Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

TUGAS AKHIR PROGRAM

KASUS 1

OLEH KELOMPOK 1 :
1. NI MADE EVA DIANTARI (859020775)
2. NI LUH SINTA SURYANTI (859021064)
3. NI KETUT PUJI SRI LESTARI (859021168)
4. PUTU SINTYA DEWI (859020933)
5. NI PUTU EKA MANIKASARI (859020861)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022

i
KATA PENGANTAR
Om Swasyastu,

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan makalah ini sehingga
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Tugas
Akhir Program (TAP).
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak khususnya pembaca sangat kami harapkan. Penyusunan makalah ini banyak dibantu
oleh berbagai pihak secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada.
1. Ini Putu Novi Ekawati, S.Pd.SD.,M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Tugas Akhir
Program (TAP) yang telah membimbing serta memotivasi penulis dalam pembuatan
makalah ini.
2. Pihak keluarga yang telah mendukung dalam doa, dan memberikan banyak motivasi
kepada kami.
3. Teman-teman sekelas yang juga telah berperan dalam proses pembuatan makalah ini
sebagai teman diskusi.
Akhir kata, penulis penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang kurang
berkenan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Badung, 05 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Identifikasi Masalah........................................................................................ 1
1.2 Analisis Masalah............................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.4 Tujuan Perbaikan ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
2.1 Penyebab Siswa Tidak Dapat Mendeskripsikan Berbagai Macam Benda ......... 6
2.2 Upaya Yang Dapat dilakukan Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar
Pesera Didik Dalam Materi Mendeskripsikan Berbagai Macam Benda ............ 9
2.3 Cara mengajarkan Topik Mendeskripsikan Berbagai Macam Benda Dengan
Pendekatan Kontekstual Berbantuan Media Konkret ..................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Identifikasi Masalah


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhann mendasar yang harus dimiliki oleh suatu
bangsa untuk dapat memajukan suatu negaranya. Tanpa adanya pendidikan maka suatu negara
tidak dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut UU nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian, pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang,
mantap, jelas dan menyeluruh. Pendidikan bukan hanya sekadar menjelaskan apa isi
pengetahuan tetapi mampu menjelaskan bagaimana seharusnya siswa belajar dan berpikir.
Pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dalam abad ke-21 telah
menyebabkan terjadinya transformasi dalam dunia pendidikan. Menurut Suprijono (2016),
kompetensi lulusan yang dibutuhkan di abad ke-21 meliputi life and career skills (kecakapan
hidup dan berkarir), learning and innovation skills (kecakapan belajar dan inovasi), serta
information media and technology skills (kecakapan teknologi dan media informasi). Maka
dari itu, diperlukan peningkatan kualitas pembelajaran dengan cara meningkatkan kualitas
guru, dan aktivitas siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa.
Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, termasuk di
dalamnya metode, strategi, teknik, media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru. Proses
belajar mengajar yang berlangsung di kelas akan berjalan dengan baik apabila terjadi interaksi
yang optimal antara siswa dan guru dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, guru perlu memilih media pembelajaran
yang sesuai dan efisien.
Salah satu kesalahan dalam proses pembelajaran adalah kesalahan pemilihan media
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga tidak tersampaikannya materi pembelajaran

1
dengan baik. Pada pembelajaran tematik menuntut untuk tidak hanya memberikan
pengetahuan saja kepada siswa, tetapi harus mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tuntutan tersebut dapat dicapai dengan menggunakan media belajar yang sifatnya kontekstual.
Tujuan dari penggunaan media belajar yang kontekstual tersebut agar mampu membawakan
kehidupan masyarakat yang kompleks ke dalam pembelajaran tematik.
Kesalahan pemilihan media belajar pada akhirnya menyebabkan proses belajar mengajar
tidak kondusif. Selain tidak kondusifnya suasana saat proses pembelajaran berakibat pula pada
kesulitan para peserta didik menangkap/menerima materi yang di berikan oleh guru bidang
studi. Ketika peserta didik tidak mampu menerima materi yang di sampaikan oleh pendidik,
maka pada saat evaluasi peserta didik akan merasa kesulitan mengerjakan soal. Oleh karena
itu tujuan yang ingin di capai dari kegiatan belajar mengajar tidak dapat tercapai. Dan semua
usaha yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik pun tidak dapat maksimal hasilnya
bahkan bisa saja gagal.
Permasalahan serupa dapat kita jumpai pada permasalahn berikut :
Suatu hari dalam pelajaran bahasa Indonesia, Ibu Sinta akan mengajarkan anak-anak untuk
mendeskripsikan berbagai macam benda. Pelajaran dimulai dengan menanyakan kepada anak-
anak apakah mereka tahu boneka? Secara serentak anak-anak menjawab "Tahu Bu." Kemudian
Ibu Sinta menyuruh anak-anak menceritakan apa yang diketahuinya tentang boneka
"Rambutnya pirang" Jawab Nia. "Kulitnya Putih" Jawab Tari. "Bonekaku kulitnya hitam"
sanggah Dian. Setelah beberapa anak menjawab, Ibu Sinta menuliskan 10 jenis benda di papan
tulis, yaitu: obat, nasi, baju, sepeda, sepatu, uang, bunga, meja, gelas dan rumah.
Ibu Sinta :"Coba tuliskan di bukumu apa yang kamu ketahui tentang setiap benda ini."
Ibu Sinta memandang anak-anak sejenak, kemudian berkata "Mengerti anak-anak?
Mengertii... (jawab anak-anak serempak)
Anak-anak berusaha menuliskan apa yang diketahuinya tentang benda-benda tersebut.
Setelah selesai, Ibu Sinta menyuruh satu orang anak untuk membacakan apa yang ditulisnya.
Mendengar hasil pembacaan tadi, Ibu Sinta sangat kecewa tetapi mencoba menahan diri.
Dengan suara tidak bersahabat anak yang membaca tadi disuruh duduk, dan semua anak
disuruh mengumpulkan pekerjaannya. Kekecewaan Ibu sinta menjadi-jadi setelah melihat
tulisan anak-anak secara keseluruhan. Deskripsi yang dituliskan anak-anak sangat singkat,
sebagain besar hanya terdiri dari satu kata, bahkan banyak yang kosong. Ibu Sinta tidak bisa

2
membayangkan mengapa ketika mendeskripsikan boneka, anak-anak dapat memberikan
jawaban yang beraneka ragam, tetapi setelah diminta menuliskan deskripsi secara sendiri-
sendiri, hasilnya sangat mengecewakan.
Sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan, identifikasi hal positif yang dilakukan oleh
Bu Sinta dalam pembelajaran di atas yaitu:
a. Melakukan apersepsi pada kegiatan awal pembelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs, guru harus melakukan apersepsi pada kegiatn awal
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Bu Sinta telah melakukan apersepsi saat memulai pelajaran dengan
cara menanyakan kepada anak-anak apakah mereka tahu boneka?.
b. Melakukan Tanya jawab dengan siswa.

Pada saat menggali pengetahuan peserta didik di awal pembelajaran, Bu Sinta


menanyakan pertanyakan dan siswa merespon pertanyaan tersebut sehingga terjadi
interaksi dua arah dalam proses pembelajaran. Pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai
stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan respon dari peserta didik. Terbukti
dengan adanya siswa yang merespon pertanyaan Bu Sinta. Termuat dalam kalimat
“Kemudian Ibu Sinta menyuruh anak-anak menceritakan apa yang diketahuinya tentang
boneka "Rambutnya pirang" Jawab Nia. "Kulitnya Putih" Jawab Tari. "Bonekaku kulitnya
hitam" sanggah Dian”.
c. Objek yang dijadikan contoh merupakan objek yang akrab dengan dunia peserta didik.

Pentingnya pemilihan media pembelajaran akan mempengaruhi pengetahuan


siswa. Bu sinta telah memilih boneka sebagai contoh objek yang akan di deskripsikan yang
mana benda ini sesuai dengan pengalaman yang dimiliki semua siswa. Sehingga memicu
timbulnya skemata yang membuat peserta didik menginterpretasi pengalaman mereka
kembali.
Sedangkan beberapa hal negatif yang dilakukan oleh Bu Sinta dalam pembelajaran
di atas yaitu saat ada anak yang memaparkan ciri-ciri bonekannya berbeda dengan yang di
sebut teman sebelumnya, Bu Sinta tidak merespon sanggahan siswa tersebut. Selain itu
dalam proses pembelajaran Bu Sinta hanya sekali menanyakan apakah anak-anak sudah
mengerti, tanpa mempertanyakan apakah siswa itu diam mengerti atau diam karena

3
bingung dan tidak paham dengan penjelasan Bu Sinta. Setelah beberapa anak menjawab,
Ibu Sinta hanya menuliskan 10 jenis benda di papan tulis, yaitu: obat, nasi, baju, sepeda,
sepatu, uang, bunga, meja, gelas dan rumah tanpa memberikan pemahaman lebih mengenai
topik mendeskripsian benda. Akibatnya saat siswa diminta untuk memaparkan
jawabannya, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan capaian yang ingin diperoleh. Selain
itu, saat mendengar hasil pembacaan tadi, Ibu Sinta menunjukkan kurangnya pengendalian
emosi yaitu perasaan sangat kecewa tetapi mencoba menahan diri. Dengan suara tidak
bersahabat anak yang membaca tadi disuruh duduk, dan semua anak disuruh
mengumpulkan pekerjaannya. Itulah beberapa hal negatif yang dilakukan Bu Sinta.
1.2 Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, adapun analisis masalah yang terdapat dalam rencana
perbaikan ini sebagai berikut:
1. Guru kurang menguasai keterampilan bertanya, sehingga guru tidak mampu
mengembangkan diskusi yang aktif antar siswa.
2. Guru tidak menghadirkan objek konkret sebagai media pembelajaran.
3. Guru tidak menyampaikan tujuan belajar kepada peserta didik
4. Guru tidak memberi contoh bagaimana cara mendeskripsikan yang benar.
5. Guru tidak memberikan kesimpulan atas semua jawaban peserta didik.
6. Guru tidak memberikan penguatan pada respon speserta didik.
7. Minimnya variasi metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
8. Guru kurang memiliki kemampuan mengendalikan emosi.
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam rencana perbaikan ini,
sebagai berikut:
1. Apa penyebab peserta didik tidak dapat mendeskripsikan berbagai macam benda dengan
tepat dan benar?
2. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik
dalam materi mendeskripsikan berbagai macam benda?
3. Bagaimana cara mengajarkan topik mendeskripsikan berbagai macam benda menggunakan
pendekatan kontekstual berbantuan media konkret?

4
1.4 Tujuan Perbaikan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan perbaikan dalam rencana
perbaikan ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab peserta didik tidak dapat mendeskripsikan berbagai macam
benda dengan tepat dan benar.
2. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik dalam materi mendeskripsikan berbagai macam benda.
3. Untuk mengetahui cara mengajarkan topik mendeskripsikan berbagai macam benda
menggunakan pendekatan kontekstual berbantuan media konkret

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Siswa Tidak Dapat Mendeskripsikan Berbagai Macam Benda

1. Lemahnya penguasaan peserta didik terhadap pembelajaraan Bahasa Indonesia

Muatan bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada
pelajaran tematik jenjang SD. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia jika dipahami
oleh guru akan memberi dampak kepada kegiatan pembelajaran yang mengarah kepada
siswa mampu berkomunikasi melalui bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan oleh guru untuk siswa mampu memahami dan menggunakan
bahasa Indonesia secara efektif dan efisien baik lisan maupun tulisan. Seperti pada
kasus ini, Bu Sinta menjelaskan pembelajaran mendeskripsikan benda. Kemudian,
siswa diajak menuliskan deskripsi dari beberapa contoh benda. Tetapi Deskripsi yang
dituliskan anak-anak sangat singkat, sebagain besar hanya terdiri dari satu kata, bahkan
banyak yang kosong. Pelajaran bahasa Indonesia hendaknya disampaikan dengan
menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, model pembelajaran, sumber
belajar dan media yang bervariasi.
Tujuannya agar pembelajaran lebih menyenangkan. Pembelajaran yang
menyenangkan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta didik dalam
pelajaran ini. Hal ini tentunya, terlebih dahulu guru harus melakukan observasi dan
mengetahui karakteristik peserta didiknya meliputi gaya belajar, sumber belajar yang
tersedia dan penggunaan media. Dengan melibatkan siswa secara aktif selama
pembelajaran, guru mampu nunjukkan contoh yang konkret atau penggunaan media
dalam belajar tentunya penguasaan peserta didik terhadap pelajaran bahasa Indonesia
akan meningkat.
2. Guru menggunakan metode dan strategi yang kurang sesuai.

Metode adalah teknik atau cara guru untuk melakukan sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh seorang
pendidik untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan,

6
pengertian strategi pembelajaran adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang
yang akan dicapai pada tujuan pembelajaran. Guru hendaknya selalu memperhatikan
karakteristik dan gaya belajar peserta didik. Tidak hanya itu, pemilihan metode dan
strategi yang sesuai pada setiap mata pelajaran sangatlah memiliki peran penting demi
suksesnya suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran, tentunya tidak selalu
menggunakan metode dan strategi yang sama.
Guru harus mampu memilah metode dan strategi apa yang akan digunakan pada
pelajaran yang akan diajarkan. Dalam kasus ini, metode dan strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh Bu Sinta kurang tepat. Bu Sinta hanya menggunakan metode Tanya
jawab dan kurang mensiasati pembelajaran mengenai mendeskripsikan benda.hal itu
terbukti saat Ibu Sinta akan mengajarkan anak-anak untuk mendeskripsikan berbagai
macam benda. Pelajaran dimulai dengan menanyakan kepada anak-anak apakah
mereka tahu boneka? tanpa memberikan contoh benda konkret yang dimaksud dan
langsung mengarahkan siswa untuk menulis mendeskripsikan beberapa contoh benda.
3. Terbatasnya Media dan Sumber Belajar yang Digunakan

Agar pembelajaran yang baik dan efisien terwujud tentunya perlu media
pembelajaran yang sesuai agar mampu menunjang pembelajaran dengan baik. pada
kasus ini, pemilihan model pembelajaran sangat berperan penting karena dengan
mengajarkan materi mendeskripkan benda, tentu siswa harus pernah melihat atau
memiliki gambaran tentang benda yang dimaksud. Pada kasus bu Sinta juga tidak
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Kemampuan peserta didik jika penggunaan media dan sumber belajar tepat sasaran
dapat memanfaatkan perbantuan media konkret sebagai sumber belajar. Karena
dengan menggunakan perbantuan media konkret peserta didik akan langsung
menggunakan alat yang benar-benar nyata, dapat dilihat, diraba, dipegang. Media
pembelajaran ini diharapkan bisa menjadi perantara untuk mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran

7
4. Tidak adanya Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiap siagaan). Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan di dahului dengan stimulus untuk mencapai adanya tujuan
(Masni,2015). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam
kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Pada kasus bu Sinta, guru kurang membangkitkan minat peserta didik dan
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. Hal tersebut membuat siswa
merasa bosan dan kurang tertarik dalam pembelajaran. Bu Sinta sebaiknya menerapkan
model pembelajaran yang sesuai dan menarik agar siswa termotivasi untuk belajar. Bu
Sinta juga dapat memberikan reward kepada peserta didik yang mampu memahami
materi seperti memberikan pujian atau memberikan tepuk tangan. Selain itu, bu Sinta
juga dapat melakukan apersepsi seperti bernyanyi terkait dengan materi yang akan
diajarkan. Dengan demikian, peserta didik akan lebih siap dan bersemangat dalam
belajar.
5. Perserta Didik Tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran

Keterlibatan peserta didik (student engagement) dalam pembelajaran dapat


didefinisikan sebagai tingkat perhatian, keingintahuan, minat, optimis, dan gairah yang
ditunjukan oleh peserta didik ketika mereka belajar atau diajar, yang dapat berkembang
ke tingkatan motivasi bahwa mereka harus belajar dan mengalami kemajuan dalam
pendidikan mereka (Anita,2018). Kondisi ini akhirnya memaksa guru-guru di sekolah
untuk dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam merancang program pelaksanaan
pembelajaran dengan sebaik mungkin, mulai dari merumuskan indikator pencapaian
pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan teknik

8
pembelajaran, metode dan model pembelajaran, media dan sumber belajar, serta hal-
hal terkait pembelajaran lainnya.
Pada kasus bu Sinta, ketika mengajarkan peserta didik untuk mendeskripsikan
berbagai macam benda, peserta didik bisa diajak untuk melihat berbagai macam benda
secara langsung. Guru sebaiknya menyediakan berbagai macam benda-benda nyata
untuk diperlihatkan kepada peserta didik agar siswa dapat melihat secara langsung
benda tersebut. Hal tersebut akan memudahkan peserta didik untuk
mendeskripsikannya. Dengan pembelajaran yang realistik dan kontekstual maka
pemahaman konsep peserta didik terhadap materi tersebut lebih kuat dan pembelajaran
pun lebih bermakna. Sehingga sangatlah penting melibatkan peserta didik dan
menggunakan media belajar nyata dalam pembelajaran.

2.2 Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik
dalam materi mendeskripsikan berbagai macam benda

1. Pemilihan Media dan Sumber Belajar yang Sesuai dengan Karakteristik Materi
Kondisi Siswa.

Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis


dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara
langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Menurut Tafonao
(2018) media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk
menyampaikan materi pelajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan
perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi
untuk belajar, mendorong siswa menulis, berbicara dan berimajinasi semakin terangsang.
Dengan demikian, melalui media pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar
lebih efektif dan efesien serta terjalin hubungan baik antara guru dengan peserta didik.
Berdasarkan kasus Bu Sinta, media pembelajaran yang cocok digunakan yaitu
dengan menggunakan media konkret. media konkret menurut Sumarnaya (2018) media
benda konkret adalah objek yang sesuangguhnya yang akan memberikan rangsangan yang
amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut
pengembangan keterampilan tertentu. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Yuliana &

9
Budianti (2015) Media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih
efektif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan. Misalnya saat guru
memberikan contoh tentang mendeskripsikan berbagai macam benda, guru dan siswa dapat
melihat secara langsung berbagai macam benda yang ada disekitar kelas kemudian siswa
dapat mendeskripsikan ciri-ciri benda tersebut , langkah ini akan menghadirkan situasi
nyata dan objek tersebut menimbulkan kesan yang medalam bagi siswa.
2. Memilih Pendekatan, Metode, dan Strategi yang sesuai dengan Karakteristik Materi
dan Kondisi Siswa.
Karakteristik peserta didik berbeda-beda pada setiap jenjang pendidikan terutama
pada tingkat sekolah dasar. Memahami karakteristik peserta didik salah satunya bertujuan
untuk memudahkan guru untuk memilih pendekatan, metode dan strategi yang tepat. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan kontektual menurut
Aprelia, dkk (2019) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengaitkan pembelajaran yang sedang siswa pelajari dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep pembelajaran yang mendorong guru
untuk lebih kreatif menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata
siswa dan juga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiikinya dan penerapannya dalamkehidupan mereka sehari-hari. Nanada, dkk (2017)
Suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorongmsiswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
Berdasarkan kasus Bu Sinta, untuk mendeskripsikan berbagai macam benda siswa
dapat melihat dan mengamati benda-benda yang ada dilingkungan sekitar mereka, bisa di
sekolah maupun dirumah hal ini disebabkan karena sumber belajar dekat dengan siswa.
Pembelajaran ini sesuai dengan aliran kontruktivisme yaitu kegiatan belajar siswa
mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi siswa objek, fenomena,
pengalaman dan lingkungan mereka. Guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran
yang aktif untuk menemukan konsep baru dan pengetahuan.

10
Lingkungan menunjukkan keterpaduan antara materi pelajaran yang diajarkan
karena dengan membawa benda dari lingkungan sekitar mereka unuk kemudian
dideskripsikan didepan kelas akan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi
peserta didik. Berkaitan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru tentang
mendeskripsikan berbagai macam benda, guru dapat memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik dengan membawa benda-benda yang berbeda kemudian
dideskripsikan secara langsung oleh perserta didik tersebut sehingga teman-teman sekelas
mereka juga melihat dan memperhatikan benda yang dideskripsikan tersebut.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Harus Disesuaikan dengan Tingkat Perkembangan


Kognitif Siswa.
Menurut teori Piaget anak sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret (7-
11 tahun). Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis tentang peristiwa-peristiwa yang
konkret dan mengklasifikasikan benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda (Felicia,
2021). Tahap operasional konkret juga memiliki beberapa kekurangan yaitu anak mampu
logis tetapi hanya dalam situasi yang konkret. Dapat dikatakan bila anak dihadapkan pada
suatu masalah yang verbal dan tidak adanya bahan konkret, sehingga anak belum mampu
menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menggunakan media konkret anak akan lebih
mudah memahami karena media tersebut dapat diraba dan dilihat.
Pada kasus Bu Sinta, langkah awal yang sebaiknya dilakukan yaitu menggali
pengetahuan siswa tentang berbagai macam benda. Guru juga dapat memberikan contoh
benda nyata dilingkungan sekitar misalnya benda yang ada di dalam kelas. Untuk
memastikan bahwa konsep ini memang benar adanya karena benda tersebut dapat dilihat
secara langsung.

11
2.3 Cara Mengajarkan Topik Mendeskripsikan Berbagai Macam Benda Menggunakan
Pendekatan Kontekstual Berbantuan Media Konkret.

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan ▪ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing.
▪ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
▪ Guru menayangkan video untuk apersepsi dan motivasi.
▪ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tahapan kegiatan
serta proses penilaian.
Inti ▪ Siswa menjawab pertanyaan tebakan dari guru.
“aku adalah sebuah benda, aku berbentuk panjang, aku terbuat
dari kayu, kalau di raut aku akan runcing, aku digunakan untuk
menulis. Apakah aku?”
▪ Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi tentang benda-
benda di sekitar siswa.
▪ Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi tentang deskripsi dari
gambar benda-benda yang ada di slide tersebut.
▪ Siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 orang.
▪ Siswa mengamati benda-benda yang ada di sekitar kelas.
▪ Siswa menulis nama – nama benda pada lembar pengamatan yang
dibagikan guru.
▪ Siswa mendeskripsikan ciri-ciri benda sesuai nama benda yang
telah ditulis siswa.
▪ Siswa membacakan hasil pengamatan kelompoknya di depan
kelas.
▪ Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil pengamatan
temannya.

Penutup ▪ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil


belajar.
▪ Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
▪ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
▪ Melakukan penilaian hasil belajar
▪ Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan :

1. Penyebab siswa tidak dapat mendeskripsikan berbagai macam benda, yaitu: (1) lemahnya
penguasaan anak terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) guru menggunakan
metode dan strategi yang kurang sesuai, (3) terbatasnya media dan sumber belajar yang
digunakan, (4) tidak adanya motivasi , (5) perserta didik tidak dilibatkan secara aktif
dalam pembelajaran.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik
dalam materi mendeskripsikan berbagai macam benda yaitu: (1) pemilihan media dan
sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik materi kondisi siswa, (2) memilih
pendekatan, metode, dan strategi yang sesuai dengan karakteristik materi dan kondisi
siswa, (3) pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitif siswa.
3. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual didasarkan pada beberapa unsur utama yang
disebar pengaplikasiannya selama pembelajaran di kelas berlangsung. Unsur-unsur
tersebut, yakni Modelling (mencermati permasalahan kontekstual), Questioning (tanya
jawab mengenai pengetahuan siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran),
Learning Community (siswa bekerja sama secara berkelompok), Inquiry (siswa
berdiskusi untuk mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan),
Constructivisme (siswa menggunakan pengalamannya di sekolah untuk membangun
pengetahuan baru), Reflection (kilas balik materi baik melalui merangkum, tanya jawab,
atau presentasi), Authentic Assessment (penilaian saat proses pembelajaran berlangsung)
3.2 Saran

1. Diharapkan guru dapat memberikan pelajaran Bahasa Indonesia di SD dengan


menggunakan metode, strategi, model serta media pembelajaran yang terintegrasi
dengan pembelajaran terpadu.
2. Guru dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan referensi dan acuan dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD untuk menciptakan pembelajaran yang aktif,
13
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan berbobot, serta dapat dipadukan dengan
mata pelajaran lainnya.
3. Model Pembelajaran Kontekstual berbantuan media konkret sangat cocok digunakan
pada materi yang agak kompleks dan abstrak karena dengan menghubungkan materi
tersebut memudahkan peserta didik memahami materi dan merasa tertarik dalam proses
pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aprelia, D. A., Baedowi, S., & Mudzantun, M. (2019). Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi. Mimbar PGSD Undiksha, 7(3). 237-244.
Anita, F., & Susilawati, L. (2018). Keterlibatan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Melalui Project-Based Language Learning (PBLL). Jurnal Pendidikan Bahasa, 7(2), 428-
435.
Felicia, Nisa. (2021). Perkembangan Peserta Didik. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.
Masni, H. (2015). Strategi meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 5(1),
34-45.
Nanda, K. K., Tegeh, I. M., & Sudarma, I. K. (2017). Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Kontekstual Kelas V di SD Negeri 1 Baktiseraga. Jurnal Edutech Undiksha,
5(1), 88-99.
Sumarnaya, I. N. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Media
Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Emasains: Jurnal Edukasi
Matematika dan Sains, 7(1), 76-81.
Suprijono, A. (2016). Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103-114.
Yupriyanti, N. L., Suadnyana, I. N., & Suniasih, N. W. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran
Generatif Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Gugus
1 Manggis Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem Tahun Ajaran 2014/2015. Mimbar
PGSD Undiksha, 3(1).

15
LAMPIRAN

16
Satuan Pendidikan : SD No. 1 Mengwi
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman
Pembelajaran Ke : 2
Alokasi Waktu : 6 jp (6x30 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


PPKn
1.2 Menunjukkan sikap patuh aturan agama yang dianut dalam kehidupan seharihari
2.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di rumah dan tata tertib yang berlaku
3.2 Mengidentifikasi aturan dan tata tertib yang berlaku
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku.

Matematika
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah dengan
hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian

Bahasa Indonesia

RPP TAP KASUS 1 KELOMPOK 1


3.2 Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman benda berdasarkan
bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui teks
tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.2 Melaporkan penggunaan kosakata Bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa
daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan
wujudnya dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


PPKn
• Menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
• Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dengan
benar.

Matematika
• Menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan masalah tentang
perkalian dengan tepat.
• Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan benar.

Bahasa Indonesia
• Menemukan kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan
wujudnya dalam teks pendek yang dibacakan dengan benar.
• Menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda
berdasarkan wujudnya dengan benar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Dengan berdiskusi, siswa dapat menemukan kosakata yang berkaitan dengan
keragaman benda berdasarkan wujudnya dalam teks pendek yang dibacakan
dengan benar.
 Dengan berdiskusi, menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan
keragaman benda berdasarkan wujudnya dengan benar.
 Dengan mengamati benda di sekitar, siswa dapat melaporkan hasil pengamatan
sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan benar.
 Dengan kegiatan tanya jawab tentang teks percakapan, siswa dapat
menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan
benar.
 Dengan kegiatan tanya jawab tentang teks percakapan, siswa dapat
menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan di rumah
dengan benar.

2
 Dengan penjelasan guru, siswa dapat mensimulasikan kegiatan sesuai aturan
yang berlaku di rumah dengan benar.
 Dengan berdiskusi, siswa dapat menyatakan kalimat matematika yang
berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan tepat.
 Dengan bimbingan guru, siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan perkalian dengan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius


Nasionalis
Mandiri
Gotong-royong
Integritas

E. MATERI PEMBELAJARAN
 Menemukan dan menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman
benda.
 Melaporkan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda di lingkungan
sekitar..
 Menyebutkan manfaat aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
 Menyebutkan akibat berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan di rumah.
 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian.

F. METODE PEMBELAJARAN
Model : Problem Based Learning
Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Siswa Tema : Bermain di Lingkunganku Kelas 2 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
 Power point : Teks Beni dan Ibu dan Manfaat Aturan.
 Power point : Benda-benda di sekitar kita.
 LKPD

3
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. menit
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru menayangkan video untuk apersepsi dan motivasi.
Pertanyaan apersepsi:
1. Benda apa yang Bu Sinta bawa hari ini?
2. Pernahkah kamu bermain boneka?
3. Kira-kira apa bagaimana ya wujud benda pada boneka?
4. Ketika selesai bermain boneka, dimanakah km
menaruhnya?
5. Kalau menaruh boneka sembarangan. Apakah sesuai
dengan aturan di rumahmu?
6. Menurut kamu, karena boneka yang Bu Sinta bawa ini
ada masing-masing 1 boneka + 1 boneka + 1 boneka,
kalau diubah ke perkalian menjadi seperti apa ya?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tahapan
kegiatan serta proses penilaian.
Inti Sintaks Problem Based Learning: 155
1. Orientasi Pada Masalah menit
 Siswa mengamati slide power point yang berisi teks “Beni
dan Ibu tentang Manfaat Aturan” tentang sikap yang
mematuhi aturan dan tidak mematuhi aturan.
 Siswa bertanya jawab dan menentukan sikap yang sesuai
aturan dan sikap yang tidak sesuai aturan.
 Siswa menyimak penjelasan pengantar tentang masalah
yang akan dipelajari hari ini yaitu :
a. Sikap mentaati aturan dan tidak mentaati aturan.
b. Keragaman benda berdasarkan sifat dan bentuknya
(dengan mengaitkan beberapa benda yang ada pada
teks dan menanyakan sifat, bentuk, dan makna)
c. Konsep perkalian (dengan mengaitkan jumlah ikan
yang dimiliki Edo dan Cinta)

4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
4-5 siswa.
 Siswa berdiskusi dengan kelompok menentukan sikap yang
sesuai aturan dan yang tidak sesuai dan beberapa contoh
sikap yang ada pada tabel.
 Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi tentang
benda-benda di sekitar siswa.
 Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi tentang deskripsi
dari gambar benda-benda yang ada di slide tersebut.

3. Membimbing Penyelidikan Individu atau Kelompok


 Siswa mengamati benda-benda yang ada di sekitar kelas.
 Siswa menulis nama – nama benda dan mendeskripsikan
benda yang ditulis pada lembar pengamatan yang dibagikan
guru.
 Siswa dibantu guru mengaitkan jumlah benda-benda yang
ditulis dengan perkalian.
 Siswa melengkapi kalimat perkalian yang ada di buku
siswa. Sebelumnya diberikan penjelasan terlebih dahulu
oleh guru.
 Siswa memperhatikan contoh soal tentang pemecahan
masalah perkalian.
 Siswa dan guru mendiskusikan penyelesaian soal tersebut.

4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


 Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal cerita yang
berhubungan dengan masalah perkalian.
 Siswa menyajikan hasil diskusi terkait soal cerita di depan
kelas.

5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan


Masalah
 Siswa dari kelompok lain menanggapi jawaban yang telah
disampaikan siswa yang presentasi.
 Siswa dipandu guru melakukan evaluasi.

5
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Penutup  Siswa dipandu guru membuat kesimpulan / rangkuman 15
hasil belajar. menit
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)

Mengetahui Badung, ....... November 2022


Guru Kelas II

Ni Ketut Puji Sri Lestari, S.Pd

6
I. PENILAIAN
1) Teknik Penilaian
• Penilaian Sikap: Lembar Observasi
• Penilaian Pengetahuan: Tes
• Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
2) Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat.
Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli
No Nama Siswa Jawab Diri
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3
Keterangan:
T : Terlihat
BT : Belum Terlihat

b. Pengetahuan
Skor maksimal : 100
Skor yang diperoleh
Penilaian : 𝑥 100
Skor Maksimal

Panduan Konversi Nilai:


Konversi Nilai Predikat Klasifikasi
(Skala 0-100)
81-100 A SB (Sangat Baik)
66-80 B B (Baik)
51-65 C C (Cukup)
0-50 D K (Kurang)

23
a. Menemukan benda dan mendeskripsikan ciri-cirinya
No Nama Benda Ciri-ciri
1 Buku Benda padat, terbuat dari kertas, untuk menulis
2
3
4
5
b. Menulis pendapat berdasarkan gambar tentang sikap mematuhi aturan dan sikap tidak
mematuhi aturan.
Jawaban: disesuaikan dengan jawaban siswa
c. Menuliskan pendapat tentang manfaat mematuhi aturan dan akibat tidak mematuhi aturan.
Jawaban: disesuaikan dengan jawaban siswa
d. Melengkapi kalimat perkalian
Jawaban: bervariasi, disesuaikan dengan jawaban siswa.
e. Menyelesaikan soal cerita
1. 8 × 10 = 80
2. 6 × 4 = 24
3. 4 × 8 = 32
4. 3 × 7 = 21
5. 6 × 8 = 48

24
c. Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda

Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteri Bimbingan
4 3 2 1
1 Kejelasan Keseluruhan Sebagian Hasil Seluruh
hasil hasil besar hasil pengamatan isi tulisan
pengamatan pengamatan pengamatan belum ditulis belum sesuai
ditulis dengan ditulis dengan dengan rinci pengamatan
rinci dan jelas rinci dan jelas dan jelas

2 Ketepatan Seluruh tulisan Setengah atau Kurang dari Seluruh


ejaan menggunakan lebih tulisan setengah tulisan belum
ejaan yang menggunakan tulisan menggunakan
tepat ejaan yang menggunakan ejaan yang
tepat ejaan yang tepat
tepat

Bermain Peran tentang “Aturan di Rumah”


Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Ekspresi Mimik wajah Mimik wajah Mimik wajah Monoton,
dan gerak dan gerak dan gerakan tanpa
tubuh sesuai tubuh sesuai tubuh sesuai ekspresi
dengan dengan dialog, dengan dialog
dialog secara namun tidak
konsisten konsisten

2 Volume Terdengar Terdengar Terdengar Suara sangat


Suara sampai seluruh sampai hanya bagian pelan atau
ruang kelas setengah ruang depan ruang tidak terdengar
kelas kelas

25
Refleksi Guru
1. Hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian Bapak/Ibu selama
pembelajaran?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Siswa mana saja yang perlu mendapat perhatian khusus?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Hal-hal apa saja yang menjadi catatan keberhasilan pembelajaran yang
Bapak/Ibu lakukan?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar pembelajaran
yang Bapak/Ibu lakukan lebih efektif?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Remedial
• Guru memberikan penanaman dan penjelasan kembali tentang penting mematuhi aturan
dalam kehidupan pada siswa yang belum mampu menjelaskan manfaat mematuhi aturan
dan akibat tidak mematuhi aturan.
• Guru membimbing siswa yang belum mampu menuliskan hasil pengamatannya.
• Guru memberikan bimbingan bagi siswa yang belum mampu menyelesaikan soal cerita
tentang perkalian.

26
Pengayaan
• Guru memberikan latihan lanjutan bagi siswa yang telah mampu menuliskan hasil
pengamatannya.
• Guru memberikan latihan lanjutan bagi siswa yang telah mampu menjelaskan manfaat
mematuhi aturan dan akibat tidak mematuhi aturan.
• Guru memberikan soal tambahan bagi siswa yang telah mampu menyelesaikan soal
cerita yang berhubungan dengan perkalian.

27
KEGIATAN SISWA
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK TUJUAN PEMBELAJARAN

(LKPD) Dengan Mengamati Benda


Sekitar Siswa Dapat
Melaporkan Hasil Pengamatan
Sederhana Tentang Keragaman
Melaporkan Hasil Pengamatan Benda di Sekitar
Nama Kelompok :
Tema : 2 Bermain di Lingkunganku
Sub Tema : Bermain di Rumah Teman PETUJUK

1. Siapkan alat dan bahan


Langkah-langkah Pengerjaan : 2. Amatilah benda satu
persatu disekitar kelasmu
1. Tulislah nama kelompok pada kolom yang tersedia 3. Tulislah hasil
2. Cermatilah langkah-langkah kegiatan dengan seksama pengamatanmu pada
3. Diskusikanlah dengan kelompokmu sebelum menjawab pertanyaan kolom dibawah ini
4. Buatlah kesimpulan setelah menyelesaikan langkah-langkah kegiatan

NO NAMA BENDA CIRI-CIRI


1

Berdasarkan Hasil Pengamatan Dapat Disimpulkan

SELAMAT MENGERJAKAN
28
KISI-KISI SOAL PENILAIN HARIAN
Satuan Pendidikan : SD No. 1 Mengwi Waktu : 10 menit
Kelas / Semester : II/1 Jenis soal : Pilihan Ganda
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku Jumlah soal : 10
Subtema 2 : Bermain di Rumah Teman

Kompetensi dasar Indikator soal Bentuk Nomor Kunci


soal soal jawaban
3.2 Mengidentifikasi aturan dan tata tertib yang berlaku di Disajikan soal, siswa mampu Pilihan 1,2,3 1. B
rumah mengudentifikasi aturan dan tata Ganda 2. A
tertib yang berlaku di rumah 3. A
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan • Disajikan soal siswa mampu Pilihan 4 4. A
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam menyelesaikan soal cerita yang Ganda 5. C
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan berkaitan dengan perkalian. 6. A
pembagian. • Disajikan soal, siswa mampu 5,6
menjelaskan perkalian yang
melibatkan bilangan cacah
3.2 Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman Disajikan soal, siswa mampu Pilihan 7,8,9,10 7. C
benda berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bahasa mendeskripsikan benda Ganda 8. C
Indonesia atau bahasa daerah melalui teks tulis, lisan, berdasarkan bentuk dan wujudnya. 9. A
visual, dan/atau eksplorasi lingkungan. 10. C

29
SOAL PENILAIAN HARIAN

Satuan Pendidikan : SD No. 1 Mengwi


Kelas / Semester : II/1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Subtema 2 : Bermain di Rumah Teman
Waktu : 10 menit

PETUNJUK UMUM:
1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia
2. Bacalah soal dengan seksama sebelum menjawab soal
3. Kerjakanlah soal-soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
4. Selamat mengerjakan!

Jawablah soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang benar!
1. Setiap hari Andi selalu rutin belajar sebelum tidur. Tidur tepat waktu dan bangun pagi- pagi.
Kemudian merapikan tempat tidur, mandi dan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Dia
termasuk anak yang ….
a. malas
b. rajin
c. nakal

2. Pada saat melihat lantai yang kotor di rumahnya, Dinda langsung membersihkannya tanpa
disuruh. Sikap Dinda adalah sikap yang ….
a. terpuji
b. tidak baik
c. buruk

3. Di bawah ini yang merupakan contoh perilaku yang menaati aturan di rumah adalah ….
a. membantu ibu menyapu rumah
b. mencorat- coret dinding tembok
c. bermain hp setelah bangun tidur

1
4. Lina memiliki dua kotak permen. Satu kotak permen terdiri dari 7 buah permen. Permen Lina
berjumlah ….
a. 14
b. 15
c. 16

5.
Gambar pensil di atas dapat ditulis dengan kalimat matematika yaitu ….
a. 2 x 3 = 6
b. 2 x 2 x 2 = 6
c. 3 x 2 = 6

6.

Gambar bola sepak di atas dapat ditulis dengan kalimat matematika yaitu ….
a. 3 x 4 = 12
b. 4 x 4 x 4 = 12
c. 4 x 3 = 12

7. Aku adalah sebuah benda


Bentukku lonjong
Aku sering digunakan menulis
Aku adalah ….
a. Buku
b. Penggaris
c. Pensil

2
8. Aku adalah sebuah benda
Bentukku panjang dan memiliki jaring-jaring
Aku sering digunakan untuk bermain bulu tangkis
Aku adalah ….
a. Sepatu
c. Raket
c. Gawang

9. Kertas dan kapas mempunyai permukaan yang ….


a. Halus
b. Kasar
c. Bergelombang

10. Di bawah ini yang termasuk benda berwujud padat adalah ….


a. Udara dan angin
b. Bensin dan oli
c. Kayu dan kaca

Anda mungkin juga menyukai