Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

MODUL 3 “MENGEMBANGKAN ASESMEN ALTERNATIF”

NAMA TUTOR :
Dr. Kasrani, M.Pd

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 :


1. Hotmaida Situmorang NIM : 858422137
2. Rut Mia Audia Kando NIM : 858417744
3. Nurma Liya Zunnu NIM : 858423289
4. Nurma Yunita NIM : 858422112
5. Fahreza NIM : 858417364

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SAMARINDA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

1. KEGIATAN BELAJAR 1 (PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF) 1


A.Latar Belakang................................................................................................. 1
B.Konsep Dasar Asesmen Alternatif.................................................................. 1
C.Landasan Psikologis........................................................................................ 1
D.Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif........................................... 2

2. KEGIATAN BELAJAR 2 (ASESMEN KINERJA)...................................... 2

3. KEGIATAN BELAJAR 3 (ASESMEN PORTOFOLIO)............................. 3


A.Pengertian dan Tujuan Portofolio.................................................................... 3
B.Perencanaan Portofolio.................................................................................... 4
C.Pelaksanaan Portofolio.................................................................................... 4
D.Pengumpulan Bukti Portofolio........................................................................ 5
E.Tahap Penilaian............................................................................................... 5

4. KEGIATAN BELAJAR 3 (PENILAIAN RANAH AFEKTIF).................... 6


A.Konsep Dasar................................................................................................... 6
B.Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif.......................................................... 7
C.Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Afektif...................................... 7

KESIMPULAN......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

ii
1. KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
A. Latar Belakang
Timbulnya penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa
merupakan jawaban atas adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). Tes tertulis tidak mampu mengukur hasil
belajar siswa yang kompleks namun pada umumnya tes tertulis hanya mampu mengukur hasil
belajar siswa dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana. Oleh karena itu, supaya kita
sebagai guru bisa melihat lebih dalam kemampuan siswa maka kita perlu menggunakan
asesmen alternatif, dimana asesmen alternatif ini mampu mengukur keseluruhan hasil belajar
siswa baik ranah kognitif, afektif, psikomotor dan juga mengukur proses belajar siswa.
B. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Penilaian asesmen merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada beberapa istilah dalam
asasmen yaitu traditional assesment, performance assesment, authentic assesment,
potofolio assesment, achievement assesment dan alternative assesment.
a)    Traditional assesment mengacu pada tes tulis.
b)    Performance assesment yaitu siswa diminta untuk kinerja nyata dalam
dalam penyelesaian tugas.
c)    Authentic assesment yaitu penerapan siswa diluar sekolah berdasarkan kemampuannya.
d)    Portofolio assesment yaitu kumpulan hasil karya siswa.
e)    Achivement assesment, yaitu tes tulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa.
f)    Alternative assesment, tes yang tidak hanya dengan tes tulis namun merupakan alternatif
dari asesmen traditional.
C. Landasan Psikologis
Assesment alternatif tidak hanya menilai hasil atau produk belajar saja namun
menilai proses belajarnya juga. Assesment alternatif juga mengacu dari beberapa teori
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Teori Fleksibilitas Kognitif dari R.Spiro (1990)
      Teori ini menyatakan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak
terstruktur.
2.    Teori Belajar Bruner (1996)
    Mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses aktif dilakukan siswa dengan
cara  mengkonstruksi sendiri gagasan baru, pengetahuan dan kemampuan yang

iii
dimiliki. Dalam teori ini diharapkan siswa dapat menerapkan kempuannya kedalam
hal yang lebih luas.
3.    Generative Learning Model dari Obsorne dan Ittrock (1983)
    Menjelaskan bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif
membentuk dan menginterpretasikan sesuatu. Lebih ke fungsi otak beserta fungsinya.
4.    Experiental learning theory dari C.Rogers (1969)
    Teori yang membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning (pengetahuan)
dan experiental learning (pengalaman).
5.    Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
  Suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah
atau kemampuan untuk menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh suatu budaya.
D. Keunggulan Dan Kelemahan Asesmen Alternatif
1.    Keunggulan asesmen alternatif :
a.       Dapat menilai hasil belajar yang kompleks.
b.      Menyajikan hasil penilaian yang lebih konkret,langsung dan lengkap.
c.       Meningkatkan motivasi siswa.
d.      Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.
e.       Siswa mampu mengevaluasi diri sendiri terhadap hasil karyanya sendiri.
f.       Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang dilakukan.
g.       Membantu memecahkan masalah yang dihadapi di kehidupan sehari
hari.
2.    Kelemahan asesmen alternatif :
a.       Membutuhkan banyak waktu.
b.      Adanya unsur subyektif dalam penilaian.
c.       Ketetapan penskoran rendah.
d.      Tidak tepat untuk kelas besar.

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : ASESMEN KINERJA


Struktur Asesmen kinerja terdiri dari tugas (Task) dan kinerja penilaian
(Rubrik). Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau
tagihan antara lain computer adaptive testing, tes uraian, tugas individu, tugas
kelompok, dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas
adalah :

iv
a. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut.
b. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam
berpikir dan keterampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasaan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
c. Menetapkan kriteria keberhasilan. Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru
selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan
untuk menilai kinerja siswa. Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya secara rinci
sehingga dapat menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar
guru dapat memberikan penilaian yang obyektif. Sebelum tugas dan rubrik digunakan, kita
perlu menilai kualitas rubrik dan tugas yang telah kita buat.
Berdasarkan jenisnya rubrik dibedakan menjadi dua yaitu, holistic rubric dan
analytic rubric. Hoslistic rubric merupakan rubrik yang dimensi atau aspek yang akan
dinilai serta deskripsinya dibuat secara umum. Karena sifatnya seperti itu, holistic
rubric dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja. Sedangkan analytic
rubric merupakan rubrik yang dimensi atau aspek kinerjanya serta deskripsi setiap
aspeknya dibuat lebih rinci. Karena sifatnya yang seperti itu, analytic rubric hanya
dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.

3. KEGIATAN BELAJAR 3 : ASESMEN PORTOFOLIO


A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis
yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa
dari waktu ke waktu.
Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa.
 Menunjukkan perkembangan atau perubahan kinerja siswa
 Membantu mengembangkan proses keterampilan seperti self evaluation (evaluasi diri)
dan perumusan tujuan
2. Menunjukkan kemampuan siswa
 Menunjukkan kinerja siswa pada akhir semester dan akhir tahun
 Menyiapkan hasil kerja terbaik untuk ditunjukkan kepada orang lain
3. Menilai keseluruhan hasil belajar siswa

v
 Menyiapkan karya siswa untuk memperoleh nilai akhir
 Menyimpan perkembangan karya siswa untuk mencapai kriteria yang telah ditetapkan
Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja
sama antara murid dengan guru. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan
hasil karya siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar
kriteria tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil
karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu
mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan.
B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapan pedoman yang harus diperhatikan saat
merencanakan portofolio adalah :
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat
diamati. Kriteria atau standar tersebut harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang
akan dinilai.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio
siswa. Stakeholders yang terpenting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman
sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan.
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan.
C. Pelaksanaan Portofilo
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa
maka tugas guru kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan
apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah :
1. Mendorong dan memotivasi siswa.

vi
Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan
karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan
kondisi yang nyata pada kehidupan siswa.
2. Memonitor pelaksanaan tugas.
Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi siswa.  Berilah komentar terhadap karya siswa. Mintalah
juga siswa untuk memberi komentar terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang
diberikan oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya diharapkan dapat digunakan utuk
memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa. Hasil monitoring yang
dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran
berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran yang utuh mengenai kemampuan siswa,
guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa. Guru dapat meminta
siswa masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua
dapat memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis.
3. Memberikan umpan balik.
Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya siswa yang bersifat kritis
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan siswa.
4.  Memamerkan hasil portofolio siswa
Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang
berhubungan langsung dengan fortofolio.
D. Pengumpulan Bukti Portofolio
Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa.
Satu portofolio disimpan sebagai bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu
lagi digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa. Setiap satu
minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa
kemudian memperbaikinya. Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil
perbaikan pekerjaan untuk dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder sebagai bukti
perkembangan karya siswa.
 E. Tahap peilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran.
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan
atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut maka masalah

vii
tersebut harus dibicarakan bersama-sama antara guru dengan murid pada waktu pertemuan
berkala yang telah dirancang.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan.

4. KEGIATAN BELAJAR 4 : PENILAIAN RANAH AFEKTIF


A. Konsep dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat
penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat
ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut
sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun
para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang dilakukan guru untuk
meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada pengembangan
ranah kognitif.  Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah
afektif terdiri atas 5 level yaitu :
1. Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus
misalnya aktifvitas dalam kelas, buku atau musik.
2. Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
Hasil pembelajaran pada level ini menekankan pada perolahan respon, leinginan memberi
respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap dan
menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan
yang lain dan konflik antar nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah
memiliki sistem sudah memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai
pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.

viii
1) Sikap
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap
siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif.
2) Minat
Menurut Getzel, minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman
yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan memperoleh sesuatu.
3) Konsep diri
Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat.
4) Nilai
Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang
bermakna bagi siswa agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu
memberikan hal yang positif bagi masyarakat.
B. Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif
Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan langsung
Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap
sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian.
2. Wawancara
Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
3. Angket atau kuisioner
Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan
jawaban baik berupa pilihan petanyaan atau pilihan bentuk angka.
4. Teknik proyektil
Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta
untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya.
5. Pengukuran terselubung
Merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang dimana yang diamati
tidak tahu bahwa ia sedang diamati.
C. Langkah – Langkah Pengembangan Instrumen Afektif
Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya,
pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan
siswa. Hasil pengukuran nilai berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan negatif.

ix
Sekolah berkewajiban mengembangkan nilai dan keyakinan siswa yang positif dan
menghilangkan nilai dan keyakinan yang negatif.
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Pencarian definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang
relevan.
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran
definisi konseptual.
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
Ketepatan pengukuran ranah afektif sangat ditentukan oleh kemampuan penyusun
instrumen (guru atau peneliti) dalam membuat atau merumuskan indikator.

5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan dalam instrumen


Penulisan instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan skla pengukuran. Skala
pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala pengukuran Liekert. Skala liekert
merupakan salah satu jenis skala pengukuran ranah afektif yang terdiri dari sejumlah
pernyataan yang diikuti dengan penilaian responden terhadap setiap pernyataan dengan
menggunakan lima skala mulai dari yang paling sesuai sampai dengan yang paling tidak
sesuai.
6. Meneliti kembali setiap butir pertanyaan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang
telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal 2
orang.  Berdasarkan masukan dari kedua ahli tersebut kita sempurnakan instrumen
tersebut. Jika langkah ini selesai dilakukan maka kita siap untuk melakukan uji coba
lapangan.
7. Melakukan uji coba
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah perangkat alat ukur tersebut sudah
dapat memberikan hasil pengukuran seperti yang kita inginkan.
8. Menyempurnakan Instrumen
Pada saat ini sudah banyak program analisis data yang beredar di pasaran yang dapat
kita manfaatkan untuk mengolah data. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan dapat
memperbaiki butir-butir pertanyaan yang dianggap lemah.
9. Mengadministrasikan Instrumen
Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di lapangan perlu
diperhatikan beberapa hal, yaitu :
a. Kesiapan perangkat instrumen
b. Tenaga lapangan
c. Kesiapan responden

x
KESIMPULAN
1. Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan jawaban atas
adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis.
2. Asesmen kinerja terdiri dari tugas (Task) dan kinerja penilaian (Rubrik). Informasi kinerja
siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan antara lain computer adaptive
testing, tes uraian, tugas individu, tugas kelompok, dan sebagainya.
3. Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke
waktu. Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang tidak hanya sekedar kumpulan
hasil karya siswa tetapi merupakan proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu.
4. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh
kondisi afektif siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, Adi. 2020. Materi Pokok Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan.
Universitas Terbuka.

xi

Anda mungkin juga menyukai