Anda di halaman 1dari 39

DASAR DASAR

KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7

Elvira (1906103020048)
Salsabilla (1906103020070)
Mahadi Arlingga (19061030200 )
PENGERTIAN PENDIDIKAN

Dalam kajian dan pemikiran tentang


pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui 2
istilah yang hampir sama bentuknya dan
sering dipergunakan dalam dunia pendidikan,
yaitu : pedagogi dan pedagogik. Pedagogi
berarti “pendidikan” sedangkan pedagogik
artinya “ilmu pendidikan”.
PENGERTIAN PENDIDIKAN BERDASARKAN
UU NO. 20 TAHUN 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana


untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
FAKTOR FAKTOR PENDIDIKAN

a. Faktor tujuan
Dalam praktek pendidikan, baik
dilingkungan keluarga, di sekolah maupun
di masyarakat luas, banyak sekali tujuan
pendidikan yang diinginkan oleh pendidik
agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta
didiknya.
b. Faktor pendidik
Orang tua sebgai pendidik menurut kodrat
adalah pendidik pertama dan utama,
karena secara kodrati anak manusia
dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya)
dalam keadaan tidak berdaya. Hanya
dengan pertolongan dan layanan orang tua
(terutama ibu) bayi (anak manusia) itu
dapat hidup dan berkembang makin
dewasa. Guru sebagai pendidik menurut
jabatan menerima tanggung jawab dari tiga
pihak yaitu orang tua, masyarakat dan
negara.
c. Faktor peserta didik
Dalam pendidikan tradisional, peserta didik
dipandang sebagai organism yang pasif, hanya
menerima informasi dari orang dewasa. Kini
dengan makin cepatnya perubahan sosial, dan
berkat penemuan teknologi, maka komunikasi
antar manusia berkembang amat cepat.
Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas
yang sama bisa memiliki profil materi
pengetahuan yang berbeda-beda.
d. Faktor isi/materi pendidikan
Yang termasuk dalam materi pendidikan ialah
segala sesuatu oleh pendidik langsung
diberikan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha
pendidikan yang diselenggarakan di keluarga,
di sekolah dan di masyarakat.
e. Faktor metode pendidikan
Peristiwa pendidikan ditandai dengan
adanya interaksi edukatif. Agar interaksi ini
dapat berlangsung secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan, maka di samping
dibutuhkan pemilihan bahan/materi
pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode
yang tepat pula.
f. Faktor situasi
Situasi lingkungan mempengaruhi proses
dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini
meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis
dan lingkungan sosio-kultural.
FUNGSI PENDIDIKAN

Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit)


ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik.

Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah


sebagai alat:
a. Pengembangan prbadi
b. Pengembangan warga negara
c. Pengembangan kebudayaan
d. Pengembangan bangsa
PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN
 Lembaga Pendidikan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, di
lingkungan keluarga pertama-tama anak
mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, yang
bersifat informal dan kodrati. Lahirnya keluarga
sebagai lembaga pendidikan semenjak manusia itu
ada. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai
pendidiknya, dan anak sebagai terdidiknya.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama sangat penting dalam membentuk pola
kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak
pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
 Lembaga Pendidikan Sekolah
Tugas sekolah sangat penting dalam
menyiapkan anak-anak untuk kehidupan
masyarakat. Sekolah bukan semata-mata
sebagai konsumen, tetapi juga ia sebagai
produsen dan pemberi jasa yang sangat
erat hubunganya dengan pembangunan.
Pembangunan tidak mungkin berhasil
dengan baik tanpa didukung oleh
tersediannya tenaga kerja yang memadai
sebagai produk pendidikan.
 Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat mempunyai peranan yang
penting dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional.Pendidikan kemasyarakatan adalah
usaha sadar yang juga memberikan
kemungkinan perkembangan sosial, cultural,
keagamaan, kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, keterampilan, keahlian
(profesi), yang dapat dimanfaatkan oleh
rakyat Indonesia untuk mengembangkan
dirinya dan membangun masyarakat.
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Konsep pendidikan seumur hidup


merumuskan suatu asas bahwa pendidikan
adalah suatu proses yang terus-menerus
(kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia
Istilah pendidikan seumur hidup (Life
Long Integrated Education) tidak dapat
diganti dengan istilah-istilah lain sebab isi
dan luasnya (scope-nya)_tidak persis sama .
DASAR PEMIKIRAN PENTINGNYA
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

1) Ideologis
2) Ekonomis
3) Sosiologis
4) Politis
5) Teknologis
6) Psikologis dan pedagogis
IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP PADA PROGRAM-PROGRAM PENDIDIKAN

a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional


Program ini tidak saja penting bagi
pendidikan seumur hidup karena relevansinya
dengan kondisi yang ada pada negara-negara
berkembang karena masih banyaknya
penduduk yang buta huruf, melainkan juga
sangat penting
b. Pendidikan Vokasional
Apakah pendidikan vokasional itu sebagai
program pendidikan luar sekolah bagi anak
didik diluar batas usia sekoalah, ataukah
sebagai program pendidikan formal dan non-
formal dalam rangka apprentice-skip
training, merupakan salah satu program
penting dalam rangka pendidikan seumur
hidup.
c. Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh,
berlaku pula bagi para professional. Bahkan
tantangan buat mereka itu lebih besar dan kuat.
Mereka berusaha keras terus-menerus dan bergerak
cepat agar tidak ditinggalkan oleh kemajuan.
Sebab itu dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah
tercipta built-in mechanism yang memungkinkan
golongan professional itu selalu mengikuti perubahan
dan kemajuan dalam metode, perlengkapan, teknologi
dan sikap profesionalnya.
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan
Pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai
golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan merupakan
konsekuensi penting daripada asas pendidikan
seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan dan teknologi
itu pengaruhnya telah menyusup dalam berbagi
aspek kehidupan manusia dan masyarakat, seorang
ibu rumah tangga lainnya yang serba elektronik itu
bagaikan seorang sarjana yang bekerja di
laboratoriumnya.
e. Pendidikan Kewargaan Negara dan
Kedewasaan Politik
Tidak saja bagi warga negara biasa,
melainkan para pemimpin masyarakat pun
sangat membutuhkan pendidikan kewargaan
negara dan masyarakat yang demokratis,
maka kedewasaan warga negara dan para
pemimpinnya dalam kehidupan bernegara
sangat penting. Untuk itu program pendidikan
kewargaan negara dan kedewasaan politik itu
merupakan bagian yang penting dari
pendidikan seumur hidup.
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian
Waktu Luang
Spesialisasi yang berlebih-lebihan dalam
masyarakat bahkan yang telah dimulai
pada usia muda dalam program pendidikan
formal di sekolah, membuat manusia
menjadi berpandangan sempit pada
bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai
cultural yang terkandung dalam warisan
budaya masyarakat sendiri.
IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP DAN SASARAN
PENDIDIKAN

a. Para buruh dan petani


b. Golongan remaja yang terganggu
pendidikan sekolahnya
c. Para pekerja yang berketerampilan
d. Golongan Technicians dan professional
e. Para pemimpin dalam masyarakat
f. Golongan anggota masyarakat yang sudah
tua
SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
 Pengertian Sistem
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem
adalah suatu kestuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur
sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekadar acak, yang
saling membantu untuk mencapai suatu hasil
(product).
 Pendidikan sebagai Sistem

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk


mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unsure pokok, yaitu
usaha masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan
unsur hasil usaha
 Pengertian Pendidikan Nasional
Dalam Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 2
berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dasar ini dapat
dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4 dan batang
tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.
 Pendidikan Nasional Sebagai Suatu Sistem
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi perananya di masa yang akan
datang.
DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI
PENDIDIKAN NASIONAL
a. Landasan Ideal
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam
buku Program Akta Mengajar VB, komponen bidang studi
pendidikan Moral Pancasila (1984/1985) dikemukakan
seperti berikut:
“Sistem pendidikan nasional Pancasila ialah sistem
pendidikan Nasional satu-satunya yang menjamin
teramalkan dan terlestarikan Pancasila. Predikat
Pancasila perlu ditonjolkan sebagai identitas sistem karena
pada hakikatnya secara istrinsik Pancasila adalah
kepribadian (identitas sistem kenegaraan RI dengan segala
jenis implikasinya terhadap subsistem dalam negara).
Pendidikan nasional adalah sistem kelembagaan yang
bertanggung jawab atas pengembangan dan pelestarian
sistem kenegaraan Pancasila dan kebudayaan nasional”.
b. Landasan Konstitusional
 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa
setiap warga negara mendapat pendidikan dan
pengajaran. Ini berarti adanya kewajiban belajar yang
memberi kesempatan dan mengharuskan belajar
kepada setiap anak hingga usia tertentu (sekurang-
kurangnya usia 13 tahun). Undang-Undang Dasar
1945 mengingatkan adanya suatu sistem pengajaran
nasional yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
tuntutan nasional.
c. Landasan Operasional
 GBHN disebutkan landasan operasional karena
memberikan garis-garis besar tentang kegiatan yang
harus dilaksakan untuk mencapai tujuan
pembangunan bangsa dan negara sesuai dengan cita-
cita, seperti yang termasuk dalam Pancasila dan UUD
1945.
DEMOKRASI PENDIDIKAN

1. Pengertian Demokrasi Pancasila


Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas
yang patut selalu dianalisis sehingga memberikan
manfaat dalam praktek kehidupan dan pendidikan
mengandung tiga hal:
a.Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
b.Setiap manusia memiliki perubahan kea rah pikiran
yang sehat
c.Rela berbakti untuk kepentingan/kesejahteraan
bersama.
2. Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu
terkait dengan masalah-masalah, antara lain:
a. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan
b. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk
memperoleh pendidikan.
c. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan
mereka.
3. Demokrasi Pendidikan di Indonesia
Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan
mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak
diproklamasikannya kemerdekaan hingga masa
pembangunan sekarang ini.
Hal ini dapat dilihat pada apa yang terdapat dalam :
a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 berbunyi:
1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan
undang-undang.
b.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c.Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) di sector
pendidikan.
INOVASI PENDIDIKAN
1. Pengertian Inovasi Pendidikan
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan
masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan
atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil
seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik
berupa hasil inverse (penemuan baru) atau
discovery (baru titemukan orang), yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.
2. Tujuan Inovasi
a. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang
dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu
dan teknologi sehingga makin lama
pendidikan di Indonesia makin berjalan
sejajar dengan kemajuan-kemajuan
tersebut.
b. Mengusahakan diselenggarakannya
pendidikan sekolah maupun luar sekolah
bagi setiap warga negara. Misalnya
meningkatkan daya tamping usia sekolah
SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
3. Masalah-masalah yang Menuntut Diadakan
Inovasi
a.Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan
kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan
sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan
bangsa Indonesia.
b.Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang
menyebabkan daya tamping, ruang dan fasilitas
pendidikan yang sangat tidak seimbang.
c.Melonjakan aspirasi masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik, sedangkan (di pihak lain)
kesempatansangat terbatas.
d.Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun,
yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Berbagi Upaya Inovasi Pendidikan
a. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
Ada delapan IKIP yang ditugaskan untuk
menyelenggarakan Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP), yaitu IKIP Padang, IKIP
Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Semarang, IKIP
Yogyakarta, IKIP Surabaya, IKIP Malang dan IKIP
Ujung Pandang. Pada mulanya proyek itu
dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem
persekolahan yang komprehensif dengan nama
Sekolah Pembangunan. Selain itu, secara umum
kerangka sistem pendidikan ini digariskan dalam
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0172 Tahun 1974.
b. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara
nasional dilaksanakan bertahap mulai
tahun pengajaran 1976 dengan catatan,
bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut
penilaian kepala perwakilan telah mampu,
diperkenankan melaksanakannya mulai
tahun 1975.
c. Proyek Pamong
Proyek ini merupakan program pendidikan bersama
antara pemerintah Indonesia dan Innotech; lembaga
yang didirikan oleh badan kerjasama Menteri-menteri
pendidikan se-Asia Tenggara. Dikalangan organisasi
menteri pendidikan negara-negara Asia Tenggara.
(South East Asian Ministers Education Organizations
atau seameo) proyek ini dikenal dengan istilah Impact
(Instruction of Management by Parent Community
and Teachers).
d. SMP Terbuka
Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT)
adalah Sekolah Menengah Umum Tingkat
Pertama, yang kegiatan belajarnya sebagian
besar dislenggarakan di luar gedung sekolah
dengan cara penyampaian pelajaran melalui
berbagai media dan interaksi yang terbatas
antara guru dan murid.
e. Universitas Terbuka
Universitas Terbuka menyelenggarakan tiga jenis
program Pendidikan dengan sistem belajar jarak
jauh, yaitu program sarjana (S1), program Diploma
(D I, D II, D III) dan program Akta V.
f. Kurikulum 1984
Perbaikan kurikulum ini dilaksanakan sesuai dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0461/U/1983 Tahun 1983 Tanggal 23 Oktober.
Pembenahan kurikulum ini diharapkan dapat
memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa
untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan
bakat, minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
Pengembangan kurikulum diadakan secara bertahap,
dalam arti bahwa upaya pemantapan tetap diadakan
secara terus menerus. Hal penting, mengingat
kurikulum harus selalu disesuaikan dengan tahap
pembangunan nasional melalui penyempurnaan isi,
bentuk, dan cara penyajian (pendekatan yang lebih
sesuai).

Anda mungkin juga menyukai