Oleh
3. Asas-asas pendidikan
Asas adalah tumpuan dari kita bertindak. Jadi asas pendidikan adalah kaidah atau
acuan kita dalam melaksanakan pendidikan.
a) Tut Wuri Handayani, Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa
Tut wuri handayani adalah jika dibelakang mengikuti dengan awas. Ini
bermakna pendidik memberikan peserta didik kebebasan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan tetapi mengawasinya agar tidak terjadi penyimpangan
norma-norma. Ing Ngarsa Sung Tulada adalah di depan memberi contoh. Sebagai
pendidik kita harus bisa mejadi contoh kepada peserta didik tentang bertindak dan
berperilaku. Lalu Ing Madya Mangun Karsa berarti ditengah-tengah
membangkitkan kehendak. Ini berarti pendidik harus berbaur dan membangkitkan
semangat peserta didik dalam pendidikan.
b) Kemandirian dalam belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai kegiatan belajar yang didorong oleh
kemauan diri sendiri, pilihan sendiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri.
c) Pendidikan sepanjang hayat
Merupakan tujuan untuk mengorganisasikan struktur pengalaman pendidikan.
Sehingga tujuan dari pendidikan sepanjang hayat ini mendesak terbentuknya
sistem pendidikan. Pendidikan sepanjang hayat ini adalah jiwa organisai sistem
pendidikan.
d) Alam takambang jadi guru
Merupakan pepatah yang berasal dari Minangkabau. Yang menjadi asas
pendidikan di Minangkabau, akan tetapi bisa menjadi asas untuk universal
dikarenakan maknanya mencakup semua aspek kehidupan, tidak hanya aspek
budaya di Minangkabau itu sendiri. Maksud dari alam takambang jadi guru, adalah
sebuah alam atau lingkungan hidup, aspek interaksi sosial dan segalanya bisa
menjadi sebuah guru atau sumber ilmu pengetahuan.
5. Pilar-pilar pendidikan
Pilar adalah landasan, pokok, atau tiang dalam melakukan sesuatu, sehingga
landasan tersebut menjadi batasan-batasan dalam memperbuat sesutau. Maka pilar
pendidikan menurut saya adalah landasan atau tiang dalam melaksanakan pendidikan
atau batasan-batasan dalam pendidikan.
Selain itu pilar-pilar pendidikan berkaitan dengan taksonomi bloom, yakni afektif,
psikomotorik dan afektif.
a) Learning to know
Merupakan teori menumbuhkan analisis kita terhadap informasi.
Belajar untuk menguasai. Mengandung makna belajar berorientasi pada hasil
belajar dan proses belajar. Learning to know berkaitan dengan asas belajar
sepanjang hayat. Dalam learning to know, pendidik harus bertidak sebagai sumber
belajar, fasilitator, pengelola, demostrator, pembimbing, mediator dan evatuator.
b) Learning to do
Merupakan pembelajaran menggunakan skill.
Yaitu belajar untuk menerapkan. Berarti belajar tidak hanya menguasai konsep
atau teori, akan tetapi juga melalkuka sesuatu dengan tujuan akhir untuk
menguasai kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi kehidupan. Learning to
do tidak hanya kita menguasai keterampilan, kita juga berurusan dengan sebuah
situasi belajar dalam tim.
c) Learning to be
Merupakan teori yang dipadukan dengan skill, yang membuat kita menjadi sesuatu
atau dikenal sebagai apa(karakter).
Belajar untuk menjadi, yang mengandung belajar adalah proses untuk membentuk
manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Pendidik harus memfasilitasi peserta
didik agar belajar untuk mandiri atas dirinya sendiri. Hal ini membuat peserta didik
untuk memiliki rasa percay diri.
d) learning to live together
Merupakan hubungan manusai dengan manusia lainnya.
Belajar untuk hidup bersama. Yakni belajar untuk bekerjasama dalam proses
bekerjasama. Hal ini sangat dituntut karena kebutuhan dunia global dalam interaksi
antar individu atau kelompok di masyarakat.
e) Learning to believe in god
Merupakan hubungan manusia dengan penciptanya.
Belajar hidup bertuhan, mengandung makna bahwa manusia dalam menjalankan
hidupnya manusia harus belajar agama. Hal dikarenakan manusia diciptalan untuk
menyembah kepada Allah. sehingga learning to believe in good adalah belajar
mendekatkan diri kepada Allah, sehingga kehidupan manusia yang kita jalani akan
berlangsung atas pengawasannya, sehingga pendidikan yang kita tuntut
bermanfaat.