DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
XII MIPA 1
Azzakia Turrahmi
Azizah
Fellia Rahmadhani
Melcy Anggraini
Muhammad Haekal
Shalsabilla Noveliza
Laura Andini
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat-Nya,
kami sebagai penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Kesadaran
Bela Negara pada Siswa SMA di Batusangkar” dengan baik. Makalah penelitian
ini kami buat untuk memberitahukan kepada pembaca apakah penting bela negara
dilakukan oleh siswa SMA. Makalah penelitian ini menerangkan tentang seberapa
penting bela negara dan hal apa yang siswa SMA dengan statusnya sebagai pelajar
dapat ikut andil dalam pelaksanaan bela negara.
Kami berharap makalah penelitian ini dapat berguna bagi semua pembaca.
Kami juga membutuhkan saran serta kritik yang dapat membangun untuk
memperbaiki karya ilmiah kami selanjutnya dan kami sangat berterima kasih atas
saran dan kritik yang diberikan.
Kami menyadari bahwa masih banyak lagi hal yang perlu dibenahi dalam
makalah penelitian ini. Kami juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang pentingnya bela negara kepada pembaca
makalah ini.
Penulis
ii
ABSTRAK
Pada masa sekarang, kesadaran akan penting nya bela negara berkurang. Hal ini
bahkan bisa diketahui dari tingkat pengetahuan masyarakat umum yang rendah
akan kesadaran bela negara. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat kesadaran bela negara pada siswa SMAN 3 BATUSANGKAR yang
diwakilkan oleh 125 siswa. dengan tujuan setelah penelitian ini dilakukan, dapat
membuat siswa sadar akan pentingnya bela negara
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan tentang kesadaran bela negara
pada siswa/i SMA Negeri 3 Batusangkar. Penelitian deskriptif menjelaskan suatu
kejadian atau peristiwa dengan sebenar-benarnya dan apa adanya. Jadi, jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Setelah disebarkan angket juga dilakukan observasi didapat hasil
sebagaimana terlampir. Sebanyak 125 responden telah mengisi angket sesuai
dengan keadaan mereka tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Bela negara laksana benteng pertahanan negara, jika aparat keamanan merupakan
benteng bagian luar maka kita selayaknya warga Indonesia merupakan benteng
bagian dalam. Begitulah perumpamaan betapa pentingnya bela negara bagi sebuah
bangsa dan negara. Sebagai warga negara haruslah kita selalu menyadari apa
pentingnya bela negara. Meski begitu, masih banyak generasi muda saat ini yang
masih belum menyadari apa pentingnya bela negara demi keutuhan bangsa dan
negara.
iii
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Konsep Bela Negara.....................................................................................4
2.1 Konsep Bela Negara Menurut Para Ahli..................................................4
2.2 Landasan Hukum Bela Negara................................................................6
2.3 Tujuan Bela Negara...............................................................................11
2.4 Fungsi Bela Negara...............................................................................12
2.5 Unsur Bela Negara................................................................................13
2.6 Prinsip Bela Negara...............................................................................15
B. Upaya Bela Negara dalam Ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia
........................................................................................................................ 16
2.7 Bentuk Bentuk Bela Negara...................................................................16
2.8 Manfaat Bela Negara.............................................................................19
C. Pelanggaran Bela Negara...........................................................................21
2.9 Bentuk Bentuk Ancaman dan Gangguan Pertahanan Indonesia...........21
2.10 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Bela Negara...........22
2.11 Upaya Penanganan Pelanggaran Bela Negara...................................23
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................25
3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................25
3.2 Sumber Data Penelitian.............................................................................25
3.3 Subjek Penelitian.......................................................................................25
vi
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................26
3.5 Ruang Lingkup Kegiatan...........................................................................26
3.6 Waktu Penelitian.......................................................................................26
3.7 Fasilitas.....................................................................................................26
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................27
BAB V PENUTUP................................................................................................37
5.1 Kesimpulan...............................................................................................37
5.2 Saran.........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun pada masa sekarang, kesadaran ini kian berkurang. Hal ini bahkan
bisa diketahui dari tingkat pengetahuan masyarakat umum yang rendah akan
1
kesadaran bela negara. Mata pelajaran ini sama sekali tidak diajarkan di sekolah
maupun instansi pendidikan formal yang mewajibkannya. Jadi bukanlah hal yang
aneh jika dikatakan kesadaran masyarakat Indonesia akan bela negara tergolong
masih rendah.
Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Korea Utara, Korea Selatan
juga Rusia yang menjadikan wajib militer sebagai kewajiban seluruh warga
negaranya. Pelatihan militer termasuk salah satu contoh bela negara yang
dilakukan oleh warga negara terkhusus para pemudanya. Indonesia belum
melaksanakan wajib militer karena adanya berbagai alasan, dan alasan khususnya
adalah anggapan bahwa Indonesia sedang tidak dalam kondisi terdesak perang
terkhusus perang menggunakan fisik.
2
2. Bagaimana pandangan siswa SMA di Batusangkar tentang perilaku bela
negara yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagaimana pandangan siswa SMA di Batusangkar tentang pelaksanaan
bela negara di Indonesia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara teratur, menyeluruh, dan terpadu serta dijiwai dengan kecintaan
kepada NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Setiap warga negara
mempunyai kewajiban yang sama dalam hal bela negara. Hal tersebut sebagai
wujud kecintaan terhadap tanah air. Dalam praktiknya, bela negara bisa secara
fisik dan non-fisik.
1. Chaidir Basrie
Menurut Chaidir Basrie, pengertian dari bela negara adalah sikap, tekad,
dan tindakan warga negara yang menyeluruh, teratur, terpadu, dan berkelanjutan
yang dilandasi dengan kecintaan kepada tanah air, kesadaran bernegara Indonesia,
kesadaran berbangsa, keyakinan, dan kesetiaan kepada Pancasila.
4
2. Darji Darmodiharjo
Menurut Darji Darmodiharjo, bela negara adalah melaksanakan doktrin
keamanan yang nasional guna berusaha menciptakan sistem pertahanan keamanan
nasional yang mampu mengamankan dan menyukseskan perjuangan nasional
yang pada umumnya.
3. Sunarso
Menurut Sunarso, bela negara mengandung empat esensial yang harus kita
bela, yaitu, kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa,
keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan nilai-nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
4. Purnomo Yusgiantoro
Menurut Purnomo Yusgiantoro, bela negara adalah sikap perilaku
masyarakat yang dijiwai dengan kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.
5. Sutarman
Menurut Sutarman, arti dari bela negara dibagi menjadi dua bagian, yaitu
secara fisik dan non-fisik. Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang
langsung maju dan perang dan memanggul senjatanya.
Sedangkan untuk non-fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh warga
negara yang tidak langsung maju perang dan angkat senjata, tetapi
melaksanakannya dengan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian
sesuai dengan profesinya masing-masing.
5
2.2 Landasan Hukum Bela Negara
Landasan hukum bela negara terdapat dalam lima sila pancasila sebagai
berikut:
1. Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini
bahwa kemerdekaan dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa
adalah hak asasi manusia. Di mana kemerdekaan dan kedaulatan ini
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan dalam pokok pikiran
pembukaan UUD 1945 alinea ketiga disebutkan bahwa kemerdekaan
Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menunjukkan
bahwa bela negara wajib hukumnya bagi setiap warga negara terkait
dengan kemanusiaan dan keadilan.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil
yang sangat mendasar karena bela negara terkait langsung
hubungannya dengan rasa cinta tanah air dan kewajiban membelanya.
6
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, menunjukkan landasan bela
negara yang menyeluruh dan terorganisir diatur oleh negara.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, sebagai
landasan idiil. Di dalam sila ini terkandung makna kerja keras, giat
belajar, ikut serta dalam kegiatan pembangunan, yang merupakan
perwujudan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.
2. Landasan Konstitusional
Landasan Konstitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945,
karena UUD 1945 merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum
tertinggi di Indonesia. Dalam tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak dan
kewajiban bela negara bagi setiap warga negara Indonesia.
7
dalam keadaan perang. Namun dapat juga diartikan sebagai kewajiban
menjaga ketertiban dan pertahanan negara sebagai makna sila pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, dengan tidak melakukan tindakan yang
melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia.
8
● Pasal 30 ayat 4 UUD 1945
Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan
tugas kepolisian dan wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD
1945 hasil amandemen dan berbunyi, ”Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang berhubungan
langsung dengan masyarakat dan bertugas melindunginya dari berbagai
tindakan kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri juga diatur
selanjutnya oleh undang-undang.
3. Landasan Operasional
Landasan operasional adalah dasar hukum penyelenggaraan suatu kegiatan
dalam negara yang memuat aturannya secara lebih terperinci. Ini dilakukan agar
semua kegiatan penyelenggaraan negara lebih kuat secara hukum, termasuk dalam
hal bela negara.
9
● Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia. Dan
dalam UU ini dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban dalam membela negara sesuai ketentuan yang berlaku.
● Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri
Ketetapan MPR Nomor VI tahun 2000 menjelaskan tentang
pemisahan TNI dan Polri yang semula menjadi satu lembaga. Kemudian
UU Nomor VII menjelaskan peranannya masing-masing, yang kemudian
diatur lebih lanjut dalam undang undang.
10
● Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional
Indonesia
Dalam undang-undang ini menjelaskan tentang definisi Tentara
Nasional Indonesia, yaitu tentara yang berjuang menegakkan RI, dan
fungsi secara terperinci dalam pertahanan dan keamanan negara yangs
esuai dengan hak asasi manusia.
Landasan Idiil bela negara tidak akan berubah sesuai pedoman Bangsa
Indonesia yang juga tidak berubah, yaitu Pancasila. Sedangkan landasan
konstitusional dapat berubah sesuai kesepakatan, apabila ada amandemen
terhadap UUD 1945. Landasan operasional dapat berubah sesuai kebijakan
pemerintah tentang bela negara yang akan dilaksanakan, karena landasan ini
rincian aturan yang akan dilaksanakan terkait bela negara.
Tujuan Bela Negara erat kaitannya dengan cara seorang rakyat melakukan
bela negara. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo telah menegaskan tentang
tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia sebagai negara kesatuan yang
berdaulat di bidang politik, memegang bagian di bidang ekonomi serta bersahaja
di bidang budaya. Bukanlah sebuah keanehan jika akan terjadi bentrok di mana-
mana, baik di dalam ataupun di luar kawasan Indonesia itu sendiri.
Hal inilah yang akan menjadikan semua rakyat Indonesia memegang perannya
masing-masing dalam melaksanakan tujuan bela negara tersebut. Oleh karena itu
pula bela negara juga memiliki cakupan yang luas di berbagai bidang seperti
politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Bela negara bisa diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara dari berbagai latar belakang
profesi.
11
2
Seorang guru yang mengajar muridnya, seorang bidan juga tenaga kesehatan
yang membantu pasiennya, petani yang menanami ladangnya demi meningkatkan
kesejahteraan pangan, pegawai negeri sipil, pedagang serta profesi lainnya
merupakan bela negara dalam bentuk pengabdian profesi di berbagai bidang
kehidupan masing-masing. Bagaimanapun sederhana nampaknya, berbagai
profesi itu telah mengabdi kepada negara dengan hal yang mereka kuasai
sepenuhnya.
2 Riyanto, J., dkk. 2017. Bela Negara dalam Perspektif Strategi dan Kebijakan
Pertahanan Negara. Puskom Publik Kemhan, Jakarta, 2017, hal 13.
12
Sebagai warga negara yang baik, membela negara adalah hal yang wajib.
Hal itu karena kewajiban untuk membela negara sudah diatur dalam UUD 1945.
Maka dari itu, setiap warga negara haruslah memiliki jiwa untuk membela negara.
4) Melestarikan budaya.
Bela negara juga berkaitan erat dengan budaya. Sebagai warga negara, kita
harus melestarikan budaya sebagai bentuk membela negara. Hal ini supaya
budaya negara tidak diakui oleh negara lain.
Di dalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting
diantaranya:
3 Fanani, M.F. 2022. Manfaat Bela Negara, Kenali Pengertian, Fungsi, dan Tujuannya.
Dari : https://m.merdeka.com/trending/manfaat-bela-negara-kenali-pengertian-fungsi-dan-
tujuannya-kln.html?page=3 , diakses pada 24 Oktober 2022.
4 Djumaidin, Z., dkk. 2021. Bela Negara Perguruan Tinggi dalam Pengenalan
Lingkungan dan Prestasi Akademik Universitas Nasional 2021.Dari :
https://www.unas.ac.id/wp diakses pada 24 Oktober 2022.
13
Dengan tumbuhnya rasa cinta tanah air pada tiap warga negara Indonesia
akan lahir sikap bela negara yang kuat sebagai modal dasar kekuatan bangsa dan
negara yang siap berkorban untuk menjaga, melindungi, dan membangun bangsa
dan negara menuju terwujudnya cita-cita nasional.
Dengan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara, akan dapat
membangun kekuatan bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang kuat,
14
kokoh, dan handal menyukseskan pembangunan nasional berpijak pada potensi
bangsa negara secara mandiri.
15
B. Upaya Bela Negara dalam Ketahanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Bentuk dari bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Wujud bela negara secara fisik, bisa diartikan sebagai usaha
mempertahankan dan menghadapi serangan fisik yang mengancam keberadaan
negara tersebut. Adapun wujud bela negara non-fisik dapat diartikan sebagai
upaya berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui
pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan bangsa tersebut.
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Menurut isi dari pasal ini setiap
warga negara berhak untuk ikut dalam upaya membela negara, dalam artian tidak
selalu dalam bentuk fisik.
16
b. Bekerja berdasarkan prinsip gotong royong menjaga kebersihan
lingkungan.
c. Melaksanakan ronda malam dan siskamling.
d. Menciptakan suasana tentram dan damai serta rukun di lingkungan
masyarakat.
e. Menghargai adanya perbedaan antar sesama anggota masyarakat
antar ras, suku, agama, dan juga kelompok-kelompok.
f. Aktif di berbagai kegiatan sosial, sedangkan bela negara yang bisa
kita lakukan sehari-hari dilingkungan negara seperti
g. Aktif, tanggap dan waspada mencurigai serta melaporkan terkait
aktivitas sekelompok orang terkait terorisme, perdagangan narkoba
dan tindakan- tindakan lain yang mengancam keamanan negara.
“Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan negara.” Isi pasal ini lebih menekankan pada hak dan kewajiban bela
negara dalam kondisi berbeda yang secara sekilas dapat diartikan sebagai hak dan
kewajiban bela negara dalam bentuk fisik.
Bentuk bela negara yang dapat dilakukan berdasarkan pasal 30 ayat (1)
UUD 1945:
17
3. Pasal 30 ayat (2) UUD 1945
a. Mengatasi semua ancaman terhadap NKRI baik dari luar maupun dari
dalam.
b. Membantu korban bencana alam.
c. Mengatasi kriminalitas.
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia,
dan pengabdian sesuai dengan profesi.” Dalam pasal ini disebutkan dengan jelas
tentang upaya-upaya yang dapat kita lakukan sebagai bentuk bela negara.
Bentuk bela negara berdasarkan Pasal 9 ayat (2) UU Nomor Tahun 2002:
18
c. Salah satu upaya nyata dalam bentuk bela negara adalah menjadi bagian
dari TNI dan Polri.
d. Menjadi atlet yang berprestasi sehingga dapat mengharumkan nama
bangsa merupakan salah satu bentuk bela negara pengabdian sesuai
profesi.
Bela negara adalah sikap dan tindakan warga negara yang dilandasi rasa
cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara, kerelaan berkorban guna menghadapi setiap ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan ( ATHG) baik yang datang dari dalam
maupun dari luar yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara,
keutuhan wilayah, yuridiksi nasional dan nilai - nilai luhur Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Pengertian ini memberi kesempatan yang seluas- luasnya
kepada setiap warga negara untuk melakukan aktivitas bela negara.7
Melaksanakan kewajiban bela negara akan membuktikan warga negara
yang bersedia berbakti pada bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri
guna membela negara.
19
5. Melatih jiwa kepemimpinan atau leadership dalam memimpin diri sendiri
atau kelompok.
6. Membentuk iman dan takwa kepada agama sesuai dengan yang dipeluk
oleh setiap orang.
7. Berbakti kepada orang tua, bangsa, dan agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, dan ketepatan dalam menjalankan
kegiatan.
9. Menghapuskan sikap yang dianggap negatif seperti malas, apatis, egois,
tidak disiplin, dan lain sebagainya.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan memiliki kepedulian
antar sesama manusia.
20
2. Pendidikan Kewarganegaraan Mulai dari Tingkat Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi.
Program pemerintah di bidang pendidikan selanjutnya adalah
dengan mengadakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mulai
dari tingkat sekolah dasar hingga ke tingkat perguruan tinggi.
21
c. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan agama
serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki
keterkaitan dengan kekuatan kekuatan di luar negeri.
d. Konflik komunal, kendati pun bersumber pada masalah sosial ekonomi,
namun dapat berkembang menjadi konflik antar suku, agama, maupun ras/
keturunan dalam skala yang luas.
e. Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang, senjata, amunisi
dan bahan peledak, penyelundupan manusia, narkoba, pencucian uang dan
bentuk-bentuk kejahatan terorganisir lainnya.
f. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan
maupun batu loncatan ke negara lain.
g. Gangguan keamanan laut seperti pembajakan dan perampokan,
penangkapan ikan ilegal, pencemaran, dan perusakan ekosistem.
h. Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara, pelanggaran
wilayah udara, dan terorisme melalui sarana transportasi udara.
i. Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, perambahan hutan ilegal,
pembuangan limbah bahan beracun dan berbahaya.
j. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa.
Berbagai macam bentuk pelanggaran bela negara di atas tidak terlepas dari
berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun
eksternal. Beberapa faktor ini nantinya akan mengikis rasa nasionalisme dan
patriotisme masyarakat Indonesia yang nantinya akan memicu hilangnya
keharmonisan dalam hidup bangsa Indonesia.
22
● Sikap tidak toleran. Sikap ini menyebabkan timbulnya rasa saling tidak
menghargai dan tidak menghormati keberadaan orang lain;
● Penyalahgunaan kekuasaan di dalam masyarakat. Kekuasaan yang
dimaksud bukan hanya pada kekuasaan pemerintah, namun juga bentuk-
bentuk kekuasaan lain yang ada di masyarakat;
● Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Ini dapat membuat
seseorang berperilaku seenaknya dan tidak mempedulikan hak orang lain
yang harus dihormati;
● Ketidaktegasan para penegak hukum. Jika para penegak hukum tidak
tegas, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban akan terus terjadi.
Ketertiban dan keharmonisan pun tidak akan dapat terwujud.
Penyalahgunaan teknologi. Tak hanya dampak positif, kemajuan teknologi
juga menimbulkan dampak negatif, seperti kejahatan.
23
● Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk pelanggaran hak dan kewajiban warga negara oleh
pemerintah;
● Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara;
● Menguatkan kesadaran berbangsa dan bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal dan non formal;
● Meningkatkan profesionalisme aparat keamanan dan pertahanan negara;
● Meningkatkan kerja sama antar kelompok atau golongan;
● Memberi jaminan hak asasi manusia melalui instrumen perundang-
undangan.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
utama/ primer juga data kedua/sekunder. Data utama/primer dalam penelitian ini
adalah pengakuan secara langsung dari beberapa peserta didik yakninya siswa/i
SMA Negeri 3 Batusangkar, dan data kedua/sekunder berupa angket yang
disebarkan kepada siswa/i SMA Negeri 3 Batusangkar.
25
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Fasilitas
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN
NO PERTANYAAN PENILAIAN
Ya Tidak
27
6 Apakah kamu setuju, bahwa bela negara hanya 1 124
dilakukan oleh TNI dan Polisi saja?
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
28
diatas. Dapat dijabarkan sebagai berikut kelas 10 diisi dengan persentase 28%
sekitar 35 orang. Kelas 11 diisi dengan persentase 16% sekitar 20 orang. Kelas
12 diisi dengan persentase 56% sekitar 70 orang. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa angket lebih banyak direspon oleh kelas 12.
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sebanyak 99,2% dari 125 responden menjawab pertanyaan tersebut
dengan ‘ya’ hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa/i SMA Negeri 3
Batusangkar sudah mengetahui bahwasanya upacara bendera termasuk upaya
bela negara.
Mengapa upacara bendera termasuk upaya bela negara? Karena upacara bendera
dapat membangkitkan rasa nasionalisme para pemuda sehingga akan selalu
tertanam rasa cinta tanah air kepada bangsa ini.
29
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sebanyak 88,8% sekitar 111 orang menjawab dengan jawaban ‘ya’ hal
ini berarti responden sudah mengetahui bahwasanya tidak membayar pajak
termasuk pelanggaran negara.
30
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sebanyak 99,2% dari 125 responden menjawab pertanyaan dengan
jawaban ‘ya’ hal ini dapat disimpulkan bahwa responden sudah memahami
pentingnya bela negara.
Mengapa bela negara itu penting? Karena seluruh warga negara wajib
melaksanakan bela negara untuk menjaga keselamatan dan keutuhan bangsa dan
negara.
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
31
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sebanyak 83,2% sekitar 104 orang menjawab pertanyaan dengan
jawaban ‘belum’ hal ini dapat disimpulkan bahwa menurut responden
pertahanan negara Indonesia belum berjalan dengan baik.
Mengapa demikian? Hal ini karena aparat negara di daerah Batusangkar belum
melaksanakan tugas mereka dengan sempurna seperti polisi yang belum bisa
menertibkan lalu lintas dengan baik serta kurang tegasnya para aparat terhadap
peraturan yang ada sehingga masih banyaknya para pelanggar lalu lintas.
Sebanyak 16,8% atau sekitar 21 orang menjawab pertanyaan dengan jawaban
‘sudah’ hal ini dapat disimpulkan bahwa menurut responden pertahanan negara
di Batusangkar ini sudah berjalan dengan baik. Sebagai contoh sudah banyak
para pengedar maupun pengguna narkoba yang sudah dilakukan tindakan
penangkapan.
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sekitar 89,6% atau 112 orang menjawab pertanyaan dengan jawaban
‘sudah’ hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa/i SMA Negeri 3 Batusangkar
sudah melakukan upaya bela negara. Misalnya dengan melaksanakan upacara
bendera setiap hari Senin.
32
Sekitar 10,4% atau 13 menjawab pertanyaan dengan jawaban ‘belum’ hal ini
berarti siswa/i SMA Negeri 3 Batusangkar masih belum melakukan upaya bela
negara. Misalnya saja sudah mengendarai motor tetapi belum memiliki SIM
sebagai syarat untuk bisa mengendarai motor.
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sekitar 99,2% dari 125 responden menjawab pertanyaan dengan jawaban
‘tidak setuju’ hal ini dapat disimpulkan bahwa responden tidak setuju mengenai
bela negara hanya dilakukan oleh TNI dan Polisi saja.
Tetapi upaya bela negara ini menjadi tanggung jawab semua warga negara.
Dimana TNI dan Polri sebagai kekuatan utama dan warga negara sebagai
kekuatan pendukung. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai bela
negara serta pertahanan negara sehingga menganggap hanya hanya aparat
keamanan saja yang mempunyai wewenang dalam menjaga ketertiban.
33
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sekitar 70,4% atau 88 orang menjawab pertanyaan dengan jawaban ‘tau’
hal ini dapat disimpulkan bahwa responden sudah mengetahui kapan hari bela
negara yang berarti responden peduli akan bela negara yang menunjukkan rasa
cinta terhadap bangsa dan negara.
Sekitar 29,6% atau 37 orang menjawab pertanyaan dengan jawaban ‘tidak tahu’
hal ini berarti kurangnya rasa peduli responden terhadap bela negara, yang
dimana menunjukkan kurangnya rasa cinta tanah air dan sikap acuh terhadap
bangsa dan negara.
34
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas. Sekitar 95,2% atau 119 orang menjawab pertanyaan dengan jawaban ‘
tidak’ hal ini dapat disimpulkan bahwa responden menyadari bahwa kesadaran
bela negara itu harus dimulai dari diri sendiri.
Jika kesadaran bela negara berasal dari orang lain maka tidak akan timbul
kesadaran bela negara. Karena sesuatu yang bukan berasal dari kesadaran diri
sendiri akan menghasilkan hal yang sia sia.
35
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden perwakilan siswa/i
SMAN 3 Batusangkar didapatkan hasil sebagaimana tertera pada diagram
diatas.
Sekitar 90,4% atau 113 orang menjawab pertanyaan dengan jawaban ‘belum’
hal ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran bela negara yang dimiliki
oleh mayoritas masyarakat Indonesia. contohnya, saat upacara bendera masih
banyak didapati sikap kurang disiplin dalam pelaksanaan tidak mengikuti
upacara secara hikmat.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
37
5.2 Saran
Setelah melihat kurangnya kesadaran bela negara siswa SMA Negeri 3
Batusangkar akan pentingnya upaya bela negara, maka kami penyusun makalah
menyarankan beberapa hal berikut:
38
DAFTAR PUSTAKA
Fanani, M.F. 2022. Manfaat Bela Negara, Kenali Pengertian, Fungsi, dan Tujuannya.Dari:
https://m.merdeka.com/trending/manfaat-bela-negara-kenali-pengertian-fungsi-
dan-tujuannya-kln.html?page=3 , diakses pada 24 Oktober 2022.
Djumaidin, Z., dkk. 2021. Bela Negara Perguruan Tinggi dalam Pengenalan Lingkungan
dan Prestasi Akademik Universitas Nasional 2021.Dari :
Riyanto, J., dkk. 2017. Bela Negara dalam Perspektif Strategi dan Kebijakan Pertahanan
Negara. Puskom Publik Kemhan, Jakarta, 2017, hal 13.
39