Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

RESUME MODUL 1 DAN 2

NAMA :LAURIA HAJAR AYU KRISNANDAR


NIM :835760882

UPBJJ-UT JAMBI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021.1
MODUL 1
“PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KBK”

KB 1 LANDASAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KBK


Guru matematika yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yag
dapat di pakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika.Teori-teori yang
berpengaruh untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika :
1.Teori Thorndike
Teori thorndike disebut juga Teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik
selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara
pasif.Teori ini bersifat Behavioristik (mekanistik).
Hal yang terkait dengan terkait dengan Teori Thorndike :
* Menekankan pada latihan dan praktik, bersifat mekanistik.
* Menganggap siswa sebagai kertas putih yang polos dan siap ditulisi.
* Tidak mengkaitkan antarkonsep
* Tidak menggambarkan keseluruhan konsep, tidak integratif.
* Berorientasi pada keterampilan yang ditambah terus menerus.
* Mengutamakan target ( Hasil ), kurang penekanan pada proses.

2. Teori Ausubel
Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell & Ghazal ) mengemukakan pentingnya
kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran akan lebih bermanfaat dan akan lebih mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik.Teori ini disebut juga Teori Holistik karena mempunyai
pandangan pentingnya keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian.

Hal yang terkait dengan terkait dengan Teori Holistik :


* Pembelajaran dilaksanakan secara bermakna
* Mengutamakan pentingnya penguasaan konsep
* Peserta didik perlu memahami materi pelajaran
* Dilaksanakan secara bermakna dengan memanfaatkan struktur matematika, bagan
peta/rangkuman/ikhtisar/ringkasan dari konsep.
* Kegiatan belajar lebih menarik karena memperhatikan proses.
* Bisa mengakibatkan siswa kurang terampil dalam berhitung.
3. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual
anak sebelum suatu bahan pelajarana matematika diberikan.tahap perkembangan anak menurut
Piaget : Sensori motor ( 0-2 tahun ),Pra-operasional ( 2-7 tahun ),Operasional Konkret ( 7-11
tahun ),Operasional ( > 11 Tahun ).
Konservasi : Konservasi bilangan, konservasi panjang, konservasi isi.
Hal yang terkait dengan terkait dengan Teori Jean Piaget :
* Keabstrakan materi dipertimbangkan dengan tingkat pertimbangan intelektual siswa
* Pelajaran baru dikaitkan dengan pelajaran sebelumnya atau pengetahuan prasyarat.
* Kemampuan siswa diarahkan dapat mencari persamaan dan perbedaan , sehingga diperlukan
adanya contoh dan bukan contoh.
* Memandang penting penerapan konservasi untuk menjelaskan konsep matematika
* Bersifat konstruktif, tekan guru ditekankan pada fasilitator.
* Siswa mempunyai kesempatan yang luas dan beragam untuk mencari, menerima, dan
menghimpun pengetahuan.

4. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri piaget menjadi
belajar kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.

5. Teori Jerome Bruner


Berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara
bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai
dari yang nyata ke yang abstrak.Bruner : “ 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam
mengakomodasikan keadaan peserta didik, yaitu :
* Enactive ( Manipulasi objek langsung )
* Iconic ( Manipulasi objek tidak langsung )
* Symbolic ( Manipulasi simbol )
6. Teori Pemecahan ( George Polya )
Menyebutkan teori heuristik ( bantuan untuk menemukan ), meliputi :Understand the Problem,
devise the plan,Carry out the yhe plan,look back.Pemecahan masalah merupakan realisasi dari
keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai
pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah.
Charles dan laster : mendefinisikan :Suatu masalah adalah suatu tugas yang mana :
- Seseorang tertantang untuk menyelesaikan
- Seseorang tidak mempunyai prosedur yang siap pakai untuk memperoleh penyelesaian;
- Seseorang harus melakukan suatu usaha untuk memperoleh penyelesaian.
Bentuk pertanyaan yang memerlukan pemecahan masalah antara lain :
- Soal cerita ( Verbal/Word problems )
- Soal tidak rutin ( Non-routine mathematics problem )
- Soal nyata ( Real/application problems )
Pendekatan pembelajaran matematika yang bersifat konstruktivistik dan bernuansa pemecahan
masalah :
- Penemuan terbimbing ( Guided discovery )
- Penyelidikan Matematika (Mathematical investigation )
- Berakhir terbuka ( Open-ended )
- Banyak selesaian ( Multiple solutions )
- Banyak cara menyelesaikan ( multiple methods of solutions )
- Tugas menulis matematika ( Writting in mathematics )

7.Teori Van Hiele ( Hierarkis Belajar Geometri )


Teori ini menyatakan bahwa eksistensi dari 5 tingkatan yang berbeda tentang Pemikiran
Geometrik, yaitu :
- Level 0 ( Visualisasi )
- Level 1 ( Analisis )
- Level 2 ( Deduksi informal )
- Level 3 ( Deduksi )
- Level 4 ( Rigor )
8.RME ( Realistic Mathematics Education )
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara mengaitkannya
dengan situasi dengan dunia nyata di sekitar siswa.
Freudenthal dan Treffers adalah tokoh yang mengembangkan RME.
9.Peta Konsep
Peta konsep adalah implementasi pembelajaran bermakna dari Ausubel, yaitu kebermaknaan
yang ditunjukan dengan bagan atau peta sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas, dan
keseluruhan konsep teridentifikasi.
Komponen Standar Guru Matematika yang Profesional :
- Penguasaan dalam pembelajaran matematika
- Penguasaan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran matematika
- Penguasaan dalam pengembangan profesional guru Matematika
- Penguasaan tentang posisi penopang dan pengembang guru matematika dan pembelajaran
matematika.
Kemampuan Matematikal antara lain :
- Mengkaji,menduga dan memberi alasan secara logis
- Menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin.
- Mengkomunikasikan tentang dan melalui matematika
- Mengaitkan ide-ide di dalam matematika dan ide-ide antara matematika dan kegiatan
intelektual lain.
Hal-hal yang dapat menumbuhkan kesadaran tentang Matematika adalah
- Ketekunan/Keuletan/Kekerasan hati,
- Minat ( Interest )
- Keingintahuan ( curiosity )
- Daya temu atau daya cipta ( Inventiness )

KB 2 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG


KONSTRUKTIVISTIK
Pelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Konstruktivistik
Dasar pengembangan pendidikan yang bermutu tinggi adalah prinsip. Empat pilar belajar yang
dikemukakan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to
live together.
Strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik antara lain:
1.Pemecahan masalah (problem solving) ciri utamanya adanya masalah yang tidak rutin.
Manfaatnya adalah peserta didik menjadi kreatif dalam berpikir, kritis dalam menganalisis data,
fakta, dan informasi, serta mandiri dalam bertindak dan bekerja. Sasarannya yaitu soal
mempunyai banyak selesaian (multiple solution), soal yang diperluas (extending problem), dan
soal yang mempunyai banyak cara menyelesaikan (multiple methods of solution).
2.Penyelidikan matematis (Mathematical Investigation) adalah peyelidikan tentang masalah yang
dapat dikembangkan menjadi model matematika, berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada
kajian atau eksplorasi mendalam, dan bersifat open-ended. Kegiatan belajar yang dilaksanakan
dapat berupa cooperative learning.
3.Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran dimana guru membimbing siswanya
dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan
sesuatu.
4.Contextual Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran
dengan situasi dan/atau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang actual atau keadaan nyata yang
dialami siswa.

Dasar Pengembangan pendidikan bermutu tinggi adalah Prinsip Belajar sepanjang hayat dan 4
Pilar(tiang) belajar yang dikemukakan UNESCO :
- Learning to Know
- Learning to do
- Learning to be
- Learning to Live Together
Peserta didik yang Kompeten artinya peserta didik yang cerdas, cakap, mampu memahami
dengan baik bahan yang diajarkan, mampu bersikap, bernalar, dan bertindak sesuai prosedur
yang benar, dan mengembangkan integritas kebersamaan dalam perbedaan.

Agar Guru dapat melaksanakan proses yang baik, Guru perlu mempertimbangkan kedudukan
keluaran :
- Kompetensi Individual, kelompok, dan klasikal.
- Keberagaman hasil ( Keluaran )
- Kesesuaian penilaian, evaluasi atau assesmen
- Pemberdayaan berbagai sumber belajar
- Strategi pembelajaran untuk mencapai sasaran.

Ciri/Prinsip dalam Proses Pembelajaran agar berkompetensi :


- Berorientasi pada siswa
- Mengembangkan strategi Pembelajaran yang tepat dan beragam
- Memperhatikan Teori pendidikan dan teori belajar
- Mengusahakan suasana yang demokratis,partisipatif dan Kooperatif.
- Mengembangkan penilaian (evaluasi ) yang menyeluruh dan beragam
- Memperhatikan ciri pokok keilmuan dari bidang studi atau materi yang sedang dipelajari.

MODUL 2
“MEDIA DAN BAHAN MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SD”
KB 1 MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang
digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau menjelaskan bahan
pelajaran kepada peserta didik, yang mana alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari
pelajaran yang diberikan.
Jenis media dapat dikelompokkan dari aspek-aspek yang berbeda, misalnya ;
1. Dari bahan, berupa media cetak dan media non cetak
2. Dari tayangan, berupa media proyeksi dan media non proyeksi
3. Dari kelistrikan, berupa media elektronik dan media non-elektronik
4. Dari ukuran kemajuan, media sederhana dan media modern
Alat-alat itu dapat berupa segala bentuk papan (tulis, tempel), segala bentuk cetakan (bukan
LKS, modul, petunjuk/pedoman kurikulum), segala bentuk bahan elektronik(kalkulator, radio,
TV, film, VCD, DVD,komputer, internet, LCD)
Keuntungan penggunaan media pembelajaran :
1. Lebih menarik dan tidak membosankan siswa
2. Lebih mudah dipahami karena dibantu visualisasi yang dapat memperjelas uraian
3. Lebih bertahan lama dan mudah diingat karena siswa lebih terkesan dengan terhadap tampilan
dan tayangan
4. Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar
5. Dapat digunakan berulang kali untuk peningkatan penguasaan materi(kaset, vcd, dvd, film)
6. Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran.

Jenis-jenis media dan penggunaannya :


1. Papan tulis / white boad
2. Papan grafik, hampir sama dengan papan tulis , tetapi fungsinya untuk mempermudah guru
dalam membuat grafik. Papan ini mempunyai kotak-kotak berskala tetap yang dpat dipakai untuk
merancang koordinat dari titik-titik yang diperlukan untuk membuat grafik
3. Papan tempel, dapat diletakkan didalam atau di luar kelas. Jika didalam kelas dipasang
disamping kelas tidak didepan. Fungsinya untuk memasang informasi , menempel kliping dari
koran , majalah atau brosur yang berkaitan dengan pelajaran atau kemajuan iptek, dan untuk
memasang karya-karya siswa yang terpilih. Untuk matematika , dapat digunakan untuk
menginformasikan /menhkomunikasikan antara lain tokoh-tokoh matematisi, sejarah
matematika, rekreasi matematika, permainan, pola-pola khusus dan tebakan matematika.
4. Media cetak, dapat dibawa dan dibaca dimana saja dan kapan saja. Dapat berupa LKS, buku
paket, petunjuk praktek, lpaoran, modul dan buku kerja.
5. Kalkulator, termasuk media elektronik yang mudah didapati dengan harga terjangkau.
Termasuk alat hitung canggih yang mampu melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat.
a. Kalkulator sebagai alat bantu berhitung
b. Kalkulator sebagai alat bantu meningkatkan pemahaman konsep matematika
c. Kalkulator sebagai alat bantu belajar pemecahan masalah
6. Komputer, perangkat lunak(software) misalnya MAT LAB, MAT CAD, DERIVE,
MATHEMTICA, MAPLE) memuat topik-topik penyelesaian persoalan matematika(misalnya
polinomial, grafik fungsi, pendiferensialan, pengintegralan, grafik dimensi tiga, matriks dan
permasalahannya)
a. Model tutorial, model pembelajaran berupa uraian atau penjelasan topik-topik tertentu yang
dapat dilengkapi dengan contoh dan latihan soal.(linear dan bercabang)
b. Model latihan dan praktek (drill & practice), model pembelajaran berupa latihan mengerjakan
soal-soal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk lebih memantapkan pemahaman konsep, dan lebih
terampil dalam menyelesaikan beragam soal.
c. Model simulasi (demonstrasi), model pembelajaran untuk memperagakan hal-hal yang sulit
dilakukan karena mempunyai resiko besar ( berbahaya, sangat mahal, langka). Digunakan untuk
menunjukkan atau menampilkan proses, terutama hubungan tingkah laku grafik fungsi karena
perbedaan besaran-besaran tertentu; menampilkan gambar bangun-bangun geometri ruang
dengan bidang-bidang irisan serta garis-garis tertentu ; menampilkan transformasi dan simetri
bangun-bangun geometri. Dengan model simulasi ininyang abstrak dapat diperagakan menjadi
teramati(observable) sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
7. Media Tayangan, media yang mampu menayangkan program pembelajaran pada layar
sehingga bisa diikuti banyak orang. Media ini berupa OHP (over head projector), LCD , film.
KB 2 BAHAN MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang
digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Alat ini merupakan
bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan dapat dimanipulasikan oleh peserta didik
(dibalik, dipotong, digeser, dipindah, digambar, ditambah, dipilah,
dikelompokkan/diklafikasikan). Penggunaan alat ini untuk mempermudah siswa dalam
memahami konsep dan prosedur matematika.

Anda mungkin juga menyukai