Anda di halaman 1dari 52

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN


GIGI DAN MULUT IBU HAMIL TERHADAP GINGIVITIS DI MASA
KEHAMILAN TRIMESTER SATU
Proposal Skripsi

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kesehatan Gigi

Disusun oleh:

AFRIDA ELFI SIREGAR


P1337425221055

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul ”Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan


Gigi dan Mulut Ibu Hamil terhadap Gingivitis di masa Kehamilan Trimester
Satu”.
Nama : Afrida Elfi Siregar
NIM : P1337425221055
Tahun : 2022
Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi
Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Poltekkes Semarang.

Semarang, 29 Maret 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendampi

Dr.drg.Endah Aryati Ekoningtyas, MDSc drg. Irma H.Y.Siregar, MH.Kes


NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 19651006 199203 2 003
iii

HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi dengan judul ”Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan
Gigi dan Mulut Ibu Hamil terhadap Gingivitis di masa Kehamilan Trimester
Satu”.
Nama : Afrida Elfi Siregar
NIM : P1337425221055
Tahun : 2022

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Validasi Proposal Skripsi Program
Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Semarang pada
Hari 2022.
Semarang, 29 Juni 2022

Ketua Penguji I

Hermien Nuraheni, SKM. M.Kes


NIP. 19690830 19903 2 001

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Dr.drg.Endah Aryati Ekoningtyas, MDSc drg. Irma H.Y.Siregar,MH.Kes


NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 19651006 199203 2 003

Ketua
Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan

Salikun, S.Pd, M.Kes


NIP. 19620406 198803 1 002
iv

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti baik sebagian atau keseluruhan dari skripsi ini
merupakan hasil karya orang lain, maka dengan penuh kerelaan gugur gelar
kesarjanaan saya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dalam kondisi sehat dan
tanpa tekanan dari siapapun.
v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Penelitian...........................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................4
E. Keaslian Penelitian.........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori..............................................................................8
B. Kerangka Teori............................................................................25
C. Hipotesis.......................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep.........................................................................26
B. Jenis Penelitian.............................................................................26
C. Subjek Penelitian..........................................................................27
D. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................27
E. Definisi Operasional.....................................................................28
F. Instrumen penelitian.....................................................................30
G. Analisis Data................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya...............6


Tabel 2.1 Nilai atau Skor Indeks Gingiva....................................................24
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Indeks Gingiva................................................24
Tabel 3.1 Definisi Operasional.....................................................................28
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian.....................................................................30
vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori.........................................................................25


Gambar 3.1 Kerangka Konsep......................................................................26
viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Informed Consent
Lampiran 3 : Kuisioner
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan akan berbagai macam
penyakit khususnya penyakit gigi dan mulut. Salah satu penyebab faktor
tersebut adalah pada masa kehamilan yang memicu perubahan hormon pada
ibu hamil, dalam kehamilan merupakan suatu proses yang melibatkan
perubahan fisiologis, anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal
mempengaruhi hampir di semua sistem organ termaksud rongga mulut, dalam
keadaan ini biasa terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan prosterogen
selama masa kehamilan yang memicu terjadinya penyakit gigi dan mulut
(Mutmainah,2016).
Dalam perubahan hormon pada saat kehamilan sangat mempengaruhi
kondisi rongga mulut ibu hamil. Peningkatan kadar hormon esterogen dan
prosterogen pada ibu hamil mengakibatkan mengubah komposisi mikrobiota
biofilm, biologis jaringan gingiva dan pembuluh darah hasilnya adalah respon
peradangan berlebihan dengan tanda-tanda klinis dan gejala yang dapat
terlihat pada gingiva (Abdul, 2014). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut, dimana dijumpai bahwa 30-100% wanita
mengalami gingivitis selama periode kehamilan. Kehamilan juga akan
meningkatkan risiko terjadinya karies gigi karena adanya perubahan pada
lingkungan rongga mulut (Saputri, 2016).
Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan Indonesia (2018)
revalensi gingivitis di Indonesia menduduki peringkat kedua yang
menunjukan angka 96,58% sedangkan di Jawa Tengah sebesar 25,8%
(Kementrian Kesehatan, 2018). Berdasarkan data kesehatan gigi dan mulut di
posyandu pada ibu hamil diketahui bahwa 80% ibu hamil memiliki
pengetahuan kurang, hal ini diketahui berdasarkan wawancara yang dilakukan
2

pada ibu hamil dalam kelompok posyandu, hal ini memicu terjadinya masalah
pada gigi dan mulut ibu hamil serta berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh petugas posyandu didapatkan bahwa ibu hamil tersebut mengalami gusi
meradang atau biasa disebut gingivitis.
Perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan
sangat erat kaitannya dengan pengetahuan ibu hamil tentang penyakit gigi dan
mulut serta pemeliharaan kesehtaan gigi secara umum ataupun selama masa
kehamilan (Al Subait et al, 2016). Disebutkan dalam suatu penelitian bahwa
selama masa kehamilan terdapat sekitar 58% ibu hamil tidak melakukan
perawatan kesehatan gigi dan mulut secara benar , hal ini disebabkan oleh
karena kurangnya pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan (Anggraini and Andreas, 2015). Kurangnya pengetahuan
akan kesehatan gigi dan mulut serta perilaku yang kurang baik dari seorang
ibu hamil akan memicu masalah kesehatan gigi dan mulut yang di mana
dalam masalah kesehatan gigi dan mulut yang sangat sering dialami oleh ibu
hamil adalah masalah penyakit gingivitis. Gingivitis merupakan penyakit
jaringan periodontal yaitu tepi gingiva yang berwarna kemerahan sampai
merah kebiruan, pembesaran kontur gingiva karena edema dan mudah
berdarah (Fatmasari and Lismawati, 2020).
Gingivitis pada saat kehamilan disebabkan oleh karena adanya
peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron di dalam darah.
Adanya perubahan hormonal disertai dengan perubahan vaskuler
menyebabkan gingiva menjadi sensitif khususnya terhadap toksin maupun
iritan lainnya, seperti plak dan kalkulus yang mengakibatkan gingiva
mengalami peradangan. Keadaan ini ditandai dengan papila interdental yang
memerah, bengkak, mudah berdarah dan disertai rasa sakit. Gingivitis pada
saat kehamilan merupakan kondisi reversibel yang dapat bersifat lokal atau
menyeluruh. Perubahan hormonal dan vaskuler yang dihubungkan dengan
kehamilan dapat menyebabkan respon gingiva yang berlebihan terhadap plak
bakteri. Kehamilan dapat memperberat kondisi yang telah ada sebelumnya.
3

Bila seorang ibu hamil telah mengalami infeksi gingiva sebelumnya,


kemungkinan besar infeksi gingiva akan bertambah buruk selama kehamilan
berlangsung terutama bila tanpa dilakukan perawatan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas pelabuhan
sambas Kota Sibolga diketahui bahwa terdapat 100 kunjungan ibu hamil
dengan masa kehamilan trimester 1 dengan kebersihan gigi dan mulut dalam
kategori buruk sebanyak 60 orang dengan persentase (60%), dengan tingkat
pendidikan terakhir adalah tamatan SD (sekolah dasar), berdasarkan
wawancara dengan ibu hamil yang berkunjung di puskesmas pelabuhan
sambas tentang pertanyaan seputar kebersihan gigi dan mulut beberapa ibu
hamil tidak dapat menjawab atau tidak mengerti tentang cara menjaga
kebersihan gigi dan mulut dari hal tersebut diketahui bahwa ibu hamil yang
berkunjung mempuyai pengetahuan yang kurang tentang kebersihan gigi dan
mulut sehingga menimbukan masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu
gingivitis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu apakah
ada hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap
gingivitis pada ibu hamil di masa kehamilan trimester 1 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menganalisa hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut terhadap gingivitis pada ibu hamil di masa kehamilan terimeter
1
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengukur tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut terhadap gingivitis pada ibu hamil di masa kehamilan
trimester 1
b. Untuk memeriksa gingiva indeks (GI) pada ibu hamil di masa
kehamilan trimester 1
4

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan gigi.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
mengenai hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
terhadap gingivitis pada ibu hamil dimasa kehamilan trimester 1 manfaat
praktis :
a. Manfaat bagi institusi
Dapat menambah perbendaharaan skripsi yang telah ada dan dapat
bermanfaat bagi mahasiswa/i jurusan kesehatan gigi serta dapat
dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman, pengetahuan serta menambah wawasan
sebagai pedoman dalam edukasi khususnya dalam pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil pada masa kehamilan
trimester 1 .
5
6

E. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 perbandingan penelitian dengan penelitian sebelumnya

No Nama Judul Penelitian Variabel Metode Hasil penelitian Perbedaan


Peneliti penelitian Penelitian Penelitian
1 Variabel Analitik dengan Uji Correlation Kendall Tau Perbedaan
Vega Roosa Hubungan Pengetahuan ibu hamil penelitian : pendekatan cross Penelitian ini
didapatkan nilai sebesar -0,441
sectional study
Fione tentang kebersihan gigi dan mulut Variabel termasuk
Bebas : dengan kekuatan korelasi cukup penelitian
Jeana Lydia dengan gingivitis di puskesmas
Pengetahuan dengan nilai p sebesar 0,000 korelasional.
Maramis
(2018) ibu hamil lebih kecil dari nilai α=0,05
Penelitian
korelasional
sehingga terdapat nilai korelasi adalah penelitian
Variabel yang bermakna antara variabel yang
terikat : dimaksudkan
pengetahun kebersihan gigi dan
Kejadian untuk mengetahui
gingivitis mulut terhadap variabel ada dan tidaknya
gingivitis pregnancy hubungan antara
dua atau beberapa
2 Variabel Jenis penelitian ini Hasil uji statistik antara tingkat variabel pada
Ian Rizkuha Hubungan tingkat pengetahuan penelitian :
adalah survei pengetahuan dengan perilaku suatu studi atau
Simajuntak dengan perilaku pemeliharaan Variabel analitik dengan dengan nilai p=0,0001 (p<0,05).
subjek
Bebas :
(2020) kesehatan gigi dan mulut pada Pengetahuan pendekatan cross bahwa tingkat pengetahuan
ibu hamil di klinik bersalin dan perilaku sectional. mempengaruhi perilaku
ibu hamil
nirmala sapni medan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut pada ibu hamil
7

3 Afrida Elfi Hubungan pengetahuan Variabel Penelitian ini - -


bebas :
Siregar (2022) pemeliharaan kesehatan gigi termasuk
Pengetahuan
dan mulut ibu hamil terhadap pemeliharaan penelitian
ibu
gingivitis dimasa kehamilan korelasional.
trimester 1 Variabel Penelitian
terikat :
korelasional
Kejadian
gingivitis adalah penelitian
pada
yang
kehamilan
trimester 1 dimaksudkan
untuk mengetahui
ada dan tidaknya
hubungan antara
dua atau beberapa
variabel pada
suatu studi atau
subjek
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk
menangkap, mengingat, mengulang, menghasilkan informasi
sehingga otak akan bekerja, dan menyimpan informasi tersebut di
dalam memori (Sanchaya, 2017). Pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut merupakan salah satu usaha untuk mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan gigi melalui pendekatan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan
mulut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku sesorang yang awalnya memiliki perilaku yang tidak sehat
menjadi sehat. (Ramadhan, 2016).
Kesehatan gigi dan mulut salah satu bagian yang tidak bisa di
pisahkan dengan kesehatan tubuh dan lainya. Kesehatan gigi dan
mulut menjadi sangat penting bagi kesehatan tubuh, namun pada
dasarnya kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan oleh masyarakat
sehingga masalah kesehatan gigi dan mulut dapat terjadi seperti
masalah karies gigi yang masih menjadi masalah yang umum
dihadapi masyarakat (Nismal, 2018). Tanpa terkecuali pendidikan
kesehatan gigi juga diberikan pada anak. Pengetahuan sangat penting
dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan
gigi dan mulut anak (Almujadi dan Taadi 2017).
Pengetahuan sangat penting dalam mendasari terbentuknya
perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia
dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya
kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat
mempengaruhi keadaan giginya. Pemberian pengetahuan kesehatan
9

gigi dan mulut sebaiknya diberikan pada anak usia sekolah


(Ferry2014).
b. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu
(Mubarak, 2007) :
1) Umur
Umur sangat mempengaruhi terjadinya perubahan pada psiskis
dan mental seseorang, semakin bertumbuh seseorang akan
semakin berkembang pola pikir dalam aspek psikis dan psikologi
( mental ) yang menentukan seseroang dikatakan semakin
dewasa.
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berkembang sering dengan
bertambahnya umur seseorang, dalam hal ini semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik
pengetahuan mengenai sesuatu khasnya dalam kesehatan gigi dan
mulut, untuk itu pendidikan menjadi hal utama untuk menentukan
bagaimana cara seseorang menghadapi masalah kesehatan gigi
dan mulutnya.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami
oleh seserang dalam kehidupan yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-
beda, ketika seseroang memiliki pengalaman yang baik tentang
sesuatu maka akan timbul psikologi dan akan timbul kesan yang
baik namun sebaliknya jika seseorang memiliki pengalaman yang
buruk akan seseuatu maka akan timbul rasa cemas yang mengarah
pada tindakan negatif.
4) Sumber informasi
Sumber informasi bisa didapatkan dari berbagai aspek misal
pada lingkungan keluarga, melalui pendidikan formal dan non
formal, informasi yang baik akan memberikan pengaruh jangka
10

pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan


pengetahuan, majunya perkembangan teknologi saat ini
mendorong sumber informasi menjadi sangat baik seseorang akan
mendapat informasi yang diperlukan merlalui berbagai sumber
informasi misal pada media sosial, media cetak atau pun media
elektronik. Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut (Erfandi, 2009).
c. Tingkat Pengetahuan
Didalam domain kognitif menurut (Notoatmojdo, 2010)
pengetahuan mempunyai enam tingkat yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
didapat sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi orang lain.
4) Analisis (Analysis)
11

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi


atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu dengan yang lainnya.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi-
formulasi yang ada
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian–penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan menurut W. Gulo (2010). Ada
beberapa cara yang digunakan oleh manusia untuk memperoleh
pengetahuan, antara lain :
1) Metode Keteguhan
Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena
merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan
dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah,
dan bukan berasal dari monyet, diterima sebagai kebenaran
keyakinan agama.
2) Metode Otoritas
Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya
mempunyai otoritas untuk itu. Bahwa alam semesta adalah
ciptaan Allah diterima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya
adalah al-kitab. Pernyataan dari seorang tokoh tertentu juga
diterima sebagai kebenaran karena ia mempunyai keahlian di
bidang itu.
12

3) Metode A Priori Atau Intutusi


Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan
intuisi.
4) Metode Tradisional
Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang berlaku
didalam lingkungannya. Cara kuno atau tradisional ini dipakai
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum
ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan statistik dan
logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi:
(Muthmainnah, no date)
a) Cara coba-salah ( Trial and Error )
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan
ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya,
sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya
maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau
salah) atau metode coba salah (coba-coba).
b) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
ini merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
c) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
13

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada orang tua anak


akan memengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut pada anak, karena para orang tua yang menjaga
perawatan kesehatan anak termasuk kesehatan gigi dan
mulutnya. Jika pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan
gigi pada orang tua kurang mendukung, maka perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak menjadi
kurang mendukung (Hidayah et al., 2021)
Pemberian pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
sebaiknya diberikan sejak usia dini, karena pada usia ini anak
akan mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan
yang harus dijauhi dan kebiaasaan yang mempengaruhi
keadaanya giginya. Pemberian pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut sebaiknya diberikan pada anak usia sekolah.
2. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio
atau fetus di dalam tubuhnya. Masa kehamilan mulai dari ovulasi
sampai partus kira-kira 280 hari ( 40 minggu ) dan tidak boleh lebih
dari 300 hari atau 43 minggu (Kuswanti, 2014).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar
atau 9 bulan kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangusng dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu ( minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,
2014).
14

1) Fisiologis
Terjadi beberapa perubahan pada tubuh dikarenakan adaptasi
tubuh terhadap kehamilan, beberapa perubahan tersebut
diantaranya :
2) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi
berat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami
hipertrofi dan hiperplasia menjadi lebih besar, lunak dan
dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin
(Manuaba, 2013).
b) Vagina
Vagina dan vulva mengalami pengingkatan pembuluh darah
karena pengaruh esterogen sehingga tampak makin berwarna
merah dan kebiru – biruan (tanda Chadwick) (Manuaba,
2013).
c) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan,indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia
kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2013).
b. Perubahan fisiologis selama kehamilan
Menurut Mansjoer dalam Asriwati, (2019) masa kehamilan dibagi
menjadi tiga periode yaitu kehamilan trimester pertama, kedua, dan
ketiga
1) Trimester pertama ( hingga 14 Minggu Pertama )
Ibu hamil akan mengalami banyak gejala dan keluhan
selama trimester ini, sebagai penyesuaian dengan perubahan
hormonal kehamilan. Pada minggu-minggu awal, perut mungkin
belum terlihat membuncit, tetapi banyak hal yang akan terjadi
didalam tubuh. Perubahan hormon yang paling berkontribusi
15

terhadap gejala kehamilan adalah peningkatan kadar estrogen dan


hCG yang menyebabkan mual dan muntah yang akan dirasakan
ibu hamil selama beberapa bulan pertama kehamilannya. Selain
itu, ibu hamil juga akan merasa lebih lelah dari biasanya selama
trimester pertama, gejala yang disebabkan oleh meningkatnya
kadar hormon progesteron yang dapat menyebabkan kantuk.
2) Trimester kedua ( 14-26 minggu)
Pada trimester kedua, gejala yang tidak menyenangkan
seperti kehamilan awal dapat berkurang atau bahkan menghilang.
Tidur mungkin akan menjadi lebih mudah dan tingkat energi
dapat meningkat. Meskipun gejala yang tidak menyenangkan
cenderung hilang, tetapi gejala lain mungkin akan muncul saat
perkembangan janin mulai meningkat. Ibu hamil akan merasakan
lebih banyak tekanan pada panggul, seperti sesuatu yang
membebani. Perut akan mulai terlihat membuncit dan kulit di
sekitar perut cenderung gatal karena adanya peregangan kulit. Ibu
juga akan mengalami lebih banyak sakit punggung karena beban
dibagian depan tubuh.
3) Trimester ketiga (27 minggu hingga akhir kehamilan)
Ketika rahim mendorong diafragma, otot yang mengatur
pernapasan akan terganggu, sehingga akan merasa lebih sesak.
Pergelangan kaki, tangan, kaki, dan wajah mungkin akan
membengkak karena menahan lebih banyak cairan dan sirkulasi
darah yang melambat. Bayi juga akan mulai turun ke jalan lahir
untuk bersiap lahir ke dunia.
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi
dan mulut yang perlu mendapat perhatian selama masa
kehamilan, antara lain (Chandra,et.al.2017).
a) Trimester I (masa kehamilan 0 -3 bulan )
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi
dan mulut yang perlu mendapat perhatian selama masa
kehamilan, antara lain:
16

(1) Pada waktu mual hindarilah menghisap permen atau


mengulum permen terus-menerus, karena hal ini dapat
memperparah kerusakan gigi yang telah ada.
(2) Apabila ibu hamil mengalami muntah-muntah
hendaknya setelah itu mulut dibersihkan dengan
berkumur menggunakan larutan soda kue (sodium
bicarbonate) dan menyikat gigi setelah 1 jam.
b) Trimester II (masa kehamilan 4 -6 bulan )
Pada masa ini, ibu hamil kadang-kadang masih merasakan
hal yang sama seperti pada trimester I kehamilan. Karena itu
tetap harus diperhatikan aspek-aspek yang dijelaskan diatas.
Selain itu, pada masa ini biasanya merupakan saat terjadinya
perubahan hormonal dan faktor lokal (plak) yang dapat
menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain:
1) Peradangan pada gusi, warnanya kemerah-merahan dan
mudah berdarah terutama pada waktu menyikat gigi. Bila
timbul pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa
sakit.
2) Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut
epulis gravidarum, terutama pada sisi yang berhadapan
dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi menjadi
merah keunguan sampai kebiruan, mudah berdarah dan
gigi terasa goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga
menutupi gigi. Bila terjadi hal-hal seperti diatas
sebaiknya segera menghubungi tenaga pelayanan
kesehatan gigi utnuk mendapat perawatan lebih lanjut.
c) Trimester III (masa kehamilan 7-9 bulan )
Benjolan pada gusi antara 2 gigi (epulis gravidarum) diatas
mencapai puncaknya pada bulan ketujuh atau kedelapan.
Meskipun keadaan ini akan hilang dengan sendirinya setelah
melahirkan, kesehatan gigi dan mulut tetap harus dipelihara.
Setelah persalinan hendaknya ibu tetap memelihara dan
17

memperhatikan kesehatan rongga mulut, baik untuk ibunya


sendiri maupun bayinya. Jika terjadi hal-hal yang tidak biasa
dalam rongga mulut, hubungilah tenaga pelayanan kesehatan
gigi.
c. Gangguan kesehatan gigi dan mulut saat kehamilan
Ibu hamil mengalami perubahan fisiologis baik pada tubuh maupun
rongga mulut, hal ini dapat terlihat terutama pada gingiva. Kehamilan
tidak langsung menyebabkan penyakit periodontal, tetapi akibat
adanya perubahan hormon dan perubahan perilaku selama kehamilan
dapat menjadi faktor predisposisi yang menyebabkan masalah pada
rongga mulut (Simanjutak, 2020).
1) Gingivitis kehamilan
Perubahan hormonal disertai perilaku kebersihan mulut yang
terabaikan akibat kurangnya pemahaman dapat meningkatkan
resiko terkena masalah kesehatan gigi dan mulut, seperti
gingivitis kehamilan. Gingivitis kehamilan adalah masalah
kesehatan mulut yang paling sering terjadi selama kehamilan,
dengan prevalensi 60- 70% (Srivastava, 2011).
Gingivitis kehamilan muncul sebagai respon inflamasi
gingiva yang berlebihan terhadap penumpukan iritan lokal seperti
plak dan sisa makanan. Perubahan gingiva biasanya terjadi antara
bulan ketiga hingga kedelapan, mencapai puncaknya pada bulan
keenam kehamilan, sedikit menurun pada bulan ketujuh hingga
sembilan, dan berangsur-angsur menurun setelah melahirkan.
Gingiva akan menjadi bengkak, berwarna merah terang, sensitif
dan mudah berdarah secara spontan. Gingiva memperlihatkan
kecenderungan yang meningkat terhadap perdarahan terutama
pada saat menyikat gigi. Kadang-kadang penderita mengalami
sedikit rasa sakit (Soulissa, 2014).
Gingivitis kehamilan paling sering terlihat di gusi bagian
depan mulut. Penyebabnya adalah meningkatnya hormon seks
wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon
18

yang berlebihan terhadap faktor iritasi lokal. Faktor iritasi lokal


dapat berupa rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa
makanan, maupun berupa rangsangan keras seperti kalkulus, tepi
restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang
kasar. Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah menjadi
penyebab langsung dari gingivitis kehamilan, tetapi juga
tergantung pada tingkat kebersihan mulut pasien Selama
kehamilan, tingkat progesteron pada ibu hamil bisa 10 kali lebih
tinggi dari biasanya. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan
bakteri tertentu yang menyebabkan peradangan gusi. Juga
perubahan kekebalan tubuh selama kehamilan yang menyebabkan
reaksi tubuh yang berbeda dalam menghadapi bakteri penyebab
radang gusi (Simanjutak, 2020).
2) Epulis gravidarum
Selain gingivitis kehamilan, salah satu bentuk perubahan yang
terjadi pada gingiva selama masa kehamilan adalah epulis
gravidarum atau disebut juga granuloma pyogenic. Epulis
gravidarum merupakan kelainan gingiva yang jarang terjadi pada
masa kehamilan, dengan prevalensi hanya 0,2 sampai 5% epulis
gravidarum merupakan lesi jinak vaskuler yang terdapat pada
mukosa rongga mulut yang timbul sebagai respon terhadap
stimulasi seperti hormon, luka akibat trauma, atau iritan lokal.
Gambaran klinis dapat berupa eksofitik, berlobul, atau memiliki
permukaan yang halus dengan warna merah atau keunguan serta
memiliki tekstur yang lembut dan spongy. Pada permukaannya
jarang ditemukan adanya ulkus. Gejala klinis biasanya muncul
setelah trimester pertama, yang kemudian berkembang dengan
cepat dan menghilang setelah melahirkan meskipun dapat timbul
pada setiap lokasi di gingiva, epulis gravidarum kebanyakan
timbul di papila interdental, dan umumnya lebih sering di daerah
labial pada rahang atas. Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat
bergeser dan menjadi lebih mudah goyang, meskipun kerusakan
19

tulang jarang terjadi di sekitar gigi yang berdekatan dengan epulis


(Simanjutak, 2020).
3) Gingivitis
a) Defenisi gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang
mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar.
Merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi,
periodonsium, dan dengan membentuk hubungan dengan
gigi, gingiva berfungsi melindungi jaringan dibawah
pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.
Gingiva tergantung pada gigi geligi : bila ada gigi geligi,
gingiva juga ada dan bila gigi dicabut gingiva akan hilang
(Mulyani, 2020).
Gambaran klinis gingiva dipakai sebagai dasar untuk
mengetahui perubahan patologis yang terjadi pada gingiva
yang terjangkit suatu penyakit. Gambaran gingiva normal
terdiri dari:
b) Warna gingiva
Warna gingiva normal umumnya berwarna merah jambu
(corak pink). Hal ini diakibatkan oleh adanya suplay darah,
kebal dan derajat lapisan keratin epitalium serta sel-sel
pigmen . Warna ini bervariasi pada setiap orang dan erat
hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada
gingiva biasanya terjadi pada individu yang memiliki warna
kulit yang gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari
coklat sampe hitam. Warna pada alveolar mucosa tidak
mempunyai lapisan kratin dan epitelnya tipis
c) Besar gingiva
Besar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler,
interseluler dan suplay darah. Perubahan besar gingiva
merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada
penyakit periodontal.
20

d) Kontur Gingivia
Kontur dan besar gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini
dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada
lengkungannya, lokalisasi dan luas area kontak proximal dan
dimensi embrasur (interdental). Gingiva oral maupun
vestibular. Interdental papil menutupi bagian interdental ,
sehingga tampak lancip .
e) Konsistensi
Gingiva melekat erat kestruktur dbawahnya dan tidak
mempunyai lapisan submucosa sehingga gingiva tidak dapat
digerakkan dan kenyal.
f) Tekstur
Permukaan attached gingiva berbintik-bintik seperti kulit
jeruk. Bintik-bintik ini disebut stipiling . Stipiling akan
terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan
(Mulyani, 2020).
(1) Pengertian gingivitis
Gingivitis adalah akibat proses peradangan gusi .
Biasanya disebabkan oleh plak, dan tanpa plak penyakit
gusi tidak dapat terjadi. Ini berarti dapat disembuhkan
bila rajin membersihkan semua plak dari gigi-giginya.
Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang ditandai
adanya perubahan bentuk dan warna pada gusi atau
gingivitis adalah salah suatu gangguan gigi berupa
pembengkakan atau radang pada gusi (gingiva).
(2) Macam – macam gingivitis
Gingivitis terdiri dari 5 macam yaitu :
(a) Gingivitis marginalis adalah peradangan gingiva
bagian marginal yang merupakan stadium awal dari
penyakit periodontal (Rosad. 2009)
(b) Gingivitis pubertas adalah yang sering terjadi pada
anak-anak usia pubertas, yang ditandai dengan
21

gejala gingiva mengalami perubahan warna menjadi


merah sampai kebiru-biruan, konsistensi gingiva
berubah menjadi lunak atau oedematous, licin dan
berkilat dan pemukaan gingiva , terutama papila
interdental yang terlibat terlihat licin dan berkilat
(c) Gingivitis pregnancy, adalah gingivitis yang sering
terjadi pada ibu hamil biasanya ditandai dengan
gejala gingiva cenderung mudah berdarah, baik
karena iritasi mekanis maupun secara spontan ,
gingiva biasanya mengalami perubahan warna
menjadi merah terang kebiru-biruan dan konsisensi
gingiva bebas dan gingiva interdental adalah lunak
dan getas ( mudah tercabik ).
(d) Scorbutic gingivitis adalah merupakan gingivitis
yang terjadi karena defisiensi vitamin C, ditandai
dengan adanya hiperplasi atau ulserasi dan berwarna
merah terang atau merah menyala.
(3) Faktor penyebab gingivitis
Faktor-faktor etiologi penyakit gingiva dapat
diklasifikasikan dengan berbagai cara. Berdasarkan
keberadaannya, faktor-faktor tersebut dapat
diklasifikasikan atas:
(a) Faktor etiologi
i. Plak dental atau plak bakteri adalah biofilm yang
menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan
keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi
lepasan dan cekat.
ii. Kalkulus dental adalah masa terklasifikasi yang
melekat kepermukaan gigi asli maupun gigi
tiruan. Biasanya kalkulus terdiri dari plak bakteri
yang telah mengalami mineralisasi. Berdasarkan
lokasi perlekatannya dikaitkan dengan tepi
22

gingiva, kalkulus dental dapat dibedakan atas


kalkulus supra gingiva dan subgingiva.
iii.Material alba adalah deposit lunak, bersifat
melekat, berwarna putih keabuan , dan daya
melekatnya lebih rendah dibandingkan dengan
plak dental.
iv. Stain dental adalah deposit berpigmen pada
permukaan gigi.
(b) Faktor etilogi sistemik
Faktor-faktor sistemik adalah faktor yang
mempengaruhi tubuh secara keseluruhan misalnya :
i. genetik
ii. nutrisional
iii. hormonal
iv. hematologi
(4) Gingivitis pada kehamilan
Gingivitis kehamilan merupakan istilah untuk
menggambarkan keadaan klinis peradangan yang terjadi
pada gingiva yang dialami oleh ibu hamil, perubahan
hormon pada ibu hamil menjadi salah satu penyebab
terjadinya gingivitis serta kurangnya kesadaran dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut. Dalam keadaan ini
dapat mengakibatkan perubahan pada gusinya selama
masa kehamilan, sehingga gusi mejadi lebih pekat
terhadap ransangan seperti merah dan berdarah ketika
menyikat gigi. Gingivitis kehamilan secara klinik
ditandai dengan warna merah dan pembesaran pada tepi
gingiva serta pembengkakan papilla interdental. Oleh
karena itu saat kehamilan ibu lebih rentan terkena
penyakit gigi dan mulut maka diperlukan perhatian lebih
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dalam hal
ini ibu hamil dapat melakukan beberapa cara yaitu :
23

(a) Bila ibu mengalami muntah-muntah segera


bersihkan mulut dengan kumur-kumur atau
menyikat gigi
(b) Mengatur pola makan dan menhindari makanan
kariogenik
(c) Menyikat gigi secara teratur
(d) Memeriksakan keadaan rongga mulut pada dokter
setiap 6 bulan sekali.
(5) Pengaruh skor gingivitis terhadap ibu hamil (Ria
Silviani,2019)
(a) Skor 0 gingiva sehat : tidak ada peradangan , tidak
ada perubahan warna dan tidak ada perdarahan
(b) Skor 1 peradangan ringan : terlihat ada sedikit
perubahan warna dan sedikit edema, tetapi tidak ada
perdarahan saat probing
(c) Skor 2 peradangan sedang : warna kemerahan,
adanya edema, dan terjadi perdarahan saat probing
(d) Skor 3 peradangan berat : warna merah terang atau
menyala, adanya edema, ulserasi, kecenderungan
adanya perdarahan spontan
3. Indeks Pengukuran Gingiva
Gingivitis dan periodontitis merupakan penyakit keradangan jaringan
periodontal yang banyak diderita masyarakat di Indonesia. Gingivitis diukur
dengan indeks gingiva. Indeks adalah metode untuk mengukur kondisi dan
keparahan suatu penyakit atau keadaan pada individu maupun populasi.
Indeks digunakan pada praktik di klinik untuk menilai status gingiva pasien
dan mengikuti perubahan status gingiva seseorang dari waktu ke waktu. Pada
penelitian epidemiologis, indeks gingiva digunakan untuk membandingkan
prevalensi gingivitis pada kelompok populasi. Pada penelitian klinis, indeks
gingiva dapat dipakai untuk menilai efektifitas suatu pengobatan atau
alat(Fiorellini et al,2012)
Indeks yang ideal memiliki sifat-sifat sederhana, dapat digunakan dengan
cepat, akurat, dapat dipakai ulang, dan dapat digunakan untuk menghitung.
Indeks gingiva akan mengukur hal-hal seperti warna gusi, kontur gusi,
perdarahan gusi, luasnya keterlibatan gusi, dan laju alir cairan gusi.
Kebanyakan indeks gingiva berskala ordinal (0, 1, 2, 3, dan sebagainya)
untuk menunjukkan tingkat keparahan dan keluasan peradangan. Angka-
24

angka tersebut biasanya akan dirangkum untuk menunjukkan status gingiva


seseorang atau pada suatu populasi. Status kesehatan gingiva diukur dengan
indeks gingiva yang merupakan ukuran pengukuran kesehatan gingiva yang
diperoleh melalui pengamatan visual, palpasi, dan probing (Fiorellini et
al,2012)
Indeks gingiva pertama kali diusulkan oleh Loe dan Silness pada tahun
1963 untuk menilai tingkat keparahan dan banyaknya peradangan gusi pada
seseorang atau pada subjek di kelompok populasi yang besar. Indeks gingiva
hanya menilai keradangan gusi. Menurut metode ini, keempat area gusi pada
masing-masing gigi (fasial, mesial, distal, dan lingual) dinilai tingkat
keparahannya dan diberi skor 0-3. Kriteria keparahan kondisi gingiva dapat
terlihat pada tabel berikut (Fiorellini et al,2012)

Tabel 2.1 Nilai Atau Skor Indeks Gingiva


Skor Keadaan Gingiva
0 Gingiva normal : tidak ada peradangan, tidak ada
perubahan warna, dan tidak ada perdarahan
1 Peradangan ringan : terlihat ada sedikit perubahan warna
dan sedikit edema, tetapi tidak ada perdarahan saat
probing
2 Peradangan sedang : warna kemerahan, adanya edema,
dan terjadi perdarahan saat probing
3 Peradangan berat : warna merah terang atau merah
menyala, adanya edema, ulserasi, kecenderungan adanya
perdarahan spontan
Perdarahan dinilai dengan cara menelusuri dinding margin gusi pada
bagian dalam saku gusi dengan probe periodontal. Skor keempat area
selanjutnya dijumlahkan dan dibagi empat, dan merupakan skor gingiva
untuk gigi yang bersangkutan. Dengan menjumlahkan seluruh skor gigi dan
dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa, akan didapat skor indeks gingiva
seseorang.
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Indeks Gingiva
Kriteria Skor
Sehat 0
Peradangan Ringan 0,1 – 1,0
Peradangan Sedang 1,1 – 2,0
Peradangan Berat 2,1 – 3,0
25

B. Kerangka Teori

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

Ibu Hamil dan masa


kehamilan

Trimester 1 Trimester II Trimester III

Perubahan Kadar Hormon


Pada Ibu Hamil

PlaK

Gingivitis

Gingivitis Gingivitis Gingivitis


Sedang Ringan Berat

C. Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan gingivitis di masa
kehamilan trimester 1.
H1 : Ada hubungan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut ibu hamil dan gingivitis di masa kehamilan trimester 1.
26

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Variabel pada penelitian ini dengan judul hubungan pengetahuan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap gingivitis pada masa
kehamilan trimester 1 dapat di jabarkan variabel sebagai berikut :

Variabel Bebas Variabel Terikat


Pengetahuan kesehatan gigi Gingivitis pada masa
dan mulut tentang kehamilan trimester 1
pemeliharaan kesehatan gigi
ibu hamil

Variabel Terkendali Variabel Tak Terkendali


- Pendidikan ibu hamil - kondisi sistemik
dibawah SMA - kekurangan vit C
- Umur ibu hamil
dibawah 35 tahun

Keterangan :

: Variabel yang diteliti


: Variabel yang tidak diteliti

B. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Penelitian korelasional


adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada dan tidaknya
hubungan antara dua atau beberapa variabel pada suatu studi atau subjek,
rancangan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut ;
Rancangan korelasional adalah rancangan penelitian yang meneliti hubungan
antar variabel dalam konteks sosial nyata. Rancangan korelasional memiliki
27

tujuan mengungkap hubungan antar variabel yang secara alamiah telah terjadi.
Penelitian korelasional hanya mempertanyakan besaran hubungan di antara dua
variabel.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Pada penelitian ini adalah seluruh anggota posyandu yang mengalami
masa kehamilan pada trimester 1 dengan jumlah sebanyak 35 orang
berdasarkan data kader posyandu tahun 2022.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu-ibu posyandu yang mengalami
kehamilan pada trimester 1, berdasarkan data puskesmas jumlah ibu hamil
di posyandu berjumlah 35 orang.
3. Teknik pengambilan sampel
Pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yang dimana
teknik ini adalah seluruh populasi di jadikan sampel pada penelitian.
D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas
Variabel bebas pada pengetahuan ini adalah pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut.
2. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah gingivitis pada masa kehamilan
trimester 1
3. Variabel terkendali.
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah pendidikan ibu hamil
dibawah SMA dan umur ibu hamil dibawah 35 tahun.
4. Variabel tak terkendali
Variabel tak terkendali pada penelitian ini adalah kondisi sistemik dan
kekurangan vitamin C
28

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala

penelitian

Variabel Beb Pengetahuan kesehatan gigi 1. Kategori baik Ordinal


as adalah salah satu indikator
16-20
Pengetahuan dari berhasil atau tidaknya
2. Kategori
Pemeliharaan perlakuan atau metode yang
Kesehatan telah diberikan kepada sampel cukup
gigi dari sebelum dan sesudah
11-15
diberikan pengetahuan.
3.Kategori kurang
Materi yang di berikan pada
penelitian ini adalah 0-10
pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut yang meliputi :
1. Menjaga kebersihan gigi
dan mulut
2. Mencegah terjadinya
penyakit gigi dan mulut
3. Pengetahuan tentang
radang gusi
Pengetahuan diukur dengan
memberikan kuisioner
pengetahuan yang berisi 20
pertayaan yang dimana di
setiap jawaban benar di beri
skor 1 dan jawaban salah
diberi skor 0, selanjutnya
hasil kuisioner diolah dengan
menggunakan data statistik
dengan diberi kriteria baik,
29

cukup dan kurang


Variabel teri Gingivitis adalah Peradangan 1. Gingiva Ordinal
kat pada gusi dengan tanda-tanda sehat : 0
Gingivitis pa gusi berwarna merah, mudah 2. Peradangan
da ibu hamil berdarah, bengkak dan terjadi ringan:0,1-1
pada wanita yag sedang 3. Peradanngan
hamil, diperiksa dengan sedang: 1,2-
menggunakan periodontal 2,0
probe dengan tekanan tidak 4. Peradangan
boleh melebihi 25 gram berat : 2,1-
dinilai menggunakan kategori 3,0
gingiva index, menurut
gingiva index :
gingiva sehat : 0
peradangan ringan: 1
peradanngan sedang: 2
peradangan berat : 3

F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil lebih baik.
30

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian


No Jenis Kegiatan Metode Pengam Instrume Penelit
bilan Data ian
1 Pengambilan data mengenai Angket Kuesioner
variabel bebas
- Pengetahuan pemelih
araan kesehatan gigi
dan mulut ibu hamil
trimester 1

2 Pengambilan data mengenai Lembar Pemerik Observasi


variabel terikat saan Gingivitis
- Pemeriksaan kesehat (GI)
an gigi dan mulut ibu
hamil trimester 1 yan
g meliputi :
1. Gingivitis

G. Analisa Data
1. Uji Validitas
Langkah – langkah uji validitas adalah sebagai berikut :
a.  Menyiapkan kuesioner
b.  Melakukan uji coba pada beberapa responden yang memiliki
karakteristik yang sama. Uji coba pada ibu-ibu hamil trimester 1.
c.  Membuat kode atau skor yaitu untuk jawaban benar dengan skor 1 dan
jawaban salah dengan skor 0.
d.  Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban
dengan skor total dan butir jawaban. Teknik korelasi yang digunakan
adalah korelasi person product moment (r). Suatu variabel
(pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi
secara signifikan dengan skor totalnya.
31

e.  Membandingkan hasil korelasi dengan r tabel, dengan tingkat


pengetahuan 5%. Jika r tabel < r hitung maka dikatakan valid.
2.      Uji Reliabilitas
Langkah-langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
a.   Memulai dengan uji validitas terlebih dahulu
b.   Apabila pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang
atau diperbaiki atau diujikan ulang
c.   Setelah seluruh pertanyaan valid, maka seluruh butir pertanyaan
tersebut secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
d.   Interprestasi hasil dimana item pertanyaan dikatakan reliabel
dilakukan dengan cara membandingkan dengan nilai alfa (α)
cronbach. Soal yang memiliki tingkat nilai reliabel tinggi adalah soal
yang nilai alfa
(α) > 0,60.
3. Pengolahan Data
a. Editing
Hasil yang diperoleh melalui kuisioner dan penyuluhan diedit terlebih
dahulu, yaitu proses mengedit data jumlah sampel dan hasil pengisian
kuesioner pengetahuan ibu hamil, data diteliti apakah semua telah
terisi dengan benar dan tidak ada yang kosong.
b. Coding
Setelah semua kuisioner diedit dan disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

c. Data Entry
Memasukkan data kedalam tabel yang berisi nomor, nama, jenis
metode (phantom dan media online “mogigu”), kategori pengetahuan,
pre test dan post test kedalam program aplikasi statistik versi 16.
d. Tabulating
32

Memasukkan data kedalam bentuk tabel distribusi dalam kategori


pengetahuan.
e. Analisa Data
Pada penelitian ini menggunakan berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2012). Yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan
memelihara kesehatan gigi dan mulut terhadap gingivitis pada ibu
hamil di masa kehamilan trimester satu. Peneliti mengetahui ada
tidaknya hubungan tersebut, dilakukan uji statistika yaitu
menggunakan uji chi-square dengan p = < 0,05 menandakan ada
hubungan jika p = > 0,05 menandakan tidak ada hubungan.

BAB IV

HASIL DAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Letak Puskesmas
33

Puskesmas Pelabuhan Sambas terletak di Jl.Horas Ujung No. 176


Kelurahan Pancuran Pinang Kecamatan Sibolga Sambas yang
menanggung jawabi wilayah Kecamatan Sibolga Sambas yang
merupakan wilayah pelabuhan dan perairan.

Kecamatan Sibolga Sambas merupakan kecamatan termuda dari 4


(empat) kecamatan dalam lingkup daerah kota Sibolga yang terletak
pada posisi 01º43’ - 1º44’ Lintang Utara dan 98º46’ - 98º47’ Bujur
Timur yang membentang di sepanjang Teluk Tapian Nauli dan
membujur dari barat daya tenggara dari kaki pegunungan bukit
barisan dengan letak di atas permukaan laut : 1-13 m dengan batas
wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan KecamatanSibolga Kota


- SebelahTimur : Berbatasan dengan Kecamatan Sibolga Selatan
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Sibolga Kota
2. Luas Wilayah
Luas wilayah kecematan sibolga Sambas ± 156 Ha atau 1,56 km2
dengan rincian menurut kelurahan sebagai berikut :
- Kelurahan Pancuran Pinang : Luas Wilayah ±18 Ha (0,18 km2)
- KelurahanPancuranKerambil : Luas Wilayah ±33 Ha (0,33 km2)
- Kelurahan Pancuran Dewa : Luas Wilayah ±51 Ha (0,51 km2)
- Kelurahan Pancuran Bambu : Luas Wilayah ±54 Ha (0,54 km2)

B. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan adalah hasil penelitian terhadap ibu hamil di
puskesmas yaitu mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil dengan masa
kehamilan pada trimester 1 terhadap gingivitis (radang gusi).
34

Berdasarkan hasil penelitian dapat di peroleh sebagai berikut :


a. Analisa Univariat
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil
Pengetahuan Jumlah Persentase
(n) (%)
Baik 14 42,4%
Cukup 14 42,5%
Kurang 5 15,2
Total 33 100
Berdasarkan table 4.1 di atas diketahui bahwa dari 33 orang
responden dengan masa kehamilan pada trimester 1 terdapat 14 orang
(42,4%) pengetahuan kategori baik dan sebanyak 14 orang (42,4%)
dengan pengetahuan cukup, serta sebanyak 5 orang (15,2%) dengan
pengetahuan kurang.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gingivitis ibu hamil pada masa
kehamilan trimester 1
Gingivitis Jumlah Persentase
(n) (%)
Peradangan 11 33,3%
Berat
Peradangan 5 15,2%
Ringan
Peradangan 17 51,5%
Sedang
Total 33 100%
Berdasarkan table 4.2 diatas di ketahui bahwa dari 33 orang
responden dengan masa kehamilan pada trimester 1 terdapat 11 orang
dengan peradangan berat, 17 orang (51,5%) dengan peradangan sedang
dan 5 orang (15,2%) peradangan ringan.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil Pada masa


Kehamilan trimester 1
Pendidikan Jumlah Persentase
(n) (%)
SD 4 12,1%
SMP 22 66,7%
SMA 7 21,2%
Total 33 100%
35

Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa dari 35 repsonden ibu


hamil dengan masa kehamilan trimester 1 dengan tingkat pendidikan
SD sebanyak 4 orang (12,1%) dan pendidikan SMP sebanyak 22 orang
(66,7%) dan SMA sebanyak 7 orang (21,2%)
b. Analisa Bivariat
Tabel 4.4 Uji Chi-squared pengetahuan ibu hamil terhadap
gingivitis
Pengetahuan Gingivitis
ibu
Berat Ringan Sedang Total p-value

n % n % n % n %
Baik 7 46,7 2 13,3 6 40 15 100 0,244
Cukup 4 28,6 3 21,4 7 50 14 100
Kurang 01 0 0 0 4 100 4 100
Total 11 33,3 5 15,2 17 51,5 33 100
Berdasarkan table 4.3 di atas di ketahui bahwa ibu hamil dengan
pengetahuan baik rentang mengalami radang gusi dengan kategori
berat sebanyak 7 orang (46,7%) dan ibu dengan pengetahuan cukup
memiliki radang gusi dalam kategori sedang sebanyak 7 orang (50%)
dan ibu hamil yang memilliki pengetahuan kurang memiliki radang
gusi dalam kategori sedang sebanyak 4 orang.berdasarkan hasil uji
hubungan chi-squared di ketahui bahwa nilai p -value 0,244 > dari
0,05 yang artinya bahwa pengetahuan ibu hamil pada masa kehamilan
trimester 1 tidak memiliki hubungan yang erat antara pengetahuan dan
gingivitis.

Tabel 4.4 Uji Chi-squared Pendidikan ibu hamil terhadap


gingivitis
Pendidikan Gingivitis

Berat Ringan Sedang Total p-value

n % n % n % n %
SD 4 100 0 0 0 0 0 100 0,014
36

SMP 6 27,3 5 22,7 11 50 22 100


SMA 1 100 0 0 0 0 0 100
Total 11 33,3 5 15,2 17 51,5 33 100
Berdasarkan table 4.3 di atas di ketahui bahwa ibu hamil dengan
Pendidikan SD rentang mengalami radang gusi dengan kategori berat
sebanyak 4 orang (100%) dan ibu dengan Pendiidkan SMP memiliki
radang gusi dalam kategori ringan sebanyak 6 orang (27,3%) dan ibu
hamil yang memilliki pendidikan SMA memiliki radang gusi dalam
kategori berat sebanyak 1 orang.berdasarkan hasil uji hubungan chi-
squared di ketahui bahwa nilai p -value 0,014 > dari 0,05 yang artinya
bahwa pengetahuan ibu hamil pada masa kehamilan trimester 1 tidak
memiliki hubungan yang erat antara pengetahuan dan gingivitis.

C. Pembahasan
Berdasarrkan hasil pada table 4.1 di ketahui bahwa 33 orang
responden dengan masa kehamilan pada trimester 1 terdapat 14 orang
(42,4%) pengetahuan kategori baik dan sebanyak 14 orang (42,4%)
dengan pengetahuan cukup, serta sebanyak 5 orang (15,2%) dengan
pengetahuan cukup. Menurut Notoadmodjo (2010) mengatakan bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari tau yang didapatkan dari lima
pengindraan individu seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman
dan perabaan dan perasaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
dalam ha ini adalah mengetahui hal-hal yang berkaitan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Oleh Gan Xio Shin
(2018) yang menunjukan bahwa hanya 4% responden yang memiliki
pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik,
dan 34 responden berpengetahuan kesehatan gigi dan mulut dalam
kategori cukup, dari penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Hajikazemi (2014) yang menunjukan bahwa hanya 5,6 % responden yang
memiliki tingkat pengetahuan yang baik, hasil penelitian ini mungkin
disebabkan sebagian besar ibu hamil hanya fokus pada masa kehamilanya
dan kurang memperhatikan masalah kesehatan gigi dan mulut, dengan
37

demikian ibu hamil dengan masa trimester 1 merupakan masa kehamilan


awal yang memungkinkan ibu hamil lebih memperhatikan dan menjaga
masa kehamilan sehingga mengabaikan kesehatan gigi dan mulutnya,
walaupun dari ibu hamil tersebut memiliki pengetahuan yang baik dan
cukup dengan masalah kesehatan gigi dan mulut namun pada kenyataanya
meraka kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk menjaga
kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara sehat dan
sempurna, serta mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat yang
tidak normal atau biasa disebut kelahiran prematur, selama masa
kehamilan ini sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan
mulut sehingga fungsi penguyahan tetap baik dan asupan gizi tetap baik
dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan mulut menjadi
lebih parah.
Berdasarkan table 4.2 di atas diketahui bahwa dari 33 orang
responden dengan masa kehamilan pada trimester 1 terdapat 11 orang
dengan peradangan berat, 17 orang (51,5%) dengan peradangan sedang
dan 5 orang (15,2%) peradangan ringan, kehamilan merupakan keadaan
fisiologi yang diikuti dengan perubahan hormonal dimana tidak hanya
dapat mempengaruhi kesehatan umum tetapi juga kesehatan gigi dan
mulut. Oleh karena itu kesehatan umum ibu hamil sangat penting untuk
diperhatikan selama masa kehamilan, maka sebaiknya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut hamil juga diperhatikan (Hasibuan,2014).
Pemelihraaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan sangat
penting untuk kepentingan kesehatan ibu hamil dan juga untuk kesehatan
janin. Hal ini disebabkan karena ibu hamil dengan kondisi rongga mulut
yang buruk lebih berpontensi resiko terjadinya bayi prematur (Sil,2013).
Pada umumnya kehamilan berhubungan dengan rongga mulut sebab
apabila kebersihan gigi dan mukut tidak diperhatikan pada masa
kehamilan maka akan terjadi kelainan rongga mulut akibat terjadinya
ketidakseimbangan hormon wanita dan adanya faktor – faktor iritasi lokal
dalam rongga mulut (Notoadmodjo,2011).
38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. 33 orang responden dengan masa kehamilan pada trimester 1 terdapat
14 orang (42,4%) pengetahuan kategori baik dan sebanyak 14 orang
39

(42,4%) dengan pengetahuan cukup, serta sebanyak 5 orang (15,2%)


dengan pengetahuan kurang.
2. 33 orang responden dengan masa kehamilan pada trimester 1 terdapat
11 orang dengan peradangan berat, 17 orang (51,5%) dengan
peradangan sedang dan 5 orang (15,2%) peradangan ringan.
3. Bahwa nilai p-value 0,244 > dari 0,05 yang artinya bahwa pengetahuan
ibu hamil pada masa kehamilan trimester 1 tidak memiliki hubungan
yang erat antara pengetahuan dan gingivitis.
4. Bahwa nilai p-value 0,014 > dari 0,05 yang artinya bahwa Pendidikan
ibu hamil pada masa kehamilan trimester 1 tidak memiliki hubungan
yang erat antara pengetahuan dan gingivitis.
B. Saran
1. Bagi ibu hamil
Diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya di masa
kehamilan dengan rajin konsultasi ke dokter gigi.
2. Bagi mansyarakat
Diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut guna untuk
meningkatkan kesehatan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Almujadi .,D.,A (2017). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut


Terhadap Jumlah Karies Anak Kelas III - V Di Sd Muhammadiyah
Sangonan Ii Godean Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1
40

Asriwati, Irawati (2019). Buku ajar antropologi kesehatan dalam keperawatan. 1


st ed., Sleman: Deepublish.: 147.
Al Subait, A. A. et al. (2016) ‘Oral health knowledge, attitude and behavior
among students of age 10-18 years old attending Jenadriyah festival
Riyadh; a cross-sectional study’, Saudi Journal for Dental Research,
7(1), pp. 45–50. doi: 10.1016/j.sjdr.2015.05.001.
Anggraini, R. and Andreas, P. (2015) ‘Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi
Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan)’,
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 20(2), p.193. doi:
10.22146/majkedgiind.9229.
Abdul GS. Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal (relationship between
pregnancy and periodontal disease). Jurnal PDGI. 2014;63:3-4.
Chandra IW, Harini IGA, Sumirta IN (2017). Psikologi landasan keilmuan
praktik keperawatan jiwa. 1 st ed., Yogyakarta: Penerbit ANDI.:
237-242.
Ferry, AB, 2014, Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Terhadap Dmf-T dan
OHIS Pada Anak Usia 10-12 Tahun di Makasar. Makasar.
Universitas
Makasar.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1
1015/SKRIPSI.pdf ?seque, diakses pada 1 Desember 2021.
Fatmasari, D. and Lismawati, N. F. (2020) ‘Peningkatan Pengetahuan Tentang
Gingivitis Pada Ibu Hamil Melalui Konseling Individu, Link, 16(1),
pp. 31–35. doi: 10.31983/link.v16i1.5681.
Hidayati, Kuswardani, Rahayu G (2012). Pengaruh kebersihan gigi dan mulut
dengan status gingiva pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang. MKA.;36(2):215-
24.
Hidayat.N.Pratiwi,H.Y (2021) Pada Orang Tua Anak Usia Prasekolah’, 3(2), pp.
11–17
Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyani, S. (2020) Gambaran penyakit gingivitis di tinjuan dari kebersihan gigi
dan mulut pada pasien yang berkunjung di klnik gigi nayaka husada
semarang. Poltekkes Kemenkes Semarang.

Mutmainnah.,N.,(2016) Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap


kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan., pp. 31–35.

Manson,2017. Buku Ajar Periodonti Edisi 2,Jakarta. Hal : 1,67-75, Dan107.


Manuaba, I. A. C. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2. Yogyakarta: EGC.
41

Nismal, H. (2018). Islam dan Kesehatan Gigi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar


Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan (4th ed.). jakarta: EGC.
Rahmadhan AG. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.
Rosad, 2009. Gingivitis Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Jakarta.
Rahmadhan AG. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.
Ria Silviani, R. S., Susilarti, S., & Sutrisno, S. (2019). Hubungan Usia Kehamilan
dengan Status Gingiva Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Marunggi H,
SUMATERA BARAT
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rako
rpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
Simanjutak, I. R. (2020) ‘Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di klinik
bersalin nirmala sapni medan’, pp. 31–35. doi:
10.31983/link.v16i1.5681.
Saputri, y, (2016) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seks
Pranikah Remaja. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maju;
Soulissa (2014) ‘Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal’, Jurnal PDGI.

Srivastava, gupta K. (2011) ‘Effects of sex hormones on the gingiva in


pregnancy: a review and report of two cases’, J Periodontol Implant
Dent.

Sanchaya (2017). Pengaruh Tindakan Mandiri, Motivasi, Pengetahuan


Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Feb Uksw Konsentrasi Kewirausahaan. Ajie - Asian
Journal Of Innovation And Entrepreneurship P-Issn.
File:///C:/Users/Acer/Downloads/8971-17203-1-Pb%20(1).Pdf -
Diakses Desember 2020.
Srivastava A, Gupta KK, Srivastava S, Garg J (2011). Effects of sex hormones on
the gingiva in pregnancy: a review and report of two cases. J
Periodontol Implant Dent.
Soulissa AG (2014). Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal. J PDGI.

Lampiran 1
KUESIONER
PENGETAHUAN TENTANG CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT PADA IBU HAMIL
42

A. Data Umum
Nama :
Umur :
Trimester :
Pendidikan :

B. Soal
Petunjuk : pilihlah salah satu jawaban yang paling benar di bawah ini!

1. Berapah waktu Menyikat gigi yang baik ?


a. 2 kali sehari
b. 3 kali sehari
c. 4 kali sehari
2. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ibu hamil untuk memelihara
kebersihan gigi dan mulutnya adalah….
a. Sikat gigi 2 kali sehari
b. Mengisap permen terus menerus
c. Membersihkan gigi dengan benang gigi
3. Makanan yang baik untuk menjaga kesehatan gigi di masa kehamilan
a. Buah dan Sayur sayuran
b. Makanan coklat
c. Makanan yang yang manis – manis
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut ibu hamil
kecuali…
a. Waktu menyikat gigi
b. Makanan manis
c. Teknik menyikat gigi
5. Akibat tidak menjaga kebersihan gigi selama hamil kecuali adalah…
a. Gusi bengkak
b. Sariawan
c. Nafas selalu segar
6. Kalau ibu hamil mengalami gusi berdarah maka sebaiknya…
a. Ditambal bila mahkotanya masih bagus
b. Dibiarkan
c. diperiksakan ke dokter gigi
7. Salah satu cara mencegah agar gigi tidak dapat terkena penyakit gigi
dan mulut adalah…
a. Menggosok gigi secara teratur
b. Makan makanan yang manis
c. Makan makanan yang mudah melekat
8. Waktu menggosok gigi yang tepat adalah…
a. 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
b. 2 kali sehari pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur
c. 2 kali sehari pagi setelah makan dan sore saat mandi
9. Berikut ini ciri-ciri dari karang gigi kecuali…
43

a. Berwarna kekung-kuningan sampai kecoklat-coklatan


b. Hanya dapat dibersihkan dengan alat khusus kedokteran gigi
c. Dapat dihilangkan dengan menggosok gigi saja
10. Salah satu cara mudah untuk menghindari pembentukan karang gigi
teutama dalam masa kehamilan adalah…
a. Gosok gigi cukup satu kali saja
b. Gosok gigi paling sedikit 2 kali sehari
c. Setiap hari ke dokter gigi
11. Mengontrol kesehatan gigi sebaiknya dilakukan setiap…
a. 1 bulan sekali
b. 3 bulan sekali
c. 6 bulan sekali
12. Selain sikat gigi alat yang digunakan untuk membersihkan gigi
adalah…
a. Cermin
b. Benang gigi
c. Gelas
13. Penyebab timbulnya sariawan pada kebanyaakan ibu hami adalah…
a. Kurangnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
b. Rajin menyikat gigi
c. Kelebihan makan buah dan sayur
14. Salah satu cara mencegah terjadinya gusi berdarah pada ibu hamil
kecuali…
a. Tingkatkan vit.C
b. Rajin merawat kebersihan gigi dan mulut
c. Menggunakan bulu sikat yang kasar
15. Apabila ibu hamil mengalami mual muntah setiap sikat gigi hal yang
harus dilakukan adalah….
a. Berhenti menyikat gigi dan tidak menyikat gigi seterusnya
b. Minum obat mual
c. Berhenti menyikat gigi sementara dan berkumur dengan soda kue
perbandingan secangkir air ditambah satu sendok teh soda kue dan
melanjutkan menyikat gigi 1 jam setelahnya
16. Hal-hal yang harus dihindari pada ibu hamil untuk menjaga kebersihan
gigi dan mulutnya adalah…
a. Ngemil dimalam hari setelah sikat gigi
b. Menyikat gigi 2 kali sehari
c. Menggunakan obat kumur

17. Apabila ibu mengeluh sakit gigi hal yang harus ibu lakukan adalah…
a. Mengunyah permen terus menerus
b. Segera periksa ke dokter gigi
c. Menahan sakit berharap nanti sakitnya akan hilang sendiri
44

18. Makanan yang baik untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut pada ibu
hamil adalah….
a. Buah dan sayur
b. Permen
c. Coklat
19. Sebaiknya mengganti sikat gigi setiap berapa bulan….
a. Satu bulan
b. Tiga bulan
c. Enam bulan
20. Salah satu penyakit radang gusi pada ibu hamil adalah….
a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Gingivitis

KUNCI JAWABAN
1. A 11. C
2. B 12. B
3. A 13. A
4. B 14. C
5. C 15. C
6. C 16. A
7. A 17. B
8. A 18. A
9. A 19. B
10. B 20. C

Anda mungkin juga menyukai