Oleh
YENITA GUSTI
2202243139
Oleh
YENITA GUSTI
2202243139
Dosen Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui,
Ketua Program Studi
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
SM Batusangkar”.
berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
Indonesia
2. Bapak Dr. rer. nat Ikhwan Resmala Sudji. SSi. M.Si selaku Dekan Fakultas
3. Ibu NS. Ida Suryati, M.Kep selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ners
4. Ibu Ns. Lisa Mustika Sari, M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak
i
6. Pimpinan RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah Batusangkar beserta staf yang telah
7. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Ners Universitas Perintis Indonesia
waktu agar tulisan ini menjadi lebih baik, peneliti menyadari bahwa penulisan
proposal ini masih belum sempurna, oleh sebab itu peneliti dengan senang hati
Akhirnya, pada-Nya jualah kita berserah diri semoga proposal ini dapat
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup.............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Kuesioner
iv
BAB I
PENDALUHUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat adalah salah satu unit pelayanan di rumah sakit
pelayanan di IGD adalah cepat dan tepat dengan pelayanan khusus yang
pasien di IGD berdampak pada ketersediaan sumber daya tidak memadai dan
waktu tunggu pasien. Semakin banyak pasien yang datang maka semakin lama
pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat
penting (Time saving is life saving) bahwa waktu adalah nyawa (Sihotang, 2012).
gawat darurat atau true emergency, prioritas 2 untuk yang gawat tapi tidak darurat
atau urgen, prioritas 3 yang tidak gawat maupun darurat atau false emergency.
`
Data kunjungan pasien ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di seluruh
RSU) dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan IGD berasal dari rujukan
dengan jumlah 1.033 rumah sakit umum dari 1.319 Rumah Sakit yang ada.
besar dengan pelayanan pasien gawat darurat. Kunjungan ke IGD RSUD Prof.
Pada tahun 2021 terdapat 17.956 kunjungan, tahun 2022 sebanyak 18.731 dan
tahun 2023 sebanyak 21.488 kunjungan (Rekam medik RSUD Prof. DR. M.A
Pelayanan IGD mengacu pada konsep triage dimana pasien akan dilayani
namun masih ada kondisi pasien lain yang lebih gawat, maka IGD akan
memprioritaskan pasien yang kondisinya lebih gawat daripada pasien yang datang
dahulu tersebut. Hal ini terkadang akan membuat pasien lain merasa adanya
ketidak adilan pada pelayanan IGD tersebut (Kurniasari, 2016). Sesuai dengan
penelitian Gustia (2018), bahwa hanya 82,4 % responden yang berhasil dalam
pelaksanaan triage. Hal ini tentunya dapat berdampak pada penanganan pasien
perawat terhadap ketepatan pengisian skala triage dengan p value 0,012 dan nilai
odd ratio 17,856. Banyaknya pasien yang datang di IGD membuat perawat harus
memilih pasien dengan cepat dan tepat sesuai prioritas bukan berdasarkan nomor
`
antrian. Tindakan perawat dalam melakukuan perawatan pasien harus bertindak
cepat dan memilah pasien dengan kebutuhan perawatan yang kurang mendesak
(Igede, 2012).
Triage adalah proses yang cepat dalam mengkategorikan pasien pada saat
kedatangan untuk menentukan prioritas guna untuk evaluasi dan pengobatan lebih
lanjut (mri, Manjas, & Hardisman, 2019). Triage adalah proses memprioritaskan
2018). Menurut Permenkes No. 4 tahun 2018 pasal 7 (3) tentang Kewajiban
Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien triage merupakan pemeriksaan awal secara
akan mempengaruhi perawat dalam meningkatkan sikap peduli dan perhatian saat
budaya, jenis kelamin, sifat dari tugas yang dihadapi, insentif eksternal, status atau
peran individu dalam lingkungan dan informasi tentang kemampuan diri. Dilihat
`
dari tugas yang dihadapi, maka semakin kompleks derajat kesulitan tugas yang
dihadapi individu maka akan semakin rendah orang tersebut menilai kemampuan
berteori bahwa individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
Managemen diri difokuskan pada keterlibatan semua sumber data yang ada
disekitar pasien sehingga akan lebih percaya diri dan meningkatkan perilaku
yang lebih lama akan semakin baik kualitas/kinerjanya dalam asuhan keperawatan
(Drama, 2019). Hal ini didukung oleh penelitian Nugroho (2021), bahwa terdapat
triage di IGD RSUD Prof. DR. M.A Hanafiah SM Batusangkar tidak tepat
hasilnya adalah sebesar 6,7%. Fenomena yang peneliti temukan di IGD RSUD
penumpukan pasien triage, yang mana perawat triage harus segera memilah
pasien yang harus segera dilakukan tindakan (pasien dengan label merah), pasien
dengan kasus gawat tidak darurat pelayanan dan masih bisa ditunda (label kuning)
`
dan pasien dengan kasus tidak gawat dan darurat (label hijau). Sementara pasien
Hal ini terkadang menyebabkan perawat merasa stres dan merasa tidak
Sebagian perawat juga merasa tidak mampu memberikan pelayanan optimal setiap
menghadapi pasien yang tidak berdaya, koma dan kondisi terminal, serta merasa
tidak merasa yakin untuk menghadapi pasien dengan kondisi tersebut, terutama
perawat yang memiliki pendidikan rendah dibanding perawat lain, dan memiliki
bahwa masih terdapat 4 orang perawat menyatakan kondisi kerja yang ada sering
pindah ke ruang IGD dan 3 orang berpendidikan diploma . Oleh sebab itu, peneliti
Hanafiah SM Batusangkar.
B. Rumusan masalah
`
yaitu faktor-faktor apakah yang mempengaruhi self efficacy perawat dalam
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Batusangkar
Batusangkar
Batusangkar
`
g. Diketahui hubungan kemampuan dengan self efficacy perawat dalam
Batusangkar
D. Manfaat
diri yang dirancang khusus untuk meningkatkan efikasi diri perawat, serta
3. Bagi Peneliti
E. Ruang Lingkup
masa kerja dan kemampuan) serta variable dependen (self efficacy perawat dalam
`
pelaksanaan triage). Penelitian ini dilakukan karena banyaknya perawat yang
bulan Januari 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang
menggunakan kuesioner self efficacy dan diolah serta dianalisa menggunakan uji
chi-square.
`
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Pengertian
Pasien yang berada di IGD akan ditangani sesuai dengan keadaan pasien
2. Fungsi IGD
`
IGD berfungsi untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien
juga melakukan beberapa hal contoh nya sebagai tenaga pendidik dan
RI, 2018).
tanggap atau yang biasa di sebut dengan response time sangat bergantung
Pasien yang datang akan diterima oleh dokter atau perawat. Setelah
`
a. Pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu untuk
puskesmas.
Pelayanan Kesehatan.
yang lebih luas terhadap kondisi klinis pada berbagai keadaan yang
`
b. Mengkaji dan memberikan asuhan keperawatan terhadap individu-
daruratan
5. Hak Pasien
`
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas
profesi kedokteran
keperawatan
medisnya
`
l. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di puskesmas
dirinya
2012).
B. Triage
1. Pengertian
2014).
`
Triage adalah proses memilih pasien yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dengan cepat untuk menentukan pasien yang perlu diobati
2. Tujuan Triage
3. Prinsip Triage
Ada beberapa prinsip triage yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah
yang dapat menyelamatkan pasien dari kondisi sakit atau cedera yang
pengkajian
`
f. Keselamatan dan keefektifan perawatan pasien dapat direncanakan
h. Tanggung jawab yang paling utama dari proses triage yang dilakukan
kritis
4) Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar saat waktu
4. Pelaksanaan Triage
timbul berdasarkan:
c. Trauma ringan
`
Klasifikasi triage dari tingkat keutamaan atau prioritas, dibagi
a. Merah
b. Kuning
Pasien yang diberi tanda kuning juga berbahaya dan harus segera
`
Misalnya, pasien yang mengalami luka bakar tingkat 11 dan 111
kurang dari 25% mengalami trauma thorak, trauma bola mata, dan
laserasi luas.
c. Hijau
biasa. Dalam artian, pasien tidak dalam kondisi gawat darurat dan
atau sakit ringan, misalnya luka superfisial. Penyakit atau luka yang
d. Hitam
5. Prosedur Triage
`
a. Pasien datang diterima tenaga kesehatan di ruang gawat darurat atau
ruang tindakan. Bila jumlah pasien lebih dari kapasitas ruangan, maka
triage dapat dilakukan diluar ruang gawat darurat atau ruang tindakan.
Disability, Environment).
6. Proses Triage
`
dengan pengamatan langsung oleh pasien. Lakukan pengukuran
objektif seperti suhu, tekanan darah, berat badan, gula darah, dan
sirkulasi darah.
pasien.
tidak dapat melakukan apa-apa untuk pasien. Oleh karena itu harus
ukuran dari apakah tindakan yang diambil tersebut efektif atau tidak.
`
rencana perawatan jika diperlukan, merencanakan, dan kemudian
mengevaluasi kembali
C. Self Efficacy
1. Pengertian
dikelola untuk mencapai tujuan tertentu. Efikasi diri secara konsep banyak
untuk mencapai hasil pada situasi dan kondisi tertentu. Keyakinan diri ini
`
. Efikasi diri dapat dikaitkan dengan keyakinan dan kepercayaan
diri seorang individu yang mampu untuk mengontrol keadaan sulit dan
atau tidak mampunya melakukan seseuatu dan tidak didasari oleh apa yang
dilakukan. Efikasi diri yang tinggi akan mampu menuntun seseorang untuk
mengatasi masalah dan hambatan dalam mencapai suatu tujuan (Baack &
Alfred, 2013)
(level) yaitu efikasi diri seseorang dalam melakukan tindakan pada tingkat
berusaha keras bertahan dari segala kesulitan dan hambatan (Erlina, 2020).
`
b. Dimensi Generality (Keluasan)
pada domain tertentu. Individu dengan efikasi diri yang tinggi akan
a. Magnitude.
`
Komponen ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas
b. Generality.
luas, sementara individu yang lain mungkin hanya bisa pada bidang
tersebut.
c. Strength.
dan sempurna. Individu dengan efikasi diri yang lemah lebih mudah
a. Pemilihan aktifitas
`
Dalam kehidupan sehari-hari individu dituntut untuk membuat
tingkat efikasi diri rendah meyakini segala sesuatu lebih sulit daripada
(Erlina, 2020).
`
a. Mastery Experience (Pengalaman Keberhasilan). Keberhasilan yang
efikasi diri. Emosi yang bergejolak, gelisah, cemas, takut, stres yang
seseorang jika yang telah terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan.
`
dan sebaliknya jika suasana hatinya memburuk maka akan
1. Budaya
2. Jenis kelamin
menyatakan bahwa wanita mempunyai efikasi diri yang lebih tinggi dalam
ibu rumah tangga dan juga sebagai wanita karir itu akan memiliki efikasi
Seseorang yang dihadapi tugas yang mudah dan sederhana maka akan
4. Insentif Eksternal
`
Insentif berupa reward yang diberikan oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas dengan baik dan berhasil. Reward bisa berupa pujian,
materi,
efikasi diri seseorang rendah jika memiliki status sosial yang kecil di
lingkungannya.
`
menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental atau pun fisik. Karyawan
atau rendah jika individu tersebut memperoleh informasi yang positif dan
7. Pendidikan
lebih tinggi (dalam hal ini kursus pasca-registrasi) akan belajar lebih
difokuskan pada keterlibatan semua sumber data yang ada disekitar pasien
al., 2020
8. Masa kerja
`
semakin meningkat. Menurut penelitian Nugroho (2021), terdapat
(layanan yang lebih lama) juga terkait dengan efikasi diri yang lebih baik,
2013).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep atau
Budaya
Jenis kelamin
Informasi 1. Usia
kemampuan diri 2. Pelatihan
Pendidikan
`
Masa kerja
Skema 3.1
Kerangka Konsep
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Ada hubungan
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Masa kerja Lamanya masa Kuesioner Angket Ordinal Baru : jika <
kerja responden 5 tahun
sejak pertama kali
menjadi perawat Lama : jika >
5 tahun
(Setiarini,
2018)
Kemampuan Kemampuan Kuesioner Angket Ordinal Kurang
perawat dalam mampu : <
melakukan triage mean
pada pasien IGD
Mampu : >
mean
Variabel
Dependen
Self efficacy Suatu keyakinan Kuesioner angket Ordinal Rendah:
yang terdapat < Mean
`
dalam diri
responden dalam Tinggi :
melakukan > mean
tindakan triage (Duggleby,
untuk dapat et.al, 2016)
mencapai hasil
yang diinginkan
C. Hipotesis
Ha :
Batusangkar
Batusangkar
Batusangkar
Ho :
`
1. Tidak ada hubungan pendidikan dengan self efficacy perawat dalam
Batusangkar
2. Tidak ada hubungan masa kerja dengan self efficacy perawat dalam
Batusangkar
Batusangkar
`
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi
melelui sebuah analisis statistik seperti korelasi antara sebab dan akibat, serta
kemudian dapat dilanjutkan untuk mengetahui seberapa besar kontibusi dari sebab
atau faktor risiko tersebut terhadap akibat atau efek. Pendekatan yang dipakai
serentak dalam satu waktu antara faktor resiko dengan efeknya ( point time
diobservasi pada waktu yang sama (Masturoh & Agitta T, 2018). Penelitian ini
bertujuan melihat hubungan pendidikan, masa kerja dan kemampuan dengan self
Batusangkar, pada bulan Januari 2023. Penelitian dilakukan di IGD ini karena
`
sering bertumpuknya pasien yang membuat perawat merasa stres dan tidak yakin
1. Populasi
seluruh perawat yang terdapat di IGD RSUD Prof. dr. M. Ali Hanafiah SM
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
consent
Batusangkar
b. Kriteria eksklusi
`
Kriteria eksklusi adalah karakteristik yang akan menyingkirkan
turut
E. Instrumen Penelitian
yaitu pendidikan, masa kerja, kemampuan perawat dan self efficacy perawat
dilakukan uji validitas dengan nilai corrected item- total correlation (>0,433) dan
Likert dengan rentang nilai 1-4. Pada pernyataan responden diberikan skor
sebagai berikut: Sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), sangat setuju
(4). Interpretasi ditentukan dengan nilai rata-rata yaitu bila skor lebih rendah dari
rata-rata maka dinyatakan efikasi diri rendah, sedangkan bila skor lebih tinggi
`
atau sama dengan rata-rata dinyatakan efikasi diri tinggi (Duggleby, et.al, 2016).
Kuesioner GSE telah ditemukan reliabel dengan Cronbach alpha 0,843 pada
1. Teknik Administrasi
dan dilanjutkan ke kepala ruangan IGD RSUD Prof. dr. M. Ali Hanafiah
2. Teknik Pelaksanaan
1. Tehnik Pengolahan
`
a. Mengedit (Editing)
diberi kode 0 dan sama atau lebih dari 5 tahun diberi kode 1. Variabel
untuk kuesioner self efficacy jika Sangat tidak setuju (1), tidak setuju
a. Analisis Univariat
`
yang menunjukkan frekuensi setiap ukuran (kategori) variabel
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
jika pvalue < 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna, sebaliknya
jika pvalue > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna
(Rachmat, 2013).
G. Etika Penelitian
`
diberi inisial tertentu.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yenita Gusti
BP : 2202243139
Pekerjaan : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Perintis
Indonesia
Sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Self Efficacy Perawat dalam Melaksanakan Triage di IGD
RSUD Prof.dr.M.Ali Hanafiah SM Batusangkar”.
`
Hormat Saya,
Yenita Gusti
Lampiran 2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Alamat :
Responden,
`
(....................)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
KODE
A. Karakteristik Responden
NO PERNYATAAN JAWABAN
1. Usia ………………Tahun
Wanita
`
3. Pelatihan yang pernah diikuti ...................................
3. Pendidikan ...................................
4. Masa kerja ...................................
B. Kemampuan
Serin Tidak
No Pernyataan Selalu Jarang
g Pernah
Melakukan pemilahan/seleksi
1
berdasarkan kegawatdaruratan
P2 Kuning
4 (Kategori ATS 3 & ATS 4)
* Kasus bedah ke ruang tindakan
5 P3 Hijau
(Kategori ATS 5)
* Pada jam kerja diarahkan ke
Poliklinik
C. Self Efficacy
`
Setuju