MODUL 4
KB 1 Bilangan Rasional
KB 2 Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Bilangan Rasional
KB 3 Perluasan Nilai Tempat Desimal
Disusun oleh Kelompok 5
1. Yulianisa (NIM 856609735)
2. Ristiani (NIM 856792886)
3. Rizki Dewi Lestari (NIM 856799642)
4. Septia Fitri (NIM 856799635)
5. Supriyanti (NIM 856612378)
6. Tri Heri Mulyo (NIM 856792671)
KB1
Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan-bilangan yang ditulis dalam bentuk pecahan (),
yang mana p dan q adalah bilangan-bilangan bulat dan q.
, contoh: 𝟑
𝟐
p : pembilang
q : penyebut
3
Pecahan-pecahan
Pecahan sederhana, jika FPB dari p dan q =1,
contoh:
,
Penyederhanaan pecahan
Mengubah pecahan yang bukan pecahan sederhana menjadi pecahan sederhana dengan membagi pembilang (p)
dan penyebut (q) dengan (p.q). Contoh :
Pecahan Senilai
Pecahan sederhana yang diubah dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan sembarang
bilangan yang mana untuk semua bilangan bulat p,q, dan r, q
Contoh:
Presentation title 5
Urutan Bilangan Rasional
Jika dan adalah sembarang dua bilangan rasional yang penyebutnya positif, yaitu (q>0
dan s>0), maka sama dengan , atau jika dan hanya jika ps = qr, dan kurang dari ,
atau jika dan hanya jika ps < qr
Contoh:
sebab 3.28 = 84 dan 7.12= 84 sehingga 3.28 = 7.12
6
KB 2
Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Bilangan rasional
1. Siswa kurang tahu makna dari pecahan, , , dan
Guru menyediakan lembaran kertas lalu meminta siswa melipat sehingga lipatan yang satu dapat menutup lipatan yang lain.
Mintalah siswa melipat kembali satu kali kertasnya, dengan jalan melipat garis lipatan sehingga tepat berhimpitan.
7
1 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut
8
2. Siswa kurang memahami perkalian bilangan asli dengan pecahan
1
1 1
2 2
1 1 1
3 3 3
1 1 1 1
4 4 4 4
3 potongan dari 4 potongan yang sama nilainya sama dengan artinya terdiri dari 3 potongan,
masing-masing bernilai , atau jadi:
3
Presentation title 9
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pecahan-pecahan yang senilai
contoh:
sehingga
1 1 ×𝑞 𝑞 𝑝 𝑝×𝑟
= = =
𝑝 𝑝×𝑞 𝑝×𝑞 𝑞 𝑞×𝑟
1 1
>
2 3
10
5. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian, misalnya:
1 1 Ada 2 buah karton perduaan dalam satuan sehingga
2 2 1
1: =2
2
6. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian, misalnya:
1 1 1 1 Mencari banyaknya nilai perduaan (tengahan)
2 2 2 2 dalam dua satuan, 2 potongan karton satuan yang
terpisah, masing-masing memuat potongan kartun
satuan perduaan
satuan
1 1 1 menyatakan
3 3 3
1 1 1 digunting
4 4 4
1 1
3 3
1 1
3 3
Jadi atau
12
9. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil bagian dalam bentuk
dipotong(kekurangan)
1 1
5 5
1 1 1
4 4 4
1 1 1
4 4 4
8 7
15 15
Potongan kekurangan diukurkan pada potongan
Jadi
13
10. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian sembarang pecahan
𝑝 𝑟 𝑝 𝑠
: = ×
𝑞 𝑠 𝑞 𝑟
2 3 7 16 2× 8 2 8
: :1 = = = ×
3 8 9 9 3×3 3 3
11. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari penjumlahan dan pengurangan
1 1
2 3
Potongan Potongan
1 1
+
2 3
❑ 1 1
❑ 2 3
satu-satuan
Jadi, 14
KB 3
Perluasan Nilai Tempat Desimal
Notasi desimal merupakan notasi profesional,
yaitu menggunakan dasar nilai tempat dan
menggunakan basis sepuluh.
Sistem Numeresi desimal adalah sistem numeresi
yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai
sebagai acungan pokok dalam melambangkan dan
menyebut bilangan.
Wujud bilangan rasional dalam pecahan desimal dapat
berupa desimal berakhir atau desimal berulang
Contoh
2749 = 2 × + 7 × + 4 × 10 + 9
4562718 = 4 × + 5 × + 6 × + 2 × + 7× + 1 × 10 + 8.
Sebagai pernyatan bilangan rasional, pecahan
dapat disebut:
1. Pecahan biasa jika q + p dan q ≠ 0
2. Pecahan sejati jika p < q
3. Pecahan tidak sejati jika p > q
4. Pecahan campuran jika dapat ditulis sebagai
a dengan adalah pecahan sejati
5. Pecahan sederhana jika ( p , q ) = 1 dan p < q
(Lihat contoh pada halaman 4.47)
Notasi ilmiah baku bilangan adalah
b × , 1 ≤ b < 10, n Z
Operasi pengurangan, penjumlahan, perkalian
dan pembagian desimal mempunyai pola yang
sama dengan operasi-operasi yang sama pada
bilanagn bulat, tetapi perlu memperhatikan
peletakan atau penempatan tanda koma yang
benar untuk membedakan yang bulat dan yang
tidak bulat.
Kertasberpetak 10 × 10 dan linglkaran berskala
100 dapat digunakan untuk menjelaskan persen
Masalah Pembelajaran Pecahan Desimal
1. Siswa kurang memahami makna antara lain 2,22 dan 2 sebagai pernyataan
yang sama suatu bilangan. Mereka cenderung menyatakan desimal sebagai
bilangan dan pecahan sebagai daerah yang terbagi.
2. Banyak siswa belum memahami translasi kesejajaran perhitungan yang
melibatkan notasi pecahan dan notasi desimal.
3. Banyak siswa yang belum terampil menjumlahkan (bersusun) dengan
pecahan desimal
4. Banyak siswa yang belum terampil mengganti nama pecahan menjadi
desimal dengan menggunakan pembagian
5. Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam mengalikan desimal.
6. Banyaknya siswa masih mengalami kesulitan dalam membagi desimal
(Contoh buka pada halaman 4.52 s.d 4.57)
Persen
Pecahan dapat dinyatakan sebagai , dalam bentuk desimal ditulis 0,25
25 persen ditulis 25%
25% dari satu daerah
Translasi kesejajaran untuk mengganti pecahan menjadi persen
adalah
= = (a ) % jika = 100
Contoh:
= …% ↔ =
karena 5 20 = 100, maka = = = 40%
Penggantian pecahan (b tidak membagi 100) menjadi persen
dikerjkan dengan pembagian cara pistol
Rasio
Rasio dapat menyatakan perbandingan antara bagian dengan
keseluruhan atau perbandingan antara bagian dengan bagian
Masalah rasio banyak dijumpai di dalam matematika antara
lain dalam kesebangunan, geometri, barisan geometri, fungsi
trigonometri, dan probabilitas
Masalah rasio banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
antara lain dalam urusan jual-beli, urusan skala, urusan
perjalanan, urusan temperatur atau suhu, urusan waktu (tahun,
bulan, minggu, hari, jam menit, dan detik), dan urusan
pengukuran (berat, panjang, isi)
Proporsi
Soal:
Jika harga 4 buku adalah 3000 rupiah, maka berapa rupiah harga 7 buku?
Penyelesaian soal dilakukan dengan dua cara:
1. Proporsi dalam rasio: =
2. Proporsi antar rasio : =