Anda di halaman 1dari 25

RPP FLUIDA STATIS DAN SKENARIO PEMBELAJARAN

DENGAN TEORI AUSUBEL

OELH:
Jessy Pelesya 2013021016

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMA NEGRI 1 KUTACANE


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Fluida Statis (Tekanan Hidrostatis & Hukum Pascal)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (2 JP)

A. Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti

KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


KI-2 (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa


KI-3 ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
KI-4
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok
(IPK)
3.3 Menerapkan hukum-hukum 3.3.1 Memahami pengertian Fluida Fluida statik
fluida statik dalam 3.3.2 Menggunakan Hukum utama
kehidupan sehari-hari. hidrostatis
3.3.3 Menggunakan Hukum pascal
4.3 Merencanakan dan 4.3.1 Menyimpulkan konsep tekanan
melakukan percobaan yang hidrostatis, hukum Pascal
memanfaatkan sifat-sifat melalui percobaan
fluida statis, berikut 4.3.2 Membuat laporan hasil
presentasi hasil dan makna percobaan dan
fisisnya mempresentasikan penerapan
hukum-hukum fluida statik

C. Tujuan Pembelajran
dalam pembelajaran Fluida static ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta mampu memahami pengertian fluida,
menganalisis hukum-hukum pada hidrostatis, memahami penerapan hukum pascal dalam
kehidupan sehari-hari, memahami penerapan hukum archimedes dalam kehidupan sehari-
hari dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir
kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
• Ikan mengapung di dalam akuarium
• Kapal mengapung di atas laut
2. Konsep
• Fluida statik adalah ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam.
• Fluida statik dipakai untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti kenaikan
besar tekanan air terhadap kedalamannya dan perubahan besar tekanan atmosfer
terhadap ketinggian dari permukaan
• Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang diberikan oleh air ke semua arah pada
titik ukur maupun akibat adanya gaya gravitasi.
3. Prinsip
• Hukum Pascal
• Hukum Utama Hidrostatik
4. Prosedur
• Melakukan percobaan penerapan hukum-hukum fluida static

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : AUSUBEL
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode : ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), Ceramah, Diskusi, Tanya
Jawab, Penugasan
F. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Media LCD projector
2. Laptop
3. Bahan Tayang (Slide Power Point/Video)
4. Whiteboard
5. Spidol
6. Penggaris

G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Guru Mata Pelajaran fisika kelas XI
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku siswa Mata Pelajaran fisika kelas XI
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Internet
4. Buku teks pelajaran yang relevan

H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
❖ Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai 10
pembelajaran menit
❖ Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
❖ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
Apersepsi
❖ Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
❖ Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
❖ Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
❖ Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
❖ Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
❖ Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
❖ Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
❖ Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
❖ Pembagian kelompok belajar
❖ Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta Mengamati
didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
masalah memusatkan perhatian pada topik 70
menit
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
dengan cara :
❖ Melihat (dengan sebuah video pembelajaran)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan video
yang disajikan oleh guru maupun mengamati gambar yang
terdapat pada buku siswa seperti gambar di bawah ini :

➢ Tekanan Hidrostatik
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu

➢ Hukum Pascal

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, peserta


didik diminta untuk mendiskusikan tentang hal-hal yang
ingin diketahui
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
❖ Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau
buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan

➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Mendengar
Peserta didik diminta untuk mendengarkan pemberian
materi oleh guru yang berkaitan dengan:

➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Menyimak,
Peserta didik diminta untuk menyimak penjelasan
pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :

➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan Menanya
peserta didik
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar, contohnya :
❖ Mengajukan pertanyaan tentang :
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
individu dan
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kelompok
kegiatan:
❖ Membaca sumber lain selain buku teks,
mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah
untuk mencari dan membaca artikel tentang

➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok
atau kegiatan lain guna menemukan solusimasalah terkait
materi pokok yaitu

➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Aktivitas
➢ Peserta didik diminta mengerjakan contoh soal berikut
ini

❖ Saling tukar informasi tentang :


➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil karya ❖ Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
❖ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang:
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
❖ Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
❖ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa:
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
❖ Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
❖ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
❖ Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi
Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
proses pemecahan
dari guru terkait pembelajaran tentang: ……
masalah
❖ Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
❖ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
❖ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan:
➢ Tekanan Hidrostatik
➢ Hukum Pascal
Kegiatan Penutup
Peserta didik : 10
• Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang menit
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 35 menit ) Waktu
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
• Memberikan posstest di akhir pembelajaran.
• Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
• Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
• Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
• Mengagendakan pekerjaan rumah.
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Observasi sikap religius dan sikap sosial.
b. Bentuk Penilaian : Lembar pengamatan
c. Instrumen Penilaian : Jurnal (terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Jenis/Teknik tes : Penugasan
b. Bentuk tes : LKPD, Posttes (Terlampir)
c. Instrumen Penilaian: (terlampir)
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian : Presentasi
b. Instrumen Penilaian : (terlampir)
4. Program Remedial (terlampir)
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM maupun
kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua bagian:
remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai
Kompetensi Dasar
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).
a. Teknik tes : Penugasan (terlampir)
b. Bentuk tes : Tes tertulis
c. Instrumen Penilaian : (terlampir)
Rubrik Penilaian Sikap

Sikap 1 2 3 4

Tanggung Tidak ikut serta Tidak ikut serta Mengikuti Aktif dalam
jawab dalam diskusi dalam diskusi diskusi hanya kegiatan
dan sebagai diskusi
mengganggu anggota pasif
aktivitas diskusi

Bekerja Siswa tidak Siswa tidak Siswa mampu Siswa mampu


sama bekerja sama mampu bekerja bekerja sama bekerja sama
dengan anggota sama dengan dengan dengan semua
kelompok anggota sebagian anggota
sehingga tidak kelompok anggota kelompok
mengerjakan sehingga tugas kelompok sehingga tugas
tugas tidak dapat sehingga tugas dapat
terselesaikan terselesaikan terselesaikan
kurang dengan
maksimal maksimal

Rasa Siswa terlihat Siswa terlihat Siswa antusias Siswa antusias


Ingin tidak melakukan tidak antusias dalam dan aktif dalam
Tahu pengamatan dalam melakukan melakukan
melakukan pengamatan pengamatan
pengamatan tetapi
cenderung
pasif

Peduli Siswa acuh tak Siswa acuh tak Siswa kurang Siswa peduli
acuh dan acuh tehadap peduli terhadap terhadap
mengganggu kegiatan kegiatan kegiatan
tehadap kegiatan pembelajaraan pembelajaran pembelajaran
pembelajaraan
Semangat Siswa tidak Siswa tidak Siswa kurang Siswa terlihat
belajar terlihat terlihat terlihat semangat saat
tinggi semangat malas semangat saat semangat saat menerima
dalam menerima menerima menerima pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran

Percaya Siswa terlihat Siswa tidak Siswa kurang Siswa terilhat


diri tidak percaya terlihat percaya terlihat percaya percaya diri
diri dan pasif diri saat diri selama selama
seat pembelajaran pembelajaran pembelajaran
pembelajaran berlangsung berlangsung berlangsung
berlangsung

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓
𝑷𝒆𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊𝒂𝒏 = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙𝟏𝟎𝟎
𝟐𝟒
A. Teori Belajar Ausubel
David Ausubel (1963) merupakan seorang psikolog pendidikan, melakukan
beberapa penelitian rintisan menarik di waktu yang hampir sama dengan Burner,
Ia sangat tertarik dengan cara mengorganisasikan berbagai ide. Ia menjelaskan
bahwa dalam diri seorang pelajar sudah ada organisasi dan kejalasan tentang
pengetahuan dibidang subjek tertentu. Ia menyebut organisasi ini sebagai struktur
kognitif dan percaya bahwa struktur ini menentukan kemampuan pelajar untuk
menangani berbagai ide dan hubungan baru. Makna dapat muncul dari materi baru
hanya bila materi itu terkait dengan struktur kognitif dari pembelajaran
sebelumnya.
David Ausubel terkenal dengan teori belajar yang dibawanya yaitu teori
belajar bermakna (meaningful learning). Menurut Ausubel belajar bermakna
terjadi jika suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang, selanjutnya bila tidak ada
usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengertian baru pada konsep-
konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan terjadi
belajar hafalan. Menurut Ausubel ada dua jenis belajar : (1) Belajar bermakna
(meaningful learning) dan (2) belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang
sedang belajar. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima
dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna.
Ausubel menaruh perhatian besar pada siswa di sekolah, dengan
memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan pada unsur kebermaknaan dalam
belajar melalui bahasa (meaningful verbal learning). Kebermaknaan diartikan
sebagai kombinasi dari informasi verbal, konsep, kaidah dan prinsip, bila ditinjau
bersama-sama. Oleh karena itu belajar dengan prestasi hafalan saja tidak dianggap
sebagai belajar bermakna. Maka, menurut Ausubel supaya proses belajar siswa
menghasilkan sesuatu yang bermakna, tidak harus siswa menemukan sendiri
semuanya.
Pemerolehan informasi merupakan tujuan pembelajaran yang penting dan
dalam hal-hal tertentu dapat mengarahkan guru untuk menyampaikan informasi
kepada siswa. Dalam hal ini guru bertanggung jawab untuk mengorganisasikan
dan mempresentasikan apa yang perlu dipelajari oleh siswa, sedangkan peran
siswa di sini adalah menguasai yang disampaikan gurunya. Belajar dikatakan
menjadi bermakna (meaningful learning) yang dikemukakan oleh Ausubel adalah
bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur
kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu mampu
mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Dua syarat untuk materi yang dipelajari di asimilasikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dipunyai sebelumnya. \
a. Materi yang secara potensial bermakna dan dipilih oleh guru dan harus
sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu peserta
didik.
b. Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna, faktor motivasional
memegang peranan penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak akan
mengasimilasikan materi baru tersebut apabila mereka tidak mempunyai
keinginan dan pengetahuan bagaimana melakukannya. Sehingga hal ini
perlu diatur oleh guru, agar materi tidak dipelajari secara hafalan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut
Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan
dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Seseorang belajar
dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya.
Dalam prosesnya siswa mengkonstruksi apa yang ia pelajari dan ditekankan
pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam
system pengertian yang telah dipunyainya.
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi
kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Mereka yang berada pada
tingkat pendidikan dasar, akan lebih bermanfaat jika siswa diajak beraktivitas,
dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, akan lebih efektif jika menggunakan penjelasan,
peta konsep, demonstrasi, diagram dan ilustrasi.
Empat tipe belajar menurut Ausubel, yaitu.
a. Belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan
yang telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajarinya atau
siswa menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian
pengetahuan baru itu ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
b. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, yaitu pelajaran yang
dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang
telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
c. Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, materi pelajaran yang telah
tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir,
kemudia pengetahuan yang baru itu dikaitkan dengan pengetahuan yang ia
miliki.
d. Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pelajaran
yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk
akhir, kemudia pengetahuan yang baru itu dihafalkan tanpa mengaitkannya
dengan pengetahuan yang ia miliki.
Berdasarkan uraian di atas maka, belajar bermakna menurut Ausubel adalah
suatu proses belajar di mana peserta didik dapat menghubungkan informasi baru
dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan agar pembelajaran bermakna,
diperlukan 2 hal yakni pilihan materi yang bermakna sesuai tingkat pemahaman
dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi belajar yang bermakna yang
dipengaruhi oleh motivasi.
Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan
bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Ausubel tidak setuju
dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan (discovery learning) lebih
bermakna daripada kegiatan belajar penerimaan (reception learning). Sehingga
dengan ceramahpun, asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi
penyajiannya sistematis, akan dihasilkan belajar yang baik
Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok
konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan
pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang
telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru
kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai sisw. Keduanya
mengandalkan bahwa dalam pembelajaran itu aktif.
David Ausubel banyak mencurahkan perhatiannya pada pentingnya
mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna
(meaningful learning) dan belajar verbal yang dikenal dengan expository learning.
Pandangan Ausubel tentang belajar ini sangat bertentangan dengan ahli psikologi
kognitif lainnya, yaitu Bruner dan Piaget. Menurut Ausubel, pada dasarnya orang
memperoleh pengetahuan melalui penerimaan, bukan melalui penemuan. Konsep-
konsep, prinsip, dan ide-ide yang disajikan pada siswa akan diterima oleh siswa.
Dapat juga konsep ini ditemukan sendiri oleh siswa. (Gagne/Berliner, 322). Suatu
konsep mempunyai arti bila sama dengan ide yang telah dimiliki, yang ada dalam
struktur kognitifnya. Agar konsep¬konsep yang diajarkan berarti, harus ada
sesuatu di dalam kesadaran siswa yang bisa disamakan. Sesuatu itu adalah
"struktur kognitif'. Belajar bermakna adalah belajar yang disertai dengan
pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima
siswa mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah ada/diterima sebelumnya
dan tersimpan wan, struktur kognitifnya. Informasi baru ini juga dapat diterima
atau pelajari siswa tanpa menghubungkannya dengan konsep atau pengetahuan
a.ng sudah ada. Cara belajar seperti ini disebut belajar menghapal.
Ausubel mengklasifikasikan makna belajar ke dalam dua dimensi seperti
tampak pada gambar berikut. Dimensi pertama berhubungan dengan cara
bagaimana informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa, apakah
`melalui penerimaan atau melalui penemuan. Belajar menurut dimensi ini
`diperoleh melalui pemberian informasi dengan cara dikomunikasikan kepada
siswa. dalam bentuk belajar penerimaan dan menyajikan informasi itu dalam
bentuk final, ataupun dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa
untuk menemukan sendiri keseluruhan informasi yang harus diterimanya. Cara
kedua berhubungan dengan bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi yang
diterima dengan struktur kognitif yang sudah dimilikinya. Dalam hal ini siswa
menghubungkan atau mengaitkan informasi yang diterima dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya, itulah yang dikatakan belajar bermakna. Siswa dapat juga
mencoba-coba menghapal informasi baru tanpa menghubungkan dengan konsep
yang telah ada dalam struktur kognitifnya. Itu disebut belajar menghapal.
Kedua dimensi itu tidak menunjukkan dikotomi yang sederhana, tetapi lebih
merupakan suatu kontinum, sebagai tampak dalam gambar berikut. Menurutnya,
belajar penerimaan tidak sama dengan belajar hapalan. Belajar penerimaan dapat
dibuat bermakna, yaitu dengan cara menjelaskan hubungan antara konsep-konsep.

B. Proses Pembelajaran Menurut Teori Ausubel


Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip-
prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita perhatikan, yaitu.
1. Pengatur awal (Advance Organizer)
Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari,
dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan
yang dapat digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru.
Suatu pengatur awal dapat dianggap sebagai pertolongan mental dan disajikan
sebelum materi baru.
2. Diferensiasi Progresif (Progressive Differentiation)
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan
elaborasi konsep. Pengembangan konsep berlangsung paling baik,bila unsur-
unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu, baru kemudian hal-hal
yang lebih khusus dan detail dari konsep tersebut.

3. Belajar Superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas,
lebih inklusif.

4. Penyesuaian integratif (Integrative Reconciliation)


Dalam mengajar, bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif yang
diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep
baru dihubungkan pada konsep-konsep superordinat. Kita harus
memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dihubungkan dan
dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit dan
bagaimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang mengambil
arti baru.

5. Consolidation
Guru memberikan suatu konfirmasi yang tujuannya untuk memantapkan
materi yang baru yang telah peserta didik peroleh guna memudahkan peserta
didik dalam mempelajari materi berikutnya.
Skenario Pembelajaran Ausubel Dalam Pembelajaran

SKENARIO PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : FLUIDA STATIS
Materi Pokok : Tekanan Hidrostatis

Kelas XI/ SEMESTER GANJIL


Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan : ke-1

Standar Kompetensi : Tekanan hidrostatis

Kompetensi Dasar : Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan


sehari-hari.

Indikator : Memahami pengertian fluida,Menggunakan hukum fluida


ststis, menggunakan hk pascal, Menyimpulkan konsep
hidrostatis

Tujuan Pembelajaran : Pembelajaran fluida static diharapkan siswa terlibat aktif


dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab dalam
menyampaikan pendapat,menjawab pertanyaan,memberi
saran dan kritik,serta mampu memahami pengertian fluida
static dalam kehidupan sehari hari,memahami penerapan
Hukum pascal,menganalisis Hukum-Hukum
Hidrostatis,memamahi penerapan Hukum Archimedes
denga rasa ingi tahu,tanggung jawab,disiplin,dan selama
proses pembelajaran bersikap jujur,percaya diri dan pantan
menyerah.

Media Pembelajaran : Media,LCD Projector,papan


Tulis,laptop,spidol,penggaris,bahan tayang (power
point/video)

Pendekatan pembelajaran : dengan menggunakan metode pembelajaran


berdasarkan pada teori belajar Ausubel
Kegiatan Peserta
No Fase Kegiatan guru
Didik
unsur-unsur lingkaran penjelasnan guru
yang akan dipelajari oleh tentang konsep
peserta didik dari unsur-unsur
lingkaran yang
akan dipelajari

3. Guru membagi peserta 3. Peserta didik


didik menjadi beberapa membentuk
kelompok guna lebih kelompok sesuai
memahami konsep dari dengan arahan
unsur-unsur lingkaran guru

4. Guru memberikan 4. Peserta didik


kesempatan kepada menunjukan unsur-
peserta didik untuk unsur lingkaran
menunjukan unsur-unsur pada penampang
lingkaran dari yang telah
penampang yang telah diberikan oleh
dibagikan guru

5. Guru memberikan 5. Beberapa peserta


kesempatan kepada didik yang tidak
peserta didik untuk mengerti
menanyakan hal-hal menanyakan
yang tidak mereka kepada guru
mengerti tentang unsur-
unsur lingkaran
yang sedang
mereka pelajari

6. Guru menjelaskan 6. Peserta didik


kembali tentang unsur- mendengarkan
unsur dari lingkaran penjelasan guru
yang baru saja dipelajari tentang konsep
yang baru mereka
pelajari
1. Guru memberikan 1. Peseeta didik
konfirmasi tentang apa mendengarkan
yang baru saja mereka konfirmasi yang
pelajari disampaikan oleh
3 Kegiatan Akhir
guru tentang apa
yang telah mereka
pelajari
Kegiatan Peserta
No Fase Kegiatan guru
Didik
2. Guru mengevaluasi 2. Siswa
secara lisan hasil dari mendengarkan
apa yang telah mereka hasil evaluasi yang
pelajari disampaikan oleh
guru tentang apa
yang telah mereka
pelajari

3. Guru memberikan 3. Siswa


penilaian atas apa yang mendengarkan
telah dipelajari dan penilaian yang
tanang ketercapaian atas disampaikan oleh
tujuan pembelajaran guru
yang baru saja dipelajari

4. Guru memberikan 4. Peserta didik


motivasi kepada peserta mendengarkan
didik untuk mengulang motivasi yang
apa yang telah mereka diberikan oleh
pelajari disekolah buru
dirumah guna
memperkuat
pengetahuan mereka
tentang unsur-unsur
lingkaran

5. Guru menyampaikan 5. Peserta didik


materi yang akan mendengarkan
dipelajari pada penyampaian
pertemuan berikutnya materi apa yang
akan mereka
pelajari pada
pertemuan
berikutnya yang
disampaiakan oleh
guru

6. Guru bersama siswa 6. Guru bersama


menutup pembelajaran siswa menutup
yang telah mereka pembelajaran yang
lakukan telah mereka
lakukan

Anda mungkin juga menyukai