Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PROMOSI KESEHATAN

PEMERIKSAAN GRATIS DAN PENYULUHAN NARKOTIKA,


PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) PADA SISWA
SMK PERJUANGAN

Oleh:
Dea Koesmawati (5117052)
Titan Cahya Agustia (5117049)
Dineu Agustini K (5117051)
Yunus Oktomega Mboi (5117050)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dan tidak lupa sholawat dan salam yang
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga serta sahabat-
sahabatnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Promosi Kesehatan
tentang Pemeriksaan Gratis Dan Penyuluhan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA) pada Siswa Smk Perjuangan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Tonika Tohri, S.Kp., M. Kes. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Rajawali.
2. Ibu Dr. Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes. selaku Wakil Ketua Bidang Akademik
3. Ibu Diani Aliansy S.S.T., M.Kes. selaku Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat.
4. Bapak Aziz Ansori Wahid, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi DIII
Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali.
5. Ibu Suryata Efrida Pakpahan,S.K.M,M.Si. Selaku pembimbing kegiatan promosi
kesehatan
6. Ibu Fitri Rahmi Fahila,S.Si.,M.Biomed. Selaku pembimbing kegiatan promosi
kesehatan
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penyusun berharap semoga Laporan ini dapat menjadi pengalaman serta


bermanfaat bagi pembaca khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya. Semoga
ketulusan do’a dan seluruh bantuan yang telah diberikan untuk terselesaikannya
Laporan ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapi laporan ini.

Bandung, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Analisis Situasi ........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Kegiatan ....................................................................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................................. 3
2.1 Pengkajian .................................................................................................................. 3
2.2 Advokasi..................................................................................................................... 4
2.3 Perencanaan ................................................................................................................ 5
2.4 Pelaksanaan ................................................................................................................ 5
A. Persiapan Tindakan ..................................................................................................... 5
A. Persiapan Tindakan ..................................................................................................... 6
B. Pemeriksaan Urine ................................................................................................... 6
2.5 Tahap Evaluasi ........................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 8
PENUTUP............................................................................................................................ 8
3.1 Simpulan..................................................................................................................... 8
3.2 Saran ........................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9
LAMPIRAN 1 .................................................................................................................... 10
PLAN OF ACTION ........................................................................................................... 10
LAMPIRAN 2 .................................................................................................................... 11
TABEL KEGIATAN HARIAN ......................................................................................... 11
LAMPIRAN 3 .................................................................................................................... 12
PETA WILAYAH ............................................................................................................. 12
LAMPIRAN 4 .................................................................................................................... 13
ii
LAMPIRAN 5 .................................................................................................................... 18
LEAFLET .......................................................................................................................... 18
LAMPIRAN 6 .................................................................................................................... 19
DOKUMENTASI GAMBAR ............................................................................................ 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan zat Adiktif (NAPZA) merupakan istilah yang
sudah tidak asing lagi ditelinga kita. NAPZA kerap disebut juga dengan istilah narkoba
yang merupakan kependekan dari narkotika, psikotropika dan bahan brbahaya lain.
Sebenarnya narkoba adalah senyawa-senyawa yang cukup banyak diperlukan di dalam
dunia kesehatan, industri dan rumah tangga. Sebagian besar senyawa narkoba bersifat
mempengaruhi kerja system otak. Oleh karena itu, penggunaannya harus memenuhi
aturan-aturan tertentu sebagaimana telah ditetapkan didalam Undang-Undang kesehatan.
Sebagaimana obat yang bekerja pada system saraf, pemakaian narkoba dapat
menimbulkan berbagai macam pengaruh, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat.
Pengaruh, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Pengaruh yang ringan,
misalnya rasa mengantuk dan rasa santai. Pengaruh yang berat, misalnya pingsan, mabuk,
dan mengantuk dan bahkan mati. Oleh karena itu, narkoba tidak bisa dikonsumsi
seberangan tanpa sepengetahuan tenaga medis atau tenaga kesehatan. (Ida Listyarini H,
2004).
Menghindari dari NAPZA akan sangat bermanfaat sekali, karena zat tersebut akan
merusak seluruh tubuh sehingga menyebabkan tidak sehat. . Selain itu juga akan
menimbulkan penyakit jantung, kanker, dan kemunduran mentalitas. Kerusakan susunan
saraf juga merupakan dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaaan napza ini.
Masalah rokok dan Narkotik serta bahan berbahaya lainnya merupakan masalah yang
sangat komplek saat ini. Rokok merupakan salah satu pemicu terjadinya masalah
penyalahgunaan narkotik dan bahan berbahaya tersebut. Mengingat rokok bisa memicu
terjadinya masalah penyalahgunaan napza, maka janganlah memulainya apabila anda ingin
sehat. Dampak lain yang banyak mengancam remaja Indonesia adalah kehancuran masa
depan mereka. Karena pengaruhnya pada susunan saraf, sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi juga daya ingat dan intelektual.

1
1.2 Analisis Situasi

Menurut World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on
Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau
5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara
di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi
angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia
10-59
Sedangkan
tahun. angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari
13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok
masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada
pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial.
Prevalensi penggunaan narkoba yang merupakan salah satu zat dari NAPZA sangat
besar di kalangan para pelajar,oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan mengenai bahaya
penggunaan NAPZA kepada seluruh pelajar yang ada di Indonesia agar mereka
menyadari bahwa penggunaan narkoba tidak mempunyai manfaat sama sekali dan malah
merusak kesehatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan penyuluhan
kepada siswa,yang merupakan salah satu dari Tridharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian masyarakat,maka mahasiswa Stikes Rajawali melakukan penyuluhan terkait
bahaya NAPZA kepada siswa SMK Perjuangan.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memberikan informasi mengenai bahaya NAPZA kepada siswa SMK.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk memberikan penyuluhan mengenai bahaya NAPZA


2. Untuk menyadarkan siswa pentingnya menjauhi NAPZA
3. Untuk memotivasi agar siswa menjauhi NAPZA dan pentingnya kesehatan

1.4 Manfaat Kegiatan

1. Siswa mengetahui bahaya NAPZA


2. Siswa sadar mengenai pentingnya menjauhi NAPZA
3. Siswa termotivasi menjauhi NAPZA dan pentingnya kesehatan

2
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Pengkajian

2.1.1 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi.Observasi adalah


metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam
pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap
dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala
alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu
besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:

a. Participant observation

Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan


sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

b. Non participant observation

Berlawanan dengan participant observation, non participant observation


merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan
atau proses yang sedang diamati.

2.1.2 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan kembali agar dapat
digunakan sebaik mungkin, data yang di peroleh di antaranya:

 Alamat sekolah yang tepat


 Jumlah siswa pada sekolah yang bersangkutan
 Waktu dan jam penyuluhan

3
 Ruangan atau sarana prasarana yang dapat di gunakan pada sekolah yang
bersangkutan.

2.2 Advokasi

Advokasi di artikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang


dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Oleh karena itu, orang yang menjadi sasaran atau target
advokasi ini para pimpinan suatu organisasi atau institusi kerja baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta dan organisasi kemasyarakatan di berbagai jenjang
administrasi pemerintahan ( tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan
kelurahan).
Arus komunikasi advokasi Kesehatan. Komunikasi dalam rangka advokasi
kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi tersebut efektif antara lain
sebagai berikut:
1. Jelas (clear): pesan yang disampaikan kepada sasaran harus disusun
sedemikian rupa sehingga jelas, baik isinya maupun bahasa yang digunakan.
2. Benar (correct): apa yg disampaikan (pesan) harus didasarkan kepada
kebenaran. Pesan yang benar adalah pesan yang disertai fakta atau data empiris.
3. Kongkret (concrete): apabila petugas kesehatan dalam advokasi mengajukan
usulan program yang dimintakan dukungan dari para pejabat terkait, maka harus
dirumuskan dalam bentuk yang kongkrit (bukan kira-kira) atau dalam bentuk
operasional.
4. Lengkap (complete): timbulnya kesalahpahaman atau mis komunikasi adalah
karena belum lengkapnya pesan yang disampaikan kepada orang lain.
5. Ringkas (concise) : pesan komunikasi harus lengkap, tetapi padat, tidak
bertele-tele.
6. Meyakinkan ( convince) : agar komunikasi advokasi kita di terima oleh para
pejabat, maka harus meyakinkan, agar komunikasi advokasi kita diterima
7. Kontekstual ( contextual): advokasi kesehatan hendaknya bersifat kontekstual.
Artinya pesan atau program yang akan diadvokasi harus diletakkan atau di kaitkan
dengan masalah pembangunan daerah bersangkutan. Pesan-pesan atau
program-program kesehatan apapun harus dikaitkan dengan upaya-upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat pemerintah setempat.

4
8. Berani (courage): seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi
kepada para pejabat, harus mempunyai keberanian berargumentasi dan
berdiskusi dengan para pejabat yang bersangkutan.
9. Hati-hati ( contious): meskipun berani, tetapi harus hati-hati dan tidak boleh
keluar dari etika berkomunikasi dengan para pejabat, hindari sikap "menggurui"
para pejabat yang bersangkutan.
10. Sopan (courteous): disamping hati-hati, advokator harus bersikap sopan, baik
sopan dalam tutur kata maupun penampilan fisik, termasuk cara berpakaian.

Advokasi yang dilakukan saat akan melakukan promosi kesehatan yaitu dengan
melakukan pendekatan kepada kesiswaan selaku pemegang kekuasaan disekolah,
kemudian cara penerapan advokasi nya kepada siswa yaitu dilakukan presentasi
mengenai NAPZA.

2.3 Perencanaan

Perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang


terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu,
di dalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah pencapaian,
mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta
menentukan langkah untuk mencapainya.
Perencanaan yang dilakukan yaitu dengan mencari sekolah yang akan menjadi
tempat dilaksanakannya promosi kesehatan, melakukan survei ke sekolah yang akan
menjadi tempat promosi kesehatan, melakukan penyusunan materi yang akan
disampaikan, menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan kepada siswa, dan juga
mengemas materi yang disampaikan agar menarik bagi pendengar dengan memberikan
apresiasi berupa doorprize bagi yang bertanya.

2.4 Pelaksanaan

A. Persiapan Tindakan

Persiapan tindakan yang dilakukan yaitu mengondisikan kelas yang akan


digunakan untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan, mempersiapkan peralatan
yang akan dilakukan, dan memastikan bahwa materi yang akan dipresentasikan telah
siap.

5
B. Persiapan Pasien
Siswa yang mengikuti kegiatan promosi kesehatan mengenai NAPZA dipilih
untuk menjadi sampel dalam pemeriksaan NAPZA, kemudian diberi tempat
penampung urine dan di dampingi untuk pengambilan urinenya oleh petugas yang
melaksanakan promosi kesehatan.

C. Proses Pemeriksaan

A. Persiapan Tindakan

2.4.1 Penampung Urine

Persiapan tindakan yang akan dilakukan yaitu dengan mempersiapkan


siswa yang akan dijadikan sampel,kemudian didampingi saat pengambilan
urine, dijelaskan mengenai urine yang ditampung sampai pada pengumpulan
sampel yang akan diperiksa.

B. Pemeriksaan Urine

2.4.2 Rapid Test

1. Disiapkan sampel yang akan diperiksa


2. Disiapkan strip untuk tes urine
3. Diambil urine yang akan diperiksa dengan pipet
4. Diteteskan pada strip sampel urine nya
5. Ditunggu selama 2-3 menit,untuk melihat reaksi kromatografinya
6. Dibaca hasilnya
6
2.5 Tahap Evaluasi

Dari hasil penyuluhan kesehatan yang dilakukan di SMK Perjuangan

siswa yang akan diambil urinenya merasa takut karena takut ditemukan adanya

kandungan NAPZA dalam urinenya. Diperlukan adanya sosialisasi untuk

memberikan penjelasan agar tidak perlu takut dalam melakukan pemeriksaan

kesehatan.

Siswa yang berkenan dilakukan pemeriksaan dan diambil sampel urine

diberikan penjelasan secara rinci atau diberikan informed consent. Ada beberapa

kendala dalam pengambilan sampel urine yaitu siswa belum ingin melakukan

buang air kecil, kemudian kurang memahami mengenai urine pancaran tengah

(midstream) yang harus ditampung. Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa harus

lebih memberikan pemahaman mengenai sampel urine yang baik dan cara

penampungan yang baik juga.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan


kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan demikian meningkatkan
kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti : Membangun kebijakan publik yang sehat
menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi komunitas,
mengembangkan keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan.
Dalam promosi kesehatan kali ini kita melakukan penyuluhan mengenai bahaya
narkoba agar siswa tidak terpengaruh dan terjerumus dalam penggunaan NAPZA.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Naidoo,J. & wills, J (2004). Health Promotion Founation For Practice


(second edition). Bailliere Tindal

Humas BNN. 2019. Pengertian narkoba dan bahaya narkoba bagi kesehatan (diakses tanggal 23
januari 2019)

Heri DJ. Maulana,M.kes “ promosi kesehatan “ EGC:2009

Minkler, M. Ed. Community Organizing & community Builing For Health. Rutgers State
University Press, 1997

Endah Hindun.2017. Promosi Kesehatan Di lingkungan Sekolah (diakses tanggal 23 januari)

Chairulars. 2012. Strategi Dan Kegiatan Promosi Kesehatan. (diakses tanggal 23 januari)

Helvetia.2017. Perencanaan Promosi Kesehatan. (diakses tanggal 23 januari)

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat


Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

9
LAMPIRAN 1
PLAN OF ACTION

No Kegiatan Bulan ke
Ke 1 Ke 2 Ke 3
(Novem (Desember) (Januari)
ber)
1. Penyusunan SAP dan
materi Penyuluhan
2. Pendekatan dengan
kesiswaan
3. Penyuluhan “Promosi
Kesehatan” +
pemeriksaan sampel
4. Penyusunan Laporan

10
LAMPIRAN 2

TABEL KEGIATAN HARIAN

No. Tanggal Kegiatan


1. 11 November Persiapan Dan Survey lokasi, bertemu
2019 dengan kesiswaan SMK Perjuangan
parongpong
2. 12 November Persiapan Materi
2019

3. 13 November Kegiatan Promosi kesehatan dan


2019 pemeriksaan sampel

11
LAMPIRAN 3
PETA WILAYAH

12
LAMPIRAN 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan Sosialisasi


Sasaran
Siswa SMK Perjuangan Parongpong

Tempat/Tanggal/Waktu Disekolah/ 13 November 2019/ 09:00

I. Tujuan Umum mampu memahami Bahaya narkotika, alkohol, psikotrpika,


dan zat adiktif lainnya.

II. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat


menjelaskan:

1. Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.


2. Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
3. Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.
4. Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
5. Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA

III. Urutan kegiatan 1. Pembukaan kegiatan

2. Perkenalan
3. Penjelasan maksud dan tujuan

4. Meminta daftar hadir siswa


5. Melakukan penyuluhan kesehatan
6. Melakukan pemeriksan urine
7. Penyerahan hasil pemeriksaan pada siswa smk
perjuangan
8. penutupan

13
IV. Metode Ceramah
V. Bahan dan Alat I. Kegiatan penyuluhan:

- Leaflet

- Power point

II. Pemeriksaan Urine :

- Pot Urine

- Label

- Spidol

- Rapid Test
VI. Rincian Kegiatan Terlampir
VII. Materi A. Pengertian

NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika,


dan zat adiktif lainnya yang bekerja pada pusat penghayatan
kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi, makan,
dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah
menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk
menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir
batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan
pusat-pusat penghayatan maka semakin kuat pula potensi
ketergantungan yang akan ditimbulkan.
( http://www.BaliPost.co.id, Nizar R. 2002 ).

NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari


bahan candu/kokaina atau turunannya dan padanannya –
digunakan secara medis atau disalahgunakan yang
mempunyai efek psikoaktif.

ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras,


mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil


dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat
tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik meliputi :
Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti
depresi dan anti psikosis.

14
ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan
ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut
sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat
adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

B. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

 Faktor Keluarga
 Faktor Kepribadian
 Faktor Kelompok
C. Tanda dan gejala ketergantungan obat

Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah


mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:
1) Perubahan Fisik : Badan kurus, Tampak mengantuk,
Mata merah, cekung, Bekas suntikan/goresan di lengan
/kaki.
2) Perubahan Perilaku : Emosi labil, Takut sinar/air,
Menyendiri, Bohong/mencuri, Menjual barang, Pergi
tanpa pamit, Halusinasi, Paranoid

D. Bahaya penggunaan NAPZA.

Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut


pengguna obat biasanya tidak dapat hidup normal.
Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik
maupun psikologis pada tingkat yang berbeda-beda.
Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna
tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika
orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat.
Ketergantungan bukan hanya berarti memakai obat secara
berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja
dan metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan
menjadi ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit
kronis.

Dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis


maupun sosial.

a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum


tulang belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati,
ginjal) dan pancaindera.

b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak


memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak

15
dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak
kekerasan.

c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,


lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.

d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali


tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan
norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar
hukum yang berlaku di negera Indonesia.

e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung


berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.

E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA

Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga


bagian yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan
rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi
(membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi (
pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan
hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga kejiwaan,
sosial dan keimanannya.

VIII. Evaluasi - Selama proses penyuluhan sebaiknya dilakukan


dengan waktu yang lebih lama.
- Fasilitas seperti infocus yang kurang dipersiapkan
dengan baik
- Pengeras suara tidak di Sediakan sehingga suara
pemateri kurang jelas
- Sedikitnya pemeriksaan yang dilakukan
Dikarenakan keterbatasaan Dana

16
VIII. Referensi 1. Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien
Ketergantngan Narkotika dan Zat
2. Adiktif Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
Depkes RI. Jakarta.
3. Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI
Bandung
4. Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku
Akibat Penggunaan Zat
5. Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan
Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

17
LAMPIRAN 5
LEAFLET

18
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI GAMBAR

19

Anda mungkin juga menyukai