beberapa masalah mulut dan gigi dapat terjadi karena kurang menjaga

kebersihan mulut dan gigi. Kesadaran menjaga kesehatan mulut sangatlah

perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi dan mulut yang

paling tepat. ( Hidayat dan Tandiari,2016).

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti di SLB

N 01 Kota Jambi dengan hasil wawancara yang didapatkan dari 5 anak yaitu

semuanya tidak mengetahui waktu yang tepat dalam menyikat gigi dan

sekilas melihat kondisi di rongga mulut nya adanya karies gigi pada 3 anak.

Jadi anak tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi memiliki pengetahuan dan

perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah rendah karena

kurangnya pengetahuan bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut dan

masih salah dalam berperilaku menyikat gigi.

Salah satu cara menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah menyikat

gigi dengan baik dan benar namun dari data yang telah diuraikan diatas

dapat diketahui bahwa pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi yang

baik dan benar masih sangat rendah dan untuk anak berkebutuhan khusus

(tunagrahita) yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata yang mngalami

keterbatasan dalam segi pengetahuan yang membuat penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Tunagrahita Di SLB N 01 Kota Jambi “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui adakah

hubungan pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak


5

tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku menyikat

gigi pada anak tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan menyikat gigi dan mulut pada

anak tunagrahita.

b. Untuk mengetahui perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita.

c. Untuk menganalisa hubungan pengetahuan dengan perilaku

menyikat gigi pada anak tunagrahita.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menjadi bahan pustakaan di Jurusan Kesehatan Gigi untuk memberikan

informasi tentang kesehatan gigi terutama pada hubungan pengetahuan

dengan perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak Tunagrahita

Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang perilaku menyikat

gigi dan dorongan untuk menjaga dan peduli mengenai kesehatan

gigi dan mulutnya.

b. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya di bidang


6

kesehatan gigi dan mulut pada anak tunagrahita.

c. Bagi Pembaca

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

kesehatan gigi dan mulut pada anak tunagrahita


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang

melakukan pengindaraan terhadap sutau objek tertentu. Penginderaan

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang rendah dapat

menimbulkan keterbatasan dalam berperilaku hidup sehat. Pengetahuan

yang tercakup dalam domain kognitif mempuyai enam tingkatan yaitu :

1. Tahu

Tahu diartikan sebagai peningkatan suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, tahu disini

merupakan tingkatan yang paling rendah.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah faham terhadap objek

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang di pelajari.

7
8

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria.

B. Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang

bersangkutan. Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan


9

faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan, makanan,

minuman dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010) praktek atau tindakan ini dapat

dibedakan menjadi 4 tingkatan, yaitu :

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat

pertama. Misalnya : seorang anak dapat memilih makanan yang baik

bagi kesehatan giginya.

2. Respon Terpimpin (Guided Respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua. Misalnya :

seorang anak dapat meyikat giginya dengan baik dan benar, mulai

dari memilih sikat gigi,pasta gigi dan cara menyikat gigi yang benar.

3. Mekanisme (Mecanism)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktek yang sudah

berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau

mekanisme saja tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan

maupun perilaku yang berkualitas. Misalnya, menggosok gigi bukan

hanya asal gosok gigi saja, melainkan dengan teknik-teknik yang benar.

4. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya


10

sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.

C. Perilaku Menyikat Gigi

Perilaku menyikat gigi mengacu pada FDI (Federation Detaira

International) Adalah kebiasaan menyikat gigi setiap hari, minimal dua kali

sehari, sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam (Kemenkes, 2018).

Perilaku sehat adalah perilaku atau kegiatan yang berkaitan dengan upaya

untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain makan

dengan menu seimbang, kegiatan fisik secara teratur dan cukup, istirahat

yang cukup, perilaku atau gaya hidup positif untuk kesehatan

(Notoatmodjo, 2010).

Menyikat gigi adalah kegiatan membersihkan gigi menggunakan

sikat gigi atau alat lain dengan atau tanpa adanya pasta gigi. Menyikat gigi

setiap hari adalah kegiatan membersihkan gigi yang dilakukan secara rutin

setiap hari diluar keadaan seperti sakit, kecelakaan dan keadaan lainnya

yang tidak memungkinkan seseorang menyikat gigi (Kemenkes RI, 2018).

Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan

yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya

pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi

dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi. (Budiharto,

2018).

Tujuan menyikat gigi menurut Hidayat dan Tandiari (2016) adalah

untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang masih tertinggal dan

menempel sehingga mencegah kerusakan gigi.


11

D. Teknik Menyikat Gigi

Teknik menyikat gigi adalah cara membersihkan seluruh deposit

lunak dan plak pada permukaan gigi dan gusi, tindakan pencegahan

dan perawatan menuju kebersihan serta kesehatan rongga mulut, salah

satu caranya adalah oral physiotherapy yaitu menyikat gigi dengan teknik

yang benar, setiap teknik mempunyai keuntungan dan kerugian (Nio,

1987).

Menurut Pratiwi (2007) dalam bukunya yang berjudul “Gigi Sehat

Merawat Gigi Sehari-hari” menjelaskan metode menyikat gigi yang paling

efektif antara lain :

1. Scrub memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat secara

horizontal. Ujung bulu sikat di letakkan pada area batas gusi dan gigi,

kemudian di gerakkan maju mundur berulang-ulang.

2. Roll memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar mulai

dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi

sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi

pararel dengan sumbu tegaknya gigi.

3. Bass meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil

membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegal gigi. Sikat digetarkan

ditempat tanpa tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.

4. Stillman mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah

gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu

sikat digerakan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan
12

gigi sambil membentuk 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti

metode bass.

5. Fones mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal semetara gigi

ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar

dan mengenai seluruh permukaan gigi bawah dan atas.

6. Kombinasi dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Pada gerakan vertikal, bulu sikat diletakkan tegak lurus dengan

permukaan facial gigi dan digerakkan dari atas ke bawah atau

sebaliknya. Gerakan ini dilakukan didaerah permukaan facial gigi dari

depan sampai belakang. Gerak vertikal bertujuan untuk melepaskan

sisa makanan yang terselip diantara lekuk permukaan gigi dan antara

gigi dengan gusi. Bulu sikat bergerak dari daerah leher gigi

(perbatasan garis gusi dan gigi) kearah mahkota gigi. Artinya, pada

gigi atas bulu sikat bergerak dari atas ke bawah dan gerak sebaliknya

pada gigi bawah. Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi gusi dan

pembersihan yang tidak efektif.

b. Gerakan vertikal juga dilakukan pada permukaan dalam gigi yaitu

permukaan palatal pada gigi atas dan lingual pada gigi bawah. Seperti

pada permukaan facial, bulu sikat bergerak menarik sisa makanan dari

daerah leher gigi kearah mahkota gigi.

c. Gerakan horizontal dilakukan pada permukaan gigit atau kunyah

(permukaan oklusal) pada gigi geraham (premolar dan molar). Bulu

sikat digerakkan maju mundur secara berulang-ulang.


13

d. Gerakan memutar dilakukan pada permukaan facial gigi atas sampai

bawah dari belakang kiri, ke depan dan belakang kiri. Gerakan ini

dilakukan pada posisi gigi atas berkontak dengan bawah.

e. Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh permukaannya,

terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan,

namun umumnya adalah dari pangkal belakang lidah sampai ujung

lidah.

f. Seluruh gerakan ini dapat diulang-ulang tanpa perelu berurutan seperti

diatas dan memakan waktu minimal tiga menit.

Untuk daerah antar gigi yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi,

dapat digunakan benang gigi (flossing) kemudian disempurnakan dengan

berkumur untuk menyegarkan lingkungan mulut.

E. Waktu dan lama menyikat gigi

Waktu terbaik untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan

sebelum tidur. Menyikat gigi setelah makan yang menempel dipermukaan

ataupun sela-sela gigi dan gusi, sedangkan menyikat gigi sebelum tidur,

berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena

dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi untuk

membersihkan gigi dan mulut secara alami, untuk itu usahakan gigi betul-

betul dalam keadaan kondisi yang bersih sebelum tidur. Ketika bangun pagi,

gigi masih relatif bersih, sehingga gosok gigi bisa dilakukan setelah selesai

sarapan (Kusumawardani 2011).


14

F. Syarat sikat gigi

Sikat gigi adalah alat berbentuk sikat yang digunakan untuk

membersihkan gigi secara mandiri dirumah. Syarat sikat gigi yang baik

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Machfoedz, 2008) :

1. Tangkai lurus dan mudah dipegang.

2. Kepala sikat gigi kecil

Kenapa harus kecil karna kalau besar tidak dapat masuk ke bagian yang

sempit dan dalam.

3. Bulu sikat gigi harus lembut dan datar.

G. Pasta gigi

Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan

kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan.

Termasuk menghilangkan atau mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga dapat

membantu menguatkan struktur gigi dengan kandungan flournya. Masyarakat

pada negara berkembang sudah mulai menyadari perlunya bersikat dengan

pasta gigi dan memakainya minimal satu kali sehari (Pratiwi, 2007).

H. Tunagrahita

Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh

dibawah rata-rata dan ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan

ketidakcakapan dalam komunikasi sosial. Anak berkebutuhan khusus ini

juga sering dikenal dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan

kecerdasannya. Akibatnya anak berkebutuhan khusus tunagrahita ini sukar

untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa (Atmaja, 2018) .


15

Rendahnya kapabilitas mental pada anak tunagrahita akan

berpengaruh terhadap kemampuannya untuk menjalankan fungsi

sosialnya. Hendesche memberikan batasan bahwa anak tunagrahita adalah

anak yang tidak cukup daya pikirnya, tidak dapat hidup dengan kekuatan

sendiri ditempat sederhana dalam masyarakat. Edgar doll berpendapat

seorang dikatakan tunagrahita jika :

1. Secara sosial tidak cakap

2. Secara mental dibawah normal

3. Kecerdasannya terhambat sejak lahir atau pada usia muda, dan

4. Kematangannya terhambat (krik, 1970)

Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ 70 kebawah.

Jumlah penyandang tunagrahita adalah2,3 % atau 1,92% anak usia sekolah

penyandang tunagrahita dengan perbandingan laki-laki 60% dan

perempuan 40% atau 3:21. Pada data pokok Sekolah Luar Biasa terlihat

kelompok usia sekolah, jumlah penduduk di Indonesia yang menyandang

kelainan adalah 48.100.548 orang, jadi estimasi jumlah penduduk Indonesia

yang menyandang tunagrahita adalah 2%x48.100.548 orang = 962.011

orang (Atmaja, 2018).

1. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Klasifikasi anak tunagrahita menurut Atmaja (2018) dalam

tinjauan profesi docter, konselor, psikolog dan pedagogic. Seorang dokter

dalam mengklasifikasi anak tunagrahita berdasarkan pada tipe kelainan

fisiknya, seperti tipe mongoloid, microcephalon, cretinism dan lain-lain.


16

Seorang pekerja sosial dalam mengklasifikasi anak tunagrahita

berdasarkan perilaku pada orang lain sehingga untuk berat ringannya

anak tunagrahita dilihat dari tingkat penyesuainnya, seperti tidak

bergantung, semi bergantung atau sama sekali bergantung pada orang

lain.

Seorang konselor mengklasifikasikan anak tunagrahitanya dalam

hal ini pada aspek penguatan keluarga dalam bentuk perhatian serta

pengasuhan yang mampu membuat si anak berkembang secara optimal

dengan memilih sebuah lingkungan yang tepat agar mampu

mengoptimalkan kemampuan anak tunagrahita.

Seorang psikolog dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita

mengarah kepada aspek indeks mental intelegensinya, indikasinya dapat

dilihat angka hasil tes kecerdasan dan IQ 50-75 kategori debil atau

moron.

Seorang pedagogic dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita

berdasarkan pada penilaian program pendidikan yang disajikan pada

anak. Dari penilaian tersebut dapat dikelompokkan menjadi anak

tunagrahita mampu didik, anak tunagrahita mampu latih dan anak

tunagrahita mampu rawat.

a. Anak tunagrahita mampu didik IQ 68-52 adalah anak tunagrahita yang

tidak mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi ia masih

memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan

walaupun hasil nya tidak maksimal.


17

b. Anak tunagrahita mampu latih IQ 51-36 adalah tunagrahita yang

memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin

untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita

mampu didik.

c. Anak tunagrahita mampu rawat IQ 39-25 adalah anak tunagrahita

yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu

mengurus diri sendiri atau sosialisasi, untuk mengurus kebutuhan diri

sendiri sangat membutuhkan orang lain. Dengan kata lain, anak

tunagrahita mampu rawat adalah anak tunagrahita yang membutuhkan

perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena tidak mampu terus

hidup tanpa bantuan orang lain (Patton, 1991).

Penilaian lain dari klasifikasi anak tunagrahita yang dalam hal ini

dituturkan oleh Skala Binet dan Skala Weschler. Dalam skala tersebut

dijelaskan bahwa ada tiga hal sebagai berikut (Atmaja, 2018) :

a. Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Menurut Skala

Binet, kelompok ini memiliki IQ antara 68-52, sedangkan menurut Skala

Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55 . anak tunagrahita masih bisa

belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana.

b. Tunagrahita Sedang

Tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini memiliki

IQ 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC).

Anak tunagrahita sedang sangat sulit untuk belajar secara akademik,


18

seperti belajar secara akademik, menulis, membaca dan menghitung

walaupun mereka bisa belajar menulis secara sosial. Dalam kehidupan

sehari-hari anak tunagrahita sedang sangat membutuhkan pengawasan

yang terus-menerus agar mampu berkesinambungan akan kebiasaan-

kebiasaan yang akan terus teringat dan mampu mengerjakan sesuatu yang

sering dilakukannya.

c. Tunagrahita Berat

Tunagrahita berat severe ini sering disebut idiot. Karena IQ pada

anak tunagrahita berat ini adalah 32-20 menurut Skala Binet dan menurut

Skala Weschler (WISC) antara 39-52. Tunagrahita sangat berat profound

memiliki IQ di bawah 19-24. Anak tunagrahita berat memerlukan

perawatan secara total, baik dalam hal berkaitan, mandi atau makan

bahkan mereka memerlukan perlindungan diri / bahaya sepanjang

hidupnya.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita

Karakteristik anak cacat mental mild (ringan) menurut Atmaja

(2018) adalah mereka yang termasuk mampu didik, bila dilihat dari segi

pendidikan. Merekapun tidak memperlihatkan kelainan fisik yang

mencolok, walaupun perkembangan fisiknya sedikit agak lambat dari

pada anak rata-rata.

Karakteristik anak cacat mental moderate (menengah) adalah

mereka digolongkan sebagai anak mampu latih, dimana mereka dapat

dilatih untuk keterampilan tertentu. Meskipun sering merespons lama


19

terhadap pendidikan dan pelatihan. Mereka dapat dilatih untuk mengurus

dirinya sendiri serta dilatih untuk kemampuan membaca, menulis

sederhana.

Karekteristik anak cacat mental severe adalah mereka

memperlihatkan banyak masalah dan kesulitan, meskipun disekolah

khusus, karena itu mereka membutuhkan perlindungan hidup dan

pengawasan yang teliti. Mereka membutuhkan pelayanan dan

pemeliharaan yang terus-menerus. Dengan kata lain mereka tidak

mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain meskipun tugasnya

sederhana.

Karakteristik anak cacat mental profound mempunyai problem

yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, intelegensi serta program

pendidikan yang tepat bagi mereka. Kelainan fisik lainnya dapat diliat

dari kepala yang lebih besar dan sering bergoyang-goyang. Penyesuaian

diri yang sangat kurang dan bahkan sering meminta bantuan orang lain

karena mereka tidak dapat berdiri sendiri, dan nampaknya membutuhkan

bantuan medis dan intensif


20

I. Kerangka Teori

Faktor predisposisi (Predisposing factor)


- Pengetahuan*
- Kepercayaan
- Motivasi
- Keyakinan
- Sikap

Faktor pendukung (Enabling Factor)


- Biaya
- Fasilitas kesehatan Perilaku*

Faktor pendorong (Reinforcing Factor )


- Sikap dan perilaku petugas kesehatan
- Dukungan keluarga

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Teori perilaku Laurance Green dalam Notoatmodjo (2012)
Ket * : Variabel yang akan di teliti.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan menyikat gigi Perilaku menyikat gigi

Pada penelitian ini penulis ingin melihat hubungan pengetahuan dengan

perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi. Dengan

variabel independent (bebas) yaitu pengetahuan menyikat gigi dan variabel

dependent (terikat) yaitu perilaku menyikat gigi .

B. Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 1 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala


Independent Opersional Alat Ukur Hasil Ukur Pengukuran
Pengetahuan Pengetahuan Pengisian Hasil Kusioner Ordinal
menyikat gigi menyikat gigi kusioner Tinggi : 9-12
adalah hasil dengan pilihan Sedang : 4-8
pengetahuan “benar” diberi Rendah : 0-4
seseorang tentang skor 1 dan
sikat gigi, “salah” diberi
frekuensi, cara skor 0
menyikat gigi dan
waktu menyikat
gigi

21
22

Perilaku Perilaku menyikat Pengisian Hasil Kusioner Ordinal


menyikat gigi gigi adalah segala kusioner Baik : 9 - 12
sesuatu yang dengan pilihan Sedang : 4 -8
dilakukan oleh “ya” diberi Buruk : 0-4
responden yang skor 1 dan
berhubungan “tidak” skor 0
dengan menyikat
gigi
Tunagrahita Kondisi anak yang Tunagrahita Ringan Ordinal
kecerdasannya ringan Sedang
dibawah rata-rata memiliki IQ Berat
dan ditandai dengan 68-52 .
keterbatasan Tunagrahita
intelegensi dan sedang
ketidakcakapan memiliki IQ
dalam komunikasi 54-40,
sosial Tunagrahita
berat memiliki
IQ 32-20.

C. Hipotesis

Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak

tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada

anak tunaggrahita di SLB N 01 Kota Jambi.

D. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian Cross sectional, dalam rangka mempelajari dinamika korelasi

antara faktor-faktor resiko efek “ pengetahuan dengan perilaku “. (Pratiknya,

2007).

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian adalah SLB N 01 Kota Jambi.

2. Waktu penelitian di bulan Mei tahun 2022 jam 08.00-12.00 WIB.


23

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SMP Tunagrahita di SLB

N 01 Kota Jambi yang berjumlah 33 orang.

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Total Sampling yaitu

menentukan sample dengan cara seluruh populasi dijadikan sampel

dengan jumlah sebanyak 33 orang (Nawawi, 1987).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan sebanyak

12 soal dan perilaku sebanyak 12 soal.

Tabel 2

Kuesioner tentang pengetahuan menyikat gigi

Variabel pengetahuan Nomor Soal Jumlah


NO menyikat gigi
Favourable Unfavourable
1 Waktu menyikat gigi 1,2,5 3
2 Cara menyikat gigi 3,6,9,12 4
3 Syarat menyikat gigi 4,7,10 8 4
4 Pasta gigi 11 1
Jumlah soal 11 1 12

Tabel 3

Kuesioner tentang perilaku menyikat gigi

Variabel perilaku Nomor Soal Jumlah


NO menyikat gigi
Favourable Unfavourable
1 Waktu menyikat gigi 1,2,3,11 12 5
24

2 Cara menyikat gigi 4,5,7.9,10 5


3 Pasta gigi 6,8 2
Jumlah soal 11 1 12

H. Tahap Penelitian

1. Persiapan

a. Membuat proposal dan dikonsultasi dengan pembimbing I dan II.

b. Membuat lembar pemeriksaan.

c. Memberitahukan dan meminta surat izin kepada Ketua Jurusan

Kesehatan Gigi Jambi melalui Tata Usaha untuk melakukan

penelitian.

d. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SLB N 01 Kota Jambi

untuk melakukan penelitian dan menentukan waktu penelitian.

e. Melakukan pengecekan ulang persiapan pada lembar kuesioner

sebelum membagikan lembar kuesioner kepada siswa.

f. Mengambil dokumentasi pada saat pembagian kuesioner dan

pengisian lembar kuesioner.

2. Pelaksanaan

a. Meminta izin kepada wali kelas atau guru yang berada di kelas di

SMP Tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi.

b. Memperkenalkan diri kepada wali kelas dan siswa serta

menjelaskan maksud dan tujuan.

c. Memakai Masker, dan Handscoon serta APD lengkap.

d. Menanyakan kepada siswa telah melakukan vaksin atau belum.

e. Mengecek suhu siswa menggunakan Thermogun.


25

f. Mengatur jarak duduk siswa 1-2 meter.

g. Membagikan kuesioner kepada siswa dan memberikan arahan

untuk mengisi kuesioner secara mandiri dan semampunya siswa.

h. Pengisian kuesioner dilakukan didalam kelas .

i. setelah selesai mengambil kembali kuesioner pada siswa dan

melakukan pencatatan hasil dari kuesioner yang telah di isi oleh

siswa.

I. Hasil Uji-Kuesioner

Kuesioner diuji coba dilakukan di SLB N Sri Soedewi Kota Jambi

dengan jumlah responden sebanyak 11 anak.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan

atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang digunakan valid bila

mempunyai nilai korelasi yang signifikan dengan tingkat kemaknaan p ≤0,05

(Surjawadi, 2011).

Reabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur

yang memiliki konsistensi bila pengkuran yang dilakukan dengan alat ukur

itu dilakukan secara berulang (Sugiyono, 2010).

Tabel 4
Hasil Validitas dan Reliabilitas Kusioner Pengetahuan

Pertanyaan Nilai R Hitung Nilai R Tabel Kriteria

Pertanyaan 1 0,588 0,602 Tidak Valid


Pertanyaan 2 0,534 0,602 Tidak Valid
Pertanyaan 3 0,550 0,602 Tidak Valid
Pertanyaan 4 0,826 0,602 Valid
Pertanyaan 5 0,775 0,602 Valid
26

Pertanyaan 6 0,848 0,602 Valid


Pertanyaan 7 0,912 0,602 Valid
Pertanyaan 8 0,695 0,602 Valid
Pertanyaan 9 0,701 0,602 Valid
Pertanyaan 10 0,848 0,602 Valid
Pertanyaan 11 0,848 0,602 Valid
Pertanyaan 12 0,912 0,602 Valid
Pertanyaan 13 0,848 0,602 Valid
Pertanyaan 14 0,623 0,602 Valid
Pertanyaan 15 0,755 0,602 Valid

Tabel 5
Hasil Validitas dan Reliabilitas Kusioner Perilaku

Pertanyaan Nilai R Hitung Nilai R Tabel Kriteria

Pertanyaan 1 0,757 0,602 Valid


Pertanyaan 2 0,666 0,602 Valid
Pertanyaan 3 0,574 0,602 Tidak Valid
Pertanyaan4 0,757 0,602 Valid
Pertanyaan 5 0,750 0,602 Valid
Pertanyaan 6 0,571 0,602 Tidak Valid
Pertanyaan 7 0,959 0,602 Valid
Pertanyaan 8 0,959 0,602 Valid
Pertanyaan 9 0,867 0,602 Valid
Pertanyaan 10 0,493 0,602 Tidak Valid
Pertanyaan 11 0,666 0,602 Valid
Pertanyaan 12 0,959 0,602 Valid
Pertanyaan 13 0,959 0,602 Valid
Pertanyaan 14 0,793 0,602 Valid
Pertanyaan 15 0,644 0,602 Valid

J. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer diperoleh

dari kuesioner yang di isi langsung oleh anak tunagrahita di SLB N 01 Kota

Jambi. Pada saat pengumpulan data primer peneliti dibantu oleh 1 orang
27

mahasiswa Prodi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Tingkat IV untuk

memeriksa dan mencatat pada lembar kuesioner untuk variabel yang akan

diteliti.

K. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan langkah-

langkah sebegai berikut :

1. Editing

a. Memeriksa kelengkapan data yaitu memeriksa semua pertanyaan yang

diajukan telah lengkap dan benar.

b. Memeriksa kesinambungan data yaitu memeriksa apakah ada

keterangan data yang bertentangan dengan data lain.

2. Coding, yaitu kegiatan mengklarifikasi data dan memberikan kode pada

setiap data.

3. Entry data, yaitu data yang telah diberi kode, di entri dengan menggunakan

alat bantu computer.

4. Cleaning, yaitu pembersihan data untuk menghindari kesalahan setelah

dilakukan entry data dan memastikan bahwa semua data yang sudah

dientry siap di analisa.

5. Scoring, yaitu setiap jawaban responden di berikan nilai sedemikian rupa

untuk mempermudah analisis data.

L. Teknik Analisis Data

1. Uji coba kuesioner dilakukan di SLB N Sri Soedewi Kota Jambi.

2. Analisis univariat yaitu untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap


28

variabel yang diteliti anta pengetahuan serta perilaku menyikat gigi di

SLB N 01 Kota Jambi.

3. Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

variabel independen (pengetahuan menyikat gigi) dengan variabel

dependen (perilaku menyikat gigi). Uji statistik yang digunakan adalah

Chi Square karena data variabel independen dan dependen

menggunakan skala kategorik.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Karakteristik Responden Penelitian

Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan perilaku menyikat

gigi pada anak SMP Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi Tahun 2022 yang

dilakukan pada tanggal 19 dan 23 Mei dengan jumlah sampel 33 anak yang

diperoleh sebagai berikut .

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Pada Anak SMP
Tungrahita SLB N 01 Kota Jambi

No Kelas N %
1 Kelas 7 12 36,36%
2 Kelas 8 12 36,36%
3 Kelas 9 9 27,28%
Total 33 100%

Berdasarkan tabel 6 distribusi responden berdasarkan kelas diketahui

bahwa jumlah murid kelas 7 sebanyak 12 anak (36,36%) , kelas 8 sebanyak

12 anak (36,36%) dan kelas 9 sebanyak 9 anak (27,28%) .

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Siswa
SMP Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi

No Jenis Kelamin N %
1 Laki-Laki 18 54,54%
2 Perempuan 15 45,45%
Total 33 100%

29
30

Berdasarkan tabel 7 distribusi reponden berdasarkan jenis kelamin

diketahui bahwa jumlah laki-laki ada 18 anak (54,54%) dan perempuan 15

anak (45,45%).

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Anak SMP
Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi

No Umur N %
1 13 2 6,07%
2 14 4 12,12%
3 15 8 24,24%
4 16 11 33,33%
5 17 3 9,09%
6 18 2 6,06%
7 19 1 3,03%
8 21 1 3,03%
9 22 1 3,03%
Total 33 100%

Berdasarkan tabel 8 distribusi responden berdasarkan umur padas iswa

SMP Tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi diketahui jumlah anak yang

berumur 13 tahun ada 2 siswa (6,07%), anak yang berumur 14 tahun ada 4

siswa (12,12%), anak yang berumur 15 tahun ada 8 siswa (24,24%), anak

yang berumur 16 tahun ada 11 siswa (33,33%), anak yang berumur 17 tahun

ada 3 siswa (9,09%), anak yang berumur 18 tahun ada 2 siswa (6,06%), anak

yang berumur 19 ada 1 siswa (3,03%), anak yang berumur 21 ada 1 siswa

(3,03%) dan anak yang berusia 22 ada 1 siswa (3,03%)

B. Hasil Analisis Univariat

Analisis data secara univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil

penelitian yaitu pengetahuan anak SMP Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi


31

dengan perilaku menyikat gigi , dari hasil penelitian didapatkan gambaran

karakteristik variabel penelitian sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Tabel 9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Anak SMP
Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi

NO Pengetahuan N %
1 Tinggi 13 39,4%
2 Sedang 14 42,4%
3 Rendah 6 18,2%
Total 33 100%

Hasil analisis tingkat pengetahuan siswa SMP Tunagrahita SLB N 01

Kota Jambi yaitu, tingkat pengetahuan tinggi yaitu 13 siswa (39,4%), sedang

14 siswa (42,4%) sedangkan rendah 6 siswa (18,2%). Hal ini menunjukan

tingkat tingginya pengetahuan siswa, tetapi belum tentu dengan prilaku

terhadap sesuatu baik.

2. Perilaku

Tabel 10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Anak SMP
Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi
NO Perilaku N %
1 Baik 15 45,5%
2 Sedang 8 24,2%
3 Buruk 10 30,3%
Total 33 100%

Hasil analisis tingkat perilaku siswa SMP Tunagrahita SLB N 01 Kota

Jambi yaitu, tingkat perilaku baik 15 siswa (45,5%), sedang 8 siswa (24,2%)
32

dan buruk 10 siswa (30.3%).

C. Hasil Analisis Bivariat

Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dlihat

dengan melakukan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square.

Tabel 11
Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan
dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Tunagrahita
SLB N 01 Kota jambi

Perilaku Menyikat Gigi P


Tingkat Baik Sedang Buruk Total Value
Pengetahuan N % N % N % N %
Tinggi 7 21,21 2 6,06 4 12,12 12 39,39
Sedang 7 21,21 5 15,1 2 6,07 14 42,43 6,428
5
Rendah 1 3,03 1 3,03 4 12,12 6 18,18
Jumlah 15 45,45 8 24,2 10 30,31 33 100
4

Dari hasil analisis hubungan pengetahuan dengan perilaku menyikat

gigi diperoleh bahwa 7 anak (21,21%) yang memiliki perilaku menyikat gigi

yang baik dan pengetahuan yang tinggi , sebanyak 2 anak (6,06%) yang

perilaku menyikat gigi nya sedang dan 5 anak (15,15%) yang memiliki

pengetahuan sedang, sedangkan untuk perilaku yang buruk ada 4 anak

(12,12%) dan memiliki pengetahuan yang rendah ada 1 anak (3.03%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p.value = 6,428 jika dibandingkan

dengan α=0,05 maka p value >α 0,05 . Hasil tersebut menunjukan bahwa Ho

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini


33

tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi

pada anak tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi.


BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, pada bab ini

peneliti ingin membahas tentang keterbatasan peneliti dan dilanjutkan dengan

pembahasan tentang perilaku menyikat gigi serta hubungan dengan pengetahuan

pada anak SMP Tunagrahita SLB N 01 Kota jambi.

A. Keterbatasan Penelitian

Proses pengumpulan data peneliti dibantu oleh satu orang mahasiswa

keperawatan gigi dan dilanjutkan dengan cara pengisian kusioner oleh

responden yaitu siswa-siswi SMP Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi.

Kusioner yang berhasil dikumpulkan senyak 33 kuisioner, penelitian menemui

kendala dimana saat pengisian kusioner pada responden yang kurang fokus

dan sebagiannya responden bisa diajak kerja sama terhadap pengisian

kuisioner.

B. Tingkat Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan menyikat gigi pada

anak Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi memiliki pengetahuan yang cukup

tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 bahwa sebesar 39,4% pengetahuan

siswa berkriteria tinggi, dan 42,4% siswa berkriteria sedang, dan 18,2% siswa

berkriteria rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Mubarak (2016), yaitu

pengetahuan turut dipengaruhi faktor pendidikan. Semakin tinggi pendidikan

34
35

maka semakin mudah untuk menerima informasi dan pada akhirnya semakin

banyak pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang memiliki

tingkat pengetahuan rendah maka akan menghambat perkembangan

seseorang untuk memperoleh informasi atau pengetahuan yang disampaikan

Hasil penelitian ini menyatakan pengetahuan seseorang bisa diperoleh

secara alamiah maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan.

Secara alamiah bisa diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau

mendengar keluhan orang tentang sakit dan cara mengatasinya. Oleh karena

pengalaman tersebut maka orang tersebut berusaha untuk mendapatkan

pengetahuan tentang cara memelihara kesehatan dan upaya upaya mencegah

supaya tidak sakit. Pengetahuan kesehatan yang diperoleh melalui proses

pendidikan (baik formal, informal maupun nonformal) yang terencana dan

terarah akan lebih mempercepat proses perubahan perilaku kesehatan

seseorang atau kelompok masyarakat (Budiharto, 2018).

Dalam kutipan Atif Fauziah (2015), faktor lingkungan keluarga juga

berperan besar dalam mengembangkan pengetahuan anak karena pada

dasarnya lingkungan keluarga merupakan wahana pendidikan yang paling

besar. Pengetahuan ini erat pula kaitanya dengan perilaku seseorang tentang

penyakit dan upaya penceghannya, untuk itu perlu dilakukan kegiatan

program usaha kesehatan gigi sekolah dilaksanakan secara rutin minimal 4

kali dalam setahun.


36

C. Tingkat Perilaku Menyikat Gigi

Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku menyikat gigi pada anak

Tunagrahita SLB N 01 Kota Jambi memiliki perilaku yang cukup baik. Hal

ini dapat dilihat pada tabel 10 bahwa sebesar 45,5% berperilaku baik, 24,2%

berperilaku sedang dan 30,3% berperilaku buruk.

Menurut Notoatmodjo (2012), status kesehatan gigi dan mulut

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu

keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan

kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang peranan yang

penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara

langsung, perilaku juga dapat mempengaruhi faktor lingkungan dan

pelayanan kesehatan. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut adalah

suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

Penelitian ini sejalan dengan teori ( Notoatmodjo 1990 cit Budiharto

2018 )) bahwa pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan (overt behavior) dan ternyata perilaku yang

dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan yang tanpa

dilandasi pengetahuan.

Menurut penulis sebagian siswa kurang mengetahui cara menyikat

gigi yang benar, siswa hanya sebatas memahami menyikat gigi itu sangat

penting untuk di bersihkan tetapi kurang mengetahui bagaimana cara

menyikat gigi dengan baik tetapi sebagian besar siswa ada juga yang
37

memiliki pengetahuan yang tinggi dan berperilaku baik karna pengetahuan

yang diaplikasi menjadi sebuah perilaku tetap.

D. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Menyikat Gigi

Hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai p value = 6,428 artinya

tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLB N 01 Kota Jambi . Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nababan (2018)

terhadap siswa SDN 36/IV Kota Jambi menunjukan tidak ada hubungan

yang kuat antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terjadi karena pengetahuan anak yang tinggi

dan perilaku anak yang baik sampai pada tingkat tahu dan memahaminya

serta mengaplikasikannya, selain itu juga pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya tingkat pendidikan dan

lingkungan sehingga mengakibatkan pengetahuan tersebut diaplikasikan

dalam sebuah tindakan perilaku


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengetahuan dengan

perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLBN 01 Kota Jambi dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pengetahuan anak tunagrahita SLBN 01 Kota Jambi dengan

pengetahuan tinggi 39,4% , sedang 42,4% dan rendah 18,2%

2. Perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita SLBN 01 Kota Jambi

dengan perilaku menyikat gigi dengan baik 45,5% , sedang 24,2% dan

buruk 30,3%

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita SLBN 01 Kota Jambi,

dengan hasil analisa data menggunakan uji Chi-Square dengan nilai p

value = 6,428 ɑ <(0,05).

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Agar lebih memperhatikan dan lebih meningkatkan program UKGS untuk

mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak tunagrahita SLBN 01 Kota

Jambi

2. Bagi Murid

Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan perilaku menyikat gigi .

38
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, J.R(2018).Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus,


Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Budiharto., 2018. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan


Gigi, Jakarta : EGC

Dewi R , Chairanna I,M., Ulfa F,S, 2022 Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan
Tindakan Orang Tua Dalam Membimbing Menyikat Gigi Dengan
Tingginya Angka Karies Pada Anak Tunagrahita. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Gigi volume 3 no 1

Gamida, D .2016, Modul Guru Pembelajaran SLB Tuna Grahita Kelompok


Kompetensi A, Bandung: PPPPTK dan PLB Bandung

Hasiru F , Engkeng S. , & Asrifuddin, 2019 Hubungan perilaku kesehatan


menggosok gigi dengan karies gigi pada anak di SD inpres winangun
Kota Manado. Jurnal Kesmas volume 8 no 6.

Hidayat R , & Tandiari A , 2016 Kesehatan Gigi dan Mulut Apa yang Sebaiknya
anda tahu, Yogyakarta : Andi Offiset.

Kemenkes RI, 2018. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) . Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republic Indonesia
2020. Rencana Aksi Program 2020-2024. Jakarta : Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI

Kusumawardani, E. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta :


Siklus

Machfoedz, I., 2008.Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-Anak Ibu Hamil,
Yogyakarta : Fitramaya

Mujaddid, 2014.Situasi Penyandang Disabilitas. Jakarta : Buletin Jendela Data


Dan Informasi Kesehatan : Kementerian Kesehatan RI

Nio Be Kien., 1987. Preventive Dentistry untuk Sekolah Pengantar Perawat Gigi.
Bandung. SPRG Depkes.

Notoatmodjo S.,2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta. Rineka


Cipta.
2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Pt
Rineka Cipta.

Pratiwi, D. 2007, Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari. ,Jakarta : Buku kompas

Pratiknya, A.W,2010.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran Kesehatan,


Rajawali Pers. Jakarta
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa anak saya tersebut dibawah
ini diizinkan untuk menjadi peserta atau responden penelitian tentang pengetahuan
menyikat gigi di SLB N 01 Kota Jambi
Nama :

Umur :

Alamat :
.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Jambi, Mei 2022


Orang tua

( )
Pertanyaan mengenai pengetahuan menyikat gigi

Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk : Beri tanda silang [׿ pada pertanyaan di bawah ini sesuai
dengan pengetahuan responden yang berkaitan dengan pengetahuan
menyikat gigi.

1. Menyikat gigi pada saat pagi setelah sarapan ?


a. Benar b. Salah

2. Menyikat gigi pada saat malam sebelum tidur ?


a. Benar b. Salah

3. Menyikat gigi dengan lembut dan pelan ?


a. Benar b. Salah

4. Menyikat gigi menggunakan sikat gigi sendiri ?


a. Benar b. Salah

5. Menyikat gigi sebanyak 2kali sehari ?


a. Benar b. Salah

6. Menyikat lidah dengan gerakan yang lembut ?


a. Benar b. Salah

7. Sikat gigi harus menggunakan bulu yang lembut ?


a. Benar b. Salah

8. Sikat gigi yang baik adalah dengan ujung kepala yang besar ?
a. Benar b. Salah

9. Setelah menyikat gigi harus langsung berkumur-kumur ?


a. Benar b.Salah

10. Menyikat gigi dapat menghilangkan sisa kotoran makanan ?


a.Benar b.Salah

11. Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi sebesar biji jagung ?
a.Benar b.Salah

12. Menyikat gigi dengan melakukan setiap gerakan sebanyak 8 kali


putaran ?
a.Benar b.Salah
Kusioner Tentang Perilaku Menyikat Gigi

Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :

Petunjuk : Berilah tanda centang [√ ¿ pada pertanyaan di bawah ini sesuai


dengan kebiasaan perilaku yang ada pada responden yang berkaitan dengan
menyikat gigi, jawab centang [√ ] pada kolom Ya jika kebiasaan itu dilakukan dan
pada kolom Tidak bila tidak biasa melakukan itu

No Kebiasaan Menyikat Gigi Ya Tidak

1 Apakah adik menyikat gigi 2 kali sehari

2 Apakah adik menyikat gigi setelah sarapan pagi

3 Apakah adik menyikat gigi sebelum tidur

4 Apakah adik menyikat gigi dengan gerakan maju mundur pada


permukaan gigi bagian pengunyahan

5 Apakah adik menyikat gigi dengan gerakan memutar atau setengah


membulat pada bagian gigi yang menghadap pipi dan bibir

6 Apakah adik menggosok gigi menggunakan pasta gigi

7 Apakah adik menggosok lidah dan gusi dengan lembut


8 Apakah adik menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi
sebesar biji jagung

9 Apakah adik menggosok gigi sendiri

10 Apakah adik menggosok gigi dengan lembut dan pelan

11 Apakah adik menyikat gigi setiap hari

12 Apakah adik periksa gigi setiap satu bulan sekali ke puskesmas


atau rumah sakit atau dokter gigi
HASIL UJI KUESIONER

PENGETAHUAN

VALIDITAS

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

P1 16.09 126.491 .588 .759


P2 16.27 127.818 .534 .761
P3 16.18 127.164 .550 .760
P4 16.00 123.800 .826 .752
P5 15.91 124.691 .775 .754
P6 15.91 123.891 .848 .752
P7 15.82 123.964 .912 .752
P8 16.18 125.564 .695 .756
P9 15.91 125.491 .701 .756
P10 15.91 123.891 .848 .752
P11 15.91 123.891 .848 .752
P12 15.82 123.964 .912 .752
P13 15.91 123.891 .848 .752
P14 16.09 126.091 .623 .758
P15 16.00 124.600 .755 .754
TOTAL 8.27 33.418 1.000 .950

RELIBILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.770 16
KUESIONER PERILAKU

VALIDITAS

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

P1 16.64 124.255 .757 .755


P2 16.82 124.964 .666 .757
P3 16.73 126.018 .574 .759
P4 16.64 124.255 .757 .755
P5 16.73 124.018 .750 .754
P6 16.91 126.291 .571 .760
P7 16.55 122.873 .959 .751
P8 16.55 122.873 .959 .751
P9 16.64 123.055 .867 .752
P10 17.00 127.600 .493 .763
P11 16.82 124.964 .666 .757
P12 16.55 122.873 .959 .751
P13 16.55 122.873 .959 .751
P14 16.64 123.855 .793 .754
P15 16.73 125.218 .644 .757
TOTAL 8.64 33.255 1.000 .951

RELIBIALITAS

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.770 16
HASIL PENGOLAHAN DATA

UNIVARIAT
PENGETAHUAN

tk_pengetahuan

Valid 33
N
Missing 0
Mean 1,79
Std. Deviation ,740

tk_pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

TINGGI 13 39,4 39,4 39,4

SEDANG 14 42,4 42,4 81,8


Valid
RENDAH 6 18,2 18,2 100,0

Total 33 100,0 100,0

PERILAKU

tk_perilaku
Valid 33
N
Missing 0
Mean 1,85
Std. Deviation ,870

tk_perilaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

BAIK 15 45,5 45,5 45,5

SEDANG 8 24,2 24,2 69,7


Valid
BURUK 10 30,3 30,3 100,0

Total 33 100,0 100,0


BIVARIAT

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tk_pengetahuan * tk_perilaku 33 100,0% 0 0,0% 33 100,0%

tk_pengetahuan * tk_perilaku Crosstabulation


Count

tk_perilaku Total

BAIK SEDANG BURUK

TINGGI 7 2 4 13

tk_pengetahuan SEDANG 7 5 2 14

RENDAH 1 1 4 6
Total 15 8 10 33

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-


sided)

Pearson Chi-Square 6,486a 4 ,166


Likelihood Ratio 6,428 4 ,169
Linear-by-Linear Association 1,839 1 ,175
N of Valid Cases 33

a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1,45.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai