Anda di halaman 1dari 25

UPAYA BELA NEGARA BAGI KALANGAN MAHASISWA

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu 1 pada Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Semester Satu yang Diampu oleh Novitasari, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
1. TRI WIDIA NINGKRUM ( 042970111 )

PROGRAM STUDI SARJANA 1 ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS TERBUKA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah membrikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yan berjudul “Upaya Bela
Negara Bagi Kalangan Mahasiswa” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untu memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga
bertujjan untuk menambah wawasan tentang upaya bela negara bagi kalangan
mahasiswa baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novitasari, M.Pd. , selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai denga bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangunakan saya nantikan demi
kesempurnaan maklah ini.

Purworejo, 25 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ 3

BAB I..................................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN............................................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................... 3

B. Identifikasi Masalah....................................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah............................................................................................................................ 4

D. Tujuan.................................................................................................................................................... 5

BAB II................................................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN.................................................................................................................................................. 5

A. Pengertian Bela Negara................................................................................................................ 5

B. Konsep Bela Negara........................................................................................................................ 6

C. Peraturan Perundang – undangan tentang Bela Negara............................................7

D. Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara.....................................................9

E. Analisa.................................................................................................................................................... 9

F. Komponen Bela Negara.............................................................................................................. 10

G. Bela Negara Bagi Mahasiswa................................................................................................... 10

BAB III............................................................................................................................................................... 12

PENUTUP......................................................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan....................................................................................................................................... 12

B. Saran..................................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesadaran Bela Negara merupakan satu hal yang mendasar yang harus
dimiliki oleh setiap Warga Negara Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian
hak dan kewajibannya dalam upaya bela negara, dalam rangka menjaga
keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Undang - undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) mengatur mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27
Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
Pembelaan Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Sikap bela negara perlu dilakukan mahasiswa dan ditanamkan dalam
kehidupan sehari - hari melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai wujud kesadaran bela negara dan sebagai sebuah upaya untuk
mewujudkan WNI yang memahami dan menghayati serta yakin untuk
menunaikan hak dan kewajibannya. Mengingat rendahnya pemahaman
masyarakat terhadap makna Pancasila, tidak terlepas dari sedikitnya pemikir
Indonesia yang mengembangkan pemikiran-pemikiran mengenai Pancasila.
Akibatnyamasyarakat Indonesia (khususnyakalanganelit)
mengalamikesulitandalam proses pengimplementasiannilai-
nilaipancasiladalamkehidupansehari-hari. Melalui Pendidikan
Kewarganegaraansiswadapatmemahami dan menunaikanhak dan
kewajibannyadalamkegiatandirumah, di sekolahsampaidimasyarakat. Bangsa
Indonesia ingin pula memilikiperadaban yang unggul dan mulia.
Peradabandemikiandapatdicapaiapabilamasyarakat dan bangsakita juga
merupakanmasyarakat dan bangsa yang baik (good society and nation),
damai, adil dan sejahtera, sebagaimana yang telahdiwasiatkan oleh para
pendiribangsa (founding fathers) dalamPembukaan UUD 1945.
DalamSutoyo (2011:6) Pendidikan
Kewarganegaraanadalahusahasadaruntukmempersiapkanpesertadidikdalam
mengembangkankecintaan, kesetiaan,
keberanianuntukberkorbanmembelabangsa dan tanah air indonesia. Jadi
tujuan Pendidikan Kewarganegaraanadalahuntukmenumbuhkanwawasan
dan kesadaranbernegara, sikap, sertaperilaku yang cintatanah air,
bersendikankebudayaanbangsa, wawasannusantara dan
ketahanannasionalkepadasiswa, mahasiswa, calonilmuwan, dan warga
negara Republik Indonesia yang menguasaiilmupengetahuan dan seni yang
dijiwainilai-nilai Pancasila. 3 nilai-nilaidasar negara akanmenjadipanduan
dan mewarnaikeyakinansertapeganganhidupwarga negara
dalamkehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karenaitu,
pesertadidikseyogyanyamemilikimotivasibahwa Pendidikan
Kewarganegaaan yang
diberikankepadamahasiswaberkaitaneratdenganpenanaman dan
kedudukansertakepentinganmahasiswasebagaiindividu, anggotakeluarga,
anggotamasyarakat dan sebagaiwarga negara Indonesia yang terdidik,
sertabertekad dan bersediamewujudkannya.
Akan tetapi, dalampelaksanaanpenanamansikapbela negara
melaluimatapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraanmengalamibanyakhambatan dan kendala. Hal
initerlihatdarisikapmahasiswa yang tidakdilandasi oleh kecintaan pada tanah
air Indonesia. Ketika diberikanbeberapapertanyaansehubunganmateribela
negara yang sudahdiberikan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan pada
saat duduk di bangku sekolah menengah, kebanyakanmahasiswalupa, atau
rata-rata mahasiswahanyamemilikisedikitkonsepmengenaibela negara,
mahasiswa juga tanpasadarmemakaibanyakprodukbuatanluar negeri yang
menjadi salah satufaktorpenyebabrendahnya rasa cintaterhadaptanah air
Indonesia dimulaidaripemakaiantas, sepatu, perlengkapansekolah,
merekminumanbahkansampaimerekmakanan.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan
negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah
nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilakubela negara dilandasi oleh
nasionalisme dan patriotismedarisetiapwarga negara. Demi
mewujudkankelanggengan Negara Republik Indonesia dan
kelangsunganhidupbangsa dan negara, makapenanamanbela Negara pada
warga negara menjadititiksentral yang perludibina dan dikembangkan.
Melaluikualitaswarga negara yang unggulbangsa Indonesia
dapatmelaksanakanpembangunanberkelanjutanmaupunmengatasianekabent
ukancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang
bersumberbaikdaridalammaupunluar yang
langsungataupuntidaklangsungmembahayakanidentitas, integrasi dan
kelangsunganhidupbangsa dan Negara kesatuanRepublik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identiikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya rasa cinta tanah air terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. Kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap Penerapan Sikap Bela
Negara melalui Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan
sehari-hari baik di rumah, sekolah, perguruan tinggi, masyarakat serta
dalam berbangsa dan bernegara.
3. Rendahnya keinginan mahasiswa untu belajar terhadap Pendidikan
Kewarganegaraan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka saya merumuskan masalah
yang akan saya bahas agar lebih terarah sebagai berikut :
1. Bagaimana wujud cinta tanah air pada mahasiswa?
2. Bagaiman kesadaran berbangsa dan bernegara pada mahasiswa?
3. Bagaimana tingkat keyakinan kesatian Pancasila pada mahasiswa?
4. Bagaimana kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara pada
mahasiswa?
5. Bagaimana kmampuan awal bela negara pada mahasiswa?

D. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk memahami yang di maksud dengan bela negara.
2. Untuk mengetahui apa saja upaya bela negara yang dapat di
implementasikan oleh mahasiswa.

E. Manfaat
1. Memberi wawasan tentang pengertian bela negara
2. Memberi informasi tentang peran mahasiswa dalam bela negara
3. Meningkatkan pengetahuan tentang arti pentingnya bela negara
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara


Membela Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu hak dan
kewajiban dari pada setiap warga negara Indonesia. Hal ini terdapat dalam Pasal
27 Ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Dalam buku “Pemasyarakatan UUD
Negara Republik Indonesia 1945 oleh MPR (2012)” dijelaskan bahwa Pasal 27
Ayat (3) ini di maksudkan untuk memperteguh konsep yang di anut bangsa dan
negara Indonesia di bidang pembelaan negara, yaiyu upaya bela negara bukan
hanya monopoli TNI, tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban bagi setiap
warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tidak benar jika ada anggapan bela
negara berkaitan dengan militer dan militerisme dan seolah – olah kewajiban
dan tanggung jawab membela negara hanya wajib dilakukan oleh Tentara
Nasional Indonesia saja. Selain itu terdapat pula dalam Pasal 30 Ayat (1) UUD
1945 menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan kuipan kedua
pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan perthanan negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Hal ini
berkonsekuensi bahwa setiap wrga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
menentukan kebijakan tentang pembelaan negara mellui lembaga-lembaga
perwakilan yang sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang
berlaku termasuk pula aktivitas bela negara. Selain itu, setiap warga negara
dapat turut serta dalam sitiap usaha pembelaan negara sesuai dengan
kemampuan dan profesi masing-masing.

Dalam Undang - undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


Pasal 9 Ayat (1) disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwijudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara”. Dalam bagian penjelasan Undang-undang No. 3 Tahun 2002
tersebut dinyatakan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain
sebagai kewajiban dasr manusia juga merupakan suatu bentuk kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran penuh, rasa
tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.

B. Konsep Bela Negara


Jika bela negara tidak hanya mencakup perang mempertahankan negara
maka konsep bela negara memiliki cakupan yang luas. Konsep bela negara dapat
diuraikan secara fisil dan nonfisik. Secara fisik, yaitu dengan cara “memanggul
senjata” menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Pengertian ini dapat disamakan
dengan bela negara dalam arti militer. Sementara, bela negara secara nonfisik
dapat di definisikan sebagai segala bentuk upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif
dlam memajukan bangsa dan negara, termasuk penanggulangan ancaman. Bela
negara deemikian dapat disamakan dengan bela negara secara non militer.
Bela negara perlu kita pahami dalam arti luas, yaitu secara fisik maupun non fisik
(militer ataupun non militer). Pemahaman ini diperlukan karena dimensi
ancaman terhadap bangsa dan negara dewasa ini tidak hanya ancaman yang
bersifat miiter, tetapi juga ancaman yang sifatnya non militer atau nirmiliter.
Yang dimaksud dengan ancaman adalah “Setiap usaha dan kegiatan baik dari
dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa”. Ancaman militer
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nirmiliter
pada hakikatnya adalah ancaman yang menggunakan faktor – faktor nirmiliter
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan
negara, persatuan dan kesatuan bngsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara,
kelangsungan hidup yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Sikap dan perilaku bela negara dilandasi dengan
nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Sesuai dengan Undang – Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan
dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar
Kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui
program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih)
adalah amanat dari Undang – Undang No. 0 Tahun 1982.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiridariberbagaiunsur,
sepertiResimenMahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra),
PertahananSipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan OrganisasiKemasyarakatan
Pemuda (OKP) yang telahmengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lainnya.
Rakyat terlatihmempunyaiempatfungsi, yaituketertibanUmum, Perlindungan
Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tigafungsi yang
disebutpertamaumumnyadilakukan pada masa damaiatau pada
saatterjadinyabencanaalamataudaruratsipil, di mana unsur-unsur Rakyat
TerlatihmembantupemerintahdaerahdalammenanganiKeamanan dan Ketertiban
Masyarakat, sementarafungsiPerlawanan Rakyat
dilakukandalamkeadaandaruratperang di mana Rakyat
Terlatihmerupakanunsurbantuantempurbagipasukan regular TNI dan
terlibatlangsung di medanperang.
Disisinonfisik, merujukUndang-Undang No.3 Tahun 2002,
keikutsertaanwarga negara dalambela negara dapatdiselenggarakanmelalui
Pendidikan Kewarganegaraan dan pengabdiansesuaidenganprofesi.
Berdasarhalitu, makaketerlibatanwarga negara dalambela negara
secaranonfisikdapatdilakukandenganberbagaibentuk, sepanjang masa dan
dalamsegalasituasi, misalnyadengancara:
1. Meningkatkankesadaranberbangsa dan bernegara,
termasukmenghayatidemokrasidenganmenghargaiperbedaanpendapat dan
tidakmemaksakankehendak, menanamkankecintaanterhadaptanah air,
melaluipengabdian yang tuluskepada masyarakat,
2. Berperanaktifdalammemajukanbangsa dan negara denganberkaryanyata
(bukanretorika),
3. Kesadaran dan kepatuhanterhadaphukum/undang-undang dan
menjunjungtinggiHakAzaziManusia, dan
4. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh - pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa melalui ibadah sesuai agama/kepercayaannya masing-masing.

Hinggasaatinibelumadaundang-undangtersendiri yang mengaturmengenai


Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesisebagaimanadiamanatkandalamUndang-Undang
No.3 Tahun 2002. Apabilanantinyatelahkeluarundang-undangmengenai
Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesimakaakansemakinjelasbentukkeikutsertaanwar
ga negara dalamupayapembelaan negara.

C. Peraturan Perundang – undangan tentang Bela Negara

Dasar hukummengenaibela negara dapatditemukandalamperundang-


undangan, sebagaiberikut:
a. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945: “Setiapwarga negara berhak dan
wajibikutsertadalamupayapembelaan negara”.
b. Pasal 30 UUD 1945
1. Tiap-tiapwarga negara berhak dan wajibikutsertadalamusahapertahanan
dan keamanan negara
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakanmelaluisistempertahanan dan keamananrakyatsemesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagaikekuatanutama, dan rakyat, sebagaikekuatanpendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiriatas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara sebagaialat Negara bertugasmempertahankan,
melindungi, dan memeliharakeutuhan dan kedaulatan Negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaialat Negara yang
menjagakeamanan dan ketertibanmasyarakatbertugasmelindungi,
mengayomi, melayanimasyarakat, sertamenegakkan hokum.
5. Susunan dan kedudukanTentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungankewenanganTentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalammenjalankantugasnya,
syarat-syaratkeikutsertaanwarga negara dalamusahapertahanan dan
keamanan negara, sertahal-hal yang terkaitdenganpertahanan dan
keamanandiaturdenganundang-undang.

ProdukturunandalamPerundang-undangan yang merupakan tata


laksanadariPasal 30 UUD 1945 yang telahdisusunadalah;

a. Undang-Undang No.2 Tahun 2001 tentangKepolisisan Negara Republik


Indonesia
b. Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentangPertahanan Negara
c. Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentangTentara Nasional Indonesia

Pengaturanperanwarga negara dalambela negara disebutkandalamPasal


9 UU No.3 Tahun 2002, sebagaiberikut:

1. Setiapwarga negara berhak dan wajibikutsertadalamupayabela negara


yang diwujudkandalampenyelenggaraanpertahanan negara.
2. Keikutsertaanwarga negara dalamupayabela negara,
sebagaimanadimaksuddalamayat (1), diselenggarakanmelalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihandasarkemiliteransecarawajib
c. SebagaiprajuritTentara Nasional Indonesia
secarasukarelaatausecarawajib
d. Pengabdiansesuaidenganprofesi
3. Ketentuanmengenaipendidikankewarganegaraan,
pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesidiaturdenganundang-undang.

Sebagaiperbandinganpelaksanaankeikutsertaanwarga negara
dalamupayabela negara menurutUndang-Undang No.20 Tahun 1982,
dinyatakan pada Pasal 18 sebagaiberikut. Hak dan kewajibanwarga negara
yang diwujudkandengankeikutsertaandalamupayabela negara
diselenggarakanmelalui:

a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara


sebagaibagiantidakterpisahdalamsistempendidikannasional
b. Keanggotaan Rakyat Terlatihsecarawajib
c. Keanggotaan Angkatan Bersenjatasecarasukarelaatausecarawajib
d. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia
secarasukarelaatausecarawajib
e. KeanggotaanPerlindunganmasyarakatsecarasukarela

D. Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara


Menurut Undang – Unadng No.20 Tahun 1982, istilah ancaman meliputi
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Merujuk Undang –
Undang No.3 Tahun 2002, ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari
dalammaupunluar negeri yang dinilaimembahayakankedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatansegenapbangsa.
Konsepancamanmencakuphal yang sangatluas dan spektrum yang
senantiasaberkembangberubahdariwaktukewaktu.
Dewasaini, ancamanterhadapkedaulatan negara yang
bersifatkonvensional (fisik) berkembangmenjadi multidimensional (fisik dan
non fisik), baik yang berasaldariluar negeri maupundaridalam negeri. Ancaman
yang bersifat multidimensional
tersebutdapatbersumberbaikdaripermasalahanideologi, politik, ekonomi,
sosialbudaya, maupunpermasalahankeamanan yang
terkaitdengankejahataninternasional, antara lain terorisme, imigrangelap,
bahayanarkotika, pencuriankekayaanalam, bajaklaut, dan perusakanlingkungan.
Ancaman yang nyata di negara kitayaitudiantaranya negara
majubersaingmerebutenergisumberdayaalam yang kitamiliki. Bahkan negara
majutakseganseganmelakukansegalacarauntukmendapatkanhasil yang
merekainginkan, salah
satunyamelaluiberedarnyanarkobadikalangangenerasimuda. Hal
inidilakukanuntukmerusakgenerasimuda Indonesia sehinggabangsa Indonesia
dimasadepantidakmemilikigenerasi yang berkualitas. Konflikataupunperang
yang akanterjadidinegarakitabukanlahperangantaradua negara yang
menggunakanperalatantempurcanggihsalingberhadapantetapiperangsecara
modern dimana negara
akanmenggunakanpihakketigaataupunmelumpuhkanekonomi,
meracunigenerasimudadenganmenyebarkannarkoba, mengadudombaelitpolitik,
melumpuhkan Hukum yang ada, mengajarkanajaran-
ajaransesatbaikterorismeataupunajaran yang bertentangandenganideologi
negara kita.Dibidangpendidikangenerasimudamasihterdapatperkelahian dan
aksianarkhisantarpelajar dan mahasiswa. Perkelahian para
generasimudatidakmengenalapakahitupelajar SMP, SMA
bahkansesamaMahasiswaantarFakultasdimanadisebabkanpermasalahan-
permasalahankecil yang
seharusnyadapatdiselesaikandengancaramusyawarah/diskusidengankomunikas
i yang baikantarpihak-pihakgenerasimuda yang
masihmemilikitemperamentinggi.
Menurut Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia,
Raymizard Ryacudu mengatakan bahwa ada dua jenis ancaman bagi negara ini,
di antaranya sebagai berikut :
1.) Sifatnya nyata secra militer
2.) Tidak nyata atau belum nyata atau nirmiliter

Menurut beliau, ancaman nirmiliter itu diklasifikasikan menjadi delapan, antara


lain sebagai berikut :
1. Terorisme
Terorisme sudah menjadi mush bersama semua bangsa, Indonesia telah
berkali – kali menjadi sasaran jaringan teroris.
2. Bencana alam
Bencana alam juga menjadi potensi ancaman tersendiri, terkhusus Indonesia
berada di lingkar cincin api yang bisa di pastikan menjadi negara yang harus
bisa menanggulangi bencana alam.
3. Pelanggaran perbatasan negara
Perbatasan negara ini masalah yang sangat serius, apabila terjadi
pelanggaran besar kemungkinan akan memicu terjadinya bentrok. Daerah
Indonesia yang berbatsan langsung salah satunya yaitu antara Papua dan
Papua Nugini.
4. Separtisme
Separatisme adalah gerakan daerah memisahkan diri dari suatu negara.
Indonesia pernah mengalami gerakan separatisme yang dulu daerah tersebut
bernama Timor – Timur sekarang menjadi negara Timor Leste. Maka dari itu
gerakan separtisme ini perlu di waspadai agar tidak terjadi lagi
5. Penyebaran Penyakit
Penyebaran penyakit juga menjadi potensi ancaman bangsa ini, di antara
yang paling terkenal adalah virus MERS dan ebola ataupun flu burung. Dan
yang saat ini tengah terjadi bukan hanya di Indonesia namun di bberbagai
negara seluruh dunia, yaitu virus covid 19.
6. Serangan siber dari manca negara
7. Narkoba, sukar di rehabilitas narkoba merupakan musuh kita bersama
8. Infiltasi budaya dan nilai – nilai, yang secara perlahan, sistematis, dn
terprogram

E. Analisa
a.) Berdasarkan uraian di atas, Pendidikan Kewarganegaraan Bela Negara dalam
konteks demokrasi saat ini masih relevan dan dibutuhkan
Konstitusi negara UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Setiapwarga Negara juga berhak dan wajibikutsertadalampertahanan negara
sebagaimanatercantumdalamPasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiapwarga negara
berhak dan wajibikutsertadalamusahapertahanan dan keamanan negara”.
Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara
menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.
b.) Perwujudan pembelaan negara yang harus dilakukan warga negara dapat
dijelaskan sebagai berikut.
MengacuUndang-Undang No.3 Tahun 2002 tentangPertahanan Negara,
keikutsertaanwarga Negara dalambela negara
secarafisikdapatdilakukandenganmenjadianggotaTentara Nasional Indonesia
dan Pelatihan Dasar kemiliteran.
Saatinipelatihandasarkemiliterandiselenggarakanmelalui program Rakyat
Terlatih (Ratih), meskipunkonsepRatihadalahamanatdariUndang-Undang No.
20 Tahun 1982.
Sementaranonfisik, Undang-Undang No.3 Tahun 2002
menjelaskankeikutsertaanwarga Negara dalambela Negara
dapatdiselenggarakanmelaluiPKn dan pengabdiansesuaidenganprofesi.
Berdasarhalitu, makaketerlibatanwarga Negara dalambela negara
secaranonfisikdapatdilakukandenganberbagaibentuk, sepanjang masa dan
dalamsegalasituasi, misalnyadengancara:
1.) Meningkatkankesadaranberbangsa dan bernegara,
termasukmenghayatidemokrasidenganmenghargaiperbedaanpendapat
dan tidakmemaksakankehendak, menanamkankecintaanterhadaptanah
air, melaluipengabdian yang tuluskepadamasyarakat
2.) Berperanaktifdalammemajukanbangsa dan negara denganberkaryanyata
(bukanretorika)
3.) Kesadaran dan kepatuhanterhadaphukum/undang-undang dan
menjunjungtinggiHakAzaziManusia
4.) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan
norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaannya masing-masing.

Hinggasaatinibelumadaundang-undangtersendiri yang
mengaturmengenai Pendidikan Kewrganegaraan,
pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesisebagaimanadiamanatkandalamUndang-
Undang No.3 Tahun 2002. Apabilanantinyatelahkeluarundang-
undangmengenai Pendidikan Kewarganegaraan,
pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesimakaakansemakinjelasbentukkeikutsertaan
warga negara dalamupayapembelaan negara.

F. Komponen Bela Negara


Bela negara meliputi menyelenggarakan ketertiban umum, menyelenggarakan
perlindungan masyarakat, meyelenggarakan keamanan masyarakat,
menyelenggarakan perlawanan rakyat semesta. Sedangkan komponen tenaga
manusia dalam kekuatan bela negara antara lain :
1.) Komponen utama bela negara adalah Tentara Nasional Indonesa (TNI) yang
siap digunakan untuk melaksanakan tugas – tugas pertahanan
2.) Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan
untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
kekuatan dan kemampuan komponen utama
3.) Komponen pendukung yaitu sumber daya nasional yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
komponen cadangan

Sumber daya nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, dan
sumber daya buatan.
a. Sumber daya alam adalah potesi yang terkandung dalam bumi, air, dan
dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat digunakan untuk kepentingan
pertahanan negara
b. Sumber daya buatan ialah sumber daya yang tlah ditingkatkan daya gunanya
untuk kepentingan pertahanan negara
c. Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budu daya manusia yang dapat
digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara
dalam rangka mendukung kepentinan nasional
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan
upaya bela negara secara non fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang
pada gilirannya merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
bagi keamanan dan kedaulatan negara dan bangsa kiranya akan dapat di
kurangi atau bahkan di hilangkan sama sekali. Kegiatan bela negara secara
non fisisk sebagai upaya peningkatan ketahanan nasional juga sangat penting
untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalosasi abad ke 21 di
mana arus informasi ( atau disinformasi ) dan propaganda dari luar akan
sulit di bendung akibat semakin canggih teknologi informasi.

G. Bela Negara Bagi Mahasiswa


Menumbuhkan semanagat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju
dapat diwujudkan dengancara giat belajar dan giat bkerja, optimis terhadap
masa depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan
semangat gemar menabung.
Mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa depan yang gemilang serta
dapat membantu kelangsungan pembangunan negara.
Negara akan tegak berdiri jika diperthanakan oleh setiap warga negaranya.Oleh
karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh detiap warga negara.
Terdapat beberapa alasan bela negara sangat penting dilakukan, di antaranya
sebagi berikut :
a. Untuk memprtahankan negara dari berbagai ancaman
b. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
melndungi keselamatan warga Negara Indonesia
c. Merupakan hak dan kewajiban bagi semua warga negara
d. Bentuk pertahanan Negara bersifat semesta.

Bentuk partisipasi dalam upaya bela negara sebagai anggota keluarga di


antaranya, upaya dari setiap anggota keluarga untuk saling berbagi, slaing
mendukung, saling menolong, dan saling mengasihi satu sama lain merupakan
sikap yang dapat menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga.

Sebagai pelajar atau mahasiswa, partisispasi dalam upaya bela negara bagi
pelajar dapat di wujudkan dengan cara belajar dengan tekun dan penuh
semangat untuk memperdalam iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ketekunan belajar tersebut akan berhasil menciptakan generasi yang
cerdas, beriman, bemoral, berwawasan luas, dan terampil untuk membangun
bangsa dan negara di masa yang akan datang.

Bentuk partisispasi warga negara dalam upaya bela negara antara lain :

a. Mengayomi masyarakat dan memberikan perlindungan hukum


b. Menjaga dan memelihara keamanan dan ketertban masyarakat
c. Ikut aktif dalam peemliharaan perdamaian dunia
d. Melaksanakan operasi militer selain perang
e. Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa

Bentuk – bentuk kewaspadaan mahasiswa terhadap liberalisasi pendidikan


sebagai upaya bela negara

a. Menjadi pilar mutu pendidikan dengan sumber daya manusia semangat kita
tidak akan terombang – ambing dan tetap bisa waspada terhadap pengaruh
pendidikan dan budaya asing (termasuk ICT/Internet)
b. Ikut mendorong seluruh komponen standar mutu pendidikan nasional
(proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga penunjang, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan)
c. Mngembangkan kemampuan soft skills sebagai filter system terhadap
pengaruh asing, mahasiswa sebagai sumber daya manusia unggul bangsa
mengembangkan filter system terutama dari sumber nilai Pancasia
d. Menguasai dan waspada terhadap pengaruh teknologi informasi
e. Ikut mencegah terjadinya krisis nasionalisme :
 Pendidikan Kewarganegaraan
 Pendidikan nilai Pancasila menuju pemahaman dan pengalaman
Pancasila yang menyeluruh
 Menumpuk kebanggaan nasional sebagai bangsa Indonesia
f. Menyiapkan mahasiswa sebagai kekuatan cadangan pertahanan
 Belum ada kebijakan dan strategi nasional ( Grand Strategy ) pertahanan
dan keamanan yang memanfaatkan mahasiswa sebagai potensi
menghadapi “perang multi dimensi” yang dapat menghancurkan secara
strategik dan sistematik terhadap pusat – pusat kekuatan nasional.

Mahasiswa sebagai agent of change dan social control. Agent of change yaiyu
suatu tindakan yang membawa suatu keadaan dari kondisi yang kurang baik ke
arah kondisi yang lebih baik, dan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Peran
mahasiswa dalam upaya bela negara adalah suatu bagian dari menjaga
ketahanan nasional, sehingga mahasiswa seharusnya berpikir untuk
mengembalikan dan mengubah kondisi negara ini menjadi idela dan mampu
berdaya saing. Lima nilai dasar dari upaya bela negara antara lain :

1. Cinta Tanah Air yaitu mengenal dan mencintaitanah air


sehinggaselaluwaspada dan siapmembelatanah air Indonesia
terhadapsegalabentukancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
dapatmembahayakankelangsunganhidupbangsa dan negara oleh siapapun
dan darimanapun. Untukmeningkatkan rasa cintaterhadaptanah air
Indonesia dapatdilakukanmelaluikegiatan yang dapatmembangkitkan : Sikap
rasa memiliki, menjaga dan merawattanah air Indonesia; Mengenal dan
memahami wilayah Indonesia denganbaik; Sikap rasa
banggaatassegalamacamkekayaan dan kesuburantanah air Indonesia;
Sikapuntukmemelihara, melestarikan dan mencintailingkungannya ;
Senantiasamenjaganamabaik dan mengharumkan negara Indonesia dimata
dunia ; Sikapturutsertamembangun Indonesia; Sikap rasa
hematterhadappenggunaansumberdayaalam.
2. Sadar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Diarahkan
dalam bentuk sikap tingkah laku, bermasyarakat sesuai dengan kepribadian
bangsa, selalu mengkaitkan dirinya dengan pencapaian cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia. Untuk meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara dapat dilakukan melalui kegiatan yang dapat membangkitkan :
Menjunjung tinggi rasa kesatuan dan persatuan; Mencintai seni dan budaya
bangsa. Memiliki rasa, faham dan semangat kebangsaan yang tinggi
serta perlakuan terhormat terhadap bendera Merah Putih, lagu
Kebangsaan dan Lambang Negara Indonesia; Pengertian dan kesadaran
tentang keberadaan bangsa dan Negara Indonesia diantara bangsa-bangsa di
dunia; Kesadaran bahwa bangsa dan Negara Republik Indonesia sederajat
dengan bangsa-bangsa dan negara lain; Kesadaran untuk menjunjung tinggi
derajat dan martabat bangsa Indonesia; Kesadaran untuk menyadari dan
melaksanakan segala macam peraturan perundang-undangan; Kesadaran
untuk mengutamakan bahwa kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan golongan dan pribadi; Kesadaran bahwa bangsa Indonesia
memiliki suku bangsa dan budaya yang majemuk tetapi bersatu dalam
kebhinneka- tunggalikaan; Pengertian dan kesadaran terhadap arti
perjuangan bangsa Indonesia.
3. Keyakinanakan Pancasila sebagaiFalsafah dan Ideologi negara. Pancasila
sebagaifalsafah dan Ideologibangsa dan negara
merupakankerangkaacuandalamkehidupanbermasyarakat, berbangsa dan
bernegaragunamencapaitujuannasional. Terwujudnya rasa
keyakinanterhadap Pancasila sebagaiFalsafah dan Ideologi negara
dapatdicapaidengancarameningkatkan : Kesadaranakanhakekatberdirinya,
kebenaran Negara KesatuanRepublik Indonesia yang
diproklamasikantanggal 17 Agustus 1945;
Kesadaranbahwahanyadenganmengamalkan 36 butirdari Pancasila
dalamkehidupansehari-hari negara dan bangsa Indonesia akantetapjaya,
Kesadaranbahwasetiappertentanganpendapatdalamkehidupanberbangsa
dan bernegaradapatdiselesaikandenganmusyawarah/mufakat;
Kesadaranbahwa Pancasila sebagaiIdeologi negara
dapatmeniadakansetiapancaman, tantangan, hambatan dan
gangguanbaikdaridalammaupundariluar negeri; Memperingatihari-haribesar
agama dan haribesarnasional; Mengikutipengajian dan ceramah agama
sesuaidengan agama dan kepercayaannya masing-masing;
Kesadaranbahwamartabatmanusia Indonesia
hanyabisaterwujudjikaterdapatsalingmenghargai dan menghormati;
KesadaranbahwaIndonesiitudidasarikebhinnekatunggalikaan.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Perwujudannya adalah bersedia
mengorbankan waktu tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan
umum sehingga pada saatnya siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan
bangsa dan negara. Untuk meningkatkan semangat rela berkorban untuk
bangsa dan negara dapat dilakukan melalui kegiatan yang dapat
membangkitkan: Memiliki sikap peduli terhadap lingkungan dan ringan
tangan untuk saling tolong menolong; Mengembangkan sikap mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi; Mengaktifkan kegiatan
amal untuk meringankan penyandang cacat dan orang tertimpa bencana.
5. Kemampuan awal bela negara bagi setiap masyarakat. Untuk meningkatkan
kemampuan awal bela negara dapat dilakukan melalui kegiatan yang dapat
membangkitkan : Secara psikis (mental) memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kerja keras, mentaati segala peraturan perundang- undangan yang berlaku,
percaya akan kemampuan sendiri, tahan uji, pantang menyerah dalam
menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional ; Secara fisik memiliki
kondisi kesehatan dan ketrampilan jasmani yang dapat mendukung
kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

Bela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa dengan cra lain seperti
belajar dengan rajin, tidak meebarkan hoax dan ujaran kebencian, hidup
bertoleransi, melestarikan budaya, memakai produk dalam negeri, berprestasi
mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional, menjaga nama
baik bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

Mahasiswa tidak boleh acuh terhadap perkembangan dinamika kepemerintahan


yang sedang berjalan. Kesalahan – kesalahan atas kebijakan yang dilakukan
penguasa harus dikritik. Mahasiswa harus menjadi generasi yang cerdas dan
tidak diam begitu saja ketika masyarakatnya bergeming. Mahasiswa harus
berada di garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Dalam upaya bela negara, mahasiswa dapat ikut ambil bagian diantaranya
dengan cara memerangi narkoba di lingkungan kampus maupun di luar kampus,
menolak keterlibatan dlam paham – paham radikalisme, dan ikut serta dalam
melakukan counter narasi terhadap paham – paham radikalisme, ujaran
kebencian dan narasi – narasi yang memecah belah bangsa.
Pembinaan kesadaran bela negara bagipara mahasiswa sangat diperlukan,
melalui penanaman nilai – nilai bela negara, ras cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, serta meyakini Pancasila sebagai ideologi negara.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraanmemilikitujuanumumbagaimanamenjadikanwarga
negara yang baik yang mampumendukungbangsa dan negara.
Baikdalamartiandemokratis, yaituwarga negara yang cerdas, berkeadaban, dan
bertanggungjawabbagikelangsungan Negara Indonesia.
Nantinyadiharapkanmahasiswamemilikikompetensimenjadiilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cintatanah air,
demokratisberkeadaban, menjadiwarga negara yang memilikidayasaing,
berdisiplin, dan berpartisipasiaktifdalammembangunkehidupan yang
damaiberdasarkansistemnilai Pancasila. Sehubunganbela negara, konstitusi UUD
1945 Pasal 27 Ayat 3 mengaturbahwa; “Setiapwarga negara berhak dan
wajibikutsertadalamupayapembelaan Negara”. Setiapwarga Negara juga berhak
dan wajibikutsertadalampertahanan negara sebagaimanatercantumdalamPasal
30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiapwarga negara berhak dan
wajibikutsertadalamusahapertahanan dan keamanan negara.” Selanjutnya, UU
No.3 Tahun 2002 tentangpertahanan negara menjelaskanbahwaupayabela
negara adalahsikap dan perilakuwarga negara yang dijiwai oleh
kecintaannyakepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalammenjaminkelangsunganhidupbangsa dan negara. Upayabela negara,
selainsebagaikewajiban juga merupakankehormatanbagisetiapwarga negara
yang dilaksanakandenganpenuhkesadaran, tanggungjawab, dan
relaberkorbandalampengabdiankepada negara dan bangsa.

B. Saran
Belum adaperundang-undangan yang mengaturmengenai Pendidikan
Kewarganegaraan, pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesisebagaimanadiamanatkandalamUndang-Undang
No.3 Tahun 2002. Apabilanantinyatelahkeluarundang-undangmengenai
Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihandasarkemiliteransecarawajib, dan
pengabdiansesuaidenganprofesimakaakansemakinjelasbentukkeikutsertaanwar
ga negara dalamupayapembelaan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, K. d. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: Paradigma.

Bakry, M. N. (2014). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakry, M. N. (2015). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gredinand, D. (n.d.). PENERAPAN PENDIDIKAN BELA NEGARA DI PERGURUAN TINGGI.

Rukiyati, d. (2008). Pendidikan Pancasila : Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: UNY


Press.
Satino. (n.d.). Peranan Mahasiswa Dalam Mewujudkan Kesadaran Bela Negara. Abstract,
41-56.

Sunarso, d. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan : PKN untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: UNY Press.

Winarno. (2012). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi : Panduan Praktis


Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai