Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PKN SD

“ Literasi Sekolah ”

Disusun oleh:

KELOMPOK 2 KELAS 4A

1. ADINDA DWI ANGGRAINI A1G022030


2. DEKI TRI PUTRA A1G022060
3. ADILLA RAHMI YONANDA A1G022104
4. TASYA NABILAH A1G022106
5. YAYANG AVRILLIA SISTY A1G022108
6. PUTRI LUFTHIA FIKAR A1G022110
7. FLORA DWIPUTRI HELENA A1G022113

Dosen Pengampu :

Atika Susanti, M. Pd.

Dr. Osa Juarsa, M. Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Literasi Sekolah” dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan kali ini, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Atika
Susanti, M.Pd. dan Bapak Dr. Osa Juarsa, M.Pd. selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah
Pendidikan PKN SD yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dan membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
sistematika maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini ke depannya. Penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 31 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 Pengertian Gerakan Literasi Sekolah.............................................................................4

A. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah..............................................................................4

B. Kompetensi Gerakan Literasi Sekolah......................................................................5

C. Target Pencapaian Pelaksanaan GLS di Sekolah Dasar............................................5

D. Strategi dan Program Literasi Sekolah......................................................................6

E. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dasar.........................................................6

F. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung...............................................................8

2.2 Bentuk Kecakapan dari Gerakan Literasi Sekolah........................................................9

A. Jenjang Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar....................................................9

B. Jenjang Kemampuan Menulis di Sekolah Dasar.....................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14

3.2 Saran............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah pilar yang penting dalam perkembangan kognitif anak. Sejak awal
peradaban manusia pendidikan muncul. Pendidikan adalah suatu runtunan dalam memperoleh
ilmu dan proses dalam penyempurnaan secara individu yang dilakukan oleh manusia terus
menerus atau berkelanjutan. Manusia juga tidak luput dari keterbatasan atau kekurangan untuk
itu manusia harus bisa berproses, salah satu yaitu melalui proses pendidikan yang akan
memperoleh pengetahuan. Pendidikan yang dapat diperoleh oleh manusia tidak hanya
pendidikan formal namun pendidikan awal juga dapat diperoleh oleh manusia melalui
lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 3 menyatakan “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, kreatif, cakap, dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab”. Untuk mewujudkan pembentukan watak yang baik sesuai dengan
fungsi pendidikan nasional, pemerintah membuat kebijakan dalam menumbuhkan karakter yang
tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti salah
satunya yaitu membuat konsep Gerakan Literasi Nasional (GLN). Sasaran GLN meliputi
Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat, dan Gerakan Literasi Keluarga.

Literasi adalah sebuah gerakan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Secara garis besar menurut (Dispusip, 2019) literasi adalah istilah umum yang
merujuk kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam proses membaca,
menulis, berbicara, menghitung serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, literasi sangat berhubungan dengan siswa baik di rumah, sekolah maupun
masyarakat. Literasi yang baik maka akan menumbuhkan sikap budi pekerti yang luhur.
Menurut Kemendikbud (2017) literasi didefinisikan sebagai berikut; a). kemampuan melakukan
kegiatan baca, tulis, berhitung, dan bicara, serta kemampuan mencari informasi dan
menggunakannya; b). kegiatan sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh berbagai kondisi; c).
kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan membaca, menulis, menghitung,
yang digunakan untuk memikirkan, menyelidiki, menanyakan serta mengkritik semua hal yang
telah dipelajari; dan d). penggunaan bacaan yang dimiliki variasi dalam hal objek, aliran, dan
1
tingkat kerumitan Bahasa.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua
warga sekolah seperti guru, peserta didik, wali siswa/wali murid dan masyarakat, sebagai
bagian dari ekosistem pendidikan.Mitasari (2017:3) berpendapat kegiatan literasi ini peran dari
beberapa pihak seperti guru, wali siswa, perpustakaan, dan pemerintah sangat diperlukan
sebagai media siswa untuk lebih mengetahui dan memahami kegiatan literasi tersebut.
Sedangkan menurut Sutrianto (2016: 2). Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai kegiatan
ataupun aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan atau berbicara.

Gerakan literasi sekolah menjadi penting dikarenakan dengan adanya era globalisasi
yang semakin canggih. Siswa mencari informasi hanya dengan melalui gadget. Pengaruh gadget
dapat menyebabkan kurangnya minat membaca siswa. Oleh karena itu di ciptakanlah program
pemerintah seperti gerakan literasi sekolah ini. Agar minat membaca siswa tumbuh kembali
tujuan gerakan literasi itu sendiri yakni untuk memberikan dorongan kepada peserta didik
dalam menguasai berbagai mata pelajaran serta mencapai tujuan setiap mata pelajaran seperti
penguasaan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan begitu, gerakan literasi tidak
hanya mencakup kemampuan kognitif saja, tetapi mencakup juga seperti halnya aspek sosial,
aspek kebahasaan, dan psikologis.

Pentingnya penerapan literasi ini diharapkan dapat melahirkan mutu siswa yang
memiliki sikap mampu membuat keputusan secara tepat, mampu bekerja baik individu maupun
berkelompok serta mampu mengimplementasikan pengetahuan akademik ke dalam kehidupan
nyata sehingga kedepannya dapat berguna bagi lingkungan sekitar. Salah satu yang
mempengaruhi minat baca siswa adanya terbatasnya jumlah buku yang ada, kelengkapam
fasilitias buku-buku di sekolah menjadi salah satu penyebab siswa enggan membaca, selain itu
dalam pelayanan perpustakan yang kurang memadai. Sebuah survei menjelaskan bahwa minat
baca anak di Indonesia masih sangat rendah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gerakan literasi sekolah?


2. Bagaimana bentuk kecakapan gerakan literasi sekolah?

1.3 Tujuan

2
1. Untuk mengetahui pengertian dari gerakan literasi sekolah.
2. Untuk mengetahui bentuk kecakapan gerakan literasi sekolah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Gerakan Literasi Sekolah

Literasi, dalam bahasa Inggris literacy, berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang
pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang
menyertainya (Cooper, 1993). Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca
dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga
mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna
praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengatahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO,2003) Dalam Deklarasi UNESCO menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula
dengan kemampuan untuk mengidentifkasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi,
menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi
untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan- kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu
sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar
manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat (Kemendikbud, 2016).

Literasi tentu sebuah istilah yang tidak asing lagi di Indonesia gerakan dan kegiatan
yang berkaitan dengan literasi dewasa ini sudah banyak. Bahkan, bisa dikatakan pula bahwa
literasi adalah sesuatu yang dapat mengukur tingkat intelijensi seseorang. Literasi secara umum
dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam berbahasa. kegiatan berbahasa, baik
membaca atau pun menulis, memang tidak bisa dipisahkan sepenuhnya dari literasi. Karena,
literasi juga dapat diartikan sebagai keterampilan seseorang dalam membaca, berbicara,
menulis, dan memecahkan masalah.

Jadi literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami,
dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara. GLS (Gerakan Literasi Sekolah) merupakan
sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

A.Tujuan Gerakan Literasi Sekolah

1. Tujuan Umum:

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem


literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

2. Tujuan Khusus:

a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

4
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

B. Kompetensi Gerakan Literasi Sekolah

Menurut dari Clay dan Ferguson (2001) menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri
atas (1) literasi dini, (2) literasi dasar, (3) literasi perpustakaan, (4) literasi media, (5) literasi
teknologi, dan (6) literasivisual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Literasi Dini (Early Literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa
lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
2. Literasi Dasar (BasicLiteracy), yaitu kemampuan untuk menyimak, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving).
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan
pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) antara lain memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfksi, memanfaatkan. koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifkasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,
hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
4. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet, dan memahamitujuan penggunaannya.
5. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), perantilunak (software) serta
etika dan etiket dalam memahamiteknologi untukmencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya juga pemahaman menggunakan komputer
(Computer Literacy)
6. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuandan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio visual secara kritis dan bermartabat.

C.Target Pencapaian Pelaksanaan GLS di SD

GLS di SD menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan


yang literat adalah lingkungan yang:

1. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya


dalam belajar;

2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;

3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;

4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada


lingkungan sosialnya; dan

5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.


5
D. Strategi dan Program Literasi Sekolah
Dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah ada beberapa prinsip antara lain:
1.Harus sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik
2.Dilaksanakan dengan menggunakan berbagai ragam teks
3.Dilaksanakan secara integrasi serta holistik di semua area kurikulum
4.Dilaksanakan dengan berkelanjutan
5.Melibatkan kecakapan dalam komunikasi lisan
6.Mempertimbangkan keberagaman yang ada di sekolah

Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah yaitu tiga tahapan
antara lain:
1. Tahapan pembiasaan
Pada tahapan ini, sekolah mampu menyediakan berbagai macam buku serta buku
bacaan yang bisa menarik minat siswa. Misalnya menata sarana dan bagian area
baca, menciptakan lingkungan yang kaya mengenai teks, mendisiplinkan kegiatan
membaca dengan waktu 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai.

2. Tahapan pengembangan
Setelah, kebiasaan membaca ada pada warga sekolah, maka sekolah dapat masuk
pada tahap perkembangan yang bertujuan agar mengembangkan kecakapan literasi
siswa melalui kegiatan literasi. Misalnya kegiatan membaca cerita dengan intonasi,
mulai berdiskusi mengenai bahan yang dibaca, merangkum cerita , serta bisa
mengadakan kegiatan festival literasi.

3. Tahapan pembelajaran
Pada tahapan ini, yaitu sekolah yang menyelenggarakan mengenai kegiatan dengan
tujuan untuk mempertahankan mengenai minat baca serta meningkatkan kecakapan
literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku teks mengenai pelajaran.
Misalnya, kegiatan mengenai pembinaan kemampuan dalam membaca, menulis,
cerita serta mengintegrasikan kegiatan literasi dengan tahapan peembelajaran.

E. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dasar


Pelaksanaan GLS berdasarkan kesiapan dan waktu yang dimiliki sekolah. Kesiapan
tersebut meliputi kapasitas fisik sekolah seperti adanya fasilitas, sarana serta prasarana literasi,
adanya kesiapan warga negara seperti siswa, guru, orang tua, dan masyarakat, serta kesiapan
6
sistem pendukung sekolah seperti partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat
kebijakan yang relevan. Implementasi program gerakan literasi sekolah antara lain:

1. Pojok baca
Pojok baca ini bisa ada di masing- masing kelas yaitu dari kelas 1- 6 yang dibuat oleh
guru kelas. Pojok baca ini berada atau diletakkan pada sudut ruang kelas. Ada
beberapa buku bacaan yang disimpan di lemari, ada juga buku-buku yang digantung
seperti jemuran baju serta buku yang diletakkan di rak-rak buku. Pojok baca terdapat
hiasan- hiasan yang menarik sehingga menarik perhatian siswa untuk membaca buku
2. Buku bacaan
Buku-buku bacaan yang ada di pojok baca digunakan untuk kegiatan literasi bisa
berupa buku pelajaran, non pelajaran, cerita rakyat, dongeng, cerita nabi dan rosul,
komik, novel, majalah anak dan lain-lain. Buku- buku yang ada di pojok baca
bisa dimanfaatkan dibaca pada saat kegiatan literasi membaca, jam istirahat, serta jam
kosong.
3. Pembiasaan membaca serta menulis Kegiatan membaca sebelum proses pembelajaran
rutin dilakukan rutin. Kegiatan setiap pagi siswa melakukan rutin yaitu tadarus, shalat
dhuha, serta pembiasaan membaca buku. Setelah peserta didik membaca, kemudian
guru kelas meminta untuk menuliskan di kartu jurnal literasi atau hanya sekedar
menyampaikan apa yang dibaca di depan teman- temannya. Kegiatan pembiasaan
membaca dan menulis dilakukan sesuai dengan jadwal pembiasaan di masing-masing
kelas
4. Pemanfaatan perpustakaan sekolah Perpustakaan terdapat koleksi bacaan buku yang
lengkap, mulai buku pelajaran, non pembelajaran, serta buku lainnya. Perpustakaan
yang ada di sekolah bermanfaat seperti membaca buku, meminjam buku, pemutaran
film, dan kegiatan pembelajaran.
5. Penghargaan siswa
Sekolah akan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berbakat dan
memiliki prestasi. Peserta didik yang berhasil meraih juara dalam perlombaan maka
akan diberikan trofi, sertifikat, dan uang pembinaan dari penyelenggara lomba
sekaligus dari sekolah. Adapun penghargaan dari kegiatan literasi yaitu peserta didik
mendapat alat tulis, jajan, dan bintang yang ditempelkan di dinding kelas untuk
ditukarkan dengan nilai tambahan.
6. Menciptakan lingkungan dengan kaya teks

7
Adanya kegiatan membuat poster dan slogan yang berisi mengenai ajakan siswa
untuk mengingatkan pentingnya membaca
7. Lomba literasi
Wujud GLS sekolah adanya lomba literasi. Kegiatan lomba literasi dapat diadakan
pada acara peringatan hari nasional atau hari bahasa. Seperti; lomba mading, menulis
surat, menulis mengenai pengalaman- pengalaman sehari-hari.

F. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung


 Terdapat beberapa faktor pendukung Program Literasi sekolah (GLS) antara lain :
1. Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung misalnya perpustakaan, pojok baca,
laboratorium, komputer, proyektor yang ada di setiap kelas, lingkungan sekolah yang
literat (adanya mading, papan prestasi, poster, kalimat-kalimat positif yang
memotivasi siswa sehingga bisa digunakan untuk alat dalam meningkatkan
pelaksanaan GLS.
2. Terdapat alokasi mengenai dana untuk pelaksanaan GLS yang mendukung
3. Adanya kolaborasi yang baik dengan beberapa pihak seperti dinas pendidikan,
perpustakaan keliling daerah, ikhwan wali murid, serta komite sekolah
4. Adanya sumbangan yang diberikan oleh komite sekolah dan wali murid dapat berupa
buku-buku bacaan yang bermanfaat bagi anak-anak sekolah dasar
5. Adanya kelompok antara sekolah dengan wali murid yang menjadi penghubung
antara keduanya

 Kegiatan GLS juga ada beberapa faktor penghambat antara lain:


1. Adanya beberapa orang tua siswa yang merasa keberatan untuk membeli buku
bacaan untuk anaknya, Maka perlu adanya pemahaman oleh sekolah mengenai
manfaat membeli buku yang berhubungan dengan kegiatan GLS agar orang tua dapat
mengerti.
2. Masih ada saja siswa yang tidak membaca buku, hingga tiga minggu bahkan sampai
lebih belum sempat membaca buku
3. Saat merangkum buku, masih ada siswa yang mengcopy paste hasil rangkuman
teman lain
4. Kegiatan untuk literasi baru dilaksanakan di beberapa kelas penulis, namun setelah
memperlihatkan hasil yang efektif dari kegiatan literasi, sehingga guru kelas lainnya
akan mendukung kegiatan tersebut

8
Keadaan anak-anak mudah merasa bosan dan jenuh, sehingga guru harus
memperhatikan dan harus mencari cara agar mengatasi hal tersebut.
2.2 Bentuk Kecakapan dari Gerakan Literasi Sekolah

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan kemampuan berbahasa reseptif


(membaca dan menyimak) dan aktif (berbicara dan menulis) yang dijelaskan secara rinci dalam
konteks dua kegiatan utama di tahap ini, yaitu membaca dan menulis. Kemampuan membaca
dan menulis dijenjangkan agar peningkatan kecakapan di empat area berbahasa tersebut
(membaca, menyimak, berbicara, dan menulis) dapat dilakukan secara terukur dan
berkelanjutan. Jenjang kemampuan membaca dan menulis dibagi dalam tiga tingkatan: awal,
pemula, dan madya, yang merentang dari SD kelas rendah ke kelas tinggi.

A. Jenjang Kemampuan Membaca di SD


Jenjang Kelompok Kemampuan Kemampuan
Pembaca Awal Kemampuan Fonetik Dapat mengidentifikasi
(emergent) SD bunyi huruf-huruf.
kelas rendah Belum dapat mengeja
kombinasi huruf-huruf.
Pemahaman Kosa Kata Memahami sebagian
kata-kata.
Pemahaman Tata Bahasa Memahami arti intonasi
ketika dibacakan cerita.
Kemampuan Menggunakan Konteks Menggunakan ilustrasi
Untuk Memahami Bacaan untuk memahami cerita.
Kemampuan Menginterpretasi dan Dapat menjawab sebagian
Merespons Bacaan pertanyaan terkait cerita
yang telah dibacakan.
Dapat memberikan respons
yang menunjukkan
pemahaman (mengangguk,
mata mengikuti gerak
tangan pembaca, dll)
Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak
dengan baik hampir
sepanjang waktu ketika
dibacakan
Pembaca Kemampuan Fonetik Dapat mengeja sebagian
Pemula kombinasi huruf-huruf
Sebagian SD (konsonan + vokal/KV)
kelas rendah secara mandiri.
dan tinggi Dapat mengeja kombinasi
huruf-huruf lain dengan
9
bantuan.
Pemahaman Kosa Kata Memahami hampir
sebagian besar kata-kata
yang dibaca dengan atau
tanpa bantuan.
Pemahaman Tata Bahasa Memah.ami fungsi tanda
baca titik, koma, dan tanya
Kemampuan Menggunakan Konteks Mampu menggunakan
ilustrasi untuk memahami
bacaan.
Kemampuan Menginterpretasi dan Dapat menjawab hampir
Merespons Bacaan semua pertanyaan terkait
bacaan.
Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak
sepanjang waktu ketika
membaca dengan
panduan/dibacakan.
Pembaca Kemampuan Fonetik Dapat mengeja semua
Madya SD kombinasi huruf-huruf
kelas tinggi (KV, VK, KKV) dengan
baik.
Pemahaman Kosa Kata Memahami sebagian besar
kata-kata tanpa bantuan.
Pemahaman Tata Bahasa Memahami fungsi hampir
semua tanda baca; titik,
koma, tanda tanya, tanda
seru, tanda kutip, dll.
Membaca dengan intonasi
yang sesuai dengan tanda
baca (titik, koma, tanda
tanya dan seru)
Pembaca Kemampuan Menggunakan Konteks Memahami arti kalimat
Madya SD dengan menggunakan
kelas tinggi pemahaman terhadap kata-
kata yang telah diketahui.
Kemampuan Menginterpretasi dan Menjawab semua
Merespons Bacaan pertanyaan terkait bacaan
Menjelaskan ulang
informasi umum dan
sebagian informasi spesifik
terkait bacaan.
Mampu melakukan
inferensi dan prediksi
terkait isi bacaan.
10
Perilaku Membaca Menunjukkan minat
terhadap bacaan.
Memilih buku secara
mandiri sesuai dengan
minatnya dengan atau tanpa
bimbingan

B. Jenjang Kemampuan Menulis di SD


Seperti halnya kemampuan membaca, kemampuan menulis dapat bervariasi di
jenjang SD. Pemeringkatan kemampuan menulis adalah sebagai berikut
Penulis bercerita melalui simbol gambar,
Penulis Awal huruf, kata, atau kalimat sederhana. Kosa
kata tulis masih bercampur dengan kosa
kata lisan
Penulis sudah berusaha memenuhi standar
konvensi bahasa tulis, yaitu kosa kata,
ejaan, dan tata bahasa. Penulis sudah dapat
Penulis Pemuda menulis kosa kata tulis (misalnya kata kerja
dengan imbuhan) dan tanda baca (titik,
tanda seru, dan tanda tanya). Penulis juga
dapat menulis kalimat utuh.
Penulis dapat mengekspresikan ide melalui
karangan dengan kosa kata tulis,
Penulis Madya menggabungkan narasi dan dialog dengan
tanda baca yang benar dan kalimat yang
bervariasi.

Bagan 7. Kecakapan Menulis di Tahap Pembelajaran

Jenjang kemampuan membaca dan menulis tersebut hendaknya dipertimbangkan


dalam merancang kegiatan literasi pada tahap pembelajaran. Beberapa alternatif
kegiatan yang sesuai dengan jenjang kemampuan membaca dan menulis disajikan dalam
tabel berikut ini

Jenjang Kemampuan Alternatif Kegiatan Media


Membaca dan Menulis
Awal • Guru membacakan buku • Buku cerita bergambar.
cerita bergambar dengan • Buku cerita bergambar
nyaring dan mengajak berukuran besar (big book).
11
peserta didik untuk
memperhatikan ilustrasi
dan kata-kata dalam cerita.
• Guru membaca buku
besar (big book) bersama
peserta didik.
• Peserta didik menggambar
tokoh atau kejadian dalam
cerita, atau menulis
beberapa kata dalam cerita.
Pemula • Guru membacakan buku • Buku cerita bergambar.
cerita bergambar atau buku • Buku cerita berilustrasi.
cerita berilustrasi dengan • Buku besar (big book).
nyaring. • Novel anak sederhana.
• Guru membaca buku • Buku teks pelajaran.
bergambar atau buku
berilustrasi bersama peserta
didik.
• Guru memandu peserta
didik membaca buku cerita
bergambar atau berilustrasi.
• Peserta didik membaca
buku berilustrasi dalam
hati.
• Peserta didik mengisi
graphic organizer untuk
menanggapi bacaan.
• Peserta didik menuliskan
tanggapan atau kesan
terhadap bacaan dengan
kalimat sederhana.
Madya • Guru membacakan • Buku cerita berilustrasi.
kutipan novel anak dengan • Novel anak/ remaja yang
nyaring. sesuai.

12
• Guru meminta peserta • Cerita pendek untuk anak.
didik untuk bergantian • Cerita rakyat/
membaca buku dengan legenda/hikayat yang sesuai
nyaring. untuk jenjang SD.
• Guru memandu peserta • Puisi dan pantun yang
didik untuk membaca. sesuai dengan jenjang SD.
• Peserta didik membaca • Buku teks pelajaran
buku dalam hati.
• Peserta didik menuliskan
tanggapan atau kesannya
terhadap bacaan

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sumber
pengetahuan baru oleh semua pihak dan dapat dimanfaatkan serta diaplikasikan dalam
kehidupan di masyarakat. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini karena keterbatasan materi yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik dalam menyusun
makalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hamid Muhammad, P. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di SD. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal.

Hernisa Tianotak, L. s. (2022). Peran Literasi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam
Pembelajaran PKn di MAN 3 Seram Bagian Timur. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 3-6

Andjariani, E. W., & Astutik, K. F. (2020).Pengaruh Gerakan Literasi Sebagai Budaya


Sekolah Terhadap Karakter Peserta Didik Kelas Iii Sdit Insan Kamil Sidoarjo.
JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 4(3), 168–178.
https://doi.org/10.36312/jisip.v4i3.1181

Dispusip. (2019). Konsep Dasar Literasi. Jakarta: Universitas Terbuka.[Online] Diakses


Dari…. https://dispusip.pekanbaru.go.id/konsep -dasar-literasi/

Wiratsiwi, W. (2020). Penerapan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar.Refleksi


Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 10(2), 230-238.

Hastuti, S., & Lestari, N. A. (2018). Gerakan literasi sekolah: Implementasi tahap
pembiasaan dan pengembangan literasi di SD Sukorejo Kediri. Jurnal Basataka
(JBT), 1(2), 29-34.
Amelia, D. J., & Muzakki, A. (2024). Pendampingan Pembuatan Big Book Untuk Mendukung
Program Gerakan Literasi Di Sd Negeri Asrikaton 2 Kabupaten Malang. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia, 3(3), 26-33..

15

Anda mungkin juga menyukai