Anda di halaman 1dari 5

Nama : Septiana sari

Nim :859132284
Diskusi 1 pendidikan bahasa Indonesia di SD
1.Jelaskan bahwa bahasa bersifat produktif !
Bahasa itu bersifat produktif Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa
itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan
bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam
bahasa itu.

(2) Sebutkan fungsi bahasa menurut Halliday dan berikan contohnya masing-masing!
Jawab :

Fungsi instrumental (the instrumental function). Dalam hal ini bahasa berfungsi
menghasilkan kondisi-kondisi tertentu dan menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa
tertentu. Fungsi yang. pertama ini mengingatkan pada apa yang secara umum dikenal dengan
perintah atau imperatif Kalimat-kalimat berikut ini mengandung fungsi instrumental dan
merupakan tindakan-tindakan komunikatif yang menghasilkan kondisi-kondisi tertentu,
misalnya:

a. Cepat, pergi!

b. Sampaikan salam hormat saya kepada Beliau!

c. Silakan Anda berangkat sekarang!

2. Fungsi regulasi (the regulatory function); Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai
pcngawas, pengendali, atau pengatur peristiwa; atau berfungsi untuk mengendalikan serta
mengatur orang lain. Perhatikanlah fungsi kalimat-kalimat berikut.

a. Kalau Anda tekun belajar maka Anda akan lulus dengan baik.

b. Kalau kamu mencuri maka kamu pasti dihukum.

c. Sekali berbohong maka kamu akan ditinggalkan kawan-kawanmu.

3. Fungsi pemerian atau fungsi representasi (the representational function). Dalam hal ini
bahasa berfungsi untuk membuat pemyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan
pengetahuan, menjelaskan, atau melaporkan realitas yang sebenamya sebagaimana yang
dilihat atau dialami orang. Misalnya:

a. Gula manis.

b. Bulan bersinar.

c. Jalan ke Tawangmangu naik turun dan berkelok-kelok.


4.Fungsi interaksi (the interactionalfunction). Dalam hal ini bahasa berfungsi menjamin dan
memantapkan ketahanan dan keberlangsungan komunikasi serta menjalin interaksi sosial.
Keberhasilan interaksi ini menuutut pengetahuan secukupnya mengenai logat, jargon, lelucon
sebagai bumbu komunikasi, cerita rakyat (folklore), adat-istiadat dan budaya setempat
(termasuk di dalamnya tatakrama pergaulan). Misalnya:

a. Penyapa hendaknya menyapa dengan sapaan yang tepat dan hormat.

b.Penutur sangat perlu mempertimbangkan siapa mitra tutumya dan bagaimana adat-istiadat
serta budaya lokal yang berlaku pada suatu daerah tertentu.

5.Fungsi perorangan (the personalfunction). Fungsi ini memberi kesempatan kepada


pembicara untuk mengekspresikan perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-reaksi yang
mendalam. Dalam hal ini bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi biasanya menunjukkan
kepribadian seseorang. Dari bahasa yang dipakai oleh seseorang maka akan diketahui apakah
dia sedang marah, jengkel, sedih, gembira, dan sebagainya.

6. Fungsi heuristik (the heuristic function). Fungsi ini melibatkan penggunaan bahasa untuk
memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mempclajari seluk—beluk
lingkungannya. Fungsi heuristik ini mengingatkan pada apa yang secara umum dikenal
dengan pertanyaan, sebab fungsi ini sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang menuntut jawaban. Secara khusus, anak-anak sering memanfaatkan penggunaan fungsi
heuristik ini dengan berbagai pertanyaan "apa”, "mengapa”, dan “bagaimana” yang tidak
putus-putusnya mengenai dunia sekeliling atau alam sekitar mereka. Misalnya:

a. Mengapa di dunia ini ada matahari?

b. Mengapa matahari bersinar?

c. Mengapa jika matahari tenggelam hari menjadi gelap?

7. Fungsi imajinatif (the imaginative function). Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai
pencipta sistem, gagasan, atau kisah yang imajinatif. Fungsi ini biasanya untuk mengisahkan
cerita·cerita, dongeng-dongeng, membacakan lelucon, atau menuliskan cerpen, novel, dan
sebagainya. Melalui bahasa kita bebas menciptakan mimpi-mimpi yang mustahil sekalipun
jika yang kita inginkan memang seperti itu. Dengan bahasa kita mengekspresikan perasaan
dalam bentuk puisi yang indah. Pendek kata dengan bahasa kita bebas berimajinasi.
Sumber: Sumarlam. 2003. Analisis Wacana (Teori dan Praktik).

(3) Jelaskan bahwa pembelajaran bahasa didasarkan pada bagaimana siswa belajar dan
bagaimana mereka belajar bahasa!
Jawab :

1.Belajar bahasa
Seseorang mempelajari suatu bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa
atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya kemampuan itu
melibatkan dua hal yaitu 1.untuk menyampaikan pesan baik secara lisan melalui berbicara
maupun tulisan.2. Kemampuan memahami menafsirkan dan menerima pesan baik yang
disampaikan secara lisan maupun tertulis .Secara implisit kemampuan itu tentu saja
melibatkan penguasaan kaidah bahasa secara pragmatik. Kemampuan promatik merupakan
kesanggupan penggunaan bahasa untuk menggunakan bahasa dalam berbagai situasi yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tujuan dan konteks berbahasa itu sendiri.
2.belajar melalui bahasa
Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan sikap keterampilan. Dalam
konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari sesuatu seperti matematika IPA
sejarah dan kewarganegaraan.
3. Belajar tentang bahasa
seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu
bahasa seperti sejarah sistem bahasa kaidah bahasa dan produk bahasa seperti sastra.
Belajar bahasa Indonesia untuk siswa SD pada dasarnya bertujuan untuk mengasah dan
membekali mereka dengan kemampuan berkomunikasi atau kemampuan menerapkan
bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan dalam konteks yang berbeda.
Sumber : Modul PDGK4204 KB 2 hal1.31

(4) Mengapa bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah?


 
 Jawab :
Belajar Bahasa Indonesia merupakan pokok dari proses pendidikan di sekolah. Tujuan
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) harus dipahami oleh guru dinyatakan
dalam Badan Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Berkomunikasi secara
efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. 2)
Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
Negara. 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan. 4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5) Menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Sementara itu ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau
suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato,
pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar
dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui
kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak. 2) Berbicara, seperti
mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman,
suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman,
binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari. 3) Membaca,
seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah,
petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia serta mengapresiasi dan berekspresi
sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat. 4)
Menulis, seperti menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan
memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosa kata
yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi
dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada satuan pendidikan di SD dibagi ke dalam dua kelompok
utama yakni peringkat pemula (kelas I– III) dan peringkat lanjutan (kelas IV–VI). Penerapan
pembelajaran bahasa untuk kedua kelompok tersebut berbeda karena sasaran dan tujuan
pengajarannya pun berbeda. Bagi peringkat pemula penguasaan keterampilan membaca,
menulis permulaan dan menyimak, berbicara tingkat sederhana bertujuan untuk mengarahkan
pada pelatihan penggunaan keterampilan berbahasa yang lebih kompleks dan mendekati
kenyataan.
Pembelajaran yang ditujukan untuk tingkat lanjutan (kelas IV– VI) dimaksudkan untuk
melatih dan mengembangkan penguasaan keterampilan berbahasa murid secara integral yang
meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Keterampilan berbicara adalah suatu proses penyampaian pesan yang
dilakukan secara lisan. Sebagai proses, di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang
terlibat, yaitu pembicara, isi pembicaraan, saluran, penyimak, dan tanggapan penyimak.
Adapun keterampilan menyimak dalam pembelajaran bahasa adalah suatu proses penerimaan
pesan yang disampaikan oleh orang lain. Sebagai proses, kegiatan menyimak terdiri atas
tahap penerimaan rangsangan lisan, pemusatan perhatian, serta pemahaman makna atas pesan
yang disampaikan.
Sedangkan keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa adalah proses penyampaian
pesan kepada pihak lain secara tertulis. Sebagai proses, menulis terdiri atas tahap
prapenulisan, menulis, dan pascapenulisan. Adapun keterampilan membaca merupakan
proses penyampaian pesan secara tertulis dari pihak lain. Sebagai proses, membaca
merupakan kegiatan pemaknaan yang terus-menerus berdasarkan apa yang tersaji dalam teks
karangan serta pengetahuan yang dimiliki oleh pembacanya.
Sementara untuk pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II dengan tujuan
agar murid memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang
wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan
merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai
representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar
membaca (learning to read). Adapun membaca lanjut merupakan tingkatan proses
penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan.
Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting
dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan peserta didik untuk tahap
perkembangan selanjutnya. Selain itu, pembelajaran harus dapat membantu peserta didik
dalam pengembangan kemampuan berbahasa di lingkungannya, bukan hanya untuk
berkomunikasi, namun juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang
dipelajarinya. Melalui bahasa, peserta didik mampu mempelajari berbagai cabang ilmu lain.
Sumber : X
"PERAN PENTING PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR -
Media Berita dan Pengembangan Profesi" https://www.majalahedukasi.co.id/peran-penting-
pembelajaran-bahasa-indonesia-di-sekolah-dasar/
Sumb

Anda mungkin juga menyukai