Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan

dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai hal itu. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.

2. ALIRAN MODERN Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kwalitasanya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa kompnen saja. Sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran proyek. Gerakan-gerakan baru itu pada umumnya telah memberi kontribusi secara bervariasi terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar disekolah sekarang ini. Gerakan-Gerakan Baru dalam Pedidikan dibagi menjadi 4 yaitu:

a. Pembelajaran Alam Sekitar Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengansekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger (1808-

1888) di Jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar) dan J. Lighart (1859-1916) di Belanda dengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya), beberapa perinsip gerakan Heimatkunde adalah : 1. Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung. Betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar orang pengajaran. 2. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja 3. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu pengajaran dengan ciri-ciri: a. Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan. b. Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitarnya. c. Segala pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu berhubungan satu sama lain dengan seerat-eratnya secara teratur. 4. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas. 5. Penajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak. Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi menjadikan program pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan yang dilakukan, maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah

dilaksanakan di segala jenjang pendidikan. Konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan tentang biaya ketika akan diadakan penjelajahan seperti halnya biaya transportasi, biaya hidup selama penjelajahan, penginapan dan sebagainya. b. Pengajaran Pusat Perhatian (Centres Dinteret)

Penemuan adalah Ovide Decroly (1871-1923), seorang dokter perancis mendirikan yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat dirumahnya pada tahun1901. pada tahun1907 metodenya diterapkan pada anak-anak normal. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres dinteret. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya (secara intrinsik). Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk mempertahankan diri,untuk makan, bermain dan bekerja, dari meniru. Berangkat dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti: untuk makan, untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang menarik pada pendidikan/ pengajaran Decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani. Anak harus didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan untuk menjadi individu dan anggota masyarakat. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan tentang dunianya dan dirinya sendiri. Pengetahuan anak-anak harus bersifat subyektif dan objectif. Dari penelitian Decroly didapatkan: 1. Metode Global. Anak-anak mengingat secara global, maksutnya mengingat keseluruhan terlebih dahulu baru bagian-bagian. 2. Centre dinteret (pusat-pusat minat). Anak-anak memiliki minat yang spontan, maka pengajaran harus disesuiakan dengan minat spontan tersebut. Minat spontan itu sendiri terdiri atas: a. Dorongan mempertahankan diri b. Dorongan mencari makan dan minum c. Dorongan memelihara diri Sedangkan minat terhadap msyarakat adalah:

a. Dorongan sibuk bermain-main b. Dorongan meniru orang lain Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan puasat munat agar dalam kegiatan belajar mengajar perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran.

c. Sekolah Kerja gerakan sekolah kerja dapat sebagai tiktik kulminasidari pandangan yang mementingkan pendidikan. Perlu dikemukakan bahwa sekolah kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Maka sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni : 1. Setiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan. 2. Setiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negaranya. 3. Tiap warga negara ikut mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan negara. George Kerschensteiner (1854-1932) menulis karangan tentang arbeitsshule. Ia seorang guru ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di Munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-cita pendidikan, bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah menyiapkan peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja, manusia menuju ke lingkungan kebudayaan masyarakatnya. Peserta didik bekerja berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing, sehingga menimbulkan tanggung jawab.

d. Pengajaran Proyek

Proyek pengajaran berarti kegiatan, sedangkan belajar mengandung arti kesempatan untuk memilih, merancang, berlatih, memimpin dan sebagainya. Dalam hal ini penting ialah bahwa peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. Demikian konsep pemikiran WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek. Proyek yang ditentukan oleh anak akan mendorong anak lebih giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya. Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lain. Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secara kelompok untuk menghidupkan rasa gotong-royong dan akan melahirkan sifat baik pada anak. Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan masalah secara komprehensif atau mulitidisiplin.

E .Pengaruh Gerakan Baru Dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Di Indonesia Gerakan baru dalam pendidikan berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar disekolah, namun dasar-dasar pemikirannya harus menjangkau semua segi kependidikan baik aspek koseptual maupun operasional. Tetapi mungkin saja gerakan itu tidak diadopsi secata utuh dalam masyarakat atau negara tertentu, namun asas pkok tetap mnejiwai kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara tersebut. Pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas tentang pemahaman tentang seluk beluk pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai