Anda di halaman 1dari 35

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG

BANGUN DATAR PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

METODE DEMONSTRASI DI KELAS III B SDN 6 MARGA PUNDUH

KECAMATAN MARGA PUNDUH

ABSTRAK
SITI ROSMINI, SDN 6 MARGA PUNDUH
sitirosminiut@gmail.com
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika tentang bangun datar dengan menggunakan metode
demonstrasi dan alat peraga berupa kertas origami serta benda-benda yang ada
disekitar kelas. Perbaikan pembelajaran yang melalui PTK berlangsung dengan
2 siklus. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Marga Punduh Kelas III
B semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 pada kelas III B berjumlah 30 siswa,
terdiri dari 17 laki-laki dan 13 perempuan. Setelah melakukan kegiatan
perbaikan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat
peraga berupa kertas origami hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal
ini diperoleh dari data yang dikumpulkan. Pada kegiatan pembelajaran pra siklus
hanya 8 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dengan rata-rata 58.00.
Kemudian hasil belajar siswa meningkat pada pembelajaran siklus 1 dan siklus 2.
Hanya 3 siswa yang masih dibawah KKM dengan rata-rata 89,33. Prosentase
ketuntasan siswa meningkat dari 27% pada kegiatan pra siklus menjadi 90%
pada kegiatan siklus 2. Dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga berupa kertas origami dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang
bangun datar di kelas III B SDN 6 Marga Punduh.

Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Alat Peraga, Hasil Belajar


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari di
sekolah. Sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, karena
matematika dapat membentuk pola pikir yang sistematis, logis, kritis
dengan penuh kecermatan. Keaktifan belajar yang dilakukan oleh siswa
disekolah tidak semata-mata ditentukan oleh derajat potensi siswa
melainkan ditentukan oleh lingkungan, terutama seorang guru yang
profesional dituntut untuk memiliki karakteristik yang lebih seperti
kemampuan untuk menguasai bahan belajar. Maka seorang guru perlu
membekali materi matematika kepada para siswanya, agar mampu
berkomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol yang dapat membantu
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari.
Pemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai
oleh seorang siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri
serta menunjang dari perkembangan ilmu lainnya. Setelah menguasai
konsep kemudian memperbanyak latihan-latihan soal agar menjadi
terampil dalam mengerjakan nya.
Dalam PP RI no. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab IV Pasal 19 ayat 1 : Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kerativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Dengan dasar PP diatas maka seorang guru harus mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
berkembang secara optimal.
Sebagai upaya dan tuntutan perkembangan jaman dalam
mengembangkan keprofesionalannya sebagai seorang guru adalah
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Dipilihnya mata pelajaran matematika, karena kenyataannya mata
pelajaran Matematika dianggap sulit oleh sebagian besar siswa semua
tingkatan dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan, ini bisa kita liat dari
hasil nilai ujian Matematika setiap tahun selalu menduduki nilai terendah
dari mata pelajaran yang lain. Khususnya di SDN 6 Marga Punduh,
Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran pada tahun pelajaran
2018/2019 semester 2 nilai rata-rata mata pelajaran matematika dari kelas
III kurang memuaskan.
Pada metode inkuiri ini siswa di harapkan lebih aktif dalam
pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai
konsep dan fakta sendiri. Sehingga diharapkan penelitian tindakan kelas
yang diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsungmengenai
konsep keliling dan luas bangun datar dan diharapkan sebagai pijakan bagi
guru untuk mengajar matematika lebih mudah dipahami oleh siswa.
Proses pendidikan matematika mencakup proses mengajar, belajar
juga proses pemikiran kreatif. Dalam proses belajar mengajar metode
mengajar berperan penting dan merupakan salah satu penunjang utama
bagi seorang guru dalam mengajar. Metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan kepada peserta didik suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam
bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh
guru. Selama ini pembelajaran matematika pada umumnya masih di
dominasi menggunakan metode ceramah dan penugasan yang terkesan
kaku dan dragmatis sehingga kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi dengan kehidupan nyata
Kondisi tersebut juga terjadi dikelas III B SDN 6 MARGA
PUNDUH dimana dalam study pendahuluan yang dilakukan peneliti
mendapatkan adanya fakta dilapangan bahwa pembelajaran matematika
belum mencapai hasil yang memuaskan hanya terdapat 8 dari 14 siswa
yang mampu mencapai Ketuntasan Minimal (KKM).

1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,
teridentifikasi beberapa masalah, yaitu :
a. Peserta didik kelas III B SDN 6 Marga Punduh belum
memahami tentang bangun datar dengan baik.
b. Peserta didik kurang aktif berinteraksi dalam KBM karena
kurangnya motivasi yang diberikan guru.
c. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik
perhatian siswa.
d. Hasil belajar siswa yang tidak mencapai KKM.
e. Penggunaan alat peraga sebagai media pembantu siswa
memahami materi kurang maksimal.

2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah, peneliti melakukan analisis
masalah. Dapat disimpulkan bahwa penyebab munculnya masalah
adalah :
1. Guru menjelaskan materi terlalu cepat
2. Guru banyak berceramah dan tidak memberikan kesempatan siswa
bertanya
3. Guru kurang menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran
4. Guru belum dapat menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa
5. Metode pembelajaran yang dipilih guru menimbulkan kejenuhan peserta
didik.
6. Guru tidak menggunakan alat peraga.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Untuk melakukan perbaikan pembelajaran, maka penulis menitik
beratkan perbaikan pada penggunaan metode demonstrasi dan
menggunakan alat peraga yang mudah dimengerti siswa seperti kertas
origami, meja kelas, buku tulis dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibuat penulis adalah :
“Bagaimana menerapkan media konkret pada mata pelajaran matematika
tentang bangun datar dalam meningkatkan pemahaman siswa dengan
menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga pada kelas III B SDN
6 Marga Punduh ? “

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan proses pembelajaran tentang bangun datar pada siswa
kelas III SDN 6 Marga Punduh dengan menggunakan media kertas
origami.
2. Mendeskripsikan penerapan penggunaan metode demonstrasi dalam
meningkatkan pemahaman belajar pada siswa kelas III B SDN 6
Marga Punduh.
3. Mendeskripsikan penerapan penggunaan alat peraga dalam
meningkatkan pemahaman belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian inin diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
pembelajaran matematika pada umumnya dan peningkatan menghitung
luas persegi dan persegi panjang melalui media kertas origami.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III Sekolah
Dasar Negeri 6 Marga Punduh.
2. Memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
tentang bangun datar.
3. Menumbuhkan keaktifan, kekreatifan dan pola pikir kritis.
4. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan wawasan.
b. Bagi Guru
1. Memiliki keterampilan dalam menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat menemukan
solusi dalam meningkatkan kemampuan menghitung luas
persegi dan persegi panjang.
2. Meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
untuk memecahkan masalah.
3. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme
sebagai guru.

c. Bagi Sekolah dan Dunia Pendidikan


1. Dapat dijadikan bahan referensi untuk menambah sarana dan
prasarana pembelajaran sehingga mutu pendidikan dapat lebih
meningkat.
2. Meningkatkan prestasi sekolah dengan meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SDN 6 Marga
Punduh.
3. Sebagai salah satu bahan pengembangan strategi pengajaran di
SDN 6 Marga Punduh Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran.
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar


Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu
yaitu matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu social dan
linguistik. (Hamzah, 2007) didasarkan pada pandangan kontruktivisme,
hakikat matematika yakni anak yang belajar matematika dihadapkan pada
masalah tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang diperolehnya
ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan,
pengkajian dan menggunakan nalar atau kemampuan berpikir seseorang
secara logika dan pikiran yang jernih.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman
belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana
sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika
yang dipelajari. (Muksetyo Gatoto, dkk 2007).
Tahap berpikir anak SD tingkat rendah berbeda-beda. Mungkin ada
yang sudah berpikir konkret dan ada juga yang berpikir masih pre konkret.
Tahap berpikir anak SD yang belum formal dan rata-rata masih konkret
membuat pelajaran matematika adalah hal yang sulit bagi mereka. Oleh
karena itu, tugas seorang guru SD harus dapat memberikan pemahaman
yang mudah lagi kepada anak agar proses pembelajaran dapat diserap
dengan lebih baik lagi.
Pembelajaran di SD menuntut seorang guru untuk terus
berkembang lebih profesional dikarenakan tuntutan perubahan zaman dan
pola pikir anak yang terus berkembang seiring dengan perkembangan
IPTEK. Oleh karena itu seorang guru saat ini tidak lagi mendominasi
siswa di dalam proses belajar mengajar melainkan harus menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan membuat siswa lebih aktif.

B. Pengertian Bangun Datar


Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh
garis-garis lurus atau melengkung. (Imam Roji, 1997).
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang
mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai
tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad,
1996).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar
merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar,
yang dibatasi oleh garis lurus atau melengkung.
Macam-Macam Bangun Datar
a. Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi
berhadapan yang sama panjang, dan memiliki 4 buah titik
sudut siku-siku.
b. Persegi, yaitu bangun datar yang semua sisinya sama
panjang.
c. Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh 3 buah
titik yang tidak segaris.
d. Jajar Genjang, yaitu segiempat yang sisinya sepasang sama
panjang dan sejajar.
e. Trapesium, yaitu segiempat yang memiliki sepasang sisi
yang sejajar.
f. Layang-layang, yaitu segiempat yang salah satu
diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal yang
lain.
g. Belah Ketupat, yaitu segiempat yang semua sisinya sama
panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak
lurus.
h. Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari
himpunan semua titik .
C. Strategi Pembelajaran
(Hudoyo dalam Harmin, 2004:9) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh guru dalam proses
pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga
memperlancar tujuan belajar matematika.
Dalam pembelajaran guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi, pendekatan, metode dan teknik yang melibatkan siswa, baik
secara mental maupun fisiknya. Disamping itu optimalisasi interaksi dan
optimalisasi seluruh indera siswa harus terlibat.
Dengan demikian, guru pada merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran matematika dengan mengupayakan suasana kelas yang
menntang, menyenangkan. Hal ini lebih memnungkinkan situasi lebih
kreatif dan aktif.
Disamping itu, metode belajar yang digunakan harus bervariasi
sehingga tidak menimbulkan siswa kejenuhan dalam proses pembelajaran.
Beberapa bentuk metode mengajar (Sri Anitah W, 2007:5.5) adalah :
1. Metode ceramah merupakan metode klasik yang masih digunakan
banyak guru. Metode ini digunakan apabila proses pembelajaran lebih
bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep
sederhana.
2. Metode diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan
penyajian materinya melalui suatu masalah yang harus diselesaikan
berdasarkan pendapat.
3. Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam
penyajiannya melalui percobaan atau encobakan sesuatu serta
mengamati prosesnya.
4. Metode tanya jawab merupakan suatu penyajian bahan materi yang
dilakukan secara lisan, dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana
pemahaman siswa tehadap materi ajar.
5. Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok.
6. Metode bervariasi
Metode adalah cara yang teratur untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
Variasi didalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan
kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani
gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan
siswa.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variasi
gaya belajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perubahan
guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi
kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi
terhadap pelajarannya.
7. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik dalam
bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan
oleh guru. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan materi yang disajikan
(Syah 2000:208).
8. Tujuan Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman
belajar agar siswa dapat menguasai kemampuan yang diharapkan lebih
baik lagi.
1. Manfaat metode demonstarsi
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstarsi adalah :
a. Perhatian anak lebih dipusatkan.
b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih
melekat dalam diri anak.
2. Fungsi metode demonstrasi
a. Dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi dalam
menjelaskan informasi kepada anak.
b. Membentu meningkatkan daya pikir anak dalam meningkatkan
kemampuan mengenal, mengingat dan berpikir evaluatif.
3. Kelebihan metode demonstrasi
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu benda/peristiwa.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret.
d. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.
e. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
4. Kelemahan metode demonstrasi
a. Tidak semua benda dapat di demonstrasikan.
b. Sukar di mengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

D. Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Menurut Briggs (1997) media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video,
slide dan sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara (Djamarah dan Zain, 2013:120).
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa benda
konkret yang mudah didapat dan dikenali oleh siswa sehingga dapat
menarik minat siswa untuk belajar aktif dikelas dan memudahkan
pemahaman siswa.

E. Hasil Belajar
1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti dapat melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu.
Menurut Slameto (2003:13) menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam suatu situasi.

2. Ciri-Ciri Belajar
Ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2002:15-16) :
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
3. Prinsip-Prinsip Belajar
a. Apa yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang
lain.
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
lamgsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses
belajar.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi belajar siwa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar


a. Faktor Internal
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor ini ada dua macam :
a) Keadaan jasmani
Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar
seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan dampak positif terhadap kegiatan belajar.
b) Keadaan fungsi fisiologis
Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis
pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar
terutama panca indera.
2. Faktor psikologis
a) Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor psikologis
yang paling penting dalam proses belajar siswa, kearena itu
menentukan belajar siswa.
b) Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi sebagai proses
didalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
c) Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
terhadap sesuatu.
d) Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk merespon.
e) Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar.
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses
belajar siswa.
b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
proses belajar.
c) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak yang harmonis akan
mempengaruhi proes belajar.
2. Lingkungan non sosial
a) Lingkungan alamiah, kondisi udara yang segar dan
suasana yang sejuk dan tenang.
b) Faktor instrumental
c) Faktor materi pelajaran, faktor yang hendak disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa dengan metode
mengajar guru disesuaikan dengan kondisi siswa.

F. Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian yang
dilakukan oleh pendidik dikelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai tenaga
pendidik sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat (Rustam
dan Mundilarto 2004).
Mills (2000:1.4) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai
“systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau
konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik
yang dilakukannya.
Pada praktek pembelajaran dikelas, sesungguhnya gurulah yang
paling berperan dalam melakukan penelitian ini. Karena guru yang paling
tahu bagaimana situasi dikelasnya sendiri. Pengamatan yang dilakukan
oleh guru dikelasnya sendiri akan lebih bermakna dan berkesan karena
guru dapat menghubungkan permasalahan yang ditemukannya sendiri
dengan kondisi sebelumnya dan rencana perbaikan yang dilakukannya.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian
Penelitian Perbaikan Pembelajaran di laksanakan di SDN 6 Marga
Punduh Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung dengan subjek siswa kelas III B dengan karakteristik sebagai
berikut :
a. Jumlah siswa 33, terdiri dari 19 laki-laki dan 14 perempuan.
b. Mata pelajaran matematika.
c. Materi yang diajarkan tentang bangun datar.
d. Alokasi waktu 2 x 35 menit.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran di SDN 6 Marga
Punduh. Desa Marga Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dilaksanakan sejak
tanggal 21 Maret 2019 s.d 28 Maret 2019 yang terdiri atas dua
siklus, yaitu :

No. Kegiatan Hari/Tanggal

1 Prasiklus Kamis, 21 Maret 2019

2 Siklus 1 Selasa, 26 Maret 2019

3 Siklus 2 Kamis, 28 Maret 2019

3. Pihak yang Membantu Penelitian


Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran di SDN 6 Marga
Punduh Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung dibantu oleh :
1. Bapak Drs. H. Maman Rumanta, M.Si, selaku Direktur UPBJJ-UT
Lampung.
2. Ibu Dra. Hj. Rahayu Purwaningsih, M.Pd selaku pengelola
POKJAR Kota Pesawaran
3. Bapak H.Surohman, S.P.dM.Pd, selaku pembimbing mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP )
4. Bapak Aulia Jamaludin, S.Pd, selaku kepala SDN 6 Marga Punduh
dan selaku supervisor 1 Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Peasawaran
5. Ibu Dieta Nurfaozia selaku supervisor 2 yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran
6. Rekan-rekan guru SDN 6 Marga Punduh.
7. Rekan-rekan Mahasiswa UT PGSD Kelompok B
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan moril dan
materil selama penulis menempuh pendidikan
9. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu penyusunan laporan
ini

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penulis melakukan PTK dengan menggunakan prosedur atau langkah-
langkah perbaikan pembelajaran seperti di gambarkan oleh Wardani 2012-
20, yaitu merencanakan, mengamati, dan refleksi.
Diagram prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
SIKLUS PELAKSANAAN PTK

pelaksanaan

Siklus 1
perencanaan pengamatan

refleksi

Pelaksanaan

perencanaan Siklus 2 pengamatan

refleksi

Desain prosedur perbaikan pembelajaran dilakukan melalui empat


tahapan, yaitu :
a. Perencanaan
Langakah pertama dalam pembuatan PTK adalah membuat
perencanaan yaitu Rencana Pembelajaran (RP) Prasiklus,
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 dan Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus 2.
Pada tahap ini guru dengan bantuan supervisor 2 membuat
rencana pembelajaran revisi. Pada saat pelaksanaan diupayakan
agar tidak menyimpang dari rencana yang telah disusun.
b. Pengamatan
Pada tahapan ini, supervisor 2 membantu untuk mengamati
proses perbaikan pembelajaran. Supervisor 2 menggunakan
lembar pengamatan dan jurnal pembimbingan.
c. Refleksi
Setelah kegiatan per siklus selesai, maka penulis melakukan
refleksi bersama supervisor 2 untuk menganalisis kegiatan per
siklus. Tindakan yang dianggap belum berhasil harus
diperbaiki pada pembelajaran berikutnya.

C. Teknik Analisis Data


1. Pra Siklus
a. Perencanaan
 Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra
Siklus.
b. Pelaksanaan
 Guru menjelaskan tentang pengertian bangun datar.
 Siswa menyimak, mendengarkan, dan memperhatikan
penjelasan dari guru contoh dari bangun datar
 Guru menjelaskan macam-macam contoh bangun datar
 Siswa berlatih mengerjakan soal bangun datar
 Guru meminta siswa untuk kembali mengecek hasil
pekerjaannya.
c. Pengamatan
Hasil yang diperoleh dari pengamatan adalah sebagai berikut :
 Siswa masih belum memahami dengan baik materi tentang
bangun datar.
 Guru masih kurang bervariasi dalam menggunakan metode
pembelajaran dan alat peraga.
 Hasil evaluasi belajar siswa masih dibawah KKM.
d. Refleksi
Melihat data yang diperoleh dari hasil pengamatan, dapat dilihat
bahwa:
 Penjelasan yang dilakukan guru masih kurang dipahami siswa,
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-
soal latihan.
 Siswa belum menunjukkan keaktifannya dalam proses
pembelelajaran.
 Guru harus lebih bervariasi lagi dalam menggunakan metode
pembelajaran dan dalam memberikan contoh-contoh soal.

2. Siklus 1
a. Perencanaan
 Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan
(RPP-Perbaikan) agar pembelajaran lebih mudah tercapai.
b. Pelaksanaan
 Guru menjelaskan materi tentang pengertian bangun datar
menggunakan media gambar.
 Siswa memperhatikan penjelasan guru contoh tentang bangun
datar.
 Siswa di tugaskan untuk mencari bangun datar yang ada
disekitar kelas.
 Siswa lalu menuliskan contoh-contoh bangun datar yang ada
disekitar kelas ke buku tulis.
 Guru meminta siswa untuk mengecek kembali hasil
pekerjaannya.
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :
 Dari 33 siswa ditemukan sebanyak 20 orang siswa yang masih
kurang memahami materi yang diberikan guru.
 Penggunaan metode pembelajaran yang ditambah dengan
contoh-contoh benda yang ada disekitar kelas sudah terlihat
membawa perubahan pada siswa.
 Pemberian soal yang bervariasi sudah cukup membantu siswa
untuk lebih memahami materi pelajaran, tetapi hasilnya masih
kurang maksimal.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa :
 Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran.
 Guru harus memberikan banyak contoh dan alat peraga yang
bervariasi.
 Penjelasan materi yang dilakukan guru masih kurang dipahami
siswa sehingga masih terdapat bebrapa siswa yang dalam
mengerjakan latihan mengalami kesulitan.

3. Siklus 2
a. Perncanaan
 Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan
(RPP – Perbaikan) matematika tentang bangun datar.
 Guru mempersiapkan alat peraga yang bervariasi.
 Guru memberikan contoh-contoh soal yang bervariasi.
 Guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
b. Pelaksanaan
 Guru menjelaskan tentang pengertian bangun datar
menggunakan alat peraga berupa origami.
 Siswa menyimam penjelasan guru tentang bangun datar.
 Siswa ditugaskan untuk mencari bentuk bangun datar yang ada
disekitar kelas.
 Guru dan siswa bersama-sama melakukan aktivitas dengan
kertas origami yang disiapkan oleh guru.
 Dengan menggunakan alat peraga siswa mampu memahami
bangun datar.
 Dengan bimbingan guru siswa mencoba sendiri kegiatannya
melalui alat peraga yang disediakan oleh guru.
c. Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari siklus 2 diperoleh hasil sebagai
berikut :
 Metode pembelajaran yang digunakan guru sudah bervariasi.
 Guru sudah baik memberi penjelasan kepada siswa tentang
bangun datar dengan menggunakan alat peraga berupa origami.
 Siswa dapat menunjukkan rasa antusias dan rasa ingin tahu
yang tinggi dalam pembelajaran karena alat peraga yang
bervariasi dan menarik perhatian siswa.
 Hasil belajar siswa yang dicapai sudah maksimal.
d. Refleksi
Data akhir yang diperoleh dari hasil pengamatan tentang bangun
datar adalah sebagai berikut :
 Semua siswa sudah menunjukkan keaktifannya dalam
proses perbaikan pembelajaran.
 Siswa sudah dapat menyerap semua penjelasan yang guru
berikan.
 Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang melebihi KKM.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Per Siklus


Pada Bab IV ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang
dilaksanakan dalam dua siklus perbakan pembelajaran. Dari hasil
penelitian perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus
pada mata pelajaran matematika tentang bangun datar pada kelas III B
SDN 6 Marga Punduh.
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nilai Individu Tiap Siklus (KKM = 65)

No Nilai
. Nama L/P Pra Siklus Siklus
1 2
siklus

1. ABDU HERMAWAN L 60 60 80
2. ABDUL MUKLIS L 60 60 100
3. AHMAD DIMAS RIFA’I L 40 60 80
4. AHMAD RIZI PADILAH L 60 80 100
5. AKMALIYA P 40 80 100
6. ALIF ALIYANTI P 80 80 100
7. ANDIRI ARAISYAH P 40 40 60
8. BABAY ABDULLAH L 40 60 80
9. DEKAL L 20 40 80
10. HABIBAH P 100 100 100
11. INDAH AYU LESTARI P 60 60 100
12. INDRI PEBRIYANTI P 80 80 100
13. MUHAMAD BAHRI RIZKI L 40 40 80
14. MUHAMAD GALANG H L 80 80 100
15. MUHAMAD RIZKI G L 20 60 80
16. MUHAMMAD AKBAR A L 100 100 100
17 MUHAMMAD BAGAS M L 100 100 100
18. MUHAMAD YUMIN L 60 60 80
19. PEROHIKA PRANSISCA P 60 80 100
20. SITI NURAJIZAH P 100 100 100
21. SITI RISKATUL SOFA P 20 40 60
22. SITI NURUL APRIYANTI P 40 60 60
23. SRI DIDATUL KUROSIYAH P 100 100 100
24. SYAHRUDIN NURIKHSAN L 40 80 100
25. TIARA SITI KIRANIA P 40 60 80
26. UBAY DILLAH L 40 80 100
27. ULPAH P 60 60 80
28. SHIFA SAHRO SIYAMI P 60 80 80
29. SITI AYU LESTARI P 60 80 100
30. SASKIA FARASWATI P 40 60 100
Jumlah Nilai 1740 2120 2680
Nilai Rata-rata 58.00 70.66 89.33
Nilai Tertinggi 100 100 100
Nilai terendah 20 40 60

a) Pra Siklus
Tabel 4.2
Prosentase Perolehan Nilai Pada Pra Siklus

No. Nilai (N) Jumlah Siswa (S) NXS Prosentase


1. 0 0 0 0%
2. 10 0 0 0%
3. 20 3 60 3,44%
4. 30 0 0 0%
5. 40 10 400 22,98%
6. 50 0 0 0%
7. 60 9 540 31,03%
8. 70 0 0 0%
9. 80 3 240 13,79%
10. 90 0 0 0%
11. 100 5 500 28,76%
Jumlah 30 1740 100%

Pada kegiatan pra siklus masih banyak siswa yang belum


memahami tentang bangun datar. Dari data diatas dapat diperoleh hasil
pembelajaran yaitu :
1. Dari 30 siswa kelas III B terdapat 22 siswa yang belum
mencapai KKM (73,33%).
2. Siswa yang mencapai KKM ada 8 orang (26,66%).
Grafik 4.1
Rekapitulasi Nilai Matematika
Pra Siklus

12
10
10 9
8
jumlah siswa

6 5
4 3 3
2
0 0 0 0 0 0
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai siswa

b)
Siklus 1
Tabel 4.3
Prosentase Perolehan Nilai Pada Siklus 1

No. Nilai (N) Jumlah Siswa (S) NXS Prosentase


1. 0 0 0 0%
2. 10 0 0 0%
3. 20 0 0 0%
4. 30 0 0 0%
5. 40 4 160 7,54%
6. 50 0 0 0%
7. 60 11 660 31,13%
8. 70 0 0 0%
9. 80 10 800 37,73%
10. 90 0 0 0%
11. 100 5 500 23,58%
Jumlah 30 2120 100%

Pada siklus 1 masih ada beberapa siswa yang belum memahami


tentang materi yang diajarkan. Artinya kegiatan pada siklus 1 ini sudah
menunjukkan adanya perubahan. Dan data yang diperoleh dari siklus 1
adalah :
1. Dari 30 siswa pada kelas III B terdapat 15 orang yang belum
mencapai KKM (50%).
2. Siswa yang sudah memenuhi KKM berjumlah 15 orang (50%).
Grafik 4.2
Rekapitulasi Nilai Matematika Siklus 1

12 11
10
10

8
Jumlah Siswa

6 5
4
4

2
0 0 0 0 0 0 0
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Nilai Siswa
c) Siklus 2
Tabel 4.4
Prosentase Perolehan Nilai Pada Siklus 2

No. Nilai (N) Jumlah Siswa (S) NXS Prosentase


1. 0 0 0 0%
2. 10 0 0 0%
3. 20 0 0 0%
4. 30 0 0 0%
5. 40 0 0 0%
6. 50 0 0 0%
7. 60 3 180 6,94%
8. 70 0 0 0%
9. 80 10 800 30,88%
10. 90 0 0 0%
11. 100 17 1700 65,63%
Jumlah 30 2590 100%

Dari kegiatan yang telah dilakukan pada siklus 2 terlihat perubahan


yang sangat besar. Artinya lebih dari 80% siswa kelas III B sudah mampu
memahami materi pelajaran dengan baik tentang bangun datar. Dan data
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Dari 30 orang siswa kelas III B sebanyak 3 orang siswa yang
belum mencapai KKM ( 16,66%).
2. Sebanyak 27 orang siswa sudah melebihi nilai KKM (83,34%).

Grafik 4.3

Rekapitulasi Nilai Matematika Pada Siklus 2


17
18
16
14
Jumlah Siswa 12 10
10
8
6
4
1
2 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Nilai siswa

Dari data data belajar siswa dapat dilihat hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika tentang bangun datar , mulai dari pra siklus, siklus 1, dan
siklus 2. Mada didapat data berupa grafik yaitu sebagai berikut

Grafik 4.4
Nilai Hasil Belajar Perbaikan Pembelajaran Matematika
Kelas III SDN 6 Marga Punduh
Pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Nilai Rata-Rata Kelas

100
80
60
40
20
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan grafik diatas, apat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan selama dua siklus.
Grafik 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika
Tentang Materi Bangun Datar
Kelas III B SDN 6 Marga Punduh
Pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
30
Jumlah Siswa

25
20
15
10
5
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Keterangan : Siswa yang Tuntas Siswa yang Tidak Tuntas

Dari data grafik diatas terlihat bahwa hasil ketuntasan perbaikan


pembelajaran matematika pada materi bangun datar meningkat. Setelah melalui
tahapan mulai dari pra siklus ketuntasan belajar pada siswa mencapai 26,66%.
Kemudian dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ketuntasan hasil
belajar siswa mencapai 50,00% dan pada perbaikan pembelajaran pada siklus 2
mencapai 83,34%. Ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika
pada materi bangun datar sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada pembelajaran di siklus 2.

B. Pembahasan Penelitian Perbaikan Pada Setiap Siklus


Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dimulai dari pra siklus, siklus 1,
dan siklus 2, dapat diperoleh hasil belajar siswa yang terus meningkat sehingga
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
1. Pembahasan Pra Siklus
Ketika pelaksanaan pembelajaran pra siklus terlihat bahwa alat
peraga yang digunakan guru pada pelaksanaan pembelajaran kurang tepat,
dan metode yang digunakan lebih didominasi oleh guru yaitu metode
ceramah, sehingga kurang menarik perhatian siswa. Dan masih ada siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa belum memahami
materi tentang bangun datar, siswa tidak aktif dalam pembelajaran, siswa
tidak mau bertanya dan hasil evaluasi belajar siswa masih dibawah KKM.
Tabel 4.5
Hasil Tes Formatif Kegiatan Perbaikan Pra Siklus

No. Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi


1. 0 - -
2. 10 - -
3. 20 3 60
4. 30 - -
5. 40 10 400
6. 50 - -
7. 60 9 540
8. 70 - -
9. 80 3 240
10. 90 - -
11. 100 5 500
Jumlah 30 1740
Rata-Rata 58,00

Tertinggi 100

Terendah 20,00

Rata-rata = Nilai Frekuensi = 1740 = 58,00


Banyak Siswa 30
2. Pembahasan Siklus 1
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 sudah
cukup baik, setidaknya sudah ada peningkatan dari hasil kegiatan
pembelajaran pra siklus. Hal ini disebabkan karena alat peraga yang
digunakan sudah cukup tepat. Akan tetapi pada saat pelaksanaan
pembelajaran , alat peraga yang digunakan tidak dapat dimanfaatkan oleh
siswa karena siswa tidak dilibatkan langsung dalam menggunakan alat
peraga tersebut. Pemberian contoh-contoh soal masih kurang bervariasi,
siswa belum semua memahami materi yang diajarkan, guru kurang pandai
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, metode yang digunakan
masih monoton, hasil evaluasi sudah cukup baik namun hasilnya masih
kurang maksimal.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan siklus 1 ini adalah sebagai
berikut
Tabel 4.6
Hasil Tes Formatif Kegiatan Perbaikan Siklus 1

No. Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi


1. 0 - -
2. 10 - -
3. 20 - -
4. 30 - -
5. 40 4 160
6. 50 - -
7. 60 11 660
8. 70 - -
9. 80 10 800
10. 90 - -
11. 100 5 500
Jumlah 30 2120
Rata-Rata 70,66
Tertinggi 100
Terendah 40

Rata-rata = Nilai Frekuensi = 21,20 = 70,66


Banyak Siswa 30
3. Pembahasan Siklus 2
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 sudah dapat dikatakan
berhasil. Karena penggunaan alat peraga yang sudah melibatkan siswa,
pemberian contoh yang diberikan sudah maksimal, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran
pada siklus 2 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Tes Formatif Kegiatan Perbaikan Siklus 2

No. Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi


1. 0 - -
2. 10 - -
3. 20 - -
4. 30 - -
5. 40 - -
6. 50 - -
7. 60 3 180
8. 70 -
-
9. 80 10 800
10. 90 - -
11. 100 17 1700
Jumlah 30 2590
Rata-Rata 89,33
Tertinggi 100
Terendah 60

Rata-rata = Nilai Frekuensi = 2590 = 89,33


Banyak Siswa 30
Dari data diatas dapat dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap
siklus sebagian besar mengalami kenaikan atau perubahan.
1. Pada Pra Siklus jumlah siswa yang memperoleh nilai >70 hanya 8
siswa dari 30 siswa (33,65%).
2. Pada Siklus 1 jumlah siswa yang memperoleh nilai >70 ada 15 siswa
dari 30 siswa (50,00%).
3. Pada siklus 2 jumlah siswa yang memperoleh nilai >70 ada 27 siswa
dari 30 siswa (83,34%).

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

Setelah melakukan penelitian perbaikan pembelajaran dari mulai pra


siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat diperoleh data dari perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pengamatan selama proses pembelajaran, dan refleksi.
Data tersebut kemudian dianalisis dan dideskripsikan seehingga dapat
disimpulkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran di kelas III B SDN 6
Marga Punduh pada mata pelajaran Matematika tentang bangun datar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis juga dapat memberikan saran-saran
kepada teman sejawat khusunya yang mengajar di SDN 6 Marga Punduh dan guru
SD pada umumnya untuk melakukan PTK pguna meningkatkan hasil belajar
siswa.

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dalam melaksanakan pembelajaran komponen penting yang harus diperhatikan
adalah penggunaan alat peraga dan media pembelajaran yang bersifat konkrit.
Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan siswa,
misalnya siswa kelas III SD masih berada pada tingkat operasional/operasi
konkrit.
Komponen penting lainnya yang harus diperhatikan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Metode yang digunakan
harus sesuai dengan materi yang diajarkan.
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan alat peraga yang merupakan benda konkrit yang mudah
dikenali oleh siswa kelas III SD dan buatlah suasana kelas menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan.
2. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan dapat membuat siswa
menjadi semangat belajar dan menyenangi matematika.
3. Penggunaan metode demonstrasi dengan dibarengi alat peraga yang
tepat serta pemberian tugas dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa.
4. Contoh-contoh soal yang bervariasi dalam bentuk gambar dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam menjawab soal-soal.
5. Pemberian motivasi dan penghargaan bagi siswa membuat siswa mau
berperan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai
dapat memenuhi bahkan melebihi KKM (65).

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah diuraikan oleh
penulis maka saran yang diberikan penulis untuk meningkatkan
kualitas dan hasil belajar kepada guru, siswa, dan sekolah yaitu
nsebagai berikut:
a. Bagi Guru
1. Guru seharusmya melakukan kegiatan apersepsi terlebih
dahulu agar dapat memotivasi semangat siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Guru sebaiknya menggunakan pendekatan, media, alat
peraga dan metode yang tepat agar pembelajaran lebih
bermakna dan mudah dipahami oleh siswa serta
kemampuan mengelola kelas lebih meningkat.
3. Guru sebaiknya melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) agar dapat meningkatkan layanan profesional kepada
peserta didik.
4. Guru harus aktif melibatkan siswa selama proses
pembelajaran berlangsungagar tidak menimbulkan
kebosanan.
5. Guru sebaiknya melakukan analisis hasil belajar siswa agar
guru mengetahui setiap kemampuan dan perkembangan
siswa dalam mengikuti pelajaran dan agar hasil yang
diperoleh siswa menjadi lebih baik.
b. Bagi Siswa
1. Siswa diharapkan bisa menguasai materi pelajaran yang
diberikan oleh guru sehingga pembelajaran lebih efektif.
2. Siswa harus mampu menumbuhkan sikap kritis sehingga
hasil belajar meningkat.
3. Siswa harus selalu aktif dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Sekolah harus senantiasa mendukung usaha
perbaikan pembelajaran di kelas dengan memberikan
fasilitas serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah (2007). Pendidikan Matematika

Hudoyo dalam Harmin, (2004:9). Strategi Pembelajaran di SD

Sri Anitah W, dkk (2013). Straegi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan


Universitas Terbuka.

Djamarah dan Zain, (2013:120). Media Pembelajaran

Slameto (2003:13). Pengertian Belajar


Rustam dan Mundilarto (2004). Penelitian Tindakan Kelas

Dimyati dan Mudjino (2008). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka


Cipta.

Muksetyo Gatoto, dkk (2007) pengertian pembelajaran matematika

Imam Roji (1997) pengertian bangun datar

Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad (1996) Definisi Bangun Datar

Syah (2000:208) Pengertian Metode Demonstrasi

Briggs (1997) Pengertian Media Pembelajaran

Djamarah (2002:15-16) Ciri-ciri Belajar

Anda mungkin juga menyukai