Dosen Pengampu :
Dr. Deasy Arisanty, M.Sc
Dr. Ellyn Normelani, M.Pd., MS
DISUSUN OLEH :
APRILIA ANJANI (1710115320001)
ERWIN (1710115210006)
MAULANA HADI RAHMAN (1710115210010)
M. WAHYU SAPUTRA (1710115210009)
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Semoga dengan adanya makalah ini semakin membuka pintu pengetahuan
dan pemahaman pembaca tentang materi.
Upaya pemenuhan makalah ini diharapkan mampu meningkatkan
efektifitas pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dan diharapkan para pembaca dapat
mengembangkan wawasan dan kemampuan dari apa yang dibahas dalam makalah
yang berjudul “Permasalahan dan Revitalisasi Hutan” ini. Tetapi makalah ini
bukan satu-satunya sumber belajar atau referensi, untuk itu para pembaca
diharapkan lebih proaktif untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan
mengenai materi terkait.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya para pembaca. Kami mengharapkan saran dan masukan serta kritikan
yang sifatnya membangun karena kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih banyak terdapat kekurangan. Kami juga memohon maaf atas
kejanggalan-kejanggalan yang terdapat dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
B. Bagaimana tingkat kerusakan hutan di Indonesia ?
C. Bagaimana upaya revitalisasi hutan ?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hutan
B. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kerusakan hutan di Indonesia
C. Untuk mengetahui bagaimana upaya revitalisasi hutan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1 Hutan
Hutan menurut Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun
1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
2.1.1 Macam-Macam Hutan
Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran
antara biji dan tunas. Menurut asalnya, macam-macam hutan adalah sebagai
berikut :
1) Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan
yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat
mencapai umur lebih lanjut.
3
Gambar 2 Hutan Tinggi
2) Hutan yang berasal dari tunas disebut "hutan rendah" dengan alasan
sebaliknya.
4
Berdasarkan Letak Geografisnya :
1) Hutan Tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa.
2) Hutan Temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis
lintang 23,5º–66º).
3) Hutan Hutan Boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.
5
Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya :
1) Hutan Alam (natural forest);
2) Hutan Buatan (man-made forest), misalnya:
3) Hutan Rakyat (community forest);
4) Hutan Kota (urban forest);
5) Hutan Tanaman Industri (timber estates atau timber plantation), dan lain-
lain
6
Gambar 6 Hutan suaka alam
4) Hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain,
dapat dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
7
menyimpan keragaman hayati paling kaya di Bumi dengan 30 juta jenis
flora dan fauna. Sebagai paru-paru Bumi, hutan tidak cuma memproduksi
oksigen, tapi juga menyimpan gas rumah kaca. Ilmuwan mencatat, luas
hutan yang menghilang di seluruh dunia setiap enam tahun melebihi dua
kali luas pulau Jawa. Luas hutan Indonesia terus menciut, sebagaimana
diperlihatkan oleh tabel beriku t: Luas Penetapan Kawasan Hutan oleh
Departemen Kehutanan Tahun Luas (Hektar) :
Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut
oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87
juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta
Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha).
8
1. Daerah tipe iklim A (sangat Basah)
Daerah hujan tropis yaitu daerah yang mempunyai temperatur bulanan
terdingin +18°C. Iklim tersebut dibagi menjadi tiga tipe yaitu Hutan
Hujan Tropika (Af), Monsun Tropika (Am), dan Savana (Aw).
Hutan Hujan Tropika (Af)
Daerah tipe f pada bulan terkering, curah hujan rata-rata > 60 mm.
OKI, di daerah ini terdapat hutan-hutan yang lebat. Terdapat di :
Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi Utara.
Monsun Tropika (Am)
Daerah peralihan yang jumlah hujan pada bulan basah dapat
mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Di daerah
ini masih terdapat hutan yang cukup lebat. Terdapat di : Jawa Tengah,
Jawa Barat, sebagian Sulawesi Selatan, dan pantai selatan Papua.
Savana (Aw)
Daerah tipe w memiliki musim kering yang panjang. jumlah hujan
pada bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada
bulan-bulan kering. OKI, vegetasi di daerah ini berupa padang rumput
dan pohon-pohon yang jarang. Terdapat di : Jawa Timur, Madura,
Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan
Aru.
9
3. Iklim Hujan Sedang (C)
Daerah iklim sedang dengan suhu udara rata-rata bulan terdinginnya = -
3-18°C. Sedangkan terpanas >10°C. Iklim ini dibagi menjadi tiga tipe
yaitu Iklim Sedang dengan Musim Panas yang Kering (Cs), Iklim Sedang
dengan Musim Dingin yang Kering (Cw), Iklim Sedang yang Lembab
(Cf).
5. Iklim Kutub
Daerah yang termasuk iklim kutub mempunyai rata-rata temperatur bulan
terpanas kurang dari 10°C. Iklim itu dibagi menjadi dua tipe iklim yaitu
Iklim Tundra (ET) dan Iklim Es Salju Abadi (EF).
Berdasarkan perbedaan iklim ini, Indonesia memiliki hutan
gambut, hutan tropis, dan hutan muson.
1) Hutan Gambut
Hutan gambut adalah hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang
terendam air mencegah dedaunan dan kayu terdekomposisi
sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk lapisan gambut yang
bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan
pada tanah yang tidak terendam air dan hutan bakau di air payau.
10
Gambar 8 Hutan Gambut
2) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan
tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap,
yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang
lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa.
Hutan hujan tropis bisa juga diartikan sebagai hutan yang terletak di
daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi. Maka dari itu,
disebut Hutan Hujan Tropis. Hutan-hutan ini didapati di Asia,
Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan
Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan
ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical
lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical
rainforest.
11
terdapat pada daerah yang suhu udaranya cukup tinggi dan
mempunyai perbedaan musim hujan dan musim kemarau yang
cukup jelas. Tumbuhan yang dapat hidup di hutan musim adalah
tumbuhan yang mampu beradapatasi dengan musim kemarau dan
musim penghujan serta tahan terdapat kekeringan.
12
2) Hutan Mangrove
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang
tumbuh di air payau,dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan
ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari
gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air
melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran
yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang
tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut.
Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam
ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena
telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
3) Hutan Rawa
Hutan Rawa adalah hutan yang tumbuh dan berkembang pada tempat
yang selalu tergenang air tawar atau secara musiman hutan tersebut
tergenang air tawar. Secara periodik daerah-daerah yang terletak di
dekat aliran sungai bila musim hujan selalu tergenang akan terbentuk
hutan rawa. Selain itu Hutan rawa juga biasanya terdapat di belakang
hutan payau atau mangrove.
13
Gambar 13 Hutan Rawa
14
Gambar 14 Hutan Wisata
2. Hutan Cadangan
Hutan cadangan adalah satu jenis hutan berdasarkan kategori
fungsi yang dimilikinya. Hutan cadangan meskipun memiliki fungsi yang
belum terarah dengan pasti namun sudah banyak digunakan oleh
manusia, khususnya dalam pertanian atau penanaman tanaman pangan
dan juga dalam hal pemukiman.
4. Hutan Produksi
Hutan Produksi Merupakan Kawasan hutan guna produksi hasil
hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya, khususnya
15
untuk pembangunan, industri dan ekspor. Di Indonesia sebagian besar
hutan produksi juga adalah Hutan alam yang dieksploitasi dalam rangka
Hak Pengusahaan Hutan dan hutan buatan atau hutan tanaman, misalnya
hutan jati, tusam, mahoni, damar, jabon, bambu di Pulau Jawa dan hutan
tanaman tusam di Sumatera Utara.
16
a. Kebakaran hutan
17
b. Penebangan hutan secara liar
18
Penyebab dari kerusakan hutan yang selanjutnya adalah ladang
bercocok tanam yang berpindah. Manusia memang menjadikan cocok
tanam sebagai salah satu sumber mata pencaharian. Bercocok tanam
tersebut bisa berupa pertanian maupun perkebunan. Ketika lahan suatu
daerah sudah dipenuhi dengan pemukiman penduduk, maka masyarakat
akan mencari lahan baru untuk melakukan cocok tanam. Salah satu
alternatif lahan yang digunakan adalah lahan hutan. Maka dari itulah
manusia bisa dengan sengaja menebang pepohonan yang ada di hutan
dan membuka lahan untuk bercocok tanam. Meskipun sama-sama
ditanami tumbuh-tumbuhan namun hutan yang digunakan sebagai
lahan cocok tanam tetap akan berbeda fungsi hutan dengan hutan yang
semestinya. Maka hal inilah yang disebut sebagai kerusakan hutan.
d. Usaha pertambangan yang berada di wilayah hutan
19
menyebabkan munculnya lahan pemukiman baru. Transmigrasi pada
umumnya dilakukan dari tempat yang ramai menuju tempat yang sepi
demi kemerataan pemukiman. Namun hal ini biasanya akan
menggunakan lahan hutan untuk membuka lahan pemukinan yang baru.
Hal ini otomatis akan menyebabkan pohon-pohon ditebangi agar bisa
digunakan untuk membuat tempat pemukinan yang baru. Jika banyak
pohon-pohon yang ditebangi maka hutan tidak akan berfungsi yang
sebenarnya dan dibutuhkan oleh alam.
f. Musim kemarau yang berlangsung lama
20
bahkan terbakar dan kemudian tanah pun juga akan rusak karena
tertimbun material yang telah keluar dari dalam perut Bumi.
21
Tingkat kerusakan hutan Indonesia berada dalam kondisi sangat
serius. Pada tahun 1985 dilaporan oleh badan internasional Word Wild Fund
(WWF) bahwa hutan Indonesia tersisa 73,7 % atau dengan tingkat
kerusakan mencapai 26,3 % , pada tahun 2000 hutan Indonesia tersisa 57,5
% , tahun 2005 dilaporan tinggal 50,4 % . Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa tingkat eksploitasi hutan Indonesia merupakan hal yang sangat luar
biasa memprihatinkan. Berdasarkan sumber yang sama, hal yang lebih parah
lagi akan terjadi, yaitu pada tahun 2010 diprediksi hutan Indonesia tinggal
44,4 % dan tahun 2020 diprediksi hutan Indonesia hanya tersisa 32,6 % .
Menggaris bawahi kondisi kerusakan hutan Indonesia, maka
kebijakan pemerintah memperoleh devisa negara dengan eksploitasi hutan
perlu dihentikan. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah alternatif
untuk memperoleh sumber penerimaan alternatif untuk mendukung devisa
negara. Berbagai langkah penghentian secara tegas dan penindakan atas
illegal logging perlu dengan langkah nyata dilakukan oleh pemerintah.
22
negatif yang sangat signifikan bagi kehidupan sosial, budaya, politik, dan
ekonomi (Sungatno, 2007).
Dampak Akibat Kerusakan hutan yaitu :
a. Menurunkan Kualitas Oksigen
Hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan Oksigen
(O2), hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi
penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya mengapa ada
istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi. Namun
banyaknya hutan yang rusak akan membuat penurunan kualitas oksigen.
Sebab Semakin sedikit tumbuhan yang ada di hutan, semakin sedikit pula
oksigen yang dihasilkan. Akibatnya adalah kualitas oksigen akan
menurun.
b. Penyebab Banjir Besar
Semakin maraknya penebangan liar akan membuat hutan semakin
gundul, hal ini tentu akan menjadi pemici terjadinya banjir besar dan juga
banjir bandang. karena sedikitnya pohon yang terdapat dihutan tidak
akan mampu menyerap air hujan. Sehingga saat hujan datang, air akan
meluap karena tidak bisa diserap oleh akar pohon.
c. Bencana kekeringan
Bencana kekeringan bisa terjadi karena kerusakan hutan. Saat
pohon jumlahnya hanya sedikit, air yang diserap pun hanya sedikit.
Sehingga air tanah juga menjadi sedikit. Air tanah yang sedikit bisa
menyebabkan alam terkena bencana kekeringan.
d. Penyebab Tanah Longsor
Tumbuhan dan Pohon di Area hutan akan menjadi penguat struktur
tanah, jadi saat terjadi hujan deras, air tidak langsung mengenai tanah
sebab akar pohon akan menjadi penyerap air hujan. Namun kerusakan
hutan dan penggundulan hutan akan menjadi pemicu terjadinya tanah
longsor besar. sebab sudah tidak adalagi akar tanaman yang mampu
menyerap air hujan.
23
e. Terganggunya siklus air
Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam
siklus air, yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang
nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, semakin sedikit
jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan air di udara
yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga
sedikit.
24
2.3.2 Berbagai Program Perbaikan Hutan (Revitalisasi Hutan)
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa permasalahan
hutan adalah permasalahan bersama, oleh sebab itu persoalan ini harus
dihadapi oleh pemerintah dan warga masyarakat sekaligus. Sebagai wujud
peran serta pemerintah dan masyarakat dalam mendukung program
pemulihan kondisi hutan dan lahan ke wilayah di Indonesia pada khususnya
dan dunia pada umumnya.
Dalam tiga tahun terakhir seiring dengan beberapa program
Pemerintah berupa:
1) Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan);
2) Indonesia Menanam dan Gerakan Perempuan Menanam, sudah terjadi
peningkatan jumlah lahan yang ditanami namun penanaman saja tanpa
ada yang merawat dan menjaga mustahil kemajuan itu akan terus
berlangsung. Proses pemulihan hutan dan lahan ini masih
membutuhkan waktu yang panjang dan keikutsertaan masyarakat yang
solid yang tanpa kedua faktor itu sulit untuk mempertahankan
keberhasilan tersebut;
3) Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peran dan fungsi hutan
sehingga tidak lagi melakukan kerusakan yang lebih parah terhadap
hutan dan bumi dengan hidup cermat dan tidak boros dalam
menggunakan sumber energi terutama yang sulit untuk diperbaharui;
4) Disamping itu, secara kelembagaan pemerintah telah mengambil
langkah-langkah berupa (Bappenas.go.id. 2009):
25
e. Terlaksananya kegiatan-kegiatan operasi penanggulangan illegal loging
dan illegal trading;
f. Terlaksananya pembangunan hutan rakyat seluas 200 ribu ha, serta
hutan kemasyarakatan dan perhutanan sosial seluas 200 ribu ha;
g. Terlaksananya rehabilitasi hutan dan lahan seluas 900 ribu ha di 282
DAS prioritas;
h. Meningkatnya pengelolaan kawasan konservasi di 10 Taman Nasional;
i. Terlaksananya penataan batas kawasan hutan di 26 provinsi ribu ha;
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hutan adalah suatu ekosistem yang terdiri atas berbagai jenis
vegetasi yang didalamnya terdapat berbagai jenis organisasi lain. Hutan
sering kali disebut sebagai paru-paru dunia, karena hutan merupakan
ekosistem yang memegang peranan penting atau fungsi bagi kehidupan
dimuka bumi. Hutan menjadi paru-paru dunia karena menyediakan begitu
banyak oksigen yang dilepaskan, sekaligus menyerap CO2 yang terdapat
pada atmosfer bumi.
Hutan Indonesia memiliki nilai strategis dalam prespektif komunitas
dunia ataupun iklim global. Hal ini karena hutan tropis Indonesia
merupakan hutan terbesar ketiga dunia yang didalamnya menaungi berbagai
jenis flora dan fauna yang menghantarkan Indonesia dikenal sebagai
megabiodiversity country. Namun predikat yang pernah disandang ini
dikhawatirkan sirna karena secara riil hutan Indonesia telah dieksploitasi
secara besar-besaran. Bila hal ini terus dilakukan tanpa adanya upaya
pencegahan serta penanggulangan maka akan menimbulkan dapak yang
besar bagi kehidupan. Oleh karena itu pentingnya menjaga kelestarian hutan
di Indonesia adalah upaya serius dan terintegrasi antara pemerintah,
masyarakat, dan seluruh komponen terkait lainnya
3.2 Saran
Kita sudah mengetahui pentingnya hutan untuk keberlangsungan
kehidupan, salah satunya pemasok O2. Pentingnya menjaga dan
melestarikan sumber daya termasuk hutan adalah tanggung jawab kita
semua. Jadilah manusia yang mampu memanfaatkan sumber daya secara
optimal tidak rakus dan merusak lingkungan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28