Anda di halaman 1dari 12

KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN

GURU PROFESIONAL

Disusun Oleh :

Kelompok 1

KARTINI (A31119001)

ISTIKOMAH (A31119002)

LISA RAUDATUL AULIA (A31119031)

MUH AKBAR (A31119013)

BAYU RIZKI RIZALDI (A31119014)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai profesi kemampuan guru ini erat kaitannya dengan keberhasilan


guru sebagai seorang pendidik, dimana guru yang berkompeten maka guru
tersebut berpeluang menjadi pendidik yang profesional. Dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam wilayah
otonomi daerah peran guru yang profesional punya andil dalam
mewujudkannya. Oleh karena itu kita perlu untuk mengkaji apakah guru-guru
kita ini sudah kompeten atau belum, sudah profesional atau belum dalam
menjalankan profesinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kompetensi guru professional?
2. Bagaimana landasan-landasan profesi kependidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar dapat mengetahui cara menjadi guru professional.
2. Agar dapat mengetahui landasan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen–komponen kompetensi professional


Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompentensi yang berhubungan
dengan profesi yang menuntut berbagai keahlihan di bidang pendidikan atau
keguruan. Kompetensi professional merupakan kemampuan dasar guru dalam tentang
belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat
tentang lingkungan PBM dan mempunyai keteranpilan dalam teknik mengajar. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar dapat menigkatkan mutu
pendidikan maka guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sebagai suatu
jabatan professional. Beberapa kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut.

1. Menguasai Bahan Ajar

Menurut Tim Sosialisasi KTSP (Depdiknas, 2009) bahan ajar adalah


segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam
melaksankan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sedangkan menurut Abdul
Majid (Perencanaan Pembelajaran 2007:174) bahan ajar adalah segala bentuk
bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/ intruktor
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus menguasai
bahan pengajaran agar dalam penyampaiannya kepada siswa-siswi dapat di terima
dengan baik dan lancar. Dalam menguasai bahan pengajaran dibagi menjadi dua
kemampuan dalam menguasai bahan ajar, yaitu menguasai bahan pengajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah, dan menguasai bahan penganyaan.

a. Mengusai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah.


 Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
 Menelah buku teks pendidikan dasar dan menengah.
 Menelaah buku pedoman khusus bidang studi.
 Melaksankan kegiatan-kegiatan yang dinyatakan dalam buku teks dan
buku pedoman khusus.
b. Menguasai bahan penganyaan
 Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang studi/
mata pengajaran.
 Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru.

2. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

Menurut Dr. Nurliani Siregar, M.Pd (Profesi Kependidikan Pendidikan


Profesi Guru, 25-35) menguraikan bahwa terdapat empat landasan-landasan
profesi kependidikan yakni sebagai berikut :

a. Landasan Hukum
 Dasar Hukum undang-undang pendidikan profesi guru

Pasal 31 dan pasal 32, yang satu menceritakan tentang pendidikan dan
satunya menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 ayat 1 berbunyi : “Tiap-
tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”. Ayat 2 pasal ini berbunyi :
“setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintahan
wajib membiayainya.” Ayat ini berkaitan dengan wajib belajar 9 tahun di SD
dan di SMP yang sedang dilaksanakan. Agar belajar wajib ini berjalan dengan
lancar, maka biayanya harus ditanggung Negara. Kewajiban Negara ini
berkaitan erat dengan pasal yang sama yang mengharuskan memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD.

Ayat 3 pasal ini berbunyi : “Pemerintah mengusahakan dan


menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional”. Ayat ini mengharuskan
pemerintah mengadakan satu sistem pendidikan nasional untuk memberikan
kesempatan kepada setiap warga Negara mendapat pendidikan. Kalau karena
suatu hal seseorang atau sekelompok masyatakat yang tidak mendapatkan
kesempatan belajar, maka mereka bisa menuntut hak itu kapada pemerintah.
Atas dasar inilah pemerintah menciptakan sekolah-sekolah khusus yang bisa
melayani kebutuhan masyarakat terpencil, masyarakat yang penduduknya
kecil, dan masyarakat yang penduduknya tersebut berjauhan satu dengan yang
lain. sekolah-sekolah yang dimaksut antara lain ialah SD kecil, SD Pamong,
SMP Terbuka dan system belajar jarak jauh.

Kebudayaan dan pendidikan adalah dua unsur yang saling mendukung


satu sama lain. bila kebudayaan maju maka pendidikan ikut maju. Karena
kabudayaan yang banyak aspeknya akan mendukung program dan pelaksanaan
pendidikan. Dengan demikian upaya memajukan kebudayaan berarti juga
sebagai upaya mamajukan pendidikan.

 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional

Diantara peraturan-peraturan perundang-uandangan RI yang paling


banyak membicarakan pendidikan adalah Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003. Sebab undang-undang ini bisa disebut sebagai induk peraturan
perundang-undangan pendidikan. Undang-undang ini mengatur pendidikan
pada umumnya, artinya segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tinggi
ditentukan dalam undang-undang ini.

b. Landasan Filsafat

Secara garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu metafisika,


epistemologi, logika dan etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai
berikut:

1) Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang haikat segala sesuatu yang
terdapat di alam ini. Dalam kaitannya dengan manusia, ada dua pandangan
yaitu: (Callahan, 1983)
o Manusia pada hakikatnya adalah spiritual.
o Manusia adalah organisme materi
2) Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan
kebenaran.
3) Logika ialah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir
dengan benar. Dengan memahami filsafat logika diharapkan manusia bisa
berpikir dan mengemukakan pendapatnya secara tepat dan benar.
4) Etika ialah filsafat yang menguraikan tentang perilaku manusia. Nilai dan
norma masyarakat secara ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam
filsafat ini. Filsafat etika sangat besar mempengaruhi pendidikan sebab
tujuan pendidikan untuk mengembangkan perilaku manusia, antara lain
afeksi peserta didik.
c. Landasan Psikologi

Adapun soal-soal psikologis yang berperan dalam proses pendidikan dapat


dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Kelompok pertama yang bersumber pada peninjauan individu dalam


statusnya sebagai anak didik, yaitu anak didik dalam situasi pendidikan.
Peninjauan ini dapat dikata peninjauan secara statis.
2) Kelompok kedua bersumber pada peninjauan individu dalam proses
pendidikan. Kita ketahui bahwa individu sebenarnya tidak pernah ada
dalam keadaan statis. Artinya sebenarnya selalu terjadi perubahan di
dalam dirinya. Di dalam proses pendidikan justru perubahan inilah yang
menjadi pokok persoalan. Pendidikan berusaha merangsang dan memberi
arah perubahan ini sesuai dengan cita-cita pendidikan yang menjadi
pedoman 33 usaha itu.
3) Kelompok ketigamakin kuatnya pandangan mengenailife long education
dan pentingnya nonformal education, makin mendesak untuk mendapat
penyorotan.
d. Landasan Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan bagian hidup yang paling dekat dengan


kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari
unsur sosial budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan
secara kelompok. Pekerjaan di rumah, di kantor, di perusahaan, di perkebunan, di
bengkel dan sebagainya, hampir semuanya dikerjakan oleh lebih dari seorang. Ini
berarti unsur sosial ada pada kegiatan-kegiatan 35 itu. Selanjutnya tentang apa
yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan
merupakan unsur dari suatu budaya. Dalam pelaksanaannya seorang guru
professional harus mampu menguasai landasan kependidikan dengan mengenal 3
yaitu sebagai berikut :

a. Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional


 Mengkaji tujuan pendidikan nasional.
 Mengkaji tujuan pendididkan dasar dan menengah.
 Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah dengan
tujuan pendidikan nasional.
 Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang pencapaian
tujuan pendidikan nasiaonal.
b. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.
 Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
 Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan.
 Mengelola kegiatan sekolah yang mencerminkan sekolah sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan.
c. Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan
dalam proses belajar mengajar
 Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
 Mengkaji prinsip-prinsip belajar.
 Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Mampu mengelola program belajar mengajar

Adapun konsep dasar yang harus dimiliki seorang guru professional


dalam mengelola program belajar mengajar yakni sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan pembelajaran.
 Mengkaji ciri-ciri tujuan pembelajaran dapat merumuskan tujuan
pembelajaran.
 Dapat merumuskan tujuan pembelajaran.
 Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan pembelajaran /
pokok pembelajaran.
b. Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.
 Dapat memili bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
 Mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar.
 Mengkaji berbagai metode mengajar.
 Dapat memili metode mengajar yang tepat.
 Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat.
d. Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.
 Mengkaji berbagai media pengajaran.
 Memilih media pengajaran yang tepat.
 Membuat media pengajaran yang sederhana.
 Menggunakan media pengajaran.
e. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
 Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumber belajar.
 Memanfaatkan sumber belajar yang tepat.

4. Mampu mengelola kelas

Mengelolah kelas merupakan salah satu kompentensi yang harus dimiliki


seorang guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan merupakan kompetensi
profesionalisme secara khusus yang dimiliki seorang guru.
5. Mampu menggunakan media / sumber belajar.

Peranan seorang guru dalam proses pembelajaran dituntut harus terlihat


langsung dalam skema pembelajaran mulai dari persiapan, merencanakan
program pengajaran tahunan, semerter dan penyusunan persiapan mengajar (leson
plan) dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, alat
evaluasi, buku atau media cetak lainnya.

6. Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran.


a. Menilai prestasi murit untuk kepentingan pengajaran.
 Mengkaji proses dasar penilaian.
 Mengkaji berbagai teknik penilaian.
 Menyusun alat penilaian.
 Mengkaji cara mengelola dan menapsirkan data untuk menetapkan
taraf pencapaian murid .
 Dapat menyelenggarakan penilaian penilaian percapaian murid.
b. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
 Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.
 Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar.
7. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
a. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
 Mengkaji konsep-konsep dasar bimbingan
 Berlatih mengenal kesulitan belajar murid
 Berlatih memberikan bimbingan kepada murid yang mengalami
kesulitan belajar
b. Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
 Mengkaji ciri-ciri anak berkelainan dan berbakat khusus
 Berlatih mengenal anak berkelainan dan berbakat khusus
 Berlatih menyelenggarakan kegiatan untuk anak berkelainan dan
berbakat khusus
8. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.
a. Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
 Mengkaji berbagai jenis dan sarana administrasi sekolah
 Mengkaji pedoman administrasi pendidikan
b. Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
 Berlatih membuat dan mengisi berbagai format administrasi sekolah
 Berlatih menyelenggarakan administrasi sekolah

9. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian


pendidikan guna keperluan mengajar.
a. Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
 Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah yang sederhana
 Memahami laporan penelitian sederhana untuk kepentingan
pengajaran
b. Melaksanakan penelitian sederhana
 Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
 Membiasakan diri melakukan penelitian untuk keperluan pengajaran
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kompetensi merupakan suatu ketrampilan, pengetahuan, sikap yang dimiliki,
dihayati, dan dikuasai. Kompetensi guru adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh guru
untuk diaplikasikan. Kompetensi itu ada kompetensi paedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi professional. Semua dari kompetensi
memiliki karakternya sendiri-sendiri.
Kompetensi professional berkaitan dengan mata pelajaran yang harus dikuasai
guru mata pelajaran tertentu, konsep ajar, dan keterkaitan dengan mata pelajaran lain,
program perencanaan pengajaran dan pelaksaan pengajaran. Menguasai substansi
keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi  memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk membperdalam
pengetahuan dan materi bidang studi.
Daftar Pustaka

Sagala, Syaiful. Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan. 2009. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai