13
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat IPA pada Kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana kesesuaian Silabus IPA SD kurikulum 2013 dengan hakikat IPA ?
3. Analisis KTSP IPA SD dan KURIKULUM 2013 IPA SD ?
4. Perbandingan KTSP dengan Kurikulum 2013 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hakikat IPA pada Kurikulum 2013
2. Mengetahui kesesuaian Silabus IPA SD kurikulum 2013 dengan hakikat IPA
3. Analisis KTSP IPA SD dan KURIKULUM 2013 IPA SD
4. Mengetahui perbandingan KTSP dengan Kurikulum 2013
D. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan penulis.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPA di SD
3. IsyaAllah bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah salah satu kurikulum yang dirancang untuk menyiapkan para
peserta didik untuk menghadapi tantangan dimasa depan mereka. Pemerintah melalui menteri
pendidikan dan kebudayaan merasa perlu menyiapkan kurikulum yang lebih mumpuni dibanding
kurikulum sebelumnya. Beberapa alasan dikemukan oleh pemerintah dalam hal ini Mendikbud
mengapa kurikulum 2013 perlu, salah satu diantaranya adalan bonus demografi. Bonus
demografi merupakan sebuah keuntungan yang akan dimiliki oleh Indonesia dimasa yang akan
datang, diperkirakan rentang tahun 2010 - 2035, dimana populasi manusia Indonesia memiliki
jumlah usia produktif tinggi, sementara jumlah usia yang non produktif mencapai rendah. Bisa
dibayangkan apabila pada masa ini jumlah yang produktif ini tidak produktif.
Yang membedakan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya desain utamanya
kurikulum 2013 adalah menyelaraskan standart kelulusan seperti apa yang diinginkan. Dari situ
baru ditentukan standart isinya, beda dengan kurikulum sebelumnya yang lebih dahulu
menentukan standar isinya.
Istilah SK-KD ini akan digantikan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi
Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan
(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi
acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok
4).
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hakikat IPA
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena
alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai beberapa pengertian dari pengertian
IPA itu sendiri, cara berfikir IPA, cara penyelidikan IPA sampai objek kajian IPA. Dari beberapa
pengertian tersebut kita akan membahas tentang pengertian IPA. Adapun beberapa pengertian
IPA menurut para ahli sebagai berikut:
1. IPA menurut arti per-katanya yaitu ilmu, pengetahuan dan alam. Ilmu adalah pengetahuan yang
ilmiah. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dari dua pengertian tersebut
dapat digabungkan yaitu IPA sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-
kejadian yang ada di alam ini.
2. IPA adalah body knowledge. IPA adalah suatu cabang pengetahuan yang mengangkat fakta-
fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum. IPA
merupakan pengetahuan yang didapat dengan jalan study dan praktik. IPA juga dapat diartikan
sebagai suatu cabang study yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta
terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis. (Subiyanto,1998: 2).
3. Definisi lain tentang IPA yang lengkap diberikan oleh Collete (1994:30), science should be
viewed as a way of thinking in the pursuit of understanding nature, asa way of investigating
claims about phenomenon and as body of knowledge that has resulted from inquiry. (Ilmu
Pengetahuan Alam harus dipandang secara berfikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia
alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inquiry )
4. Istilah IPA merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “Natural Science” atau disebut science.
Dalam bahasa Indonesia Science ditulis “sains” atau IPA. Menurut Trowbridge and Byde (1990)
sains atau IPA merupakan representasi dari hubungan dinamis yang mencangkup tiga factor
utama yaitu The extant body of scientific knowledge, the values of science and the methods and
processes of science” yang artinya sains merupakan produk (body of scientific knowledge) dan
proses (methods and processes), serta mengandung nilai-nilai (values). Menurut kamus oxford
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ialah satu cabang ilmu pengetahuan yang melibatkan perhatian
dan eksperimen untuk membuat rumusan idea, penerangan dan pemahaman terhadap fenomena
atau gejala yang terjadi di alam.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa IPA merupakan ilmu
yang mempelajari tentang alam semesta beserta isi dan kejadian-kejadian yang dapat diperoleh
dan dikembangkan baik secara induktif atau deduktif. Ada dua hal yang berkaitan dengan IPA
yaitu IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. IPA sebagai produk yaitu pengetahuan IPA
yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif. IPA sebagai proses
yaitu kerja ilmiah. Baik produk atau proses IPA merupakan subjek kajian IPA. Dengan belajar
IPA, belajar produk dan bagaimana proses IPA dapat kita peroleh. Dalam kehidupan kita sehari-
hari banyak pengetahuan yang kita dapat. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan,
ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki oleh tiap
manusia. Pada pengertian IPA yang kedua dapat kita ketahui bahwa IPA merupakan
pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini menunjukkan
bahwa ilmu mempunyai dua sifat utama. Sifat utama tersebut antara lain adalah rasional dan
objektif. Rasional berarti masuk akal, logis, atau diterima akal sehat sedangkan objektif
mempunyai arti sesuai dengan objeknya, kenyataan, atau pengamatan. Pengetahuan Alam
dipandang sebagai cara berfikir dalam pencarian tentang rahasia alam sebagai cara penyelidikan
terhadap gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inquiry. Selain
dapat belajar tentang proses dan produk IPA, dengan belajar IPA kita juga dapat ketahui tentang
cara berfikir yang baik.
Cara berfikir IPA meliputi:
1. Percaya (beliefs), Kita dapat melakukan penelitian terhadap masalah gejala alam dimotivasi
oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan dengan
pemikiran dan penalaran.
2. Rasa ingin tahu (curiosity). Rasa ingin tahu inilah yang mendorong kepercayaan bahwa alam
dapat dimengerti dan ditemukan.
3. Imajinasi (imagination). Kita dapat mengandalkan imajinasi dalam memecahkan masalah gejala
alam.
4. Penalaran (reasoning). Disamping imajinasi untuk memecahkan masalah gejala alam juga
diharuskan menggunakan penalaran.
5. Koreksi diri (self-examination). Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada
sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam.
Dalam pengertian IPA juga disebutkan mengenai penyelidikan dan objek kajian IPA.
Cara penyelidikan itu meliputi observasi (observation), eksperimen (experimentation), dan
matematika (mathematics).Objek kajian IPA yaitu IPA sebagai body of knowledge dihasilkan
dari disiplin keilmuan yang menunjukkan hasil-hasil kreatif penemuan umat manusia selam
berabad-abad. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Yager , menyatakan
bahwa pendidikan IPA merupakan studi tentang hubungan antara IPA dan masyarakat. Dengan
demikian IPA mempunyai peranan yang sangat strategiskarena membudayakan sains di kalangan
remaja agar mereka merasa tertarik kepada sains. Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
IPA dapat dimasukkan dalam klasifikasi ilmu pendidikan karena Dimensi pendidikan IPA sangat
luas dan sekurang-kurangnya meliputi unsur-unsur (nilai-nilai) sosial budaya, etika, moral dan
agama. Oleh sebab itu, belajar IPA bukan hanya sekedar memahai konsep ilmiah dan aplikasi
dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai yang terkandung dalam
dimensi Pendidikan IPA. Salah satu Pendidikan IPA adalah IPA lebih dari sekedar kumpulan
yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran
IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka
melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan.
1. IPA sebagai produk : fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori yang didasarkan pada hasil
temuan/pemikiran para ahli.
2. IPA sebagai proses: metode ilmiah (mengamati, menafsirkan, membuat hipotesis,
merencanakan percobaan, mengkomunikasikan)
3. IPA sebagai sikap: objektif, jujur, kritis, bertanggung jawab dan terbuka.
Dilihat dari KI-KD IPA di atas bahwa SILABUS IPA dalam Kurikulum 2013 ini sudah
sesuai dengan Hakikat IPA itu sendiri yaitu IPA sebagai Produk, IPA sebagai Proses dan IPA
sebagai sikap sudah ada.
Dilihat dari kurikulum 2013 secara global , kurikulum baru ini memang bagus karna
lebih menekankan kepembelajaran efektif, siswa harus lebih mencari sendiri atau membangun
sendiri pengetahuannya, dengan begitu banyak siswa yang lebih kritis dan aktif dan mereka akan
lebih memahami karna mereka yang mencari sendiri. Tetapi karena dengan disatu-satukannya
mata pelajaran menjadikan siswa menjadi bingung karena siswa tidak bisa mengklasifikasikan
mata pelajaran. Dengan adanya kurikulum 2013 ini sistem pendidikan kita pasti akan lebih baik
dengan bantuan peran guru, tetapi masalahnya guru pun kurang memahami kurikukum 2013 ini
karena kurangnya koordinasi antara pemerintah dan lembaga pendidikan. Dapat kita lihat KTSP
pun belum benar-benar dipahami oleh guru tetapi sudah ada kurikulum baru lagi.
Alangkah lebih baiknya pemerintah menunda kurikulum untuk tahun depan. Agar
sosialisasi dan uji coba dapat dilakukan dengan penuh kematangan dan dengan penuh
pertimbangan.
Dengan demikian, kami mencermati ada beberapa kelemahan yang akan menjadi
kendala dalam implementasinya, diantaranya:
1) Kurikulum 2013 menuntut kompetensi dan skill guru yang baik, terutama dalam memadukan
berbagai keterampilan (soft skill dan hard skill) dalam setiap pembelajaran, keterampilan dalam
memgembangkan matapelajaran berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai, melakukan
penilaian otentik, dan yang paling utama adalah keterbukaan dari guru.
2) Mengintegrasikan Matapelajaran IPA ke dalam matapelajaran Bahasa Indonesia dan
Kewarganegaraan di SD sudah dapat dipastikan akan terjadi pendangkalan pemahaman materi
IPA pada anak lulusan SD. Dalam hal ini pasti ada beberapa materi IPA di SD yang akan
direduksi atau dihilangkan sama sekali.
3) Masih terkait kelemahan No.2. Pengintegrasian tersebut dikhawatirkan menimbulkan
beberapa miskonsepsi dari guru dan siswa, mengingat banyak istilah-istilah yang berbeda antara
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Matapelajaran IPA. Juga dikhawatirkan akan terjadi
pengabaian materi-materi tertentu oleh guru jika guru tersebut merasa tidak menguasai konsep
IPA tentang bahasan yang sedang di bahas dalam matapelajaran Bahasa Indonesia, dan guru
lebih menekankan Bahasa Indonesia nya dibandingkan IPA-nya, yang seharusnya lebih
proporsional.
B. Saran
1. Terus meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang akan memantapkan keprofesionalan guru
di Sekolah Dasar yang dapat dijadikan bahan atau alat untuk penambahan pengajaran yang
akurat, praktis/ pengajaran yang aktif, relevan dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Agar dapat meningkatkan kemampuan mengajar dengan mengoptimalkan pembelajaran di
dalam dan di luar kelas untuk memotivasi siswa serta melakukan pembelajaran yang lebih aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
3. Dalam proses belajar mengajar guru menjadikan model pembelajaran saintifik sebagai suatu
alternative dalam pembelajaran IPA dan harus berani menggunakan pendekatan pembelajaran
yang membiasakan siswa dengan model-model pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada suatu konsep dengan cara diberi kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide
pemikirannya yang dimilikinya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
4. Hendaknya melaksanakan pelatihan tentang KTSP dan Kurikulum 2013 dengan baik untuk
para guru.
DAFTAR PUSTAKA