Anda di halaman 1dari 3

4 rumpun model pembelajaran

1. Kelompok model yang memproses informasi


Model pemrosesan informai ini membantu kita merancang suatu pengajaran yang
didalamnya siswa dapat mengolah informasi dan membangun serta menguji
konsep-konsep. Beberapa yang lain uga membantu kita membuat gagasan-gagasan
baru. Intinya, sasaran umum dari model ini adalah membantu siswa menjadi
pembelajaran yang lebih unggul.
2. Kelompok model pengajaran social
Model social sebagaimana namanya, menitik beratkan pada tabiat social kita,
bagaimana kita mempelajari tingkah laku social, dan bagaimana interaksi social
tersebut dapat mempertinggi hasil capaian pembelajaran akademik. Hamper semua
penggagas teori model social percaya bahwa peran utama pendidikan adalah untuk
mempersiapkan warga negara yang akan mengembangkan tingkat laku demokratis
yang terpadu, baik dalam tataran pribadi maupun social serta meningkatkan taraf
kehidupan yang berbasis demokratis social yang produktif.
3. Kelompok model pengajaran personal
Model pengajaran personal memiliki beberapa tujuan. Pertama, menuntun siswa
untuk memiliki kekuatan mental yang lebih baik dan kesehatan emosi yang lebih
memadai dengan cara mengembangkan kepercayaan diri dan perasaan realistis
serta menumbuhkan empati pada orang lain. Kedua, meningkatkan proporsi
pendidikan yang berasal dari kebutuhan dan aspirasi siswa sendiri. Melibatkan
semua siswa dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan atau bagaimana
cara ia mempelajarinya. Ketiga, mengembangkan jenis-jenis pemikiran kualitatif
tertentu, seperti kreativitas dan ekspresi pribadi.
4. Kelompok model system-sistem perilaku

Semua model dalam kelompok ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu body of
knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini menekankan pada
upayanya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para siswa.
Metode role playing

Dalam role playing, siswa mengeksplorasi masalah-masalah tentang hubungan antar manusia
dengan cara memainkan peran dalam situasi permasalahan kemudian mendiskusikan peraturan-
peraturan. Secara bersama-sama, siswa bisa mengungkapkan perasaan, tingkat laku, nilai, dan
strategi pemecahan masalah.

Role playing merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan
individu maupun social. Model ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna
pribadi dalam dunia social mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan
kelompok social. Dalam dimensi social, model ini memudahkan individu untuk bekerja sama
dalam menganalisis keadaan social, khususnya masalah antar manusia. Model ini juga menyokong
beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi
masalah. Kami menempatkan model role playing dalam kelompok model pengajaran social
karena kelompok sosial memerankan bagian yang mutlak dalam perkembangan manusia, dan
karena adanya beberapa keunikan yang membuktikan bahwa role playing memberi tawaran
penting dalam memecahkan dilemma interpersonal maupun sosial.

Dalam level yang sangat sederhana, model role playing dimainkan dalam beberapa
rangkaian tindakan berikut; menguraikan sebuah masalah, memeragakan, dan mendiskusikan
masalah tersebut. Beberapa siswa bertugas sebagai pemeran,; sedang yang lain sebagai peneliti.
Seseorang menempatkan dirinya dalam posisi orang lain dan mencoba berinteraksi dengan orang
lain yang juga kebagian tugas sebagai pemeran.. semua rasa empati, simpati, kemarahn, dan kasih
saying yang merupakan bagian kehidupan juga dilibatkan dalam praktik pemeranan ini. Hal-hal
emosional ini, sebagaimana kata-kata dan tindakan-tindakan, menajdi bagian dari analisis
selanjutnya. Ketika peragaan selesai, peneliti terlibat dalam upaya mengetahui beberapa hal,
semisal apa yang dijadikan keputusan oleh setiap orang, apa sumber percekcokan, dan bisakan
model role playing dijadikan pendekatan dalam situasi tersebut.

Esensi role playing adalah keterlibatan partisipan dan peneliti dalam situasi masalah yang
sebenarnya dan adanya keinginan untuk memunculkan resolusi damai serta memahami apa yang
muncul dari keterlibatan tersebut. Proses role playing berperan untuk (1) mengeksplorasi peran
siswa, (2) mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa,
(3) mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkahlaku, (4) mengeskplorasi materi
pelajaran dalam cara yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai