Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

OR519 SURADI
OR51915 AKHMAD SAKHID
OR519 RIZKY HIDAYAT

FAKULTAS PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS MA’ARIF NU KEBUMEN
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PERMASALAHAN
PENDIDIKAN”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Kebumen, Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
Permasalahan Pendidikan.................................................................................... 3
1. Masalah Pemerataan Pendidikan ................................................................ 4
2. Masalah Mutu Pendidikan .......................................................................... 5
3. Masalah Efektivitas dan Efisiensi .............................................................. 7
4. Permasalahan Relevansi ............................................................................. 8
Faktor Pendukung Permasalahan Pendidikan ..................................................... 8
1. Perkembangan iptek .................................................................................... 9
2. Perkembangan Seni..................................................................................... 9
3. Pertambahan penduduk ............................................................................... 10
4. Animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik .......... 10
5. Keterbelakangan Kultur dan Budaya ..........................................................
........................................................................ Error! Bookmark not defined.
Permasalahan aktual pendidikan
1. Masalah keutuhan pencapaian prasarana .................................................. 11
2. Masalah kurikulum ................................................................................... 11
3. Masalah tenaga pendidik .......................................................................... 11
4. Masalah Wajib Belajar .............................................................................. 11
Upaya Penanggulangan ..................................................................................... 11
BAB III .....................................................................................................................
............................................................................................................................. 132
PENUTUP .................................................................................................................
............................................................................................................................. 132

iii
A. KESIMPULAN .............................................................................................
................................................................................................................. 132

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey


United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific,
Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para
guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah
karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali
memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan
bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan paran pendidik kita, mereka tidak
pernah menggali masalah dan potensi parasiswa.
Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah
memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu.
Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak
bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa,
kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram.
Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan
kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi,pendidikan tidak mampu menghasilkan
lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak
memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari
kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan
pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat
memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO),
kualitas para guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara
berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini
dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan
untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara
berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat

1
14 dari 14 negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk
meningkatkan kualitaspendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas
lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.
Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam
pendidikan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu Penulis membatasi beberapa
masalah dalam penulisan makalah dengan “Masalah-masalah mendasar
pendidikan di Indonesia, Kualitas pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan
di Indonesia”.
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan pendidikan
sekarang ini sehingga kita dapat mencari solusinya secara bersama agar
pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas yang diberikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Pendidikan
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),dengan
kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu
yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang
maksimal.
Sementara itu, Pendidikan adalah persoalan asasi bagi manusia.
Manusia sebagai makhluk yang dapat didik dan harus dididik akan tumbuh
menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya.
Semenjak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang bersifat
universal.
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan
pendidikan nasional adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dan
kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu dipecahkan adalah :
a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan
b. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran
c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
d. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian
e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
g. Belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional
h. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
i. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah
dicerna, dan mudah diperoleh

3
j. Belum meluasnya kesempata kerja (pembuatan dan pemanfaatan
teknologi, komunikasi, software dan hardware).
Setiap Masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang
lain, masalahnya bersifat kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan
masyarakatnya. Seberapa besar keterkaitan suatu masalah pendidikan dengan
masalah-masalah social lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah
pendidikan dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis, :
1. Masalah pemerataan
2. Masalah Mutu / kualitas
3. Masalah efektivitas dan relevansi
4. Masalah efisiensi.
Pemecahan masalah-masalah pendidikan yag komplek itu dengan cara
pendekatan pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif.
Karena itulah inovasi atau pembaruan pendidikan sebagai persepektif baru
dalam dunia pendidikan mulai dirintis sebagai alternative untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara
konvensional secara tuntas

1. Masalah Pemerataan Pendidikan


Masalah pemerataan pendidikan adalah masalah bagaimana
sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas – luasnya
kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga
pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumberdaya manusia
untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan di pandang penting karena jika
anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka
mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis dan
berhitung, sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan
melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia, baik
mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen.
Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat
derap pembangunan.

4
Pemecahan Permasalahan Pemerataan Pendidikan
Banyak macam masalah yang telah dan sedang dilaksanakan oleh
pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah – langkah ditempuh melalui
cara konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional, antara lain :
a. Membangun gedung sekolah, seperti SD inpres dan atau ruang
belajar,
b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem
bergantian).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk
pendidikan dasar adalah membangkitkan kemauan belajar bagi
masyarakat/keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan
anaknya.
Cara inovatif, antara lain :
a. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orangtua dan guru)
atau INPACT (instructional management by parent, community and
Teacher).Sistem tersebut dirintis di Solo dan didesiminasikan ke
beberapa provinsi.
b. SD kecil pada daerah terpencil,
c. Sistem Guru Kunjung,
d. SMP Terbuka ( ISOSA-In School out of School Aproach ),
e. Kejar paket A dan B,
f. Belajar Jarak jauh seperti Universitas terbuka.

2. Masalah Mutu Pendidikan


Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi
pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat
menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan
bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait
mangait, dan berguna secara langsung. Sejalan dengan proses pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui
persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada

5
peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan
prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas
pendidikan dapat mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan. Oleh
sebab itudalam mengatasi masalah ini pemerintah telah berusaha dengan
sebaik mungkin untuk meningkatkan kemampuan guru melalui training-
training, dengan menambah fasilitas, dengan menambah dana
pendidikan, mencari sestem pengajaran tepat guna, serta sistem eveluasi
yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap.
Pemecahan Pemerataan Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya
meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan
manajemen, sebagai berikut :
1. Seleksi yang lebih raional terhadap masakan mentah, khususnya
SLTA dan PT.
2. Pengembang kemampuan tenaga kependidikan melalui study
lanjut.Latihan, penataran,seminar, kegiatan-kegiatan kelompok,
studi seperti PKG dan lain-lain.
3. Penyempurnaan kurikulum (materi yang esensial) dan mengandung
muatan lokal, metode yang menantang dan menggairahkan
belajar,evaluasi yang beracuan PAP
4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang
tentram untuk belajar, penyempurnaan sarana belajar ,seperti buku
paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorim,
5. Peningkatan administrasi manajemen khususnya mengenai
anggaran
6. Kegiatan pengendalian mutu berupa kegiatan-kegiatan :
a. Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga
pendidikan,
b. Supervisi dan monitoring pendidikan oleh pemilik dan
pengawas.

6
c. Sistem ujian nasional /negara seperti UAN, EBTANAS,
SIPENMARU.
d. Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan
status suatu lembaga.

3. Masalah Efektivitas dan Efisiensi


Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan
dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan
dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan
sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila
pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat
sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada
saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien,
dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan
lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih
dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh.
Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana
hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru
tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut
tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk
mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan
menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan
pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang
memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan
pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan
ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran. Cara

7
meningkatkan efiktifitas dan efisiensi sestem penyajian, dapat ditempuh
melalui :
a. Memberikan kebebasan sesuai dengan minat, kemampuan,dan
kebutuhan kearah perkembangan yang optimal.
b. Memberikan pengalaman yang bulat agar peserta didik mandiri dan
memiliki sikap tanggung jawab.
c. Megintegrasikan berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan
d. Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna,
tepat

4. Permasalahan Relevansi
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan
dengan perkembangan di masyarakat. Misalnya:Lembaga pendidikan
tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai. tidak adanya kesesuaian
antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan
ekonomi.
Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar. Dalam
kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan
persiapan kerja. Hal tersebut lebih jelas dengan digulirkannya konsep
Link and Match yang salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi
persoalan relevansi tersebut.
Cara meningkatkan relevansi (keserasian) pendidikan dengan
pembangunan yaitu dapat ditempuh dengan :
a. Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
fungsional untuk kehidupan dimasyarakat kelak.
b. Menentukan kemampuan untuk memahami dan memecahkan
permasalahan yang actual dalam masyarakat.

B. Faktor Pendukung Permasalahan Pendidikan


Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan pada
butir B dan C di atas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu
masalah-masalah yang berlangsung didalam sistem pendidikan sendiri.

8
Masalah makro berupa antara lain masalah perkembangan internasional,
masalah demografi, masalah politik, ekonomi,sosial budaya, masalah
perkembangan regional.
Uraian selanjutnya akan mengemukakan masalah-masalah makro yang
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah
pendidikan masalah pendidikan, yaitu:

1. Perkembangan iptek
Terdapat hubungan erat antara pendidikan dengan iptek. Ilmu
pengetahuan merupakan hasil eksploitasi sacera sistematis dan
terorganisir mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan
yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi hidup
masyarakat. Suatu teknologi baru digunkan dalam suatu proses produksi
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan
persyaratan kerja atau jam kerja,kebutuhan bahan-bahan baru, sistem
pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya hidup yang baru. Semua
perubahan tersebut tentu membawa masalah dalam skala nasional yang
tidak sedikit memakan biaya. Hal ini sudah disinggung dalam butir 3
masalah efisiensi pendidikan tentang perubahan kurikulum.

2. Perkembangan Seni
Kesenian adalah merupkan aktivitas berkreasi manusia secara
individual atau kelompok menghasilkan sesuatu yang indah,Barksenian
mejadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat
menyalurkan dorongan berkreasi( mencipta) yang bersifat orisinal (bukan
tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni
membutuhkan pengembangan.
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia
seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai adil yang besar, karena dapat
mengisi pengembangan domain afektif khususnya emosi yang positif
dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kongnitif yang
sudah digarap melalui program/bidang studi lain.

9
Dilihat dari lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap
cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat
tempat dalam kehidupan masyarakat.

3. Pertambahan penduduk
Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut
adanya perubahan, sekaligus pertambahannya keinginan masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan yang secara komulatif menuntut dari segi
sarana pendidikan yang memadai.
Kenyataan tersebut menyatakan daya tampung, ruang dan fasilitas
pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah yang mneyebabkan sulitnya
menentukan bagaiman relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai
akibat tidak seimbangnya antara output lembaga pendidikan dengan
kesempatan yang tersedia.
Persebaran penduduk yang tidak merata di negeri ini juga menjadi
masalah tersendiri dalam munculnya permasalahan pendidikan.

4. Meningkatnya Animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan


yang lebih baik / aspirasi masyarakat
Munculnya gerakan inovasi pendidikan yang erat kaitannya
dengan adanya berbagai tantanga dan permasalahan yang dihadapi oleh
dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah
kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa
mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka
mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal bisatu sis kesempatan
untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan
yang sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang bermunculuan
sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.

5. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan


Keterbelakangan budaya merupakan istilah yang dipakai oleh
orang-orang yang menganggap dirinya lebih maju kepada orang-orang
yang masih memegang erat budaya. Bagi mereka yang memegang erat
kebudayaan hal ini menjadi sesuatu yang dirasa sangat istimewa dan

10
penting. Namun bagi beberapa kalangan yang sudah hidup dengan
berbagai kemajuan teknologi menganggap, orang-orang yang memegang
erat kebudayaan sebagai hal yang tertinggal dan primitif.
Faktor keterbelakangan ini di picu beberapa sebab diantaranya :
1. Faktor geografis (daerahnya terpencil)
2. Penolakan masyarakat terhadap pembaruan/unsur budaya baru
3. Ketidak mampuan masyarakat dalam ekonomi.

C. Permasalahan aktual pendidikan


Dalam era modern sekarang masyarakat menuntut adanya lembaga
pendidikan yang benar-benar mampu untuk diharapkan, terutama yang siap
pakai dengan dibekali skill yang diperlukan dalam pembangunan.
1. Masalah keutuhan pencapaian prasarana
Keluaran dari sistem pendidikan hendaknya memiliki
keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Berbagai keterampilan yang
diajarkan dalam dunia pendidikan hendaknya diimbangi dengan
pembentukan akhlak dan karakter peserta didik. Hal ini untuk
menghasilkan output pendidikan yang mampu bersaing dalam arus
perkembangan teknologi, namun juga mempunyai karakter diri yang
kuat.
2. Masalah kurikulum
Umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru.
Oleh karena itu perkembangannya diindonesia kita ketahui telah
mengalami beberapa kali penggantian kurikulum. Hal ini dilaksanakan
dalam upaya mengatasi masalah relevansi. Dengan kurikulm baru inilah
peserta didik dbina kepribadiaannya melalui pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa kini dan
masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur
kurikulum baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas
utama.

11
3. Masalah peran guru
Perkembangan pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat juga
menuntut penyesuaian dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Hal ini dimaksudkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik
dengan tidak mengurangi peran guru dalam proses pendidikan.
4. Masalah wajib belajar
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang
kuat. Hal ini memiliki tujuan untuk menunjang tercapainya tujuan
pendidikan yaitu menciptakan manusia yang seutuhnya, yang mampu
bersaing dalam dunia kerja maupun dalam pendidikan yang lebih tinggi
jenjangnya.

D. Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah aktual
diantaranya.
1. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan.
2. Pelaksanakan ko dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh
kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dengan baik.
3. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan terjun dalam dunia kerja dan
melanjutkan ke jenjang berikutnya.
4. Peningkatan kemampuan dan kualitas tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Permasalahan pendidikan :
a. Pemerataan pendidikan
Merupakan persoalan yang terkait dengan pelaksanaan
sistem pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada warga Negara untuk memperoleh pendidikan.
b. Mutu Pendidikan
Mutu Pendidikan berarti meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga menghasilkan lulusan lulusan tang terbaik dan menjadi
tenaga propesional.
c. Permasalahan Relevansi
Merupakan kesesuain program pendidikan yang dilakukan
oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dengan
penggunaan yang tepat.
d. Permasalahan Efisiensi
Merupakan apabila hasil yang dicapai maksimal dengan
biaya yang wajar karena biaya merupakan ukuran efisien dalam
proses pendidikan teruta apabila dalam proses pendiikan dapat
menghasilkan output pendidikan dengan biaya yang efisien.
2. Faktor pendukung permasalahan pendidikan :
a. IPTEK dan seni
b. Pertambahan Penduduk
c. Meningkatnya Animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik
d. Menurunnya Kualitas Pendidikan
e. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan
masyarakat yang sudah membangun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, 2012, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo


Ekosusilo, Madyo-Kasihadi RB, 1988, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang;
Effhar Publishing.
Kadir, Abdul, 2012, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai