PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Proposal Penelitian ini telah disetujui, diperiksa dan siap dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Proposal Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi
Mengetahui,
Ketua Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Poltekkes Kemenkes Jambi
ii
PERSETUJUAN PENGUJI
Proposal Penelitian ini telah disetujui, diperiksa dan siap dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Proposal Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi
Penguji I Penguji II
Penguji III
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi
iii
KATA PENGANTAR
Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Proposal penelitian yang
Proposal penelitian ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
studi literatur di Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Jurusan
Proposal penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai
1. Bapak Junaidi, S.Pd, MDSc, selaku ketua Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes
2. Ibu Hj. Rusmiati, SSiT, M.Pd, selaku ketua Program Studi Terapi Gigi
3. Ibu drg. Rina Kurnianti, M.Pd selaku pembimbing utama dalam penulisan
proposal ini.
4. Bapak dan ibu tenaga pendidik dan kependidikan Jurusan Kesehatan Gigi
5. Kedua orang tua dan saudaraku yang telah memberikan nasihat, doa, serta
dukungan moril maupun materil untuk penulis dalam menuntut ilmu, sehingga
iv
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi angkatan 2018 yang telah
penelitian ini.
Proposal penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan oleh sebab itu,
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
mundur ..................................................................................... 21
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anak-anak. Pola hidup sehat sudah menjadi kebutuhan pada setiap individu.
Hal tersebut harus diterapkan sedini mungkin kepada setiap individu sehingga
setiap individu paham dan terbiasa dengan pola hidup sehat. Kesehatan gigi
dan mulut merupakan salah satu bagian dari pola hidup sehat (Gustabella, et
al. 2017).
masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari
tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi
halnya dengan anak lainnya, yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak
agar mereka dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, serta
1
2
2009).
muncul sebelum usia 16 tahun dan memiliki hambatan dalam perilaku adiptif.
mental di Indonesia sekitar 5-9% yaitu sekitar 7-11 juta dari seluruh
penduduk Indonesia, tetapi data tepatnya belum ada. Anak tunagrahita dibagi
Menurut data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2007, terdapat 8,3
juta jiwa anak dengan disabilitas dari total populasi anak di Indonesia
disabilitas dari keluarga miskin, yang salah satunya yaitu retardasi mental
oleh faktor lingkungan, faktor dalam diri anak sendiri, atau kombinasi dari
orang tua. Orang tua yang memiliki anak tunagrahita berperan dalam melatih
dan mendidik anak dalam proses perkembangan anak. Apabila orang tua
berperan maka anak akan mengerti dan mengamati kemudian anak dapat
meniru apa yang dilakukan atau diajarkan oleh orang tua mereka (Istikanah,
2012). Orang tua harus mengetahui dan mengajari anaknya cara merawat gigi
yang baik dan benar. Contohnya orang tua selalu mengajarkan anak tentang
waktu yang tepat dan cara yang baik untuk menyikat gigi serta selalu
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering untuk penderita
kesulitan anak untuk dapat menjaga kesehatan gigi mulutnya secara mandiri
dan kurang aktifnya otot mulut untuk mendapatkan pembersihan alamiah gigi
mengenai perilaku menyikat gigi, diperoleh 4 dari 5 orang tua tersebut masih
4
menyikat gigi dan melihat sekilas kondisi di dalam rongga mulut bahwa
adanya karies gigi. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
hubungan peran orang tua terhadap perilaku menyikat gigi pada anak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara peran orang tua terhadap
perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLB Negeri 1 Kota Jambi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
orang tua terhadap perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLB
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
khususnya tentang ilmu kesehatan gigi dan mulut yang berkaitan dengan
peran orang tua terhadap perilaku menyikat gigi pada anak tunagrahita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
d. Bagi Peneliti
terapi gigi yang berkaitan dengan status kebersihan gigi dan mulut
anak tunagrahita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tingkah atau karakter yang diharapkan atau dimiliki oleh orang yang
(2012) peran adalah bentuk dari perilaku yang di harapkan seseorang. Dari
bahwa orang tua adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
peran orang tua. Agar proses tumbuh kembang anak berjalan optimal, maka
perlu diterapkan pola asuh, asih, asah dalam setiap aktivitas merawat dan
dan Mutiara, E (2015) dijelaskan bahwa peran orang tua terdiri dari :
6
7
kesehatan seperti mengajarkan anak pada perilaku hidup bersih dan sehat,
menyikat gigi, cuci tangan sebelum dan sesudah makan serta memberikan
menyikat gigi, mencuci tangan sebelum dan setelah makan, mendidik anak
3. Pendorong
motivasi, dan pujian pada anak agar anak semangat dan terus merawat
pada anak yang akan mendapat tindakan keperawatan selama anak dirawat
dirumah sakit.
4. Pengawas
5. Konselor
8
keputusan namun orang tua bersikap terbuka dan dapat di percaya dalam
hidupnya.
ingin menirunya.
seorang anak. Peran orang tua sangat berpengaruh dalam merawat dan
1. Membersihkan gigi
kita tidak akan bisa hilang 100%. Sehabis makan makanan yang manis,
anak dibiasakan berkumur dengan air putih, selain itu rutinitas menyikat
Kualitas sikat gigi yang tidak baik akan menyebabkan sakit atau goresan
pada gusi dan gigi ini akan terasa beberapa bulan berlalu ketika kita
menemukan bercak darah pada gigi. Ciri-ciri sikat gigi yang baik yaitu
pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak merusak email dan gusi. Pilih
2009).
terutama sehabis makan dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi setalah
Orang tua dan saudara yang lebih tua merupakan model bagi anak yang
favorit dan makanan yang tidak disukai anak sejak usia dini akan terbawa
sampai dewasa dan sulit dihilangkan. Diet yang baik sangat penting bagi
2016).
Berikut hal-hal yang dapat dilakukan dalam melakukan diet sehat untuk
anak:
b. Hindari mengisi botol dengan cairan seperti air gula, jus atau
minuman ringan.
11
proses pembentukan karakter anak. Peran orang tua sangat penting untuk
salah satu hal yang penting dalam kehidupan anak-anak. Bukan hanya
2016).
mulut.
B. Perilaku
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2012)
stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau pratik yang dengan
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Pemungkin
c. Faktor Penguat/Pendorong
3. Perilaku Kesehatan
bilamana sakit.
seeking behavior)
yakni :
a. Pengetahuan (Knowledge)
telah diterima.
benar.
objek.
b. Sikap (attitude)
tingkatan.
suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-lain. Praktik
tersebut.
19
kebersihan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting karena gigi
permanen ini menjadi gigi utama selama hidup anak kelak dan kesehatan gigi
dan mulut yang kurang terjaga maka akan menyebabkan karies gigi. Wong,
kemampuan motorik halus dan kasar sudah mengalami kemajuan tetapi anak
belum mampu menyikat gigi dengan baik dalam mencapai kebersihan gigi
gigi, waktu menyikat gigi, teknik menyikat gigi dan jenis pasta gigi (Haq,
membersihkan gigi, dan cara yang tepat untuk membersihkan gigi. Oleh
terus menerus.
Waktu yang terbaik untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan
alami.
a. Setiap orang harus mempunyai sikat gigi sendiri supaya tidak tertular
penyakit.
b. Sikat gigi anak untuk anak-anak, sikat gigi dewasa untuk orang
dewasa.
d. Siapkan sikat gigi yang kering dan pasta yang mengandung flour,
.
Gambar 2.2 (Menyikat gigi bagian depan dengan gerakan melingkar).
Sumber : jih.co.id/cara-menyikat-gigi-yang-benar/
hanya satu kali saja agar masih ada sisa fluor yang melekat pada
k. Bersihkan sikat gigi dengan air yang mengalir dan simpanlah sikat
gigi dengan posisi tegak dan kepala sikat gigi berada di atas,
sehingga sikat gigi mudah kering dan siap untuk dipakai lagi.
Sikat gigi adalah alat berbentuk tangkai yang lurus di mana bagian
gusi, terhadap sisa makanan dan plak yang melekat pada gigi. Ada 3
a. Soft, bulu halus. baik di gunakan untuk anak yang gusinya kurang
Pemilihan sikat gigi yang baik yaitu pilih sikat gigi dengan bulu
daerah yang sulit terjangkau. Pemakaian sikat dengan bulu keras dapat
dengan kepala sikat yang ramping, karena mudah mencapai daerah gigi
paling belakang.
Sikat gigi sebaiknya di ganti saat kondisi bulu sikat mulai mekar
atau menyebar. Kondisi bulu sikat seperti ini tidak akan dapat menyikat
gigi dengan efektif. Sebaiknya sikat gigi di ganti setelah tiga bulan
pemakaian. Tetapi jika dalam seminggu sikat gigi sudah terlihat tidak
layak pakai, berarti terdapat kesalahan cara anak menyikat gigi yaitu bulu
Satu hal yang perlu di perhatikan, setiap orang agar memiliki sikat
lainnya supaya tidak tertular penyakit. Sikat gigi juga perlu di bersihkan
setiap selesai di gunakan dengan cara bulu sikat di gosok dengan jari di
bawah air yang mengalir. Kemudian sikat gigi di letakkan tegak dengan
kepala sikat menghadap ke atas agar bulu sikat gigi mengering. Bila bulu
sikat gigi basah, dapat menimbulkan tumbuhnya jamur atau bakteri yang
6. Pasta gigi
yang biasanya terbentuk saat sikat gigi sebaiknya jangan ditelan. Jumlah
gigi dari karies. Penggunaan secara teratur pasta gigi mengandung fluor
dengan cara mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat erosi dari
asam. Menggunakan pasta gigi tidak perlu terlalu banyak, cukup gunakan
plak. Menyikat gigi yang tepat membutuhkan waktu minimal dua menit
(Saringingsih, 2012).
Apabila bulu sikat sudah mekar alias rusak ataupun sikat gigi sudah
gigi anda dengan yang baru apabila salah satu diantara dua hal ini terjadi.
Apabila bulu sikat anda sudah rusak sebelum 3 bulan, bisa jadi itu
merupakan tanda kalau anda menyikat gigi terlalu keras. Selain itu,
pergantian sikat gigi juga di perlukan jika anda menderita sakit karena
25
sikat gigi bisa menjadi tempat menempelnya kuman penyakit dan hal ini
D. Tunagrahita
memberikan batasan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang tidak cukup
tunagrahita jika :
40% atau 3:21. Pada data pokok Sekolah Luar Biasa terlihat kelompok usia
26
orang lain sehingga untuk berat ringannya anak tunagrahita dilihat dari
ini dituturkan oleh Skala Binet dan Skala Weschler. Dalam skala
a. Tunagrahita Ringan
berhitung sederhana.
28
b. Tunagrahita Sedang
c. Tunagrahita Berat
(ringan) adalah mereka yang termasuk mampu didik, bila dilihat dari segi
pendidikan yang tepat bagi mereka. Kelainan fisik lainnya dapat diliat
diri yang sangat kurang dan bahkan sering meminta bantuan orang lain
E. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
31
32
C. Hipotesis
Ha : Ada hubungan peran orang tua terhadap perilaku menyikat gigi pada
menyikat gigi
D. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
33
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
G. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner A
34
2. Kuesioner B
Kuesioner ini terkait dengan peran orang tua yang terdiri dari 15
3. Kuesioner C
H. Hasil Uji-Kuesioner
Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer atau data
tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2011). Data
primer diperoleh dari kuesioner yang diisi langsung oleh orang tua dan anak
35
adalah :
d. Peneliti dibantu oleh tim yaitu 2 mahasiswa dan guru disetiap kelas,
yang ada.
yang ada.
36
1. Editing
2. Skoring
tentang peran orang tua yang terdiri dari 15 pertanyaan dan masing-
3. Coding
jika kurang baik (0-10), cukup (11-20) ,dan baik (21-30). Pada
perilaku menyikat gigi jika kurang baik (0-5) , cukup (6-10) , baik (11-
15).
4. Entry Data
5. Cleaning
sudah di entry apakan ada kesalahan atau tidak saat memasukkan data
di komputer.
6. Tabulating
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat merupakan analisa data yang dilakukan
1 Kota Jambi.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua
2010). Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square yaitu untuk
SPSS.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R., & Tandiari, A. (2016). Kesehatan gigi dan mulut. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Maulani, C. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak : Panduan Orang Tua Dalam
Merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak-anaknya, Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Mujaddid. (2014). Kesehatan Anak dengan Disabilitas. Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan. ISSN: 2088-270X. Di unduh melalui
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/...pdf. [diakses
17 Maret 2016].
Mutiara, H., & Eddy, F. N. E. (2015). Peranan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan
Gigi Anak dengan Status Karies Anak Usia Sekolah Dasar. Medical
Journal of Lampung University. Diakses pada 10 Februari 2022. Dari
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1464.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk. Jakarta: EGC.2005.
Prasasti, I. (2016). Hubungan Peran Orang Tua Dalam Kebersihan Gigi Dan
Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di Taman
Kanak-Kanak (Tk) Pgri Kelurahan Ngesrep Semarang. Skripsi.
Pratiwi, D., (2009). Gigi Sehat dan Cantik, Pertama. ed. Buku Kompas, Jakarta:
6- 10.
Sariningsih E. (2012). Gigi Busuk dan Poket Periodontal Sebagai Fokus Infeksi.
Jakarta: Elexmedia Komputindo.