Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN EVALUASI

A. Hakikat dan Tujuan Metode Penelitian Evaluasi


Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian. Menurut Mulyono
(2000:3) evalusi merupakan suatu proses menilai sesuatu sesuai dengan syarat atau standar
objektif yang dievaluasi. Lebih lanjut Anas Sudijono (2008) menyatakan bahwa penelitian
evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan kebijakan dengan mempertimbangkan
terlebih dahulu nilai-nilai positif serta keuntungan suatu program. Selain itu penelitian ini
juga mempertimbangkan proses serta teknik yang terlah digunakan. Pendapat tersebut
diperkuat oleh Sukmadinata (2012) yang menyatakan bahwa penelitian evaluative
merupakan suatu desain atau prosedur evaluasi dalam mengumpulkan data serta
menganalisis data secra sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik.
Nilai atau manfaat tersebut didasarkan pada hasil pengukuran atau pengumpulan data.
Informasi yang telah diperoleh ini yang nantinya akan dibandingkan dan ditarik kesimpulan.
Kesimpulan inilah yang disebut dengan hasil evaluasi (Arikunto, 2010). Dari bebebrapa
paparan mengenai penelitian evaluasi di atas, dapat disimpulan bahwa penelitian evaluasi
ialah suatu proses sistematis untuk mengambil keputusan berdasarkan kesimpulan atas
perbandingan data atau informasi yan telag diperoleh.
Penelitian evaluasi memliki tujuan untuk meningkatkan keberhasilan suatu program atau
untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan suatu program. Manfaat penelitian evaluasi
adalah untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan program kegiatan yang lalu serta
memperbaiki pelaksanaan program kegiatan yang akan dilakukan. Pendapat lain menurut
Weiss (Widoyoko, 2016:5) menyatakan bahwa tujuan penelitian evaluasi ialah untuk
mengukur pengaruh program terhadap tujuan yang terlah ditetapkan sebagai cara untuk
berkontribusi dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan pemrograman masa depan.
Berdasarkan hal tersebut, ada emapat hal yang ditetakankan yakni penggunaan metode
penelitian, hasil suatu program, kriteria menilai, serta kontribusi terhadap pengambilan
keputusan dan perbaikan program di masa mendatang. Sejalan dengan hal tersebut,
Sukmadinata (2009) mengemukakan enam tujuan penelitian evaluative sebagai berikut:
1. Membantu perencanaan pelaksanaan program.
2. Membantu dalam menentukan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program.
3. Membantu dalam menentukan keputusan lanjut atau berhentinya program.
4. Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan dalam program.
5. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, politik dalam
pelaksanaan program serta factor yang mempengaruhinya.
6. Menilai hubungan antar variable yang ada melalui pengujian maupun melalaui
analisis.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan peneltian evalusia ialah
sebagai penyedia atau pemberi informasi yang berkaitan dengan program-program
pendidikan yang sudah dilaksanakan sebelumnya serta untuk kepentingan penyusunan
program berikutnya.

B. Model Penelitian Evaluasi


1. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan Skinkfield. Menurut Hamdi
(2020), evaluasi merupkana suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.Stufflebeam
membagi evaluasi menjadi empat macam yakni context evaluation, input evaluation,
process evaluation, dan product evaluation.
a) Context Evaluation, konteks evaluasi ini membantu merencanakan kepurusan,
menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, serta merumuskan tujuan
program (Bandu, 2021).
b) Input Evaluation, konteks evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan
sumber-sumber yang ada, alternatif yang diambil, serta rencana dan strategi apa yang
diambil untuk mencapai kebutuhan (Lee, 2019).
c) Process Evaluation, evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan
keputusan (Fadil, 2020). Selain itu evaluasi proses ini untuk mengetahui sampai
sejauh mana rencana telah diterapkan dan apa yang harus direvisi.
d) Product Evaluation, evaluasi prodak untuk menolong keputusan selanjutnya (Ngui,
2017). Selain itu untuk mengetahui hasil apa yang telah dicapai da apa yang dilakukan
setelah program berjalan (Ren,2015).
2. Model Evalusai Brinkerhoff
Model evalusi ini dikembangkan oleh Brikerhoff pada tahun 1983 yang menyatakan
bahwa tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen
yang sama seperti evaluator yang laiinya, namun dalam komposisi dan versinya sendiri.
Golongan evaluasi tersebut adalah Fixes vs Emergent Evaluation Design, Fomative vs
Summative Evaluation, Experimental and Quasi Experimental Design vs
Natural/Unobtrusive Inquiry.
3. Model Evaluasi UCLA
Model ini dikembangkan oleh Alkin. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
menyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, megumpulkan dan menganalisis
infomasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat
keputusan dalam meilih beberapa alternatif (Ren, 2015). Alkin juga mengemukakan lima
macam evaluasi yakni sitem assessment, program planning, program implementation,
program improvement, serta program certification.
4. Model Evaluasi Stake atau Countenancea
Countenancea berasal dari kata bahasa inggris yang berarti menyetujui atau persetujuan.
Evaluasi ini menekankan pada pada pelaksanaan deskripsi dan pertimbangan. Menurut
Chaidir (2020) analisi evaluasi milik Stake ini membawa dampak yang cukup kuat untuk
perkambangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Dalam tulisannya J.H Turner dan
Stets (2012) menyatakan bahwa evaluasi model ini terdiri dari kegiatan description dan
judgment. Selanjutnya, State mengatakan bahwa terdapat tiga tahap dalam program
pendidikan yakni yang pertama adalah antecendents (context) yaitu sebuah kondisi yang
ada sebelum instruksi yang berhubungan dengan hasil, yang kedua adalah transaction
(process) yang merupakan proses instruksi kegiatan, yang terkahir adalah outcomes
(output) yaitu efek dari pengalaman serta pengamatan dan hasil kerja.
Menurut Said Hamid, terdapat dua kelompok model evaluasi yakni model evaluasi
kuantitatif dan kualitatif. Berikut penjabaran dua kolompok model evaluasi menurut Said
Hamid.
1. Model Evaluasi Kuntitatif.
Model ini meliputi model Tyler, model teoritik Taylor dan Maguire, model pendektan
sistem Alkin, model Countenance Stake, model CIPP, serta model ekonomi mikro.
2. Model Evaluasi Kualitatif.
Model ini meliputi model studi kasus, model iluminatif, serta model responsive.

C. Jenis-Jenis Penelitian Evaluasi


Penelitian evaluasi dibagi menjadi dua jenis, yakni evaluasi formatif serta sunmatif
dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Evaluasi Formatif. Evaluasi ini diperlukan untuk memperbaiki objek yang diteliti dengan
cara menilai kualitas pelaksanaan program dan konteks organisasi seperti personil,
prosedur kerja serta input. Evaluasi ini juga digunakan untuk mendapatkan umpan balik
dari suatu aktifitas dalam bentuk proses sehingga dapat digunakan untuk emningkatkan
serta mengembangkan kualitas program yang berlangsung.
2. Evaluasi Sumatif. Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil dari suatu program. Hal
ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menjelaskan apa yang telah terjadi
sebagai akibat dari pelaksanaan program.

D. Prosedur Penelitian Evaluasi


Menurut Sukmadinata (Arif, 2019) terdapat 8 langkah dalam penelitian evaluasi yakni
menjelaskan alasan mengenai dilakukannya evaluasi, memilih model evaluasi,
mengidentifikasi pihak-pihak terkait, menentikan komponen yang dievaluasi,
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi, menyususn desain daan jadwal kegiatan,
mengumpulkan data dan analisi data, serta yang terakgir ialah melaporkan hasil evaluasi.
Lebih lanjut Arikonto (Faizin, 2020) menyatakan prosedur aatu tahapan penelitian evaluasi
kedalam 9 langkah dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Pengkajian terhadap buku, lapangan, serta informasi dari pakar.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai masalah yang
akan diteliti.
2. Perumusan problematika penelitian.
Perumusan ini dirumusakan dalam bentu pertanyaan penelitian setelah mengkaji
sumber-sumber yang relevan untuk memperoleh ketajaman problematika.
3. Menyususn proposal penelitian.
4. Melakukan perencanaan penelitian, menyususn instrument, menyiapkan kancah
penelitian dan melaksanakan uji coba instrument,
5. Melakukan penelitian. Peneliti melaksanakan penelitian disuaikan dengan model
penelitian yang telah dipilih.
6. Melakukan pengumpulan data pengumpulan data dikumpulkan dnegan instrument yang
telah disuse berdasarkan rincian komponen yang akan dievaluasi.
7. Menganalisis data. Data yang terkumpul dianalisis dengan menerapkan tolak ukur yang
telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
8. Menyimpulkan hasil penetilian. Hasil penelitian disimpulkan berdasarkan gambaran
mengenai kesesuaian data dengan tolak ukur.
9. Menyampaikan hasil peneliian.
Hasil disampaikan kepada pengelola program atau pihak yang meminta bantuan. Hasil
evaluasi digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi tindak lanjut program yang
dievaluasi. Tindak lanjut dapat berupa penyebarluasan program, pengrevisian prtogram,
dan atau penghentian program.
Daftar Pustaka
Anas Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Arif, Muhammad Toriqul. 2019. Penelitian Evaluasi Pendidikan, Jurnal Pendidikan Agama
Islam. Vol 2 (2). 66-76.
Arikunto, S. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Bina Aksara.
Bandu, D. J., Abdulhak, I., Wahyudin, D., Rusman, & Indah, R. N. 2021. Context Evaluation
On Implementation Of English For Islamic Studies Program In Iain Palu, Indonesia.
Kasetsart Journal Of Social Sciences, 42(2), 307–312.
Brinkerhoff, Robert O. et.all. 1983. Program Evaluation A Practitioner’s Guide For Trainers
and Educator. Boston: Kuwer-Nijhoff Publishing.
Chaidir, T., Suprapti, I. A. P., Arini, G. A., & Ismiwati, B. (2020). Determinan Literasi
Keuangan pada Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Mataram.
Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2(1), 1–19. https://doi.org/10.29303/e-
jep.v2i1.15
Faizin, Khoirul. 2020. Analisis Penggunaan Metode Penelitian Evaluasi Pada Penelitian
Bahas Arab Model Pengembangan. Jurnal Pendidikan Islam. Vol 03 (01). 39-53
Https://Doi.Org/10.34044/J.Kjss.2021.42.2.14
Lee, S. Young, Shin, J. S., & Lee, S. H. 2019. How To Execute Context, Input, Process, And
Product Evaluation Model In Medical Health Education. Journal Of Educational
Evaluation For Health Professions, 16, 1–8.
Https://Doi.Org/10.3352/JEEHP.2019.16.40
Mulyono, dkk. 2000. Pengukuran dalam Bidang Pnedidikan. Jakarta: PPs UNJ
Ngui, W., Xe, Y., Pang, V., May, C. S., Tibok, R. P., & Han, C. G. K. (2017). Alternative
Education For Undocumented Children : An Input Evaluation Akademia Baru Journal
Of Advanced Research In Alternative Education For Undocumented Children : An Input
Evaluation. Journal Of Advanced Research In Social And Behavioural Sciences, 9(1),
84–101.
Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Widoyoko, Eko. (2016). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai