Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ONAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 819917032

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajaran IPS di SD

Kode/Nama UPBJJ : Bandung

Masa Ujian : 2019/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No Jawaban
1. Berdasarkan ilustrasi diatas tampaknya memang pak Iwan termasuk guru yang kreatif
dalam mengajar. Metode penggunaan pendekatan kontekstual lebih efektif bagi proses
pembelajaran siswa ketimbang pendekatan tekstual karena model pembelajaran tersebut
melibatkan siswa pada proses penemuan sebuah pengetahuan.
Metode pak Iwan dengan pendekatan kontekstual sebenarnya bukan hal yang sulit, namun
seringkali membutuhkan waktu lebih lama sehingga seringkali dianggap memakan waktu
lebih, meskipun lebih efektif. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bagi siswa
memiliki sejumlah manfaat yaitu :
• adanya ruang bagi siswa untuk bereksplorasi lingkungan dalam proses mencari
sebuah jawaban.
• adanya eksplorasi dalam belajar mempermudah pemahaman siswa akan sebuah
materi pelajaran.
• metode tersebut tidak terkesan menggurui siswa.
• adanya komunikasi dua arah ketimbang satu arah dalam kegiatan belajar mengajar.
• melatih kemampuan analitis siswa
Sementara hubungan metode tersebut dalam belajar bagi anak tentunya mendorong anak
untuk berpikir kritis, analitis dan mengajarkan secara tidak langsung tentang pentingnya
sebuah proses sebelum mencapai sebuah kesimpulan atau pemahaman. Hal ini dapat
mendidik anak untuk selalu berusaha mencari akar dari sebuah informasi atau bahkan isu.
Pembelajaran kontekstual juga berguna mendekatkan anak untuk melihat dunia
disekitarnya plus hal-hal yang berkaitan dengannya.

3. Philip Heath sebagaimana dipaparkan kembali oleh Richard C. Remy (1990)


mengemukakan tiga alternatif pendekatan atau strategi untuk mengembangkan ITM dalam
pengajaran IPS, yakni infusi ITM ke dalam mata pelajaran yang ada, perluasan melalui
topik kajian dalam mata pelajaran, dan penciptaan atau pembuatan mata pelajaran yang
baru.
a. Infusi ITM ke dalam Mata Pelajaran yang Ada
Beberapa mata pelajaran yang mendasari pengajaran IPS, seperti Geografi, Ekonomi,
Sosiologi, Antropologi, Tata Negara, dan Sejarah memberikan peluang sebagai wadah
untuk pembelajaran konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat (ITM). Dalam sejarah dunia,
misalnya, revolusi industri termasuk revolusi di bidang ilmu dan teknologi di Eropa
merupakan kesempatan yang baik untuk memasukkan konsep ITM. Dalam sejarah di
Indonesia, siswa dapat mengkaji topik-topik ini sebagai dampaknya terhadap kehidupan di
Indonesia pada masa penjajahan Belanda, antara lain dalam bidang transportasi dan
komunikasi.
b. Perluasan Mata Pelajaran yang Ada
Topik-topik dan materi ITM dapat ditambahkan pada mata pelajaran yang sudah
ada atau pada materi IPS tradisional. Misalnya, kasus kebijakan pemerintah pusat tentang
kegiatan kelompok kepentingan yang bertujuan mengubah perundang-undangan tentang
praktik pengelolaan hutan. Untuk memudahkan dalam pemahaman materi ITM sebaiknya
para siswa dapat bermain peran sebagai pejabat pemerintah dan pemimpin kelompok
kepentingan. Kemudian diminta agar membuat keputusan tentang hal-hal yang bertolak
belakang di antara dua pilihan apakah membuka lapangan pekerjaan atau menutup pabrik
karena mencemari lingkungan.
c. Pembuatan Mata Pelajaran yang Baru
Mengacu pada pengalaman sejumlah sekolah di Amerika Serikat telah memisahkan
materi ITM dalam mata pelajaran tersendiri. Demikian pula di Australia, ilmu, dan
teknologi merupakan mata pelajaran tersendiri yang diberikan sejak SD sampai SLTA. Isi
materi mata pelajaran ini sangat menarik karena membahas isu-isu aktual yang berkaitan
dengan konsep-konsep sejarah dan ilmu-ilmu sosial maupun alam. Di Amerika Serikat,
umumnya mata pelajaran ini diberikan sebagai mata pelajaran pilihan bagi siswa pada
tingkat SLTA. Sedangkan di Australia, khususnya dalam Curriculum Standarts
Framework, merupakan mata pelajaran yang wajib, sejajar dengan mata pelajaran lainnya.
Namun di Indonesia, kajian ITM ini belum secara khusus diberikan secara terpisah
melainkan masih bersifat sisipan pada mata pelajaran tertentu.
4 Remy (1990) mengemukakan konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat (ITM) memberikan
kontribusi langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga
negara sebagai berikut.

1. Memahami Ilmu Pengetahuan di Masyarakat. Kurikulum pembelajaran IPS menjadi


wahana bagi siswa untuk mengkaji dan menjelaskan tentang isu-isu (masalah)
kemasyarakatan dan akibat-akibat dari kemajuan IPTEK.

2. Pengambilan keputusan Warga Negara. Remy (1990) berpendapat: penggunaan


langkah-langkah pengambilan keputusan yang sistematis dalam mempelajari isu-isu ilmu,
teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran IPS dapat membantu mengembangkan
intelektual siswa, kemapuan memcahkan masalah dan kemampuan berpikir dalam
mengambil keputusan secara fleksibel dan terorganisasi.

3. Membuat Hubungan Antara Pengetahuan. Ilmu, teknologi, dan masyarakat berkaitan


erat satu dengan yang lain. Proses pembelajaran IPS terpadu dapat menjelaskan ketiga
unsur tersebut baik dampak negatif maupun positif.

4. Mengingatkan Generasi Pada Sejarah Bangsa-Bangsa Beradab. Peninggalan sejarah


hasil teknologi tinggi pada zamannya, dapat dijelaskan dalam kelas IPS terintegrasi antara
kajian konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan kondisi masyarakat pada saat itu.

5. 1. Ya, Pak Broto sudah menerapkan pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif
dalam pembelajaran.

2. 4 faktor:
a. Faktor minat dan perhatian
Minan dan perhatian siswa merupakan faktor utama penentu derajat keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Guru memfasilitasi minat siswa tersebut. Misalnya dengan cara
memilih toik pembelajaran sebagai konsep kunci untuk mendapatkan perhatian siswa
secara penuh.
b. Faktor belajar sambil bermain
Bermain merupakan kebbutuhan bagi siswa yang sehat karena bermain merupakan
keaktifan yang menimbulkan kegembiraan dan menyenangkan. Bermain di sini lebih
dimasudkan pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam suasana menyenangkan
sehingga akan mendorong siswa aktif belajar, selain tiu engetahuan, keterampilan, sikap
dan daya fantasi siswa akan berkembang. Suasana senang dan gembira dalam kegiatan
pembelajaran dapat diciptakan guru tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran.

c. Faktor belajar sambil bekerja


Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan siswa untuk memperoleh
pengalaman baru yang relatif mudah diingat dan tidak cepat lupa. Kegiatan seperti ini akan
memupuk rasa percaya diri, gembira, tidak membosankan dan siswa dapat melihat hasil
karyanya.

d. Faktor memecahkan masalah


Setiap siswa menyukai tantangan, demikian pula halnya dalam belajar. Belajar yang
memiliki tatagan yag sesuai dengan tingkat kemampuan siswa akan mendorong mereka
untuk belajar.

6. 1) Belum sesuai
2) Berikan pertanyaan terlebih dahulu, baru setelah itu menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai