Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : ERIKA SETIYAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858785704

Tanggal Lahir : 25 MARET 2001

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305/ KETERAMPILAN MENULIS

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD – S1

Kode/Nama UPBJJ : 74/MALANG

Hari/Tanggal UAS THE : RABU/ 28 DESEMBER 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ERIKA SETIYAWATI


NIM : 858785704
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305/KETERAMPILAN MENULIS
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD – S1
UPBJJ-UT : MALANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
MALANG, 28 DESEMBER 2022

Yang Membuat Pernyataan

ERIKA SETIYAWATI
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ
of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal
seperti tata bahasa, kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Karena dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau
tekanan yang dikeluarkan,mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan
atau isyarat untuk mengungkapkan ide dari sang pembicara.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus
memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata
bahasa dan pemilihan kosa kata. Karena dalam ragam bahasa tulis ini kita dituntut untuk
tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan
kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide kita.
Berikut perbedaan antara ragam lisan dan tulisan. Pertama, ragam lisan
menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara,
sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan demikian. Kedua, di dalam ragam lisan
unsur kalimat, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu hadir. Unsur-unsur
tersebut kadang-kadang dapat dihilangkan. Hal ini terjadi karena dalam
berkomunikasi secara lisan dapat dibantu oleh gerak, mimik, intonasi, dsb.
Sumber : jbptunikompp-gdl-cecesobarn-23242-3-pertemua-3.pdf
2. Pertama tentang kata baku :
studi bukan study
ilmuwan bukan ilmuan
teoretis bukan teoritis
negatif bukan negatip
Kedua tentang tipo :
diilami = yang benar adalah diilhami
Kalimat efektifnya adalah :
Definisi kemarahan moral pada studi ilmuwan menggunakan teoretis psikolog moral dan
ilmu emosi yang terbagi menjadi tiga komponen utama. Pernyataan yang dianggap
kemarahan moral harus diilhami perasaan negatif dan biasanya merupakan kombinasi
bahasa kemarahan seseorang.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Penulisan alamat surat tidak perlu diawali dengan Kepada cukup dituliskan Yth.
Penulisan jabatan Dekan tidak perlu ganda cukup Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Penulisan kepanjangan FIP harus diawali huruf kapital semua menjadi Fakultas Ilmu
Pendidikan
Penulisan alamat surat seharusnya ditulis Jalan bukan jl. dan penulisan nama alamat
yang harus diawali huruf kapital yaitu Bandung bukan bandung
Penulisan alamat surat tidak diikuti oleh tanda baca apa pun, sehingga pemberian tanda
“.” di akhir alamat surat adalah salah

Penulisan alamat surat yang benar adalah sebagai berikut :

Yth:
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
Fakulta Ilmu Pendidikan, UPI
Jl. Setiabudhi no. 229 Bandung

4.
Kerusuhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu di tengah Stadion Kanjuruhan, Malang
masih menyisakan duka mendalam bagi insan sepak bola tanah air. Kejadian itu tentu sangat
mempengaruhi para suporter dan orang-orang yang menjadi korban dari berbagai sisi, salah
satunya psikologis. Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., salah satu dosen Program Studi
Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) mencoba mengurainya. Qurotul Uyun sendiri
mengaku sangat prihatin atas kejadian yang menimpa dunia sepak bola Indonesia.
Dikatakannya, situasi yang ramai di dalam stadion cenderung membuat para suporter
untuk lebih reaktif. “Jadi, memang namanya kalau di kerumunan itu emosinya meningkat dan
identitasnya berubah. Dari identitas individu menjadi identitas massa (kelompok),” ungkap
Qurotul Uyun.
Pola perilaku penonton yang reaktif itu timbul dari aspek yang beragam. Salah satunya
mungkin seperti permasalahan yang ada di sekitar. Apa yang dilakukan oleh segelintir
penonton dapat menjadi pemicu penonton lain mengikutinya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Qurotul Uyun juga menyoroti proses penanganan massa ketika terjadi apa yang disebut
sebagai kerusuhan di Kanjuruhan. Menurutnya, tindakan penyemprotan gas air mata, komando
yang minim, serta instruksi yang kurang jelas membuat psikologis penonton mengalami
tekanan. Dalam ranah psikologi sosial, menurutnya ketika ada pihak yang menggunakan
senjata dalam situasi massa, hal itu dapat membuat penonton bingung dan panik. Kendati
demikian, ketika terjebak dalam situasi yang genting, pengendalian diri menjadi teramat
penting. Hal itu untuk dapat membuat kondisi dan pikiran menjadi lebih tenang dalam
bertindak.
Kejadian di Kanjuruhan beberapa waktu lalu dapat menimbulkan dampak psikologis
tersendiri. Dampak psikologis terbesar adalah pada keluarga korban yang ditinggalkan.
Dicontohkan oleh Qurotul, seorang Ibu misal yang harus kehilangan anaknya ketika menonton.
Hal itu akan menimbulkan trauma tersendiri bagi Ibu dan keluarganya.
Selain itu, biasanya juga akan muncul perasaan self blaming atau menyalahkan diri
sendiri atas peristiwa yang menimpa anggota keluarganya. Perasaan seperti ini, seandainya ia
bisa melarang anggota keluarganya untuk tidak menonton pertandingan, maka mungkin
mereka masih selamat. Perasaan itu jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk
bagi pemulihan psikologis keluarga korban.
Untuk menangani hal tersebut, diperlukan usaha untuk melihat seberapa besar dampak
psikologis yang ada. Dampak dari trauma itu sendiri bisa berupa depresi, cemas, dan stress.
Sementara jika depresi menjadi berkepanjangan, orang dapat mengalami gangguan kejiwaan
lebih berat.
Kesedihan akibat peristiwa ini tentu tidak dapat dihindarkan. Hal itu menurutnya menjadi
sebuah kewajaran pada setiap manusia. Akan tetapi yang perlu diperhatikan lebih dalam
adalah seberapa cepat orang tersebut dapat bangkit. “Sedih itu wajar, tetapi setiap orang akan
ada yang cepat bangkit kembali, ada pula dalam jangka waktu tertentu, dan ada yang
membutuhkan waktu lebih lama, ada pula yang berlanjut menjadi gangguan psikologis,”
paparnya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Penanganan psikologis menjadi penting ketika seseorang sulit untuk bangkit. Dalam
ranah psikologi terdapat istilah dukungan sosial yang dapat memberikan penyangga bagi
orang yang mengalami tekanan. Dukungan moral dari teman terdekat menjadi teramat penting
di situasi yang segenting itu. Mereka membutuh support psikologis dari sahabat, sekiranya itu
baik untuk memberikan dukungan. Mereka juga butuh teman untuk bercerita.
Ketika dukungan moral telah dilakukan, tentu harapannya kesedihan dan trauma dapat
perlahan dikurangi. Orang yang mengalami musibah membutuhkan teman berbagi (curhat),
kemudian didengarkan dan diberikan dukungan, biasanya akan berangsur-angsur membaik.
Hal itu terjadi untuk orang-orang yang kena musibah pada umumnya.
Tapi, mungkin pada orang tertentu, dukungan orang dekat (significant others) tidak
cukup membantu untuk bangkit, sehingga kemungkinan orang tersebut membutuhkan
penanganan psikologis, berarti harus dirujuk ke psikolog untuk penanganan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai