Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut Fredrik A. Kande (2008:79) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


merupakan model kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyempurnaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini lahir seturut dengan tuntutan
perkembangan yang menghendaki desentralisasi, otonomi, fleksibilitas, dan keluwesan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengalaman selama ini dengan sistem pendidikan yang
sentralistik telah menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat sehingga
kemandirian dan kreativitas sekolah tidak tumbuh. Dalam pada itu pendidikan pun cenderung
mencerabut siswa-siswi dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan
baru berupa desentralisasi yang ditandai dengan pemberian kewenangan kepada sekolah
untuk mengelolah sekolah.

Sumber: Kande A Fredrik. 2008. Membedah Kekuatan dan Kelemahan KTSP. Jurnal
Mnajemen Pendidikan.No.02.https://media.neliti.com/media/publications/112742-ID-
membedah-kekuatan-dan-kelemahan-ktsp-ant.pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2020.

Kekurangan KTSP

1. Kurangya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP Secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya mapun prakteknya di lapangan.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak kekurangan pendapatan guru.

Sumber: Ruang IPA.2016. Kelebihan dan Kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013.
https://ruangipa.wordpress.com/2016/02/27/kelebihan-dan-kekurangan-ktsp-dan-kurikulum-
2013/ Diakses pada tanggal 16 April 2020.

Menurut Fredrik A. Kande (2008:88) Kelemahan KTSP adalah meninggalkan celah


besar dalam upaya pencapaian standar lulusan dan standar kelulusan. Kelemahan lain adalah
KTSP menyimpan potensi destruktif yang dapat berakibat pada disintegrasi bangsa.
Kelemahan KTSP hanya dapat diatasi dengan konsisten menjalankan Pasal 72 PP 19/2005.
Sementara untuk kelemahan kedua diatasi dengan menerapkan pendidikan multikultural.
Sumber: Kande A Fredrik. 2008. Membedah Kekuatan dan Kelemahan KTSP.
Jurnal Mnajemen Pendidikan.No.02.https://media.neliti.com/media/publications/112742-ID-
membedah-kekuatan-dan-kelemahan-ktsp-ant.pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2020.

Kelemahan KTSP

1. Pemerintah / Dinas Pendidikan


a. KTSP, Kurikulum yang Tidak Sistematis

Ketidaklogisan KTSP terjadi karena sekolah diberi kebebasan untuk


mengelaborasi kurikulum inti yang dibuat pemerintah, tetapi evaluasi nasional oleh
pemerintah melalui ujian nasional (UN) justru paling menentukan kelulusan siswa.

b. KTSP Tidak fungsional

Kurikulum ini menjadi tidak logis karena tidak proporsionalnya pembagian tugas
pengembangan antara pemerintah dan sekolah. Seharusnya pemerintah hanya
menetapkan kerangka umum dari tujuan atau kompetensi, isi, strategi, dan evaluasi,
sedangkan pengembangannya secara rinci menjadi siap pakai diserahkan sepenuhnya
kepada sekolah.

2. Kepsek yang kurang Mengerti KTSP

Kepsek masih membuat pola-pola penyeragaman, dalam ystem pembelajaran


maupun evaluasi hasil pembelajaran, dinilai tidak memahami tujuan dan tuntutan
kurikulum tingkat satuan pengajaran (KTSP) yang baru diberlakukan pemerintah.

3. Guru yang bermutu berjumlah sedikit


a. Bahasan tentang kurikulum bagi guru terbatas
b. Agen penyedia tenaga kependidikan kurang memberikan materi kependidikan
yang memadai.
c. Penataran tentang kurikulum ini yang dilakukan terbatas
d. Pengawasan yang dilakukan terbatas terhadap tindak lanjut yang dilakukan
Guru
e. Buku-buku yang diberikan kepada murid kebanyakan tidak menunjang
keberhasilan kurikulum ini
f. Guru yang menguasai atau siap dan bisa berkompetisi dalam kurikulum ini
cuma sedikit
g. Kebanyakan guru-guru hanya merubah nama, format, atau silabi.

Solusi dari permasalahan yang dihadapi di dalam menerapkan KTSP

a. Membuat sejumlah pelatihan dan aktivitas lainnya untuk meningkatkan


kemampuan guru dalam membuat kurikulum sesuai dengan standar isi yang
ada.
b. Menerapkan KTSP secara bertahap.
c. Mengadakan Workshop KTSP.

Sumber: Prasetyono Totok. 2011. Kelemahan KTSP dan Solusinya.


https://totokprasetyono.wordpress.com/2011/05/30/kelemahan-ktsp-dan-solusinya/. Diakses
pada tanggal 16 April 2020.

ALASAN DARI PERUBAHAN KURIKULUM KTSP KE KURIKULUM 2013

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) segera diganti dengan kurikulum baru,
yang akan mulai diterapkan tahun 2014. Dalam perubahan kurikulum tersebut, khusus untuk
jenjang Sekolah Dasar (SD) mengalami banyak perubahan standar isi kurikulum. Di SD akan
diterapkan sistem pembelajaran berbasis tematik integrative.

Banyak yang mempertanyakan dengan sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang melakukan perubahan kurikulum. Di
kalangan masyarakat atau pendidik memang sudah sering terdengar jika ganti menteri maka
akan juga ganti kurikulum. Kontroversi terhadap perubahan kurikulum ini terus bermunculan.
Banyak pihak menanyakan alasan digantinya kurikulum

Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan Juni 2013 ini adalah salah satu
target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk
menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa
depan.

Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya


dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari
oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya terbebani.
Perubahan kurikulum ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini.
KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk
masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus.

Untuk tingkat SD terjadi perubahan yang cukup besar. Di SD yang dulunya ada 10
mata pelajaran dikurangi menjadi 6 mata pelajaran yaitu empat mata pelajaran utama (PPKn,
Agama, Bahasa Indonesia, dan Matematika) dan dua mata pelajaran muatan lokal (Seni
Budaya dan Penjas).

Berkurangnya mata pelajaran dalam kurikulum baru ini justru membuat lama belajar
peserta didik di sekolah bertambah. Kemendikbud akan menambah jam belajar di sekolah
untuk menangkal efek negatif dunia luar sekolah. Waktu luang yang lebih banyak di luar
sekolah dianggap memicu peserta didik melakukan atau bersentuhan dengan tindakan negatif.

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan


pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004
dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan
pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan
dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran, Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan


bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu)
dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan
penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini
ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan
dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat.
Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang
tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung
dengan pembelajaran tutorial yang baik.

Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan


capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas
pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta
lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan,
tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan
di antaranya :

1. konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata
pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui
tingkat perkembangan usia anak;
2. belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional; kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain
sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
3. beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
4. belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global;
5. standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru;
6. standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan
hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan
7. dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang


digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan
kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan
z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Skema 1. menyajikan tentang Strategi
Peningkatan Efektivitas Pembelajaran.

Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap


pengembangan kurikulum 2013.

Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/

Suaidinmath.2014. Inti dari Kurikulum 2013 dan


Skema 2 menggambarkan tentang Alasan dari Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum.
kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep https://suaidinmath.wordpress.com/2014/05/13/inti-
kurikulum saat ini dengan konsep ideal. dari-kurikulum-2013-dan-alasan-dari-perubahan-
Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. kurikulum-ktsp-ke-kurikulum-2013/. Diakses pada
tanggal 16 April 2020.

Latar Belakang Kurikulum Ktsp Diganti Menjadi Kurikulum2013

Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan Juni 2013 ini adalah salah satutarget
yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan.Perubahan kurikulumdilakukan untuk menjawab


tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masadepan.
Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnyadianggap
memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajarioleh peserta
didik, sehingga malah membuat para peserta didik terbebani.

Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat kondisi yang ada selamabeberapa
tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulumsecara mandiri
untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak semuaguru memiliki
dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guruhanya bisa
mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru inidibuat dan
dirancang oleh pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti. Dengandemikian, pihak
sekolah dan guru tinggal mengaplikasikan saja pola yang sudah dimasukkandalam struktur
kurikulum untuk masing-masing jenjang tersebut.

Sumber: Novitasari. Latar Belakang Kurikulum Ktsp Diganti Menjadi Kurikulum 2013.
https://www.scribd.com/doc/129090264/Latar-Belakang-Kurikulum-Ktsp-Diganti-Menjadi-
Kurikulum-2013. Diakses pada tanggal 16 April 2020

Anda mungkin juga menyukai